Anda di halaman 1dari 22

Makalah

PENDIDIKAN
Problematika Pendidikan di Indonesia

Disusun Oleh
Nama
Nim

: Hazri Yandi
: 1302894

Universitas Negeri Padang


2013

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang
kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah pendidikan dengan judul Problematika Pendidikan di Indonesia.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena
itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua dan
segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang
begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan
sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Penulis menyadari sepenuhnya keterbatasan ilmu yang penulis miliki, sehingga
mungkin terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan karya tulis ini. Untuk itu penulis
sangat mengharapkan masukan berupa pertanyaan, saran dan kritikan dari pembaca. Akhir kata
semoga karya kecil ini bisa bermanfaat bagi pembaca.

Padang, Desember 2013


Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..

DAFTAR ISI.....

ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..


1.2 Pembatasan Masalah ..
1.3 Tujuan dan Manfaat....

1
2
2

BAB II LANDASAN TEORI...

BAB III POKOK PEMBAHASAN..

2.1 Permasalahan Pokok Pendidikan


2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Permasalahn Pokok Pendidikan.
2.3 Penanggualangan Permasalahan Pokok Pendidikan.

BAB IV PENUTUP..
3.1 Kesimpulan...
3.2 Saran..

10
18
18
18

DAFTAR PUSTAKA.....19

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan Indonesia semakin hari kualitasnya makin rendah. Berdasarkan Survey
United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), terhadap kualitas
pendidikan di Negara-negara berkembang di Asia Pacific, Indonesia menempati peringkat 10
dari 14 negara. Sedangkan untuk kualitas para guru, kulitasnya berada pada level 14 dari 14
negara berkembang.
Salah satu faktor rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah karena lemahnya
para guru dalam menggali potensi anak. Para pendidik seringkali memaksakan kehendaknya
tanpa pernah memperhatikan kebutuhan, minat dan bakat yang dimiliki siswanya. Kelemahan
para pendidik kita, mereka tidak pernah menggali masalah dan potensi para siswa. Pendidikan
seharusnya memperhatikan kebutuhan anak bukan malah memaksakan sesuatu yang membuat
anak kurang nyaman dalam menuntut ilmu. Proses pendidikan yang baik adalah dengan
memberikan kesempatan pada anak untuk kreatif. Itu harus dilakukan sebab pada dasarnya gaya
berfikir anak tidak bisa diarahkan.
Selain kurang kreatifnya para pendidik dalam membimbing siswa, kurikulum yang
sentralistik membuat potret pendidikan semakin buram. Kurikulum hanya didasarkan pada
pengetahuan pemerintah tanpa memperhatikan kebutuhan masyarakat. Lebih parah lagi,
pendidikan tidak mampu menghasilkan lulusan yang kreatif. Ini salahnya, kurikulum dibuat di
Jakarta dan tidak memperhatikan kondisi di masyarakat bawah. Jadi, para lulusan hanya pintar
cari kerja dan tidak pernah bisa menciptakan lapangan kerja sendiri, padahal lapangan pekerjaan
yang tersedia terbatas. Kualitas pendidikan Indonesia sangat memprihatinkan. Berdasarkan
analisa dari badan pendidikan dunia (UNESCO), kualitas para guru Indonesia menempati
peringkat terakhir dari 14 negara berkembang di Asia Pacifik. Posisi tersebut menempatkan
negeri agraris ini dibawah Vietnam yang negaranya baru merdeka beberapa tahun lalu.
1

Sedangkan untuk kemampuan membaca, Indonesia berada pada peringkat 39 dari 42 negara
berkembang di dunia. Lemahnya input quality, kualitas guru kita ada diperingkat 14 dari 14
negara berkembang. Ini juga kesalahan negara yang tidak serius untuk meningkatkan kualitas
pendidikan. Dari sinilah penulis mencoba untuk membahas lebih dalam mengenai pendidikan di
Indonesia dan segala problematikanya.
1.2 Pembatasan Masalah
Dari uraian di atas dilihat begitu kompleksnya permasalahan dalam pendidikan yang ada
di Indonesia. Oleh karena itu Penulis membatasi beberapa masalah dalam penulisan makalah
dengan Masalah-masalah mendasar pendidikan di Indonesia, Faktor yang mempengaruhi
pendidikan di Indonesia, dan Solusi Pendidikan di Indonesia.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.3.1

Tujuan
Sesuai dengan pembatasan masalah di atas, maka tujuan penulisan adalah untuk

mengetahui masalah-masalah apa saja yang terjadi pada pendidikan di Indoensia yang dillihat
dari kualitas pendidikannya semakin hari semakin menurun.
1.3.2

Manfaat
Dari penulisan ini diharapkan mendatangkan manfaat berupa penambahan pengetahuan

serta wawasan penulis kepada pembaca tentang permasalahan pendidikan sehingga kita dapat
mencari solusinya secara bersama agar pendidikan di masa yang akan dapat meningkat baik dari
segi kualitas maupun kuantitas yang diberikan.

BAB II
LANDASAN TEORI
Sebelum kita membahas mengenai permasalahan-permasalahan pendidikan di Indonesia,
sebaiknya kita melihat definisi dari pendidikan itu sendiri terlebih dahulu. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar didik (mendidik), yaitu memelihara dan
memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan
pendidikan mempunyai pengertian yaitu proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan,
proses perbuatan, cara mendidik.
Ki Hajar Dewantara, sebagai Tokoh Pendidikan Nasional Indonesia, peletak dasar yang kuat
pendidkan nasional yang progresif untuk generasi sekarang dan generasi yang akan datang
merumuskan pengertian pendidikan sebagai berikut :
Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya
budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelektual dan tubuh anak);
dalam Taman Siswa tidak boleh dipisahkan bagian-bagian itu agar supaya kita
memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan, kehidupan dan penghidupan
anak-anak yang kita didik, selaras dengan dunianya (Ki Hajar Dewantara,
1977:14)
Dari etimologi dan analisis pengertian pendidikan di atas, secara singkat pendidikan dapat
dirumuskan sebagai tuntunan pertumbuhan manusia sejak lahir hingga tercapai kedewasaan
jasmani dan rohani, dalam interaksi dengan alam dan lingkungan masyarakatnya.
Pendidikan merupakan proses yang terus menerus, tidak berhenti. Yang di dalamnya, keluhuran
martabat manusia dipegang erat karena manusia adalah subyek dari pendidikan. Karena
merupakan subyek di dalam pendidikan, maka dituntut suatu tanggung jawab agar tercapai suatu
hasil pendidikan yang baik.
3

Jika memperhatikan bahwa manusia itu sebagai subyek dan pendidikan meletakkan hakikat
manusia pada hal yang terpenting, maka perlu diperhatikan juga masalah otonomi
pribadi.Maksudnya adalah, manusia sebagai subyek pendidikan harus bebas untuk ada sebagai
dirinya yaitu manusia yang berpribadi, yang bertanggung jawab.
Hasil dari pendidikan tersebut yang jelas adalah adanya perubahan pada subyek-subyek
pendidikan itu sendiri. Katakanlah dengan bahasa yang sederhana demikian, ada perubahan dari
tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tetapi perubahan-perubahan yang
terjadi setelah proses pendidikan itu tentu saja tidak sesempit itu. Karena perubahan-perubahan
itu menyangkut aspek perkembangan jasmani dan rohani juga.
Melalui pendidikan manusia menyadari hakikat dan martabatnya di dalam relasinya yang tak
terpisahkan dengan alam lingkungannya dan sesamanya. Itu berarti, pendidikan sebenarnya
mengarahkan manusia menjadi insan yang sadar diri dan sadar lingkungan. Dari kesadarannya
itu mampu memperbarui diri dan lingkungannya tanpa kehilangan kepribadian dan tidak
tercerabut dari akar tradisinya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Permasalah Pokok Pendidikan


Sistem pendidikan menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sosial
budaya dan masyarakat. Pembangunan sistem pendidikan tidak mempunyai arti apa-apa jika
tidak sinkron dengan pembangunan nasional. Permasalahan intern sistem pendidikan itu sangat
kompleks. Artinya, suatu permasalahan intern dalam sistem pendidikan selalu ada kaitan dengan
masalah-masalah diluar sistem pendidikan itu sendiri. Misalnya masalah mutu hasil belajar suatu
sekolah tidak dapat dilepaskan dari sosial budaya dan ekonomi masyarakat di sekitarnya.
Berdasarkan kenyataan tersebut maka penaggulangan masalah pendidikan juga sangat kompleks,
menyangkut banyak komponen, dan melibatkan banyak pihak. Jadi permasalahan pokok dalam
pendidikan yaitu mengenai masalah pemerataan, mutu, relevansi, efisiensi pendidikan.

2.1.1 Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan


Pada bagian ini akan dibahas empat masalah pokok pendidikan yang telah menjadi
kesepakatan nasional yang perlu diprioritaskan penanggulangannya. Masalah tersebut adalah:
1. Masalah pemerataan pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah bagaimana sistim pendidikan dapat menyediakan
kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan.
Pemecahan masalah pemerataan pendidikan dapat dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a. Cara konvensional, antara lain :
Membangun gedung sekolah
Menggunakan gedung sekolah untuk double sift (sistem bergantian pagi dan sore).
5
b. Cara inovatif, antara lain :
Sistem pamong
SD kecil pada daerah terpencil

Sistem guru kunjung


SMP terbuka
Kejar paket A dan B
Belajar jarak jauh

2.Masalah mutu pendidikan


Mutu pendidikan dipermaslahkan jika hasil pendidikan belum mencapai seperti taraf
yang diharapkan. Mutu pendidkan pada akhirnya dilihat pada kualitas keluarannya.
Pemecahan masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat
fisik dan perangkat lunak, personalia, dan manejemen sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah


Pengembangan kemampuan tenaga kependidikan
Penyempurnaan kurikulum
Pengembangan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tentram untuk belajar.
Penyempurnaan sarana belajar
Peningkatan administrasi menejemen
Kegiatan pengendalian mutu

3.Masalah efisiensi pendidikan


Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikan
mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan.
Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting adalah :
a. Bagaimana tenega kependidikan difungsikan
b. Bagaimana sarana dan prasarana difungsikan
c. Bagaimana pendidikan difungsikan
6
d. Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga

a. Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembangan tenaga.


Masalah pengangkatan terletak pada kesenjangan antara stok tenaga yang tersedia dengan
jatah pengangkatan yang terbatas.

Masalah penempatan guru, khususnya guru bidang penempatan studi, sering mengalami
ke[incangan, tidak disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan.Gejala tersebut membawa
ketidakefektifan dalam memfungsikan tenaga guru.
Masalah pengembangan tenaga kependidikan di lapangan biasanya terlambat, khusus pada
saat menyonsong hadirnya kurikulum baru.Proses pembekalan untuk dapat siap melaksanakan
kurikulum baru memakan waktu. Akibatnya terjadi kesenjangan antara saat dicanangkan
berlakunya kurikulum dengan saat mulai dilaksanakan.
b. Masalah efisiensi dalam penggunaan prasarana dan sarana
Penggunaan sarana dan prasarana pendidikan yang tidak efisien bisa terjadi antara lain
sebagai akibat kurang matangnya perencanaan dan sring juga karena perubahan kurikulum.
Gejala lain tentang tidak adanya efisiensi dalam penggunaan sarana pendidikan yaitu
diadakannya dan didistribusikannya sarana pembelajaran tanpa dibarengi dengan pembekalan
kemampuan, sikap, dan ketrampilan calon pemakai, ataupun tanpa dilandasi dengan konsep yang
jelas.
4. Masalah relevansi pendidikan
Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat
menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Luaran diharapkan dapat
mengisi semua sektor pembangunan yang beraneka ragam.

7
Kriteria relevansiseperti yang dinyatakan tersebut cukup ideal jika dikaitkan dengan
kondisi sistem pwndidikan pada umumnya dan gambaran tentang kerjaan yang ada antara lain
sebagau berikut :
Status lembaga pendidikan sendiri masih bermacam-macam kualitasnya

Sistem pendidikan tidak pernah menghasilkan luaran yang siap pakai.


Peta kebutuhan tenaga kerja dengan persyaratannya yang dapat digunkan sebagai
pedoman oleh lembaga-lembagapendidikan untuk menyusun programnya tidak tersedia.

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan


Faktor-faktor yng mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu:
a.

Perkembangan iptek dan seni.

b. Laju pertumbuhan penduduk.


c.

Aspirasi masyarakat.

d. Keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan.


a. Perkembangan IPTEK dan Seni
IP (Ilmu Pengetahuan)
Berkembangnya IP (Science) baikm di bidang social, ekonomi, hokum, pertanian,
dan sebagainya jelas akan membawa masalah dalam pendidikan misalnya saja
materi/ bahan pengajaran yang terdapat dalam kurikulum sudah harus diubah.
TEK (Teknologi)
Perkembangan teknologi, misalnya teknologi baru yang digunan dalam suatu
proses produksi akan menimbulkan kondisi soisal ekonomi baru. Persyaratan
kerja, kebutuhan tenaga kerja, system pelayanan dal lain-lain akan serba baru.
Perkembangan seperti ini akan menimbulkan masalah dalam system pendidikan.
System yang ada mungkin tidak sesuai lagi dengan tuntutan perkembangan, oleh
karenanya perlu ditanggulangi.
8
Seni
Aktivitas kesenian mempunyai andil yang cukup besar dalam membentuk
manusia Indonesia seutuhnya. Secara khusus kesenian dapat mengembangkan
domain/ aspek afektif dari peserta didik. Dunia seni telah mengalami
perkembangan yang pesat dan semakin mendapat tempat dalam kehidupan
masyarakat. Keadaan seperti ini, sudah barang tentu akan menimbulkan masalah
baru dalam bidang pendidikan. Jika seni dikembangkan melalui system

pendidikan, maka permasalahan baru akan muncul antara lain ketersediaan saran
dan prasarana serta ketenagaan kesenian di lembaga pendidikan.
b. Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk yang pesat akan menyebabkan berkembangnya maslah
pendidikan, misalnya pemerataan pendidikan. Dengan pertumbuhan penduduk yang pesat
maka jumlah anak usia sekolah akan semakin besar. Jika daya tamping sekolah
bertambah maka sebagian dari mereka terpaksa antri atau tidak sekolah. Jika ditampung
juga maka ratio guru siswa akan semaikn besar sehingga muncul masalah mutu.
Penyebaran penduduk yang tidak merat menimbulkan masalah pada proses pengadaan
sarana dan prasarana
c. Aspirasi Masyarakat
Kecenderungan aspirasi masyarakat semakin meningkat sudah semakin terlihat.
Masyarakat sudah melihat bahwa pendidkan akan lebih menjamin memperoleh pekerjaan
yang layak dan menetap atau akan meningkatkan status sosial mereka. Peningkatan
aspirasi masyarakat terjadap pendidikan ini akan mengakibatkan anak-anak akan
membanjiri sekolah sehingga menimbulkan masalah seperti system seleksi siswa/
mahasiswa baru, ratio guru-siswa, waktu belajar, permasalahn akan terus berkembang
karena saling terkait.
d. Keterbelakangan Budaya dan Sarana Kehidupan
Masyarakat terpencil berekonomi lemah dan kurang terdidik akan mengalami
keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan sehingga menimbulkan masalah
bagaimana menyadarkan mereka akan keterbelakangan,
9
bagaimana cara menyediakan sarana kehidupan yang lebik baik, khusunya bagaimana
system pendidikan dapat menjangkau dan melibatkan mereka sehingga mereka keluar
dari keterbelakangan tersebut.

2.3 Penanggulangan Permasalahan Pokok Pendidikan

A. Perubahan, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum


a. Perubahan Kurikulum
Secara konsep Perubahan kurikulum adalah suatu usaha yang di
sengaja. Perubahan kurikulum terjadi karena adanya perbedaan dalam satu

komponen kurikulum atau lebih dalam dua periode waktu tertentu. Sebagai
contoh,

bila

sampai

tahun

1968

kurikulum

Sekolah

Dasar

masih

menggunakan sistem mata pelajaran, maka mulai tahun 1975 kurikulum


tersebut telah menggunakan sistem bidang studi. Ini berarti, bahwa telah
terjadi perubahan dalam organisasi kurikulum sekolah Dasar. Jadi, Perubahan
kurikulum adalah suatu kegiatan atau usaha yang di sengaja untuk
menghasilkan kurikulum baru secara lebih baik, yang di dasarkan atas
perbedaan satu atau lebih komponen kurikulum dalam dua periode waktu
yang berdekatan.
Perubahan kurikulum dapat bersifat sebagian, tetapi juga dapat terjadi
atau bersifat menyeluruh. Di katakan sebagian jika perubahan kurikulum
tersebut hanya terjadi pada komponen kurikulum tertentu. Misalnya,
perubahan metode mengajar saja, isi kurikulum saja, atau sistem penilaian
saja. Sedangkan , perubahan kurikulum secara menyeluruh terjadi, jika
dalam kegiatan kurikulum itu terjadi perubahan terhadap keseluruhan
komponen (bahkan sistem) kurikulum, misalnya perubahan itu mencakup:
komponen

tujuan,

isi,

metode,

media,

organisasi,

dan

strategi

pelaksanaannya. Seperti yang terjadi pada perubahan kurikulum 1968


menjadi kurikulum 1975.
b.

Pembinaan Kurikulum
Istilah pembinaan menunjuk pada suatu kegiatan mempertahankan dan
menyempurnakan apa yang telah ada. Bila dalam pengertian pembinaan
kurikulum maka, usaha kita melaksanakan kurikulum itu sebaik-baiknya,
memperlengkapi alat-alat yang ada dari segi jumlah maupun
10
mutunya, meningkatkan keterampilan guru dalam melaksanakan kegiatankegiatan yang dituntut oleh kurikulum yang bersangkutan, melengkapi
ruangan-ruangan

praktek

yang

dibutuhkan

untuk

meningkatkan

keterampilan murid dalam bidang pengajaran tertentu, dan kegiatankegiatan tertentu dan kegiatan-kegiatan lain yang sejenis, itulah yang
disebut

kegiatan

pembinaan

kurikulum.

Dengan

kata

lain,

kegiatan

pembinaan kurikulum pada dasarnya adalah kegiatan mempertahankan dan

menyempurrnakan pelaksanaan kurikulum yang telah kita miliki, dengan


maksud untuk memperoleh hasil yang semakin baik.
Sinonim dengan Curriculum Building dan Curriculum Improvement
. pembinaan kurikulum berarti perubahan sektoral, berlangsung dalam
jangka waktu pendek, dan bertujuan memperbaiki da melengkapi system
pendidikan yang sedang berjalan agar lebih efisien dan efektif melaksanakan
tugasnya.
Sejalan dengan makna pembinaan di atas maka tujuan pembinaan
kurikulum adalah diperolehnya pelaksanaan kurikulum yang mantap. Dapat
pula di katakan bahwa tujuan pembinaan kurikulum adalah memperkecil
atau meniadakan kesenjangan antara apa yang seharusnya dilaksanakan
dengan apa yang dapat dilaksanakan. Dengan bahasa lain meniadakan atau
memperkecil kesenjangan antara kurikulum potensial dengan kurikulum
aktual.
c.

Pengembangan Kurikulum
Kurikulum secara umum didefinisikan sebagai suatu rencana

Yang di

kembangkan untuk memperlancar proses belajar-mengajar dengan arahan


atau bimbingan sekolah serta anggota stafnya. Pengembangan kurikulum
merupakan proses yang mengaitkan satu komponen kurikulum dengan
lainya

untuk

menghasilkan

kurikulum

yang

lebih

baik.

Pengembangan Kurikulum adalah upaya meningkatkan dalam bentuk nilai


tambah dari apa yang telah di laksanakan sesuai dengan kurikulum potensial
dan merupakan tahap lanjutan dari kegiatan Pembinaan.
Caswell mengartikan pengembangan kurikulum sebagai alat untuk
membantu guru dalam melakukan tugas mengajarkan bahan, menarik minat
murid dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Sementara Beane, Toefer, dan
Allesia menyatakan bahwa Perencanaan atau pengembangan kurikulum
adalah suatu proses di mana partisipasi pada berbagai tingkat dalam
membuat

keputusan

tentang

tujuan,

tentang

bagaimana

11
tujuan di

realisasikan melalui proses belajar mengajar dan apakah tujuan dan alat itu
serasi dan efektif.

Dari pendapat tersebut di atas dapat di katakan bahwa pengembangan


kurikulum merupakan suatu proses yang merencanakan, menghasilkan suatu
alat yang lebih baik dengan di dasarkan pada hasil penilaian terhadap
kurikulum yang telah berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi belajarmengajar yang lebih baik. Dengan kata lain pengembangan kurikulum
adalah kegiatan untuk menghasilkan kurikulum baru melalui langlah-langkah
penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian yang dilakukan selama
periode waktu tertentu.
Sinonim dengan Curriculum Development . pengembangan kurikulum
berarti perubahan dan peralihan total dari satu kurikulum ke kurikulum
lainnya. Ada beberapa prinsip dasar pengembangan kurikulum diantaranya :
1. Prinsip Relevansi
Relevansi pendidikan dapat diartikan sebagai kesesuaian atau keserasian
pendidikan dengan tuntuttan kehidupan. Pendidikan dikatakan relevan
apabila hasil yang diperoleh dari pendidikan tersebut berguna atau
fungsional bagi kehidupan.
Masalah relevansi pendidikan dengan kehidupan dapat kita tinjau sekuranga.

kurangnya dari tiga segi :


Relevansi pendidikan dengan lingkungan hidup murid, dalam menetapkan
bahan pendidikan yang akan dipelajari murid hendaknya dipertimbangkan
sejauh mana bahan tersebut sesuai dengan kehidupan nyata yang ada di

b.

sekitar murid.
Relevansi dengan perkemnbangan kehidupan masa sekarang dan masa
yang akan datang, disamping mempertimbangkan lingkungan hidup baru,
perlu diperhatikan pula perkembangan yang terjadi dalam kehidupan dimasa

sekarang maupun masa depan.


c. Relevansi dengan tuntutan dalam dunia pekerjaan,
2. Prinsip Efektifitas.
Efektifitas dalam suatu kegiatan berkenaan dengan sejauh mana apa
yang direncanakan atau dapat di inginkan dapat terlaksakan atau tercapai.
Didalam

bidng

diantaranya :

pendidikan,

efektifitas

dapat

ditinjau

dari

dua

segi

a. Efektifitas mengajar Guru, terutama mencakup sejauh mana jenis-jenis


kegiatan belajar
12
mengajar yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik.
b.

Efektifitas mengajar murid, menyangkut sejauh mana tujuan-tujuan

pelajaran yang diinginkan telah dapat dilaksanakan dengan baik.


3. Prinsip Efisiensi.
Efisiensi suatu usaha pada dasarnya merupakan perbandingan antara
hasil yang dicapai (output) dan usaha yang telah dikeluarkan (input). Dalam
dunia pendidikan ini efisiensi perlu kita perhatikan, baik efesiensi dalam segi
waktu, tenaga, peralatan, yang tentunya akan menghasilkan efesiensi dan
segi biaya.
4. Dan Prinsip Kesinambungan dan Fleksibel.
Kesinambungan (kontinyuitas) adalah saling hubungan atau jalinmenjalin antara berbagai tingkat dan jenis program pendidikan.
a. Kesinambungan antara berbagai tingkat sekolah
b. Kesinambungan antar berbagai bidang studi
Fleksibilitas maksudnya tidak kaku, artinya ada semacam ruang gerak
yang

memberikan

sedikit

kebebasan

didalam

bertindak,

fleksibilitas

kurikulum mencakup di antaranya :


a. Fleksibilitas dalam memilih program pendidikan
b. Fleksibilitas dalam mengembangkan program pengajaran.
B. Landasan Dasar Pengembangan Kurikulum
Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap
seluruh kegiatan pendidikan. Dalam hal ini akan diuraikan secara ringkas keempat landasan
tersebut.
1. Landasan Historis ( agama )
Kurikulum pendidikan Islam harus di dasarkan pada Al-Quran dan al-Hadist sebagai
sumber utama agama Islam. Ditambah lagi berbagai sumber yang bersifat furu.

2. Landasan Filosofis
Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kuikulum.
13
Sama halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan. Dalam pengembangan kurikulum pun senantiasa
berpijak pada aliran- aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan

implementasi kurikulum yang dikembangkan. isi dari masing-masing aliran filsafat, kaitannya
a.

dengan pengembangan kurikulum, diantaranya :


Perenialisme,
lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada warisan
budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang
memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada
kebenaran absolut , kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini

b.

lebih berorientasi ke masa lalu.


Essensialisme,
menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan keterampilan pada
peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata
pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup
di masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi pada masa

c.

lalu.
Eksistensialisme,
menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna. Untuk
memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri. Aliran ini mempertanyakan :

d.

bagaimana saya hidup di dunia ? Apa pengalaman itu ?


Progresivisme,
menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta didik,
variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan

e.

belajar peserta didik aktif.


Rekonstruktivisme,
merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada rekonstruktivisme, peradaban
manusia masa depan sangat ditekankan. Di samping menekankan tentang perbedaan individual
seperti pada progresivisme, rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan
masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan untuk apa berfikir kritis,
memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu ?
14
Penganut aliran ini menekankan pada hasil belajar dari pada proses.
Pada dasarnya filsafa ini memberikan pedoman bagi pendidikan Islam secara filosofis
sehingga tujuan, isi dan organisasi kurikulum mengandung suatu kebenaran dan pandangan
hidup dalam bentuk nilai-nilai yang diyakini sebagai suatu kebenaran baik ditinjau dari segi
ontology, epistimologi, maupun aksiologi.

3. Landasan Psikologis

Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai
aspek perilaku individu lainnya dalam belajar, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan kurikulum.
Ella Yulaelawati memaparkan teori-teori psikologi yang mendasari Kurikulum Berbasis
Kompetensi.

mengemukakan

pengertian

kompetensi

bahwa

kompetensi

merupakan

karakteristik mendasar dari seseorang yang merupakan hubungan kausal dengan referensi
kriteria

yang

efektif

dan

penampilan

yang

terbaik

dalam

pekerjaan

pada

suatu

a.

situasi.Selanjutnya, dikemukakan pula tentang 5 tipe kompetensi, yaitu :


motif; sesuatu yang dimiliki seseorang untuk berfikir secara konsisten atau keinginan untuk

b.

melakukan suatu aksi.


bawaan; yaitu karakteristik fisik yang merespons secara konsisten berbagai situasi atau

c.
d.
e.

informasi.
konsep diri; yaitu tingkah laku, nilai atau image seseorang;
pengetahuan; yaitu informasi khusus yang dimiliki seseorang; dan
keterampilan; yaitu kemampuan melakukan tugas secara fisik maupun mental.
Pada dasarnya landasan ini memberikan landasan dalam perumusan kurikulum yaitu
sejalan dengan ciri-ciri perkembangan psikis peserta didik, sesuai dengan tahap kematangan dan
bakatnya, memperhatikan kecakapan pemikiran perseorangan antara peserta didik satu dengan

yang lain.
4. Landasan Sosial-Budaya
Sebagai suatu rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kita
maklumi bahwa pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta didik untuk terjun ke
lingkungan masyarakat.
15
Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata, namun memberikan bekal pengetahuan,
keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di
masyarakat.
Peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal maupun
informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat pula.
Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi landasan
dan sekaligus acuan bagi pendidikan.
Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia manusia yang menjadi terasing
dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan diharapkan dapat lebih mengerti
dan mampu membangun kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses

pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan


perkembangan yang ada di masyakarakat.
Sejalan dengan perkembangan masyarakat maka nilai-nilai yang ada dalam masyarakat
juga turut berkembang sehingga menuntut setiap warga masyarakat untuk melakukan perubahan
dan penyesuaian terhadap tuntutan perkembangan yang terjadi di sekitar masyarakat.
Pada dasarnya Kurikulum ini harus mengakar terhadap masyarakat perubahan dan
perkembangannya, apa saja yang akan di pelajari harus sesuai dengan kebutuhan dalam
masyarakat,

kebudayaan,

perkembangan

ilmu

pengetahuan

dan

teknologi.

5. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Pada awalnya, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia masih relatif
sederhana, namun sejak abad pertengahan mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai
penemuan teori-teori baru terus berlangsung hingga saat ini dan dipastikan kedepannya akan
terus semakin berkembang. Akal manusia telah mampu menjangkau hal-hal yang sebelumnya
merupakan sesuatu yang tidak mungkin. Kemajuan cepat dunia dalam bidang informasi dan
teknologi dalam dua dasa warsa terakhir telah berpengaruh pada peradaban manusia melebihi
jangkauan pemikiran manusia sebelumnya. Pengaruh ini terlihat pada pergeseran tatanan sosial,
ekonomi dan politik yang memerlukan keseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran dan caracara kehidupan yang berlaku pada konteks global dan lokal.
16
Selain itu, dalam abad pengetahuan sekarang ini, diperlukan masyarakat yang
berpengetahuan melalui belajar sepanjang hayat dengan standar mutu yang tinggi.
Sifat pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat beragam dan
canggih, sehingga diperlukan kurikulum yang disertai dengan kemampuan meta-kognisi dan
kompetensi untuk berfikir dan belajar bagaimana belajar (learning to learn) dalam mengakses,
memilih dan menilai pengetahuan, serta mengatasi situasi yang ambigu dan antisipatif terhadap
ketidakpastian..
Perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, terutama dalam bidang
transportasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan kehidupan manusia. Oleh karena itu,
kurikulum seyogyanya dapat mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik dapat mengimbangi dan sekaligus
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup
manusia.

17
BAB IV
PENUTUP

4.1

Kesimpulan
Banyak sekali permasalahan pendidikan baik dari segi kualitas, kuantitas, efisiensi,

efektivitas, dan relevansi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti IPTEK dan seni, laju
pertumbuhan penduduk, aspirasi masyarakat, serta keterbelakangan budaya dan saran kehidupan.
Namun berbagai permasalahan tersebut dapat ditanggulangi melalui berbagai cara diantaranya
dengan perubahan, pembinaan dan pengembangan kurikulum. Kurikulum terus diperbaharui
mengikuti perkembangan zaman sehingga kualitas pendidikan juga terus meningkat.

4.2

Saran
Berdasarkan permasalahan yang terjadi di bidang pendidikan, penulis menyarankan

kepada pemerintah dan masyarakat agar tanggap terhadap permasalahan tersebut. Kerja sama
antara pemerintah dan masyarakat akan memunculkan kebijakan yang lebih baik sehingga setiap
permasalahan yang ada bisa dicarikan solusinya sesuai dengan kebutuhan.

18

DAFTAR PUSTAKA

Tim Pengembang Mata Kuliah Pengantar Pendidikan UNP (2006) : Bahan


Ajar Pengantar Pendidikan
ratihahiran.blogspot.com/2012/03/permasalahan-pokok-pendidikan.html?
m=1
ula17muhajirotul.blogspot.com/2012/06/perubahan-pembinaan-danpengembangan.html?m=1

19

Anda mungkin juga menyukai