Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS STRUKTUR KURIKULUM MTs DI INDONESIA

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan


Kurikulum Pendidikan Agama Islam

Oleh:
HALIDI
NIM : 2120100015

Dosen Pengampu:
Dr. Muhammad Nasir, M.Ag

STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS SAMARINDA
2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar belakang .................................................................................................. 1

B. Rumusan masalah ............................................................................................. 2

C. Tujuan penulisan................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3

A. Pengertian Analisis Struktur Kurikulum MTs ……………............................... 3

B. Struktur Kurikulum pada MTs ………………………............................. ..5

C. Pengembangan Implementasi Kurikulum MTs ………..................................... 11

BAB III KESIMPULAN.......................................... ………......................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis memanjatkan puji Syukur Kepada Allah SWT, atas rahmat,

taufiq dan hidayah-Nya, hingga penulisan makalah yang berjudul “ Analisis Struktur

Kurikulum MTs di Indonesia” ini dapat di selesaikan. Sholawat serta salam semoga tetap

tercurahkan kepada Nabi Akhir zaman Nabi Mudammad SAW, yang paling fasih dalam

berbahasa arab.

Makalah ini kami buat dengan maksud untuk menyelesaikan tugas kami mata kuliah

Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. kami berharap penyusunan dalam

bentuk makalah ini akan memberi banyak dalam kemanafaatan serta perluasan ilmu

pengetahuan.

Penulis menyadari ada kekurangan pada makalah ini. Oleh sebab itu, saran dan

kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga berharap semoga

karya ilmiah ini mampu memberikan pengetahuan tentang pentingnya penggunaan bahasa

indonesia dalam pembelajaran.

Penyusun

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan bahwa pembentukan Pemerintah Negara

Indonesia yaitu antara lain untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan hal

tersebut UUD 1945, pasal 31, ayat (3) memerintahkan agar pemerintah mengusahakan dan

menyelenggarakan satu sistem pendidikan Nasional, yang meningkatkan keimanan dan

ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan Bangsa, yang diatur

dengan Undang-Undang.1

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan

bahan pelajaran serta yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi

tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah,

satuan pendidikan dan peserta didik. Karena kurikulum merupakan rencana untuk

keperluan pelajaran anak, maka bahan pelajaran harus dituangkan dalam organisasi tertentu

agar tujuan pendidikan dapat dicapai. Organisasi atau disain kurikulum dimaksud untuk

memudahkan anak belajar. Dalam organisasi kurikulum dicoba diwujudkan apa yang

diketahui tentang teori, konsep, pandangan tentang pendidikan, perkembangan anak, dan

kebutuhan masyarakat. Kurikulum itu menentukan apa yang akan dipelajari, kapan waktu

yang tepat untuk mempelajarinya, keseimbangan bahan pelajaran dan keseimbangan antara

aspek-aspek pendidikan yang akan disampaikan.

Dalam sejarah penyelenggaraan pendidikan di negara kita, tercatat telah beberapa

kali perubahan kurikulum pendidikan dasar dan menengah yang berbarengan dengan

perubahan strategi belajar mengajar. Kurikulum pertama dirancang pada tahun 1968 yang

1 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dokumen Kurikulum 2013

1
menekankan pada pentingnya pembinaan moral, budi pekerti, agama, kecerdasan dan

keterampilan, serta fisik yang kuat dan sehat (Sularto, 2005). Kurikulum 1968 dianggap

belum sempurna sekalipun penyusunannya berdasarkan hasil kajian mendalam terhadap

Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Oleh karena itu, pemerintah, para ahli, dan

praktisi pendidikan melakukan inovasi dan uji coba terhadap model desain pembelajaran

yang pada akhirnya terakumulasi dalam perwujudan kurikulum 1975, Kurikulum ini

berorientasi pada tujuan dan menggunakan pendekatan PPSI (Prosedur Pengembangan

Sistem Instruksional) yang dikembangkan melalui satuan pelajaran.

Kurikulum 1975 pun dipandang belum mampu mengakomodasi upaya menciptakan

manusia Indonesia seutuhnya yang berindikasi pada pengembangan tiga aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor. Maka dirancanglah kurikulum 1984 sebagai penyempurnaan

kurikulum sebelumnya yang menekankan pada Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). yang

menggunakan pendekatan keterampilan proses

Selanjutnya Kurikulum 1984 diganti dengan Kurikulum 1994 disempurnakan

dengan nama kurikulum 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), yang selanjutnya

KBK terus berkembang menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yamg

selanjutnya KTSP di sempurnakan lagi menjadi Kurikulum 2013 (K.13) sampai sekarang,

B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian Analisis Struktur Kurikulum MTs di Indonesia?

2. Bagaimanakah Struktur Kurikulum pada MTs ?

3. Bagaimana Pengembangan Implementasi Kurikulum MTs ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Analisis Struktur Kurikulum MTs di Indonesia

2. Untuk memahami Struktur Kurikulum MTs

3. untuk memahami pengembangan Implementasi Kurikulum MTs

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis Stuktur Kurikulum MTs di Indonesia

Analisis adalah merupakan usaha yang dilakukan dengan metode tertentu untuk

mengamati sesuatu secara detail. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

pengertian analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui

keadaan yang sebenarnya. Analisis sangat dibutuhkan untuk menganalisa dan

mengamati sesuatu yang tentunya bertujuan untuk mendapatkan hasil akhir dari

pengamatan yang sudah dilakukan. Objek analisis yang dimaksud dalam hal ini adalah

analisis terhadap struktur kurikulum MTs.

Komarudin. Menurut Komarudin, analisis adalah aktivitas berfikir untuk menguraikan

suatu keseluruhan menjadi komponen-komponen kecil sehingga dapat mengenal tanda-

tanda komponen, hubungan masing-masing komponen, dan fungsi setiap komponen

dalam satu keseluruhan yang terpadu.

Wiradi. Menurut Wiradi, analisis adalah aktivitas yang memuat kegiatan memilah

mengurai, membedakan sesuatu yang kemudian digolongkan dan dikelompokkan

menurut kriteria tertentu lalu dicari makna dan kaitannya masing-masing.2

dimaksud dengan struktur (structure)? Secara umum, pengertian struktur adalah

suatu pengaturan dan hubungan antara unsur-unsur atau elemen-elemen yang saling

berhubungan dalam suatu objek atau sistem yang terorganisasi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti struktur adalah cara sesuatu

disusun atau dibangun; yang disusun dengan pola tertentu; pengaturan unsur atau bagian

dari suatu objek atau sistem. Struktur yang dimaksud disini adalah struktur kurikulum

2 Husnul Abdi “Pengertian Analisis Menurut Para Ahli”


https://hot.liputan6.com/read/4569178/pengertian-analisis-menurut-para-ahli-kenali-fungsi-tujuan-dan-
jenisnya (diakses pada 10 Mei 2022, pukul 09.09)

3
adapun pengertian kurukulum menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang sistem Pendidikan Nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu.3

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus

ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pelayanan kedalam muatan kurikulum pada

setiap mata pelajaran dituangkan dalam kompetensi kompetensi yang dimaksud, terdiri

atas standar Kompetensi, kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan

berdasarkan standar kompetensi lulusan yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan

beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. 4

Pengertian MTs adalah Madrasah Tsanawiyah yang selanjutnya disingkat MTs

adalah satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan dengan kekhasan

agama Islam yang terdiri dari 3 (tiga) tingkat pada jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan

dari sekolah dasar, MI, atau bentuk lain yang sederajat, diakui sama atau setara sekolah

dasar atau MI.5

Jadi dengan demikian pengertian analisis struktur kurikulum MTs di Indonesia

adalah merupakan usaha untuk menganalisa dan mengamati pola (susunan) seperangkat

rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, mata pelajaran yang harus ditempuh oleh

peserta didik sebagai kegiatan pembelajaran pada satuan pendidikan pada Madrasah

Tsanawiyah (MTs) di Indonesia.

3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


4 Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, CV. Alfabeta, Bandung,
2012, hlm. 66.
5 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

4
B. Struktur Kurikulum Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Dalam wujud pelaksanaan Undang-Undang Pendidikan Nomor. 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Madrasah sebagai sebuah lembaga

pendidikan formal (termasuk Madrasah Tsanawaiyah yang disingkat MTs), meskipun

di bawah pembinaan Kementerian agama, namun dalam melaksanakan kurikulum

pembelajaran tetap mengikuti kurikulum yang di terbitkan oleh Kementerian

Penddidikan dan kebudayaan Nasional pada mata pelajaran umum dan sekaligus

melaksanakan kurikulum mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab

yang di rancang oleh Kementerian Agama sebagai kurikulum khas madrasah yakni; (Al-

Qur’an- Hadits, Aqidah Akhlaq, Fiqih, SKI, dan Bahasa Arab). Legalitas bahwa

Kementerian Agama dapat membuat kurikulun mata Pelajara Pendidikan Agama Islam

(PAI) pada madrasah telah tertuang dalam Permendikbud RI. Nomor 58 Tahun 2014

Tentang Kurikulum 2013 SMP/MTS, pada Pasal 6 disebutkan:

(1) Madrasah tsanawiyah dapat menambah mata pelajaran rumpun pendidikan agama

Islam dan bahasa arab selain Mata pelajaran umum Kelompok A sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 5 ayat (6).

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penambahan mata pelajaran rumpun pendidikan

agama Islam dan bahasa arab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh

menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama.6

Pada pembahasan struktur Kurikulum MTs yang di kemukakan pada bagian

ini, adalah struktur kurikulum 2013 (berdasarkan KMA No 165 Tahun 2014 tentang

Kurikulum 2013 Mapel PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah) dan struktur kurikulum

2013 (KMA No 184 Tahun 2019 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum PAI pada

Madrasah). Semoga kedua struktur kurikulum tersebut dapat memberikan gambaran

6 Permendikbud RI. Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 SMP/MTS

5
seperti apa dan bagaimana sesungguhnya struktur kurikulum madrasah yang

dilaksanakan pada MTs di Indonesia sampai saat ini.

1. Struktur Kurikulum 2013 MTs (berdasarkan KMA No 165 Tahun 2014)

Pelaksanaan kurikulum 2013 Madrasah Tsanawiyah pada tahun pelajaran

2014/2015 s.d 2019/2020 merupakan implementasi kurikulum dari

Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menegah

Pertama /Madrasah Tsanawiyah pada kurikulum mata pelajaran umum. Sedangkan

untuk kurikulum mata pelajaran PAI dan Bahasa Arab adalah implementasi

kurikulum dari KMA No 165 Tahun 2014 Tentang Pedoman Kurikulum Madrasah

2013 Mapel PAI dan Bahasa Arab, sebagai khas kurikulum Madrasah.

Adapun Struktur kurikulum 2013 berdasarkan KMA No 165 Tahun 2014


adalah sebagai berikut:
Struktur Kurikulum 2013
Alokasi Waktu
Mata Pelajaran
Perpekan
Kelompok A VII VIII IX
1 Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur'an Hadis 2 2 2

b. Akidah Akhlak 2 2 2

c. Fikih 2 2 2

d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2


2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3 3
3 Bahasa Indonesia 6 6 6
4 Bahasa Arab 3 3 3
5 Matematika 5 5 5
6 Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
7 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
8 Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B

6
1 Seni Budaya 3 3 3
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 3 3 3
3 Prakarya 2 2 2
Jumlah Alokasi Waktu Perminggu 46 46 46

Keterangan:
1. Mata pelajaran Seni Budaya dapat memuat Bahasa Daerah. Selain kegiatan
intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas, terdapat
pula kegiatan ekstrakurikuler Madrasah Tsanawiyah antara lain Pramuka (Wajib),
Unit Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja dan lain sebagainya.
2. Kegiatan ekstra kurikuler, yaitu; Pramuka (utama), Unit Kesehatan Sekolah,
Palang Merah Remaja, Badan Kegiatan Rohani Islam (Rohis) dan yang lainnya
adalah dalam rangka mendukung pembentukan sikap kepribadian, kepemimpinan
dan sikap sosial peserta didik, terutamanya adalah sikap peduli. Disamping itu
juga dapat dipergunakan sebagai wadah dalam penguatan pembelajaran berbasis
pengamatan maupun dalam usaha memperkuat kompetensi keterampilannya dalam
ranah konkrit. Dengan demikian kegiatan ekstra kurikuler ini dapat dirancang
sebagai pendukung kegiatan kurikuler.
3. Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata
pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh
pusat dan dilengkapi dengan muatan lokal yang dikembangkan oleh Pemerintah
Daerah.
4. Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara terintegrasi dengan
mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara terpisah apabila
daerah merasa perlu untuk memisahkannya. Satuan pendidikan dapat menambah
jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan tersebut.
5. Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam pelajaran per minggu
untuk tiap mata pelajaran adalah relatif. Guru dapat menyesuaikannya sesuai
kebutuhan peserta didik dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan.
6. Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan jumlah minimal
yang dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

7
7. Muatan pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah yang berbasis pada konsep-konsep
terpadu dari berbagai disiplin ilmu untuk tujuan pendidikan adalah mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
8. Pada hakikatnya IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran dalam bentuk
integrated sciences dan integrated social studies. Muatan IPA berasal dari disiplin
Biologi, Fisika, dan Kimia, sedangkan muatan IPS berasal dari Sejarah, Ekonomi,
Geografi, dan Sosiologi. Kedua mata pelajaran tersebut merupakan program
pendidikan yang berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir,
kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan
bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam.
9. Tujuan pendidikan IPS menekankan pada pemahaman tentang bangsa, semangat
kebangsaan, patriotisme, dan aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang
atau space wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
10. Tujuan pendidikan IPA menekankan pada pemahaman tentang lingkungan dan
alam sekitar beserta kekayaan yang dimilikinya yang perlu dilestarikan dan dijaga
dalam perspektif biologi, fisika, dan kimia. Integrasi berbagai konsep dalam mata
pelajaran IPA dan IPS menggunakan pendekatan trans-disciplinarity di mana
batas- batas disiplin ilmu tidak lagi tampak secara tegas dan jelas, karena konsep-
konsep disiplin ilmu berbaur dan/atau terkait dengan permasalahan-permasalahan
yang dijumpai di lingkungannya. Kondisi tersebut memudahkan pembelajaran IPA
dan IPS menjadi pembelajaran yang kontekstual.
11. Pembelajaran IPS diintegrasikan melalui konsep ruang, koneksi antarruang, dan
waktu. Ruang adalah tempat di mana manusia beraktivitas, koneksi antarruang
menggambarkan mobilitas manusia antara satu tempat ke tempat lain, dan waktu
menggambarkan masa di mana kehidupan manusia itu terjadi.
12. Pembelajaran IPA diintegrasikan melalui konten biologi, fisika, dan kimia.
Pengintegrasian dapat dilakukan dengan cara connected, yakni pembelajaran
dilakukan pada konten bidang tertentu (misalnya fisika), kemudian konten bidang
lain yang relevan ikut dibahas. Misalnya saat mempelajari suhu (konten fisika),
pembahasannya dikaitkan dengan upaya makhluk hidup berdarah panas
mempertahankan suhu tubuh (konten biologi), serta senyawa yang digunakan di
dalam sistem Air Condition (konten kimia).

8
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam
satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
1) Beban belajar di Madrasah Tsanawiyah dinyatakan dalam jam pembelajaran per
minggu. Beban belajar satu minggu Kelas VII, VIII, dan IX adalah 46 jam
pembelajaran. Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 40 menit.
2) Beban belajar di Kelas VII, VIII, dan IX dalam satu semester paling sedikit 18
minggu dan paling banyak 20 minggu.
3) Beban belajar di kelas IX pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling
banyak 20 minggu.
4) Beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan paling
banyak 16 minggu.
5) Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling
banyak 40 minggu.7

2. Struktur Kurikulum 2013 MTs (berdasarkan KMA No. 184 Tahun 2019)

Pelaksanaan Kurikulum 2013 (K.13) selain Mapel Umum pada MTs dari

tahun pelajaran 2020/2021 sampai sekarang 2021/2022, adalah merupakan

implementasi kurikulum perubahan dari KMA No 165 Tahun 2014 kepada

implementasi kurikulum dari KMA Nomor 183 Tentang Kurikulum PAI dan Bahasa

Arab pada Madrasah, dan KMA Nomor 184 Tentang Pedoman Implementasi

Kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah.

Secara umum, KMA 165 Tahun 2014 dan KMA 183 Tahun 2019 masih sama

yang mencakup Quran Hadist, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam

(SKI), dan Bahasa Arab, Namun yang menjadi perbedaannya yaitu adanya perbaikan

substansi materi pelajaran karena disesuaikan dengan perkembangan kehidupan abad

21 saat ini. Kemenag juga sudah menyiapkan materi pembelajaran PAI dan Bahasa

7 KMA No 165 Tahun 2014 tentang Pedoman Kurikulum Madrasah 2013 Mapel PAI dan Bahasa Arab

9
Arab yang baru ini sehingga baik guru dan peserta didik tidak perlu untuk

membelinya.8.

Adapun Struktur Kurikulum 2013 Mata pelajaran PAI dan Bahasa Arab

berdasarkan KMA No 184 Tahun 2019 tentang Implementasi Kurikulum PAI dan Bahasa

Arab pada madrasah Tsanawiyah adalah sebagai berikut :

Struktur Kulikulum 2013 ( KMA No. 184 Tahun 2019)

Alokasi Waktu
Mata Pelajaran
Perpekan
Kelompok A VII VIII IX
1 Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur'an Hadis 2 2 2

b. Akidah Akhlak 2 2 2

c. Fikih 2 2 2

d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2


2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3 3
3 Bahasa Indonesia 6 6 6
4 Bahasa Arab 3 3 3
5 Matematika 5 5 5
6 Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
7 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
8 Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B
1 Seni Budaya 3 3 3
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 3 3 3
3 Prakarya dan/atau Informatika 2 2 2
4 Muatan lokal - - -
Jumlah 46 46 46

8 Redaksi “Penjelasan KMA No 183 dan 184 Tahun 2019, Kurikulum Baru Madrasah”
https://analisaaceh.com/penjelasan-kma-no-183-dan-184-tahun-2019-kurikulum-baru-madrasah (diakses pada 12 Mei
2022, pikul 16.23)

10
Keterangan:

1. Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan


dan acuannya dikembangkan oleh pusat.
2. Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan
dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan
muatan/konten lokal.
3. Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang
berdiri sendiri.
4. Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 40 (empat puluh) menit.
5. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan dapat memuat
konten lokal.
6. Untuk Mata Pelajaran Prakarya dan/atau Mata Pelajaran Informatika, satuan
pendidikan menyelenggarakan salah satu atau kedua mata pelajaran tersebut.
Peserta didik dapat memilih salah satu mata pelajaran yaitu Mata Pelajaran
Prakarya atau Mata Pelajaran Informatika yang disediakan oleh satuan pendidikan.
7. Muatan Lokal dapat memuat Bahasa Daerah dan/atau kearifan lokal atau mata
pelajaran lain yang menjadi kekhasan/keunggulan madrasah terdiri atas maksimal
3 (tiga) mata pelajaran dengan jumlah maksimal 6 (enam) jam pelajaran.9

C. Pengembangan Implementasi Kurikulum MTs

Diterbitnya Keputusan Menteri Agama Nomor 183 Tahun 2019 tentang

Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab pada Madrasah dan Keputusan

Menteri Agama Nomor 184 Tahun 2019 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum

pada Madrasah, adalah bentuk sikap terhadap kehidupan dan tuntutan dunia global

yang sangat cepat yang harus diantisipasi dan direspon secara cepat pula oleh dunia

pendidikan. seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta

komunikasi membawa perubahan yang besar dalam pola dan gaga hidup umat

manusia. perubahan itu akan terus berjalan maju dan menuntut perubahan dalam cara

9 Direktorat KSKK Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI, “KMA Nomor 184 Tahun 2009
Tentang Pedoman Implementasi Kurikulum pada Madrasah”, 2019 hal.8

11
pandang, cara bersikap dan bertindak masyarakat termasuk generasi penerus bangsa

ini

Kurikulum madrasah harus bisa mengantisipasi perubahan itu dan merespon

tuntutan zaman yang selalu berubah. Kurikulum PAI dan Bahasa Arab diarahkan

untuk menyiapkan peserta didik madrasah mampu beradaptasi dengan perubahan

sehingga lulusannya kompatibel dengan tuntutan zamannya dalam membangun

peradaban bangsa.

Kurikulum PAI dan Bahasa Arab di madrasah secara bertahap diarahkan

untuk menyiapkan peserta didik yang memiliki kompetensi memahami prinsip-

prinsip agama Islam, baik terkait dengan akidah akhlak, syariah dan perkembangan

budaya Islam, sehingga memungkinkan peserta didik menjalankan kewajiban

beragama dengan baik terkait hubungan dengan Allah SWT maupun sesama manusia

dan alam semesta.

Pemahaman keagamaan tersebut terinternalisasi dalam diri peserta didik,

sehingga nilai-nilai agama menjadi pertimbangan dalam cara berpikir, bersikap dan

bertindak untuk menyikapi fenomena kehidupan ini. Selain itu, peserta didik

diharapkan mampu mengekspresikan pemahaman agamanya dalam hidup bersama

yang multikultural, multietnis, multipaham keagamaan dan kompleksitas kehidupan

secara bertanggungjawab, toleran dan moderat dalam kerangka berbangsa dan

bernegara Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. 10

Dalam menjalankan kurikulum PAI dan Bahasa Arab setelah terbitnya KMA

Nomor 183 Tahun 2019 tentang kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada madrasah,

bersama itu pula diterbitkan KMA Nomor 184 Tahun 2019 tentang Pedoman

Implementasi Kurikulum pada Madrasah, dimaksudkan untuk mendorong dan

10 Direktorat KSKK Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI, “KMA Nomor 183 Tahun 2009
Tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah”, 2019 hal.i

12
memberi aturan bagaimana berinovasi dalam implementasi kurikulum madrasah serta

memberikan payung hukum dalam pengembangan kekhasan Madrasah,

pengembangan penguatan Karakter, Pendidikan Anti Korupsi dan Pengembangan

Moderasi Beragama pada Madrasah

Berdasarkan penjelasan KMA Nomor 184 Tahun 2019 tersebut, Dalam hal

menguatkan program yang menjadi ciri khas dan keunggulan, madrasah dapat

melakukan inovasi dan pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Inovasi

dan pengembangan kurikulum madrasah dapat dilakukan pada:

(1) struktur kurikulum (kelompok B), (2) alokasi waktu, (3) sumber dan bahan

pembelajaran, (4) desain pembelajaran, (5) muatan lokal, dan (6) ekstrakurikuler.

a. Implementasi Pengembangan pada Struktur Kurikulum

Ketentuan Pengembangan struktur kurikulum terdiri atas mapel muatan lokal,

penambahan jam (beban belajar), hingga relokasi jam pelajaran. Untuk mata

pelajaran muatan lokal, madrasah dapat menyelenggarakan minimal satu mapel

muatan lokal dan maksimal tiga mapel muatan lokal. Alokasi waktu untuk setiap

mapel, minimal dua jam pelajaran perminggu (JP) dan maksimal enam jam

pelajaran.

Untuk penambahan beban belajar, madrasah dapat menambahkan hingga

maksimal enam jam pelajaran pada kelompok A dan kelompok B. Sedangkan pada

relokasi, Madrasah Tsanawiyah dapat merelokasi jam pelajaran kelompok B ke

kelompok A (mengurangi jam kelompok B dan menambahkan ke kelompok A)

dengan syarat setiap mata pelajaran pada kelompok B tidak hilang .

b. Implementasi Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal

13
Muatan lokal merupakan bahan kajian atau mata pelajaran pada satuan pendidikan

yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal.

Muatan lokal dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap

keunggulan dan kearifan di daerah tempat tinggalnya.

1) Muatan lokal dikembangkan atas prinsip:

a. Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik.

b. Kebutuhan kompetensi

c. Fleksibilitas jenis, bentuk dan pengaturan waktu penyelenggaraan.

d. Penguatan karakter peserta didik, misalnya karakter berbangsa, karakter

moderasi meragama, dan karakter anti korupsi.

e. Kebermanfaatan untuk kepentingan daerah dan nasional dalam menghadapi

tantangan global.

2) Muatan lokal dapat berupa:

a. Tahfidz

b. Tilawah

c. Seni Islam

d. Riset atau penelitian ilmiah

e. Bahasa/literasi

f. Teknologi

g. Pendalaman Sains

h. Kekhasan madrasah, dan

i. Kekhasan madrasah khusus dalam naungan pondok pesantren

3) Pengembangan muatan lokal mendukung terwujudnya empat pilar kebangsaan

Republik Indonesia (Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika).

14
4) Berkaitan dengan teknis penyelenggaraan muatan lokal diatur melalui

keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam.

c. Implementasi Pengembangan Kurikulum Ekstakurikuler

1. Madrasah menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler sebagai suplemen dari

usaha pengembangan potensi, bakat, minat dan karakter peserta didik.

2. Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan di luar jam pembelajaran intrakurikuler.

3. Pramuka menjadi kegiatan ekstrakurikuler wajib.

4. Kegiatan ekstrakurikuler meliputi: Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Palang

Merah Remaja (PMR), PASKIBRA, olah raga, seni, pengembangan riset dan

teknologi, komunikasi, pembinaan olimpiade/kompetisi sains,pecinta alam,

keagamaan Islam, keputrian, pengembangan bahasa, kewirausahaan dan

kegiatan lain yang menjadi keunggulan madrasah.

5. Peserta didik dapat memilih ekstrakurikuler sesuai dengan waktu dan jenis

ekstrakurikuler yang tersedia.

15
BAB III

KESIMPULAN

1. Analisis struktur kurikulum MTs di Indonesia adalah merupakan usaha untuk


menganalisa dan mengamati pola (susunan) seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik sebagai
kegiatan pembelajaran pada satuan pendidikan pada Madrasah Tsanawiyah (MTs) di
Indonesia.
2. Pelaksanaan kurikulum 2013 Madrasah Tsanawiyah pada tahun pelajaran
2014/2015 s.d 2019/2020 merupakan implementasi kurikulum dari Permendikbud
Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menegah Pertama
/Madrasah Tsanawiyah pada kurikulum mata pelajaran umum. Sedangkan untuk
kurikulum mata pelajaran PAI dan Bahasa Arab adalah implementasi kurikulum
dari KMA No 165 Tahun 2014 Tentang Pedoman Kurikulum Madrasah 2013 Mapel
PAI dan Bahasa Arab, sebagai khas kurikulum Madrasah, dengan struktur
kurikulum sebagaimana termuat pada hlm. 6 dan
Pelaksanaan Kurikulum 2013 (K.13) selain mapel umum pada MTs dari tahun
pelajaran 2020/2021 sampai sekarang 2021/2022, adalah merupakan implementasi
kurikulum perubahan dari KMA No 165 Tahun 2014 kepada implementasi
kurikulum dari KMA Nomor 183 Tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada
Madrasah, dan KMA Nomor 184 Tentang Pedoman Implementasi Kurikulum PAI
dan Bahasa Arab pada Madrasah. dengan struktur kurikulum sebagaimana termuat
pada hlm. 10
3. Berdasarkan penjelasan KMA Nomor 184 Tahun 2019 tersebut, Dalam hal
menguatkan program yang menjadi ciri khas dan keunggulan, madrasah dapat
melakukan inovasi dan pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Inovasi
dan pengembangan kurikulum madrasah dapat dilakukan pada:
(1) struktur kurikulum (kelompok B), (2) alokasi waktu, (3) sumber dan bahan
pembelajaran, (4) desain pembelajaran (5) muatan lokal, dan (6) ekstrakurikuler.

16
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dokumen Kurikulum 2013
Husnul Abdi “Pengertian Analisis Menurut Para Ahli”
https://hot.liputan6.com/read/4569178/pengertian-analisis-menurut-para-ahli-kenali-fungsi-
tujuan-dan-jenisnya
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Heri Gunawan, 2012. Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, CV.
Alfabeta, Bandung.
Permendikbud RI. Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 SMP/MTS
KMA No 165 Tahun 2014 tentang Pedoman Kurikulum Madrasah 2013 Mapel PAI
dan Bahasa Arab
Direktorat KSKK Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI , KMA Nomor
184 Tahun 2009 Tentang Pedoman Implementasi Kurikulum pada Madrasah.
Direktorat KSKK Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI, KMA Nomor
183 Tahun 2009 Tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah.

17

Anda mungkin juga menyukai