Anda di halaman 1dari 22

SEISMIK EKSPLORASI

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Rahmatsyah M.Si
Drs. Rappel Situmorang M.Si
CIRI CIRI SPEKTRUM
FUNGSI PERIODIK
DAN ATENUASI
KELOMPOK 6 :

NABILA SYAFA FATIYYA ( 4183240007 )

RAGIL N SITANGGANG ( 4181240006 )


POKOK PEMBAHASAN

SPEKTRUM
DERET FOURIER ATENUASI
FOURIER
Analisis Fourier
• Jean Baptiste Fourier (1768-1830, ahli fisika Perancis)
membuktikan bahwa sembarang fungsi periodik dapat
direpresentasikan sebagai penjumlahan sinyal-sinyal sinus
dengan frekuensi tertentu.

Deret Fourier untuk Sinyal Periodik


• Sebuah sinyal x(t) disebut periodik jika dipenuhi persamaan :
(2.1)
T = perioda sinyal, f0 = 1/T = frekuensi dasar sinyal.
• Harmonisa frekuensi = kelipatan ke n dari frekuensi dasar
(nf0). Jika n gasal  disebut harmonisa gasal, jika n
genap  disebut harmonisa genap.
• Banyak fungsi periodik yang bukan sinusoidal: sinyal
gelombang kotak (banyak digunakan di komputer), sinyal gigi-
gergaji (digunakan pada perangkat osiloskop), dan sinyal hasil
pengarahan dioda (pada untai penyearah, converter, dlsb).
• Dengan menggunakan analisis Fourier, sinyal-sinyal ini bisa
dinyatakan sebagai penjumlahan dari sebuah sinyal sinus
dengan harmonisa-harmonisanya.
Efek Simetri
 Perhitungan deret Fourier akan lebih mudah jika bentuk
gelombangnya simetris.
 Contoh : deret Fourier dari sebuah gelombang pesegi hanya
memiliki harmonisa gasal dari bagian sinus saja sementara
bagian cosinus dan bagian konstantanya tidak muncul.
 Contoh fungsi genap dan fungsi gasal :

 Disebut fungsi genap jika : x(t) = x(-t)


 Disebut fungsi gasal jika : x(t) = -x(-t)
 Sebuah fungsi periodik disebut memiliki simetri setengah-
gelombang bila :

(2.30)
 Jenis simetri ini dapat divisualisasikan dengan memperhatikan
setengah-siklus negatip dari gelombang digeser setengah
perioda maka akan memiliki “citra-cermin” dari setengah-
siklus positip dari sumbu waktu.
 Contoh :
 Sinyal dengan simetri ½ gelombang memiliki deret Fourier
dengan hanya harmonisa gasal saja.
 Jadi, sembarang harmonisa gasal akan melengkapi satu
siklus penuh selama ½ perioda dari gelombang dasar dan
karena itu akan memenuhi persamaan berikut :

(2.31)
 Jika sebuah gelombang memiliki simetri ½ gelombang, maka
sembarang integral untuk menghitung koefisien Fourier dari
harmonisa gasal dihitung hanya lewat ½ siklus dan hasilnya
dikalikan dua.
 Jika sebuah gelombang memiliki simetri ½ gelombang baik
genap atau gasal dan perlu untuk mengintegralkan lewat ¼
siklus, maka hasilnya harus dikalikan empat.
 Pada sisi lain, gelombang dengan simetri ½ gelombang
bebas dari penggeseran sumbu waktu tetapi tidak bebas pada
penggeseran sumbu amplitudo.
 Contoh : adalah mungkin untuk memperoleh simetri ½ gel.
dalam beberapa gelombang dengan mengurangi nilai rata-
rata dari sinyal seperti contoh di bawah ini.

 Gel. ini adalah gel. genap, tetapi tidak memiliki simetri ½ gel.
Jika dilakukan pengurangan amplitudo fungsi ini sebesar 10
sehingga menjadi fungsi seperti di gambar kanan, maka gel.
ini memiliki simetri ½ gel. Dengan membuat simetri ½ gel.
maka perhitungan koefisien Fouriernya menjadi lebih mudah.
SPEKTRUM FOURIER
Uraian Fourier suatu fungsi periodik f(x), pada dasarnya adalah uraian fungsi
f(x) dalam komponen-komponen harmoniknya, yakni berbagai komponen
frekuensinya. Jika P merupakan frekuensi harmonik dasarnya, maka frekuensi
harmonik ke-n, Pn, diberikan oleh hubungan :

Pn = n.P , n = 1, 3, 5,……

Dengan :

T.P = 2π , dimana T merupakan periode dasarnya. Himpunan semua


komponen frekuensi P.n = n.P , yang membentuk fungsi periodik f(x) ini disebut
spektrum frekuensi atau spektrum fungsi f(x) dan dikenal sebagai spektrum
Fourier.
AMPLITUDO HARMONIK
Spektrum frekuensi seringkali divisualkan secara grafis, dengan
menggambarkan Amplitudo masing-masing harmoniknya. Untuk uraian
deret Fourier cosinus, sinus, amplitudo harmonik ke -n ditentukan
sebagai berikut :

Suku ke-n dari uraian deret Fourier cosinus-sinus dapat dituliskan :


Perhatikan gambar
Spektrum frekuensi pulsa ini merupakan plot dari magnitudo cn
vs w. Dengan w0 = 2p/T maka persamaan di atas bisa
dituliskan sbb. :

Jelas bahwa nilai untuk cn untuk sembarang nilai n akan


tergantung pada D/T, dan fungsi sinc merupakan sampul
(envelope) dari spektrum.
 Dengan kata lain, koefisien Fourier setara dengan cuplikan
(samples) dari fungsi sin c dan magnitudo cuplikan tergantung
pada T.
 Jika kedua sisi pers. dikalikan dengan T :
Contoh Implementasi Deret & Trans. Fourier
 Sistem siaran radio FM : bekerja pada
frekuensi 88~108 MHz (jauh di luar
jangkauan frekuensi pendengaran
manusia). Dengan memproses sinyal
ke spektrum frekuensi yang lebih
rendah, bisa didapat sinyal “asli” yang
masuk dalam jangkauan pendengaran.
Contoh Implementasi Deret & Trans. Fourier
 Sistem pengukuran sinyal detak jantung (ECG = elektro
cardio graph) : menganalisis bentuk sinyal, amplitudo
dan spektrum frekuensi sinyal dari sensor yang
terpasang di jantung.
Contoh Implementasi Deret & Trans. Fourier
 Analisis gelombang
lautan : gelombang
raksasa di lautan bisa
timbul dari akumulasi
banyak gelombang yang
muncul bersamaan.
Modulasi Amplitudo

Modulasi AM diperoleh dengan


cara mengalikan sinyal
pembawa dengan sinyal
informasi :

V AM = (Vc x Vm)
= A (1 + m cos wmt ) cos wc t
Pengertian Atenuasi
Atenuasi getaran tanah (ground motion attenuation) adalah proses/
rumusan yangmana suatu gerakan tanah Y akibat gempa (percepatan,
kecepatan, simpangan) ataupun intensitas gempa akan mengecil pada
jarak yang semakin jauh dari sumber gempa, akibat redaman/ penyera-
pan energi oleh massa batuan/tanah
Secara matematis, atenuasi getaran tanah adalah suatu hubungan
antara jarak, R (episenter, jarak terdekat, jarak hiposenter) dengan
parameter gempa Y (percepatan, kecepatan, simpangan, intensitas
gempa, ukuran gempa).
Y
y beratenuasi karena jarak, R

Mengecil karena waktu Mengecil karena jarak, R R


Faktor-faktor yg mempengaruhi atenuasi :
1. Ukuran gempa (ML, MS, Mb, MW)
Semakin besar magnitudo gempa M, maka semakin besar gerakan
tanah (percepatan, kecepatan, simpangan) yang beratenuasi
2. Jarak ke site (, jarak episenter, jarak terdekat, jarak hiposenter)
Semakin jauh jarak dari pusat gempa, gerakan tanah semakin kecil
3. Mekanisme Sumber gempa :
a. Atenuasi Shallow Crustal Earthquake ( active dan stable plate continent)
b. Atenuasi Subduction Earthquake (interface slip dan intraslab earthquake)
Gempa subdaksi dan gempa-gempa dangkal mempunyai karakter yang
berbeda dan akan berpengaruh terhadap atenuasi
4. Pengaruh kondisi site
Tanah keras dan tanah lunak akan berpengaruh terhadap gerakan tanah
Jenis Atenuasi
1. Atenuasi Intensitas gempa (IMM)
2. Atenuasi gerakan tanah (percepatan, kecepatan, simpangan)
3. Atenuasi Arias Intensity (IA)

Sifat Atenuasi :
1. Nilai maksimum parameter gerakan tanah (percepatan, kecepatan, sim-
pangan, intensitas) umumnya terdistribusi secara lognormal (skala loga-
ritma baik bilangan dasar 10 maupun natural logarithmic ln) terhadap
jarak sumber gempa ke pencatat gempa. Oleh karena itu umumnya
dibuat regresi linear, misalnya untuk atenuasi pecercepatan (Y) dalam
bentuk log(Y) atau ln(Y) dan bukannya Y.
2. Log(Y) atau Ln(Y) dipengaruhi secara langsung/linier oleh ukuran gem-
pa, M. Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan ukuran gempa M akan
berpengaruh secara langsung/linier terhadap log(Y) atau ln(Y),

3. Amplitudo gelombang bodi menurun dengan rate 1/R (attenuation rate)


sedangkan amplitudo gelombang permukaan kecepatan menurun
dengan rate 1/R, dengan R adalah jarak episenter dalam km

4. Energi yang menyebar dari pusat gempa akan semakin berkurang akibat
redaman material tanah. Kramer (1996) mengatakan bahwa amplitudo
gerakan tanah akan berkurang secara eksponensial menurut jarak R

5. Parameter gerakan tanah juga akan dipengaruhi oleh mekanisme sumber


gempa (source mechanism) yang ditunjuukan oleh jenis patahan (fault
types).
Lingkup Bahasan Atenuasi :
1. Atenuasi gempa Shallow Crustal earthquake
a. Gempa-gempa di daerah active region
b. Gempa-gempa di stable plate continent
2. Atenuasi gempa-gempa subdaksi
a. interface slip earthquake
b. intraslab earthquake

Jenis –jenis atenuasi :


1. Attenuasi Intensitas Gempa Imm
2. Atenuasi percepatan, kecepatan dan simp. tanah
3. Atenuasi intensitas Arias LA
Bentuk-Bentuk Persamaan Atenuasi
1. Atenuasi Intensitas gempa 2. Atenuasi Gerakan Tanah

I MM  f ( M , R, Fi ) Log (Y )  f ( M , R, Fi )

3. Persamaan Atenuasi Intensitas Gempa (Dowrick, 1992)

I  a  b.M  c.R  d log R


4. Persamaan Atenuasi Gerakan Tanah (Kramer, 1996)

Ln Y  c1  c 2 M  c3 M c4  c5 ln ( R  c6 .e c7 M )  c8 Ro  C i

5. Persamaan Atenuasi yg disederhanakan (McGuire, 1974)

Y  b1 .10 b2 M ( R  ) b3
Log Y  b1  b2 M  b3 log ( R  )

Anda mungkin juga menyukai