Analisis Struktur Kurikulum
Analisis Struktur Kurikulum
Oleh:
HALIDI
NIM : 2120100015
Dosen Pengampu:
Dr. Muhammad Nasir, M.Ag
C. Tujuan penulisan................................................................................................ 2
DAFTAR PUSTAKA
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis memanjatkan puji Syukur Kepada Allah SWT, atas rahmat,
taufiq dan hidayah-Nya, hingga penulisan makalah yang berjudul “ Analisis Struktur
Kurikulum MTs di Indonesia” ini dapat di selesaikan. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Akhir zaman Nabi Mudammad SAW, yang paling fasih dalam
berbahasa arab.
Makalah ini kami buat dengan maksud untuk menyelesaikan tugas kami mata kuliah
bentuk makalah ini akan memberi banyak dalam kemanafaatan serta perluasan ilmu
pengetahuan.
Penulis menyadari ada kekurangan pada makalah ini. Oleh sebab itu, saran dan
kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga berharap semoga
karya ilmiah ini mampu memberikan pengetahuan tentang pentingnya penggunaan bahasa
Penyusun
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia yaitu antara lain untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan hal
tersebut UUD 1945, pasal 31, ayat (3) memerintahkan agar pemerintah mengusahakan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan Bangsa, yang diatur
dengan Undang-Undang.1
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi
tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah,
satuan pendidikan dan peserta didik. Karena kurikulum merupakan rencana untuk
keperluan pelajaran anak, maka bahan pelajaran harus dituangkan dalam organisasi tertentu
agar tujuan pendidikan dapat dicapai. Organisasi atau disain kurikulum dimaksud untuk
memudahkan anak belajar. Dalam organisasi kurikulum dicoba diwujudkan apa yang
diketahui tentang teori, konsep, pandangan tentang pendidikan, perkembangan anak, dan
kebutuhan masyarakat. Kurikulum itu menentukan apa yang akan dipelajari, kapan waktu
yang tepat untuk mempelajarinya, keseimbangan bahan pelajaran dan keseimbangan antara
kali perubahan kurikulum pendidikan dasar dan menengah yang berbarengan dengan
perubahan strategi belajar mengajar. Kurikulum pertama dirancang pada tahun 1968 yang
1
menekankan pada pentingnya pembinaan moral, budi pekerti, agama, kecerdasan dan
keterampilan, serta fisik yang kuat dan sehat (Sularto, 2005). Kurikulum 1968 dianggap
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Oleh karena itu, pemerintah, para ahli, dan
praktisi pendidikan melakukan inovasi dan uji coba terhadap model desain pembelajaran
yang pada akhirnya terakumulasi dalam perwujudan kurikulum 1975, Kurikulum ini
manusia Indonesia seutuhnya yang berindikasi pada pengembangan tiga aspek kognitif,
kurikulum sebelumnya yang menekankan pada Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). yang
dengan nama kurikulum 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), yang selanjutnya
KBK terus berkembang menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yamg
selanjutnya KTSP di sempurnakan lagi menjadi Kurikulum 2013 (K.13) sampai sekarang,
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Analisis adalah merupakan usaha yang dilakukan dengan metode tertentu untuk
mengamati sesuatu secara detail. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
mengamati sesuatu yang tentunya bertujuan untuk mendapatkan hasil akhir dari
pengamatan yang sudah dilakukan. Objek analisis yang dimaksud dalam hal ini adalah
Wiradi. Menurut Wiradi, analisis adalah aktivitas yang memuat kegiatan memilah
suatu pengaturan dan hubungan antara unsur-unsur atau elemen-elemen yang saling
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti struktur adalah cara sesuatu
disusun atau dibangun; yang disusun dengan pola tertentu; pengaturan unsur atau bagian
dari suatu objek atau sistem. Struktur yang dimaksud disini adalah struktur kurikulum
3
adapun pengertian kurukulum menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
tertentu.3
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pelayanan kedalam muatan kurikulum pada
setiap mata pelajaran dituangkan dalam kompetensi kompetensi yang dimaksud, terdiri
berdasarkan standar kompetensi lulusan yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan
agama Islam yang terdiri dari 3 (tiga) tingkat pada jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan
dari sekolah dasar, MI, atau bentuk lain yang sederajat, diakui sama atau setara sekolah
adalah merupakan usaha untuk menganalisa dan mengamati pola (susunan) seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, mata pelajaran yang harus ditempuh oleh
peserta didik sebagai kegiatan pembelajaran pada satuan pendidikan pada Madrasah
4
B. Struktur Kurikulum Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Penddidikan dan kebudayaan Nasional pada mata pelajaran umum dan sekaligus
melaksanakan kurikulum mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab
yang di rancang oleh Kementerian Agama sebagai kurikulum khas madrasah yakni; (Al-
Qur’an- Hadits, Aqidah Akhlaq, Fiqih, SKI, dan Bahasa Arab). Legalitas bahwa
Kementerian Agama dapat membuat kurikulun mata Pelajara Pendidikan Agama Islam
(PAI) pada madrasah telah tertuang dalam Permendikbud RI. Nomor 58 Tahun 2014
(1) Madrasah tsanawiyah dapat menambah mata pelajaran rumpun pendidikan agama
Islam dan bahasa arab selain Mata pelajaran umum Kelompok A sebagaimana
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penambahan mata pelajaran rumpun pendidikan
agama Islam dan bahasa arab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh
ini, adalah struktur kurikulum 2013 (berdasarkan KMA No 165 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Mapel PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah) dan struktur kurikulum
2013 (KMA No 184 Tahun 2019 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum PAI pada
5
seperti apa dan bagaimana sesungguhnya struktur kurikulum madrasah yang
untuk kurikulum mata pelajaran PAI dan Bahasa Arab adalah implementasi
kurikulum dari KMA No 165 Tahun 2014 Tentang Pedoman Kurikulum Madrasah
2013 Mapel PAI dan Bahasa Arab, sebagai khas kurikulum Madrasah.
b. Akidah Akhlak 2 2 2
c. Fikih 2 2 2
6
1 Seni Budaya 3 3 3
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 3 3 3
3 Prakarya 2 2 2
Jumlah Alokasi Waktu Perminggu 46 46 46
Keterangan:
1. Mata pelajaran Seni Budaya dapat memuat Bahasa Daerah. Selain kegiatan
intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas, terdapat
pula kegiatan ekstrakurikuler Madrasah Tsanawiyah antara lain Pramuka (Wajib),
Unit Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja dan lain sebagainya.
2. Kegiatan ekstra kurikuler, yaitu; Pramuka (utama), Unit Kesehatan Sekolah,
Palang Merah Remaja, Badan Kegiatan Rohani Islam (Rohis) dan yang lainnya
adalah dalam rangka mendukung pembentukan sikap kepribadian, kepemimpinan
dan sikap sosial peserta didik, terutamanya adalah sikap peduli. Disamping itu
juga dapat dipergunakan sebagai wadah dalam penguatan pembelajaran berbasis
pengamatan maupun dalam usaha memperkuat kompetensi keterampilannya dalam
ranah konkrit. Dengan demikian kegiatan ekstra kurikuler ini dapat dirancang
sebagai pendukung kegiatan kurikuler.
3. Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata
pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh
pusat dan dilengkapi dengan muatan lokal yang dikembangkan oleh Pemerintah
Daerah.
4. Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara terintegrasi dengan
mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara terpisah apabila
daerah merasa perlu untuk memisahkannya. Satuan pendidikan dapat menambah
jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan tersebut.
5. Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam pelajaran per minggu
untuk tiap mata pelajaran adalah relatif. Guru dapat menyesuaikannya sesuai
kebutuhan peserta didik dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan.
6. Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan jumlah minimal
yang dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
7
7. Muatan pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah yang berbasis pada konsep-konsep
terpadu dari berbagai disiplin ilmu untuk tujuan pendidikan adalah mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
8. Pada hakikatnya IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran dalam bentuk
integrated sciences dan integrated social studies. Muatan IPA berasal dari disiplin
Biologi, Fisika, dan Kimia, sedangkan muatan IPS berasal dari Sejarah, Ekonomi,
Geografi, dan Sosiologi. Kedua mata pelajaran tersebut merupakan program
pendidikan yang berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir,
kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan
bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam.
9. Tujuan pendidikan IPS menekankan pada pemahaman tentang bangsa, semangat
kebangsaan, patriotisme, dan aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang
atau space wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
10. Tujuan pendidikan IPA menekankan pada pemahaman tentang lingkungan dan
alam sekitar beserta kekayaan yang dimilikinya yang perlu dilestarikan dan dijaga
dalam perspektif biologi, fisika, dan kimia. Integrasi berbagai konsep dalam mata
pelajaran IPA dan IPS menggunakan pendekatan trans-disciplinarity di mana
batas- batas disiplin ilmu tidak lagi tampak secara tegas dan jelas, karena konsep-
konsep disiplin ilmu berbaur dan/atau terkait dengan permasalahan-permasalahan
yang dijumpai di lingkungannya. Kondisi tersebut memudahkan pembelajaran IPA
dan IPS menjadi pembelajaran yang kontekstual.
11. Pembelajaran IPS diintegrasikan melalui konsep ruang, koneksi antarruang, dan
waktu. Ruang adalah tempat di mana manusia beraktivitas, koneksi antarruang
menggambarkan mobilitas manusia antara satu tempat ke tempat lain, dan waktu
menggambarkan masa di mana kehidupan manusia itu terjadi.
12. Pembelajaran IPA diintegrasikan melalui konten biologi, fisika, dan kimia.
Pengintegrasian dapat dilakukan dengan cara connected, yakni pembelajaran
dilakukan pada konten bidang tertentu (misalnya fisika), kemudian konten bidang
lain yang relevan ikut dibahas. Misalnya saat mempelajari suhu (konten fisika),
pembahasannya dikaitkan dengan upaya makhluk hidup berdarah panas
mempertahankan suhu tubuh (konten biologi), serta senyawa yang digunakan di
dalam sistem Air Condition (konten kimia).
8
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam
satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
1) Beban belajar di Madrasah Tsanawiyah dinyatakan dalam jam pembelajaran per
minggu. Beban belajar satu minggu Kelas VII, VIII, dan IX adalah 46 jam
pembelajaran. Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 40 menit.
2) Beban belajar di Kelas VII, VIII, dan IX dalam satu semester paling sedikit 18
minggu dan paling banyak 20 minggu.
3) Beban belajar di kelas IX pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling
banyak 20 minggu.
4) Beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan paling
banyak 16 minggu.
5) Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling
banyak 40 minggu.7
2. Struktur Kurikulum 2013 MTs (berdasarkan KMA No. 184 Tahun 2019)
Pelaksanaan Kurikulum 2013 (K.13) selain Mapel Umum pada MTs dari
implementasi kurikulum dari KMA Nomor 183 Tentang Kurikulum PAI dan Bahasa
Arab pada Madrasah, dan KMA Nomor 184 Tentang Pedoman Implementasi
Secara umum, KMA 165 Tahun 2014 dan KMA 183 Tahun 2019 masih sama
yang mencakup Quran Hadist, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam
(SKI), dan Bahasa Arab, Namun yang menjadi perbedaannya yaitu adanya perbaikan
21 saat ini. Kemenag juga sudah menyiapkan materi pembelajaran PAI dan Bahasa
7 KMA No 165 Tahun 2014 tentang Pedoman Kurikulum Madrasah 2013 Mapel PAI dan Bahasa Arab
9
Arab yang baru ini sehingga baik guru dan peserta didik tidak perlu untuk
membelinya.8.
Adapun Struktur Kurikulum 2013 Mata pelajaran PAI dan Bahasa Arab
berdasarkan KMA No 184 Tahun 2019 tentang Implementasi Kurikulum PAI dan Bahasa
Alokasi Waktu
Mata Pelajaran
Perpekan
Kelompok A VII VIII IX
1 Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur'an Hadis 2 2 2
b. Akidah Akhlak 2 2 2
c. Fikih 2 2 2
8 Redaksi “Penjelasan KMA No 183 dan 184 Tahun 2019, Kurikulum Baru Madrasah”
https://analisaaceh.com/penjelasan-kma-no-183-dan-184-tahun-2019-kurikulum-baru-madrasah (diakses pada 12 Mei
2022, pikul 16.23)
10
Keterangan:
Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab pada Madrasah dan Keputusan
Menteri Agama Nomor 184 Tahun 2019 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum
pada Madrasah, adalah bentuk sikap terhadap kehidupan dan tuntutan dunia global
yang sangat cepat yang harus diantisipasi dan direspon secara cepat pula oleh dunia
komunikasi membawa perubahan yang besar dalam pola dan gaga hidup umat
manusia. perubahan itu akan terus berjalan maju dan menuntut perubahan dalam cara
9 Direktorat KSKK Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI, “KMA Nomor 184 Tahun 2009
Tentang Pedoman Implementasi Kurikulum pada Madrasah”, 2019 hal.8
11
pandang, cara bersikap dan bertindak masyarakat termasuk generasi penerus bangsa
ini
tuntutan zaman yang selalu berubah. Kurikulum PAI dan Bahasa Arab diarahkan
peradaban bangsa.
prinsip agama Islam, baik terkait dengan akidah akhlak, syariah dan perkembangan
beragama dengan baik terkait hubungan dengan Allah SWT maupun sesama manusia
sehingga nilai-nilai agama menjadi pertimbangan dalam cara berpikir, bersikap dan
bertindak untuk menyikapi fenomena kehidupan ini. Selain itu, peserta didik
Dalam menjalankan kurikulum PAI dan Bahasa Arab setelah terbitnya KMA
Nomor 183 Tahun 2019 tentang kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada madrasah,
bersama itu pula diterbitkan KMA Nomor 184 Tahun 2019 tentang Pedoman
10 Direktorat KSKK Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI, “KMA Nomor 183 Tahun 2009
Tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah”, 2019 hal.i
12
memberi aturan bagaimana berinovasi dalam implementasi kurikulum madrasah serta
Berdasarkan penjelasan KMA Nomor 184 Tahun 2019 tersebut, Dalam hal
menguatkan program yang menjadi ciri khas dan keunggulan, madrasah dapat
(1) struktur kurikulum (kelompok B), (2) alokasi waktu, (3) sumber dan bahan
pembelajaran, (4) desain pembelajaran, (5) muatan lokal, dan (6) ekstrakurikuler.
penambahan jam (beban belajar), hingga relokasi jam pelajaran. Untuk mata
muatan lokal dan maksimal tiga mapel muatan lokal. Alokasi waktu untuk setiap
mapel, minimal dua jam pelajaran perminggu (JP) dan maksimal enam jam
pelajaran.
maksimal enam jam pelajaran pada kelompok A dan kelompok B. Sedangkan pada
13
Muatan lokal merupakan bahan kajian atau mata pelajaran pada satuan pendidikan
yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal.
b. Kebutuhan kompetensi
tantangan global.
a. Tahfidz
b. Tilawah
c. Seni Islam
e. Bahasa/literasi
f. Teknologi
g. Pendalaman Sains
Republik Indonesia (Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika).
14
4) Berkaitan dengan teknis penyelenggaraan muatan lokal diatur melalui
Merah Remaja (PMR), PASKIBRA, olah raga, seni, pengembangan riset dan
5. Peserta didik dapat memilih ekstrakurikuler sesuai dengan waktu dan jenis
15
BAB III
KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
17