Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MENYELESAIKAN MASALAH MASALAH PENDIDIKAN


UNTUK KEMAJUAN BANGSA INDONESIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan


Dosen Pengampu : Estu Miyarso S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :
1. M Dany Bintang O. (22204241014)
2. Puji Widyaningrum (22204241021)
3. Gigih Angger Laksono (22204241025)
4. Afifah Al Afnan Adriana (22204241027)
5. Clara Clarissa Purnama (22204241043)

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang " Masalah Pendidikan dan
Solusinya " Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.

Yogyakarta, 25 Februari 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan Makalah
D. Manfaat Penulisan Makalah

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
1) Pengertian Pendidikan Secara Umum
2) Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli
B. Sistem Pendidikan di Indonesia
C. Masalah Pendidikan di Indonesia
D. Solusi Masalah Pendidikan di Indonesia

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan menjadi kunci kemajuan bangsa. Sekecil apapun pendidikan akan


dapat memberdayakan manusia, membawa kepada masa depan yang lebih baik.
Namun, fakta rendahnya mutu pendidikan di indonesia membuat kita sadar betapa
tertinggalnya kita dibandingkan dengan negara negara lain. Dilihat dari data
UNESCO tahun 2000 tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (IPM) yang
merupakan komposisi dari peringkat pencapaian suatu negara dari berbagai bidang,
menemukan bahwa pengembangan manusia Indonesia menurun dari tahun ke tahun.
Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109
(1999) dari 174 negara yang ada di dunia.
Hal ini cukup ironis mengingat Indonesia merupakan negara yang cukup
besar, terbesar di antara negara ASEAN lainya namun memiliki daya saing yang
tergolong rendah. Dalam Global Talent Competitiveness Index (GTCI), diantara
negara ASEAN, Indonesia menempati posisi ke-6 dengan skor 38,61. Sedangkan
yang tertinggi diduduki oleh Singapura dengan skor 77,27, disusul oleh Malaysia
dengan skor 58,62, lalu Brunei Darussalam dengan skor 49,91. Dari sini bisa kita lihat
adanya kesenjangan yang cukup jauh antara indonesia dan negara tetangganya.
Rendahnya pendidikan di Indonesia tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang cukup masuk akal dan perlu untuk diteliti dan ditangani dengan serius. Indonesia
merupakan negara yang luas dengan keanekaragaman dan sumber daya yang
melimpah, bisa dikatakan pada dasarnya kita adalah negara yang kaya raya, namun
dengan tingkat pendidikan yang rendah, kita tidak bisa memanfaatkan apa yang kita
miliki. Ditambah lagi, pendidikan yang rendah berimbas pada kualitas sumber daya
manusia yang dimiliki bangsa Indonesia. Ketidakmampuan untuk melakukan
pengelolaan terhadap sumber daya yang dimilikinya sendiri serta ketidakmampuan
untuk menjadi berguna bagi negara telah membuat negeri kita terjebak di situasi yang
kita sebut miskin.
Seiring dengan perkembangan zaman, masalah masalah yang dihadapi pun
juga berubah, tak terkecuali dalam bidang pendidikan di Indonesia. Masalah modern
membutuhkan solusi yang modern pula., sehingga penelitian harus terus dilakukan
seiring dengan berjalannya waktu. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia, tentunya kita perlu mengetahui permasalahan apa saja yang sedang kita
hadapi, mempelajari masalah tersebut hingga mencari bagaimana penyelesaian
terbaiknya. Seperti yang kita ketahui, tingkat pendidikan sangat berpengaruh pada
kualitas sumber daya manusia di suatu negara.Oleh karena itu, Indonesia akan lebih
maju ketika masyarakatnya lebih terdidik dan masyarakat akan lebih terdidik ketika
mereka tidak dihadapkan pada banyaknya hambatan selama proses mendapatkan
pendidikan yang layak.
B. Rumusan Masalah
Setelah membaca latar belakang yang kami suguhkan di atas, berikut adalah
rumusan masalah yang akan kami bahas pada makalah ini.
1. Apa pengertian dari pendidikan?
2. Bagaimana sistem pendidikan di Indonesia?
3. Apa saja permasalahan pokok pendidikan di Indonesia?
4. Bagaimana solusi terhadap masalah pendidikan di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Dengan ditulisnya makalah ini, penulis berharap pembaca dapat mengetahui
antara lain :
1. Pengertian dari pendidikan.
2. Bagaimana sistem pendidikan di Indonesia.
3. Apa saja permasalahan pokok pendidikan di Indonesia.
4. Bagaimana solusi terhadap masalah pendidikan di Indonesia.
5.

Sedangkan kepada Pemerintah, dengan ditulisnya makalah yang membahas


tentang masalah pendidikan dan solusinya ini, penulis mengharapkan akan adanya
suatu pembaharuan yang membawa pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik
agar tercipta sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Sebab dengan adanya SDM
yang terdidik, cita cita bangsa pun akan dengan mudah tercapai, begitu juga dengan
masalah masalah lainya yang sedang dihadapi oleh negara. Bangsa indonesia akan
lebih sejahtera ketika rakyatnya lebih terdidik, seperti yang sudah dijelaskan di latar
belakang masalah bahwasanya pendidikan merupakan kunci untuk kemajuan bangsa.

D. Manfaat Penulisan Makalah


Penulis berharap makalah ini dapat menjadi rujukan untuk pembaruan pada
sistem pendidikan di Indonesia serta membawa dampak baik dan memberi impact
pada kualitas SDM negara kita mengingat kita sebagai negara yang besar namun
memiliki daya saing yang rendah bahkan diantara negara negara ASEAN lainya. Atau
setidaknya memberikan pengetahuan baru kepada seluruh pembaca baik itu
mahasiswa, dosen, masyarakat umum maupun pemerintah.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan

1) Pengertian Secara Umum

Pendidikan berasal dari kata didik yang berarti pelihara dan latih, kemudian
mendapat imbuhan awalan pe dan akhiran an menjadikanya sebuah nomina yang
menurut KBBI berarti proses merubah sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Ahli pedagogik Belanda, Langeveld, mengemukakan bahwa pendidikan
merupakan suatu bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang
belum dewasa untuk mencapai tujuan, yaitu kedewasaan. Secara etimologi kata
pendidikan dalam bahasa Inggris disebut education yang berasal dari bahasa latin
yaitu 'educatum' yang tersusun atas dua kata yaitu 'E' dan "Duco". Kata E berarti
sebuah perkembangan dari dalam ke luar atau dari sedikit menjadi banyak, sementara
'Duco' berarti perkembangan atau sedang berkembang.
Hal ini secara etimologi, memberikan pengertian pada pendidikan yaitu
berkembang atau bergerak dari dalam keluar, atau dengan kalimat lain, kita bisa
mengatakan pendidikan berarti proses mengembangkan kemampuan diri sendiri
(inner abilities) dan kekuatan individu. Kata Education sering juga dihubungkan
dengan 'Educere' (Latin) yang berarti dorongan (propulsion) dari dalam keluar.
Artinya untuk memberikan pendidikan melalui perubahan yang diusahakan melalui
latihan maupun praktik. Oleh karena itu definisi pendidikan mengarahkan pada suatu
perubahan terhadap seseorang untuk menjadi lebih baik.
Menurut Undang Undang SISDIKNAS no. 20 tahun 2003, pendidikan
mengandung arti sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta didik dapat
mengembangkan potensi dirinya secara aktif supaya memiliki pengendalian diri,
kecerdasan, keterampilan dalam bermasyarakat, kekuatan spiritual keagamaan,
kepribadian serta akhlak mulia.

2) Pengertian Menurut Ahli

Berikut adalah beberapa pengertian menurut para ahli kami sajikan untuk
membantu memahami mengertai pendidikan

a. Ki Hadjar Dewantara
Pendidikan yaitu tuntutan dalam hidup tumbuhnya anak-anak
yang bermaksud menuntun segala kekuatan kodrati pada anak-anak itu
supaya mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat mampu
menggapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
b. Plato
Pendidikan adalah proses yang dilakukan seumur hidup
(life-long) yang dimulai dari seseorang lahir hingga kematiannya, yang
membuat seseorang bersemangat dalam mewujudkan warga negara
yang ideal dan mengajarkannya bagaimana cara memimpin dan
mematuhi yang benar. Plato pun menambahkan bahwa pendidikan
tidak hanya menyediakan ilmu pengetahuan dan kemampuan akan
tetapi nilai, pelatihan insting, membina tingkah laku dan sikap yang
benar. Pendidikan yang sejati (true education), akan memiliki
kecenderung terbesar dalam membentuk manusia yang beradab dan
memanusiakan manusia dalam hubungan mereka bermasyarakat dan
mereka yang berada dalam perlindungannya.
c. Comenius
Pada abad pertengahan, bahwa pendidikan adalah proses
dimana individu mengembangkan kualitasnya terhadap agama, ilmu
pengetahuan dan moralnya, yang membuatnya mampu mengklaim
dirinya sebagai manusia.
d. Martinus Jan Langeveld
Pendidikan adalah upaya menolong anak untuk dapat
melakukan tugas hidupnya secara mandiri supaya dapat bertanggung
jawab secara susila. Pendidikan merupakan usaha manusia dewasa
dalam membimbing manusia yang belum dewasa menuju kedewasaan.
e. Gunning dan Kohnstamm
Pendidikan adalah proses pembentukan hati nurani. Sebuah
pembentukan dan penentuan diri secara etis yang sesuai dengan hati
nurani.

B. Sistem Pendidikan di Indonesia


Sistem pendidikan nasional adalah sistem yang dianut oleh negara Indonesia.
Namun sistem tersebut belum mampu dilaksanakan dengan semestinya. Adapun
beberapa sistem yang telah dilakukan oleh Indonesia , antara lain :

1) Sistem yang berorientasi pada nilai


Sejak sekolah dasar, sistem pendidikan ini sudah ada. Siswa belajar integritas,
toleransi, disiplin, dll di sini. Pelajaran PKn digunakan untuk mengajarkan nilai ini,
dan juga diajarkan di tingkat sekolah menengah dan tinggi.

2) Indonesia menganut sistem pendidikan terbuka


Siswa harus mampu bersaing dengan teman dan berpikir kreatif dan inovatif,
sesuai dengan pendekatan pendidikan ini.
3) Sistem pendidikan beragam
Ada banyak suku, bahasa, daerah, adat istiadat, dll yang berbeda di Indonesia.
Selain itu, ada pendidikan Indonesia yang meliputi pendidikan formal, nonformal, dan
informal.

4) Sistem pendidikan yang efisien dalam pengelolaan waktu


Dalam KBM, waktu diatur agar siswa tidak merasa terbebani dengan materi
yang dibawakan karena waktu yang diberikan terlalu singkat, atau sebaliknya.

5) Sistem pendidikan yang disesuaikan dengan perubahan zaman


Kurikulum dalam sistem ini harus dimodifikasi oleh bangsa Indonesia untuk
mencerminkan keadaan yang dihadapi. Akibatnya, kurikulum Indonesia terus
berubah; sekarang mengikuti kurikulum K-13.

C. Masalah Pendidikan di Indonesia


Supersistem sosial, budaya, dan masyarakat terkait erat dengan sistem
pendidikan. Jika kemajuan sistem pendidikan tidak sejalan dengan kemajuan negara,
itu tidak ada artinya. Masalah internal dalam sistem pendidikan menjadi sangat
kompleks akibat eratnya hubungan antara bidang pendidikan sebagai suatu sistem dan
sistem sosial budaya sebagai supersistem, di mana sistem pendidikan merupakan
bagiannya. Artinya, masalah internal dalam sistem pendidikan selalu terkait dengan
masalah di luar sistem pendidikan itu sendiri.
Misalnya, tidak mungkin memisahkan keadaan sosial budaya dan ekonomi
lingkungan tempat tinggal siswa sekolah dari masalah kualitas hasil belajar di sekolah
dari banyak elemen eksternal lainnya yang mempengaruhi kualitas hasil tersebut.
Karena aspek ini, penyelesaian masalah pendidikan juga sangat sulit, membutuhkan
keterlibatan berbagai pihak dan berbagai komponen. Terdapat dua masalah pokok
yang dihadapi oleh Negara Indonesia yaitu:
1) Bagaimana semua warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan
2) Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan
kerja yang mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan bermasyarakat.
Dapat disimpulkan yang pertama dari dua masalah utama adalah masalah pemerataan
pendidikan, dan masalah besar kedua adalah efektivitas, mutu, dan relevansi
pendidikan.

Jenis -jenis permasalahan pendidikan yang dihadapi Indonesia


1) Masalah pemerataan pendidikan
Penting untuk digarisbawahi bahwa pendidikan di Indonesia harus mampu
menyelenggarakan pendidikan yang merata dalam rangka memajukan bangsa dan
budaya bangsa serta menjalankan fungsi pembangunan sumber daya manusia yang
berkualitas untuk pembangunan. Penyelenggaraan program pendidikan yang dapat
memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada seluruh penduduk Indonesia untuk
mengenyam pendidikan, disebut juga dengan perluasan kesempatan belajar, adalah
yang dimaksud dengan ungkapan pemerataan pendidikan. Dua komponen kunci dari
pemerataan pendidikan adalah equity dan equality. Equality atau persamaan
mengandung arti persamaan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, sedangkan
equity bermakna keadilan dalam memperoleh kesempatan pendidikan yang sama
diantara berbagai kelompok dalam masyarakat. Akibatnya, jika masih banyak warga
negara, terutama anak usia sekolah, yang tidak dapat mengenyam pendidikan atau
tidak dapat tertampung dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya
fasilitas pendidikan, masalah pemerataan distribusi pendidikan dikatakan muncul
dalam kasus ini. Bahkan di lokasi terpencil, masalah ekuitas mungkin timbul dari
kurangnya koordinasi formal antara pemerintah federal dan pemerintah daerah.
Akibatnya, ada gangguan koordinasi antara pemerintah nasional dan negara bagian.
sehingga tempat-tempat pedesaan tidak terpengaruh oleh pengaruh pemerintah federal
dan daerah atas pendidikan. Sehingga mayoritas penduduk Indonesia yang berusia
sekolah tidak akan dapat memperoleh jenjang pendidikan yang diinginkan akibat hal
tersebut.

2) Masalah Mutu Pendidikan


Pendidikan berkualitas mengacu pada penyampaian kurikulum yang dapat
menghasilkan tenaga profesional dengan keterampilan yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan negara dan negara saat ini. Kualitas pendidikan menjadi topik
hangat di bidang pendidikan karena memiliki dampak yang signifikan terhadap
kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan oleh pendidikan. Peningkatan mutu ini
bertujuan untuk meningkatkan standar masukan, lulusan, prosedur, guru, sarana dan
prasarana, serta anggaran yang dialokasikan untuk pendidikan. Jika hasil pendidikan
tidak memenuhi standar yang diinginkan, yaitu menghasilkan tenaga profesional yang
bermanfaat bagi negara, maka kualitas pendidikan menjadi masalah. Dengan
bertindak sebagai penghasil keluaran potensial dan menggunakan sistem sertifikasi,
lembaga penghasil melakukan penilaian awal terhadap kualitas hasil pendidikan.
Juga, jika output memasuki angkatan kerja. Institusi pengguna melakukan penilaian
dengan menggunakan sistem pengujian kinerja sebagai power consumer. Orang
terkadang menilai kualitas sekolah dengan cara yang salah. Banyak yang berpendapat
bahwa hasil belajar siswa, seperti nilai Ujian Nasional (UN), dapat digunakan untuk
menilai kualitas pendidikan. Padahal, proses pembelajaran yang baik merupakan
satu-satunya jalan bagi seseorang untuk mendapatkan kualitas pendidikan yang layak.
Untuk menghasilkan hasil belajar yang berkaliber tinggi, penting untuk memahami
dan mematuhi proses pembelajaran.

3) Masalah Efisiensi Pendidikan


Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem
pendidikan menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan.
Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya tinggi. Jika terjadi
sebaliknya efisiensinya berarti rendah.
Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting adalah :
a. Bagaimana tenaga kependidikan difungsikan
b. Bagaimana prasarana dan sarana pendidikan digunakan
c. Bagaimana pendidikan diselenggarakan
d. Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga
Jika dikaitkan dengan permasalahan nyata di masyarakat, maka masalah
efisiensi pendidikan yang perlu memperoleh sorotan yaitu perihal pengangkatan,
penempatan dan pengembangan tenaga.
Pengangkatan yang dimaksud disini adalah tenaga pengajar untuk memenuhi
kebutuhan daerah ini. Namun permasalahan pada stuffing ini adalah adanya gap antara
persaingan untuk mendapatkan stuffing dan kuota stuffing yang sangat terbatas. Kebutuhan
lokal tidak dapat memenuhi semua pekerja
Karena lembaga pendidikan yang ada, kehadiran staf ini tidak akan langsung berfungsi
Selanjutnya masalah penempatan Di Indonesia, masalah penempatan masih terjadi di
lingkungan pendidikan. Guru sering mengajar mata pelajaran yang tidak sesuai dengan
lulusan. Hal ini juga disebabkan masalah kepegawaian yang tidak efisien, dengan beberapa
sekolah memiliki terlalu banyak guru dalam satu mata pelajaran dan terlalu sedikit dalam satu
mata pelajaran. Dengan demikian, kelebihan guru dialokasikan oleh sekolah untuk mengajar
mata pelajaran yang kekurangan guru, meskipun di luar hak prerogatif guru. Misalnya, guru
IPA harus mengajarkan budi pekerti dan agama. Hal ini tentunya menunjukkan adanya
ketidakefisienan dalam penempatan atau fungsi tenaga pengajar.
Dilihat dari masalah pelatihan tenaga kependidikan, terdapat keterkaitan bahwa
pelatihan tenaga administrasi di daerah ini sangat lambat. Salah satu contohnya adalah
kesediaan tenaga kependidikan menyambut kurikulum baru. Ada sesi pembekalan, namun
guru sering membatalkannya karena perubahan kurikulum terlalu drastis dan tidak sesuai
dengan harapan mereka. Perkembangan di lapangan juga sangat lambat sehingga tidak
memiliki dorongan ini. Sehingga berupa penyuluhan, pelatihan, pelatihan, dan sosialisasi
panduan baru yang tidak cepat dilaksanakan. Jadi masih ada periode penundaan. Keputusan
untuk menerapkan kurikulum juga kontroversial, jadi saya butuh waktu untuk menerimanya.
Oleh karena itu, proses pendidikan dianggap tidak efektif dan efisien. Dalam dunia
pendidikan sering kita jumpai masalah efisiensi penggunaan sarana dan prasarana.
Kurangnya perencanaan saat pengadaan sarana dan prasarana dapat menjadi faktor
penyebabnya. Salah satu contohnya adalah pengadaan fasilitas belajar tanpa memberikan
keterampilan dan kemampuan penggunanya.

4) Masalah Relevansi Pendidikan


Menurut tujuan pendidikan adalah mempersiapkan manusia untuk pembangunan.
Oleh karena itu, sistem pendidikan harus mampu menyediakan layanan yang memenuhi
kebutuhan pembangunan.
Masalah relevansi muncul dari ketidaksesuaian sistem pendidikan dengan kebutuhan
pembangunan nasional. Masalah ini berkaitan dengan hubungan antara lulusan yang
dihasilkan oleh suatu satuan pendidikan dengan lulusan yang diharapkan dari satuan
pendidikan induknya atau lembaga yang membutuhkan tenaga kerja kuantitatif dan kualitatif.
Masalah relevansi tercermin dari jumlah lulusan satuan pendidikan tertentu yang secara
kognitif dan vokasional belum siap melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Masalah relevansi juga tercermin dari jumlah lulusan dari satuan pendidikan tertentu, yaitu
perguruan tinggi dan universitas.
Pendidikan merupakan unsur penunjang dalam meningkatkan ketahanan nasional.
Oleh karena itu, perencanaan dan pelaksanaan pendidikan harus diintegrasikan ke dalam
pembangunan nasional. Misalnya, pendidikan di sekolah harus direncanakan berdasarkan
kebutuhan nyata dalam rencana pembangunan nasional yang akan datang dan harus
memperhatikan karakteristik tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi lingkungan
di bidang lingkungan tertentu. Tidak. Hasil pendidikan diharapkan secara kuantitatif dan
kualitatif memenuhi berbagai bidang pembangunan seperti industri manufaktur dan jasa.
Relevansi pendidikan dianggap tinggi jika sistem pendidikan dapat memenuhi semua
kebutuhan pembangunan nasional.

D. Solusi Masalah Pendidikan di Indonesia


1. Solusi Masalah Pokok Pendidikan di Indonesia
a. Solusi Masalah Pemerataan Pendidikan
Hal dasar yang sangat dibutuhkan dalam upaya pemerataan pendidikan
Indonesia adalah dana serta birokrasi yang jelas dan mudah. Dana dibutuhkan oleh
pemerintah untuk memperbaiki sarana dan prasarana sekolah yang ada di daerah,
membiayai guru yang berkualitas, membangun atau menciptakan sumber daya
manusia di daerah, dan pemberian subsidi supaya seluruh golongan masyarakat dapat
menjangkau biaya pendidikan. Jelas dan mudahnya birokrasi sangat membantu
kelancaran pemeratan pendidikan di setiap pelosok negeri Indonesia.
Ada dua cara yang dapat diupayakan untuk menghadapi permasalahan ini, yaitu
secara konvensional dan inovatif.

Cara konvensional antara lain:


1. Membangun gedung sekolah seperti SD Inpres dan atau ruangan belajar.
2. Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan
sore)

Cara inovatif antara lain:


1. Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau
Impacts system (Instructional Management by parent, community and,
teacher). Sistem tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa
provinsi.
2. SD kecil pada daerah terpencil.
3. Sistem Guru Kunjung.
4. SMP Terbuka (ISOSA_In School Out off School Approach).
5. Kejar Paket A dan B.
6. Belajar Jarak Jauh, seperti Universitas Terbuka.

b. Solusi Masalah Mutu Pendidikan


Meskipun untuk tiap-tiap jenis dan jenjang pendidikan masing-masing
memiliki kekhususan, namun pada dasarnya pemecahan masalah mutu pendidikan
bersasaran pada perbaikan kualitas komponen pendidikan serta mobilitas
komponen-komponen tersebut. Upaya tersebut pada gilirannya diharapkan dapat
meningkatkan kualitas proses pendidikan dan pengalaman belajar peserta didik, dan
menghasilkan hasil pendidikan.
Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya
meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen,
Sebagai berikut:
a. Seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk Sita
dan PT.
b. Pengembanagn kemanpuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut.
c. Penyempurnaan kurikulum
d. Pengembanagan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk
belajar
e. Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket. media pembelajaran
f. Peningkatan administrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran.
g. Kegiatan pengendalian mutu

Dari keempat macam masalah pendidikan tersebut masing-masing dikatakan


teratasi jika pendidikan dapat menyediakan kesempatan pemerataan belajar, artinya
semua warga negara yang butuh pendidikan dapat ditampung dalam suatu satuan
pendidikan. Kemudian dapat mencapai hasil yang bermutu artinya perencanaan,
pemrosesan pendidikan dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan. Dapat terlaksana secara efisien artinya pemrosesan pendidikan sesuai
dengan rancangan dan tujuan yang ditulis dalam rancangan. Produknya yang
bermutu tersebut relevan, artinya: hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan pembangunan.

2. Solusi Masalah Aktual Pendidikan di Indonesia


Menurut Tirta rahardja pada (2010:249) beberapa upaya yang perlu dilakukan
untuk menanggulangi masalah-masalah aktual pendidikan, antara lain sebagai
berikut:
a. Pendidikan efektif perlu ditingkatkan secara terprogram tidak cukup berlangsung
hanya secara insidental, pendekatan keterampilan proses yang sudah
disebarluaskan konsepnya perlu ditindaklanjuti dengan penyebaran buku
panduannya kepada sekolah-sekolah Dalam hubungan ini pelaksanaan pendidikan
kesenian perlu diperhatikan khusus sehingga tidak menjadi pelajaran yang
dikesampingkan.
b. Pelaksanaan KO dan ekstrakurikuler dikerjakan dengan penuh kesungguhan dan
hasilnya diperhitungkan dalam menetapkan nilai akhir ataupun pelulusan. untuk
itu perlu dikaitkan dengan pemberian intensif bagi guru.
c. Pemilihan siswa atas kelompok yang akan melanjutkan belajar ke perguruan
tinggi dengan yang akan terjun ke masyarakat, merupakan hal yang prinsip
karena pada dasarnya tidak semua siswa secara potensial mampu belajar di
perguruan tinggi. Oleh karena itu perlu disusun rancangan yang mantap untuk itu.
Misalnya antara lain sekolah menengah kejuruan tingkat atas diperbanyak dengan
berbagai jenisnya. Disegi lain pendirian perguruan tinggi swasta dibatasi dan
akreditasi terhadap PTS diperketat.
d. Pendidikan tenaga kependidikan (pejabat dan dalam jabatan) perlu diberi
perhatian khusus, oleh karena tenaga kependidikan khususnya guru menjadi
penyebab utama lahirnya sumber daya manusia yang berkualitas untuk
pembangunan. PKG (Pusat Kegiatan Guru), MGBS (Musyawarah Guru Bidang
Studi) dan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) perlu
ditumbuhkembangkan terus sebagai model pengembangan kemampuan guru (self
sustaining competencies). Pendayagunaan sumber belajar yang beraneka ragam
perlu ditingkatkan, upaya ini menjadi tanggung jawab kepala sekolah, guru dan
teknisi sumber belajar.
e. Untuk pelaksanaan pendidikan dasar 9 tahun, apalagi jika dikaitkan dengan
gerakan wajib belajar, perlu diadakan penelitian secara meluas pada masyarakat
untuk menemukan faktor penunjang utamanya,faktor penghambatnya

BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa permasalahan pendidikan yang


ada di Indonesia cukup beragam, mulai dari yang berhubungan dengan pemerataannya,
kemudian pada kualitas atau mutu pendidikan itu sendiri yang mana ini berimbas pada
profesionalitas sumber daya manusia yang keluar nantinya, lalu pada efisiensi pendidikan
seperti pengangkatan, penempatan dan pengembangan tenaga pengajar, serta pada
relevansinya atau kesesuaian antara sistem pendidikan dengan tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk pembangunan bangsa.
Perlu diingatkan kembali bahwasanya pendidikan merupakan proses merubah sikap
dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan. Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa pendidikan
adalah proses yang dilakukan seumur hidup (lifelong) yang dimulai dari seseorang lahir
hingga kematiannya yang berarti pendidikan adalah proses jangka panjang yang selalu
mendampingi dan mengiringi kehidupan manusia. Jadi sebelum terselesaikannya masalah
pendidikan yang ada, tingkat pendidikan di Indonesia tidak akan mencapai level yang lebih
baik dari sebelumnya. SDM yang dikeluarkan pun akan selalu kalah saing dengan yang
berasal dari negara negara lain bahkan di antara sesama negara ASEAN.
Masalah-masalah tersebut sangat perlu untuk ditangani mengingat kunci kemajuan
bangsa adalah pendidikan yang baik kepada para warganya. Dengan solusi solusi yang telah
kami jabarkan diatas, diharapkan bisa memberi dampak baik terhadap pendidikan serta
kesejahteraan bangsa Indonesia.

B. Saran
Untuk menyelesaikan masalah pendidikan, kita bisa menggunakan pendidikan efektif
yang didalamnya terdapat proses keterampilan yang sudah melebar konsepnya. Selain itu kita
dapat memberikan perhatian khusus untuk para tenaga pendidik sebagai landasan dalam
pendidikan. Kita bisa mengembangkan model pengembangan kemampuan guru (self
sustaining competencies).
Daftar Pustaka

Brown-Martin, G. (2017). Education and The Fourth Industrial Revolution. Tersedia


di https://www. groupemediaatfo.org/wp-content/uploads/2017/12/ FINAL.

Ghufron, M.A. (2018). Revolusi Industri


4.0: Tantangan, Peluang dan Solusi bagi Dunia Pendidikan. Makalah. Seminar
Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian
kepada Masyarakat tanggal 2 Agustus 2018. Jakarta: LPPM Unindra

Greenstein, L. (2012). Assessing 21st


Century Skills: A Guide to Evaluating Mastery and Authentic Learning.
Thousand Oaks: CA: Corwin.

Sajidha, H. (2022). MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA DAN


SOLUSINYA.Studocu .Retrieved Februari Jumat, 2023, from
https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-makassar/pengantar-pendidi
kan/makalah-masalah-pendidikan-di-indonesia/34638892

Anda mungkin juga menyukai