Anda di halaman 1dari 17

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

A. PENDAHULUAN
Sistem pendidikan nasional suatu bangsa didasarkan kepada tujuan yang ingin
dicapainya yang telah ditetapkan dalam UUD negara tersebut. UUD NKRI tahun
1995 mengamanatkan pemerintah mengesahkan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional yang meningkatkan keinginan dan takwa kepada Tuhan YME
serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dalam
UU.
Untuk mewujudkan amanat tersebut pemerintah sebelumnya telah menyusun
UU No 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional (UUSPN). Namun untuk
menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional,
dan global perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan. UUSPN 1989 yang ditetapkan sebelumnya dirasakan tidak
memadai lagi dan perlu diganti serta disempurnakan agar sesuai dengan amanat
perubahan UUD NKRI 1945.
Untuk itu dibentuklah UU sistem pendidikan nasional yang baru
disempurnakan yaitu UU NKRI No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Mengetahui apa itu sistem pendidikan nasional
2. Mengetahui penyelenggaraan sistem pendidikan nasional
C. MATERI
1. Pengertian Sistem
Istilah sistem bersal dari bahasa Yunani “sistema”, yang berarti sehimpunan
bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan
suatu keseluruhan. Istilah sistem dipakai untuk menunjuk beberapa pengertian
misalnya:
a. Dipakai untuk menunjuk adanya suatu himpunan bagian-bagian yang saling
berkaitan secara alamiah maupun oleh budidaya manusia sehingga menjadi
suatu kesatuan yang bulat dan terpadu. Misalnya sitem tata surya.
b. Sistem dapat menunjukkan adanya alat-alat atau organ tubuh secara
keseluruhan yang secara khusus memberikan andil terhadap berfungsinya
fungsi tubuh tertentu yang rumit namun amat vital. Misalnya sistem saraf.
c. Sistem dapat dipakai untuk menunjuk sehimpunan gagasan atau ide yang
tersususun dan terorganisasi sehingga membentuk suatu kesatuan yang logis.
Misalnya sistem pemerintaha demokrasi.
d. Sistem dapat digunakan untuk menunjuk suatu hipotesis atau uraian suatu
teori. Misalnya pendidikan sistematis.
e. Sistem dapat digunakan untuk menunjuk pada suatu cara atau metode.
Misalnya mengetik 10 jari, sistem belajar jarak jauh, sistem modul dalam
pengajaran.
Menurut departemen pendidikan dan kebudayaan (1984/1985) setiap
sistem mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tujuan
Setiap sistem mempunyai tujuan. Sebagai contoh tujuan lembaga
pendidikan adalah memberi pelayanan pendidikan kepada yang membutuhkan.
Tujuan pengajaran adalah agar siswa belajar perilaku tertentu yang telah
ditetapkan terlebih dahulu.
b. Fungsi-fungsi
Adanya tujuan yang harus dicapai oleh suatu sistem menuntut
terlaksananya berbagai fungsi yang diperlukan untuk menunjang usaha
pencapaian tujuan tersebut. Misalnya suatu lembag pendidikan dapat
memberikan pelayanan pendidikan dengan baik, perlu adanya fungsi
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penilaian.
c. Komponen-komponen
Bagian suatu sistem yang melaksanakan suatu fungsi untuk menunjang
usaha pencapaian tujuan sistem disebut komponen. Jadi, sistem ini terdiri dari
komponen-komponen dan masing-masing komponen mempunyai fungsi
khusus, misalnya komponen sistem instruksional meliputi manusia (guru,
konselor, administrator, petugas-petugas lainnya), material (buku, papan tulis,
fotografi, slide, film), fasilitas peralatan dan prosedur, jadwal, dan metode.
d. Interaksi atau saling hubungan
Semua komponen dalam suatu sistem, seperti komponen-komponen
instruksional tadi saling berhubungan satu sama lain, saling mempengaruhi
dan saling membutuhkan.
1) Penggabungan yang menimbulkan jalinan perpaduan
Misalnya dalam kegiatan belajar mengajar guru berusaha
menimbulkan jalinan keterpaduan antara berbagai komponen
intruksional dengan melaksanakan pengembangan sistem intruksional
untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
2) Proses tranformasi
Semua sistem mempunyai misi untuk mencapai suatu tujuan, untuk
iyu diperlukan suatu proses yang memproses masukan (input) menjadi
hasil-hasil (output).
3) Umpan balik untuk koreksi
Untuk mengetahui apakah masing-masing fungsi terlaksana dengan
baik diperlukan fungsi kontrol yang mencakup monittoring dan
koreksi. Hasil monitoring dijadikan dasar pertimbangan untuk
melaksanakan perubahan-perubahan, penentuan, perbaikan atau
penyesuaian-penyesuaian agar masing-masing berprestasi tinggi.
4) Daerah batasan dan lingkungan
Antara suatu sistem dan bagian-bagian lain atau lingkungan
disekitarnya akan terjadi interaksi. Namun, antara suatu sistem dalam
sistem yang lain mempunyai daerah batas tertentu. Suatu sistem dapat
pula merupakan sub sistem dari sistem yang lebih besar
(subprasistem).

2. Sistem Pendidikan Nasional


Sehubungan sengan pendidikan nasional Sunarya W. (1963) merumuskan:
“pendidikan nasional adalah suatu system pendidikan yang berlandaskan dan
dijiwai oleh suatu falssafah hidup suatu bangsa dan bertujuan mengabdikan pada
kepentingan dan cita-cita nasional bangsa tersebut ini berarti bahwa pendidikan
nasional suatu bangsa dalam melaksanakan pendidikannya berdasarkan pada
filsafah, budaya bangsa demi kelangsungan kehidupan dan cita-cita bangsa dan
Negara baika jangka pendek maupun jangka panjang”.

Dalam UUSPN bab 1 ayat 2 dicantumkan “pendidikan nasional ialah


pendidikan bangsa yang berdasarkan Pancasila UUD 1945 yang berakar pada
nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan
perubahan zaman. Pernyataan itu mengandung makna bahwa semua aspek yang
terdapat dalam system pendidikan nasional akan mencerminkan aktifitas yang
dijiwai oleh Pancasila UUD 1945 dan berakar pada nilai-nilai agama dan
kebudayaan bangsa Indonesia, serta sesuai dengan perkembangan zaman”
Pendidikan nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk membangun
manusia seutuhnya. Oleh sebab itu arah dan fungsi utama sitem pendidikan
nasional itu adalah pengembangan manusia, masyarkat dan lingkungannya.
Dengan demikian pendidikan nasional memiliki fungsi sebagai alat yang
bertujuan untuk mengembangkan pribadi masyarakat pengembangan kebudayaan
dan pengembangan bangsa Indonesia. Untuk meningkatkan kehidupan dan
martabatnya sehingga tercapai kebahagian batiniah dan lahiriah seperti tertuang
dalam UUSPN No. 20 tahun 2003 bab II pasal 3 yang bertujuan sebagai berikut :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemauan dan membentuk
watak serta perabadan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
berakhlak mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif,mandiri, dan menjadi Negara
yang demokratis dan bertanggung jawab.

Konsep-konsep tentang pendidikan nasional Indonesia sebagai berikut :


a. Pembangunan nasional merupakan suprasystem atau lingkungan dari system
pendidikan nasional, yang bertujuan mewujudkan masyarakat pancasila
dengan cirri-ciri sebagai berikut :
1) Adil dan makmur yang merata materil dan spiritual
2) Modern dengan memiliki institusi-institusi yang mantap dan teknologi
maju
3) Berasaskan kekeluargaan yang didalamnya berlangsung keselarasan
keserasian dan keseimbangan.
b. System pendidikan nasional merupakan salah satu bagian atau system dari
pembangunan nasional, yang ada bersam-bersama dengan system kehidupan
lainnya (seperti : ekonomi,politik,agama, dan sebagainya), dan mempunyai
peranan sentral dalam pencapaian tujuan pembangunan.
c. Pendidikan nasional merupakan usaha sadar untuk membangun masyarakat
Pancasila. Dengan demikian system pendidikan nasional adalah system usaha
yang terencana, bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan
YME, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat
kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cita tanah air, agar
dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan agar dapat membangun
dirinya sendiri serta bersam-bersama bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa dalam mewujudkan masyarakat pancasila.
d. Sumber masukan system pendidikan nasional Indonesia adalah masyarakat
dengan cirri-ciri antara lain :
1) Lahir melalui perjuangan kemerdekaan melawan penjajah
2) Negara hokum berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
3) Majemuk dalam suku, agama, budaya, social ekonomi, dan sebagainya
yang masih belum mantap terpadu
4) Sedang berkembang yang menghadapi keterbelakangan, kebodohan,
kemiskinan, dan institusi baru yang belum mantap.
e. Proses yang diharapakan terjadi dalam system pendidikan nasional Indonesia
dewasa ini adalah proses sosialisasi, yang didalamnya antara lain
berlangsung proses :
1) Internalisasi nilai-nilai
2) Integrasi nasional (proses persatuan bangsa)
3) Profesionalisasi dalam rangka menumbuhkan manusia pembangunan
4) Humanisasi dalam rangka mencapai manusia Indonesia seutuhnya
f. Hasil yang diharapkan dari system pendidikan nasional Indonesia dewasa ini
adalah manusia Indnesia yang bertakwa terhadap Tuhan YME, cerdas dan
terampil, tinggi budi pekertinya, kuat kepribadiannya, tebal semnagat
kebangsaan dan cinta tanah air, sehingga tumbuh menjadi manusia
pembangunan Pancasila.
Sistem pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam pasal 31 ayat 2
UUD 1945. Sehubungan dengan itu seperti telah disinggung sebelumnya, dalam
rangka memantapkan ketahan nasional seperti mewujudkan masyarakat maju
yang berakar pada kebudayaan bangsa dan persatuan nasional yang berwawasan
bhineka tunggal ika dan berdasarkan pancasila dan UUD 1945, perlu ditetapkan
tentang UU tentang system pendidikan nasional. UUSPN ini merupakan satu
ketentuan atau landasan yang mengaitkan mengendalikan peyelenggaraan
pendidikan nasional.
Dalam penjelasan UUSPN secara menyeluruh mengungkapakan suatu
system yang :
a. Berakar pada kebudayaan nasional, berdasarkan pancasila dan UUD 1945
serta melanjutkan dan meningkatkan pendidikan pedoman penghayatan
pengalaman pancasila.
1) Merupakan satu keseluruhan dan dikembangkan untuk ikut berusaha
mencapai tujuan nasional
2) Mencakup pendidikan sekolah dan luar sekolah sera mengatur
pendidikan sekolah yang terdiri atas tiga jenjang utama, yang masing-
masing terbagi pula dalam jenjang atau tingkatan.
b. Mengatur komponen proses belajar mengajar yang saling berkaitan yakni
murid/peserta didik, guru/tenaga kependidikan dan kurikulum serta sumber
daya kependidikan.
c. Mengatur pendidikan secara terpusat atau menyeluruh, tapi dalam
penyelenggaraan satuan dan kegiatan pendidikan dilaksanakan secara tidak
terpusat atau disentralisasi
d. Menegaskan bahwa keluarga, masyarakat, dan pemerintah bertanggung
jawab bersama dalam menyelenggarakan satuan kegiatan pendidikan serta
mengatur bahwa satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat
mendapat perlakuan yang sama.
e. Mengatur bahwa masyarakat memiliki kebebasan untuk menyelenggarakan
satuan dan kegiatan pendidikan sesuai dengan cirri dan kekhususan masing-
masing, sepanjang tidak bertentangan dengan pancasila.
f. Memudahkan peserta didik meperoleh pendidikan sesuai dengan bakat, minat
dan bertujuan yang hendak dicapai serta memudahkan menyesuaikan diri dan
lingkungan
g. Menegaskan penggunaan bahasa pengantar, penyelenggaraan wajib belajar
keten tuan standar nasional pendidikan dan akreditasi peran serta masyarakat,
wewenang pemerintah pusat dan daerah
Dalam ketentuan umum UUSPN Bab 1 pasal 3, juga dicantumkan
bahwa system pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan
yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Tujuan system pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan
bangsa. Hal ini dapat diartikan bahwa pendidikan bertujuan meningkatkan
kualitas kehidupan bangsa, lahir batin, dalam kehidupan perseorangan warganya
atau kehidupan masyarakatnya.
System pendidikan nasional Indonesia dewasa ini menghendaki
berlakunya konsep pendidikan seumur hidup, yaitu konsep pendidikan terpadu
yang mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
a. Pendidikan berlangsung dalam seluruh tahap perkembangan hidup
seseorang, sejak lahir sampai mati pendidikan tidak mengenal batas usia.
b. Pendidikan mencakup perkembangan semua aspek kepribadian (fisik,
itelektual, efektif, dan spiritual) dan perannya dalam kehidupan (pribadi,
social, professional)
c. Pendidikan melalui berbagai bentuk pengalaman belajar, dan diselaraskan
dengan keragaman individu baik perbedaan dalam kemampuan, motivasi
maupun kesempatan.
d. Pendidikan terjadi dalam semua pengalaman hidup baik yang berlangsung
dalam bentuk pendidikan formal, informal maupun nonformal.
Ditinjau dari konsep pendidikan seumur hidup, system pendidikan
nasional Indonesia terdiri atas tiga sub system, yaitu sub system pendidikan
formal, sub system pendidikan non formal, dan sub system pendidikan
nonformal, dan secara kelembagaan system pendidikan nasional Indonesia
dapat dibedakan dalam dua sub system, yaitu sub system pendidikan sekolah,
dan sub system pendidikan luar sekolah.
3. Penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional
Menurut pasal 31 ayat (2); pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu system pendidikan nasional yang diatur dalam UU, dalam
hal ini UUSPN seperti sudah dikemukakan sebelumnya. Dengan demikian jelas,
bahawa secara tersurat dan baku dinyatakan bahwa pemerintah berkewajiban
melakukan usaha sadar.
Prinsip penyelenggaraan pendidikan diterangkan dalam UUSPN pada Bab
III pasal 4 adalah sebagai berikut :
a. Pendidikan diselenggarakan secara demkratis dan berkeadilan serta tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi HAM, nilai keagamaan, nilai cultural,
dan kemajemukan Negara
b. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik dengan
system terbuka dan multimakna
c. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaab dan
pemberdayaaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat
d. Pendidikan diselenggarakan dengan member keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran.
e. Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca,
menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.
f. Pendidikan deiselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen
masyarakat melalu peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu
layanan pendidikan.
Penyelenggaraan pendidikan yang berada dibawah tanggung jawab
Menteri Pendidikan Nasional yang acuannya diambil dari UU No. 20 Tahun 2003
tentang “Sistem Pendidikan Nasional” sebagai berikut :
a. Satuan dan Jalur Pendidikan
Semua pendidikan menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang
dilaksanakan di sekolah merupakan bagian dari pendidikan yang berjenjanf
dan berkesinambungan. Sedangkan satuan pendidikan luar sekolah meiputi
kelompok-kelompok belajar, khusus dan satuan pendidikan sejenisnya.
Sebagai penyelenggara dari satuan pendidikan tersebut, dilaksanakan
melalui 2 jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar
sekolah.
Perbandingan Antar Jalur Pendidikan Sekolah dengan Jalur
Pendidikan Luar Sekolah

NO Aspek yang Jalur pendidikan


dibandinngkan
Sekolah Luar sekolah

1. Tempat Di sekolah Diluar sekolah


penyelenggaraan (dalam keluarga
dan masyarakat)

2. Sifat formal Informal (dalam


keluarga)
Nonformal (dalam
masyarakat)

3. Pola Seragam secara Sangat beragam


nasional (heterogen) sesuai
tujuan
4. Jenjang pendidkan Berjenjang dan Tidak berjenjang
berkesinambunga dan tidak
n berkesinambungan

5. Kemampuan yang Menyeluruh Dalam keluarga dan


dikembangkan pengetaahuan, keterampilan norma
(overall) sifat memberikan serta keterampilan
keyakinan agama, dalam masyarakat
nilai budaya dan tergantung tujuan
pengetahuan,
sikap dan
keterampilan

6. Penghargaan akhir ijazah nonformal→sertifik


at

b. Kelembagaan Jenjang dan Program Pendidikan


Pada dasarnya jalur pendidikan sekolah dilaksanakan dalam lembaga
pendidikan dengan mengikuti perjenjangan tertentu. Pelembagaan dan
perjenjangan dengan mempertimbangkan perkembangan anak didik, factor-
faktor social, cultural, ekonomi, dan kebutuhan ketenagakerjaan serta keluasan
dan kedalaman bahan pengajaran dan cara penyajiannya.
Pambakuan lembaga-lembaga pendidikan di skolah dan do luar sekolah
biasanya diusahakan, sedangkan untuk usaha pendidikan didalam keluarga,
pembakuan itu amat sulit dilakukan kesulitan itu terutama sekali berkaitan
dengan ruang lingkup dan batas-batas usaha pendidikan dalam keluarga.
Lembaga dan jenjang pendidikan disekolah dan diluar sekolah sebagai
berikut:
1) Pendidikan Umum dan Kejuruan
Pendidikan umum merupakan program pendidikan yang
mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan
peserta didik dengan pengkhususan yang diwujudkan pada tingkat-tingkat
akhir masa pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat
bekerja dalam bidang tertentu. Yang termasuk pendidikan umum adalah:
Sekola Dasar, Sekolah Menengah dan Universitas. Yang termasuk sekolah
kejuruan antara lain Sekolah Menengah Kejuruan (SMEA, STM, SKKA,
SMIK) dan lain sebagainya.
2) Pendidikan dasar
Pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan
kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang
diperlukan untuk hdup dalam masyarakat dan mempersiapkan peserta
didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan
mengengah.
Berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan dasar ini adanya waib
belajar bagi anak usia 7-12 tahun yang pernah dicanangkan oleh Presiden
RI pada tanggan 2 Mei 1984. Tentang wajib belajar tersebut, kemudian
dinyatakan dalam USPN ayat 1 yang berbunyi “Warga Negara yang
berumur 6 tahun berhak mengikuti pendidikan dasar” dan ayat 2 “Warga
Negara yang berumur 7 tahu, berkewajiban mengikuti pendidikan dasar
dan pendidikan yang setara sampai tamat”.
Dalam pengertian setara ini termasuk juga Pendidikan Luar Biasa
(PLB), dan pendidika yang bersifat keagamaan. Peraturan pemerintah No.
28 Tahun 1990 tentang “Pendidikan Dasar” mengatur tentang
pelaksanaannya.
3) Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah berfungsi untuk mepersiapkan peserta didik
untuk melanjutka dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan
peserta didik menjadi anggot masyarakat yang memiliki kemapuan
mengadakan hubungan timbale balik denganlingkungan social, budaya
dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut
dalam dunia kerta atau pendidikan tinggi
Pendidikan menengah umum berfungsi menyiapkan peserta didik
untuk melanjutkan pendidikanny pada tingkat pendidikan yang lebih
tinggi. Pendidikan menengah kejuruan berfungsi mempersiapkan peserta
didik untuk lapangan kerja, sesuai dengan tujuan pendidikan kejuuan yang
diikuti atau untuk mengikuti pendidikan keahlian pada tingkat pendidikan
tinggi.
4) Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi diselenggarakan untuk tujuan yang sifatnya
majemuk, di satu pihak pendidikan tingi harus meneruskan
mengembangkan dan melestarikan peradaban, ilmu teknologi dan seni,
dipihak lain pendidikan tinggi harus pula iky pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya seperti yang ditetapkan dalam UUSPN.
Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang
diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan kademik dan professional yang
dapat menerapkan, mengembangkan atau menciptaka ilmu pengetahuan,
teknologi dan kesenian.
Misi “TriDharma” pendidikan tinggi yang meliputi pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat adalah dalam rangka
mencapai tujuan yang telah digariskan tersebut.
Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan disebut
perguruan tinggi, yang dapat membentuk akademik,politeknik,sekolah
tinggi,institute, dan universitas.
Hubungan Bentuk dan Fungsi Perguruan Tinggi

NO Bentuk PT Fungsi Setiap Bentuk

1. Akademik Menyelenggarakan pendidikan terapan


dalam satu cabang atau sebagian cabang
IPTEK atau kesenan tertentu

2. Politeknik Menyelenggarkan pendidikan terapan


dalam sejumlah bidang pengetahuan
khusus

3. Sekolah tinggi Menyelenggarakan pendidikan


akademik dan professional dalam satu
disiplin ilmu tertentu

4. Institut Terdiri atas sejumlah fakultas yang


menyelenggarakan pendidikan
akademik dan profesionl dalam
sekelompok disiplin ilmu

5. Universitas Terdiri atas sejumlah fakultas yang


menyelenggarakan pendidikan
akademik dan professional dalam
sejumlah disiplin ilmu tertentu.
Bagaimana syarat-syarat dan tata cara pendirian perguruan tinggi serta
penyelenggaraan pendidikan tinggi ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah RI No. 30 Tahun 1990 tentang perguruan tinggi.
5) Pendidikan Khusus
Pendidikan khusus berfungsi secara khusus, menyiapkan pendidikan
yang sesuai dengan tujuan masing-masing program tersebut.
a) Pendidikan Luar Biasa
Program ini diselenggarakan untuk peserta didik yang
menyandang kelainan fisik dan mental seperti : Sekolah Dasar Luar
Biasa (SDLB), dan Pendidikan Luar Biasa (PLB) untuk jenjang
pendidikan menengah dengan masing-masing memiliki program anak
tunanetra, tuna rungu, tunadaksa, dan tunagrahita. Gurunya merupakan
lulusan dari Pendidikan Guru Luar Biasa dari pendidikan/perguruan
tinggi
b) Pendidikan Kedinasan
Pendidikan kedinasan ini di selenggarakan untuk
meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi
pegawai atau calon pegawai suatu Departemen Pemerintah atau
Lembaga Pemerintah non Departemen. Pendidikan khusu kedinasan
dilakukan di sekolah kedinasan atau pusat-pusat latihan
(PUSDIKLAT) dan lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik
oleh pemerintah maupun oleh swasta.
c) Pendidikan Khusus Teknis
Pendidikan khusus teknis dilaksanakan di pusat-pusat atau
lempaga pendidikan khusu yang diselenggarakan baik oleh pemerintah
maupun oleh swasta.
d) Pendidikan Khusus Keagamaan
Pendidikan khusus keagamaan dilaksanakan di sekolah-
sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat
seperti: MI, IAIN, Pendidikan Guru Agama, Seminari, Biara, Sekolah
Tinggi Teknologi dan Institut Ilenda Dharma. Fungsi dari pendidikan
ini adalah untuk mempersiapkan peserta didik untuk dapat
melaksanakan peranan yang menuntut penguasaan khusus tentang
ajaran agama yang bersangkutan.
c. Hak dan Kewajiban Peserta Didik dan Pendidik
1) Peserta Didik
Dalam UUSPN dinyatakan bahwa “pendidikan nasional bersifat
terbuka dan memberikan keluasan gerak kepada peserta didik yang dalam
pelaksanaanya diatur oleh Menteri”
Adapun hak dari setiap peserta didik pada satuan pendidikan
sebagai berikut:
a) Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak:
(1) Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang
dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama
(2) Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat,
minat, dan kemampuannya
(3) Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang
tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya
(4) Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya
tidak mampu membiayai pendidikannya
(5) Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan
pendidikan lain yang setara
(6) Menyelesaikan program pendidikan sesuai deng kecepatan
belajar masing-masing dan tidak menyimpng dari ketentuan
batas waktu yang ditetapkan.
b) Setiap peserta didik berkewajiban:
(1) Menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin
keberlangsungan proses dan keberhasilan Pendidikan
(2) Ikut menanggung biaya penyelenggraan pendidikan, kecuali
bagi pesera didik yang dibebaskan dari kewajiban tersebut
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Warga Negara Asing dapat menjadi peserta didik pada satuan
pendidikan yang diselenggarakan dalam wilayah NKRI. Ketentuan
mengenai hak dan kewaiban peserta sebagaimana dimaksud pada ayat
1, ayat 2, dan ayat 3 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
d. Tenaga Kependidikan
Yang dimaksud dengan tenaga kependidikan adalah, pengelola satuan
pendidikan, pemilik, pengawas, peneliti dan pengembang di bidang
pendidikan, pustakawan, laboran, dan teknisi sumber belajar.
Tenaga kependidikan di atas bertugas menyelenggarakan kegiatan
mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan memberikan
pelayanan dalam bidang pendidikan. Tenaga pendidikan yang khusus diangkat
dengan tugas utuk mengajar untuk pendidikan dasar dan menengah disebut uru
dan pada jenjang pendidikan tinggi yang disebut dosen.
Untuk dapat diangkat sebagai tenaga pengajar selain beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan YME, berwawasan Pancasila UUD 1945 juga harus
memiliki kualifikasi seabagi tenaga pengajar. Pengadaan guru pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah diselenggarakan melalui lembaga pendidikan
tenaga keguruan.
Hak-hak tenaga kependidikan sebagai berikut:
1) Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh:
2) Penghasilan dan jaminan kesejahteraan social yang pantas dan memadai
3) Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja
4) Pembinaan karir sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas
5) Perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil
kekayaan intelektual
6) Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas
pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban:
1) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna menyenangkan kreatif,
dinamis, dan dialogis
2) Mempunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu
Pendidikan
3) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Ketentuan mengenai pendidikan dan tenaga kependidikan sebagaimana
dalam ayat 1, ayat 2, ayat 3 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Di samping hak dan kewajiban di atas, kedudukan dan penghargaan
bagi tenaga pendidikan diberikan juga berdasarkan kemampuan dan
prestasinya. Pembinaan dan pengembangan tenaga pendidikan juga
diselenggarakan oleh pemerintah. Bagi satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh masyarakat diatur penyelanggaraanya oleh satuan
pendidikan yang bersangkutan.
e. Sumber Daya Kependidikan
Pengadaan dan pendayagunaan sumber daya pendidikan dilakukan oleh
pemrintah, masyarakat dan keluarga peserta didik. Pendidikan tidak mungkin
dapat terselenggarakan dengan baik, bilamana para tenaga kependidikan
maupun para peserta didik tidak didukun oleh sumber belajar yang diperlukan
untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang bersangkutan.
Perpustakaan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting
untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan baik bagi para tenaga
kependidika maupun bagi peserta didik
Disamping perpustakaan fasilitas lain seperti laboratorium, bengkel
dan fasilitas olahraga merupakan sarana penunjang kebutuhan pencapaian
tujuan. Setiap satuan pendidikan, jalur pendidikan sekolah yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat diharuskan
menyediakan sumber belajar. Pengadaan atau biaya penyelenggaraan
pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah menjadi tanggung jawab
badan/perorangan yang menyelenggarakan satuan pendidikan tersebut.
1) Kurikulum
Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional
dengan mempertimbangkan tahap perkembangan peserta didik dan
keserasiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai
dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan
Kegiatan pendidikan dalam pelaksanaanya didasarkan atas
kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum yang disesuaikan
dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas satuan
pendidikan yang bersangkutan (kurikulum muatan local).
Kurikulum yang mengandung aspek nasional yang wajib dipelajari
oleh setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan, dismping
pendidikan bidang studi.
Kurikulum muatan local ini di dalam struktur kurikulum porsinya
adalah 20%. Kurikulum muatan local adalah program pendidikan yang isi
dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan, budaya serta
kebutuhan daerah dan perlu oleh peserta didik dari lingkungan.
Materi pelajaran muatan local ini dipilih dari lingkungan,
sedangkan media dan metode penyampainnya menggunakan berbagai alat
bantu yang diambil dari lingkungan
Di Sumatera Barat, Budaya Alam Minangkabau merupaka salah
satu kurikulum muatan local yang ditetapkan untuk diajarkan.
D. SIMPULAN
System adalah suatu totalitas yang terpadu dari semua elemen/unsure dan
kegiatan yang satu dengan kegiatan lainnya saling berkaitan secara fungsional untuk
mencapai tujuan
Pendidikan sebagai suatu system berarti bahwa pendidikan itu terdiri dari
elemen-elemen atau unsur-unsur pendidikan yang dalam kegiatannya saling terkait
secara fungsional, sehingga merupakan suatu kesatuan yang terpadu dan dengan
keterpaduan itu diharapkan tujuan pendidikan dapat dicapai.
System pendidikan di Indonesia dirumuskan dalam UUSPN Bab I pasal 3 yang
berbunyi bahwa, “system pendidikan nasional adalah satu kesatuan yang terpadu dari
kesemua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya, untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional”.
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional diselenggarakan melalui dua jalur
pendidikan yaitu, jalur sekolah dan jalur luar sekolah. Satuan pendidikan yang disebut
sekolah merupakan bagian dari pendidikan yang berjenjang dan berkesinambungan,
sedangkan satuan pendidikan luar sekolag tidak berjenjang dan tidak
berkesinambungan seperti kelompok belajar, kursus, dan satuan pendidikan
sejenisnya.
Dalam proses pendidikan, peserta didik, tenaga kependidikan dan sumber daya
kependidikan serta kurikulum merupakan elemen/unsur yang saling berinteraksi untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk itu perlu pengaturan tentang hak dan
kewajiba serta peranan sesuai masing-masing elemen/unsur tersebut, yang telah
digariskan dalam UUSPN.
DAFTAR RUJUKAN

Drs.H. Fuad Ihsan, Dasar-dasar Pendidikan, Rineka Cipta

Syafri, Zulhendri Zen. DKK, Pengantar Pendidikan, Sukabina Press

Teguh Triwiyanto, Pengantar Pendidikan, Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai