PENDIDIKAN
Problematika Pendidikan di Indonesia
Disusun Oleh
Nama
Nim
: Hazri Yandi
: 1302894
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..
DAFTAR ISI.....
ii
BAB I PENDAHULUAN
1
2
2
BAB IV PENUTUP..
3.1 Kesimpulan...
3.2 Saran..
10
18
18
18
DAFTAR PUSTAKA.....19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan Indonesia semakin hari kualitasnya makin rendah. Berdasarkan Survey
United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), terhadap kualitas
pendidikan di Negara-negara berkembang di Asia Pacific, Indonesia menempati peringkat 10
dari 14 negara. Sedangkan untuk kualitas para guru, kulitasnya berada pada level 14 dari 14
negara berkembang.
Salah satu faktor rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah karena lemahnya
para guru dalam menggali potensi anak. Para pendidik seringkali memaksakan kehendaknya
tanpa pernah memperhatikan kebutuhan, minat dan bakat yang dimiliki siswanya. Kelemahan
para pendidik kita, mereka tidak pernah menggali masalah dan potensi para siswa. Pendidikan
seharusnya memperhatikan kebutuhan anak bukan malah memaksakan sesuatu yang membuat
anak kurang nyaman dalam menuntut ilmu. Proses pendidikan yang baik adalah dengan
memberikan kesempatan pada anak untuk kreatif. Itu harus dilakukan sebab pada dasarnya gaya
berfikir anak tidak bisa diarahkan.
Selain kurang kreatifnya para pendidik dalam membimbing siswa, kurikulum yang
sentralistik membuat potret pendidikan semakin buram. Kurikulum hanya didasarkan pada
pengetahuan pemerintah tanpa memperhatikan kebutuhan masyarakat. Lebih parah lagi,
pendidikan tidak mampu menghasilkan lulusan yang kreatif. Ini salahnya, kurikulum dibuat di
Jakarta dan tidak memperhatikan kondisi di masyarakat bawah. Jadi, para lulusan hanya pintar
cari kerja dan tidak pernah bisa menciptakan lapangan kerja sendiri, padahal lapangan pekerjaan
yang tersedia terbatas. Kualitas pendidikan Indonesia sangat memprihatinkan. Berdasarkan
analisa dari badan pendidikan dunia (UNESCO), kualitas para guru Indonesia menempati
peringkat terakhir dari 14 negara berkembang di Asia Pacifik. Posisi tersebut menempatkan
negeri agraris ini dibawah Vietnam yang negaranya baru merdeka beberapa tahun lalu.
1
Sedangkan untuk kemampuan membaca, Indonesia berada pada peringkat 39 dari 42 negara
berkembang di dunia. Lemahnya input quality, kualitas guru kita ada diperingkat 14 dari 14
negara berkembang. Ini juga kesalahan negara yang tidak serius untuk meningkatkan kualitas
pendidikan. Dari sinilah penulis mencoba untuk membahas lebih dalam mengenai pendidikan di
Indonesia dan segala problematikanya.
1.2 Pembatasan Masalah
Dari uraian di atas dilihat begitu kompleksnya permasalahan dalam pendidikan yang ada
di Indonesia. Oleh karena itu Penulis membatasi beberapa masalah dalam penulisan makalah
dengan Masalah-masalah mendasar pendidikan di Indonesia, Faktor yang mempengaruhi
pendidikan di Indonesia, dan Solusi Pendidikan di Indonesia.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.3.1
Tujuan
Sesuai dengan pembatasan masalah di atas, maka tujuan penulisan adalah untuk
mengetahui masalah-masalah apa saja yang terjadi pada pendidikan di Indoensia yang dillihat
dari kualitas pendidikannya semakin hari semakin menurun.
1.3.2
Manfaat
Dari penulisan ini diharapkan mendatangkan manfaat berupa penambahan pengetahuan
serta wawasan penulis kepada pembaca tentang permasalahan pendidikan sehingga kita dapat
mencari solusinya secara bersama agar pendidikan di masa yang akan dapat meningkat baik dari
segi kualitas maupun kuantitas yang diberikan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Sebelum kita membahas mengenai permasalahan-permasalahan pendidikan di Indonesia,
sebaiknya kita melihat definisi dari pendidikan itu sendiri terlebih dahulu. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar didik (mendidik), yaitu memelihara dan
memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan
pendidikan mempunyai pengertian yaitu proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan,
proses perbuatan, cara mendidik.
Ki Hajar Dewantara, sebagai Tokoh Pendidikan Nasional Indonesia, peletak dasar yang kuat
pendidkan nasional yang progresif untuk generasi sekarang dan generasi yang akan datang
merumuskan pengertian pendidikan sebagai berikut :
Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya
budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelektual dan tubuh anak);
dalam Taman Siswa tidak boleh dipisahkan bagian-bagian itu agar supaya kita
memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan, kehidupan dan penghidupan
anak-anak yang kita didik, selaras dengan dunianya (Ki Hajar Dewantara,
1977:14)
Dari etimologi dan analisis pengertian pendidikan di atas, secara singkat pendidikan dapat
dirumuskan sebagai tuntunan pertumbuhan manusia sejak lahir hingga tercapai kedewasaan
jasmani dan rohani, dalam interaksi dengan alam dan lingkungan masyarakatnya.
Pendidikan merupakan proses yang terus menerus, tidak berhenti. Yang di dalamnya, keluhuran
martabat manusia dipegang erat karena manusia adalah subyek dari pendidikan. Karena
merupakan subyek di dalam pendidikan, maka dituntut suatu tanggung jawab agar tercapai suatu
hasil pendidikan yang baik.
3
Jika memperhatikan bahwa manusia itu sebagai subyek dan pendidikan meletakkan hakikat
manusia pada hal yang terpenting, maka perlu diperhatikan juga masalah otonomi
pribadi.Maksudnya adalah, manusia sebagai subyek pendidikan harus bebas untuk ada sebagai
dirinya yaitu manusia yang berpribadi, yang bertanggung jawab.
Hasil dari pendidikan tersebut yang jelas adalah adanya perubahan pada subyek-subyek
pendidikan itu sendiri. Katakanlah dengan bahasa yang sederhana demikian, ada perubahan dari
tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tetapi perubahan-perubahan yang
terjadi setelah proses pendidikan itu tentu saja tidak sesempit itu. Karena perubahan-perubahan
itu menyangkut aspek perkembangan jasmani dan rohani juga.
Melalui pendidikan manusia menyadari hakikat dan martabatnya di dalam relasinya yang tak
terpisahkan dengan alam lingkungannya dan sesamanya. Itu berarti, pendidikan sebenarnya
mengarahkan manusia menjadi insan yang sadar diri dan sadar lingkungan. Dari kesadarannya
itu mampu memperbarui diri dan lingkungannya tanpa kehilangan kepribadian dan tidak
tercerabut dari akar tradisinya.
BAB II
PEMBAHASAN
Masalah penempatan guru, khususnya guru bidang penempatan studi, sering mengalami
ke[incangan, tidak disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan.Gejala tersebut membawa
ketidakefektifan dalam memfungsikan tenaga guru.
Masalah pengembangan tenaga kependidikan di lapangan biasanya terlambat, khusus pada
saat menyonsong hadirnya kurikulum baru.Proses pembekalan untuk dapat siap melaksanakan
kurikulum baru memakan waktu. Akibatnya terjadi kesenjangan antara saat dicanangkan
berlakunya kurikulum dengan saat mulai dilaksanakan.
b. Masalah efisiensi dalam penggunaan prasarana dan sarana
Penggunaan sarana dan prasarana pendidikan yang tidak efisien bisa terjadi antara lain
sebagai akibat kurang matangnya perencanaan dan sring juga karena perubahan kurikulum.
Gejala lain tentang tidak adanya efisiensi dalam penggunaan sarana pendidikan yaitu
diadakannya dan didistribusikannya sarana pembelajaran tanpa dibarengi dengan pembekalan
kemampuan, sikap, dan ketrampilan calon pemakai, ataupun tanpa dilandasi dengan konsep yang
jelas.
4. Masalah relevansi pendidikan
Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat
menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Luaran diharapkan dapat
mengisi semua sektor pembangunan yang beraneka ragam.
7
Kriteria relevansiseperti yang dinyatakan tersebut cukup ideal jika dikaitkan dengan
kondisi sistem pwndidikan pada umumnya dan gambaran tentang kerjaan yang ada antara lain
sebagau berikut :
Status lembaga pendidikan sendiri masih bermacam-macam kualitasnya
Aspirasi masyarakat.
pendidikan, maka permasalahan baru akan muncul antara lain ketersediaan saran
dan prasarana serta ketenagaan kesenian di lembaga pendidikan.
b. Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk yang pesat akan menyebabkan berkembangnya maslah
pendidikan, misalnya pemerataan pendidikan. Dengan pertumbuhan penduduk yang pesat
maka jumlah anak usia sekolah akan semakin besar. Jika daya tamping sekolah
bertambah maka sebagian dari mereka terpaksa antri atau tidak sekolah. Jika ditampung
juga maka ratio guru siswa akan semaikn besar sehingga muncul masalah mutu.
Penyebaran penduduk yang tidak merat menimbulkan masalah pada proses pengadaan
sarana dan prasarana
c. Aspirasi Masyarakat
Kecenderungan aspirasi masyarakat semakin meningkat sudah semakin terlihat.
Masyarakat sudah melihat bahwa pendidkan akan lebih menjamin memperoleh pekerjaan
yang layak dan menetap atau akan meningkatkan status sosial mereka. Peningkatan
aspirasi masyarakat terjadap pendidikan ini akan mengakibatkan anak-anak akan
membanjiri sekolah sehingga menimbulkan masalah seperti system seleksi siswa/
mahasiswa baru, ratio guru-siswa, waktu belajar, permasalahn akan terus berkembang
karena saling terkait.
d. Keterbelakangan Budaya dan Sarana Kehidupan
Masyarakat terpencil berekonomi lemah dan kurang terdidik akan mengalami
keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan sehingga menimbulkan masalah
bagaimana menyadarkan mereka akan keterbelakangan,
9
bagaimana cara menyediakan sarana kehidupan yang lebik baik, khusunya bagaimana
system pendidikan dapat menjangkau dan melibatkan mereka sehingga mereka keluar
dari keterbelakangan tersebut.
komponen kurikulum atau lebih dalam dua periode waktu tertentu. Sebagai
contoh,
bila
sampai
tahun
1968
kurikulum
Sekolah
Dasar
masih
tujuan,
isi,
metode,
media,
organisasi,
dan
strategi
Pembinaan Kurikulum
Istilah pembinaan menunjuk pada suatu kegiatan mempertahankan dan
menyempurnakan apa yang telah ada. Bila dalam pengertian pembinaan
kurikulum maka, usaha kita melaksanakan kurikulum itu sebaik-baiknya,
memperlengkapi alat-alat yang ada dari segi jumlah maupun
10
mutunya, meningkatkan keterampilan guru dalam melaksanakan kegiatankegiatan yang dituntut oleh kurikulum yang bersangkutan, melengkapi
ruangan-ruangan
praktek
yang
dibutuhkan
untuk
meningkatkan
keterampilan murid dalam bidang pengajaran tertentu, dan kegiatankegiatan tertentu dan kegiatan-kegiatan lain yang sejenis, itulah yang
disebut
kegiatan
pembinaan
kurikulum.
Dengan
kata
lain,
kegiatan
Pengembangan Kurikulum
Kurikulum secara umum didefinisikan sebagai suatu rencana
Yang di
untuk
menghasilkan
kurikulum
yang
lebih
baik.
keputusan
tentang
tujuan,
tentang
bagaimana
11
tujuan di
realisasikan melalui proses belajar mengajar dan apakah tujuan dan alat itu
serasi dan efektif.
b.
sekitar murid.
Relevansi dengan perkemnbangan kehidupan masa sekarang dan masa
yang akan datang, disamping mempertimbangkan lingkungan hidup baru,
perlu diperhatikan pula perkembangan yang terjadi dalam kehidupan dimasa
bidng
diantaranya :
pendidikan,
efektifitas
dapat
ditinjau
dari
dua
segi
memberikan
sedikit
kebebasan
didalam
bertindak,
fleksibilitas
2. Landasan Filosofis
Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kuikulum.
13
Sama halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan. Dalam pengembangan kurikulum pun senantiasa
berpijak pada aliran- aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan
implementasi kurikulum yang dikembangkan. isi dari masing-masing aliran filsafat, kaitannya
a.
b.
c.
lalu.
Eksistensialisme,
menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna. Untuk
memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri. Aliran ini mempertanyakan :
d.
e.
3. Landasan Psikologis
Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai
aspek perilaku individu lainnya dalam belajar, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan kurikulum.
Ella Yulaelawati memaparkan teori-teori psikologi yang mendasari Kurikulum Berbasis
Kompetensi.
mengemukakan
pengertian
kompetensi
bahwa
kompetensi
merupakan
karakteristik mendasar dari seseorang yang merupakan hubungan kausal dengan referensi
kriteria
yang
efektif
dan
penampilan
yang
terbaik
dalam
pekerjaan
pada
suatu
a.
b.
c.
d.
e.
informasi.
konsep diri; yaitu tingkah laku, nilai atau image seseorang;
pengetahuan; yaitu informasi khusus yang dimiliki seseorang; dan
keterampilan; yaitu kemampuan melakukan tugas secara fisik maupun mental.
Pada dasarnya landasan ini memberikan landasan dalam perumusan kurikulum yaitu
sejalan dengan ciri-ciri perkembangan psikis peserta didik, sesuai dengan tahap kematangan dan
bakatnya, memperhatikan kecakapan pemikiran perseorangan antara peserta didik satu dengan
yang lain.
4. Landasan Sosial-Budaya
Sebagai suatu rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kita
maklumi bahwa pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta didik untuk terjun ke
lingkungan masyarakat.
15
Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata, namun memberikan bekal pengetahuan,
keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di
masyarakat.
Peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal maupun
informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat pula.
Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi landasan
dan sekaligus acuan bagi pendidikan.
Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia manusia yang menjadi terasing
dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan diharapkan dapat lebih mengerti
dan mampu membangun kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses
kebudayaan,
perkembangan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi.
17
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Banyak sekali permasalahan pendidikan baik dari segi kualitas, kuantitas, efisiensi,
efektivitas, dan relevansi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti IPTEK dan seni, laju
pertumbuhan penduduk, aspirasi masyarakat, serta keterbelakangan budaya dan saran kehidupan.
Namun berbagai permasalahan tersebut dapat ditanggulangi melalui berbagai cara diantaranya
dengan perubahan, pembinaan dan pengembangan kurikulum. Kurikulum terus diperbaharui
mengikuti perkembangan zaman sehingga kualitas pendidikan juga terus meningkat.
4.2
Saran
Berdasarkan permasalahan yang terjadi di bidang pendidikan, penulis menyarankan
kepada pemerintah dan masyarakat agar tanggap terhadap permasalahan tersebut. Kerja sama
antara pemerintah dan masyarakat akan memunculkan kebijakan yang lebih baik sehingga setiap
permasalahan yang ada bisa dicarikan solusinya sesuai dengan kebutuhan.
18
DAFTAR PUSTAKA
19