Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PRAKTEK KERJA INDUSTRI

“PROSES PENGOLAHAN KARET ALAMI”

DISUSUN OLEH :
ADITYA PRAMANA
ANDINI SITI ROHMANA
DITA PUTRI
MUNAWAROH

SMK NEGERI 1 GUNUNGPUTRI


Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Jln. Barokah No. 06 Desa Wanaherang, Kecamatan Gunungputri 16965
Telp/Fax. (021)8673310, Email ; smkn1gnp@smkn1gnputri.sch.id Website ; www.smkn1gnputri.sch.id
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Adapun tujuan dari makalah ini adalah dalam rangka memenuhi tugas Alat Induatri
Kimia yaitu Conveyer. Ucapan terima kasih tidak lupa kami sampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang namanya kami tidak dapat
sebutkan satu persatu. Kami menyadari atas kekurangan kemampuan kami dalam pembuatan
makalah ini, sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi kami apabila mendapatkan
kritikan dan saran yang membangun agar makalah ini sehingga selanjutnya akan lebih baik dan
sempurna serta komprehensif. Demikian akhir kata dari kami, semoga makalah ini bermanfaat
bagi semua pihak dan sebagai media pembelajaran khususnya dalam segi teoritis sehingga dapat
membuka wawasan ilmu budaya serta akan menghasilkan yang lebih baik di masa yang akan
datang.

Gunungputri, 19 mei 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
SMK NEGERI 1 GUNUNGPUTRI....................................................................................................... 1
Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa..................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... iii
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................................. 4
1.2 Tujuan Penelitian .............................................................................................................................. 5
BAB II .......................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 6
2.1 Teori Dasar ........................................................................................................................................ 6
2.2 Jenis-Jenis karet Alam...................................................................................................................... 6
2.3 Bahan baku karet alam .................................................................................................................... 7
BAB III......................................................................................................................................................... 8
PROSES PENGOLAHAN ......................................................................................................................... 8
3.1 Proses pengolahan karet alam ......................................................................................................... 8
BAB IV ....................................................................................................................................................... 10
PENUTUP.................................................................................................................................................. 10
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................................................... 10
4.2 Saran ................................................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karet alam merupakan salah satu hasil perkebunan yang tersebar di Indonesia, khususnya
Sumatera Selatan. Sebagian besar produk karet alam Indonesia tersebut diekspor ke luar negeri, yang
meliputi karet remah (crumb rubber) dan lateks pekat. Karet alam diperoleh dari lateks yang berasal
dari pohon karet (Hevea brasiliensis). Karet dapat terkoagulasi secara alamiah biasanya terjadi karena
pencemaran oleh mikroba yang terdapat pada pisau sadap, talang, mangkok sadap, udara sekeliling dan
sebagainya. Konsumsi karet alam di dalam negeri yang diproduksi menjadi barang jadi karet, masih
cukup kecil. Oleh karena itu masih banyak kesempatan untuk mengembangkan produk barang jadi karet
di dalam negeri terutama bagi industri kecil dan menengah (IKM).
Dengan kemajuan teknologi pengoptimalan getah karet sangat penting dilakukan supaya
menghasilkan produk yang berguna bagi masyarakat, di dalam industri pun juga banyak sekali yang
menggunakan bahan tersebut sebagai bahan utama untuk suatu produk tertentu. Contohnya barang olahan
atau pencampuran bahan baku ban mobil atau sepeda motor, ataupun barang lainya yang berbahan dasar
karet. Karet alam mempunyai kelebihan antara lain ketahanan sobek, kekuatan tarik tinggi, elastisitas
tinggi dan mempunyai kelebihan fleksibel. Oleh karena itu karet yang sudah diproduksi menjadi barang
karet ini masih banyak kesempatan untuk mengembangkan produk olahan dari lateks karet alam.
Unsur pengisi atau filler dari bahan yang digunakan adalah partikel ijuk sebagai penguat dalam
matriks karet alam. Serat ijuk ini merupakan serat alam yang berasal dari pohon aren, dilihat dari bentuk
pada umumnya bentuk serat alam tidaklah sama. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan dan pembentukan
serat tersebut tergantung pada lingkungan alam dan musim tempat serat tersebut tumbuh. Penggunaan
ijuk ini banyak dimanfaatkan di dunia perindustrian seperti pabrik pembuat tali, tekstil kertas karena
mempunyai kekuatan yang tinggi, keras, kedap air, tahan radiasi matahari dan juga baik untuk material
komposit.
Sehingga dalam penelitian ini perbedaan ukuran mesh juga berpengaruh terhadap sifat fisik dan
mekaniknya, karena ukuran mesh yang besar mengahasilkan permukaan kasar dan ikatan antar partikel
lemah sehingga ada pori diantara partikel lemah sehingga ada pori di antara serta tidak semua partikel
berkaitan baik dengan matrik. Ukuran partikel yang kecil menghasilkan permukaan yang halus dan ikatan
antar partikeln yang baik karena berkaitan dengan partikel.
Dari penjelasan diatas, maka dilakukan penelitian untuk membuat karet alam yang berpenguat
serbuk ijuk dengan mesh 100 variasi komposit 10 phr, 15 phr dan 20 phr terhadap pengujian radiasi sinar
x, kekuatan tarik, perpanjangan putus dan kekuatan sobek.Karet alam dimulai dengan lateks. Lateks
terdiri dari polimer yang disebut poli-isoprena yang tersuspensi dalam air. Molekul rantai panjang yang
terdiri dari banyak satuan (poli) individu yang terhubung bersama membentuk polimer. Karet adalah
bentuk khusus dari polimer yang disebut elastomer, artinya molekul polimer meregang dan lentur.
Lebih dari 2.500 tanaman menghasilkan lateks, bahan sejenis getah seperti susu. Milkweed
mungkin merupakan tanaman penghasil getah yang paling akrab bagi banyak orang, tetapi getah
komersial berasal dari satu pohon tropis, Hevea brasiliensis. Seperti namanya, pohon karet berasal dari
Amerika Selatan tropis. Lebih dari 3.000 tahun yang lalu, peradaban Mesoamerika mencampur lateks
dengan jus morning glory untuk membuat karet. Mengubah rasio jus kemuliaan lateks ke pagi mengubah
sifat-sifat karet. Dari bola melenting ke sandal karet, Mesoamerika tahu dan menggunakan karet.

4
Sebelum 1900, sebagian besar karet alam berasal dari pohon liar di Brasil. Ketika abad ke-20 dimulai,
penawaran dan permintaan melampaui produksi dengan semakin populernya sepeda dan mobil. Benih
yang diselundupkan keluar dari Brasil menyebabkan perkebunan pohon karet di Asia Tenggara. Pada
1930-an, penggunaan karet alam berkisar dari ban pada kendaraan dan pesawat hingga 32 pound yang
ditemukan di alas kaki, pakaian, dan peralatan prajurit. Pada saat itu, sebagian besar pasokan karet AS
datang dari Asia Tenggara, tetapi Perang Dunia II memutuskan AS dari sebagian besar pasokannya.

1.2 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengidentifikasikan bahan baku proses industri karet alam dan sintesis
2. Untuk mengaplikasi proses industri karet alam dan sintesis
3. Manfaat Penelitian
4. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat serta pengetahuan yang baik bagi penulis,
masyarakat luas dan dunia pendidikan, antara lain:
5. Bagi peneliti, pengujian ini berguna untuk menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih luas
tentang material dan pemanfaatanya.
6. Dengan adanya penelitian ini,diharapkan dapat mengembangkan aspek ilmu pengetahuan tentang
material tekni

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Dasar


Tanaman karet berasal dari bahasa latin yang bernama Havea brasiliensis yang berasal dari
Negara Brazil. Awal mulanya karet hanya hidup di Amerika Selatan, namun sekarang sudah berhasil
dikembangkan di Asia Tenggara. Saat ini, negara-negara Asia menghasilkan 93% produksi karet alam,
yang terbesar adalah Thailand, diikuti oleh Indonesia, dan Malaysia. Struktur kimia karet poli isoprena
adalah gabungan dari unit – unit monomer hydrocarbon C5H8 (isoprene) yang membentuk rantai panjang
dan jumlahnya sangat banyak. Karet alam adalah makro molekul poli isoprena yang bergabung dengan
ikatan kepala ke ekor. Konfigurasi dari polimer ini adalah kongurasi “cis” dengan susunan ruang yang
teratur, sehingga rumus dari susunan karet adalah 1.4 cis polyisoprena.

2.2 Jenis-Jenis karet Alam


Ada beberapa macam karet alam yang dikenal, diantaranya merupakan bahan olahan. Bahan
olahan, bahan olahan ada yang setengah jadi atau sudah jadi. Ada juga karet yang diolah kembali
berdasarkan bahan karet yang sudah jadi.
Jenis-jenis karet alam yang dikenal luas adalah:
1. Karet Alam Konvensional
Ada beberapa macam karet olahan yang tergolong karet alam konvensional. Jenis itu pada dasarnya
hanya terdiri dari golongan karet sheet dan crepe. Menurut buku Green Book, Karet alam konvensional
dimasukkan dalam beberapa golongan mutu. Daftar yang dibuat Green Book ini merupakan pedoman
pokok para produsen karet alam konvensional di seluruh dunia.
2. Lateks pekat
Lateks pekat adalah jenis karet yang berbentuk cairan pekat, tidak berbentuk lembaran atau padatan
lainnya. Lateks pekat yang dijual di pasaran ada yang di buat melalui proses pendadihan atau creamed
lateks dan melalui proses pemusingan atau centrifuged lateks. Biasanya lateks pekat banyak digunakan
untuk pembuatan bahan-bahan karet yang tipis dan bermutu tinggi.
3. Karet bongkah atau block rubber
Karet bongkah adalah karet remah yang telah dikeringkan dan dikilang menjadi bandela-bandela dengan
ukuran yang telah ditentukan. Karet bongkah ada yang berwarna muda dan setiap kelasnya mempunyai
kode warna tersendiri.
4. Karet spesifikasi teknis atau crumb rubber
Karet spesifikasi teknis adalah karet alam yang dibuat khusus sehingga terjamin mutu teknisnya.
Penetapan mutu juga didasarkan oleh sifat-sifat teknis. Warna atau penilaian fisual yang menjadi dasar
penentuan golongan mutu pada jenis karet sheet, crepe, maupun lateks pekat tidak berlaku untuk jenis
yang satu ini. Persaingan karet alam dengan karet sintetis merupakan penyebab timbulnya karet
spesifikasi teknis.
5. Tyre rubber

6
Tyre rubber adalah bentuk lain dari karet alam yang dihasilkan sebagai barang setengah jadi sehingga bisa
langsung dipakai oleh konsumen, baik untuk pembuatan ban atau barang yang menggunakan bahan baku
karet alam lainnya. Dibandingan dengan karet konvensional, tyre rubber adalah bahan pembuat yang
lebih baik untuk ban atau produk karet lain. Tyre rubber juga memiliki kelebihan, yaitu daya campur yang
baik sehingga mudah digabungkan dengan karet sintetis.
6. Karet reklim atau reclaimed rubber
Karet reklim adalah karet yang diolah kembali dari barang-barang karet bekas, terutama
ban-ban mobil bekas dan bekas ban-ban berjalan. Karenanya, boleh dibilang karet reklim adalah
suatu hasil pengolahan scrap yang sudah divulkanisir. Biasanya karet reklim banyak digunakan
sebagai bahan campuran sebab bersifat mudah mengambil bentuk dalam acuan serta daya lekat
yang dimilikinya juga baik. Produk yang dihasilkan juga lebih kukuh dan tahan lama dipakai.
Kelemahan karet reklim adalah kurang kenyal dan kurang tahan gesekan sesuai dengan sifatnya
sebagai karet bekas pakai. Itulah sebabnya karet reklim kurang baik digunakan untuk membuat
ban.

2.3 Bahan baku karet alam


Jenis bahan baku karet berasal dari dua sumber yang berbeda yaitu karet alam dari lateks /
getah pohon karet dan karet sintetis dari minyak bumi. Beberapa jenis produk menggunakan
kombinasi kedua bahan baku karet tersebut. Pemilihan bahan baku karet untuk suatu produk sangatlah
bergantung dengan kebutuhan atau kegunaan dari produk karet tersebut nantinya. Penentuan jenis
bahan baku karet akan mempengaruhi ketahanan produk jadi karet saat digunakan.
Kelebihan dari produk karet adalah produk karet ini dapat didaur ulang dan diproduksi
menjadi beberapa jenis produk lainnya yang tentunya memiliki kegunaan dan ketahanan tersendiri.
Saat ini daur ulang paling banyak dilakukan dari produk ban bekas

2.4 Kegunaan karet alam


Karet alam dapat dipergunakan dengan baik pada beberapa kegunaan atau aplikasi seperti berikut:
 Karet gasket dan karet seal
 Selang karet
 Karet anti vibrasi / karet anti getar
 Karet untuk peralatan atau komponen listrik
 Wheel chock
 Karpet lantai karet

7
BAB III

PROSES PENGOLAHAN

3.1 Proses pengolahan karet alam


Proses pengolahan karet mentah atau karet alam telah mengalami berbagai pengembangan teknis.
Getah pohon karet atau biasa disebut dengan lateks merupakan bahan baku karet yang dipergunakan
untuk pembuatan berbagai macam alat untuk keperluan dalam rumah ataupun pemakaian di luar rumah
seperti sol sepatu, ban mobil dan berbagai produk lainnya yang semuanya terbuat dari bahan karet.

Berikut beberapa tahapan dari proses pengolahan karet mentah tersebut:


Getah pohon karet atau lateks biasanya dipisahkan dengan kandungan karet di dalamnya dengan cara
tertentu yang menghasilkan suatu produk yang biasa disebut dengan koagulan.
Koagulan tersebut selanjutnya diproses menjadi karet alam setengah jadi dengan melakukan beberapa
cara atau tehnik tertentu. Secara tradisional karet alam telah dibuat menjadi lembaran yang kualitasnya
bisa dikategorikan secara visual atau mudah untuk dibedakan. Selain dalam bentuk lembaran karet
alam juga diperdagangkan dalam bentuk crepes, yang mana dalam bentuk crepes ini juga mudah untuk
dibedakan dalam mutunya hanya dilihat dari penampilannya.
Metode pengolahan menjadi lembaran dan bentuk crepes ini masih banyak dipergunakan oleh para petani
pada saat ini. Dan sejak pertengahan tahun 1960-an Negara Malaysia telah mengembangkan proses
pengolahan menjadi bentuk karet blok, dan metode untuk penilaian mutu atau kualitas karet alam ini lebih
detail dan lebih bersifat teknis sehingga memerlukan alat atau mesin laboratorium untuk mendapatkan
hasil yang lebih detail. Hingga saat ini pengembangan teknis terus dilanjutkan dan termasuk tehnik
pengolahan baru untuk lateks terus dikembangkan.
Penjelasan singkat dari proses tersebut adalah sebagai berikut:

1) Karet Lembaran
Lateks dari berbagai sumber awalnya dikumpulkan dan dicampur dalam suatu tangki besar yang disebut
dengan tempat pencampuran. Proses pencampuran ini penting untuk memastikan keseragaman dan
konsistensi dari karet alam itu nantinya. Setelah itu dilakukan proses penggumpalan atau biasa disebut
dengan proses koagulasi. Proses ini dipengaruhi atau tergantung oleh penambahan koagulan (bahan
penggumpal), seperti asam format atau asetat. Dalam pabrik pengolahan skala kecil, proses koagulasi
dilakukan di tangki kecil, di mana lateks pertama diencerkan dengan air kemudian dilakukan pengentalan
lateks yang dibagi-bagi dalam penampung sekitar 4-5 liter per tempat penampungan. Kemudian hasil
dalam tiap penampungan itu dilakukan proses penggilingan untuk menghasilkan lembar karet dengan
ketebalan yang seragam. Selanjutnya lembaran-lembaran karet alam tersebut dilakukan proses
pengeringan dengan cara dijemur atau dilakukan proses pengasapan dengan kondisi suhu yang diatur
perubahannya makin lama makin tinggi. Pada petani kecil, lembar karet alam sering dikeringkan dengan
proses ventilasi alami dan kemudian dijual ke pengepul dengan harga yang disepakati oleh para pengepul
tersebut. Proses pembuatan karet lembaran relatif sederhana dan masih umum digunakan pada
perkebunan rakyat dan perkebunan kecil.

8
2) Crepes
Karet dalam bentuk crepe diproses baik dari lateks maupun dari hasil mangkuk karet. Metode tradisional
pengolahan karet untuk menghasilkan karet crepe mirip dengan karet lembaran. Langkah tambahan
penting dalam membuat karet crepe adalah penghapusan pigmen karotenoid kuning dalam lateks. Selain
itu, lateks digumpalkan dengan proses koagulasi yang bertahap yaitu:

Tahap pertama adalah menghasilkan produk yang stabil


Tahap kedua biasa disebut dengan fraksi, di proses ini bahan baku kuning diolah menjadi crepe warna
pucat di mana crepe memiliki kelas yang relatif rendah. Gumpalan karet alam yang terbentuk kemudian
dicuci dan dimasukkan ke mesin rol berputar dengan kecepatan yang berbeda dan menghasilkan atau
memproduksi karet alam menjadi crepes tipis. Crepes yang dihasilkan kemudian dikeringkan baik dalam
ruang pengeringan panas atau dikeringkan pada area terbuka.

3) Blok Karet
Sejak pertengahan tahun 1960-an, proses baru telah dikembangkan untuk memproduksi karet alam yang
memiliki tingkatan teknis yang bervariasi dari bahan baku lateks yang direaksikan dengan koagulan atau
penggumpal. Produksi blok karet ini melibatkan mesin yang relatif lebih canggih dan membutuhkan daya
atau tenaga yang lebih besar.

9
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Karet adalah polimer hidrokarbon yang terkandung pada lateks beberapa jenis tumbuhan.
Sumber utama produksi karet dalam perdagangan internasional adalah para atau Hevea
brasiliensis. Rendahnya produktifitas kebun karet rakyat disebabkan oleh banyak areal tua, rusak
dan tidak produktif, penggunaan bibit bukan klon unggulserta kondisi kebun yang menyerupai
hutan.
4.2 Saran
Negara indonesia sebagai salah satu penghasil karet di dunia perlu membudidayakan
tanaman karet, sehingga dapat tetap menjadi komoditas ekspor utama indonesia. Oleh karena itu,
perlu dilakukan peremajaan terhadap tanaman karet

10
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Karet

https://www.temukanpengertian.com/2015/09/pengertian-karet-alam.html

https://www.academia.edu/9071405/Karet_Alam_fungsi_dan_pengaplikasiannya_

11

Anda mungkin juga menyukai