Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH AIK III

DAKWAH ISLAM DI NUSANTARA DAN


ASAL-USUL MUHAMMADIYAH

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. WA ODE DIAN SARI
2. WA ODE RIFATI
3. RISKIYATI R.

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Buton
2021

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT,yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami , sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “Dakwah Islam di Nusantara
dan Asal – Usul Muhamadiyah”.
Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Dan semoga selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman
sekalian.

BauBau,Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
C. Tujuan .................................................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
A. Awal Kedatangan Islam Di Nusantara ................................................................ 3
B. Asal usul Muhammadiyah .................................................................................... 7
C. Kedatangan dan Penjajahan Bangsa Barat di Nusantara .................................. 8
BAB 3 PENUTUP............................................................................................................ 13
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 13
B. Saran .................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUANA

A. Latar Belakang
Pe rke m ba nga n orga ni sa si ge ra kan Isla m di Indone sia t um buh
da nberkembang sejak dari negeri ini belum mencapai kemerdekaan
secara fisiksampai pada masa reformasi sekarang ini. Perkembangannya
bahkan kian pesatdengan dilakukannya tajdid (pembaharuan) di masing -
masing gerakan Islamtersebut. Salah satu organisasi gerakan Islam itu adalah
Muhammadiyah.

Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia.Di


tanah air, Muhammadiyah tidak hanya berada di kota -kota besar, tapi
telahmerambah sampai ke tingkat kecamatan di seluruh Indonesia, dari mulai
tingkatpusat sampai ke tingkat ranting. Nama organisasi ini diambil dari
nama NabiMuhammad SAW, yang berarti bahwa Warga Muhammadiyah
menjadikan segalabentuk tindakan, pemikiran dan prilakunya didasarkan
pada sosok seorang Rasulullah, Nabi Muhammad SAW.

Nabi dijadikannya model (uswah al hasanah), yang sebenarnya


tidakhanya bagi warga Muhammadiyah tetapi juga seluruh umat Islam
bahkan bagiwarga non-muslim-kaum yang tidak mempercayainya sebagai
rasul sekalipun.Muhammadiyah sebagai gerakan Islam memiliki cita -cita
ideal yang dengansungguh- sungguh ingi n di raih, yaitu mewujudka n
“masyarakat Islam ya ng sebenar-benarnya”. Dengan cita-cita yang ingin
diwujudkan itu, Muhammadiyahmemiliki arah yang jelas dalam gerakannya,
sebagaimana dikemukakan oleh DR.Haedar Nashir dalam makalah.

1
Organisasi Islam Muhammadiyah tumbuh makin dewasa bersamaorganisasi
Islam besar lainnya sekelas Nahdlatul Ulama (NU), merambah kesegala bentuk
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tetapmengedepankan kepentingan
umat dari segi socialbudaya, ekonomi, kesehatandan pendidikan. Namun demikian,
Muhammadiyah tetap selalu melakukan tajdiddalam aspek ruh al Islam (jiwa
keislamannya).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Awal Kedatangan Islam di Nusantara
2. Bagaimana Asal Usul Muhammadiyah
3. Bagaimana Kedatangan dan Penjajahan Bangsa Barat di Nusantara

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Awal Kedatangan Islam di Nusantara
2. Untuk Mengetahui Asal Usul Muhammadiyah
3. Untuk Mengetahui Kedatangan dan Penjajahan Bangsa Barat di Nusantara

2
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Awal Kedatangan Islam Di Nusantara

Beberapa teori menjelaskan bahwa agama Islam telah masuk ke Indonesia


pada abad ke 7 M/1 H, tetapi ba ru tersebar luas pada abad ke 13 M. Hal ini ditandai
dengan berdirinya kerajaan Islam tertua di Indonesia, yakni Perlak (1293) dan
Samudra Pasai di Aceh (1297). Selanjutnya, berkembanglah pusat-pusat perdagangan
di daerah pantai Sumatra Utara lalu menyebar ke pulau Jawa dank e Indonesia bagian
Timur.

Ada kalangan yang menyatakan bahwa memang banar Islam sudah datang ke
Indonesia sejak abad ke 1 H atau abad ke 7 atau ke 8 M, tetapi baru dianut oleh para
pedagang Timur Tengah di pelabuhan-pelabuhan. Barulah Islam masuk secara besar-
besaran dan mempunyai kekuatan politik pada abad ke 13 M dengan berdirinya
kerajaan Samudra Pasai. Hal ini terjadi akibat arus balik kehancuran Bagdad ibukota
Abbasiyah,oleh Hulagu. Kehancuran Bagdad menyebabkan pedagang Muslim
mengalihkan aktifitas perdagangan ke arah Asia Selatan, Asia Timur dan Asia
Tenggara.

Penyebaran Islam merupakan salah satu proses yang sangat penting dalam
sejarah Indonesia. Pedagang Muslim sudah ada di sebagian wilayah Indonesia selama
beberapa abad sebelaum Islam menjadi agama yang mapan di masyarakat-masyarakat
local. Kapan, mengapa, dan bagaimana konversi penduduk Indonesia ini mulai terjadi
telah diperdebatkan oleh beberapa ilmuwan, tetapi kesimpulan pasti tidak mungkin
dicapai karena sumber-sumber yang ada tentang islamisasi sangat langka dan sering
sangat tidak normatif (Ricklefs, 2009: 3).

3
Seminar tentang kedatangan Islam ke Indonesia pernah diadakan di Aceh pada
tanggal 17 – 20 Maret 1964 dan berkesimpulan bahwa menurut sumber-sumber yang
ada, Islam untuk pertama kalinya telah masuk ke Indonesia padaabad ke 1 H atau
abad ke 7/8 M dan langsung dari Arab. Ada beberapa teori yang mencoba untuk
memberikan kepastian asal-usulkedatanan Islam di Indonesia antara lain :

1. Teori India
Teori ini menyatakan bahwa Islam Indonesia berasal dari Gujarat dan
Malabar. Pendapat ini dipelopori oleh Pjnapel, yang menelusuri Islam Indonesia
melalui pengikut mazhab Syafi’i dari Gujarat dan Malabar. Apalagi kawasan ini
sering disebut dalam sejarah purbakala Indonesia. Pendapat ini diikuti oleh ilmuan
W.F. Stutterheim, J.C. Van Leur, bahkan pendapat ini di dukung oleh Moquette dari
Belanda, Kern, Winsteds, Bousquet, Vlakke, Gonda, Schrieke, Hall, Bernard H.M.
Vlekke, T.W. Arnold, Cliford Geertz dan Harry J. Benda.

2. Teori Arab/Makkah
Teori ini menjelaskan bahwa Islam yang masuk ke Indonesia datang langsung
dari Mekkah atau Madinah. Waktu kedatangannya pada awal abad ke 7 M, pada awal
abad hijriah, bahkan pada masa khulafaur Rasyidin memerintah, islam sudah
memulai ekpedisinya ke Nusantara. Teori Makkah berpendapat bahwa slam masuk ke
Indonesia pada abad ke 7 M dan pembawanya berasal dari Arab (Mesir).

Adapun teori yang menyatakan Islam Indonesia berasal dari Arab,


pertamakali dilontarkan oleh Crawfurd (1820), Keyzer (1859) kemudian diikuti oleh
Niemann (1861), de Hollander (1981), dan Veth (188). Crawfurd menyatakan bahwa
Islam Indonesia berasal dari Mesir, dengan alas an bahwa Mesir menganut Mazhab
Syafi’i. Hollader berpendapat Islam Indonesia berasal dari Hadramut juga dengan
alas an negeri ini menganut mazhab Syafi’I; sedangkan Veth hanya menyebutkan

4
bahwa Islam Indonesia dibawa oleh orang-orang Arab, tanpa menyebutkan tempat
asal. Di Indonesia pendapat ini dipopulerkan oleh Hamka. Teori yang dikembangkan
Hamka ini mendapat perhatian dan pembenaran dalam seminar-semiar yang
membahas sejarah masuknya Islam di Indonesia, baik nasional maupun local (Yatim,
1998: 20).

3. Teori Persia
Teori ini dikemukakan oleh P.A. Hoesein Djajadiningrat. Teori ini
menjelaskan bahwa agama Islam yang masuk ke Nusantara+ berasal dari Persia,
singgah kr Gujarat, sedangkan waktunya sekitar abad ke 13 M. Pandangan teori ini
berbeda dengan teori Gujarat dan Mekkah. Teori ini menitikberatkan tinjauannya
pada kebudayaan yang hidup di kalangan masyarakat Islam Indonesia yang dirasakan
memiliki persamaan dengan Persia.

Persamaan tersebut diantaranya adalah : a) Peringatan 10 Muharam atau


asyura sebagai hari peringatan Syi’ah atas syahidnya Husein. Peringatan ini
berbentuk pembuatan bubur Syura. Di Minangkabau bulan Muharam disebut bulan
Hasan-Husen. Di Sumatra Tengah sebelah Barat disebut bulan Tabut, dan diperingati
dengan mengarak keranda Husein untuk dilemparkan ke sungai. Keranda tersebut
disebut Tabut diambil dari bahasa Arab. b) adnya kesamaan ajaran antara Syeikh Siti
Jenar dengan ajaran sufi al-Hallaj, sekalipun al-Hallaj telah meninggal pada 310 H
atau 922 M, tetapi ajrannya berkembang terus dalam bentuk puisi, sehinggam
memungkinkan Syeihk Siti Jenar yang hidup pada abad ke 16 dapat mempelajarinya.
c) Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistim mengeja huruf Arab, untuk tanda-
tanda bunyi harakat di nisan makam Malik Saleh (1297) dan makam Malik Ibrahim
(1419) di Gresik dipesan dari Gujarat.

Namun teori ini dikritik oleh Saifuddin Zuhri. Ia menyatakan sulit untuk
menerima pendapat tentang kedatangan Islam ke Nusantara berasal dari Persia.

5
Alasannya bila kita berpedoman pada masuknya Islam ke Nusantara pada abad ke 7,
hal ini berarti terjadi pada masa kekuasaan khalifah Umayyah. Saat itu kepemimpinan
Islam dibidang politik, ekonomi dan kebudayaan berada di tangan bangsa Arab,
sedangkan pusat pergerakan Islam berkisar di Mekkah, Madinah, Damaskus dan
Bagdad, jadi belum mungkin Persia menduduki kepemimpinan dunia Islam (Zuhri,
1979: 188).

4. Teori China
Islam di China banyak mendapat pengruh dari Persia yang kemudian dikenal
dengan bangsa Hui. Seiring dengan perkembangan perdagangan dan alur jalur sutra,
sangat memungkinkan terjadi interaksi antara pedagang China Muslim dengan
pedagang Nusantara, seorang musafir China yang bernama Ichang pada tahun 671
telah melakukan perjalanan dari Canton menuju ke Sumatra dengan menumpang
kapal Iran.

Dalam catatan perjalanan Ma Huan yang melakukan perjalanan pada tahun


1413-1415 yang dituangkan dalam bukunya “Ying yai Sheng lan” disebutkan bahwa
terdapat tiga macam penduduk di Jawa, yaitu orang Muslim dari Barat, orang China
yang diantarnya beragama Islam dan orang Jawa yang menyembah berhala. Beberapa
pendukung teori ini diataranya adalah H.J. De Graaf, Slamet Mulyana dan Denys
Lombard. Pendapat ini mengatakan bahwa agama Islam dibawah dari China oleh
pedagang muslim China yang bermazhab Sunni Syafi’I yaitu mazhab yang umum
dianut oleh bangsa-bangsa Muslim sepanjang jalur sutra. Argumen lain yang
mengatakan bahwa Islam dating dari China adalah ketika terjadi ekspedisi Mongol
untuk menghukum raja Kartanegara.

Dari uraian tentang teori-teori kedatangan Islam ke Nusantara tersebut, dapat


disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan jalan damai pada abad ke 7 M

6
dan mengalami perkembangannya pada abad ke 13 M. Pemegang peranan dalam
penyebaran Islam adalah bangsa Arab, bangsa Persia dan Gujarat (India).

B. Asal usul Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Zulhijjah


1330 H, yang bertepatan tanggal 18 November 1912 M di Jokyakarta. Ide dasar KH.
Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah antara lain :
a. Perlunya pembaruan dalam berbagai bidang kehidupan umat Islam karena peranan
umat Islam telah rusak dan hilang di berbagai bidang. Misalnya bidang poitik,
ekonomi, perdagangan, pendidikan, kebudayaan, dan bidang keagamaam;
b. Memurnikan kembali ajaran Islam yang telah tercampur dengan berbagai paham
sehingga muncullah tahyul, khurafat, bid’ah dan syirik di kalangan masyarakat
muslim;
c. Mempertahankan regenerasi Islam di masa kini dan mendatang, karena derasnya
arus kristenisasi di Indonesia;
d. Mengembalikan citra Islam di kalangan pemuda dan remaja serta pelajar karena
derasnya informasi dan kebudayaan Barat yang masuk ke Indonesia telah
mempengaruhi keperibadian umat Islam. Persayrikatan ini merupakan produk
modernsasi yang juga menjadi organisasi terbesar di Indonesia. Organisasi ini
telah berdiri sebelum Indonesia merdeka dan mempunyai andil besar dalam usaha
kemerdekaan Negara Indonesia.

Dalam pembentukannya, Muhammadiyah banyak merefleksikan dirinya pada


al-Qur’an surat Ali Imran 104 : Artinya
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yng ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar,
merekalah orang-orang yang berntung” (QS. Ali Imran: 104)

7
Disimpulkan bahwa berdirinya Muhammadiyah adalah karena alasan-alasan
dan tujuan-tujuan sebagai berikut : a) Membersihkan Islam di Indonesia dari
pengaruh dan kebiasaan yang bukan islam; b) Reformulasi doktrin Islam dengan
pandangan alam pikiran modern; c) Reformulasi ajaran dan pendidikaan Islam; dan d)
Mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan luar. (Sujarwanto dan Nashir,
1990: 332).

C. Kedatangan dan Penjajahan Bangsa Barat di Nusantara

Bangsa Belanda datang ke wilayah Nusantara ada akhir abad ke 16 M (1595-


1600) untuk mengembangkan usaha perdagangan, yaitu mendapatkan rempah-
rempah yang mahal harganya di Eropah. Pada masa ini beberapa Perseroan
perdangangan bergabung dan disyahkan oleh Staten General Republik dengan satu
piagam yang member hak khusus pada Perseroan gabungan tersebut untuk berdagang,
berlayar dan memegang kekuasaan di kawasan Nusantara. Perseroan itu
bernama Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) (Yatim, 2005: 234). Sampai
dengan abad ke 18 M, Perseroan ini mengorganisasi pedagang-pedagang Belanda
dalam melakukan perdagangan dengan masyarakat Pribumi. Pada awal ini, mereka
hanya bergerak di sector ekonomi atau belum memasuki wlayah politik.

Pada akhir abad ke 18 M (1799), VOC bubar. Kekuasaan diambil alih oleh
pemerintan Belanda, sehingga pada awal abad ke 19 M, pemerintah Hindia Belanda
mulai mengambil langkah-langkah kebijakan baru. Dalam masa penjajahan,
pemerintah Belanda menekan dan menindas Islam. Semua aspek kegiatan dan
gerakan Islam selalu dicurigai. Akibatnya, terjadi percepatan kemunculan Islam
sebagai pemersatu umat dalam melawan Belanda, sehingga lahirlah politik etis pada
pemerintah Belanda dalam menghadapi Islam.

8
Mendekatai masa-masa akhir pendudukannya di Hindia Belanda, peerintah
Kolonialis mulai memberikan porsi pada organisasi-organisasi politik dan non politik
untuk ikut menentukan kebijakan yang akan dijalankan oleh pemerintah Hindia
Belanda, hal ini dinyatakan oleh Ricklefs (2007) sebagai berikut :
“Langkah paling nyata kearah desentralisasi dan peningkatan peran serta
orang-orang Indonesia dalam pemerintahan adalah pembentukan Volksraad ((Dewan
Rakyat), yang menyelenggarakan sidangnya yang pertama pada tahun 1918. /asal
usul lembaga ini berkaitan erat dengan aksi Indie Weerbaar (Pertahanan Hindia).
Volksraad didirikan sebagai lembaga dengan satu majelis yang hanya mempunyai
wewenang menasehati, tetapi kalau menyangkut masalah keuangan dikonsultasikan
dengan Gubernur Jenderal”

Dalam perkembangan selanjutnya, dewan ini menjadi media bagi tokoh-tokoh


nasionalis untuk menyalurkan aspirasi masyarakat pribumi kepada Pemerintah Hindia
Belanda, akan tetapi pembentukan dewan ini tidak secara sungguh-sungguh
diupayakan pemerintah. Hal ini dinyatakan oleh Ricklefs (2007: 245) bahwa :
“Pada masa awal Volksraad merupakan sumber banyak kecaman dan desakan
terhadap pemerintah Kolonial. Suatu Staatsinrichtting (konstitusi) baru untuk
Indonesia yang diberlakukan pada tahun 1925 telah menurunkan fungsi Dewan
Hindia menjadi Badan Penasehat dan memberi Volksraad wewenang-wewenang
legislative yang terbatas”.

Kesempatan yang diberikan oleh pemerintah Hindia Belanda pada masyarakat


Pribumi untuk duduk dalam Volksraad, memdorong beberapa orang tokoh politik
Indonesia untuk terlibat di dalam dan menyalurkan aspirasi masyarakat Pribumi
melalui dewan ini. Akan tetapi, fungsi dan wewenang dewan ini sangat terbatas,
sehingga dalam kenataannya usulan anggota dewan yang menyangkut kesejahteraan
atau kepentingan masyarakat Peribumi lebih sering tidak dipenuhi.

9
Pada abad ke 19 M sampai awal abad ke 20 M, pemerintah Hindia Belanda
tidak memberi kesempatan yang luas pada penduduk Pribumi untuk mengenyam
pendidikan secara layak. Lembaga pendidikan milik pemerintah hanya menerima
anak-anak pribumi dari kalangan aristokrat dan birokrat, hal ini terlihat dalam
peraturan pemerintah Hindia Belanda tahun 1818, yaitu:

“Memperbolehkan orang Jawa memasuki pendidikan yang diselenggarakan


pemerintah Kolonial. Namun dlam kenyataannya, hanya sedikit saja orang Jawa yang
dapat memasuki sekolah-sekolah tersebut, sebab banyak persyaratan yang pada
hakekatnya justru dipasang untuk membatasi kesempatan belajar mereka. Selain itu,
dana pendidikan hanya diberikan kepada para anak kepala negeri dan orang-orang
terkemuka untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Dalam hal ini,
sesungguhnya pendidikan barat dalam tingkat tertentu dimaksudkan untuk
kepentingan kolonialisme (Arifin, 1990: 62).

Kebijakan tersebut hanya diberikan pada kalangan bangsawan, yang


dimaksudkan untuk mencetak tenaga kerja bagi kepentingan pemerntah Hindia
Belanda. Sementara itu, masayarakat pribumi pada umumnya, sangat jarang yang
dapat mengenyam pendidikan di sekolah milik pemerintah itu. Kebijakan tersebut
mengakibatkan keterbelakangan di kalangan penduduk probumi, hal ini sengaja
dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda dalam rangka mempertahankan
keberadaan mereka, yaitu dengan cara menjalin hubungan dengan kalangan aristocrat
melalui pendidikan.

Keberpihakan pemerintah Hindia Belanda pada lembaga-lembaga pendidikan


non Islam terlihat pada pemberian subsidi yang tidak merata kepada lembaga
pendidikan yang dikelola pribumi Muslim, seperti sekolah, posantren atau madrasah
yang tidak mendapat perhatian secara adil, jika dibandingkan dengan lembaga-

10
lembaga pendidikan Kristen yang mendapat bantuan dana atau subsidi cukup dari
pemerintah.
Selain itu, pemerintah Hindia Belanda menerapkan peraturan yang disebut
Guru Ordonnantie, suatu peraturan Kolonial Belandauntuk mengatur sekolah
partikelir (swasta), yaitu :

“Sekolah yang tidak didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda. Ordonansi


tersebut member kuasa kepada pemerintah Kolonial untuk mengurus wujud, isi,
kurikulum, guru dari sekolah partikelir. Dengan ordonansi itu, pemerintah bermaksud
melemahkan dan mematikan sekolah-sekolah partikelir, seperti Taman Siswa,
Muhammadiyah, Institut Ksatria, Perguruan Rakyat, dan lain-lain karena di sekolah
itu cita-cita, ide-ide dan semangat kemerdekaan Indonesia ditanamkan pada zaman
pergerakan nasional (Sukanto, 1997: 298).

Ketidak adilan pemerintah Hindia Belanda terlihat juga dalam pemberian


subsidi pada rumah ibadah. Mesjid-mesjid hanya menerima subsidi yang sangat kecil
disbanding dengan subsidi yang mereka berikan kepada gereja. Pada awal abad ke 20
M, keberpihakan pemerintah Hindia Belanda pada Kristenisasi didorong oleh desakan
partai-partai Kristen yang menuntut penerapan prinsip-prinsip Kristen di dalam
pemerintahan (Ricklefs, 2007: 103). Mereka menuntut agar pemerintah Hindia
Belanda terbukan untuk kegiatan misi keagamaan dan menuntut dukungan
pemerintah colonial pada kegiatan tersebut (Arifin, 1990: 44).

Kebijakan pemerintah Hindia Belanda yang tidak adil terhadap penduduk


Pribumi, terutama terhadap kalangan Islam mendorong munculnya kesadaran tokoh-
tokoh Islam untuk memperjuangkan nasib masyarakat Islam. Sehubungan dengan ini
, Dalier Noer (1996: 37) mengatakan :

11
“Kira-kira pada pergantian abad ini banyak orang Islam Indonesia menyadari
bahwa mereka tidak akan mungkin berkopetisi dengan kekuatan-kekuatan yang
menantang dari pihak kolonialisme Belanda, panetrasi Kristen dan perjuangan untuk
maju di bagian-bagian lain Asia apabila mereka terus melanjutkan kegiatan dengan
cara-cara tadisional dalam menegakkan Islan. Mereka mulai menyadari perlunya
perubahan-perubahan, apakah ini dengan menggali mutiara-mutiara Islam di masa
lalu yang telah memberikan kesanggupan kepada kawan-kawan mereka se agama di
abad tengah untuk mengatasi Barat dalam ilmu pengetahuan serta dalam memperluas
daerah pengaruh atau dengan mempergunakan metode-metode baru yang telah
dibawah ke Indonesia oleh kekuasaan Kolonial serta pihak misi Kristen”.

12
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Beberapa teori menjelaskan bahwa agama Islam telah masuk ke Indonesia
pada abad ke 7 M/1 H, tetapi baru tersebar luas pada abad ke 13 M. Hal ini ditandai
dengan berdirinya kerajaan Islam tertua di Indonesia, yakni Perlak (1293) dan
Samudra Pasai di Aceh (1297). Seminar tentang kedatangan Islam ke Indonesia
pernah diadakan di Aceh pada tanggal 17 – 20 Maret 1964 dan berkesimpulan bahwa
menurut sumber-sumber yang ada, Islam untuk pertama kalinya telah masuk ke
Indonesia padaabad ke 1 H atau abad ke 7/8 M dan langsung dari Arab. Ada beberapa
teori yang mencoba untuk memberikan kepastian asal-usulkedatanan Islam di
Indonesia antara lain : Teori India, Teori Arab/Makkah, Teori Persia, Teori China.
Disimpulkan bahwa berdirinya Muhammadiyah adalah karena alasan-alasan
dan tujuan-tujuan sebagai berikut : a) Membersihkan Islam di Indonesia dari
pengaruh dan kebiasaan yang bukan islam; b) Reformulasi doktrin Islam dengan
pandangan alam pikiran modern; c) Reformulasi ajaran dan pendidikaan Islam; dan d)
Mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan luar. (Sujarwanto dan Nashir,
1990: 332).

B. Saran
Dalam penulisan makala ini masih banyak terdapat kekurangan penulis
meminta kepada pembaca kritik dan sarannya yang membangun agar makalah ini
lebih baik lagi.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://r.search.yahoo.com/_ylt=Awr9BNk4M3VhmksAKQpXNyoA;_ylu=Y29sbwN
ncTEEcG9zAzUEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1635099577/RO=10/RU=https
%3a%2f%2fsubair3.wordpress.com%2f2020%2f10%2f07%2fdakwah-islam-di-
nusantara-dan-asal-usul-
muhammadiyah%2f/RK=2/RS=d0CUdsLOHGgJpSRTrEqScIO6jCs-

14

Anda mungkin juga menyukai