Anda di halaman 1dari 76

Masalah Psikososial Kecemasan

Dosen Pembimbing :
Dr.Lilik Ma’rifatul.,S.Kep.Ns.,M.Kes
KELOMPOK 1

 Sonya Putri Zahwa (201901100)


 Kartika Ratri P (201901101)
 Rizky Aulia Putri (201901103)
 Enolin Layaba (201901113)
 Khisbiyah (201901114)
 Miftakhul Jannah (201901116)
 Enik Lutfia Ningsih (201901123)
 Nur Cahyo A.L (201901124)
 Reygusti Chandra D.N (201901125)
 Mega Putri K (201901136)
 A Yusuf Hafifwanto (201901137)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2021

Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puja – puji syukur Kehadirat Allah
SWT. atas hidayahnya sehingga penulis dapat menyusun tugas ini. Sholawat serta salam tetap dicurahkan kepada
Rasulullah SAW. yang telah menuntun kita dari zaman kegelapan menuju jalan yang terang benerang.
Penyusunan tugas ini penyusun mengangkat judul “Masalah Psikososial Kecemasan” Tujuan dari dibuatnya
makalah ini yaitu untuk menambah wawasan pada masyarakat tentang Ansietas guna untuk kenyamanan individu
maupun bersama dalam melakukan aktifitas sehari – hari.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena masih banyak kekurangan dan kekeliruan didalam
penyusunannya. Maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Maka penyusun dapat
mengetahui kekurangan dan kekeliruan tersebut.
Mojokerto, 3 Februari 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
1. Kata Pengantar
2. Daftar isi
3. BAB I (Pendahuluan)
A. Latar Belakang
B. Tujuan
4. BAB II
A. Proses Terjadinya Masalah
B. Rencana Tindakan Keperawatan
5. BAB III (Tinjauan Kasus)
A. Pengkajian
B. Masalah Keperawatan
C. Pohon Masalah dan Diagnosa Keperawatan
D. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
E. Evaluasi
6. BAB IV (Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan)(SPTK)
7. BAB V ( Penutup)
A. Kesimpulan
B. Saran
8. Daftar Pustaka
9. Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ansietas merupakan hal yang akrab dalam hidup manusia. Ansietas sangat berhubungan dengan perasaan tidak pasti dan ketidakberdayaan sebagai
hasil penilaian terhadap suatu objek atau keadaan keadaan emosi ini dialami secara subjektif, bahkan terkadang objeknya tidak jelas. Artinya, seseorang
saja dapat menjadi cemas, namun sumber atau sesuatu yangdicemaskan tersebut tidak nyata. Ansietas berkaitan dengan stress oleh karena itu ansietas
timbul sebagai respons terhadap stress, baik stress fisiologis maupun psikologis. Stress merupakan bagian yang tidak dapat terelakan dalam hidup
manusia. Meskipun demikian, stress bukanlah merupakan sesuatu yang patologis.
Ansietas adalah sesuatu keadaan emosional yang tidak menyenangkan yang ditandai oleh rasa ketakutan serta gejala fisik yang menegangkan serta
tidak diinginkan. Gejala tersebut merupakan respons terhadap stress yang normal dan sesuai, tetapi menjadi patologis bila tidak sesuai dengan tingkatan
keparahan stress, berlanjut setelah stressor menghilang atau terjadi tanpa adanya stresol eksternal. Gangguan neurotik dengan ansietas sebgai gejala
yang menonjol sering ditemukan survei di Inggris yang baru saja dilakukan menemukan bahwa 16% populasi menderita beberapa bentuk ansietas yang
patologis.
Gangguan ansietas harus dibedakan dengan reaksi terhadap stress, yang gambaran utamanya berupa ansietas. Hal ini meliputi reaksi stress akut-
respons cepat (dalam menit atau jam) terhadap kejadian dalam hidup yang berat, yang menyebabkan ansietas dengan gangguan otonom dan
disorientasi-dan reaksi penyesuaian-respon yang lambat terhadap kejadian-kejadian hidup (seperti kehilangan pekerjaan, pindah rumah atau perceraian)
yang beberapa hari atau minggu kemudian menjadi gejala ansietas mudah marah, dan depresi (tanpa gejala biologis). Diobati dengan meyakinkan
pasien,ventilasi dan pemecahan masalah. Reaksi stress yang lebih khas,gangguan stress pasca trauma, akan diulas selanjutnya.
Hingga saat ini, tindakan tersering terhadap gambaran ansietas adalah meresepkan benzodiazepine. Hal ini telah banyak menimbulkan kritik
sehingga obat alternatif lain diuji, termasuk hamper semua obat antidepsan dan terapi psikologis yang tersedia, khususnya terapi kognitif perilaku.

1.2 Tujuan
BAB II
Tinjauan Teori
A. PROSES TERJADINYA MASALAH
Kecemasan adalah emosi, perasaan yang timbul sebagai respon awal terhadap stress psikis dan ancaman terhadap nilai-nilai yang berarti individu.
Kecemasan sering digambarkan sebagai perasaan yang tidak pasti, ragu-ragu, tidak berdaya, gelisah, kekhawatiran, tidak tentram yang sering disertai
keluhan fisik.
Cemas berbeda dengan takut. Takut merupakan penilaian intelektual terhadap stimulus dan objek jelas, sedangkan cemas merupakan respon
emosional terhadap penilaian. Menurut Sigmund Freud kecemasan merupakan ketegangan dalam diri sendiri tanpa objek yang jelas, objek tidak
disadari dan berkaitan dengan kehilangan self image. Kecemasan timbul karena ancaman terhadap self image/ esteem oleh orang yang terdekat. Pada
dewasa oleh karena prestige dan martabat diri terhadap ancaman dari orang lain. Menurut Cook and Fontaine Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman
yang terjadi sebagai respon pada takut terjadi perlukaan tubuh atas kehilangan sesuatu yang bernilai.
Kecemasan merupakan kekuatan yang mempengaruhi hubungan interpersonal, suatu respon terhadap bahaya yang tidak diketahui yang muncul
bila ada hambatan dalam upaya memenuhi kebutuhan. Kecemasan dapat sebagai alaram tubuh untuke melindungi diri, dikomunikasikan secara
interpersonal dan merupakan tanda ancaman yang dapat berhubungan dengan isolasi, kehilanagn, gangguan identitas, hukuman dan hubungan
interpersonal.

B. Rentang respon kecemasan


Rentang kemasan berfluktuasi antara respon adaptif antisipasi dan yang paling maladptive yaitu panic.
Adaptif Maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Parah

• Antisipasi
Suatu keadaan yang digambarkan lapangan persepsi menyatu dengan lingkungan
• Cemas Ringan
Ketegangan ringan , penginderaan lebih tajam dan menyiapkan diri untuk bertindak
• Cas Sedang
Keadaan lebish waspada dan lebih tegang , lapangan persepsi menyempit dan tidak mampu memusatkan pada factor/ peristiwa yang pentin g baginya.
• Cemas berat
Lapangan persepsi sangat sempit, berpusat pada detail yang kecil tidak memikirkan yang luas, tidak mampu membuat kaitan dan tidak mampu
menyelesaikan masalah.
• Panik
Persepsi menyimpang, sangat kacau dan tidak terkontrol, berpikir tidak teratur, perilaku tidak tepat dan agitasi / hiperaktif.
C. Tanda dan gejala
1.) Respon fisiologis
a. Kardiovaskular
- Palpitasi
- Jantung berdebar
- Tekanan darah meningkat
- Rasa mau pingsan
- Tekanan darah menurun, nadi menurun
b. Respirasi
- Nafas cepat
- Pernafasan dangkal
- Rasa tertekan pada dada dan tercekik
- Terengah-engah
c. Neuromuskuler
- Peningkatan reflek
- Peningkatan rangsangan kejut
- Mata berkedip-kedip
- Insomnia
- Gelisah
- Wajah tegang
- Kelemahan secara umum

d. Gastrointestinal
- Kehilangan nafsu makan
- Menolak makanan
- Rasa tidak nyaman pada abdomen
- Rasa tidak nyaman pada epigastrium
- Neusea, diare
e. Saluran kemih
- Tidak dapat menahan BA
- Tidak dapat menahan BAK
- Nyeri saat BAK
f. Integumen
- Rasa terbakar pada wajah
- Berkeringat setempat ( telapak tangan )
- gatal-gatal
- Perasaan panas dan dingin pada kulit
- Muka pucat
- Berkeringat seluruh tubuh
2.) Respon perilaku
- Gelisah
- Ketegangan fisik
- Tremor
- Gugup
- Bicara cepat
- Tidak ada koordinasi
- Kecenderungan mendapat cidera
- Menarik diri
- Menghindar
- Hiperventilasi
- Melarikan diri dari masalah
3.) Respon Kognitif
- Perhatian terganggu
- Konsentrasi hilang
- Pelupa
- Salah penilaian
- Blocking
- Menurunnya lahan persepsi
- Kreatifitas menurun
- Produktifitas menurun
- Bingung
- Sangat waspada
- Hilang objektivitas
- Takut kecelakaan dan mati

4.) Respon Afektif


- Mudah terganggu
- Tidak sabar
- Tegang
- Takut berlebihan
- Teror
- Gugup yang luar biasa
- Nervous

D. Tingkat Kecemasan / Ansietas


Stuart dan Laraia (2005), membagi ansietas terbagi dalam beberapa tingkatan. yaitu :

a. Ansietas ringan.
Ansietas ringan sering kali berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan
memperluas pandangan persepsi. Ansietas ringan memiliki aspek positif yaitu memotivasi individu untuk belajar dan menghasilkan serta meningkatkan
pertumbuhan dan kreativitas. Respon dari ansietas ringan adalah
1) Respon fisiologis meliputi sesekali nafas pendek, mampu menerima rangsang
yang pendek, muka berkerut dan bibir bergetar. Pasien mengalami ketegangan
otot ringan
2) Respon kognitif meliputi koping persepsi luas, mampu menerima rangsang yang
kompleks, konsentrasi pada masalah, dan menyelesaikan masalah.
3) Respon perilaku dan emosi meliputi tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada lengan, dan suara kadang meninggi.

b. Ansietas sedang.
Pada ansietas tingkat ini, memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang
mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.Manifestasi yang muncul pada ansietas sedang antara lain:
1) Respon fisiologis
Sering napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, diare atau konstipasi, tidak nafsu makan, mual, dan berkeringat setempat.
2) Respon kognitif
Respon pandang menyempit, rangsangan luas mampu diterima, berfokus pada apa yang menjadi perhatian dan bingung.
3) Respon perilaku dan emosi
Bicara banyak, lebih cepat, susah tidur dan tidak aman.
c. Ansietas Berat.
Pada ansietas berat pasien lapangan persepsi pasien menyempit. Seseorang cendrung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci, spesifik dan tidak
dapat berfikir tentang hal lain. Semua perilaku pasien hanya ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Pasien tersebut memerlukan banyak pengarahan
untuk dapat memusatkan pada suatu area lain. Manifestasi yang muncul pada ansietas berat antara lain:
1) Respon fisiologis
Napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur, dan ketegangan.
2) Respon kognitif
Lapang persepsi sangat sempit, dan tidak mampu menyelesaikan masalah.
3) Respon perilaku dan emosi
Perasaan terancam meningkat, verbalisasi cepat, dan menarik diri dari hubungan interpersonal.
d.Tingkat Panik.
Perilaku yang tampak pada pasien dengan ansietas tingkat panik adalah pasien tampakketakutan dan mengatakan mengalami teror, tidak mampu
melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan serta disorganisasi kepribadian. Terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan
berhubungan dengan orang lain, persepsi menyimpang, kehilangan pemikiran rasional. Manifestasi yang muncul terdiri dari:
1) Respon fisiologis
Napas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, dan koordinasi motorik rendah.
2) Lapang kognitif
Lapang persepsi sangat sempit, dan tidak dapat berfikir logis.
3) Respon perilaku dan emosi
Mengamuk- amuk dan marah- marah, ketakutan, berteriak- teriak, menarik diri dari hubungan interpersonal, kehilangan kendali atau kontrol diri dan
persepsi kacau.

E. Proses Keperawatan pada Klien dengan Kecemasan / Ansietas


1.) Faktor Predisposisi
Menurut Stuart dan Laraia (20050) terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan
terjadinya ansietas, diantaranya:

a) Faktor Biologis,
Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine, yang membantu mengatur ansietas. Penghambat GABA juga berperan utama dalam
mekanisme biologis timbulnya ansietas sebagaimana halnya dengan endorfin. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya
menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.

b) Faktor Psikologis

1. Pandangan Psikoanalitik.
Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara 2 elemen kepribadian dan superego. mewakili dorongan insting dan impuls primitif,
sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang yang dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego atau aku berfungsi
menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa akan bahaya.
2. Pandangan Interpersonal,
Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap penerimaan dan penolakan interpersonal. Ansietas berhubungan dengan kejadian trauma,
seperti perpisahan dan kehilangan dari lingkungan maupun orang yang berarti bagi pasien,. Individu dengan harga diri rendah sangat
mudah mengalami perkembangan ansietas yang berat.
3. Pandangan Perilaku,
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Pakar perilaku menganggap ansietas sebagai dorongan belajar dari dalam diri unntuk menghindari kepedihan. Individu yang sejak kecil
terbiasa menghadapi ketakutan yang berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas dalam kehidupan selanjutnya dibandingkan dengan
individu yang jarang menghadapi ketakutan dalam kehidupannya.
c) Sosial budaya.
Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga.. Faktor ekonomi, latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap terjadinya ansietas.

2.) Faktor Presipitasi


Faktor presipitasi ansietas dibedakan menjadi 2 yaitu:

a. Ancaman terhadap integritas seseorang seperti ketidakmampuan atau penurunan fungsi fisiologis akibat sakit sehingga menganggu individu
untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari
b. Ancaman terhadap sistem diri seseorang. Ancaman ini akan menimbulkan gangguan terhadap identitas diiri, harga diri, dan fungsi sosial
individu
3.) Sumber Koping
Individu dapat mengalami stress dan ansietas dengan menggerakkan sumber kopingtersebut di lingkungan. Sumber koping tersebut sebagai modal
ekonomok,kemampuan penyelesaian masalah, dukungan sosial dan keyakinan budaya dapatmembantu seseorang mengintegrasikan pengalaman yang
menimbulkan stress danmengadopsi strategi koping yang berhasil.
4.) Mekanisme Koping
Pada pasien yang mengalami ansietas sedang dan berat mekanisme koping yang digunakan terbagi atas dua jenis mekanisme koping yaitu ;

a. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan berorientasi pada
tindakan realistik yang bertujuan untuk menurunkan situasi stres, misalnya
1. Perilaku menyerang (agresif).
Digunakan individu untuk mengatasi rintangan agar terpenuhinya kebutuhan.
2. Perilaku menarik diri.
Dipergunakan untuk menghilangkan sumber ancaman baik secara fisik maupun secara psikologis.
3. Perilaku kompromi.
Dipergunakan untuk mengubah tujuan-tujuan yang akan dilakukan atau mengorbankan kebutuhan personal untuk mencapai tujuan.
b. Mekanisme pertahanan ego.
bertujuan untuk membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang. Mekanisme ini berlangsung secara tidak sadar, melibatkan penipuan diri, distorsi
realitas dan bersifat maladaptif. Mekanisme pertahanan Ego yang digunakan adalah:

1. Kompensasi. proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri dengan secara tegas menonjolkan keistimewaan/kelebihan
yang dimilikinya.
2. Penyangkalan (Denial).Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari realitas tersebut. Mekanisme pertahanan ini
paling sederhana dan primitif.
3. Pemindahan (Displacemen).Pengalihan emosi yag semula ditujukan pada seseorang/benda tertentu yang biasanya netral atau kurang
mengancam terhadap dirinya.
4. Disosiasi.Pemisahan dari setiap proses mental atau prilaku dari kesadaran atau identitasnya.
5. Identifikasi (Identification).Proses dimana seseorang mencoba menjadi orang yang ia kagumi dengan mengambil/menirukan pikiran-
pikiran,prilaku dan selera orang tersebut.
6. Intelektualisasi (Intelektualization).Penggunaan logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari pengalaman yang mengganggu
perasaannya.
7. Introjeksi (Intrijection).Mengikuti norma-norma dari luar sehingga ego tidak lagi terganggu oleh ancaman dari luar (pembentukan
superego)
8. Fiksasi.Berhenti pada tingkat perkembangan salah satu aspek tertentu (emosi atau tingkah laku atau pikiran)s ehingga perkembangan
selanjutnya terhalang.
9. Proyeksi.Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang lain terutama keinginan. Perasaan emosional dan motivasi
tidak dapat ditoleransi.
10. Rasionalisasi.Memberi keterangan bahwa sikap/tingkah lakunya menurut alasan yang seolah-olah rasional,sehingga tidak menjatuhkan
harga diri.
11. Reaksi formasi.Bertingkah laku yang berlebihan yang langsung bertentangan dengan keinginan-keinginan,perasaan yang sebenarnya.
12. Regressi.Kembali ketingkat perkembangan terdahulu (tingkah laku yang primitif), contoh; bila keinginan terhambat menjadi marah,
merusak, melempar barang, meraung, dsb.
13. Represi. Secara tidak sadar mengesampingkan pikiran, impuls, atau ingatan yang menyakitkan atau bertentangan, merupakan
pertahanan ego yang primer yang cenderung diperkuat oleh mekanisme ego yang lainnya.
14. Acting Out.Langsung mencetuskan perasaan bila keinginannya terhalang.
15. Sublimasi.Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami halangan
dalam penyalurannya secara normal.
16. Supresi. Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan tetapi sebetulnya merupakan analog represi yang
disadari;pengesampingan yang disengaja tentang suatu bahan dari kesadaran seseorang;kadang-kadang dapat mengarah pada represif
berikutnya.
17. Undoing.Tindakan/perilaku atau komunikasi yang menghapuskan sebagian dari tindakan/perilaku atau komunikasi sebelumnya
merupakan mekanisme pertahanan primitif.
F. Data yang perlu dikaji
Agar Anda mampu mendiagnosa pasien dengan ansietas. Maka Anda harus melakukan pengkajian. Berikut adalah data yang harus dikaji pada pasien
ansietas.
a. Perilaku.
Ditandai dengan produktivitas menurun, mengamati dan waspada, kontak mata minimal, gelisah, pergerakan berlebihan (seperti; foot
shuffling, pergerakan lengan/ tangan), insomnia dan perasaan gelisah.
b. Afektif
Menyesal, iritabel, kesedihan mendalam, takut, gugup, sukacita berlebihan, nyeri dan ketidakberdayaan meningkat secara menetap,
ketidakpastian, kekhawatiran meningkat, fokus pada diri sendiri, perasaan tidak adekuat, ketakutan, khawatir, prihatin dan
mencemaskan
c. Fisiologis
Respon fisiologis pada pasien kecemasan tampak dengan adanya suara bergetar, gemetar/ tremor tangan atau bergoyang-
goyang.refleks-refleks meningkat eksitasi kardiovaskuler seperti peluh meningkat, wajah tegang, mual, jantung berdebar-debar, mulut
kering, kelemahan, sukar bernafas vasokonstriksi ekstremitas, kedutanmeningkat, nadi meningkat dan dilatasi pupil. Sedangkan
perilaku pasien akibat respon fisiologis pada sistem parasimpatis yaitu sering berkemih, nyeri abdomen dan gangguan tidur. perasaan
geli pada ekstremitas, diarhea, keragu-raguan,kelelahan, bradicardia,tekanan darah menurun, mual, keseringan berkemih pingsan dan
tekanan darah meningkat.
d. Kognitif
Respon kognitif pada pasien ansietas yaitu hambatan berfikir, bingung, pelupa, konsentrasi menurun, lapang persepsi menurun, Takut
terhadap sesuatu yang tidak khas, cenderung menyalahkan orang lain., sukar berkonsentrasi, Kemampuan berkurang untuk
memecahkan masalah dan belajar.

G. Faktor yang mempengaruhi Ansietas


Ansietas dapat disebabkan karena individu terpapar zat bebahaya/racun (toksin), konflik tidak disadari tentang tujuan hidup, hambatan hubungan
dengan kekeluargaan/ keturunan, adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi, gangguan dalam hubungan interpersonal, krisis situasional/ maturasi,
ancaman kematian, ancaman terhadap konsep diri, stress, penyalahgunaan zat, perubahan dalam status peran, status kesehatan, pola interaksi, fungsi
peran, perubahan lingkungan dan perubahan status ekonomi. (NANDA 2005)
B. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Pengkaijian

Pengkajian pasien ansietas dapat dilakukan melalui wawancara dan observasi kepada pasien dan keluarga
Tanda dan gejala ansietas dapat ditemukan dengan wawancara melaluibentuk pernyataan sebagai berikut:
a. Coba ibu/bapak ceritakan masalah yang menghantui fikiran ibu setelah operasi?

b. Coba ibu/bapak ceritakan apa yang dirasakan pada saat memikirkan masalah yang dialami terutama setelah operasi

c. Apakah ada keluhan yang lain yang di rasakan

d. Apakah keluhan tersebut mengganggu aktifitas atau kegiatan sehari-hari

Tanda dan gejala ansietas yang dapat ditemukan melalui observasi adalah sebagai berikut : ekspresi wajah terlihat tegang, rentang perhatian
menyempit, perubahan tanda-tanda vital ( nadi dan tekanan darah naik ), tampak sering nafas pendek, gerakan tersentak-sentak, meremas-remas tangan
dan tampak bicara banyak dan lebih cepat.

N DATA MASALAH
O
1. Subektif : - pasien merasa tegang dalam melakukan aktivitas sehari-hari Kecemasan ringan
Objektif : - tampak motivasi dan kreatifitas meningkat
- Tampak terpacu untuk menyelesaikan masalah

2 Subjektif :- pasien merasa minta memikirkan hal lai, selain dirinnya Kecemasan berat
Objektif :- pasien mengatakan minta tolong untuk menyelesaikan
masalahnya
- perlu mengarah untuk melakukan tugas yang lain

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN : ansietas


a) Resiko tinggi kekerasan

b) Cemas berat

c) Gangguan komunikasi verbal

Intervensi
a) Cemas sedang

- Bina hubungan saling percaya

- Bantu klien mengenal dan mengakui rasa kecemasan

- Analisa penyebab dan bagaimana teradinya masalah (meningkatkan kesadaran)

- Melatih mekanisme koping adaptif

- Tingkatkan relaxasi

b) Cemas berat

- Bina hubungan saling percaya

- Meningkatkan kesadaran diri perawat

- Melindungi klien

- Modifikasi lingkungan

- Mendorong aktifitas

- Melaksanakan program terapi


3. POHON MASALAH

Setelah melakukan pengkajian dan mengelompokkan data pada pasien ansietas selanjutnya buatlah pohon masalah. Pohon masalah akan
membantu dan mempermudah anda untuk menentukan diagnosa keperawatan

Harga diri rendah

Gangguan citra tubuh

Ansietas (core problem)

Koping individu tidak efektif

kurang pengetahuan Perubahan fisik/operasi/stressor fisik

4. TINDAKAN KEPERAWATAN

a) Tujuan tindakan keperawatan


1. Klien dapat mengenal ansietas

2. Klien dapat mengatasi ansietas melalui relaksasi

3. Klien dapat memperagakan dan menggunakan latihan relaksasi untuk mengatasi ansietas

4. Melibatkan keluarga dalam latihan yang telah disusun

b) Tindakan keperawatan

1. Membina hubungan saling percaya

2. Membantu klien mengenal ansietas

3. Mengaarkan teknik nafas dalam

a) Pengertian

Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu tindakan keperawatan dengan menghembuskan napas secara perlahan, selain dapat
menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah
uga dapat menurunkan tingkat kecemasan (Smeltzer & Bare, 2002)
b) Tujuan

Smeltzer & Bare (2002) menyatakan bahwa tujuan relaksasi napas untuk megurangi stress baik stress fisik maupun emosional yaitu
menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan
c) Prosedur teknik relaksasi napas dalam

1) Ciptakan lingkungan yang tenang

2) Usahakan tetap rileks dan tenang

3) Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui hitungan 1,2,3

4) Perlahan-lahan udara di hembuskan melalui mulut sambal merasakan ekstrimitas atas dan bawah rileks
5) Anjurkan bernafas dengan normal 3 kali

6) Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara perlahan-lahan

7) Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks

8) Usahakan agar tetap konsentasi / mata sambal terpeam

9) Pada saat konsetrasi pusatkan pada hal-hal yang nyaman

10) Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga ansietas terasa berkurang

4. Mengajarkan relaksasi otot

a) Identifikasi tingkat cemas

b) Kaji kesiapan pasien, perasaan pasien

c) Ruang yang sejuk , tidak gaduh dan alami

1) Jelaskan kembali tuuan dan prosedur yang akan dilakukan

2) Pasien berbaring atau duduk bersandar ( ada sandaran untuk kaki dan bahu)

3) Lakukan latihan nafas dalam dengan menarik nafas melalui hidung dan dihembuskan melalui mulut

4) Bersama pasien mengidentifikasi (pasien dianjurkan dan dibimbing untuk mengidentifikasi ) daerah - daerah otot yang sering
tegang misalnya dahi, tengkuk, leher, bahu, pinggang, lengan, betis.

5) Bombing pasien untuk mengencangkan otot tersebut selama 5 sampai 7 detik, kemudian bimbing pasien untuk merelaksasikan otot
selama 20 sampai 30 detik

6) Kencangkan dahi ( kerutkan dahi keatas) selama 5-7 detik, kemudian relaksasikan 20-30 detik

7) Kencangkan dahi, Tarik keatas selama 5-7 detik kemudian relaksasikan 20-30 detik, pasien disuruh merasakan rileksnya dan
rasakan aliran darah mengalir secara lancar
8) Kepalkan telapak tangan dan kencangkan otot bisep selama 5-7 detik kemudian relaksasikan 20-30 detik. Pasien disuruh merasakan
rileksnya dan rasakan aliran darah mengalir secara lancer

9) Kencangkan betis, ibu jari Tarik kebelakang bisep selama 5-7 detik, kemudian relaksasikan 20-30 detik, minta pasien untuk
merasakan rileksnya dan rasakan aliran darah mengalir secara lancer

10) Selama kontraksi pasien dianjurkan merasakan kencangnya otot dan selama relaksasi anjurkan pasien konsentrasi merasakan
rilaksnya otot

5. Melatih pasien prosedur hypnosis 5 jari

a) Atur posisi klien senyaman mungkin

b) Pejamkan mata dan lakukan teknik napas dalam secara perlahan sebanyak 3 kali minta pasien untuk relaks

c) Minta pasien untuk menautkan ibu jari dengan ari telunujuk dan minta pasien untuk membayangkan kondisi dirinya ketika kondisinya
begitu sehat

d) Tautkan ibu jari dengan jari tengah minta pasien membayangkan ketika mendapatkan hadiah atau barang yang disukai

e) Tautkan ibu jari kepada ari manis, bayangkan letika anda berada di tempat yang paling nyaman, tempat yang membuat pasien sangat
bahagia

f) Tautkan ibu jari dengan jari kelingking, bayangkan ketika anda mendapat suatu penghargaan

g) Tarik nafas, lakukan perlahan, lakukan selama 3 kali

h) Buka mata kembali

6. Masukkan ke jadwal harian klien


7. EVALUASI

a. Pasien dapat mengenal ansietas

b. Pasien dapat mengatasi ansietas melalui latihan relaksasi Tarik nafas dalam dan distraksi 5 jari

c. Pasien dapat memperagakan latihan relaksai untuk mengatasi ansietas

d. Melibatkan keluarga dalam latihan yang telah disusun

8. PENDOKUMENTASIAN

dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan pada setiap tahap proses keperawatan yang melalui dokumentasi pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, implementasi, tindakan keperawatan dan evaluasi .
BAB III
Tinjauan Kasus
A. Pengkajian
Proses Keperawatan (trigger case)
1. Pengkajian
a. Identitas klien
 Nama : Ny. T
 Jenis kelamin : Perempuan
 Umur : 44 Tahun
 Agama : Islam
 Alamat : Ds.karangdami Kota Mojokerto
 Suku /bangsa : Jawa/ Indonesia
 Bahasa yang dipakai : Bahasa Jawa
 Status perkawinan : Menikah
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Pendidikan Terakhir : SMA
 Tanggal pengkajian : 11 Februari 2021
b. Keluhan Utama
Klien mengatakan merasa cemas dan takut dengan kondisi kesehatannya yang sedang menderita penyakit DM dengan Hasil
gula darahnya naik turun.
c. Faktor Predisposisi dan presipitasi
1) Predisposisi
a) Klien belum pernah mengalami kecemasan sebelumnya
b) Keluarga klien belum ada yang mengalami kecemasan
c) Klien memiliki riwayat penyakit Hipertensi dan DM
d) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?
Jika ada jelaskan : Ada

Klien dulu pernahmengalami kecemasan berat karena masalah ekonomi yang terus menerus semakin menurun,klien takut dan
tidak bisa melupakan kejadian masa lalu dimana dirinyamengalami cemas berat sehingga pingsan pada tahun 2020.

2) Presipitasi
Klien mengatakan merasa cemas dan khawatir dengan penyakit yang dialami sekarang karena gula darahnya naik turun. Klien merasa
tidak nyaman dengan kondisinya sekarang. Klien mengatakan lebih cepat lelah saat beraktivitas, sehingga klien lebih banyak duduk dan
berbaring. Klien mengatakan sering merasa merasa pusing dan badannya berkringat dingin. Klien jarang kontrol ke pelayanan
kesehatan karena takut di suntik insulin,dan Klien mengatakan sering kepikiran tentang masalah ekonomi yang semakin menurun,
karena suami anak Ny. M saat ini tidak ada kabar selama kurang lebih 3 tahun dan kerjanya diluar pulau jawa, sedangkan anak Ny. M
mempunyai 2 anak masihduduk di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah. Klien ingin membantu kedua anaknya, tapi dengan
kondisinya sekarang klien merasa ragu dan Klien merasa cemas karena tidak bekerja dan dikarenakan klien merasa lebih cepat lelahsaat
bekerja.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Tanda vital :
TD :130/ 90 mmHgN:100x/mntS: 36oC RR: 20x/mnt

2) Ukuran :
BB: 50Kg TB : 159cm

3) Keluhan fisik : Ada,


Jelaskan : Klien mengatakan pusing di kepalanya
e. Psikososial
Genogram
Keterangan :

= Laki-Laki = perempuan

= pasien = meninggal

= garis keturunan = garis perkawinan

= garis serumah
klien berusia 56 tahun, klien sudah menikah dan memiliki 7 orang anak,tetapi anak yang no 1,3, dan 4 sudah tinggal bersama suami, klien
tinggal dirumah sendiri bersama suami dan anaknya yang no 2,5,6 dan 7. KlienMempunyai 10 cucu dan yang tinggal bersama klien 2 cucu.
Hubungan klien dengan keluarganya terjalin dengan erat dan sangat baik. Orang terdekat dengan klien adalah suami dan anaknya.
1) Konsep Diri
a) Gambaran diri:
Pasiensenang dan menerima keadaan tubuhnya dari rambut sampai ujung kaki. Pasien juga mengatakan tidak mempunyai bagian
tubuh yang tidak disukai.
b) Peran :
Klien dirumah berperan sebagai ibu rumah tangga
c) Ideal diri:
Pasien mengatakan tidak ingin menyusahkan keluarganya karena penyakit yang dideritanya saat ini.
d) Harga diri:
Pasien merasa tidak ada masalah dalam berhubungan dengan keluarga dan orang lain.
e) Identitas diri :
Pasien mengatakan nama lengkapnya “Ny.M”, pasien menyebutkan tanggal lahirnya dan usianya, pasien juga menyebutkan asalnya
dari Ds. Mayangan, dan mengatakan sudah menikah dan memiliki 7 orang anak.
2) Hubungan Sosial
a) Orang yang berarti :
Klien mengatakan keluarganya sangat berarti untuknya dan klien berharap anak-anakanya dapat menjaga kesehatanya.
b) Peran serta kegiatan kelompok/masyarakat :
Klien jarang mengikuti kegiatan namun klien masih mengikuti kegiatan tahlilan perempuan setiap hari rabu.
c) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Klien dapat berinteraksi saat bertemu tetangganya yang menyapanya.
3) Spiritual:
a) Nilai dan keyakinan : Klien mengaku beragama islam
b) Kegiatan Ibadah : Klien setiap hari melakukan kegiatan ibadah secara rutin seperti sholat, mengaji.

f. STATUS MENTAL
1) Penampilan :
Penampilan klien rapi, tampak memakai baju bersih.

2) Pembicaraan :
Saat menjelaskan klien bicaranya gugup
3) Aktifitas Motorik
Saat wawancara pasien tampak tidak dapat duduk dengan tenang , dan sesekali menggerakkan tangannya saat bicara
4) Afek dan Emosi
Klien mengatakan merasa khawatir dan takut akan terjadi sesuatu pada dirinya bila nanti akan mengalami gula darahnya meningkat.

5) Interaksi selama wawancara :


Kontak mata kurang, saat interaksi selama wawancara klien mau menjawab pertanyaan yang diberikan namunsering memandang
berbagai objek disekelilingnya.
6) Persepsi – Sensori :
Lapang persepsi sangat sempit dan tidak mampu menyelesaikan masalah dengan baik.
7) Proses Pikir:
Proses Pikir ( Arus dan Bentuk Pikir ) :
Selama wawancara, pembicaraan pasien jelas dan tidak berbelit-belit, tidak diulang berkali-kali, dan ada hubungannya antara satu
kalimat dengan kalimat lainnya dalam satu topik pembicaraan

8) Isi Pikir :
Klien takut bila nanti akan mengalami kenaikan gula darahnya dan takut untuk di injeksi insulin.
9) Tingkat Kesadaran :
Pasien menyadari bahwa dia sedang berada di rumahnya, pasien juga sadar dan mengenal dengan siapa dia berbicara dan
lingkungannya. Tingkat kesadaran pasien terhadap waktu, orang dan tempat jelas. Kesadaran compos mentis, GCS E 4V5M6
10) Memori :
Klien mampu mengingat kejadian yang telah lalu dan baru – baru terjadi. Pasien juga ingat ketika ditanyakan apakah tadi pasien sudah
makan atau belum.Pasien tidak pernah mengalami gangguan daya ingat baik jangka panjang maupun jangka pendek.
11) Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berhitung saat diberi soal penambahan, klien mampu menjawab dengan baik.

12) Kemampuan penilaian :


Saat diberikan pilihan seperti apakah pasien mendahulukan memasak atau menyapu dipagi hari.Klien memilih memasak terlebih dahulu
karena kata klien itu juga lebih mendesak.
13) Daya titik diri :
Klien kadang menyalahkan dirinya sendiri atas kesehatannya.
g. Kegitan Hidup sehari-hari ( ADL )
1) Perawatan Diri :
Kegiatan hidup sehari– hari Bantuan Total Bantuan Mandiri
Minimal

Mandi V
Kebersihan V

Makan V
Buang air kecil / BAK V

Buang air Besar / BAB V


Ganti pakaian V

Jelaskan : klien dapat melakukan kegiatan sehari-harinya dengan mandiri.

2) Nutrisi :
 Apakah anda puas dengan pola makan anda?Puas/ Tidak puas
Bila tidak puas, jelaskan : -

 Apakah anda makan memisahkan diri ? Ya/ Tidak


 Frekuensi makan sehari : 3X 1 hari
 Nafsu makan :Meningkat/ Menurun/ Berlebihan/ Sedikit – sedikit
 Berat Badan : Meningkat/ Menurun
BB saat ini : 55Kg, BB dulu: 60 Kg

Jelaskan : -

3) Tidur :
 Apakah ada masalah tidur?Ada
Klien susah untuk mengawali tidur karena banyak fikiran

 Apakah merasa segar setelah bangun tidur?Tidak segar


Klien mengatakan saat bangun tidur kadang merasa pusing dan badan sakit.

 Apakah ada kebiasaan tidur siang? Ya, lamanya : 2 jam


 Apakah ada yang menolong anda mempermudah untuk tidur?Tidak ada
 Tidur malam jam : 22.00 bangun jam : 03.00 rata – rata tidur malam : 5 jam
 Apakah ada gangguan tidur?
Klien sering terbangun dan tidak bisa tidur dengan nyenyak karena ada sesuatu yang difikirkan tiap kali mau tidur

4) Kemampuan klien dalam hal – hal berikut ini :


- Mengantisipasi kehidupan sehari – hari :Ya
- Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri :Tidak
Klien mengatakan dalam membuat keputusan selalu meminta pendapat dari suaminya

- Mengatur penggunaan obat :Ya


- Melakukan pemeriksaan kesehatan :Ya
5) Klien memiliki sistem pendukung :
- Keluarga : Ya
- Teman sejawad :Tidak

- Terapis :Tidak

- Kelompok Sosial :Tidak

Jelaskan : klien mengatakan yang sangat berperan sebagai pendukung untuk dirinya ialah suami dan keluarganya

6) Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi?


Tidak, klien mengatakan sulit menikmati aktifitas dan saat melakukan kegiatan yang disukainya karena sering terpikirkan bagaimana
nanti bila dirinya di amputasi akibat penyakitnya ini.
h. Mekanisme Koping
1) Klien mampu berbicara dengan orang lain
2) Klien mampu menjaga kebersihan diri sendiri
3) Klien selalu mengungkapkan kepada keluarganya jika ada masalah.
4) Klien sering olahraga dengan berjalan jalan setiap pagi.
i. Masalah Psikososial Dan Lingkungan
1) Masalahdengandukungankelompok,spesifiknya
Klien selalu mendapat dukungan dari suami dan anak-anaknya saat klien merasa cemas.

2) Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya


Klien mau berbicara dengan keluarga dan tetangga sekitarnya
3) Masalah dengan pendidikan, spesifiknya
Klien mengatakan anak ke 1-4 sudah berumah tangga,dan anak yang no 2 tinggal bersama px karena suaminya tidak ada kabar selama 5
thn bekerja diluar jawa,anak ke 5 bekerja bersama suami,anak ke 6 masih kuliah dan anak yag no 7 masih duduk di bangku SMP.
4) Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya
Tidak ada karena klien tidak bekerja hanya menjadi ibu rumah tangga
5) Masalah dengan ekonomi, spesifiknya
Tidak ada masalah ekonomi
6) Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya
Klien mengatakan jika sakit selalu memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan dan klien beserta keluarganya memakai kartu BPJS saat
berobat.
j. PENGETAHUAN KURANG TENTANG
 Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang kurang tentang suatu hal ?
Saat dilakukan wawancara pasien bertanya tentang bagaimana proses penyakit dan cara pencegahan terjadinya komplikasi dari
penyakit yang ia derita
A. ANALISA DATA
No Etiologi Problem
1. DS : Ansietas

 Klien mengatakan merasa cemas dengan kondisi


kesehatannya yang sedang menderita penyakit
DM dengan gula darahnya naik turun.
 Klienmengatakan takut bila nanti dirinya akan
disuntik insulin.
 Klien mengatakan memikir anaknya yang sedang
ditinggal suaminya selama 5 thn lebih.
DO :

- Klien tampak cemas dan khawatir


- Klien tampak gelisah
- TTV
TD : 130/ 90 mmHgN:100x/mntS: 36oC RR:
20x/mnt
- Klien tampak tidak dapat duduk
dengan tenang, dan sesekali menggerakkan
tangannya saat bicara
B. POHONMASALAH

Resiko mencedarai diri, orang


lain dan lingkungan Efek

Gangguan perilaku :
Kecemasan Core Problem

Koping individu tidak


efektif
Causa

Stresor
C. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ansietas
D. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa Perencanaan Intervensi Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil

Ansietas Tujuan Ekspresi wajah Bina hubungan Hubungan


Umum : bersahabat, saling percaya saling percaya
Mengatasi menunjukkan rasa dengan merupakan
gangguan senang, ada mengungkapkan dasar untuk
ansietas kontak mata, mau prinsip kelancaran
klien berjabat tangan, komunikasi hubungan
mau terapeutik: interaksi
TUK 1 menyebutkan 5. Sapa klien selanjutnya
Klien nama, mau dengan ramah,
dapat menjawab salam, baik verbal
menjalin klien mau duduk maupun non
dan berdampingan verbal
membina dengan perawat , 6. Perkenalkan
hubungan mau diri dengan
saling mengutarakan sopan
percaya masalah yang 7. Tanyakan
dihadapi nama lengkap
klien dan
nama
panggilan
yang disukai
klien
8. Jelaskan
tujuan
pertemuan
9. Tunjukkan
sikap empati
dan menerima
klienapaadan
ya
10. Membuat
kontrak ( topik,
waktu, tempat
dan tujuan)
setiap
pertemuan
TUK 2 Klien mengerti i) Bantu klien Untuk
Membantu penyebab dari untuk mengadopsi
pasien ansietas mengidentifik respons koping
mengenal asi dan yang baru,
ansietas menguraikan pasien pertama
perasaannya kali harus
j) Bantu pasien menyadari
mengenal perasaan dan
penyebab mengatasi
ansietas penyangkalan
k)Gunakan dan resistens
pertanyaan yang disadari
terbuka atau tidak
untuk disadari
mengalihkan
dari topik
yang
mengancam
l) Bantu pasien
menyadari
perilaku
akibat
ansietas
TUK 3 Klien dapat lebih 1. Identifikasi Dengan
Mampu tenang kesediaan, relaksasi dapat
mengatasi kemampua menjadikan
ansietas n, dan perasaan klien
dengan penggunan lebih tenang
teknik teknik
relaksasi relaksasi
2. Monitor respon
terhadap terapi
relaksasi
3. Ciptakan
lingkungan
tenang dan
nyaman
4. Berikan
informasi
tertulis tentang
persiapan dan
prosedur teknik
relaksasi
5. Jelaskan tujuan,
manfaat,
batasan, dan
jenis relaksai
(nafas dalam)
6. Demostrasi dan
latih teknik
relaksasi untuk
meningkatkan
kontrol dan rasa
percayadiri
TUK 4 Klien mampu a. Mendiskusikan Dengan
Melatih mempertahankan mengenai menggali
mekanisme aspek yang positif jadwal harian kemampuan
koping dan hal yang positif klien
adaptif disukai untuk untuk dapat
meningkatkan mengurangi
kemampuan kecemasan
dan untuk
mengurangi
Tekhnik hipnosis
kecemasan. 5 jari untuk dapat
b. Beri motivasi menurunkan
klien untuk ansietas
melakukan
kegiatan sesuai
jadwal yang
telah dibuat.
c. Ajarkan klien
teknik hipnosis
5 jari untuk
mengurangi
kecemasan
d. Memberi
reinforcement
positif
TUK 5 Klien mampu 11) Libatkan Klien dapat
Klien dapat melakukan apa orang terdekat mengatasi
mengimple yang diajarkan sebagi sumber stres dengan
mentasikan dan dukungan mengatur
koping sosial dalam distres
adaptif membantu emosional
untuk klien yang
mengatasi mempelajari menyertainya
ansietas respons melalui
koping pengguanaan
yangbaru teknik
12) Dorong pelalsanaan
klien untuk stres.
meningkatk
an kegiatan
Melatih untuk
spiritual
dapat
13) Dorong
mengontrol
klien untuk
ansietas
menggunak
an
relaksasinaf
as dalam
ataupun
hipnotis 5
jai
TUK 6 Kliem mau 1. Mendiskusik Perhatian

Klien dapat memberi an pentingnya keluarga dan

memanfaat dukungan peran keluarga pengertian

kan sistem sebagai keluarga akan


pendukung pendukung dapat
yang ada untuk mengatasi membantu
kecemasan mengatasi
2. Mendiskusik kecemasan.
an potensi
keluarga untuk
membantu klien
mengatasi
kecemasn
3. Menjelaskan
kepada keluarga
klien tentang:
- Pengertian
kecemasan
- Tanda dan
gejala
kecemasan
- Penyebab
kecemasan
4. Latih
keluarga cara
merawat klien
dengan
kecemasan

Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SPTK)


Nama : Reygusti chandra
Pertemuan : ke 1
Tanggal/hari : selasa 2 maret 2020
Jam : 07:00 WIB
Proses keperawatan
Kondisi : Pandangan mata klien tampakkosong, dan wajah tampak tegang, klien tampak gelisah dan selalu mondar mandir di ruang rawat.
Sering melamun.
Diagnosa : cemas dan gelisah
Tindakan keperawatan SP 1 :
 Membina hubungan saling percaya
 Identifikasi penyebab perasaan cemas
 Tanda gejala yang di rasakan
 Perilaku kecemasan yang dilakukan
Fase orientasi
“selamat pagi pak, perkenalkan nama saya perawat Rey. Saya perawat yang dinas di ruang mawar. Hari ini saya dinas pagi dari pk 07:00-
14:00. Nama bapak siapa ?, biasanya di panggil siapa ?.
“Bagaimana perasaan bapak hari ini ? Masih adakah perasaan cemas dan gelisah ?
“Baiklah kita akan berbincang bincang sekarang tentang perasaan cemas bapak
“Berapa lama kita akan berbincang bincang ?” Bagaimana kalau 15 menit ?
“Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang bincang pak ? Bagaimana kalau ditaman saja ?
Fase kerja
“Apa yang menyebabkan bapak cemas ?, apakah sebelumnya bapak pernah secemas ini ? lalu apa yang menyebabkan bapak cemas ? oo
iya ada suatu faktor penyebab kecemasan bapak”
“ Pada saat penyebab kecemasan itu saat bapak merasakan perekonomian keluarga yang memburuk dan anak anak bapak yang kurang
perhatian kepada orang tua. Lalu apa yang bapak rasakan ?
“Apakah bapak merasakan kecemasan kemudian tubuh bapak merasa lemas, dan berkeringat ?”
“Setelah itu apa yang bapak lakukan ? o iya jadi bapak sering merenung dan mondar mandir mimikirkan keadaan bapak ? iya, tentu lalu
apa yang bapak lakukan setelah itu ? Betul , apakah setelah itu bapak merasa pusing dan bapak memiliki pemikiran bahwa hidup sudah
tak berguna karena terlilit hutang ? maukah bapak belajar cara menenangkan diri dengan baik ?
“Ada beberapa cara untuk mengontrol kecemasan pak. Salah satunya dengan cara selalu berfikiran positif selalu percaya bahwa pasti ada
jalan keluar. Jadi melalui kegiatan kegiatan positif bapak bisa mengontrol kecemasan yang bapak fikirkan, disini saya mau mengajari
bapak bagaimana cara untuk mengkontrol kecemasan dengan terapi olah nafas.
Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu ?
“Begini pak, kalau tanda tanda tadi sudah bapak rasakan maka bapak berdiri, lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu
keluarkan/tiup perlahan lahan melalui mulut seperti mengeluarkan segala kecemasan bapak dan seakan energi positif masuk ke tubuh
bapak . Ayo coba lagi, tarik hidung, lalu tahan,dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, bapak sudah bisa melakukanya,
bagaimana perasaan bapak sekarang ?
“ Nah sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu waktu rasa cemas itu muncul bapak bisa melakukanya.”
Fase terminasi
Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang bincang tentang kecemasan bapak ?
“ Coba selama saya tidak ada , ingat ingat lagi penyebab kecemasan bapak yang lalu, apa yang bapak lakukan kalau cemas dan jangan
lupa latihan nafas dalamnya dan jangan lupa ibadah dengan cara berdzikir mengingat bapak seorang muslim ya pak..
‘Sekarang kita buat jadwal latihannya ya pak, berapa kali sehari bapak ,mau nafas dalam ?
Jam berapa saja pak ?”
“Baik , dilanjutkan nanti sore ya pak , nanti di gantikan oleh teman saya, terimakasih pak “selamat pagi”

Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SPTK)


Nama : Hafi yusuf
Pertemuan ke : 2
Tanggal/hari : selasa 2 maret 2020
Jam : 16:00wib
Proses keperawatan
Kondisi ; Klien menyebutkan penyebab kecemasannya karenaperekonomian yang semakinmemburuk. Klien bercerita dengan suara
lemah dan merenung . Pandangan mata klien tampak kosong.
Diagnosa : Perilaku kecemasan
Tindakan keperawatan SP 2 :
 Evaluasi latihan nafas dalam
 Latihan cara relaksasi
 Susun kegiatan harian cara ke dua
Fase orientasi
“Selamat sore pak perkenalkan nama saya perawat hafi , saya yang berjaga di ruang dahlia pada sore ini . Hari ini saya dinas dari jam
14:00 sampai jam 21:00. Nama bapak siapa ? dan biasa di panggil siapa ?
“ Bagaimana perasaan bapak saat ini, adakah yang membuat bapak cemas ?
“Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan cemas dengan kegiatan relaksasi yang ke dua, apakah bapak bersedia?
“Untuk waktunya sekitar 15 menit”
“Untuk tempatnya dimana pak? Apakah di taman sajasembarimelihatindahnyasenja?
Fase kerja
“Sebelumya kita ulangi untuk cara pertama”. “Baiklah bagus sekali pak.
“Sekarang langsung saja kita lanjut saja cara yang ke 2 relaksasi dengan jalan - jalan dan membuang segala perasaan cemas bapak. “ jadi
kalau bapa cemas dan gelisah bapak , langsung ke taman dan merelaksasikan pikiran serta ketegangan bapak . Nah, coba lakukan jalan
jalan dan menghirup udara segar . Ya bagus sekali pak.
“Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan resah dan cemas. Dan jangan lupa untuk selalu berfikiran positif.
Fase terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan menyalurkan perasaan cemas tadi ?
“Ada berapa cara yang sudah bapak lakukan tadi, coba sebutkan? Ya bagus sekali pak”
“sekarang kita masukkan ke dalam jadwal kegiatan sehari hari bapak , bagimana kalau jam 04:30 pagi setelah bagun tidur lalu sholat
shubuh agar bapak merasakan ketenangan?. Lalu kalau bapak merasakan kecemasan lagi coba lakukan cara tadi ya.
“baiklah pak besok pagi kita lanjutkan lagi dengan teman saya. Baiklah saya pamit dulu
Wasslamualaikum

Strategi pelaksanaan tindakan keperwatan (SPTK)


Nama : kartika ratri
Pertemuan : ke 3
Hari : rabu 3 maret 2020
Jam : 07:00wib
Proses keperawatan
Kondisi : Klien sudah berlatih cara mengontrol rasa cemas dengan menarik nafas dan melakukan relaksasi jalan jalan pagi . Suara pasien
masih agak lemah. Pandangan mata agak kosong.
Diagnosa : Perilaku kecemasan
Tindakan keperawatan SP3 :
 Evaluasi jadwal harian untuk dua cara fisik
 Latihan mengontrol rasa cemas dengan mengekspresikan perasaan cemas
 Susun jadwal latihan relaksasi
Fase orientasi
“Selamat pagi pak perkenalkan nama saya perawat kartika. Saya berjaga pada ruang mawar hari ini. Saya dinas jam pagi dari pk 07.00-
11.00. Nama bapak siapa ? Biasa di panggil siapa ?
“Baiklah sekarang kita latihan bagaimana cara mengontrol rasa cemasbapak , apakah bapak bersedia ?
“Untuk waktunya sekitar 15 menit ya pak.
“Untuk tempatnya di mana pak? Atau di taman saja ?
Fase kerja
“Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah cemas. Kalau rasa cemas sudah di salurkan ,maka kita bicara dengan orang
yang membuat kita marah. Ada tiga caranya pak.
a) Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak mengunakkan kata kata yang kasar.
b) Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukanya, katakan” maaf saya tidak bisa melakukanya
karena saya ada pekerjaan”. Coba bapak praktekan . bagus sekali pak
c) Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal bapak dapat mengatakan”saya jadi ingin
marah akibat perkataanmu itu”. Coba lakukan pak. Ya bagus sekali pak
Fase terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap cakap tentang cara mengontrol marah dengan nada bicara yang baik? “ coba bapak
sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari .
“Bagus sekali pak, sekarang kita masukkan ke jadwal latihan bapak, berapa kali sehari bapak mau latihan bicara yang baik ?
“Coba sekarang masukkan dalam jadwal latihan sehari hari , memisalnya menimta obat ,uang dan lain lain. Bagus nanti do coba ya pak
“Baiklah pak nanti dilanjutkan latihanya dengan teman saya ya pak, saya pamit dulu ya pak wasslamuaikum

Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SPTK)


Nama : Aulia Putri
Pertemuan ke : 4
Tanggal/hari : Kamis 4 maret 2021
Jam : 16:00 wib
Proses keperawatan
Kondisi : Klien sudah berlatih mengontrol kecemasan dengan menarik nafas dan jlan jalan , klien juga sudah bisa berinteraksi dengan
sekitar.
Diagnosa : Kecemasan.
Tindakan keperawatan SP4 :
 Diskusikan hasil latihan mengontrol kecemasan secara psikologi dan sosial/ verbal
 Latihan sholat dan berdoa
Fase pra interaksi
“Selamat sore pak , perkenalkan nama saya perawat aulia. saya menjaga ruangan dahlia pada sore hari ini. Saya dinas dari pk 14:00-
21:00.Nama bapak siapa ? biasa di panggil apa ?
Baiklah sekarang kita latihan dengan cara lain yaitu menecegah kecemasan dengan ibadah, apakah bapak bersedia ?
“Untuk waktunya sekitar 20 menit pak
Fase kerja
“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapak lakukan.Baik
“Nah, kalau bapak sedang cemas coba bapak langsung duduk dan tarik nafas dalam. Jika tidak reda juga kecemasannya rebahkan badan
agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat.
“Bapak bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kecemasan
“ Coba bapak sebutkan apa saja sholat lima waktu itu ? bagus . Coba sebutkan caranya.
Fase terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah bercakap cakap tentang cara meredakan kecemasan dengan sholat ?
“ Jadi sudah berapa cara mengontrol cemas yang sudah kita pelajari ? Bagus.
“Sekarang kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan bapak
“Coba sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila bapak merasa cemas ?
“Setelah ini bapak coba sholat sesuai dengan jadwal yang kita buat
“Baiklah pak untuk latihanya di lanjutkan besok ya pak , dengan teman saya. Baik pak saya pamit dulu wassalamualaikum

Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SPTK)


Nama : Miftahul zannah
Pertemuan : ke 5
Tanggal/hari : jumat 5 maret 2020
Jam : 07:00
Proses keperawatan
Kondisi : Klien sudah berlatih mengendalikan cemas dengan tarik nafas dalam, mengambil air wudhu dan sholat.
Diagnosa : perilaku kecemasan
Tindakan keperawatan SP 5 :
 Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien untuk cara mencegah kecemasan yang sudah dilatih
 Latih pasien minum obat dengan teratur dengan prinsip lima benar(benar nama pasien, benar nama obat, benar
cara minum obat,benar waktu minum obat, benar dosis obat) di sertai penjelasan guna obat dan akibat berhenti
minum obat
 Susun jadwal minum obat secara teratur
Fase orientasi
“Selamat pagi pak , perkenalkan nama saya perawat mifta . saya menjaga ruangan dahlia pada pagi hari ini. Saya dinas dari pk 07:00-
14:00.Nama bapak siapa ? biasa di panggil apa ?
Baiklah sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum obat dengan benar untuk mengontrol rasa cemas
“Untuk tempatnya di mana pak ? apakah di taman saja?
“Untuk waktunya sekitar 20 menit pak
Fase kerja
“Bapak sudah dapat obat dari dokter?
“Berapa macam obat yang bapak minum ? warnanya apa saja ? Jam berapa bapak minum?
“Obatnya ada 3 macam pak , yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar pikiran tenang, yang putih namanya THP, agar rileks dan
tegang, dan yang merah jambu ini namanya HLP agar pikiran teratur dan rasa cemas berkurang. Semuanya ini harus bapak minum 3 kali
sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam
“Bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasa kering, untuk membantu mengatasiya bapak bisa mengisap isap es batu
“Bila terasa mata berkunang kunang, bapak sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu
“Nanti bila sampai rumah sebelum minum obat sebiknya di lihat labelnya dahulu apakah nama bapak tertulis di situ, berapa dosis yang
harus di minum, jam berapa saja yang harus di minun, dan juga baca nama obatnya apakah sudah benar
“Jangan pernah berhenti minum obat sebelum konsultasi dengan dokter ya pak, karena dapat terjadi kekambuhan.
“Sekarang kita masukkan dulu waktu minum obatnya kedalam jadwal ya pak...
Fase terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah bercakap cakap tentang tata cara minum obat yang benar ?
“ Nah sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari ? Sekarang kita tambahkan jadwal kegiatanya dengan minum
obat. Jangan lupa laksanakan dengan teratur ya...
“Baik pak, besok kita ketemu kembali untuk melihat sejauh mana perkembangan bapak melaksanakan kegiatan dan sejauh mana dapat
mencegah rasa cemas , Saya permisi dulu pak wassalamualaikum....
Strategi perencanaan tindakan keperawatan (SPTK)
Keluarga
Nama : khisbiyah
Pertemuan ke : 1
Tanggal/hari : Sabtu 6 maret 2021
Jam : 08:00
Proses keperawatan
Kondisi : Pasien sudah berlatih mengendalikan cemas dengan tarik nafas dalam, berbicara yang baik, mengambil air wudhu dan sholat ,
klien sudah tidak cemas lagi diruangan, keluarga mengunjungi klien dan terihat bertemu klien.
Diagnosa : perilaku kecemasan
Tindakan keperawatan SP 1 keluarga
 Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
 Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kecemasan(Penyebab, tanda gejala, perilaku yang muncul dan akibat
dari perilaku tersebut)
 Diskusikan bersama keluarga kondisi kondisi pasien yang perlu segera di laporkan kepada perawat.
Fase orientasi
“Perkenalkan bu nama saya perawat khis, saya perawat dari ruang mawar yang merawat bapak(pasien). Nama ibuk siapa ?
“Bisa kita berbincang bincang tentang masalah yang ibu hadapi ?
“untuk waktunya sekitar 30 menit ya bu...
“ Untuk tempatnya di mana bu ? di taman saja ya....
Fase kerja
“Bu, apa masalah yang ibu hadapi dalam merawat bapak? Baik bu saya akan coba jelakan tentang cara merawat bapak dan hal hal yang
perlu di perhatikan.
“Bu, cemas adalah suatu perasaan yang wajar tapi bisa tidak di salurkan dengan benar akan membahyakan dirinya sendiri, orang lain dan
lingkungan.
“ Penyebab suami ibu marah yaitu merasa gagal dalam usaha dan anak yang sulit diatur.
“Bila nanti wajah suami ibu tampak tegang dan cemas, lalu kelihatan gelisah artinya suami ibu cemas, dan biasanya seteleah itu akan
melampiaskan dengan caramerenung dan mondar mandir .
“Bila hal tersebut terjadi sebaiknya ibu tetap tenang , bicara lembut dan berimotivasi.
“Bila bapak masih cemas dan sedih segera bawa ke puskesmas atau rsj terdekat.
“Nah, selain itu ibu juga mengingatkan jadwal latihan cara mengontrol kecemasan yang di buat secara fisik, verbal, spiritual dan obat
teratur
“Kalau bapak melakukanya dengan baik jangan lupa dipuji ya bu...
Fase terminasi
“Bagaimana perasaan ibu setelah bercakap cakap tentang cara merawat bapak ?
“ Coba ibu sebutkan lagi cara merawat bapak”
“Setelah ini coba ibu ingatkan jadwal yang telah di buat oleh bapak ya bu...
“Baiklah bu kita akan bertemu besok tetapi dengan teman saya ya...
“ Baik bu kalau ibu sudah jelas saya pamit dulu wassalamualaikum....

Strategi perencanaan tindakan keperawatan


Keluarga
Nama : Enik
Pertemuan : ke 2
Tanggal/hari: Minggu, 7 Maret 2021
Jam : 16.00 wib
Proses keperawatan
Kondisi : Keluarga sudah mendapatkan penjelasan tentang kondisi pasien dan cara merawatnya di rumah.
Diagnosa : kecemasan
Tindakan keperawatan SP 2 Keluarga :
 Evaluasi pengetauhan keluarga tentang cemas
 Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang telah di anjarkan oleh perawatan
 Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila pasien dapa melakukan dengan benar
 Diskusikan dengan keluarga tindakan yang harus dilakukan bila pasien menunjukkan gejala perilaku kecemasan
Fase orientasi :
“Selamat pagi bu, perkenalkan saya perawat enik, saya perawat dari ruang mawar, Nama ibu siapa ?
“ Baik bu di sini saya akan melanjutkan latihan cara mengontrol rasa cemas bapak, Apakah ibu bersedia ?
“Untuk waktunya sekitar 40 menit ya bu..
“Untuk latihanya di sini saja ya bu... ,saya panggilkan bapak supaya bisa berlatih bersama
Fase kerja
“Nah pak, coba sebutkan latihan yang sudah bapak lakukan. Ya bagus pak, coba perlihatkan jadwal latihan kepada ibu, ya bagus sekali
pak
“Nah ibu nanti bisa membantu latihan bapak di rumah.”
“Masih ingat ya pak,bu kalau tanda tanda cemas sudah bapak rasakan maka yang harus di lakukan bapak adalah ?”
“Ya betul sekali pak, Begini pak, kalau tanda tanda tadi sudah bapak rasakan maka bapak berdiri, lalu tarik nafas dari hidung, tahan
sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan lahan melalui mulut seperti mengeluarkan segala kecemasan bapak dan seakan energi positif
masuk ke tubuh bapak . Ayo coba lagi, tarik hidung, lalu tahan,dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali.
“Bagus sekali pak, sudah bisa melakukanya dengan baik
“Cara yang kedua masih ingat bu..?
“Ya benar, kalau ada yang menyebabkan bapak cemas, bapak bisa melakukan relaksasi dengan jalan - jalan dan membuang segala
perasaan cemas bapak
“jadi kalau bapa cemas dan gelisah bapak , langsung ke taman dan merelaksasikan pikiran serta ketegangan bapak . Nah, coba lakukan
jalan jalan dan menghirup udara segar . Ya bagus sekali pak.
“Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan resah dan cemas. Dan jangan lupa untuk selalu berfikiran positif.
“Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah cemas. Kalau rasa cemas sudah di salurkan ,maka kita bicara dengan orang
yang membuat kita marah. Ada tiga caranya pak.
a) Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak mengunakkan kata kata yang kasar.
b) Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukanya, katakan” maaf saya tidak bisa melakukanya
karena saya ada pekerjaan”. Coba bapak praktekan . bagus sekali pak
c) Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal bapak dapat mengatakan”saya jadi ingin
marah akibat perkataanmu itu”. Coba lakukan pak. Ya bagus sekali pak
“ Cara berikutnya jika bapak marah bapak bisa langsung duduk dan langsung tarik nafas dalam. Jika tidak reda bisa langsung ambil air
wudhu dan sholat.”
“Bapak bisa melakukan sholat secara teratur dengan di dampingi ibu untuk meredakan rasa cemas.”
“Cara terakhir yaitu minum obat dengan teratur ya pak, agar pikiran bapak menjadi tenang, tidurnya juga tenang, tidak ada rasa cemas.”

Fase terminasi
“Baiklah bu latihan kita sudah selesai, Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan cara - cara mengontrol cemas langsung kepada
bapak ?
“Bisa ibu sebutkan lagi ada beberapa cara mengontrol cemas?
“Selanjutnya tolong pantau dan motivasi bapak bapak melaksanakan jadwal yang telah di buat selama di rumah nanti, dan jangan lupa
memberikan pujian jika bapak melakukanya dengan benar.
“Karena bapak sebentar lagi sudah di bolehkan untuk pulang kita akan bertemu besok lagi tetapi ya bu....
“Baiklah bu kalau sudah tidak ada yang di tanyakan lagi saya pamit dulu ,wassalamualaikum..

Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SPTK)


Keluarga
Nama : Sonya Putri
Pertemuan : ke 3
Tanggal/hari : Senin, 8 Maret 2020
Jam : 09:00 wib
Proses keperawatan
Kondisi : Keluarga sudah mengerti cara merawat pasien dirumah dan sudah di latih langsung ke Pasien.Pasien sudah tidak nampak tegang
dan sudah terlihat tenang.
Diagnosa : Perilaku kekerasan
Tindakan keperawatan SP 3 Keluarga :
 Buat perencanaan pulang bersama keluarga
 Ajarkan keleuarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila dapat melakukan kegiatan dengan tepat
 Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus di lakukan bila pasien menunjukkan gejala gejala perilaku
kekerasan.
Fase orientasi :
“Selamat pagi pak, bu , karena besok bapak sudah di perbolehkan pulang maka kita bertemu untuk membicarakan jadwal bapak selama
di rumah...
“Nah sekarang bagaimana kalau bicarakan jadwal di rumah, tempatnya di sini saja ya bu...
“untuk waktunya sekitar 30 menit
Fase kerja
“Pak , bu jadwal yang sudah di buat di rumah sakit tolong di lanjtkan di rumah, baik jadwal aktivitas dan jadwal minum obat. Mari kita
lihat jadwal bapak....
“Hal hal yang perlu di perintahkan lebih lanjut yaitu perilaku yang tampilkan oleh bapak selama di rumah. Kalau misalnya bapak menolak
minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi maka secepatnya hubungi puskesmas terdekat.
Fase terminasi
“Bagaimana bu? Ada yang ingin di tanyakan? Coba ibu sebutkan apa saja yang perlu di perhatikan? Bagus bu. Baiklah jika sudah tidak ada
yang di tanyakan saya pamit dulu wassalamualaikum...
G. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN JIWA
Nama :Ny.M

Tanggal Diagnosa
No Tindakan Keperawatan Evaluasi Ttd
Jam Keperawatan
Selasa Ansietas DS: S:

02/02/21  Klien mengatakan merasa cemas dengan  Klien mengatakan masih merasa
kondisi kesehatannya yang sedang menderita cemas dengan kondisi
09.00 SP 1 Pasien
penyakit DM dengan gula darahnya naik kesehatannya yang sedang
turun. menderita penyakit DM dengan
 Klienmengatakan takut bila nanti dirinya akan gula darahnya naik turun
disuntik insulin.  Klienmengatakan masih merasa
 Klien mengatakan memikir anaknya yang takut bila nanti dirinya akan
sedang ditinggal suaminya selama 5 thn lebih. disuntik insulin
DO:  Klien mengatakan senang bisa
mengungkapkan rasa cemasnya
- Klien tampak cemas
O:
- Klien tampak gelisah
- TTV  Klien mampu mengungkapkan
o
TD : 130/ 90 mmHgN:100xS: 36 CRR: apa yang difikirkan yang
20x/mnt membuat dirinya cemas.
- Klien tampak tidak dapat duduk  Klien mampu mempraktekan
dengan tenang teknik relaksasi
Diagnosa Keperawatan:  Klien memasukan terapi relaksasi
yang biasanya dilakukan ke dalam
 Ansietas Sedang
jadwal harian.
Tindakan keperawatan:
 Pasien tampak paham saat
1. Membina hubungan saling percaya dianjurkan untuk makan sedikit
1) Sapa klien dengan ramah, baik verbal dan dalam kondisi hangat serta
maupun non verbal tinggi protein
2) Perkenalkan diri dengan sopan  Klien mengungkapkan perasaan
3) Tanyakan nama klien dan panggilan yang cemasnya, dan sudah memahami
disukai penyebab kecemasanya, latihan
4) Jelaskan tujuan dari pertemuan relaksasi berjalan optimal.

5) Membuat kontrak (topik, waktu, tempat, A: Tujuan tercapai.

tujuan) setiap kali bertemu pasien P:


2. Membantu pasien mengenal ansietas
 Pertahankan SP 1 Pasien
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan
 Lanjutkan intervensi SP 2 Pasien
menguraikan perasaannya
 Bimbing klien untuk melakukan
2) Gunakan pertanyaan terbuka untuk
kegiatan sesuai jadwal
mengalihkan dari topik yang mengancam
3) Bantu pasien mengenal penyebab
ansietas
4) Bantu pasien menyadari perilaku akibat
ansietas
5) Mengajarkan pasien teknik relaksasi
untuk meningkatkan kontrol dan
rasapercaya diri : pengalihan situasi
3. Menganjurkan pasien untuk memasukan ke
dalam jadwal harian.
4. Menganjurkan pasien untuk makan sedikit
tapi sering dengan kondisi masih hangat dan
mengonsumsi makanan dengan yang tinggi
protein
Rabu Ansietas DS: S:
03/02/21 1 Klien mengatakan masih merasakan cemas ,  Klien mengatakan senang setelah
rasa takut masih ada , Klien mengatakan mempraktekkan terapi distraksi yaitu
11.00 SP 2 Pasien
masih sulit tidur dengan melakukan hal yang disukai
2 Klien mengatakan nafsu makan perlahan (membuat keset)

meningkat.  Klien mengatakan akan memasukkan


DO: terapi distraksike dalam jadwal harian
O:
1. Klien terlihat kurang bersemangat
2. Tampak masih khawatir  Klien memasukan hal yang disukai ke

Diagnosa Keperawatan : dalam jadwal harian.


 Klien sudah mampu mengontrol rasa
Ansietas Sedang
cemas.
Tindakan Keperawatan : A : Tujuan Tercapai
P:
1. Mendiskusikan kegiatan daan hal yang
disukai klien lakukan untuk mengurangi rasa  Pertahankan SP 1, 2 Pasien
cemas  Lanjutkan intervensi SP 3 Pasien
2. Mengajarkan teknik  Bimbing klien untuk melakukan
distraksiuntukmengurangi kecemasan kegiatan sesuai jadwal
Kamis Ansietas DS S:
 Klien mengatakan bahwa cemasnya dan
04/07/20  Klien mengatakan senang setelah
rasa takut sudah sedikit berkurang,
berlatih teknik hypnosis 5 jari
11.00 SP 3 Pasien
 nafsu makan meningkat,
 Klien mengatakan senang setelah
 kesulitan tidur berkurang berlatih 3 teknik untuk mengontrol
DO cemas.
 Klien tampak tampak rileks dan terlihat  Klien mengatakan akan
santai mempraktekkan terapi hypnosis 5
 Sesekali klien tersenyum jari untuk menurunkan rasa

Tindakan Keperawatan : cemasnya


O:
1. Mendiskusikan kegiatan yang biasa klien
lakukan untuk mengurangi rasa cemas Klien terlihat berlatih dengan

2. Mengajarkan teknik hypnosis 5 jari semangat


Klien tampak antusias dengan latihan
3. Membantu pasien mempraktikkan teknik
teknik hypnosis 5 jari
terapi relaksasi teknik hypnosis 5 jari
Klien memasukan relaksasi hypnosis 5
jari ke dalam jadwal harian
A:
Klien sudah bisa melakukan terapi
relaksasi, distraksi dan hypnosis 5 jari
dengan mandiri).
Tujuan tercapai

P:

 Pertahankan intervensi SP 1,2,3


Pasien
 Lanjutkan Intervensi SP 4 pasien
 Bimbing klien untuk melakukan
kegiatan sesuai jadwal.
EVALUASI

Evaluasi penilaian kemampuan pasien dengan Ansietas

Nama pasien :Ny.M

Petunjuk pengisian

1. Beri tanda ( V ) jika pasien mampu melakukan kemampuan dibawah ini


2. Tulis tanggal setiap dilakukan supervise

No Kemampuan Tanggal

A Pasien 02 03 04 05

1 Menyebutkan penyebab ansietas, tanda dan gejala, V


dan penyebab timbulnya kecemasan

2 Mampu mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk V


meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri :Tarik
nafas panjang

3 Mampu mendemonstrasikan teknik dikstraksi untuk V


meningkatkan kontrol diri dan mengurangi
kecemasan; melakukan hal yang klien sukai (membuat
keset)

4 Mampu mendemonstrasikan teknik hypnosis 5 jari V

6 Memasukan kegiatan sepiritual dalam jadwal harian

5 Mendiskusikan mengenai jadwal harian yang akan V V V


dilakukan untuk meningkatkan kemampuan untuk
mengurangi kecemasan.

6 Mendiskusikan mengenai perasaan yang membuatnya V


cemas

B Keluarga

1 Mendiskusikan pentingnya peran keluarga sebagai V


pendukung untuk mengatasi kecemasan

2 Menyebutkan tiga cara merawat pasien ansietas V


(memberikan pujian, menyediakan fasilitas

untuk pasien, dan melatih pasien melakukan


kemampuan

3 Mampu mempraktekkan cara merawat pasien V

Kesilmpulan :

Saat pertama kali bertemu tatap muka dengan klien, klien terlihat cemas, dan tidak bersemangat, klienmampu
menyebutkan cara-cara yang dapat mengurangi rasa cemas yang ia miliki dan mampu melatih 3 cara terapi untuk
kecemasan dengan baik, dan memasukanya kedalam jadwal hariannya untuk menurunkan rasacemasnya.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ansietas adalah keadaan emosi dan pengalaman subyektif individu, tanpa objek yang
spesifik karena ketidaktahuan dan mendahului semua pengalaman yang baru seperti masuk
sekolah, pekerjaan baru, atau melahirkan anak (Stuart, 2009).

Kecemasan merupakan suatu keadaan perasaan gelisah, ketidaktentuan, ada rasa takut
dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui masalahnya
(Pardede & Simangunsong, 2020).

Kecemasan merupakan suatu respon psikologis maupun fisiologis individu terhadap


suatu keadaan yang tidak menyenangkan, atau reaksi atas situasi yang dianggap mengancam
(Hulu & Pardede, 2016).

B. Saran
Semoga dengan makalah ini rekan-rekan dapat mengerti dan memahami mengenai
ansietas beserta asuhan keperawatannya. dengan tujuan agar dapat bermanfaat untuk
menjalankan tugas sebagai perawat jiwa kedepannya. Kritik dan saran sangat diharapkan
untuk pengerjaan berikutnya yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, K.M (1996). Nursing Care of the Addicted Client. Philadelphia : Lippincott
Budi Anna K, dkk. (2006). Modul IC CMHN : Manajemen Kasus Gangguan Jiwa dalam keperawatan
kesehatan jiwa komunitas FIK-UI dan WHO. Jakarta.Indonesia
Sullivan,E.J. (1995).Nursing Care of Clients with Substances Abuse. St Louise : Mosby
Azizah, Lilik Ma’rifatul. (2011). Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta. Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai