DISUSUN OLEH :
ADITYA PRAMANA
ANDINI SITI ROHMANA
DITA PUTRI
MUNAWAROH
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Adapun tujuan dari makalah ini adalah dalam rangka memenuhi tugas Alat Induatri
Kimia yaitu Conveyer. Ucapan terima kasih tidak lupa kami sampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang namanya kami tidak dapat
sebutkan satu persatu. Kami menyadari atas kekurangan kemampuan kami dalam pembuatan
makalah ini, sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi kami apabila mendapatkan
kritikan dan saran yang membangun agar makalah ini sehingga selanjutnya akan lebih baik dan
sempurna serta komprehensif. Demikian akhir kata dari kami, semoga makalah ini bermanfaat
bagi semua pihak dan sebagai media pembelajaran khususnya dalam segi teoritis sehingga dapat
membuka wawasan ilmu budaya serta akan menghasilkan yang lebih baik di masa yang akan
datang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
SMK NEGERI 1 GUNUNGPUTRI....................................................................................................... 1
Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa..................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... iii
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................................. 4
1.2 Tujuan Penelitian .............................................................................................................................. 5
BAB II .......................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 6
2.1 Teori Dasar ........................................................................................................................................ 6
2.2 Jenis-Jenis karet Alam...................................................................................................................... 6
2.3 Bahan baku karet alam .................................................................................................................... 7
BAB III......................................................................................................................................................... 8
PROSES PENGOLAHAN ......................................................................................................................... 8
3.1 Proses pengolahan karet alam ......................................................................................................... 8
BAB IV ....................................................................................................................................................... 10
PENUTUP.................................................................................................................................................. 10
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................................................... 10
4.2 Saran ................................................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karet alam merupakan salah satu hasil perkebunan yang tersebar di Indonesia, khususnya
Sumatera Selatan. Sebagian besar produk karet alam Indonesia tersebut diekspor ke luar negeri, yang
meliputi karet remah (crumb rubber) dan lateks pekat. Karet alam diperoleh dari lateks yang berasal
dari pohon karet (Hevea brasiliensis). Karet dapat terkoagulasi secara alamiah biasanya terjadi karena
pencemaran oleh mikroba yang terdapat pada pisau sadap, talang, mangkok sadap, udara sekeliling dan
sebagainya. Konsumsi karet alam di dalam negeri yang diproduksi menjadi barang jadi karet, masih
cukup kecil. Oleh karena itu masih banyak kesempatan untuk mengembangkan produk barang jadi karet
di dalam negeri terutama bagi industri kecil dan menengah (IKM).
Dengan kemajuan teknologi pengoptimalan getah karet sangat penting dilakukan supaya
menghasilkan produk yang berguna bagi masyarakat, di dalam industri pun juga banyak sekali yang
menggunakan bahan tersebut sebagai bahan utama untuk suatu produk tertentu. Contohnya barang olahan
atau pencampuran bahan baku ban mobil atau sepeda motor, ataupun barang lainya yang berbahan dasar
karet. Karet alam mempunyai kelebihan antara lain ketahanan sobek, kekuatan tarik tinggi, elastisitas
tinggi dan mempunyai kelebihan fleksibel. Oleh karena itu karet yang sudah diproduksi menjadi barang
karet ini masih banyak kesempatan untuk mengembangkan produk olahan dari lateks karet alam.
Unsur pengisi atau filler dari bahan yang digunakan adalah partikel ijuk sebagai penguat dalam
matriks karet alam. Serat ijuk ini merupakan serat alam yang berasal dari pohon aren, dilihat dari bentuk
pada umumnya bentuk serat alam tidaklah sama. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan dan pembentukan
serat tersebut tergantung pada lingkungan alam dan musim tempat serat tersebut tumbuh. Penggunaan
ijuk ini banyak dimanfaatkan di dunia perindustrian seperti pabrik pembuat tali, tekstil kertas karena
mempunyai kekuatan yang tinggi, keras, kedap air, tahan radiasi matahari dan juga baik untuk material
komposit.
Sehingga dalam penelitian ini perbedaan ukuran mesh juga berpengaruh terhadap sifat fisik dan
mekaniknya, karena ukuran mesh yang besar mengahasilkan permukaan kasar dan ikatan antar partikel
lemah sehingga ada pori diantara partikel lemah sehingga ada pori di antara serta tidak semua partikel
berkaitan baik dengan matrik. Ukuran partikel yang kecil menghasilkan permukaan yang halus dan ikatan
antar partikeln yang baik karena berkaitan dengan partikel.
Dari penjelasan diatas, maka dilakukan penelitian untuk membuat karet alam yang berpenguat
serbuk ijuk dengan mesh 100 variasi komposit 10 phr, 15 phr dan 20 phr terhadap pengujian radiasi sinar
x, kekuatan tarik, perpanjangan putus dan kekuatan sobek.Karet alam dimulai dengan lateks. Lateks
terdiri dari polimer yang disebut poli-isoprena yang tersuspensi dalam air. Molekul rantai panjang yang
terdiri dari banyak satuan (poli) individu yang terhubung bersama membentuk polimer. Karet adalah
bentuk khusus dari polimer yang disebut elastomer, artinya molekul polimer meregang dan lentur.
Lebih dari 2.500 tanaman menghasilkan lateks, bahan sejenis getah seperti susu. Milkweed
mungkin merupakan tanaman penghasil getah yang paling akrab bagi banyak orang, tetapi getah
komersial berasal dari satu pohon tropis, Hevea brasiliensis. Seperti namanya, pohon karet berasal dari
Amerika Selatan tropis. Lebih dari 3.000 tahun yang lalu, peradaban Mesoamerika mencampur lateks
dengan jus morning glory untuk membuat karet. Mengubah rasio jus kemuliaan lateks ke pagi mengubah
sifat-sifat karet. Dari bola melenting ke sandal karet, Mesoamerika tahu dan menggunakan karet.
4
Sebelum 1900, sebagian besar karet alam berasal dari pohon liar di Brasil. Ketika abad ke-20 dimulai,
penawaran dan permintaan melampaui produksi dengan semakin populernya sepeda dan mobil. Benih
yang diselundupkan keluar dari Brasil menyebabkan perkebunan pohon karet di Asia Tenggara. Pada
1930-an, penggunaan karet alam berkisar dari ban pada kendaraan dan pesawat hingga 32 pound yang
ditemukan di alas kaki, pakaian, dan peralatan prajurit. Pada saat itu, sebagian besar pasokan karet AS
datang dari Asia Tenggara, tetapi Perang Dunia II memutuskan AS dari sebagian besar pasokannya.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Tyre rubber adalah bentuk lain dari karet alam yang dihasilkan sebagai barang setengah jadi sehingga bisa
langsung dipakai oleh konsumen, baik untuk pembuatan ban atau barang yang menggunakan bahan baku
karet alam lainnya. Dibandingan dengan karet konvensional, tyre rubber adalah bahan pembuat yang
lebih baik untuk ban atau produk karet lain. Tyre rubber juga memiliki kelebihan, yaitu daya campur yang
baik sehingga mudah digabungkan dengan karet sintetis.
6. Karet reklim atau reclaimed rubber
Karet reklim adalah karet yang diolah kembali dari barang-barang karet bekas, terutama
ban-ban mobil bekas dan bekas ban-ban berjalan. Karenanya, boleh dibilang karet reklim adalah
suatu hasil pengolahan scrap yang sudah divulkanisir. Biasanya karet reklim banyak digunakan
sebagai bahan campuran sebab bersifat mudah mengambil bentuk dalam acuan serta daya lekat
yang dimilikinya juga baik. Produk yang dihasilkan juga lebih kukuh dan tahan lama dipakai.
Kelemahan karet reklim adalah kurang kenyal dan kurang tahan gesekan sesuai dengan sifatnya
sebagai karet bekas pakai. Itulah sebabnya karet reklim kurang baik digunakan untuk membuat
ban.
7
BAB III
PROSES PENGOLAHAN
1) Karet Lembaran
Lateks dari berbagai sumber awalnya dikumpulkan dan dicampur dalam suatu tangki besar yang disebut
dengan tempat pencampuran. Proses pencampuran ini penting untuk memastikan keseragaman dan
konsistensi dari karet alam itu nantinya. Setelah itu dilakukan proses penggumpalan atau biasa disebut
dengan proses koagulasi. Proses ini dipengaruhi atau tergantung oleh penambahan koagulan (bahan
penggumpal), seperti asam format atau asetat. Dalam pabrik pengolahan skala kecil, proses koagulasi
dilakukan di tangki kecil, di mana lateks pertama diencerkan dengan air kemudian dilakukan pengentalan
lateks yang dibagi-bagi dalam penampung sekitar 4-5 liter per tempat penampungan. Kemudian hasil
dalam tiap penampungan itu dilakukan proses penggilingan untuk menghasilkan lembar karet dengan
ketebalan yang seragam. Selanjutnya lembaran-lembaran karet alam tersebut dilakukan proses
pengeringan dengan cara dijemur atau dilakukan proses pengasapan dengan kondisi suhu yang diatur
perubahannya makin lama makin tinggi. Pada petani kecil, lembar karet alam sering dikeringkan dengan
proses ventilasi alami dan kemudian dijual ke pengepul dengan harga yang disepakati oleh para pengepul
tersebut. Proses pembuatan karet lembaran relatif sederhana dan masih umum digunakan pada
perkebunan rakyat dan perkebunan kecil.
8
2) Crepes
Karet dalam bentuk crepe diproses baik dari lateks maupun dari hasil mangkuk karet. Metode tradisional
pengolahan karet untuk menghasilkan karet crepe mirip dengan karet lembaran. Langkah tambahan
penting dalam membuat karet crepe adalah penghapusan pigmen karotenoid kuning dalam lateks. Selain
itu, lateks digumpalkan dengan proses koagulasi yang bertahap yaitu:
3) Blok Karet
Sejak pertengahan tahun 1960-an, proses baru telah dikembangkan untuk memproduksi karet alam yang
memiliki tingkatan teknis yang bervariasi dari bahan baku lateks yang direaksikan dengan koagulan atau
penggumpal. Produksi blok karet ini melibatkan mesin yang relatif lebih canggih dan membutuhkan daya
atau tenaga yang lebih besar.
9
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Karet adalah polimer hidrokarbon yang terkandung pada lateks beberapa jenis tumbuhan.
Sumber utama produksi karet dalam perdagangan internasional adalah para atau Hevea
brasiliensis. Rendahnya produktifitas kebun karet rakyat disebabkan oleh banyak areal tua, rusak
dan tidak produktif, penggunaan bibit bukan klon unggulserta kondisi kebun yang menyerupai
hutan.
4.2 Saran
Negara indonesia sebagai salah satu penghasil karet di dunia perlu membudidayakan
tanaman karet, sehingga dapat tetap menjadi komoditas ekspor utama indonesia. Oleh karena itu,
perlu dilakukan peremajaan terhadap tanaman karet
10
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Karet
https://www.temukanpengertian.com/2015/09/pengertian-karet-alam.html
https://www.academia.edu/9071405/Karet_Alam_fungsi_dan_pengaplikasiannya_
11