Anda di halaman 1dari 21

ISBN : 978-602-1276-03-7

Teknologi Pembibitan Karet


Klon Unggul
MENDUKUNG PROGRAM m-P3MI DI PROVINSI JAMBI

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN


(BPTP) JAMBI
BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2013
TEKNOLOGI PEMBIBITAN KARET KLON UNGGUL
MENDUKUNG PROGRAM m-P3MI DI PROVINSI JAMBI

Nur Asni
Linda Yanti

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN


(BPTP) JAMBI
BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTRIAN PERTANIAN
2013

iii
ISBN : 978-602-1276-03-7

TEKNOLOGI PEMBIBITAN KARET KLON UNGGUL


MENDUKUNG PROGRAM m-P3MI DI PROVINSI JAMBI
Penanggung Jawab : Ir. Endrizal, M.Sc
(Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi)

Dewan Redaksi

Ketua:
Rima Purnamayani, SP, M.Si

Anggota:
- DR. Desi Hernita
- Endang Susilawati, S.Pt

Tata Letak & Desain Sampul:


drh. Sari Yanti Hayanti
Farida

Diterbitkan Oleh:
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

Alamat :
Jl. Samarinda Paal V Kotabaru Jambi 36128,
Jl. Raya Jambi Palembang KM16
Desa Pondok Meja, Kec. Mestong, Kab. Muaro Jambi
Telepon: 0741-40174/7053525, Fax: 0741-40413
e-mail: bptp-jambi@litbang.deptan.go.id / bptp_jambi@yahoo.com
website:jambi.litbang.deptan.go.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya brosur Teknologi Pembibitan Karet Klon Unggul Mendukung
Program m-P3MI di Provinsi Jambi.
Tujuan penulisan buku ini untuk memberikan informasi praktis
terkait pembibitan karet klon unggulan anjuran di Provinsi Jambi dan
menambah wawasan serta ketrampilan bagi penyuluh dan petani di
lapangan.
Brosur ini memuat tentang proses pembibian karet klon unggul yang
meliputi ; pembangunan batang bawah, pembangunan kebun entres,
okulasi, produksi bahan tanaman dan aplikasi pembibitan klon karet unggul
melalui m-P3MI di Kabupaten Batanghari.
Brosur ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jambi, Desember 2013


Kepala Balai,

Ir. Endrizal, M.Sc.


NIP. 19580101 198503 1 005

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................... i


DAFTAR ISI ........................................................ ii
DAFTAR TABEL ..................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................. iv

I. PENDAHULUAN ......................................... 1

II. PEMBANGUNAN BATANG BAWAH................... 2


A. Persiapan Lahan Pembibitan..................... 3
B. Penyemaian Benih.................................. 3
C. Pendederan Biji...................................... 3
D. Penanaman Kecambah............................ 5
E. Pemeliharaan di Pembibitan...................... 5

III. PEMBANGUNAN KEBUN ENTRES...................... 5


IV. OKULASI.................................................... 7

V. PRODUKSI BAHAN TANAMAN......................... 10

VI. APLIKASI PEMBIBITAN KLON KARET UNGGUL


MELALUI m-P3MI................................................ 11

VII. PENUTUP................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................. 13

ii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perbedaan antara okulasi dini, hijau dan coklat ........... 7


2. Rekomendasi Pemupukan di Pembibitan ..................... 11

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Pendederan Biji Karet ........................................... 4


2. Pendederan pada Barisan Secara Teratur..................... 4
3. Bibit Batang Bawah dengan Jarak tanam 40x40x50 cm 4
4. Kebun Entres........................................................ 4
5. Panen Entres................................................................ 6
6. Stum Mata Tidur yang Baru Dipindah ke Polybag............ 7
7. Bibit Karet Umur 1 Bulan dalam Polybag........................ 7
8. Pengirisan Batang......................................................... 8
9. Mata Okulasi ............................................................... 9

iv
I. PENDAHULUAN

m-P3MI adalah suatu Model Pengembangan Pertanian Perdesaan


Melalui Inovasi, yang merupakan suatu modus kegiatan diseminasi melalui
suatu percontohan kongkrit dilapang. Tujuan kegiatan m-P3MI untuk
mempercepat arus diseminasi teknologi, memperluas spektrum atau
jangkauan sasaran penggunaan teknologi berbasis kebutuhan pengguna
dan meningkatkan kadar adopsi teknologi inovatif serta untuk memperoleh
umpan balik mengenai karakteristik teknologi tepat guna spesifik pengguna
dan lokasi.
Kegiatan ini dilakukan secara sistematis kedalam tiga fase yang
masing-masing terdiri dari beberapa tahapan kegiatan, dimulai dari ; 1)
fase inisiasi model (penentuan lokasi, identifikasi permasalahan,
perancangan model dan Implementasi model); 2) fase pengawalan
teknologi (identifikasi komoditas unggulan, peningkatan IP dan nilai
tambah, optimalisasi penggunaan sumberdaya pertanian,meningkatkan
kelembagaan pendukung); dan 3) fase pengembangan. Kegiatan m-P3MI
dilaksanakan di Desa Rantau Kapas Tuo Kecamatan Tembesi Kabupaten
Batang Hari. Komoditas unggulan didesa ini selain padi rawa lebak adalah
karet, Luas areal tanaman karet rakyat di Provinsi Jambi mencapai 650.634
Ha dengan produktivitas 864 Kg/Ha, sedangkan untuk Kabupaten Batang
Hari luas tanaman karet mencapai 112.093 Ha dengan produktifitas
sebesar 882 kg/ha (Dinas Perkebunan, 2012).
Permasalahn pertanaman karet rakyat di Provinsi Jambi saat ini
antara lain adalah penggunaan bibit unggul bermutu bersertifikat yang
masih rendah, sehingga perlu dilakukan upaya pembibitan karet unggul
dalam mendukung kegiatan m-P3MI di Kabupaten Batang Hari.
Penggunaan bibit bermutu tinggi merupakan suatu keharusan bagi
petani perkebunan karet rakyat untuk meningkatkan produktiviatas. Hasil
1
bibit yang optimal membutuhkan pengelolaan bibit yang baik pula di
lapangan dan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pada
perkebunan karet.
Sampai saat ini penyediaan bibit karet bermutu bersertifikat dalam
jumlah banyak masih terbatas untuk memenuhi kebutuhan bibit petani,
sehingga diperlukan penangkar bibit yang mampu menghasilkan bibit
karet yang bermutu tinggi sesuai dengan standar teknis yang berlaku
(Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, 2006). Tahapan kegiatan pengelolaan
pembibitan karet yang harus dipahami dengan benar antara lain:
pengelolaan batang bawah dan kebun entres, serta teknik okulasi.
Peremajaan karet yang dilaksanakan di provinsi Jambi sejak tahun
2005 telah dikenalkan kepada petani beberapa klon karet anjuran yang
memiliki produksi tinggi. Pengenalan ini sangat diperlukan untuk
melakukan pemurnian kebun entres. Teknik pengenalan klon dilakukan
dengan pengamatan secara visual terhadap ciri-ciri morfologi yang khas
pada masing-masing klon. Untuk penguasaan teknik ini diperlukan
kemampuan pengenalan ciri tersebut melalui latihan yang intensif.

II. PEMBANGUNAN BATANG BAWAH

Pembibitan karet bertujuan untuk memperoleh batang bawah yang


mempunyai perakaran kuat dan daya serap hara yang baik. Hal tersebut
dapat dicapai dengan pembangunan pembibitan batang bawah yang
memenuhi syarat teknis, mencakup persiapan lahan, penanganan banih,
perkecambahan, penanaman kecambah, serta usaha pemeliharaan
tanaman di pembibitan (Balai Penelitian Sembawa, 2006).
Klon klon anjuran untuk batang bawah seperti GT1, PR 300, PR
228, AVROS 2037, LCB 1320, PB 260, RRIC 100 dan BPM 24 (Balai
Penelitian Sembawa, 2005).
2
A. Persiapan Lahan Pembibitan
Pengolahan tanah merupakan kunci awal untuk mendapatkan
bibit bermutu baik. Pengolahan tanah yang kurang baik dapat
menyebabkan terbentuknya akar yang tidak sempurna. Persyaratan
lahan untuk dapat dijadikan tempat pembibitan baik untuk
penanaman batang bawah dan kebun entres adalah ;
Mudah dijangkau.
Dekat dengan sumber air dan.
Bukan daerah penyebaran penyakit jamur akar (terutama JAP).
Pengolahan tanah dilakukan pada kedalaman 40-50 cm. Kayu dan
sisa-sisa akar harus dibuang untuk mencegah penyebaran jamur akar
putih.
B. Penyemaian Benih
Benih karet didederkan pada media yang lembab dan tidak
terkena sinar mata hari langsung untuk mempermudah proses
perkecambahan. Bedengan pendederan diberi pasir atau serbuk
gergaji, dan diberi naungan.
C. Pendederan Biji
Benih dapat didederkan dengan dua cara yaitu berjajar dengan
jarak antar biji satu cm atau ditebar dengan posisi biji tengkurap.
Keuntungan pendederan secara berjajar :
Pertumbuhan kecambah relatif lebih seragam.
Pemindahan kecambah mudah dilakukan.
Pemindahan bisa dilakukan sampai stadium pancing atu satu
payung.
Sedangkan pada pendederan ditebar :
Pemindahan kecambah harus dilakukan pada stadium mentis atau
stadium bintang.

3
Kalau pemindahan kecambah terlambat akan menghasilkan bibit
yang berakar bengkok dan atau bercabang.

Gambar 1. Gambar 2.
Pendederan biji karet Pendederan pada barisan
secara teratur

Gambar 3. Gambar 4.
Bibit batang bawah Kebun entres
dengan jarak tanam
40x40x50cm

D. Penanaman Kecambah
Kecambah yang baik adalah kecambah yang muncul 5-14 hari
setelah pendederan.
Pencabutan kecambah dilakukan secara hati-hati agar tidak
merusak bakal akar.

4
Pemindahan kecambah dilakukan pada stadia satu payung daun,
daunnya digugurkan dan akar tunggang dipotong miring 10 cm
dari laher akar.
Kecambah diangkut dengan menggunakan ember berisi air.
Penanaman sebaiknya dilakukan pagi dan sore hari.

E. Pemeliharaan Tanaman Di Pembibitan


Pemeliharaan tanaman di pembibitan terdiri atas empat
kegiatan yaitu: penyulaman/penyisipan, pengendalian gulma,
pengendalian hama dan penyakit, serta pemupukan.
Penyulaman pembibitan paling lambat dilakukan pada umur satu
bulan.
Lahan pembibitan harus bebas dari gulma.
Penyiangan bisa dilakukan dengan cara manual dan secara kimia
dengan menggunakan herbisida pra dan purna tumbuh.
Pengendalian penyakit terutama diperlukan pada bibit yang baru
berdaun muda dengan menggunakan fungisida, dosis dan interval
tertentu.

III. PEMBANGUNAN KEBUN ENTRES

Klon klon yang ditanaman pada kebun entres harus jelas asal
usulnya dan merupakan klon anjuran. Klon anjuran untuk entres antara
lain: PB 260, GT 1, BPM 1, BPM 24, RRIC 100. Dalam pembangunan kebun
entres, jumlah batang setiap klon minimal 100 batang agar dapat
memenuhi kebutuhan untuk 1 ha.
Bahan tanaman yang digunakan untuk entres dapat berupa stum
tidur, stum mini atau bibit dalam polibag dengan jarak tanam 1 x 1 m.
Dalam penanaman kebun entres, apabila menggunakan lebih dari satu

5
jenis klon, maka areal kebun diatur ke dalam petak petak. Hal ini untuk
menghindari tercampur diantara klon.
Pemeliharaan kebun entres meliputi penyiangan, pemupukan,
pewiwilan, pengendalian hama dan penyakit serta pemurnian. Penyiangan
bertujuan untuk mengendalikan gulma dan dilakukan menjelang
pemupukan. Penyakit yang umum dijumpai di kebun entres adalah
penyakit gugur daun Oidium dan Colletotrichum. Penyakit ini dapat
dikendalikan dengan menyemprotkan fungisida seperti Bayleton 250 EC
(0,25%) dan Dithane M 45 (0.25%). Pewiwilan dilakukan dengan
membuang tunas tunas palsu agar diperoleh tunas yang baik dan batang
entres yang lurus. Pemurnian dilakukan pada saat tanaman berumur 8 -
12 bulan setelah tanam dengan berpedoman pada ciri dan diskripsi klon
pada tanaman muda dan dilakukan oleh orang yang ahli. Tanaman yang
tidak murni diganti dengan klon yang sesuai (Balai Penelitian Sembawa,
2006).
Pemanenan entres pertama dilakukan pada ketinggian 30 cm dari
pertautan okulasi dengan cara dipotong serong. Selanjutnya setiap tunas
yang tumbuh dipelihara dua buah setiap batang. Pemanenan berikutnya
dilakukan 10 cm dari posisi percabangan entres.
Panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari dengan
menggunakan gunting pangkas, pisau tajam atau
gergaji entres. Setelah dipanen entres perlu dijaga
kesegarannya dengan memberi lilin cair pada
kedua ujungnya dan diberi tanda klon serta
dibungkus dengan gedebog pisang. Untuk entres
yang dikirim ketempat lain, enters hijau masih
dapat bertahan 1 2 hari sedangkan entres coklat
Gambar 5.
3 5 hari. Panen entres
6
IV. OKULASI
Okulasi merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman yang
dilakukan dengan menempelkan mata entres dari satu tanaman ke
tanaman sejenis dengan tujuan mendapatkan sifat yang unggul.
Teknik Okulasi
Teknik okulasi pada tanaman karet ada tiga macam yaitu :
Okulasi dini.
Okulasi hijau.
Okulasi coklat.

Tabel 1. Perbedaan antara okulasi dini, hijau dan coklat

Teknik okulasi Umur batang Umur, ukuran, warna entres


bawah
Dini 2 3 bulan 3-4 minggu, garis tengah 0,5 cm,
warna hijau muda
Hijau 4 6 bulan 3-4 bulan, garis tengah 0,5 -1 cm,
warna hijau
Coklat 8 18 bulan 1-2 tahun, garis tengah 2,5 - 4 cm,
warna coklat

Gambar 7.
Gambar 6. Biibit karet yang baru
Stum mata tidur dipindah ke polybag (umur
+ 1 bulan)

7
Okulasi dilakukan dengan beberapa tahap berikut ini, yaitu :
penyiapan batang bawah, pembuatan jendela okulasi, penyiapan perisai
mata okulasi, penempelan perisai mata okulasi, pembalutan dan
pembukaan/pemerikasaan hasil okulasi.
Batang bawah yang siap diokulasi memenuhi persyaratan berikut :
1. Lilit batang tanaman 5 7 cm yang diukur pada ketinggian 5 cm.
2. Tunas ujung dalam keadaaan tidur atau daun tua.
Pembuatan jendela okulasi dilakukan dengan cara
berikut ini:
1. Batang bawah dibersihkan dari kotoran dan
diiris vertikal.
2. Irisan sejajar dibuat dua buah sebanyak 25
batang dengan ukuran 5 10 cm dengan
panjang 5 7 cm dan lebar 1/3 lilit batang.
3. Potongan melintang dibuat diatas irisansan
Gambar 8.
vertikal dan dibawah irisan vertikal. Pengirisan Batang
4. Penempelan mata tunas.
Pembuatan perisai mata okulasi dibuat dalam rangka pengambilan
mata dari entres klon unggul. Perisai ini akan diokulasikan pada batang
bawah yang sduah dibuat jendela okulasi.
Tahap pembuatan perisai mata okulasi adlah sebagai berikut :
1. Pilih mata oklasi yang berada di bekas ketiak daun (mata yang
terbaik).
2. Ukuran perisai mata okulasi dibuat dengan ukuran lebar 1 cm dan
panjang 5 7 cm.
3. Posisi mata okulasi pada kayu entres menghadap keatas untuk
bukaan atas, dan menghadap kebawah untuk bukaan bawah.

8
4. Penyayatan perisai mata okulasi dilakukan dengan mengikutsertakan
sedikit bagian kayu.
5. Pelepasan kulit dari kayu dilakukan secara hati hati dan bagian
dalam jangan sampai kotor dan terpegang.
6. Perisa mata okulasi yang baik ditandai dengan adanya bintik putih
yang menonjol pada kulit bagian dalam.

Gambar 9. Mata Okulasi

Tahap selanjutnya dilakukan penempelan mata okulasi pada


batang bawah dengan membuka jendela okulasi dan menempelkan mata
okulasi. Selanjutnya dilakukan pembalutan dengan pita plastik okulasi agar
telindung dari air dan kotoran. Untuk bukaan dari atas pembalutan
dilakukan dari atas dan begitu juga sebaliknya untuk bukaan dari bawah.
Pembukaan okulasi dilakukan setelah 2 3 minggu untuk melihat
keberhasilannya. Balutan dibuka dengan cara mengiris plastik okulasi dari
bawah ke atas. Selanjutnya jendela okulasi dibuka dengan cara memotong
lidah jendela okukasi. Keberhasilan okulasi diketahui dengan cara membuat
cukilan pada perisai mata okulasi diluar matanya. Adanya cukilan berwarna
hijau berarti okulasi dinyatakan berhasil. Selanjutnya okulasi yang sudah
berhasil ini diberi tanda dengan mengikatkan bekas potongan plastik
okulasi pada bagian batang.

9
V. PRODUKSI BAHAN TANAMAN
Bibit okulasi yang digunakan sebagai bahan tanaman terdiri dari
beberapa macam yaitu : stum mata tidur, stum mini, bibit dalam polybag
dan stum tinggi. Stum mata tidur adalah bibit okulasi yang mata okulasinya
belum tumbuh. Sutm ini mempunyia kelebihan lebih mudah, cepat dan
harganya relatif murah, hanya saja persentase kematian cukup tinggi (15
20%).
Stum mata tidur yang baik, yaitu memilik akar tunggang lurus
dengan panjang minimal 35 cm. Apabila akarnya bercabang dua atau tiga
maka satu/dua akar yang kecil dipotong dan diolesi TB 192.
Pencabutan bibit hasil okukasi untuk dijadikan stum mata tidur
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan cangkul dan
alat dongkrak bibit.
Stum mini adalah bibit hasil okulasi yang ditumbuhkan di
pembibitan selama 6 -8 bulan sebelum dibongkar. Bibit ini batangnya
memiliki diameter 2 cm dan sudah berwarna coklat minimal 50 cm.
Pemotongan dilakukan diatas karangan mata atau bekas tangkai daun.
Stum mini memiliki mata lebih banyak dari stum mata tidur.
Bibit dalam polibeg adalah stum mata tidur yang ditumbuhkan
dalam polibeg sampai memiliki satu atau dua payung daun. Stum ini dapat
dibuat dari batang bawah yang ditumbuhkan dan diokulasi dalam polybag.
Keuntungan bibit okulasi dalam polybag antara lain prosentase kematian
rendah, pertumbuhan seragam dan masa TBM lebih singkat dibanding
stum mata tidur.
Persiapan bibit dalam polybag disamping dilakukan dengan
menggunakan mata tidur, dapat juga dilakukan dengan menggunakan bibit
dalam polybag hasil okulasi langsung.

10
Stum tinggi adalah bibit hasil okulasi yang ditumbuhkan di
pembibitan selama 2 3 tahun sebelum pembongkaran. Stum tinggi
biasanya digunakan untuk penyulaman dan jarang diusahakan secara
komersial.

Tabel 2. Rekomendasi Pemupukan di Pembibitan


Waktu pemupukan (bulan Dosis pemupukan (kg/ha)
setelah ditanam di lapangan) Urea SP 36 KCl Kieserit

1 90 45 45 45
2 225 90 90 90
3 225 90 90 90
4 225 90 90 90
Selanjutnya setiap bulan 450 180 280 180
sampai 1 bulan sebelum
okulasi hijau dan sampai 3
bulan sebelum okulasi coklat
Sumber : Balit Sembawa (2006)

VI. APLIKASI PEMBIBITAN KLON KARET UNGGUL


MELALUI MP3MI
Pembibitan karet klon unggul pada kegiatan m-P3MI telah
dilaksanakan dengan menerapkan Pembangunan batang bawah, kebun
entres dan okulasi. Demplot percontohan karet okulasi dilakukan pada
lahan seluas 2 ha yang terdiri dari ; 1) aplikasi pemupukan karet seluas 1
ha dan 2) penanaman batang bawah dan entres seluas 1 ha.
Biji karet untuk dijadikan benih pada batang bawah yang digunakan
berasal dari Balit Sembawa dengan menggunakan klon anjuran yaitu Pb
260. Perlakukan biji dilakukan pemilihan biji dengan merendam di dalam
air, apabila 2/3 bagian biji terendam, maka benih tersebut dianggap baik.
Dari hasil pembibitan dengan okulasi ini telah dihasilkan bibit karet klon
unggul yang bermutu.

11
VII. PENUTUP

Upaya untuk meningkatkan mutu karet rakyat di Provinsi Jambi


saat ini antara lain dengan penggunaan bibit bermutu dari jenis klon
unggul. Pada kegiatan m-P3MI dilakukan penerapan pembibitan karet klon
anjuran yang sudah direkomendasikan oleh Balai Penelitian Karet
Sembawa.
Pembibitan karet klon unggul meliputi pembangunan batang
bawah, kebun entres dan okulasi untuk memproduksi bahan tanaman karet
unggul.
Batang bawah yang mempunyai perakaran kuat dan daya serap
hara yang baik dapat diperoleh dengan membangun pembibitan batang
bawah yang memenuhi syarat teknis yang mencakup persiapan lahan,
penanganan banih, perkecambahan, penanaman kecambah, serta usaha
pemeliharaan tanaman pembibitan. Klon klon anjuran untuk batang
bawah seperti GT1, PR 300, PR 228, AVROS 2037, LCB 1320, PB 260, RRIC
100 dan BPM 24.
Bahan tanaman yang digunakan untuk entres dapat berupa stum
tidur, stum mini atau bibit dalam polibeg. Pemanenan entres pertama
dilakukan pada ketinggian 30 cm dari pertautan okulasi dengan cara
dipotong serong.
Okulasi dilakuan melalui serangkaian tahap seperti: penyiapan
batang bawah, pembuatan jendela okulasi, penyiapan perisai mata okulasi,
penempelan perisai mata okulasi, pembalutan dan pembukaan hasil
okulasi. Pada setiap tahap okulasi dilakukan dengan baik sesuai syarat
teknis yang sudah ditentukan agar hasil okulasi menghasilkan bahan
tanaman berkualitas.
Pembibitan karet dengan menggunakan klon unggul anjuran sudah
diaplikasikan pada lokasi kegiatan m-P3MI di Kabupaten Batang Hari. Biji
12
karet untuk dijadikan benih pada batang bawah yang digunakan berasal
dari Balit Sembawa dengan menggunakan klon anjuran PB 260.

DAFTAR PUSTAKA

Balai Penelitian Sembawa. 2005. Pengelolaan Bahan Tanaman Karet. Pusat


Penelitian Karet.
Balai Penelitian Sembawa. 2006. Sapta Bina Usahatani Karet Rakyat. Pusat
Penelitian Karet.
Dinas Perkebunan Provinsi Jambi. 2006. Prospek Dan Potensi Komoditi
Karet di Provinsi Jambi. Makalah disampaikan pada seminar
Pengembangan Perkebunan Karet Sebagai Komoditi Unggulan
Ekspor Provinsi Jambi. Tanggal 14 Desember 2006.
Dinas Perkebunan Provinsi Jambi. 2012. Statistik Tanaman Perkebunan
Dians Perkebunan Provinsi Jambi.

13

Anda mungkin juga menyukai