Anda di halaman 1dari 16

Landasan Sosiologis

dalam Pengembangan
Kurikulum
LUTHFIANTI ZHAFARINA H.
0104522002
Sumber Pengembangan Landasan
Kurikulum (Lawton: 1978)

STUDI TENTANG HAKIKAT ILMU STUDI TENTANG KEHIDUPAN STUDI TENTANG SISWA DAN
PENGETAHUAN SEBAGAI ASPEK SEHARI- HARI SEBAGAI ASPEK TEORI- TEORI BELAJAR SEBAGAI
FILOSOFIS SOSIAL- BUDAYA ASPEK PSIKOLOGI.
Peran Landasan kurikulum menurut Lawton
filosofis
Apa itu landasan sosiologis?
Landasan sosiologis pengembangan kurikulum adalah asumsi-asumsi yang
berasal dari sosiologis yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan
kurikulum.

Landasan ini didasari bahwa pendidikan adalah proses budaya untuk


meningkatkan harkat dan martabat manusia.
Landasan sosiologis dalam pengembangan
kurikulum
Ada dua pertimbangan sosiologis yang dijadikan landasan dalam pengembangan kurikulum:

1. setiap orang dalam masyarakat selalu berhadapan dengan masalah belum mampunya
seseorang menyesuaikan diri dengan kebiasaan kelompoknya

2. kurikulum dalam setiap masyarakat merupakan refleksi dari cara orang berfikir, merasa dan
bercita-cita atau kebiasaan

Karena itu membina struktur dan fungsi kurikulum perlu memahami kebudayaan
A. kekuatan sosial yang dapat mempengaruhi kurikulum

Masyarakat yang dinamis, selalu mengalami perubahan

Kekuatan kelompok yang dapat memberi tekanan

Cara pandang yang berbeda dari tiap- tiap golongan sosial


Apa pentingnya landasan sosiologis?
1 2 3
Individu lahir tidak berdaya Aspek sosiologis terakomodasi dalam kurikulum Seluruh nilai yang disepakati oleh
Yang berkenaan dengan kondisi sosial masyarakat yang kemudian disebut
masyarakat yang sangat beragam, kebudayaan merupakan konsep yang
seperti masyarakat industri, memiliki kompleksitas tinggi.
pertanian, nelayan dan sebagainya.

Kebiasaan, cita-cita, pengetahuan, Tujuan Pendidikan di sekolah: mendidik anggota Adanya kebudayaan karena hasil dari
keterampilan dsb dapat diperoleh masyarakat agar dapat hidup berintegrasi,
dengan interaksi dari lingkungan budaya, berinteraksi, dan beradaptasi dengan anggota
pemikiran keras dari pengalaman-
sekolah, dll masyarakat lainnya pengalaman orang terdahulu

Sekolah punya tugas khusus untuk kurikulum sebagai salah satu alat untuk Kebudayaan adalah hasil dari cipta,
memberikan pengalaman pada peserta mencapai tujuan pendidikan harus bermuatan
didik melalui alat yg disebut kurikulum kebudayaan yang bersifat umum seperti nilai-
rasa dan karsa manusia.
nilai, dikap-dikap, pengetahuan dan kecakapan.
Faktor penting pengembangan kurikulum dengan
landasan sosiologis menurut Sukmadinata

PENDIDIKAN MENGANDUNG DAN MEMBERIKAN PENDIDIKAN BUKAN HANYA DUKUNGAN PENYEDIAAN FASILITAS,
UNTUK PENDIDIKAN, TETAPI PERSONALIA, SISTEM SOSIAL BUDAYA,
PERTIMBANGAN NILAI. HAL INI DIKARENAKAN PENDIDIKAN MENYIAPKAN ANAK UNTUK POLITIK, KEAMANAN DAN LAIN-LAIN.
DIARAHKAN PADA PENGEMBANGAN PRIBADI ANAK AGAR KEHIDUPAN DALAM
MASYARAKAT.
SESUAI DENGAN NILAI-NILAI YANG ADA DAN DIHARAPKAN
MASYARAKAT
Landasan sosiologis membuat peserta didik
menjadi:
1. subsistem kepercayaan / keyakinan hidup

2. subsistem nilai

3. subsistem kemasyarakatan

4. subsistem permintaan atau tuntutan


Subsistem kepercayaan
Setiap masyarakat mempunyai kepercayaan atau keyakinan tentang bentuk
manusia yang mereka cita-citakan. Cita-cita tersebut terejawantahkan
dalam kepercaaan agama atau falsafah hidup masyarakat. Bangsa kita
memiliki keyakinan, bahwa manusia yang diharapkan atau dicita-citakan
oleh masyarakat adalah manusia pembangungn yang berpancasila.
Subsistem nilai
Nilai adalah ukuran umum yang dipandang baik oleh masyarakat dan
menjadi pedoman dari tingkah laku manusia tentang cara hidup sebaik-
baiknya.
Subsistem kemasyarakatan
Pendidikan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Oleh karena
itu kurikulum harus berdasarkan kebutuhan masyarakat dan diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Kurikulum yang demikian adalah kurikulum
yang relevan dengan masyarakat. Dibalik itu, masyarakat merupakan
lingkungan pendidikan, dalam artian suatu lingkungan yang mempengaruhi
sekolah dan sebaliknya sekolah mempengaruhi kehidupan masyarakat.
Apabila kebutuhan masyarakat dianalisis, hal ini akan sangat membantu
para penyusun kurikulum dalam merumuskan masalah masyarakat (social
problem), yang terkait dalam pemilihan dan penyusunan bahan-bahan dan
pengalaman-pengalam kurikuler.
Subsistem permintaan / tuntutan
Kebutuhan masyarakat mendorong munculnya permintaan yang perlu
dipenuhi. Sebagai contoh, andaikan masyarakat membutuhkan atau
menuntut adanya perumahan, penyelesaian kenakalan remaja, keterampilan,
pengupahan dan perburuhan, pendidikan, kesehatan dan sebagainya.
Berdasarkan permintaan-permintaan tersebut, maka perencana kurikulum
dapat memilih bahan-bahan dan pengalaman-pengalaman kurikulum yang
relevan.
KESIMPULAN
Landasan sosiologis penting adanya dalam pengembangan kurikulum. Dalam
pengembangan kurikulum pada prinsipnya pendidikan harus mencerminkan
keinginan, cita-cita tertentu dan kebutuhan masyarakat. Karena itu sudah
sewajarnya kalau pendidikan memerhatikan aspirasi masyarakat, dan pendidikan
mesti memberi jawaban atas tekanan-tekanan yang datang dari kekuatan sosio-
politik-ekonomi yang
dominan. Sementara dengan adanya landasan sosiologis pengembangan ku
rikulum
yang merujuk pada asas kemasyarakatan dan juga kebutuhan masyarakat
membuat
pendidikan lebih bermakna. Harapanya dengan adanya landasan sosiologis
pendidikan akan mampu menjawab tantangan masyarakat, membekali pese
rta didik untuk setia pada norma/etika dimasyarakat dan sekaligus mampu
menjadi agent of change untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya.
Pengembangan kurikulum dengan landasan
sosiologis
Dengan alas an sosiologis di atas maka pengembang kurikulum harus melakukan hal berikut:

1. Mempelajari dan memahami kebutuhan masyarakat

2. Menganalisis budaya masyarakat tempat sekolah berada

3. Menganalisis kekuatan serta potensi daerah

4. Menganalisis syarat dan tuntutan tenaga kerja

5. Menginterpretasi kebutuhan individu dalam kerangka kepentingan masyarakat.


TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai