Anda di halaman 1dari 4

Sistem Pemerintahan Korea Selatan

Korea Selatan adalah negara republik. Seperti pada negara-negara demokrasi


lainnya, Korea Selatan membagi pemerintahannya dalam tiga bagian:
eksekutif, yudikatif dan legislatif. Lembaga eksekutif dipegang oleh presiden
yang dipilih berdasarkan hasil pemilu untuk masa jabatan 5 tahun dan dibantu
oleh Perdana Menteri yang ditunjuk oleh presiden dengan persetujuan dewan
perwakilan. Presiden bertindak sebagai kepala negara dan Perdana Menteri
sebagai kepala pemerintahan.
Lembaga legislatif dipegang oleh dewan perwakilan yang menjabat selama 4
tahun. Pelaksanaan sidang paripurna diadakan setiap setahun sekali atau
berdasarkan permintaan presiden. Sidang ini terbuka untuk umum namun
dapat berlangsung tertutup.Pengadilan konstitusional menjadi lembaga
tertinggi pemegang kekuasaan yudikatif yang terdiri atas 9 hakim yang
direkomendasikan oleh presiden dan dewan perwakilan. Hakim akan menjabat
selama enam tahun dan usianya tidak boleh melebihi 65 tahun pada saat
terpilih.
Korea Selatan menganut sistem pemerintahan Presidensial
campuran.Berdasarkan UUD 1987, kedudukan Presiden selain sebagai Kepala
Negarasekaligus Kepala Pemerintahan serta Panglima Tertinggi Angkatan
Bersenjata.Dalam melaksanakan pemerintahan, Presiden dibantu oleh Perdana
Menteri (PM) dan Dewan Negara (State Council) yang lazim disebut Kabinet.
Kabinet diketuaioleh Presiden dan PM sebagai Wakilnya. Presiden dipilih oleh
rakyat secaralangsung untuk masa jabatan 5 tahun dan hanya untuk satu
periode saja (tidak dapat dipilih kembali). PM ditunjuk/diangkat oleh Presiden
dengan persetujuan Majelis Nasional (MN), sedangkan Wakil PM
ditunjuk/diangkat oleh Presiden dengan rekomendasi PM. PM mempunyai
fungsi mewakili tugas-tugas Presiden bilamana berhalangandan bertugas
membantu Presiden serta mengarahkan para menteri kabinet sesuai petunjuk
Presiden.
PM dapat memberikan rekomendasi kepada Presiden dalam pengangkatan
menteri dalam kabinet. Parlemen Majelis Nasional (MN) merupakan badan
pemegang kekuasaan legislatif satu-satunya di Korsel, sesuai dengan sistem
satu kamar (unikameral) yang dijalankannya. MN dipimpin oleh seorang Ketua
dan 2 orang Wakil Ketua yangdipilih oleh para anggota MN.
Sesuai dengan UUD 1987, anggota MN tidak boleh kurang dari 200 orang.
Sejak terbentuknya Republik Korea tahun 1948, MN yang sedang berjalan saat
ini adalah yang ke-18 sebagai hasil Pemilu tanggal 9 April2008 yang terdiri dari
299 kursi.Pemilu untuk memilih anggota MN diadakan setiap 4 tahun sekali di
seluruh 226 daerah pemilihan (electoral district), ditambah dengan 46 kursi
tambahan (additional Seat) yang dibagikan kepada partai politik dalam
proporsi suara yang diperoleh.
Namun pada tanggal 9 Maret 2004, MN menyetujui untuk menambah jumlah
wakil yang dipilih berdasar daerah pemilihan (electoral district) menjadi 242
dan proporsional menjadi 57 kursi pada Pemilu 15 April 2004 (MN ke-17).
Dengan demikian, jumlah keseluruhan jumlah anggota MN ke-17 menjadi 299
kursi.Pada Pemilu legislatif 9 April 2008, dari 299 kursi parlemen sebanyak
245kursi diperebutkan melalui pemilihan langsung (direct voting) di seluruh
daerah pemilihan. Sedangkan 54 kursi yang tersisa diperebutkan melalui
sistem perwakilan secara proposional. Pemilih dapat memberikan dua suara:
satu untuk calon dari daerah pemilihan mereka dan satu lagi untuk parpol yang
dipilihnya
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Demokrasi di Korea Selatan
Kelebihan dari sistem demokrasi yang bisa dirasakan Korea Selatan dalam
menyatukan suatu kepentingan secara demokratis karena masyarakatnya yang
monokultur. Maka bisa dibilang pluralisme adalah pembunuh demokrasi yang
sesungguhnya, dan dalam hal ini demokrasi memang berhasil dijalankan oleh
Korea Selatan sebagai mana mestinya. Karena tak hanya itu, kebebasan pers
yangmerupakan ciri khas sistem demokrasi juga sangat melekat peranannya
dalamsistem pemerintahan dimana ditandai dengan pemerintahnya yang
sangat terbuka dengan kritikan dari rakyatnya. Berbeda dengan Indonesia yang
kebebasan persnya masih semu, banyak gembar-gembor dari media disana-sini
namun pemerintah malah merasa tak mau tau dengan hal itu, sehingga hanya
memicu konflik baru.Dan hak bersuara juga sangat dijunjung tinggi oleh Negara
Korea Selatan karena bagaimanapun peran serta masyarakat dalam sistem
demokrasi sangatlah signifikan demi kelangsungan sistem pemerintahan
tersebut. Ditandai dengan peringatan 1 Mei sebagai hari Buruh, yang mana ini
menunjukkan bahwa partai buruh seperti yang ada di Amerika Serikat berjalan
dengan baik,sehingga terlihat ada keseimbangan antara kekuatan buruh dan
konservatif.
Sehingga bisa dilihat bagaimana hak bersuara setiap warga Negara bisa
dipertanggung jawabkan. Bilakita sekali lagi ingin memahami sistem demokrasi
lebih dalam, biasanya akandikaitkan bahwa demokrasi identik dengan jumlah
partai yang banyak, namun tidak bagi Korea Selatan yang kita tahu partainya
tak sebanyak Indonesia. Sebagai sebuah Negara demokratis, tentunya tidak
akan terlepas dari unsur partai. Namun hendaknya kita juga mau melihat apa
saja keburukan yang telah terjadi di Korea sehingga bisa kita bandingkan
apakah sistem demokrasi cocok dan presentase kelebihan bisa mendominasi.
Kita tahu bahwa tadi diawal kita menekankan masyarakat Korea Selatan yang
monokultur dan baik bagi sistem pemerintahan yang demokratis, namun
ternyata ada kelemahan juga bagi system demokratis disebuh kondisi
masyarakat yang multikultur yaitu dimana untuk membangun demokrasi
parlemen memang harus lebih kuat dibanding eksekutifnya,sedangkan di
Korea Selatan, kondisi ini belum banyak dan dimaksimalkan. Dan ini bisa jadi
boomerang ketika eksekutif justru lebih memainkan banyak peran.
Pemerintah
1. Eksekutif
Jabatan utama
Presiden:Moon Jae-in
Perdana Menteri:Lee Nak-yeon
Kepala negara adalah seorang presiden yang dipilih langsung oleh rakyat
untuk masa jabatan selama lima tahun dan tidak dapat dipilih kembali.[1]
Presiden Korea Selatan adalah panglima tertinggi dari angkatan bersenjata
Korea Selatan.Presiden menunjuk perdana menteri dengan persetujuan
Majelis Nasional, serta mengangkat dan menjadi Ketua Dewan Negara dari
para menteri sebagai kepala pemerintahan. Pada tanggal 12 Maret 2004,
kekuasaan presiden yang menjabat pada saat itu, Roh Moo-hyun
ditangguhkan ketika Majelis Nasional memutuskan untuk memakzulkan Roh
Moo-hyun dan Perdana Menteri Goh Kun diangkat sebagai Presiden
Sementara. Pada tanggal 14 Mei 2004, Mahkamah Konstitusi membatalkan
keputusan pemakzulan dari Majelis Nasional dan mengembalikan jabatan
Roh Moo-hyun sebagai Presiden Korea Selatan.Pada tanggal 10 Maret 2017,
Park Geun-hye menjadi presiden pertama yang diturunkan dari jabatannya
oleh Mahkamah Konstitusi setelah dimakzulkan oleh Majelis Nasional.
Perdana Menteri Hwang Kyo-ahn diangkat sebagai presiden sementara di
masa penangguhan jabatan Park Geun-hye sejak tanggal 9 Desember 2016
hingga pemilihan presiden berikutnya yang dilaksanakan pada bulan Mei
2017. Pada tanggal 9 Mei 2017, Moon Jae-in menjadi Presiden Korea
Selatan ke-19, menggantikan Presiden Sementara Hwang Kyo-ahn
2. Legislatif
Majelis Nasional (국회, 國會, gukhoe) terdiri atas 300 anggota majelis,
dipilih oleh rakyat dengan masa jabatan selama empat tahun.
3. Yudisial
Cabang yudisial di Korea Selatan bersifat sendiri dari legislatif dan
eksekutif. Mahkamah Agung merupakan pengadilan tertinggi yang para
hakimnya ditunjuk oleh Presiden dengan persetujuan Majelis Nasional.
Selain itu, Mahkamah Konstitusi mengawasi hal-hal mengenai konstitusi.
Korea selatan belum menerima yurisdiksi wajib dari Mahkamah
Internasional.

Anda mungkin juga menyukai