Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ILMU PENDIDIKAN

“TENTANG MAKNA PEMBARUAN ATAU INOVASI PENDIDIKAN”

Oleh Kelompok 10 :

Oktavia Ramadhani (2523243)

Gamma Pratama Putra (2523230)

Abdul Hanif (2523228)

Dosen Pengampu : Radhiatul Husni S.Pd, M.Pd.T

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYECH M. DJAMIL DJAMBEK


BUKITTINGGI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi
keguruan.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan- kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyesaikan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah,
Amin Ya Robbal Alamin

Bukittinggi, November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Usaha-usaha Pembaharuan Pendidikan.............................................................2


B. Perubahan Kurikulum........................................................................................3
C. Inovasi Pengelolaan Pendidikan........................................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................................9
B. Saran..................................................................................................................9

DARTAR PUSTAKA.........................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia mengalami beberapa permasalahan yang mendasar.
Beragam permasalahan yang dihadapi sehingga membutuhkan solusi untuk
menyelesaikan permasalahan. Masalah-masalah dalam pendidikan dapat mengahambat
kualitas SDM di Indonesia. Untuk itu, pendidikan di Indonesia butuh pembaharuan yang
akan membawa perubahan yang lebih baik untuk ke depannya.
Perubahan kurikulum dari masa ke masa merupakan salah satu upaya
pembaharuan pendidikan. Selain itu, inovasi pengelolaan pendidikan juga menjadi salah
satu upaya pembaharuan pendidikan. Perubahan paradigma pendidikan juga menjadi
penting untuk mengubah cara pandang masyarakat terhadap pendidikan, sehingga
pendidikan dianggap menjadi investasi jangka panjang yang penting bagi masa depan
bangsa. Semua upaya pembaharuan pendidikan tersebut bertujuan untuk meningkatkan
mutu pendidikan di Indonesia dan menghasilkan SDM yang berkualitas.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana upaya-upaya pembaharuan oendidikan dapat dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia?
2. Bagaimana perubahan kurikulum dapat membantu dalam upaya pembaharuan
pendidikan?
3. Apa saja bentuk inovasi pengelolaan pendidikan yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan tentang upaya pembaharuan pendidikan, perubahan kurikulum,
dan inovasi pengelolaan pendidikan adalah untuk memberikan pemahaman tentang
masalah-masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia dan bagaimana upaya-
upaya pembaharuan pendidikan dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di
indonesia. Selain itu, penulisan ini juga bertujuan untuk menjelaskan bagaimana
perubahan kurikulum dapat membantu dalam upaya pembaharuan pendidikan dan
bagaimana inovasi pengelolaan pendidikan dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Usaha-usaha Pembaruan/ Inovasi Pedidikan


1. Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Pembaruan pendidik terlihat antara lain pada peningkatan kualifikasinya. Dewasa
ini pendidik yang berstatus guru/dosen harus keluaran pendidikan tinggi. Untuk
menjadi guru di SD minimal harus memiliki kualifikasi S-1 PGSD. Dengan
pembaruan seperti ini, maka untuk mengajar di SLTP minimal S-1, di SLTA tentu
harus S-1
(program gelar) dan untuk menjadi dosen syarat minimalnya harus kualifikasi S-2
(master).
Tenaga kependidikan non guru, seperti petugas atau guru pembimbing harus
diusahakan pengadaan dan pengangkatannya agar yang telah bertugas di sekolah
semakin bertambah jumlahnya(pembaruan kuantitatif). Tenaga non guru lain, seperti
pustakawan mendapat pembaruan pula, misalnya keprofesionalan tenaga tersebut.
Bila dahulu dapat dikelola oleh guru, tenaga tata usaha, dan siswa, maka sekarang
sudah dimulai ditangani oleh tenaga khusus tentang kepustakaan ini(tenaga ini
disebut pustakawan).
Dengan kemajuan IPTEK yang pesat, tenaga teknis diperlukan pula. Untuk masa
yang akan datang kebutuhan dan tenaga lainnya seperti para medis sekolah, laboran,
ahli media(teknologi) pendidikan, semakin dirasakan.
2. Dana
Kebutuhan dana untuk penyelanggaraan pendidikan kelihatannya semakin
meningkat, karena biaya pendidikan semakin mahal. Keadaan seperti ini logis saja,
karena pembaruan-pembaruan yang dilakukan butuh dana baru atau tambahan
terhadap alokasi dana sebelumnya. Hal ini berkaitan pula dengan nilai mata uang.
Tingkat implasi yang semakin tinggi memerlukan penyesuian di bidang tersebut.

2
3. Pendidikan Non-formal
Pendidkan non-formal merupakan pendidikan yang didirikan dan dikelola oleh
masyarakat senbagai lembaga pendidikannya. Semula berstatus swasta, kemudian ada
yang dikelola oleh pemerintah dan masyarakat.
Pendidikan non-formal yang dikelola oleh masyarakat(dibawah pengawasan
pemerintah), maju pesat pula. Sebagai contoh kursus mengetik(dahulu Bond A dan B)
sekarang sudah disesuaikan dengan kebutuhan masa kini seperti kursus komputer dan
internet. Dengan sifatnya yang tidak terikat dengan kurikulum seperti pada
pendidikan formal, pendidikan non formal ini berkembang pesat bik jenis maupun
kualitasnya.
B. Perubahan Kurikulum
1. Kurikulum 1968
Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan
sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rentjana Pendidikan 1964. Pokok-
pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah: bahwa
pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk
pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program
Pancawardhana.
Muatan materi pelajarannya sendiri hanya teoritis, tak lagi mengkaitkannya
dengan permasalahan faktual di lingkungan sekitar. Metode pembelajaran sangat
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pendidikan dan psikologi pada akhir tahun 1960-
an. Salah satunya adalah teori psikologi unsur.
Contoh penerapan metode pembelajarn ini adalah metode eja ketika pembelajaran
membaca. Begitu juga pada mata pelajaran lain, “anak belajar melalui unsurunsurnya
dulu”. Struktur kurikulum 1968 dapat dilihat seperti berikut ini.
a. Pembinaan Jiwa Pancasila, mata pelajarannya: Pendidikan agama, Pendidikan
kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, Pendidikan olahraga
b. Pengembangan pengetahuan dasar, mata pelajarannya: Berhitung, IPA, Pendidikan
kesenian, Pendidikan kesejahteraan keluarga, Pembinaan kecakapan khusus, dan
Pendidikan kejuruan.

3
2. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1973 menggunakan prinsip-prinsip
di antaranya sebagai berikut:
a. Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.
b. Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah
kepada tercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam
bentuk tingkah laku siswa.

3. Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Berorientasi kepada tujuan instruksional. Didasari oleh pandangan bahwa
pemberian pengalaman belajar kepada siswa dalam waktu belajar yang sangat
terbatas di sekolah harus benar-benar fungsional dan efektif. Oleh karena itu,
sebelum memilih atau menentukan bahan ajar, yang pertama harus dirumuskan
adalah tujuan apa yang harus dicapai siswa.
b. Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa
aktif (CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intelektual, dan
emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara
maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.
c. Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral. Spiral
adalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar
berdasarkankedalaman dan keluasan materi pelajaran. Semakin tinggi kelas dan
jenjang sekolah, semakin dalam dan luas materi pelajaran yang diberikan.
d. Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa. Pemberian
materi pelajaran berdasarkan tingkat kematangan mental siswa dan
penyajian pada jenjang sekolah dasar harus melalui pendekatan konkret,
semikonkret, semiabstrak, dan abstrak dengan menggunakan pendekatan.

4
4. Kurikulum 1994
Kebijakan terhadap kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurna kurikulum 1984
dan dilaksanakan sesuai dengan UU No. 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan
nasional. Tujuan pengajaran menekankan pada pemahaman konsep dan diterapkan
menyelasaikan soal dan pemecahan masalah. Pada kurikulum ini menekankan pada
prinsip link Macth pada sekolah kejuruan seperti STM ( Sekolah Teknik Menengah).
Link Macth adalah prinsip tentanng pentingnya keterkaitan pendidikan dengan dunia
kerja atau industri. Sekolah harus mampu menyiapkan tenaga-tenaga kerja yang
terampil yang dibutuhkan oleh industri. Sebaliknya dunia industri juga harus
bersinergi dengan lembaga-lembaga pendidikan. Pada akhirnya kurikulum ini banyak
dikritik karena pendidikan menjadi kepanjangan tangan dari proses industrialisasi dan
tidak memanusiakan manusia (dehumanisasi).
5. Kurikulum 2004 (KBK)
Kebijakan kurikulum 2004 dikenal dengan sebutan kurikulum berbasis kompetensi
(KBK). Pendidikan berbasis kompetensi menitik beratkan pada pengembangan dan
kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-tugas tertentu sesuai dengan
standar reformance yang telah diterapkan. Diantara karakteristik utama KBK yaitu:
menekankan pencapaian kompetensi siswa, bukan tuntasnya materi. Kurikulum dapat
diperluas, diperdalam, dan disesuaikan dengan kompetensi siswa, pendekatan dan
metode yang digunakan beragam dan bersifat kontekstual.
6. Kurikulum 2006 (KTSP)
Kebijakan kurikulum 2006 dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Ciri yang paling menonjol adalah guru diberikan kebabasan untuk
merancanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta
kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan Kerangka Dasar (KD). Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), dan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD)
setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah diterapkan oleh
Departemen Pendidikan Nasional. Tujuan KTSP meliputi tujuan pendidikan nasional
serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi, potensi daerah, satuan pendidikan dan
peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk

5
memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang
ada di daerahnya.
7. Kurikulum 2013
Perubahan kurikulum 2006 ke kurikulum 2013 meyangkut empat elemen
perubahan kurikulum yaitu:
a. Standar Kompetensi Kelulusan (SKL), yaitu adanya peningkatan dan
keseimbangan soft skill dan hard skill dengan mengasah tiga aspek yaitu: sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
b. Standar Isi (SI), yaitu pada perubahan S1 dimana KTSP 2006 kompetensi
diturunkan dari mata pelajaran, pada kurikulum 2013 mata pelajaran diturunkan
dari kompetensi. Sedangkan pendekatannya sama-sama dilakukan melalui
pendekatan mata pelajaran.
c. Standar Proses, yaitu yang semula terfokus pada eksplorasi, taborasi dan
konfirmasi, pada kurikulum 2013 dilengkapi dengan pendekatan scientific yaitu
mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomuniksikan.
Proses belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas saja, tetapi juga di lingkungan
sekolah, alam, dan masyarakat. Posisi guru bukan satu-satunya sumber belajar
dan pembelajaran dimensi sikap tidak diajarkan secara virtual, tetapi melalui
contoh dan teladan guru.
d. Standar Penilaian (SP), penilaian yang dilakukan adalah berbasis komptensi yaitu
pergeswran dari penilaian melalui tes, menuju penilaian ontentik yaitu mengukur
semua kompentensi sikap, keterampilan dan pengetahuan berdasarkan proses dan
hasil.
C. Inovasi Pengelolaan Pendidikan
Kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya pendidikan dalam meningkatkan
kualitas SDM menyongsong masa depan yang lebih baik ini makin terasa. Salah satu
indikasinya adalah meningkatnya jumlah lembaga pendidikan baik yang dikelola oleh
pemerintah maupun pihak swasta. Pesatnya pertumbuhan secara kuantitas tersebut harus
diikuti pula dengan peningkatan mutu pengelolaannya agar segenap proses yang
dijalankan memiliki efektifitas dan efesiensi yang tinggi dan dapat menghasilkan output
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

6
Pengelolaan pendidikan merupakan serangkaian kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, memotivasi, mengendalikan, dan mengembangkan segala upaya
didalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana
untuk mencapai tujuan pendidikan. Sementara fungsi pengelolaan pndidikan yakni,
fungsi perencanaa, pengorganisasian, pemotivasian dan pengawasan.
Beberapa pakar manajemen lain, seperti Hersey dan Blanchard (1982) membagi fungsi
manajemen menjadi empat yang disingkat dengan POMC, yaitu planning (perencanaan),
organizing (pengorganisasian), motivating (pergerakan), dan controlling (pengawasan).
Udin Saefudin Sa’ud (2008: 6) menjelaskan bahwa terdapat beberapa unsur dalam
pengelolaan pendidikan yaitu:
1. Organisasi pendidikan
2. Manajemen sekolah kontemporer
3. Kepemimpinan pendidikan
4. Sistem informasi manajemen
5. Manajemen pelaksanaan kurikulum
6. Manajemen peserta didik
7. Manajemen sarana dan prasana pendidikan
8. Manajemen tenaga kependidikan
9. Manajemen hubungan sekolah ddengan masyarakat
Kehadiran Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 ini merupakan saah satu
tuntutan dari UU No. 20 Tahun 2003 yang mengisyaratkan adanya standarisasi
pendidikan di Indonesia. Ketentuan tersebut berdasarkan Pasal 35 Ayat (4), Pasal 36
Ayat (4), Pasal 37 Ayat (3), Pasal 42 Ayat (3), Pasal 43 Ayat (2), Pasal 59 Ayat (3)
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003.
Oleh karena itu, PP ini hadir untuk memenuhi Amanat UU tersebut. Selain itu,
UUD 1945 pun sudah mengisyaratkan adanya satu sistem pendidikan yang bisa
mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam PP ini, terkandung 17 Bab dan 97 pasal.
Secara keseluruhan, semuanya mengatur tentang dealapan standar nasional
pendidikan (SNP) yang harus dilaksanakan oleh setiap lembaga pendidikan di
Indonesia. Secara garis besar, kedelapan standar pendidikan diatur dalam PP ini,
namun secara rinci, setiap standar memiliki peraturan tersendiri.

7
Inovasi pengelolaan pendidikan memiliki dua desain, yakni proses menerima hasil
inovasi dan proses menciptakan inovasi. Inovasi memeilki beberapa model, apabila
dilihat dari asal kata inovasi maka terdapat tiga, yaitu model dari atas, model dari diri
sendiri, model dari kelompok. Model inovasi dapat dilihat dari langkah-langkahnya.
Paling tidak terdapat tiga tahapan yaitu perumusan konsep inovasi, penciptaan produk
inovasi, dan sosialisasi atau komersialisasi inovasi.
Untuk menciptakan inovasi membutuhkan beberapa prinsip. Prinsip tersebut terdiri
atas: menjunjung tinggi sikap inovatif, bersikap ilmiah, penyediaan waktu dan tenaga
yang memadai, penyediaan fasilitas yang mencukupi, penyediaan biaya yang
mencukupi, mengukur perubahan kondisi dahulu dan sekarang, kemanfaatan, relevan
dengan kebutuhan, dapat dipergunakan, kemudahan menggunakan, bisa dilihat
hasilnya, memiliki nilai ekonomis, memiliki nilai tambah, memiliki kadar keaslian,
dan dukungan produksi. Terdapat dua faktor yang menentukan inovasi, yakni faktor
internal yaitu segala sesuatu yang berasal dari dalam diri atau lembaga dan faktor
eksternal yang merupakan segala aspek yang berasal dari luar diri atau lembaga lain
yang turut mempengaruhi terjadinya inovasi.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan pembaruan seperti ini, maka untuk mengajar di SLTP minimal S-1, di SLTA
tentu harus S-1 (program gelar) dan untuk menjadi dosen syarat minimalnya harus
kualifikasi S-2 (master).
Kurikulum dapat diperluas, diperdalam, dan disesuaikan dengan kompetensi siswa,
pendekatan dan metode yang digunakan beragam dan bersifat kontekstual.
Pengelolaan pendidikan merupakan serangkaian kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, memotivasi, mengendalikan, dan mengembangkan segala upaya
didalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana
untuk mencapai tujuan pendidikan.
B. Saran
Kita menyadari bahwa perubahan pendidikan bukanlah tugas yang mudah, namun
merupakan komitmen untuk mempersipkan generasi mendatang dengan keterampilan dan
pengetahuan yang merekaa butuhkan untuk sukses dimasa depan. Dengan kerjasama
semua pihak, kita dapat mencapai pendidikan yang lebih baik dan lebih relevan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Syafril dan Zelhendri.2017. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Depok: Prenadamedia Group.

Hidayat, Rahmat dan Abdillah.2019. Ilmu Pendidikan, Konsep, Teori, dan Aplikasinya, Medan:
Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia.

Rusdiana.2014. Konsep Inovasi Pendidikan, Bandung: CV. Pustaka Setia.

Machali, Imam.2014. “Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia


Emas Tahun 2045” dalam Jurnal Pendidikan Islam Vol 3, Nomor 1 (halaman 79-82).
Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Hasanah, Aan dan Amiroh.2014. Inovasi Pengelolaan Pendidikan, Bandung: STIT Pemalang
Press.

Muhammedi.2016. “Perubahan Kurikulum di Indonesia: Studi Kritis Tentang Upaya


Menemukan Kurikulum Pendidikan Islam Yang Ideal” dalam Jurnal Raudhah Vol 4,
Nomor 1 (halaman 55-56). Deli Serdang: Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Ar-Raudhah.

10

Anda mungkin juga menyukai