Dosen Pembimbing :
Dr.Lilik Ma’rifatul.,S.Kep.Ns.,M.Kes
KELOMPOK 1
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puja – puji syukur Kehadirat Allah
SWT. atas hidayahnya sehingga penulis dapat menyusun tugas ini. Sholawat serta salam tetap dicurahkan kepada
Rasulullah SAW. yang telah menuntun kita dari zaman kegelapan menuju jalan yang terang benerang.
Penyusunan tugas ini penyusun mengangkat judul “Masalah Psikososial Kecemasan” Tujuan dari dibuatnya
makalah ini yaitu untuk menambah wawasan pada masyarakat tentang Ansietas guna untuk kenyamanan individu
maupun bersama dalam melakukan aktifitas sehari – hari.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena masih banyak kekurangan dan kekeliruan didalam
penyusunannya. Maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Maka penyusun dapat
mengetahui kekurangan dan kekeliruan tersebut.
Mojokerto, 3 Februari 2021
Penyusun
DAFTAR ISI
1. Kata Pengantar
2. Daftar isi
3. BAB I (Pendahuluan)
A. Latar Belakang
B. Tujuan
4. BAB II
A. Proses Terjadinya Masalah
B. Rencana Tindakan Keperawatan
5. BAB III (Tinjauan Kasus)
A. Pengkajian
B. Masalah Keperawatan
C. Pohon Masalah dan Diagnosa Keperawatan
D. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
E. Evaluasi
6. BAB IV (Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan)(SPTK)
7. BAB V ( Penutup)
A. Kesimpulan
B. Saran
8. Daftar Pustaka
9. Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ansietas merupakan hal yang akrab dalam hidup manusia. Ansietas sangat berhubungan dengan perasaan tidak pasti dan ketidakberdayaan sebagai
hasil penilaian terhadap suatu objek atau keadaan keadaan emosi ini dialami secara subjektif, bahkan terkadang objeknya tidak jelas. Artinya, seseorang
saja dapat menjadi cemas, namun sumber atau sesuatu yangdicemaskan tersebut tidak nyata. Ansietas berkaitan dengan stress oleh karena itu ansietas
timbul sebagai respons terhadap stress, baik stress fisiologis maupun psikologis. Stress merupakan bagian yang tidak dapat terelakan dalam hidup
manusia. Meskipun demikian, stress bukanlah merupakan sesuatu yang patologis.
Ansietas adalah sesuatu keadaan emosional yang tidak menyenangkan yang ditandai oleh rasa ketakutan serta gejala fisik yang menegangkan serta
tidak diinginkan. Gejala tersebut merupakan respons terhadap stress yang normal dan sesuai, tetapi menjadi patologis bila tidak sesuai dengan tingkatan
keparahan stress, berlanjut setelah stressor menghilang atau terjadi tanpa adanya stresol eksternal. Gangguan neurotik dengan ansietas sebgai gejala
yang menonjol sering ditemukan survei di Inggris yang baru saja dilakukan menemukan bahwa 16% populasi menderita beberapa bentuk ansietas yang
patologis.
Gangguan ansietas harus dibedakan dengan reaksi terhadap stress, yang gambaran utamanya berupa ansietas. Hal ini meliputi reaksi stress akut-
respons cepat (dalam menit atau jam) terhadap kejadian dalam hidup yang berat, yang menyebabkan ansietas dengan gangguan otonom dan
disorientasi-dan reaksi penyesuaian-respon yang lambat terhadap kejadian-kejadian hidup (seperti kehilangan pekerjaan, pindah rumah atau perceraian)
yang beberapa hari atau minggu kemudian menjadi gejala ansietas mudah marah, dan depresi (tanpa gejala biologis). Diobati dengan meyakinkan
pasien,ventilasi dan pemecahan masalah. Reaksi stress yang lebih khas,gangguan stress pasca trauma, akan diulas selanjutnya.
Hingga saat ini, tindakan tersering terhadap gambaran ansietas adalah meresepkan benzodiazepine. Hal ini telah banyak menimbulkan kritik
sehingga obat alternatif lain diuji, termasuk hamper semua obat antidepsan dan terapi psikologis yang tersedia, khususnya terapi kognitif perilaku.
1.2 Tujuan
BAB II
Tinjauan Teori
A. PROSES TERJADINYA MASALAH
Kecemasan adalah emosi, perasaan yang timbul sebagai respon awal terhadap stress psikis dan ancaman terhadap nilai-nilai yang berarti individu.
Kecemasan sering digambarkan sebagai perasaan yang tidak pasti, ragu-ragu, tidak berdaya, gelisah, kekhawatiran, tidak tentram yang sering disertai
keluhan fisik.
Cemas berbeda dengan takut. Takut merupakan penilaian intelektual terhadap stimulus dan objek jelas, sedangkan cemas merupakan respon
emosional terhadap penilaian. Menurut Sigmund Freud kecemasan merupakan ketegangan dalam diri sendiri tanpa objek yang jelas, objek tidak
disadari dan berkaitan dengan kehilangan self image. Kecemasan timbul karena ancaman terhadap self image/ esteem oleh orang yang terdekat. Pada
dewasa oleh karena prestige dan martabat diri terhadap ancaman dari orang lain. Menurut Cook and Fontaine Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman
yang terjadi sebagai respon pada takut terjadi perlukaan tubuh atas kehilangan sesuatu yang bernilai.
Kecemasan merupakan kekuatan yang mempengaruhi hubungan interpersonal, suatu respon terhadap bahaya yang tidak diketahui yang muncul
bila ada hambatan dalam upaya memenuhi kebutuhan. Kecemasan dapat sebagai alaram tubuh untuke melindungi diri, dikomunikasikan secara
interpersonal dan merupakan tanda ancaman yang dapat berhubungan dengan isolasi, kehilanagn, gangguan identitas, hukuman dan hubungan
interpersonal.
• Antisipasi
Suatu keadaan yang digambarkan lapangan persepsi menyatu dengan lingkungan
• Cemas Ringan
Ketegangan ringan , penginderaan lebih tajam dan menyiapkan diri untuk bertindak
• Cas Sedang
Keadaan lebish waspada dan lebih tegang , lapangan persepsi menyempit dan tidak mampu memusatkan pada factor/ peristiwa yang pentin g baginya.
• Cemas berat
Lapangan persepsi sangat sempit, berpusat pada detail yang kecil tidak memikirkan yang luas, tidak mampu membuat kaitan dan tidak mampu
menyelesaikan masalah.
• Panik
Persepsi menyimpang, sangat kacau dan tidak terkontrol, berpikir tidak teratur, perilaku tidak tepat dan agitasi / hiperaktif.
C. Tanda dan gejala
1.) Respon fisiologis
a. Kardiovaskular
- Palpitasi
- Jantung berdebar
- Tekanan darah meningkat
- Rasa mau pingsan
- Tekanan darah menurun, nadi menurun
b. Respirasi
- Nafas cepat
- Pernafasan dangkal
- Rasa tertekan pada dada dan tercekik
- Terengah-engah
c. Neuromuskuler
- Peningkatan reflek
- Peningkatan rangsangan kejut
- Mata berkedip-kedip
- Insomnia
- Gelisah
- Wajah tegang
- Kelemahan secara umum
d. Gastrointestinal
- Kehilangan nafsu makan
- Menolak makanan
- Rasa tidak nyaman pada abdomen
- Rasa tidak nyaman pada epigastrium
- Neusea, diare
e. Saluran kemih
- Tidak dapat menahan BA
- Tidak dapat menahan BAK
- Nyeri saat BAK
f. Integumen
- Rasa terbakar pada wajah
- Berkeringat setempat ( telapak tangan )
- gatal-gatal
- Perasaan panas dan dingin pada kulit
- Muka pucat
- Berkeringat seluruh tubuh
2.) Respon perilaku
- Gelisah
- Ketegangan fisik
- Tremor
- Gugup
- Bicara cepat
- Tidak ada koordinasi
- Kecenderungan mendapat cidera
- Menarik diri
- Menghindar
- Hiperventilasi
- Melarikan diri dari masalah
3.) Respon Kognitif
- Perhatian terganggu
- Konsentrasi hilang
- Pelupa
- Salah penilaian
- Blocking
- Menurunnya lahan persepsi
- Kreatifitas menurun
- Produktifitas menurun
- Bingung
- Sangat waspada
- Hilang objektivitas
- Takut kecelakaan dan mati
a. Ansietas ringan.
Ansietas ringan sering kali berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan
memperluas pandangan persepsi. Ansietas ringan memiliki aspek positif yaitu memotivasi individu untuk belajar dan menghasilkan serta meningkatkan
pertumbuhan dan kreativitas. Respon dari ansietas ringan adalah
1) Respon fisiologis meliputi sesekali nafas pendek, mampu menerima rangsang
yang pendek, muka berkerut dan bibir bergetar. Pasien mengalami ketegangan
otot ringan
2) Respon kognitif meliputi koping persepsi luas, mampu menerima rangsang yang
kompleks, konsentrasi pada masalah, dan menyelesaikan masalah.
3) Respon perilaku dan emosi meliputi tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada lengan, dan suara kadang meninggi.
b. Ansietas sedang.
Pada ansietas tingkat ini, memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang
mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.Manifestasi yang muncul pada ansietas sedang antara lain:
1) Respon fisiologis
Sering napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, diare atau konstipasi, tidak nafsu makan, mual, dan berkeringat setempat.
2) Respon kognitif
Respon pandang menyempit, rangsangan luas mampu diterima, berfokus pada apa yang menjadi perhatian dan bingung.
3) Respon perilaku dan emosi
Bicara banyak, lebih cepat, susah tidur dan tidak aman.
c. Ansietas Berat.
Pada ansietas berat pasien lapangan persepsi pasien menyempit. Seseorang cendrung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci, spesifik dan tidak
dapat berfikir tentang hal lain. Semua perilaku pasien hanya ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Pasien tersebut memerlukan banyak pengarahan
untuk dapat memusatkan pada suatu area lain. Manifestasi yang muncul pada ansietas berat antara lain:
1) Respon fisiologis
Napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur, dan ketegangan.
2) Respon kognitif
Lapang persepsi sangat sempit, dan tidak mampu menyelesaikan masalah.
3) Respon perilaku dan emosi
Perasaan terancam meningkat, verbalisasi cepat, dan menarik diri dari hubungan interpersonal.
d.Tingkat Panik.
Perilaku yang tampak pada pasien dengan ansietas tingkat panik adalah pasien tampakketakutan dan mengatakan mengalami teror, tidak mampu
melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan serta disorganisasi kepribadian. Terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan
berhubungan dengan orang lain, persepsi menyimpang, kehilangan pemikiran rasional. Manifestasi yang muncul terdiri dari:
1) Respon fisiologis
Napas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, dan koordinasi motorik rendah.
2) Lapang kognitif
Lapang persepsi sangat sempit, dan tidak dapat berfikir logis.
3) Respon perilaku dan emosi
Mengamuk- amuk dan marah- marah, ketakutan, berteriak- teriak, menarik diri dari hubungan interpersonal, kehilangan kendali atau kontrol diri dan
persepsi kacau.
a) Faktor Biologis,
Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine, yang membantu mengatur ansietas. Penghambat GABA juga berperan utama dalam
mekanisme biologis timbulnya ansietas sebagaimana halnya dengan endorfin. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya
menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.
b) Faktor Psikologis
1. Pandangan Psikoanalitik.
Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara 2 elemen kepribadian dan superego. mewakili dorongan insting dan impuls primitif,
sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang yang dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego atau aku berfungsi
menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa akan bahaya.
2. Pandangan Interpersonal,
Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap penerimaan dan penolakan interpersonal. Ansietas berhubungan dengan kejadian trauma,
seperti perpisahan dan kehilangan dari lingkungan maupun orang yang berarti bagi pasien,. Individu dengan harga diri rendah sangat
mudah mengalami perkembangan ansietas yang berat.
3. Pandangan Perilaku,
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Pakar perilaku menganggap ansietas sebagai dorongan belajar dari dalam diri unntuk menghindari kepedihan. Individu yang sejak kecil
terbiasa menghadapi ketakutan yang berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas dalam kehidupan selanjutnya dibandingkan dengan
individu yang jarang menghadapi ketakutan dalam kehidupannya.
c) Sosial budaya.
Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga.. Faktor ekonomi, latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap terjadinya ansietas.
a. Ancaman terhadap integritas seseorang seperti ketidakmampuan atau penurunan fungsi fisiologis akibat sakit sehingga menganggu individu
untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari
b. Ancaman terhadap sistem diri seseorang. Ancaman ini akan menimbulkan gangguan terhadap identitas diiri, harga diri, dan fungsi sosial
individu
3.) Sumber Koping
Individu dapat mengalami stress dan ansietas dengan menggerakkan sumber kopingtersebut di lingkungan. Sumber koping tersebut sebagai modal
ekonomok,kemampuan penyelesaian masalah, dukungan sosial dan keyakinan budaya dapatmembantu seseorang mengintegrasikan pengalaman yang
menimbulkan stress danmengadopsi strategi koping yang berhasil.
4.) Mekanisme Koping
Pada pasien yang mengalami ansietas sedang dan berat mekanisme koping yang digunakan terbagi atas dua jenis mekanisme koping yaitu ;
a. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan berorientasi pada
tindakan realistik yang bertujuan untuk menurunkan situasi stres, misalnya
1. Perilaku menyerang (agresif).
Digunakan individu untuk mengatasi rintangan agar terpenuhinya kebutuhan.
2. Perilaku menarik diri.
Dipergunakan untuk menghilangkan sumber ancaman baik secara fisik maupun secara psikologis.
3. Perilaku kompromi.
Dipergunakan untuk mengubah tujuan-tujuan yang akan dilakukan atau mengorbankan kebutuhan personal untuk mencapai tujuan.
b. Mekanisme pertahanan ego.
bertujuan untuk membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang. Mekanisme ini berlangsung secara tidak sadar, melibatkan penipuan diri, distorsi
realitas dan bersifat maladaptif. Mekanisme pertahanan Ego yang digunakan adalah:
1. Kompensasi. proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri dengan secara tegas menonjolkan keistimewaan/kelebihan
yang dimilikinya.
2. Penyangkalan (Denial).Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari realitas tersebut. Mekanisme pertahanan ini
paling sederhana dan primitif.
3. Pemindahan (Displacemen).Pengalihan emosi yag semula ditujukan pada seseorang/benda tertentu yang biasanya netral atau kurang
mengancam terhadap dirinya.
4. Disosiasi.Pemisahan dari setiap proses mental atau prilaku dari kesadaran atau identitasnya.
5. Identifikasi (Identification).Proses dimana seseorang mencoba menjadi orang yang ia kagumi dengan mengambil/menirukan pikiran-
pikiran,prilaku dan selera orang tersebut.
6. Intelektualisasi (Intelektualization).Penggunaan logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari pengalaman yang mengganggu
perasaannya.
7. Introjeksi (Intrijection).Mengikuti norma-norma dari luar sehingga ego tidak lagi terganggu oleh ancaman dari luar (pembentukan
superego)
8. Fiksasi.Berhenti pada tingkat perkembangan salah satu aspek tertentu (emosi atau tingkah laku atau pikiran)s ehingga perkembangan
selanjutnya terhalang.
9. Proyeksi.Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang lain terutama keinginan. Perasaan emosional dan motivasi
tidak dapat ditoleransi.
10. Rasionalisasi.Memberi keterangan bahwa sikap/tingkah lakunya menurut alasan yang seolah-olah rasional,sehingga tidak menjatuhkan
harga diri.
11. Reaksi formasi.Bertingkah laku yang berlebihan yang langsung bertentangan dengan keinginan-keinginan,perasaan yang sebenarnya.
12. Regressi.Kembali ketingkat perkembangan terdahulu (tingkah laku yang primitif), contoh; bila keinginan terhambat menjadi marah,
merusak, melempar barang, meraung, dsb.
13. Represi. Secara tidak sadar mengesampingkan pikiran, impuls, atau ingatan yang menyakitkan atau bertentangan, merupakan
pertahanan ego yang primer yang cenderung diperkuat oleh mekanisme ego yang lainnya.
14. Acting Out.Langsung mencetuskan perasaan bila keinginannya terhalang.
15. Sublimasi.Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami halangan
dalam penyalurannya secara normal.
16. Supresi. Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan tetapi sebetulnya merupakan analog represi yang
disadari;pengesampingan yang disengaja tentang suatu bahan dari kesadaran seseorang;kadang-kadang dapat mengarah pada represif
berikutnya.
17. Undoing.Tindakan/perilaku atau komunikasi yang menghapuskan sebagian dari tindakan/perilaku atau komunikasi sebelumnya
merupakan mekanisme pertahanan primitif.
F. Data yang perlu dikaji
Agar Anda mampu mendiagnosa pasien dengan ansietas. Maka Anda harus melakukan pengkajian. Berikut adalah data yang harus dikaji pada pasien
ansietas.
a. Perilaku.
Ditandai dengan produktivitas menurun, mengamati dan waspada, kontak mata minimal, gelisah, pergerakan berlebihan (seperti; foot
shuffling, pergerakan lengan/ tangan), insomnia dan perasaan gelisah.
b. Afektif
Menyesal, iritabel, kesedihan mendalam, takut, gugup, sukacita berlebihan, nyeri dan ketidakberdayaan meningkat secara menetap,
ketidakpastian, kekhawatiran meningkat, fokus pada diri sendiri, perasaan tidak adekuat, ketakutan, khawatir, prihatin dan
mencemaskan
c. Fisiologis
Respon fisiologis pada pasien kecemasan tampak dengan adanya suara bergetar, gemetar/ tremor tangan atau bergoyang-
goyang.refleks-refleks meningkat eksitasi kardiovaskuler seperti peluh meningkat, wajah tegang, mual, jantung berdebar-debar, mulut
kering, kelemahan, sukar bernafas vasokonstriksi ekstremitas, kedutanmeningkat, nadi meningkat dan dilatasi pupil. Sedangkan
perilaku pasien akibat respon fisiologis pada sistem parasimpatis yaitu sering berkemih, nyeri abdomen dan gangguan tidur. perasaan
geli pada ekstremitas, diarhea, keragu-raguan,kelelahan, bradicardia,tekanan darah menurun, mual, keseringan berkemih pingsan dan
tekanan darah meningkat.
d. Kognitif
Respon kognitif pada pasien ansietas yaitu hambatan berfikir, bingung, pelupa, konsentrasi menurun, lapang persepsi menurun, Takut
terhadap sesuatu yang tidak khas, cenderung menyalahkan orang lain., sukar berkonsentrasi, Kemampuan berkurang untuk
memecahkan masalah dan belajar.
Pengkajian pasien ansietas dapat dilakukan melalui wawancara dan observasi kepada pasien dan keluarga
Tanda dan gejala ansietas dapat ditemukan dengan wawancara melaluibentuk pernyataan sebagai berikut:
a. Coba ibu/bapak ceritakan masalah yang menghantui fikiran ibu setelah operasi?
b. Coba ibu/bapak ceritakan apa yang dirasakan pada saat memikirkan masalah yang dialami terutama setelah operasi
Tanda dan gejala ansietas yang dapat ditemukan melalui observasi adalah sebagai berikut : ekspresi wajah terlihat tegang, rentang perhatian
menyempit, perubahan tanda-tanda vital ( nadi dan tekanan darah naik ), tampak sering nafas pendek, gerakan tersentak-sentak, meremas-remas tangan
dan tampak bicara banyak dan lebih cepat.
N DATA MASALAH
O
1. Subektif : - pasien merasa tegang dalam melakukan aktivitas sehari-hari Kecemasan ringan
Objektif : - tampak motivasi dan kreatifitas meningkat
- Tampak terpacu untuk menyelesaikan masalah
2 Subjektif :- pasien merasa minta memikirkan hal lai, selain dirinnya Kecemasan berat
Objektif :- pasien mengatakan minta tolong untuk menyelesaikan
masalahnya
- perlu mengarah untuk melakukan tugas yang lain
b) Cemas berat
Intervensi
a) Cemas sedang
- Tingkatkan relaxasi
b) Cemas berat
- Melindungi klien
- Modifikasi lingkungan
- Mendorong aktifitas
Setelah melakukan pengkajian dan mengelompokkan data pada pasien ansietas selanjutnya buatlah pohon masalah. Pohon masalah akan
membantu dan mempermudah anda untuk menentukan diagnosa keperawatan
4. TINDAKAN KEPERAWATAN
3. Klien dapat memperagakan dan menggunakan latihan relaksasi untuk mengatasi ansietas
b) Tindakan keperawatan
a) Pengertian
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu tindakan keperawatan dengan menghembuskan napas secara perlahan, selain dapat
menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah
uga dapat menurunkan tingkat kecemasan (Smeltzer & Bare, 2002)
b) Tujuan
Smeltzer & Bare (2002) menyatakan bahwa tujuan relaksasi napas untuk megurangi stress baik stress fisik maupun emosional yaitu
menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan
c) Prosedur teknik relaksasi napas dalam
3) Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui hitungan 1,2,3
4) Perlahan-lahan udara di hembuskan melalui mulut sambal merasakan ekstrimitas atas dan bawah rileks
5) Anjurkan bernafas dengan normal 3 kali
6) Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara perlahan-lahan
2) Pasien berbaring atau duduk bersandar ( ada sandaran untuk kaki dan bahu)
3) Lakukan latihan nafas dalam dengan menarik nafas melalui hidung dan dihembuskan melalui mulut
4) Bersama pasien mengidentifikasi (pasien dianjurkan dan dibimbing untuk mengidentifikasi ) daerah - daerah otot yang sering
tegang misalnya dahi, tengkuk, leher, bahu, pinggang, lengan, betis.
5) Bombing pasien untuk mengencangkan otot tersebut selama 5 sampai 7 detik, kemudian bimbing pasien untuk merelaksasikan otot
selama 20 sampai 30 detik
6) Kencangkan dahi ( kerutkan dahi keatas) selama 5-7 detik, kemudian relaksasikan 20-30 detik
7) Kencangkan dahi, Tarik keatas selama 5-7 detik kemudian relaksasikan 20-30 detik, pasien disuruh merasakan rileksnya dan
rasakan aliran darah mengalir secara lancar
8) Kepalkan telapak tangan dan kencangkan otot bisep selama 5-7 detik kemudian relaksasikan 20-30 detik. Pasien disuruh merasakan
rileksnya dan rasakan aliran darah mengalir secara lancer
9) Kencangkan betis, ibu jari Tarik kebelakang bisep selama 5-7 detik, kemudian relaksasikan 20-30 detik, minta pasien untuk
merasakan rileksnya dan rasakan aliran darah mengalir secara lancer
10) Selama kontraksi pasien dianjurkan merasakan kencangnya otot dan selama relaksasi anjurkan pasien konsentrasi merasakan
rilaksnya otot
b) Pejamkan mata dan lakukan teknik napas dalam secara perlahan sebanyak 3 kali minta pasien untuk relaks
c) Minta pasien untuk menautkan ibu jari dengan ari telunujuk dan minta pasien untuk membayangkan kondisi dirinya ketika kondisinya
begitu sehat
d) Tautkan ibu jari dengan jari tengah minta pasien membayangkan ketika mendapatkan hadiah atau barang yang disukai
e) Tautkan ibu jari kepada ari manis, bayangkan letika anda berada di tempat yang paling nyaman, tempat yang membuat pasien sangat
bahagia
f) Tautkan ibu jari dengan jari kelingking, bayangkan ketika anda mendapat suatu penghargaan
b. Pasien dapat mengatasi ansietas melalui latihan relaksasi Tarik nafas dalam dan distraksi 5 jari
8. PENDOKUMENTASIAN
dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan pada setiap tahap proses keperawatan yang melalui dokumentasi pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, implementasi, tindakan keperawatan dan evaluasi .
BAB III
Tinjauan Kasus
A. Pengkajian
Proses Keperawatan (trigger case)
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Nama : Ny. T
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 44 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Ds.karangdami Kota Mojokerto
Suku /bangsa : Jawa/ Indonesia
Bahasa yang dipakai : Bahasa Jawa
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir : SMA
Tanggal pengkajian : 11 Februari 2021
b. Keluhan Utama
Klien mengatakan merasa cemas dan takut dengan kondisi kesehatannya yang sedang menderita penyakit DM dengan Hasil
gula darahnya naik turun.
c. Faktor Predisposisi dan presipitasi
1) Predisposisi
a) Klien belum pernah mengalami kecemasan sebelumnya
b) Keluarga klien belum ada yang mengalami kecemasan
c) Klien memiliki riwayat penyakit Hipertensi dan DM
d) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?
Jika ada jelaskan : Ada
Klien dulu pernahmengalami kecemasan berat karena masalah ekonomi yang terus menerus semakin menurun,klien takut dan
tidak bisa melupakan kejadian masa lalu dimana dirinyamengalami cemas berat sehingga pingsan pada tahun 2020.
2) Presipitasi
Klien mengatakan merasa cemas dan khawatir dengan penyakit yang dialami sekarang karena gula darahnya naik turun. Klien merasa
tidak nyaman dengan kondisinya sekarang. Klien mengatakan lebih cepat lelah saat beraktivitas, sehingga klien lebih banyak duduk dan
berbaring. Klien mengatakan sering merasa merasa pusing dan badannya berkringat dingin. Klien jarang kontrol ke pelayanan
kesehatan karena takut di suntik insulin,dan Klien mengatakan sering kepikiran tentang masalah ekonomi yang semakin menurun,
karena suami anak Ny. M saat ini tidak ada kabar selama kurang lebih 3 tahun dan kerjanya diluar pulau jawa, sedangkan anak Ny. M
mempunyai 2 anak masihduduk di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah. Klien ingin membantu kedua anaknya, tapi dengan
kondisinya sekarang klien merasa ragu dan Klien merasa cemas karena tidak bekerja dan dikarenakan klien merasa lebih cepat lelahsaat
bekerja.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Tanda vital :
TD :130/ 90 mmHgN:100x/mntS: 36oC RR: 20x/mnt
2) Ukuran :
BB: 50Kg TB : 159cm
= Laki-Laki = perempuan
= pasien = meninggal
= garis serumah
klien berusia 56 tahun, klien sudah menikah dan memiliki 7 orang anak,tetapi anak yang no 1,3, dan 4 sudah tinggal bersama suami, klien
tinggal dirumah sendiri bersama suami dan anaknya yang no 2,5,6 dan 7. KlienMempunyai 10 cucu dan yang tinggal bersama klien 2 cucu.
Hubungan klien dengan keluarganya terjalin dengan erat dan sangat baik. Orang terdekat dengan klien adalah suami dan anaknya.
1) Konsep Diri
a) Gambaran diri:
Pasiensenang dan menerima keadaan tubuhnya dari rambut sampai ujung kaki. Pasien juga mengatakan tidak mempunyai bagian
tubuh yang tidak disukai.
b) Peran :
Klien dirumah berperan sebagai ibu rumah tangga
c) Ideal diri:
Pasien mengatakan tidak ingin menyusahkan keluarganya karena penyakit yang dideritanya saat ini.
d) Harga diri:
Pasien merasa tidak ada masalah dalam berhubungan dengan keluarga dan orang lain.
e) Identitas diri :
Pasien mengatakan nama lengkapnya “Ny.M”, pasien menyebutkan tanggal lahirnya dan usianya, pasien juga menyebutkan asalnya
dari Ds. Mayangan, dan mengatakan sudah menikah dan memiliki 7 orang anak.
2) Hubungan Sosial
a) Orang yang berarti :
Klien mengatakan keluarganya sangat berarti untuknya dan klien berharap anak-anakanya dapat menjaga kesehatanya.
b) Peran serta kegiatan kelompok/masyarakat :
Klien jarang mengikuti kegiatan namun klien masih mengikuti kegiatan tahlilan perempuan setiap hari rabu.
c) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Klien dapat berinteraksi saat bertemu tetangganya yang menyapanya.
3) Spiritual:
a) Nilai dan keyakinan : Klien mengaku beragama islam
b) Kegiatan Ibadah : Klien setiap hari melakukan kegiatan ibadah secara rutin seperti sholat, mengaji.
f. STATUS MENTAL
1) Penampilan :
Penampilan klien rapi, tampak memakai baju bersih.
2) Pembicaraan :
Saat menjelaskan klien bicaranya gugup
3) Aktifitas Motorik
Saat wawancara pasien tampak tidak dapat duduk dengan tenang , dan sesekali menggerakkan tangannya saat bicara
4) Afek dan Emosi
Klien mengatakan merasa khawatir dan takut akan terjadi sesuatu pada dirinya bila nanti akan mengalami gula darahnya meningkat.
8) Isi Pikir :
Klien takut bila nanti akan mengalami kenaikan gula darahnya dan takut untuk di injeksi insulin.
9) Tingkat Kesadaran :
Pasien menyadari bahwa dia sedang berada di rumahnya, pasien juga sadar dan mengenal dengan siapa dia berbicara dan
lingkungannya. Tingkat kesadaran pasien terhadap waktu, orang dan tempat jelas. Kesadaran compos mentis, GCS E 4V5M6
10) Memori :
Klien mampu mengingat kejadian yang telah lalu dan baru – baru terjadi. Pasien juga ingat ketika ditanyakan apakah tadi pasien sudah
makan atau belum.Pasien tidak pernah mengalami gangguan daya ingat baik jangka panjang maupun jangka pendek.
11) Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berhitung saat diberi soal penambahan, klien mampu menjawab dengan baik.
Mandi V
Kebersihan V
Makan V
Buang air kecil / BAK V
2) Nutrisi :
Apakah anda puas dengan pola makan anda?Puas/ Tidak puas
Bila tidak puas, jelaskan : -
Jelaskan : -
3) Tidur :
Apakah ada masalah tidur?Ada
Klien susah untuk mengawali tidur karena banyak fikiran
- Terapis :Tidak
Jelaskan : klien mengatakan yang sangat berperan sebagai pendukung untuk dirinya ialah suami dan keluarganya
Gangguan perilaku :
Kecemasan Core Problem
Stresor
C. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ansietas
D. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa Perencanaan Intervensi Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil
Fase terminasi
“Baiklah bu latihan kita sudah selesai, Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan cara - cara mengontrol cemas langsung kepada
bapak ?
“Bisa ibu sebutkan lagi ada beberapa cara mengontrol cemas?
“Selanjutnya tolong pantau dan motivasi bapak bapak melaksanakan jadwal yang telah di buat selama di rumah nanti, dan jangan lupa
memberikan pujian jika bapak melakukanya dengan benar.
“Karena bapak sebentar lagi sudah di bolehkan untuk pulang kita akan bertemu besok lagi tetapi ya bu....
“Baiklah bu kalau sudah tidak ada yang di tanyakan lagi saya pamit dulu ,wassalamualaikum..
Tanggal Diagnosa
No Tindakan Keperawatan Evaluasi Ttd
Jam Keperawatan
Selasa Ansietas DS: S:
02/02/21 Klien mengatakan merasa cemas dengan Klien mengatakan masih merasa
kondisi kesehatannya yang sedang menderita cemas dengan kondisi
09.00 SP 1 Pasien
penyakit DM dengan gula darahnya naik kesehatannya yang sedang
turun. menderita penyakit DM dengan
Klienmengatakan takut bila nanti dirinya akan gula darahnya naik turun
disuntik insulin. Klienmengatakan masih merasa
Klien mengatakan memikir anaknya yang takut bila nanti dirinya akan
sedang ditinggal suaminya selama 5 thn lebih. disuntik insulin
DO: Klien mengatakan senang bisa
mengungkapkan rasa cemasnya
- Klien tampak cemas
O:
- Klien tampak gelisah
- TTV Klien mampu mengungkapkan
o
TD : 130/ 90 mmHgN:100xS: 36 CRR: apa yang difikirkan yang
20x/mnt membuat dirinya cemas.
- Klien tampak tidak dapat duduk Klien mampu mempraktekan
dengan tenang teknik relaksasi
Diagnosa Keperawatan: Klien memasukan terapi relaksasi
yang biasanya dilakukan ke dalam
Ansietas Sedang
jadwal harian.
Tindakan keperawatan:
Pasien tampak paham saat
1. Membina hubungan saling percaya dianjurkan untuk makan sedikit
1) Sapa klien dengan ramah, baik verbal dan dalam kondisi hangat serta
maupun non verbal tinggi protein
2) Perkenalkan diri dengan sopan Klien mengungkapkan perasaan
3) Tanyakan nama klien dan panggilan yang cemasnya, dan sudah memahami
disukai penyebab kecemasanya, latihan
4) Jelaskan tujuan dari pertemuan relaksasi berjalan optimal.
P:
Petunjuk pengisian
No Kemampuan Tanggal
A Pasien 02 03 04 05
B Keluarga
Kesilmpulan :
Saat pertama kali bertemu tatap muka dengan klien, klien terlihat cemas, dan tidak bersemangat, klienmampu
menyebutkan cara-cara yang dapat mengurangi rasa cemas yang ia miliki dan mampu melatih 3 cara terapi untuk
kecemasan dengan baik, dan memasukanya kedalam jadwal hariannya untuk menurunkan rasacemasnya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ansietas adalah keadaan emosi dan pengalaman subyektif individu, tanpa objek yang
spesifik karena ketidaktahuan dan mendahului semua pengalaman yang baru seperti masuk
sekolah, pekerjaan baru, atau melahirkan anak (Stuart, 2009).
Kecemasan merupakan suatu keadaan perasaan gelisah, ketidaktentuan, ada rasa takut
dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui masalahnya
(Pardede & Simangunsong, 2020).
B. Saran
Semoga dengan makalah ini rekan-rekan dapat mengerti dan memahami mengenai
ansietas beserta asuhan keperawatannya. dengan tujuan agar dapat bermanfaat untuk
menjalankan tugas sebagai perawat jiwa kedepannya. Kritik dan saran sangat diharapkan
untuk pengerjaan berikutnya yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, K.M (1996). Nursing Care of the Addicted Client. Philadelphia : Lippincott
Budi Anna K, dkk. (2006). Modul IC CMHN : Manajemen Kasus Gangguan Jiwa dalam keperawatan
kesehatan jiwa komunitas FIK-UI dan WHO. Jakarta.Indonesia
Sullivan,E.J. (1995).Nursing Care of Clients with Substances Abuse. St Louise : Mosby
Azizah, Lilik Ma’rifatul. (2011). Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta. Graha Ilmu