Anda di halaman 1dari 18

A.

SISTEM ADMINISTRASI NEGARA ARAB SAUDI

Arab Saudi adalah sebuah negara yang berbentuk kerajaan. Selain itu, Arab
Saudi juga terkenal sebagai negara Islam yang kaya karena memiliki kekayaan
alam berupa minyak bumi. Walaupun Arab Saudi merupakan negara Islam, Arab
Saudi tidak menggunakan sistem Administrasi Negara Islam dalam menjalankan
roda Administrasi Negaranya. Sistem Administrasi Negara yang berlaku di Arab
Saudi adalah sistem Administrasi Negara Monarki atau kerajaan. Seperti negara
Inggris yang menjalankan sistem Administrasi Negara monarki dengan beberapa
penyesuaian, begitu juga dengan Arab Saudi yang menjalankan sistem
Administrasi Negara monarki dengan beberapa penyesuaian yang dipututuskan
berdasarkan kondisi negara itu sendiri.

Raja Arab Saudi menyandang gelar sebagai penjaga dan pelayan umat Islam.
Pada prakteknya, gelar itu hanya untuk menegaskan posisi moral otoritas raja
Arab Saudi yang diklaim untuk dirinya sendiri dalam kaitannya dengan dunia
Islam. Sehingga tidak heran bila hukum yang berlaku di Arab Saudi adalah
hukum syariat Islam yang berdasarkan pada ajaran agama Islam.

Banyak negara - negara di dunia yang memandang sistem Administrasi


Negara monarki atau kerajaan yang dijalankan di Arab Saudi merupakan sistem
Administrasi Negara monarki yang kuno dan reaksioner. Bahkan menurut
nasionalis Arab Saudi yang revolusioner, Arab Saudi adalah negara buatan yang
dibentuk oleh kekuatan kolonial dalam rangka memenuhi kepentingan
impreialisme barat. Walaupun pada kenyataannya pandangan sinis tersebut tidak
sepenuhnya benar.

Sebagai negara yang berbentuk kerajaan dengan sistem Administrasi Negara


yang absolut berdasarkan agama Islam, semua hukum yang berlaku di Arab Saudi
juga dibuat berdasarkan syari'at Islam. Sampai pada tuntunan / panduan raja
sebagai kepala Administrasi Negara dan kepala negara di Aran Saudi juga dibuat
berdasarkan ajaran agama Islam. Di Arab Saudi, sistem Administrasi Negara
monarki yang dijalankan adalah sistem Administrasi Negara monarki yang
absolut dimana kekuasaan raja tidak terbatas. Raja juga memegang kekuasaan
kepala negara dan kepala Administrasi Negara. berada di tangan raja

B. SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA ARAB SAUDI

Arab Saudi menggunakan sistem Kerajaan atau Monarki. Sistem pemerintahan


yang digunakan negara ini adalah sistem negara Islam, dimana Alquran dan
Syariat menjadi dasar dari pemerintahan yang dijalankan Sistem pemerintahan
Arab Saudi sendiri adalah presidensil karena dipimpin oleh seorang raja. Raja
selain menjadi kepala negara juga memiliki beberapa peran disini sehingga sistem
pemerintahanya disebut juga sebagai monarki absolut. Raja Arab Saudi memiliki
beberapa peran :

 Kepala Negara
 Perdana Menteri
 Panglima Angkatan Perang
 Penjaga dua tempat suci
 Mengangkat/Memberhentikan Dewan Menteri
 Menafsirkan hukum Arab Saudi tidak mengenal sistem kepartaian.

Tidak ada pemilihan umum, kalaupun ada hanya untuk memilih


pemimpin lembaga legislatif dan yudikatif yang ditentukan oleh raja. Arab
Saudi memiliki tiga lembaga yaitu Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif. Badan
Eksekutif Disebut juga sebagai “Dewan Menteri Pemerintahan Arab Saudi”.
Beranggotakan Raja sebagai perdana menteri, wakil perdana menteri, menteri
menteri negara dan penasihat raja. Berikut nama-nama raja yang pernah
memerintah Arab Saudi:

1. Raja Abdul Aziz (Ibnu Saud), pendiri kerajaan Arab Saudi: 1932 – 1953

2. Raja Saud, putra Raja Abdul Aziz : 1953 – 1964 (kekuasaannya diambil
alih oleh saudaranya, Putera Mahkota Faisal)

1. Raja Faisal, putra Raja Abdul Aziz : 1964 – 1975 (dibunuh oleh

keponakannya, Faisal bin Musa’id bin Abdul Aziz)

2. Raja Khalid, putra Raja Abdul Aziz : 1975 – 1982 (meninggal karena

serangan jantung)

3. Raja Fahd, putra Raja Abdul Aziz : 1982 – 2005 (meninggal karena sakit

usia tua)

4. Raja Abdullah, putra Raja Abdul Aziz : 2005-sekarang.


 Jenis kekuasaan: Monarki (Transisi ke arah Konstitusional sejak 2002)
Konstitusi Arab Saudi adalah Al Quran dan Sunnah. Hukum dasar
negara adalah Syariah Islam. Dalam aplikasi pemerintahan, Raja
menjadi sumber otoritas bagi setiap otoritas politik yang ada di Arab
Saudi. Raja juga berhak menafsirkan hukum setelah menjalani
sejumlah konsultasi dan menjalin konsensus. Konsultasi dan konsensus
ini juga menjadi dasar hukum di bawah Syariah. Menurut hukum dasar
Arab Saudi tahun 1992, terdapat sekurangnya 4 otoritas (subordinat
raja) di dalam negara: Dewan Menteri, Dewan Konsultatif, Pengadilan,
dan Ulama.
 Bentuk negara: Kesatuan (Sentralis)
Pemerintahan Arab Saudi terbagi atas 13 mintaqah (propinsi) yang
diperintah langsung oleh Raja, yaitu: Al Bahah, Al Hudud ash
Shamaliyah (a.k.a.Northern Border), Al Jawf, Al Madinah (a.k.a.
Medina), Al Qasim, Ar Riyad (a.k.a. Riyadh), Ash Sharqiyah
(a.k.a. Eastern), ‘Asir, Ha’il, Jizan, Makkah (a.k.a. Mecca), Najran,
dan Tabuk.. Undang-undang, pejabat pemerintah, dan pengadilan
seluruhnya ada dibawah otorisasi Raja.
 Sistem pemerintahan: Presidensil (Raja)
Raja selain selaku kepala negara, ia juga merupakan perdana menteri,
panglima tertinggi angkatan perang, penjaga dua tempat suci (Mekkah
dan Madinah), mengangkat dan memberhentikan Dewan Menteri,
menafsirkan hukum. Otoritas politik tertinggi di bawah raja adalah
putra mahkota. Putra mahkota ini ditentukan oleh raja, asalkan tetap
diambil dari keturunan Abdul Aziz. Putra mahkota bahkan dapat
memerintah atas nama raja, bahkan sebelum mahkota diestafetkan.
Dewan Menteri bertindak selaku legislatof dan eksekutif pelaksana
raja. Kedua peran ini didasarkan atas restu raja. Hukum yang
ditetapkan dewan menteri akan menjadi hukum aplikatif dalam 30 hari,
kecuali raja memvetonya. Umumnya, para anggota dewan menteri pun
keturunan Abdul Aziz. Majlis asShura adalah dewan konsultatif.
Anggotanya sekitar 120 orang. Tugas mereka adalah memberi nasehat
kepada raja. Anggota majelis ini pun diangkat dan diberhentikan oleh
raja. Di Indonesia, majelis ini mirip Wantimpres. Lembaga pengadilan
(yudikatif) menurut hukum dasar Arab Saudi haruslan independen.
Kepala pengadilan biasanya berasal dari bangsawan ataupun keturunan
al-Wahhab. Menteri Kehakiman Arab Saudi biasanya juga menjadi
Grand Mufti. Setiap hakim diangkat dan diberhentikan oleh Raja.
Ulama adalah lembaga yang ada dalam hukum dasar Arab Saudi yang
fungsinya menjadi metode penafsiran hukum Islam yaitu Ijma
(konsensus) dan Shura (Konsultasi). Anggota Ulama terdiri atas
keturuan Abdul Aziz dan al-Wahhab. Ulama ini dikepalai oleh Grand
 Mufti Parlemen: Unikameral (Council of Ministers)
Sebenarnya Council of Minister (CoM) bukanlah parlemen layaknya di
negara-negara demokrasi a la Barat. Ia lebih mirip “quasi-legislative”
dan tidak primus interpares dengan raja. Dewan Menteri bertindak
selaku legislator dan eksekutif pelaksana raja. Kedua peran ini
didasarkan atas restu raja. Hukum yang ditetapkan dewan menteri akan
menjadi hukum aplikatif dalam 30 hari, kecuali raja memvetonya.
Umumnya, para anggota dewan menteri pun keturunan Abdul Aziz.

D. SISTEM ADMINISTRASI NEGARA DI BRUNEI DARUSSALAM

1. Pendekatan Di Negara Brunei Darussalam

a. Pendekatan Sistematis

Bentuk Pemerintahan : Kerajaan

Kepala Negara : Sultan

Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri

Jenis kekuasaan : Monarki (transisi ke arah konstitusional sejak


2004)

Sultan yang menjabat sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan,


merangkap sebagai Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan dengan dibantu oleh
Dewan Penasihat Kesultanan dan beberapa Menteri. Sultan Hassanal
Bolkiah yang gelarnya diturunkan dalam wangsa yang sama sejak abad ke-15,
ialah kepala negara serta pemerintahan Brunei. Baginda dinasihati oleh
beberapa majelis dan sebuah kabinet menteri, walaupun baginda secara berkesan
merupakan pemerintah tertinggi. Media amat memihak kerajaan, dan kerabat
kerajaan melestarikan status yang dihormati di dalam negeri.

Brunei tidak memiliki dewan legislatif, namun pada bulan September 2000,
Sultan bersidang untuk menentukan Parlemen yang tidak pernah diadakan lagi
sejak tahun 1984. Parlemen ini tidak mempunyai kuasa selain menasihati sultan.
Disebabkan oleh pemerintahan mutlak Sultan, Brunei menjadi salah satu negara
yang paling stabil dari segi politik di Asia.
Pertahanan Keamanan Brunei mengandalkan perjanjian pertahanan dengan
Inggris di mana terdapat pasukan Gurkha yang terutama ditempatkan di Seria.
Jumlah pertahanan keamanannya lebih kecil bila dibandingkan dengan
kekayaannya dan negara negara tetangga. Secara teori, Brunei berada di
bawah pemerintahan militer sejak pemberontakan yang terjadi pada awal
dekad 1960-an. Pemberontakan itu dihancurkan oleh laskar-laskar Britania
Raya dari Singapura.

Bentuk negara : Kesatuan

Brunei terbagi ke dalam 4 distrik administratif (disebutDaerah). Daerah-


daerah tersebut adalah: (1) Belait, (2) Brunei-Muara, (3) Temburong, dan (4)
Tutong. Setiap distrik dipimpin oleh pejabat yang bertanggung jawab kepada
Perdana Menteri. Setiap Daerah dibagi lagi ke dalam subdistrik (disebut Mukim)
yang setiapnya dipimpin seorang Kepala yang diangkat dan disebut Penghulu.
Setiap Mukim dibagi lagi ke dalam desa (disebut Kampong) yang dipimpin Ketua
Kampong yang dipilih langsung oleh masyarakat secara luber, dan efektif jika
yang terpilih disetujui oleh Pemerintah. Kini, Brunei menerapkan GrassRoot
Democracy, dalam mana sejak 1996 berdiri General Assembly of
Mukim dan Village Consultative Council. Sekitar 1000 orang Penghulu dan Ketua
Kampong berpartisipasi dalam pembicaraan seputar perbaikan jalan dan
kesejahteraan komunitas lokal.

Sistem pemerintahan : Parlementer (Raja menjadi perdana menteri,


perannya sangat dominan)

Hakikinya, konstitusi Brunei merupakan fusi dari konsep pemerintahan Melayu


Brunei dan Sistem Westminster/Inggris. Konsep pemerintahan Melayu Brunei
menekankan pada kepemimpinan otokratik, ketuhanan, dan absolutisme kuasa
sultan. Namun, sultan mempersilakan seluruh warganegara berkonsultasi dengan
dirinya lewat aneka pertemuan di desa-desa, masjid-masjid, dan kantor-kantor, di
mana mekanisme ini dikenal sebagai "Living Democracy." Living Democracy ini
berbeda dengan konsepsi Barat tentang demokrasi yang melulu menekankan
"representative government." "Representative Government" tidak berlaku di
Brunei. Sultan adalah khalifah Allah di bumi, dengan demikian, negara Brunei
mempromosikan nilai-nilai dan syariat Islam disegala aspek kehidupan
kesultanan. Dari Barat, Brunei mengadopsi sistem kerja kabinet, independensi
lembaga peradilan, dan HAM. Singkatnya, Sultan Brunei memangku jabatan
Kepala Negara, Kepala Pemerintahan, dan Pemimpin Agama Islam (Brunei
mayoritas bermazhab Syafi'i). Setiap anggota dewan diangkat dan diberhentikan
oleh Sultan.

2. Pendekatan Ekologis

Ibu Kota : Bandar Seri Begawan

Bahasa : Melayu dan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi bagi

Penduduknya.

Brunei Darussalam adalah Negara berdaulat di Asia Tenggara yang terletak di


pantai utara pulau Kalimantan. Wilayahnya seluas 5.765 km2 yang menempati
pulau Kalimantan dengan garis pantai seluruhnya menyentuh Laut Cina Selatan.
Brunei adalah Negara tua di antara kerajaan-kerajaan di tanah Melayu.
Keberadaan Brunei Tua ini diperoleh berdasarkan kepada catatan Arab, Cina dan
tradisi lisan.

Lagu kebangsaan : Allah Peliharakan Sultan.

Dan memiliki motto yaitu Selalu menuruti arahan Tuhan

3. Pendekatan Yuridis

Konstitusi Brunei Darussalam merupakan bentuk salah satu batu fondasi untuk
sukses menjalankan pemerintah Brunei. Situasi politik di Brunei didominasi oleh
Konstitusi Brunei yang diadopsi pada tahun 1959. Brunei Konstitusi merupakan
salah satu konstitusi tertulis di dunia. Dirumuskan dan diadopsi saat masih brunei
protektorat Inggris, Konstitusi Brunei sebagian besar dipengaruhi oleh British
Common Law. Hukum Islam tanah, tradisi dan adat istiadat, terutama yang malay,
juga tergabung dalam Konstitusi Brunei.

Konstitusi Brunei sejak awal telah diberikan mayoritas kekuasaan kepada raja
yang berkuasa, Sultan Brunei. Sultan bertindak sebagai Kepala Negara Brunei
Brunei menurut Undang-Undang Dasar 1959 dan diberi otoritas tunggal atas
kekuasaan eksekutif. Dia dibantu oleh lima badan atau dewan penasihat.

Hukum yang dirumuskan oleh brunei Konstitusi memberikan kekuasaan


kepada Komisaris Tinggi Inggris karena status negara sebagai protektorat Inggris.
Amandemen Konstitusi pada tahun 1971 Brunei mengurangi otoritas pemerintah
Inggris atas Brunei. Amandemen lebih lanjut, setelah kemerdekaan negara menuju
perumusan hukum dan kebiasaan baru yang menjadi bagian dari Konstitusi Brunei

a) Legislatif.

Di bawah konstitusi tahun 1959 ada sebuah Dewan Legislatif dipilih, atau
Majlis Masyuarat Negeri, tetapi hanya satu pemilihan umum yang pernah
diselenggarakan, pada tahun 1962. Segera setelah itu pemilu, majelis
dibubarkan setelah deklarasi keadaan darurat, yang melihat pelarangan Partai
Rakyat Brunei. Pada tahun 1970 Dewan diubah menjadi badan yang ditunjuk
oleh Keputusan Sultan. Pada tahun 2004 Sultan mengumumkan bahwa
parlemen berikutnya, lima belas dari 20 kursi akan terpilih. Namun, tidak ada
tanggal untuk pemilihan sudah ditetapkan. Para Dewan Legislatif saat ini
terdiri dari 20 anggota yang ditunjuk, dan hanya memiliki kekuatan
konsultatif.

b) Eksekutif

Politik Brunei terjadi dalam rangka sebuah monarki absolut, di mana Sultan
Brunei adalah kedua kepala negara dan kepala pemerintahan. Kekuasaan
eksekutif dilaksanakan oleh pemerintah. Brunei memiliki Dewan Legislatif
dengan 20 anggota yang ditunjuk, yang hanya memiliki tugas konsultatif.
Brunei 1959 di bawah konstitusi, Yang Mulia Paduka Seri Baginda Sultan
Haji Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah, adalah kepala negara dengan
penuh kekuasaan eksekutif, termasuk kekuasaan darurat sejak tahun 1962.
Peran Sultan diabadikan dalam filsafat nasional dikenal sebagai Melayu Islam
Beraja (MIB), atau malay Islam Monarki. Negeri ini telah di bawah hipotetis
darurat militer sejak pemberontakan yang terjadi di awal 1960-an dan
ditumpas oleh Inggris pasukan dari Singapura.

Unsur atau sila ketiga daripada dasar negara MIB adalah Beraja artinya Brunei
merupakan negara kerajaan (monarki) yang dipimpin oleh seorang raja secara
absolut. Dalam konteks kebudayaan Melayu, rakyat telah menyerahkan haknya
secara bulat kepada raja untuk memerintah. Tentunya raja harus dapat
menjalankan amanat tersebut yang tidak hanya diberikan oleh rakyatnya tetapi
juga dari Allah SWT untuk membawa rakyat kepada kesejahteraan dan
kemakuran. Sehingga muncullah pribahasa dalam perspektif adat yang
mengatakan ”Raja tidak zalim, rakyat pantang menderhaka kepada raja” dan
”Raja wajib adil, rakyat wajib taat” dari perspektif agama.

Dalam konteks Beraja dalam MIB ini, Sultan memiliki 6 kedudukan:

1. Raja sebagai payung Allah di muka bumi

2. Raja sebagai pemimpin tertinggi Agama Islam

3. Raja sebagai kepala negara

4. Raja adalah kepala pemerintahan

5. Raja sebagai pemimpin tertinggi adat istiadat

6. Raja sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata


Dibandingkan dengan kerajaan atupun negara lain di dunia, kedudukan Sultan
tersebut lebih kuat dan telah diwariskan secara lama secara turun-temurun.

Ketiga unsur atau sila dalam MIB tersebut adalah merupakan suatu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Belumlah dapat dikatakan
nasionalisme seseorang rakyat Brunei dinilai baik kalau tidak mengakui salah satu
daripadanya seperti hanya mengakui Melayu dan Islam tapi tidak mengakui
Beraja. Raja Brunei dalam sejarahnya telah berhasil menunaikan kewajibannya
dengan baik yang menjadi hak rakyat. Oleh sebab itu, rakyat juga dituntut untuk
menunaikan kewajibannya kepada raja yang menjadi hak seorang Raja yaitu taat
dan setia serta mendukung kebijakannya yang sesuai dengan syarat-syarat yang
telah ditetapkan.

Dalan sistem Beraja terdapat 3 unsur yaitu: raja, pemerintahan dan rakyat.
Raja akan dihormati dan dicintai apabila pemerintahan dapat menjalankan
fungsinya dengan baik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan
sendirinya rakyat kemudian akan menunjukkan kesetiaannya kepada raja.
Pemerintah hendaknya dapat menjalankan roda administrasi dengan baik agar
pembangunan berjalan dengan berhasil. Hal inilah yang sebenarnya dituntut oleh
Agama Islam yaitu pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan Umat Islam
sehingga dapat menunaikan kewajibannya baik fardhu ain maupun kifayah.

Berdasarkan pengalaman sejarah Melayu Brunei, Raja telah bertindak secara


adil dan bijaksana sehingga tidak ada alasan bagi rakyat Brunei menolak
kedaulatan raja. Raja telah memberikan tanggungjawabnya kepada rakyat dengan
penuh amanah. Kepedulian raja terhadap keperluan umat Islam dibuktikan dengan
pendirian berbagai perangkat hukum Islam dan lembaga keuangan Islam.

c) Yuridis

Brunei memiliki sistem hukum ganda. Yang pertama adalah sistem yang
diwarisi dari Inggris, mirip dengan yang ditemukan di India, Malaysia dan
Singapura. Hal ini didasarkan pada Common Law Inggris, tapi dengan
kodifikasi suatu bagian penting dari itu. The Common Law sistem hukum
yang mencakup sebagian besar hukum di Brunei.

Struktur Common Law Courts di Brunei dimulai dengan kehakiman. Saat ini
ada kurang dari 10 Magistrates untuk negara, yang semuanya penduduk lokal.
Sebuah anak tangga di atas adalah hakim Pengadilan Intermediate. Ini
didirikan untuk menjadi tempat pelatihan bagi para lokal. Saat ini ada 2 hakim
Pengadilan Menengah, keduanya warga setempat. Pengadilan Tinggi saat ini
terdiri dari 3 hakim, 2 di antaranya adalah penduduk setempat. Ketua
Mahkamah Agung adalah hakim dari Pengadilan Tinggi Hongkong. Tidak ada
sistem juri di Brunei dan seorang Hakim atau Hakim duduk sendirian untuk
mendengar kasus hukuman mati kecuali untuk kasus-kasus dimana 2 Hakim
Pengadilan Tinggi akan duduk. Pengadilan Tinggi terdiri dari 3 hakim, yang
semuanya saat ini pensiun Hakim Inggris. Pengadilan Banding duduk dua kali
setahun selama sebulan setiap kali. Banding kepada Dewan Penasihat dalam
kasus pidana tidak lagi tersedia, sementara masih mempertahankan hak yang
sangat terbatas banding kepada Dewan Penasihat dalam kasus perdata.

Sistem lain Keadilan di Brunei adalah Pengadilan Syari'ah. Ini membahas


terutama di Muslim perceraian dan hal-hal pendukung untuk seorang Muslim
perceraian dalam yurisdiksi sipil dan dalam pelanggaran dari khalwat (dekat)
dan 'zina (seks ilegal) di kalangan Muslim. Pengadilan Syariah struktur ini
mirip dengan struktur Pengadilan Common Law, kecuali yang telah ada antara
pengadilan dan bahwa Pengadilan Tinggi adalah pengadilan terakhir untuk
mengajukan banding. Semua hakim dan hakim baik dalam Common Law
Courts dan Pengadilan Syari'ah diangkat oleh Pemerintah. Semua hakim lokal
dan hakim diangkat dari pegawai negeri dengan tidak ada sejauh ini diangkat
dari praktik swasta.

Ada lima tingkat pengadilan dengan jalan terakhir yang tersedia melalui
Dewan Penasihat di London. Dimulai dengan pengadilan tingkat pertama, ada
pengadilan Kathis yang menangani masalah-masalah keluarga seperti
perkawinan dan perceraian dengan menerapkan hukum Islam (Syariah).
Pengadilan yang lebih rendah disebut sultan pengadilan, dipimpin oleh hakim,
mendengar kasus-kasus biasa lainnya yang melibatkan perselisihan kecil.
Kasus seperti ini dapat memohon kepada Pengadilan Tinggi, pengadilan dari
yurisdiksi yang asli tak terbatas baik dalam hal perdata dan pidana. Pengadilan
Tinggi dipimpin oleh seorang kepala keadilan dan hakim yang ditunjuk oleh
sultan. Keputusan Pengadilan Tinggi dapat dibawa ke Pengadilan Tinggi,
dipimpin oleh presiden dan dua komisaris diangkat oleh Sultan. Pada tahun
1995, hak untuk mengajukan banding kepada Dewan Penasihat di London
telah dihentikan dalam kasus pidana.Recourse akhir ini masih tersedia hanya
untuk kasus perdata.

Pada Mei 2002, Departemen Kehakiman Negara didirikan di Brunei, yang


bertanggung jawab atas administrasi masalah-masalah peradilan Brunei.
Ketentuan tertentu konstitusi tahun 1959 telah ditangguhkan di bawah keadaan
darurat sejak tahun 1962.

C. SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA BRUNEI DARUSSALAM

Bentuk Negara Brunei Darussalam

Kerajaan Brunei Darussalam adalah negara yang memiliki corak pemerintahan


monarki konstitusional dengan Sultan yang menjabat sebagai Kepala Negara dan
Kepala Pemerintahan, merangkap seagai Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan
dengan dibantu oleh Dewan Penasihat Kesultanan dan beberapa Menteri. Sultan
Hassanal Bolkiah yang gelarnya diturunkan dalam wangsa yang sama sejak abad
ke-15, ialah kepala negara serta pemerintahan Brunei. Baginda dinasihati oleh
beberapa majelis dan sebuah kabinet menteri, walaupun baginda secara berkesan
merupakan pemerintah tertinggi. Media amat memihak kerajaan, dan kerabat
kerajaan melestarikan status yang dihormati di dalam negeri.

Brunei tidak memiliki dewan legislatif, namun pada bulan September 2000,
Sultan bersidang untuk menentukan Parlemen yang tidak pernah diadakan lagi
sejak tahun 1984. Parlemen ini tidak mempunyai kuasa selain menasihati sultan.
Disebabkan oleh pemerintahan mutlak Sultan, Brunei menjadi salah satu negara
yang paling stabil dari segi politik di Asia.

Sejak memproklamasikan diri sebagai negara merdeka, Brunei telah


memastikan konsep ”Melayu Islam Beraja” sebagai falsafah negara dengan
seorang sultan sebagai kepala negaranya. Saat ini, Brunei Darussalam dipimpin
oleh Sultan Hasanal Bolkiah. Dan, Brunei merupakan salah satu kerajaan Islam
tertua di Asia Tenggara dengan latar belakang sejarah Islam yang gemilang.

Sifat Dasar Konstitusi Brunei Darussalam

Konstitusi Brunei Darussalam merupakan bentuk salah satu batu fondasi untuk
sukses menjalankan pemerintah Brunei. Situasi politik di Brunei didominasi oleh
Konstitusi Brunei yang diadopsi pada tahun 1959. Brunei Konstitusi merupakan
salah satu konstitusi tertulis di dunia. Dirumuskan dan diadopsi saat masih brunei
protektorat Inggris, Konstitusi Brunei sebagian besar dipengaruhi oleh British
Common Law. Hukum Islam tanah, tradisi dan adat istiadat, terutama yang malay,
juga tergabung dalam Konstitusi Brunei.

Konstitusi Brunei sejak awal telah diberikan mayoritas kekuasaan kepada raja
yang berkuasa, Sultan Brunei. Sultan bertindak sebagai Kepala Negara Brunei
Brunei menurut Undang-Undang Dasar 1959 dan diberi otoritas tunggal atas
kekuasaan eksekutif. Dia dibantu oleh lima badan atau dewan penasihat.

Hukum yang dirumuskan oleh brunei Konstitusi memberikan kekuasaan


kepada Komisaris Tinggi Inggris karena status negara sebagai protektorat Inggris.
Amandemen Konstitusi pada tahun 1971 Brunei mengurangi otoritas pemerintah
Inggris atas Brunei. Amandemen lebih lanjut, setelah kemerdekaan negara menuju
perumusan hukum dan kebiasaan baru yang menjadi bagian dari Konstitusi
Brunei.
Legislatif Brunei Darussalam

Di bawah konstitusi tahun 1959 ada sebuah Dewan Legislatif dipilih, atau
Majlis Masyuarat Negeri, tetapi hanya satu pemilihan umum yang pernah
diselenggarakan, pada tahun 1962. Segera setelah itu pemilu, majelis dibubarkan
setelah deklarasi keadaan darurat, yang melihat pelarangan Partai Rakyat Brunei.
Pada tahun 1970 Dewan diubah menjadi badan yang ditunjuk oleh Keputusan
Sultan. Pada tahun 2004 Sultan mengumumkan bahwa parlemen berikutnya, lima
belas dari 20 kursi akan terpilih. Namun, tidak ada tanggal untuk pemilihan sudah
ditetapkan. Para Dewan Legislatif saat ini terdiri dari 20 anggota yang ditunjuk,
dan hanya memiliki kekuatan konsultatif. Meskipun tidak ada pemilihan, partai
hukum berikut ada:

 Brunei National Solidarity Party (PPKB) Partai Solidaritas Nasional


Brunei (PPKB)
 Brunei People's Awareness Party (PAKAR) Brunei Partai Kesadaran
Rakyat ( PAKAR)
 National Development Party (Brunei) (NDP) Partai Pembangunan
Nasional ( Brunei) (NDP)
 United Democratic Movement (Brunei) (PPGD) United Democratic
Movement (Brunei) (PPGD)

Mantan pihak meliputi:

 Brunei National Democratic Party (BNDP) Partai Demokratik


Nasional Brunei (BNDP)
 Brunei People's Party (Parti Rakyat Brunei) Partai Rakyat Brunei
 Ringkasan komposisi Brunei Dewan Legislatif
 Anggota Kursi
 Anggota diangkat oleh Sultan 29
Eksekutif Brunei Darussalam

Politik Brunei terjadi dalam rangka sebuah monarki absolut, di mana Sultan
Brunei adalah kedua kepala negara dan kepala pemerintahan. Kekuasaan eksekutif
dilaksanakan oleh pemerintah. Brunei memiliki Dewan Legislatif dengan 20
anggota yang ditunjuk, yang hanya memiliki tugas konsultatif. Brunei 1959 di
bawah konstitusi, Yang Mulia Paduka Seri Baginda Sultan Haji Hassanal Bolkiah
Mu'izzaddin Waddaulah, adalah kepala negara dengan penuh kekuasaan eksekutif,
termasuk kekuasaan darurat sejak tahun 1962. Peran Sultan diabadikan dalam
filsafat nasional dikenal sebagai Melayu Islam Beraja (MIB), atau malay Islam
Monarki. Negeri ini telah di bawah hipotetis darurat militer sejak pemberontakan
yang terjadi di awal 1960-an dan ditumpas oleh Inggris pasukan dari Singapura.

Pertahanan Keamanan Brunei mengandalkan perjanjian pertahanan dengan


Inggris di mana terdapat pasukan Gurkha yang terutama ditempatkan di Seria.
Jumlah pertahanan keamanannya lebih kecil bila dibandingkan dengan
kekayaannya dan negara negara tetangga. Secara teori, Brunei berada di bawah
pemerintahan militer sejak pemberontakan yang terjadi pada awal dekad 1960-an.
Pemberontakan itu dihancurkan oleh laskar-laskar Britania Raya dari Singapura.

Brunei memiliki dengan hubungan luar negeri terutama dengan negara negara
ASEAN dan negara negara lain serta ikut serta sebagai anggota PBB. Kesultanan
ini juga terlibat konflik Kepulauan Spratly yang melibatkan hampir semua negara
ASEAN (kecuali Indonesia, Kamboja, Laos dan Myanmar), RRC dan Republik
Cina. Selain itu terlibat konflik perbatasan laut dengan Malaysia terutama masalah
daerah yang menghasilkan minyak dan gas bumi. Brunei menuntut wilayah di
Sarawak, seperti Limbang. Banyak pulau kecil yang terletak di antara Brunei dan
Labuan, termasuk Pulau Kuraman, telah dipertikaikan oleh Brunei dan Malaysia.
Bagaimanapun, pulau-pulau ini diakui sebagai sebagian Malaysia di tingkat
internasional.
Yudikatif Brunei Darussalam Brunei

Yudikatif Brunei Darussalam Brunei memiliki sistem hukum ganda. Yang


pertama adalah sistem yang diwarisi dari Inggris, mirip dengan yang ditemukan di
India, Malaysia dan Singapura. Hal ini didasarkan pada Common Law Inggris,
tapi dengan kodifikasi suatu bagian penting dari itu. The Common Law sistem
hukum yang mencakup sebagian besar hukum di Brunei.

Struktur Common Law Courts di Brunei dimulai dengan kehakiman. Saat


ini ada kurang dari 10 Magistrates untuk negara, yang semuanya penduduk lokal.
Sebuah anak tangga di atas adalah hakim Pengadilan Intermediate. Ini didirikan
untuk menjadi tempat pelatihan bagi para lokal. Saat ini ada 2 hakim Pengadilan
Menengah, keduanya warga setempat. Pengadilan Tinggi saat ini terdiri dari 3
hakim, 2 di antaranya adalah penduduk setempat. Ketua Mahkamah Agung adalah
hakim dari Pengadilan Tinggi Hongkong. Tidak ada sistem juri di Brunei dan
seorang Hakim atau Hakim duduk sendirian untuk mendengar kasus hukuman
mati kecuali untuk kasus-kasus dimana 2 Hakim Pengadilan Tinggi akan duduk.
Pengadilan Tinggi terdiri dari 3 hakim, yang semuanya saat ini pensiun Hakim
Inggris. Pengadilan Banding duduk dua kali setahun selama sebulan setiap kali.
Banding kepada Dewan Penasihat dalam kasus pidana tidak lagi tersedia,
sementara masih mempertahankan hak yang sangat terbatas banding kepada
Dewan Penasihat dalam kasus perdata.

Sistem lain Keadilan di Brunei adalah Pengadilan Syari'ah. Ini membahas


terutama di Muslim perceraian dan hal-hal pendukung untuk seorang Muslim
perceraian dalam yurisdiksi sipil dan dalam pelanggaran dari khalwat (dekat) dan
'zina (seks ilegal) di kalangan Muslim.

Pengadilan Syariah struktur ini mirip dengan struktur Pengadilan Common


Law, kecuali yang telah ada antara pengadilan dan bahwa Pengadilan Tinggi
adalah pengadilan terakhir untuk mengajukan banding. Semua hakim dan hakim
baik dalam Common Law Courts dan Pengadilan Syari'ah diangkat oleh
Pemerintah. Semua hakim lokal dan hakim diangkat dari pegawai negeri dengan
tidak ada sejauh ini diangkat dari praktik swasta.

Ada lima tingkat pengadilan dengan jalan terakhir yang tersedia melalui
Dewan Penasihat di London. Dimulai dengan pengadilan tingkat pertama, ada
pengadilan Kathis yang menangani masalah-masalah keluarga seperti perkawinan
dan perceraian dengan menerapkan hukum Islam (Syariah). Pengadilan yang lebih
rendah disebut sultan pengadilan, dipimpin oleh hakim, mendengar kasus-kasus
biasa lainnya yang melibatkan perselisihan kecil. Kasus seperti ini dapat
memohon kepada Pengadilan Tinggi, pengadilan dari yurisdiksi yang asli tak
terbatas baik dalam hal perdata dan pidana. Pengadilan Tinggi dipimpin oleh
seorang kepala keadilan dan hakim yang ditunjuk oleh sultan. Keputusan
Pengadilan Tinggi dapat dibawa ke Pengadilan Tinggi, dipimpin oleh presiden
dan dua komisaris diangkat oleh Sultan. Pada tahun 1995, hak untuk mengajukan
banding kepada Dewan Penasihat di London telah dihentikan dalam kasus
pidana.Recourse akhir ini masih tersedia hanya untuk kasus perdata.

Pada Mei 2002, Departemen Kehakiman Negara didirikan di Brunei, yang


bertanggung jawab atas administrasi masalah-masalah peradilan Brunei.
Ketentuan tertentu konstitusi tahun 1959 telah ditangguhkan di bawah keadaan
darurat sejak tahun 1962.

Berdasarkan penelitian, sistem monarki Brunei merupakan yang tertua di


dunia sesudah kerajaan Denmark yang ditandai dengan kelestarian dinasti pewaris
kerajaan. Sejak berdirinya Kerajaan Brunei tahun 1365 M, Kerajaan Brunei telah
diperintah oleh 29 orang Sultan. Teknis pemerintahan yang terjadi sejak
diproklamirkannya kemerdekaan Brunei Darussalam hanyalah pada pembentukan
Dewan Kabinet dan adanya keinginan untuk mengembangkan demikrasi melalui
lembaga eksektuitf (Legislative Council / LegCo).
Arab Saudi Brunei Darussalam
1. Bentuk negara Arab Saudi adalah 1. Bentuk negara Brunei Darussalam
Negara Kesatuan dimana adalah Negara Kesatuan
pemerintah pusat adalah jabatan
yang tertinggi
2. Sistem pemerintahan Negara Arab 2. Sistem pemerintahan Negara
Saudi adalah Monarki absolut Brunei Darussalam adalah
atau kerajaan mutlak merupakan Kesultanan Islam Monarki
bentuk monarki yang berprinsip Absolut dimana memegang tegas
seorang raja mempunyai kuasa syariat islam dalam mengatur
penuh untuk memerintah kehidupan masyarakat. Tetapi,
negaranya. juga menerapkan sistem
demokrasi dimana rakyat juga
dilibatkan dalam setiap keputusan
negara.
3. Kepala Negara Arab adalah 3. Kepala Negara dan kepala
Seorang Raja yang bertindak pemerintahan Brunei Darussalam
sebagai kepala negara dan kepala adalah Seorang Sultan yang juga
pemerintahan merangkap sebagai Perdana
Mentri dan Mentri Pertahanan

Anda mungkin juga menyukai