A. PENDAHULUAN
Sistem pendidikan nasional suatu bangsa didasarkan kepada tujuan yang ingin
dicapainya yang telah ditetapkan dalam UUD negara tersebut. UUD NKRI tahun
1995 mengamanatkan pemerintah mengesahkan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional yang meningkatkan keinginan dan takwa kepada Tuhan YME
serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dalam
UU.
Untuk mewujudkan amanat tersebut pemerintah sebelumnya telah menyusun
UU No 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional (UUSPN). Namun untuk
menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional,
dan global perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan. UUSPN 1989 yang ditetapkan sebelumnya dirasakan tidak
memadai lagi dan perlu diganti serta disempurnakan agar sesuai dengan amanat
perubahan UUD NKRI 1945.
Untuk itu dibentuklah UU sistem pendidikan nasional yang baru
disempurnakan yaitu UU NKRI No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Mengetahui apa itu sistem pendidikan nasional
2. Mengetahui penyelenggaraan sistem pendidikan nasional
C. MATERI
1. Pengertian Sistem
Istilah sistem bersal dari bahasa Yunani “sistema”, yang berarti sehimpunan
bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan
suatu keseluruhan. Istilah sistem dipakai untuk menunjuk beberapa pengertian
misalnya:
a. Dipakai untuk menunjuk adanya suatu himpunan bagian-bagian yang saling
berkaitan secara alamiah maupun oleh budidaya manusia sehingga menjadi
suatu kesatuan yang bulat dan terpadu. Misalnya sitem tata surya.
b. Sistem dapat menunjukkan adanya alat-alat atau organ tubuh secara
keseluruhan yang secara khusus memberikan andil terhadap berfungsinya
fungsi tubuh tertentu yang rumit namun amat vital. Misalnya sistem saraf.
c. Sistem dapat dipakai untuk menunjuk sehimpunan gagasan atau ide yang
tersususun dan terorganisasi sehingga membentuk suatu kesatuan yang logis.
Misalnya sistem pemerintaha demokrasi.
d. Sistem dapat digunakan untuk menunjuk suatu hipotesis atau uraian suatu
teori. Misalnya pendidikan sistematis.
e. Sistem dapat digunakan untuk menunjuk pada suatu cara atau metode.
Misalnya mengetik 10 jari, sistem belajar jarak jauh, sistem modul dalam
pengajaran.
Menurut departemen pendidikan dan kebudayaan (1984/1985) setiap
sistem mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tujuan
Setiap sistem mempunyai tujuan. Sebagai contoh tujuan lembaga
pendidikan adalah memberi pelayanan pendidikan kepada yang membutuhkan.
Tujuan pengajaran adalah agar siswa belajar perilaku tertentu yang telah
ditetapkan terlebih dahulu.
b. Fungsi-fungsi
Adanya tujuan yang harus dicapai oleh suatu sistem menuntut
terlaksananya berbagai fungsi yang diperlukan untuk menunjang usaha
pencapaian tujuan tersebut. Misalnya suatu lembag pendidikan dapat
memberikan pelayanan pendidikan dengan baik, perlu adanya fungsi
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penilaian.
c. Komponen-komponen
Bagian suatu sistem yang melaksanakan suatu fungsi untuk menunjang
usaha pencapaian tujuan sistem disebut komponen. Jadi, sistem ini terdiri dari
komponen-komponen dan masing-masing komponen mempunyai fungsi
khusus, misalnya komponen sistem instruksional meliputi manusia (guru,
konselor, administrator, petugas-petugas lainnya), material (buku, papan tulis,
fotografi, slide, film), fasilitas peralatan dan prosedur, jadwal, dan metode.
d. Interaksi atau saling hubungan
Semua komponen dalam suatu sistem, seperti komponen-komponen
instruksional tadi saling berhubungan satu sama lain, saling mempengaruhi
dan saling membutuhkan.
1) Penggabungan yang menimbulkan jalinan perpaduan
Misalnya dalam kegiatan belajar mengajar guru berusaha
menimbulkan jalinan keterpaduan antara berbagai komponen
intruksional dengan melaksanakan pengembangan sistem intruksional
untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
2) Proses tranformasi
Semua sistem mempunyai misi untuk mencapai suatu tujuan, untuk
iyu diperlukan suatu proses yang memproses masukan (input) menjadi
hasil-hasil (output).
3) Umpan balik untuk koreksi
Untuk mengetahui apakah masing-masing fungsi terlaksana dengan
baik diperlukan fungsi kontrol yang mencakup monittoring dan
koreksi. Hasil monitoring dijadikan dasar pertimbangan untuk
melaksanakan perubahan-perubahan, penentuan, perbaikan atau
penyesuaian-penyesuaian agar masing-masing berprestasi tinggi.
4) Daerah batasan dan lingkungan
Antara suatu sistem dan bagian-bagian lain atau lingkungan
disekitarnya akan terjadi interaksi. Namun, antara suatu sistem dalam
sistem yang lain mempunyai daerah batas tertentu. Suatu sistem dapat
pula merupakan sub sistem dari sistem yang lebih besar
(subprasistem).