tradisi dan kebudayaan serta keberadaan masyarakatnya sekaligus juga mampu menerima dan
menghargai keberadaan tradisi, budaya dan situasi masyarakat lain? Dalam hal ini, makna
pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara menjadi sangat relevan untuk direnungkan.
Kualitas Pendidikan di Indonesia
1. Ada dua (2) faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan, khususnya di Indonesia yaitu :
a. Faktor internal, meliputi jajaran dunia pendidikan baik itu Departemen Pendidikan
Nasional, Dinas Pendidikan Daerah, dan juga sekolah yang berada di garis depan.
Dalam hal ini intervensi dari pihak-pihak yang terkait sangatlah dibutuhkan agar
pendidikan senantiasa selalu terjaga dengan baik.
b. Faktor eksternal, adalah masyarakat pada umumnya. Di mana,masyarakat merupakan
ikon pendidikan dan merupakan tujuan dari adanya pendidikan yaitu sebagai objek dari
pendidikan.
2. Banyak faktor-faktor yang menyebabkan kualitas pendidikan di Indonesia semakin terpuruk.
Faktor-faktor tersebut yaitu :
a. Rendahnya kualitas sarana fisik
b. Rendahnya kualitas guru
c. Rendahnya kesejahteraan guru
Dengan adanya UU Guru dan Dosen, barangkali kesejahteraan guru dan dosen (PNS) agak
lumayan. Pasal 10 UU itu sudah memberikan jaminan kelayakan hidup. Di dalam pasal itu
disebutkan guru dan dosen akan mendapat penghasilan yang pantas dan memadai, antara
lain meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi, dan/atau
tunjangan khusus serta penghasilan lain yang berkaitan dengan tugasnya. Mereka yang
diangkat pemkot/pemkab bagi daerah khusus juga berhak atas rumah dinas.
Tapi, kesenjangan kesejahteraan guru swasta dan negeri menjadi masalah lain yang
muncul. Di lingkungan pendidikan swasta, masalah kesejahteraan masih sulit mencapai
taraf ideal. Diberitakan Pikiran Rakyat 9 Januari 2006, sebanyak 70 persen dari 403 PTS di
Jawa Barat dan Banten tidak sanggup untuk menyesuaikan kesejahteraan dosen sesuai
dengan amanat UU Guru dan Dosen.
Belum para guru honorer/GTT, guru pada pesantren dll. yang nasibnya amat sangat
terpuruk.
d. Rendahnya prestasi siswa
e. Kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan
f. Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan
g. Mahalnya biaya pendidikan
Untuk mengatasi masalah-masalah, seperti rendahnya kualitas sarana fisik, rendahnya kualitas
guru, dan lain-lain seperti yang telah dijelaskan diatas, secara garis besar ada dua solusi yaitu:
1. Solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan
sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan sangat berkaitan dengan sistem
ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam
konteks sistem ekonomi kapitalisme (mazhab neoliberalisme), yang berprinsip antara lain
meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan
pendidikan.
2. Solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung dengan
pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi
siswa.
Solusi untuk masalah-masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk
meningkatkan kualitas sistem pendidikan. Rendahnya kualitas guru, misalnya, di samping diberi
solusi peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan
kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa, misalnya, diberi solusi dengan meningkatkan kualitas
dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan
sebagainya.
Maka dengan adanya solusi-solusi tersebut diharapkan pendidikan di Indonesia dapat bangkit
dari keterpurukannya, sehingga dapat menciptakan generasi-generasi baru yang ber-SDM tinggi,
berkepribadian Pancasila dan bermartabat.
BAB IV
PENUTUP
4
A. Simpulan
Banyak sekali faktor yang menjadikan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Faktorfaktor yang bersifat teknis diantaranya adalah rendahnya kualitas guru, rendahnya sarana fisik,
mahalnya biaya pendidikan, rendahnya prestasi siswa, rendahnya kesejahteraan guru, rendahnya
relevansi pendidikan dengan kebutuhan, kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan. Namun
sebenarnya yang menjadi masalah mendasar dari pendidikan di Indonesia adalah sistem
pendidikan di Indonesia itu sendiri yang menjadikan siswa sebagai objek, sehingga manusia yang
dihasilkan dari sistem ini adalah manusia yang hanya siap untuk memenuhi kebutuhan zaman
dan bukannya bersikap kritis terhadap zamannya. Maka disinilah dibutuhkan kerja sama antara
pemerintah dan mesyarakat untuk mengatasi segala permasalahan pendidikan di Indonesia.
B. Saran
1. Mengubah sistem pembelajaran yang mengandalkan hasil dari ranah kognitif menjadi
seimbang antara kognitif, afektif dan psikomotorik. Untuk hal tersebut maka perlu ada
perubahan kurikulum.
2. Mengubah paradigma pendidikan dari atas ke bawah menjadi dari bawah ke atas. Dalam
artian pemerintah pusat mendengar dan memperhatikan aspirasi dari bawah baru kemudian
membuat keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Catatan :
Jika makalah diseminarkan di sekolah atau di tingkat Gugus yang dihadiri minimal 3
lembaga dan minimal 15 orang, kemudian hasilnya disimpan di perpustakaan sekolah, maka
nilai angka kreditnya 2 (dua)
CONTOH JUDUL MAKALAH PENDIDIKAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8. Penilaian Otentik
9. Penilaian Portofolio
10. Pendekatan Tematik dalam Pembelajaran
11. Kesinambungan Penjasorkes dari SD ke jenjang selanjutnya
12. Kendala Penerapan Kurikulum 2013
13. Dampak Pembelajaran Model STAD terhadap kelas awal
14. Cara mudah mengajarkan bilangan bulat
15. Strategi Menumbuhkan Kebutuhan Sholat
16. Implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
17. Dampak Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Sikap Siswa Kelas Awal
18. Menanamkan kesadaran siswa untuk pergi ke Gereja setiap Minggu
19.