Nur Asni
Linda Yanti
iii
ISBN : 978-602-1276-03-7
Dewan Redaksi
Ketua:
Rima Purnamayani, SP, M.Si
Anggota:
- DR. Desi Hernita
- Endang Susilawati, S.Pt
Diterbitkan Oleh:
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi
Alamat :
Jl. Samarinda Paal V Kotabaru Jambi 36128,
Jl. Raya Jambi Palembang KM16
Desa Pondok Meja, Kec. Mestong, Kab. Muaro Jambi
Telepon: 0741-40174/7053525, Fax: 0741-40413
e-mail: bptp-jambi@litbang.deptan.go.id / bptp_jambi@yahoo.com
website:jambi.litbang.deptan.go.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya brosur Teknologi Pembibitan Karet Klon Unggul Mendukung
Program m-P3MI di Provinsi Jambi.
Tujuan penulisan buku ini untuk memberikan informasi praktis
terkait pembibitan karet klon unggulan anjuran di Provinsi Jambi dan
menambah wawasan serta ketrampilan bagi penyuluh dan petani di
lapangan.
Brosur ini memuat tentang proses pembibian karet klon unggul yang
meliputi ; pembangunan batang bawah, pembangunan kebun entres,
okulasi, produksi bahan tanaman dan aplikasi pembibitan klon karet unggul
melalui m-P3MI di Kabupaten Batanghari.
Brosur ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca.
i
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN ......................................... 1
VII. PENUTUP................................................ 12
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
iv
I. PENDAHULUAN
3
Kalau pemindahan kecambah terlambat akan menghasilkan bibit
yang berakar bengkok dan atau bercabang.
Gambar 1. Gambar 2.
Pendederan biji karet Pendederan pada barisan
secara teratur
Gambar 3. Gambar 4.
Bibit batang bawah Kebun entres
dengan jarak tanam
40x40x50cm
D. Penanaman Kecambah
Kecambah yang baik adalah kecambah yang muncul 5-14 hari
setelah pendederan.
Pencabutan kecambah dilakukan secara hati-hati agar tidak
merusak bakal akar.
4
Pemindahan kecambah dilakukan pada stadia satu payung daun,
daunnya digugurkan dan akar tunggang dipotong miring 10 cm
dari laher akar.
Kecambah diangkut dengan menggunakan ember berisi air.
Penanaman sebaiknya dilakukan pagi dan sore hari.
Klon klon yang ditanaman pada kebun entres harus jelas asal
usulnya dan merupakan klon anjuran. Klon anjuran untuk entres antara
lain: PB 260, GT 1, BPM 1, BPM 24, RRIC 100. Dalam pembangunan kebun
entres, jumlah batang setiap klon minimal 100 batang agar dapat
memenuhi kebutuhan untuk 1 ha.
Bahan tanaman yang digunakan untuk entres dapat berupa stum
tidur, stum mini atau bibit dalam polibag dengan jarak tanam 1 x 1 m.
Dalam penanaman kebun entres, apabila menggunakan lebih dari satu
5
jenis klon, maka areal kebun diatur ke dalam petak petak. Hal ini untuk
menghindari tercampur diantara klon.
Pemeliharaan kebun entres meliputi penyiangan, pemupukan,
pewiwilan, pengendalian hama dan penyakit serta pemurnian. Penyiangan
bertujuan untuk mengendalikan gulma dan dilakukan menjelang
pemupukan. Penyakit yang umum dijumpai di kebun entres adalah
penyakit gugur daun Oidium dan Colletotrichum. Penyakit ini dapat
dikendalikan dengan menyemprotkan fungisida seperti Bayleton 250 EC
(0,25%) dan Dithane M 45 (0.25%). Pewiwilan dilakukan dengan
membuang tunas tunas palsu agar diperoleh tunas yang baik dan batang
entres yang lurus. Pemurnian dilakukan pada saat tanaman berumur 8 -
12 bulan setelah tanam dengan berpedoman pada ciri dan diskripsi klon
pada tanaman muda dan dilakukan oleh orang yang ahli. Tanaman yang
tidak murni diganti dengan klon yang sesuai (Balai Penelitian Sembawa,
2006).
Pemanenan entres pertama dilakukan pada ketinggian 30 cm dari
pertautan okulasi dengan cara dipotong serong. Selanjutnya setiap tunas
yang tumbuh dipelihara dua buah setiap batang. Pemanenan berikutnya
dilakukan 10 cm dari posisi percabangan entres.
Panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari dengan
menggunakan gunting pangkas, pisau tajam atau
gergaji entres. Setelah dipanen entres perlu dijaga
kesegarannya dengan memberi lilin cair pada
kedua ujungnya dan diberi tanda klon serta
dibungkus dengan gedebog pisang. Untuk entres
yang dikirim ketempat lain, enters hijau masih
dapat bertahan 1 2 hari sedangkan entres coklat
Gambar 5.
3 5 hari. Panen entres
6
IV. OKULASI
Okulasi merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman yang
dilakukan dengan menempelkan mata entres dari satu tanaman ke
tanaman sejenis dengan tujuan mendapatkan sifat yang unggul.
Teknik Okulasi
Teknik okulasi pada tanaman karet ada tiga macam yaitu :
Okulasi dini.
Okulasi hijau.
Okulasi coklat.
Gambar 7.
Gambar 6. Biibit karet yang baru
Stum mata tidur dipindah ke polybag (umur
+ 1 bulan)
7
Okulasi dilakukan dengan beberapa tahap berikut ini, yaitu :
penyiapan batang bawah, pembuatan jendela okulasi, penyiapan perisai
mata okulasi, penempelan perisai mata okulasi, pembalutan dan
pembukaan/pemerikasaan hasil okulasi.
Batang bawah yang siap diokulasi memenuhi persyaratan berikut :
1. Lilit batang tanaman 5 7 cm yang diukur pada ketinggian 5 cm.
2. Tunas ujung dalam keadaaan tidur atau daun tua.
Pembuatan jendela okulasi dilakukan dengan cara
berikut ini:
1. Batang bawah dibersihkan dari kotoran dan
diiris vertikal.
2. Irisan sejajar dibuat dua buah sebanyak 25
batang dengan ukuran 5 10 cm dengan
panjang 5 7 cm dan lebar 1/3 lilit batang.
3. Potongan melintang dibuat diatas irisansan
Gambar 8.
vertikal dan dibawah irisan vertikal. Pengirisan Batang
4. Penempelan mata tunas.
Pembuatan perisai mata okulasi dibuat dalam rangka pengambilan
mata dari entres klon unggul. Perisai ini akan diokulasikan pada batang
bawah yang sduah dibuat jendela okulasi.
Tahap pembuatan perisai mata okulasi adlah sebagai berikut :
1. Pilih mata oklasi yang berada di bekas ketiak daun (mata yang
terbaik).
2. Ukuran perisai mata okulasi dibuat dengan ukuran lebar 1 cm dan
panjang 5 7 cm.
3. Posisi mata okulasi pada kayu entres menghadap keatas untuk
bukaan atas, dan menghadap kebawah untuk bukaan bawah.
8
4. Penyayatan perisai mata okulasi dilakukan dengan mengikutsertakan
sedikit bagian kayu.
5. Pelepasan kulit dari kayu dilakukan secara hati hati dan bagian
dalam jangan sampai kotor dan terpegang.
6. Perisa mata okulasi yang baik ditandai dengan adanya bintik putih
yang menonjol pada kulit bagian dalam.
9
V. PRODUKSI BAHAN TANAMAN
Bibit okulasi yang digunakan sebagai bahan tanaman terdiri dari
beberapa macam yaitu : stum mata tidur, stum mini, bibit dalam polybag
dan stum tinggi. Stum mata tidur adalah bibit okulasi yang mata okulasinya
belum tumbuh. Sutm ini mempunyia kelebihan lebih mudah, cepat dan
harganya relatif murah, hanya saja persentase kematian cukup tinggi (15
20%).
Stum mata tidur yang baik, yaitu memilik akar tunggang lurus
dengan panjang minimal 35 cm. Apabila akarnya bercabang dua atau tiga
maka satu/dua akar yang kecil dipotong dan diolesi TB 192.
Pencabutan bibit hasil okukasi untuk dijadikan stum mata tidur
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan cangkul dan
alat dongkrak bibit.
Stum mini adalah bibit hasil okulasi yang ditumbuhkan di
pembibitan selama 6 -8 bulan sebelum dibongkar. Bibit ini batangnya
memiliki diameter 2 cm dan sudah berwarna coklat minimal 50 cm.
Pemotongan dilakukan diatas karangan mata atau bekas tangkai daun.
Stum mini memiliki mata lebih banyak dari stum mata tidur.
Bibit dalam polibeg adalah stum mata tidur yang ditumbuhkan
dalam polibeg sampai memiliki satu atau dua payung daun. Stum ini dapat
dibuat dari batang bawah yang ditumbuhkan dan diokulasi dalam polybag.
Keuntungan bibit okulasi dalam polybag antara lain prosentase kematian
rendah, pertumbuhan seragam dan masa TBM lebih singkat dibanding
stum mata tidur.
Persiapan bibit dalam polybag disamping dilakukan dengan
menggunakan mata tidur, dapat juga dilakukan dengan menggunakan bibit
dalam polybag hasil okulasi langsung.
10
Stum tinggi adalah bibit hasil okulasi yang ditumbuhkan di
pembibitan selama 2 3 tahun sebelum pembongkaran. Stum tinggi
biasanya digunakan untuk penyulaman dan jarang diusahakan secara
komersial.
1 90 45 45 45
2 225 90 90 90
3 225 90 90 90
4 225 90 90 90
Selanjutnya setiap bulan 450 180 280 180
sampai 1 bulan sebelum
okulasi hijau dan sampai 3
bulan sebelum okulasi coklat
Sumber : Balit Sembawa (2006)
11
VII. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
13