DOSEN PENGAMPU:
, S.Kep. M.Kep.
DISUSUN OLEH :
201901136
1. Monitor Elektrolit
2. Manajemen Lingkungan
Definisi : Manipulasi lingkungan pasien untuk kepentingan terapi, daya tarik sensorik, dan
kesejahteraan psikologis.
Aktivitas-Aktivitas :
Ciptakan lingkungan yang aman bagi pasien
Identifikasi kebutuhan keselamatan pasien berdasarkan fungsi fisik dan kognitif serta
riwayat perilaku di masa lalu
Singkirkan bahaya lingkungan (misalnya, karpet yang longgar dan kecil, furnitur yang
dapat di pindahkan)
Singkirkan benda benda berbahaya dari lingkungan
Lindungi pasien dengan pegangan pada sisi/bantalan di sisi ruang yang sesuai
Dampingi pasien selama tidak ada kegiatan bangsal, dengan tepat
Sediakan tempat tidur dengan ketinggian yang rendah, yang sesuai
Sediakan perangkat-perangkat yang adaptif (misalnya, bangku pijakan atau
pegangan tangan), yang sesuai
Tempatkan furniture di kamar dengan pengaturan terbaik untuk mengakomodasi
disabilitas pasien/keluarga
Sediakan selang yang cukup panjang untuk memungkinkan kebebasan pasien untuk
bergerak, yang sesuai
Letakkan benda yang sering digunakan dalam jangkauan pasien
Berikan kamar terpisah, seperti diindikasikan
Pertimbangkan estetika linhkungan ketika memilih teman sekamar
Sediakan tempat tidur dan lingkunga yang bersih dan nyaman
Sediakan kasur yang kokoh
Sediakan linen dan pakaian dalam kondisi baik, bebas dari residu dan noda
Tempatkan saklar di posisi tempat tidur yang mudah dijaungkau
Atur persediaan linen dengan rapi yang harus tetap ada dalam jangkauan pandangan
pasien
Halangi pandangan pasien pada kamar mandi, toilet, atau peralatan lain yang
digunakan untuk eliminasi
Singkirkan bahan-bahan yang digunkan selama penggantian pakaian dan eliminasi,
serta bau apapu yang tersisa, sebelum kunjungan dan waktu makan
Kurangi rangsangan lingkungan, yang sesuai
Hindari dari paparan aliran udara yang tidak perlu, terlalu panas atau terlalu dingin
Sesuaikan suhu lingkunga dengan kebutuhan pasien, jika suhu tubuh berubah
Kendalikan atau cegah kebisingan yang tidak diinginkan atau berlebihan, bila
memungkinkan
Berikan musik pilihan
Sediakan headphone untuk mendengarkan musik pribadi jika (suara) musik dapat
mengganggu orang lain
Manipulasi pencahayaan untuk manfaat terapeutik
Sediakan dan atur makanan dan makanan ringan yang menarik
Bersihkan tempat dan peralatan yang digunakan untuk makan dan minum sebelum
digunakan pasien
Batasi pengunjung
Individualisasikan pembatasan kunjungan untuk memenuhi kebutuhan pasien
dan/atau/orang terdekat
Individualisasikan rutinitas sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan pasien
Bawa benda-benda yang tidak asing dari rumah
Fasilitasi penggunaaan barang-barang pribadi seperti, piyama, jubah dan
perlengkapan mandi
Jga konsistensi tugas staff dari waktu ke waktu
Sediakan saran langsung dan berkesinambungan untuk memanggil perawat, dan
informasikan pasien dan keluarga bahwa mereka akan di jawab dengan segera
Izinkan keluarga/ orang terdekat untuk tinggal denga pasien
Edukasi pasien dan pengunjung mengenai perubahan/tindakan pencegahan,
sehingga, mereka tidak akan dengan sengaja mengganggu lingkungan yang
direncanakan
Sediakan keluarga/orang terdekat dengan informasi mengenai membuat lingkungan
rumah yang aman bagi pasien
Tingkatkan keselamatan terhadap terjadinya kebakaran, yang sesuai
Sediakan pengharum ruangan, jika diperlukan
Berikan perawatan untuk bunga/tanaman
Bantu pasien atau keluarga untuk mengatur kartu (ucapan), bunga, dan hadiah
untuk meningkatkan apresiasi visual pasien
3. Manajemen Elektrolit/Cairan
Definisi : pengaturan dan pencegahan komplikasi dari perubahan cairan dan aatau elektrolit
Aktivitas-aktivitas :
Pantau kadar serum elektrolit yang abnormal, seperti yang tersedia
Monitor perubahan status paru atau jantung yang menunjukkan kelebihan cairan
atau dehidrasi
Pantau adanya tanda dan gejala overdehidrasi yang memburuk atau dehidrasi (mis,
ronki basah di lapangan paru terdengar, poliuria atau oliguria, perubahan perilaku,
kejang, saliva berbusa, dan kental, mata cekung atau edema, napas dangkal dan
cepat)
Dapatkan spesimen laboratorium untuk pemantauan perubahan cairan atau
elektrolit (mis, hematokrit, BUN, protein, Natrium, dan kadar kalium), yangsesuai
Timbang berat badan harian dan panau gejala
Berikan cairan yang sesuai
Tingkatkan intake asupan cairan peroral (Mis, memberikan cairan oral sesuai
preferensi pasien, tempatkan (cairan) di tempat yang mudah dijangkau, memberikan
sedotan, dan menyediakan air segar) yang sesuai
Berikan cairan pengganti nasogastrik yang direseptak berdasarkan output, yang
sesuai
Irigasi selang nasogastrik dengan normal saline, sesuai kebijakan lembaga dan
indikasi
Berikan air melalui selang, sesuai kebijakan lembaga dan indikasi
Berikan serat yang diresepkan untuk pasien dengan selang makan untuk mengurangi
kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare
Minimalkan pemberian konsumsi kepingin es atau kurangi jumlah asupan oral pada
pasien dengan diuretik atau pencahar (mis, teh, kopi, plum, suplemen herbal)
Jaga infus intravena yang tepat, transfusi darah, atau laju enteral, terutama jika tidak
diatur oleh pompa
Pastikan bahwa larutan intravena yang mengandung elektrolit diberikan dengan
aliran yang konstan dan sesuai
Monitor hasil laboratorium yang relevan dengan retensi cairan (misalnya,
peningkatan berat jenis, peningkatan BUN, penurunan hematrokrit, dan
peningkatan osmolalitas urin)
Monitor status hemodinamik, termasuk CVP, MAP, PAP, dan tingkat PCWP, jika ada
Jaga pencatatan intake asupan dan outputyang akurat
Pantau adanya tanda dan gejala cairan
4. Manajemen Cairan
5. Monitor Cairan
6. Pengaturan Hemodinamik
7. Terapi Induksi Hipotermia
8. Perawatan Hipotermia
Definisi : pencegahan hilangnya panas, penghangatan kembali, dan pengawasan pasien yang
memiliki suhu tubuh inti rendah/tidak normal sebagai akibat dari lingkungan sekitar yang
tidak terinduksi
Aktivitas-aktivitas :
monitor suhu pasien, mengunakan alat pengukur dan rute yang paling tepat
bebaskan pasien dari lingkungan yang dingin
bebskan pasien dari pakaian yang dingin dan basah
tempatkan pasien pada posisi supine/telentang, minimalkan perubahan orthostatic
minimalkan stimulasi pada pasien (misalnya, memegang perlahan dan hindari
gerakan yang berlebihan) untuk menghindari terscetusnya fibrasi ventrikel
dorong pasien yang mengalami hipotermia uncomplicated untuk mengkonsumsi
cairan hangat, tinggi karbohidrat tanpa alkohol atau kafein
bagi panas tubuh, gunakan baju yang tidak terlalu tebal untuk memfasilitasi
pemindahan panas
berikan pemanas pasif (misalnya, selimut, penutup kepala, dan pakaian hangat)
berikan pemanas eksrternal aktif ( mis, bantalan penghagat yang ditempatkan pada
daerah trunkal sebelum ekstremitas, botol yang berasal dari air hangat, pemanas air,
selimut hangat, lampu radiasi, bantalan pengahangat dan pemanas udara)
hindari pemanas eksternal aktif pada pasin yang mengalami hipotermi berat
berikan pemanas internal aktif atau pemanas inti ( misalnya, cairan IV yang hangat,
oksigen humidifier yang hangat, bypass kardiopulmonar, hemodialisa, pemanas
arteri vena kontinu dan lavage hangat rongga tubuh)
monitor adanya komplikasi yang berhubungan dengan pemanas ekstra korporeal
(misalnya, sindrom distress pernapasan akut, gagal ginjal akut dan pneumonia)
lakukan RJP pada pasien tanpa sirkulasi spontan dan sadari bahwaupaya defibrilasi
mungkin tidak efektif sampai suhu inti diatas 30 C
berikan pengobatan dengan hati-hati (misalnya, waspada adanya metabolisme yang
tidak dapat diprediksi, monitor adanya peningkatan tindakan atau toksisitas, dan
pertimbangkan untuk tetap menggunakan pengobatan IV sampai suhu inti di atas 30
C)
monitor adanya gejala-gejala yang berhubungan dengan hipotermia ringan
(misalnya, takipnea, dysarthyia, menggigil, hipertensi dan diuresis), hipotermia berat
(misalnya, oliguria, tidak adanya refleks neurologi, edema paru, dan ketidak
normalan asam basa)
monitor adanya syok pernapasan kembali
monitor adanya warna dan suhu kulit
identifikasi faktor medis, lingkungan dan faktor lain yang mungkin memicu
hipotermia ( misalnya, penggunaan air dingin, penyakit injuri trama, status syok,
imobilisasi, cuaca, umur yang ekstrim, medikasi, intoksitasi alkohol, malnutrisi,
hipotiroid, diabetes, dan malnutrisi)
9. Perawatann Bayi : Baru Lahir
10. Terapi Oksigen
11. Monoitor Pernafasan
12. Manajemen Syok
13. Pencegahan Syok
14. Pengaturan Suhu
15. Pengaturan Suhu : Perioperatif
16. Monitor Tanda-Tand Vital
Pilihan Intervensi Tambahan :
17. Perawatan Sirkulasi : Insufisiensi Arteri
18. Perawatan Sirkulasi : Insufisiensi Vena
19. Aplikasi Panas/Dingin
20. Perawatan Penyisipan Kateter Sentral Perifer
21. Manajemen syok : jantung
22. Manajemen syok : vasogenik
23. Pengecwkan kulit
24. Pemberian nutrisi total parenteral (TPN)
4. Manajemen cairan
5. pengaturan hemodinamik
- kurangi kecemasan dengan memberikan informasi yg akurat dan perbaiki setiap kesalafahaman
- monitor suhu pasien dengan menggunakan peranagakt minitoring suhu inti berkelanjutan dengan
cepat
- mulai tindakan tindakan aktif pendingin internal(misalnya kateter intravaskuler dingin) dengan
cepat
7. Monitor cairan
- periksa isi ulang kapiler dengan memegang tangan pasien pada tinggi yg sama
- monitor tekanan darah ortostatik dan perubahan irama jantung dengan cepat
- rekam inkontinensia pada pasien yang membutukan asupan dan pengeluaran akurat
8. Perawatan hipotermia
- Monitor suhu pasien, menggunakan alat pengukur dan rute yang paling cepat
- Minimalkan stimulasi pada pasien (misalnya, memegang perlahan dan hindari gerakan yang
berlebihan) untuk menghindari tercetusnya fibrilasi ventrikel
- Dorong pasien yang mengalami hipotermia uncomplicated untuk mengkonsumsi cairan hangat,
tinggi karbohidrat tanpa alkohol dan kafein
- Bagi panas tubuh, gunakan baju yang tidak terlalu tebal untuk memfasilitasi pemindahan panas
- Berikan pemanas internal aktif atau pemanas inti (misalnya, cairan IV yang hangat , oksigen
humidifier yang hangat, bypass kardiopulmoner, hemodialisa, pemanas arteri vena kontinu dan
lavage hangat rongga tubuh)
- Monitor adanya komplikasi yang berhubungan dengan pemanasan ekstra korporeal ( misalnya,
sindrom distress pernafasan akut, gagal ginjal akut dan pneumia)
- Lakukan RJP pada pasien tanpa sirkulasi spontan dan sadari bahwa upaya defibrilasi mungkin tidak
efektif sampai suhu inti diatas 360 derajat celcius
- Berikan pengobatan dengan hati-hati (misalnya, waspada adanya metabolisme yang tidak dapat
diprediski, monitor adanya peningkatan tindakan atau toksisitas, dan pengobatan IV sampai suhu inti
30 derajat celcius)
- Monitor adanya gejala-gejala yang berhubungan dengan hipotermia ringan (misalnya, takipnea,
dysarthria, menggigil, hipertensi, dan diuresis) hipotermia berat (misalnya, oligura, tidak adanya
relfeks, neurologi, edema paru, dan ketidaknormalan asam basa)
- Identifikasi faktor medis, lingkungan dan faktor lain yang mungkin memicu hipotermia (misalnya,
penggunaan air dingin, penyakit, injuri trauma, status syok, imobilisasi, cuaca, umur yang ekstrem,
medikasi, intoksikasi alkohol, malnutrisi, hipotiroid, diabetes, dan malnutrisi)
- Lakukan evaluasi Apgar pada menit pertama dan kelima setelah kelahiran
- Jaga suhu tubuh yang adekuat dari bayi baru lahir (misalnya, keringkan bayi baru lahir, membedong
bayi dalam selimut jika tidak ditempatkan ditempat hangat, pakaikan topi rajut bayi dan intruksikan
orang tua untuk menjaga kepala tetap tertutup, dan letakkan bayi baru lahir dalam ruang isolasi
[bayi] atau tempatkan bayi dibawah pemanas sesuai kebutuhan)
- Respon pada tanda tanda distress pernafasan (misalnya, takipnea, [pernafasan] cuping hidung,
mendengkur, retraksi, rhonci, dan rales)
- Letakkan bayi baru lahir dengan kontak kulit ke kulit dengan orang tua, dengan tepat
- Bandingkan berat badan bayi baru lahir dengan perkiraan usia janin
- Catat apa yang menjadi output [bayi] pertama kali dan pergerakan usus bayi baru lahir
- Bantu orang tua untuk memandikan bayi baru lahir pertama kali setelah suhu stabil
- Peluk dan sentuh bayi baru lahir yang ada di ruang isolasi bayi secara teratur
- [bungkus bayi dengan] lampin untuk meningkatkan tidur dan pemberian rasa aman
- Tinggikan bagian kepala kasur atau ruang isolasi bayi untuk meningkatkan fungsi pernafasan
- Gunakan selimut yang digulung dan dimiringkan pada punggung bayi baru lahir, tempatkan lengan
kedepan untuk mengurangi kemungkinan perubahan posisi [bayi] berguling atau posisi tengkurap
- Kuatkan atau sediakan informasi tentang bayi baru lahir mengenai kebutuhan nutrisinya
- Pertimbangkan kondisi tali pusar bayi baru lahir sebelum transfusi dengan menggunakan vena
umbilical
- Jaga agar tali pusar tetap kering dan terekspose pada udara dengan bedong bayi baru lahir dibawah
tali (pusat)
- Lindungi bayi baru lahir dari sumber sumber infeksi di lingkungan rumah sakit
- Tentukan kondisi kesiapan bayi baru lahir sebelum menyediakan perawatan
- Buatlah kontak mata dan berbicara pada bayi baru lahir saat memberikan perawatan
- Berespon [segera] terhadap tanda tanda bayi baru lahir untuk memfasilitasi perawatan dan
memebangun rasa percaya
- Dukung dan fasilitasi ikatan dan kelekatan keluarga dengan bayi baru lahir
- Berikan informasi dan fasilitasi skrining bayi baru lahir terkait gangguan metabolik
- Instrusikan orang tua untuk meletakkan bayi baru lahir di punggung saat tidur
- Anjurkan paisen mengenai pentingnya meninggalkan perangkat [alat] pengiriman oksigen dalam
keadaan siap pakai
- Monitor tanda tanda vital, tekanan darah orthostatik, status mental dan output urin
- Gunakan akses arteri untuk memonitor dalam rangka meningkatkan keakuratan pembacaan
tekanan darah, sesuai kebutuhan
- Monitor gambaran dalam parameter hemodinamik (misalnya, CVP, MAP, desakan tekanan kailer
paru atau arteri)
- Monitor EKG
- monitor dan laporkan adanya tanda dan gejala dari hipotermia dan hipertermia
- berikan topi stockinette untuk mencegah kehilangan panas pada bayi baru lahir
- Pertahankan kelembaban pada 50% atau lebih besar dalam inkubator untuk mencegah hilangnya
panas
- Sebelumnya hangatkan (misalnya.., selimut) yang ditempatkan dekat dengan bayi inkubator
- Diskusikan pentingnya termoregulasi dan kemungkinan efek negatif dari demam yang berlebihan,
sesuai kebutuhan
- Instruksikan pasien, khususnya pasien lansia, mengenal tindakan untuk mencegah hipotermia
karena paparan dingin
- Informasikan pasien mengenai indikasi adanya kelelahan akibat panas dan penanganan emergensi
yang tepat, sesuai kebutuhan
- Informasikan mengenai indikasi adanya hipotermia dan penanganan emergensi yang tepat sesuai
kebutuhan
- Gunakan matras penghangat, selimut hangat, dan hangatkan lingkungan sekitar untuk
meningkatkan suhu tubuh, sesuai kebutuhan
- Gunakan matras pendingin, selimut yang mensirkulasikan air, mandi air hangat, kantong es atau
bantalan jel, dan keteterisasi pendingin intravaskular untuk menurunkan suhu tubuh, sesuai
kebutuhan
- Pelihara suhu normal pada pasien yang baru meninggal yang mendonorkan organ dengan
meningkatkan suhu udara segera gunakan lampu penghangat infra merah, hangatkan udara, atau
selimut air; untuk pemasangan cairan lV yang dihangatkan, sesuai kebutuhan
- Identifikasi dan diskusikan tipe anestesi yang direncanakan untuk pasien bersama dengan tim
bedah
- Identifikasi pada pasien adanya faktor resiko mengalami suhu tubuh yang abnormal (misalnya,
anestesi general, umur, trauma besar, pasien dengan luka bakar, berat badan rendah, faktor pribadi
atau resiko keluarga mengalami hipertermi maligna)
- Sebelumnya hangatkan pasien dengan peralatan penghangat yang aktif (misalnya, penghangat
dorongan udara) paling tidak 15 menit sebelum mulai anestesi, sesuai kebutuhan
- Pindahkan pasien menggunakan alat yang hangat (misalnya, isolette yang dipanaskan), sesuai
kebutuhan
- Berikan dan atur penggunaan penghangat (misalnya, penghangat menggunakan dorongan udara)
- Sesuaikan suhu di sekitar ruangan untuk meminimalkan resiko hipotermia (yaitu penambahan
penghangat yang menggunakan dorongan udara, ketika area permukaan yang luas terpapar,
mempertahankan suhu ruangan pada atau diatas 73.4 °F atau 23° C)
- Sediakan dan bantu penyediaan gas anestesi yang dilembabkan atau dihangatkan, sesuai
kebutuhan
- Hentikan aktivitas memanasi yang aktif (misalnya, memanasi udara), sesuai kebutuhan
- Monitor peningkatan atau penurunan suhu tubuh yang abnormal atau yang tidak disengaja
- Yakinkan alat dan bahan penghangat aktif terletak pada tempatnya dalam kondisi urutan yang baik
- Pertahankan alat dan bahan emergensi untuk hipertermi maligna, sesuai kebutuhan
- Sediakan komunikasi handoff terkait dengan adanya pasien yang beresiko mengalami abnormalitas
suhu (misalnya, risiko pribadi atau keluarga untuk terjadinya hipertermi maligna)
Terapeutik
- Hentikan pemberian makanan malalui selang nasogastrik jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
Kolaborasi
- Kolabirasi pemberian medikasi aebelum makan (mis. Perda nyer, antlemetik), jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika
perlu
12. Pemberian obat
Observasi
- Identifikasi kemungkinan alergi, interkasi, dan kontradiksi obat
- perifikasi order obat sesuai dengan indikasi
- Periksa tanggal kadaluwarsa obat
- Periksa tanda vital dan nilai laboratorium sebelum pemberian obat, jika perlu
- Monitor efek terapeutik obat
- Monitor efek samping, toksisitas,dan interaksi obat
Terapeutik
- Perhatikan prosedur pemberian obat yang aman dan akurat
- Hindari interupsi saat mempersiapkan, meverifikasi atau mengelola obat
- Lakukan prinsip enam benar
Edukasi
- Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
Terapeutik
- Lakukan prinsip enam benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute dokumentasi)
Edukasi
- Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang diharapkan, dan efek samping sebelum
pemberian
Terapeutik
- Berikal imobat oral sebelum makan atau setelah makan, sesuai kebutuhan
Edukasi
- Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang diharapkan, dan efek samping sebelum
pemberian
Terapeutik
Edukasi
- Anjurkan orang tua menggunakan pakaian yang nyaman dengan bagian depan terbuka
terapeutik
edukasi
- Identifikasi presepsi tentang situasi, pemicu kejadian, perasaan dan perilaku pasien
Terapeutik
Edukasi
terapeutik
- berikan kesempatan pada bayi untuk menyusu sampai selesai tanpa interupsi
- anjurkan memberikan kesempatan menyusu lebih dari satu jam atau sampai bayi menunjukkan
tanda tanda siap menyusu