Anda di halaman 1dari 7

NASKAH PUBLIKASI

EKSPLORASI TRANSOVARIAL VIRUS DENGUE PADA NYAMUK


Aedes Sp DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNG MUNDU
KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TAHUN 2019

Ratna Fitasari*), Aris Santjaka**), Mela Firdaust***)


Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang,
Jl. Raya Baturaden KM 12 Purwokerto, Indonesia

Abstrak

Transmisi virus dengue dapat terjadi secara horisontal dan vertikal. Transmisi horisontal terjadi ketika nyamuk
Aedes Sp menggigit penderita kemudian menularkan orang yang rentan melalui gigitan saat menghisap darah.
Transmisi vertikal atau transovari terjadi karena virus dengue memasuki tubuh nyamuk Aedes Sp kemudian
menginfeksi telur yang dihasilkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya transovarial virus
dengue pada nyamuk Aedes Sp di wilayah kerja Puskesmas Kedung Mundu Kecamatan Tembalang Kota
Semarang. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksploratif dengan menggunakan metode ELISA. Metode ini
digunakan karena teknik pengerjaannya yang relatif sederhana, ekonomis, dan memiliki sensitivitas yang cukup
tinggi. Metode ini dilakukan dengan cara menumbuk tubuh nyamuk dengan penambahan PBS 10 ml dan
perbandingan setiap pengisian buffer. Hasil pembacaan ELISA yaitu hasil positif dengan AV lebih dari 0,52077
dan hasil negatif AV kurang dari 0,52077. Pengambilan sampel telur nyamuk didapatkan dari 36 rumah
kemudian direaring. Sampel nyamuk yang diperiksa sebanyak 120 nyamuk Aedes Sp terbagi menjadi 12 pulling.
Setiap pulling terdiri dari 5 jantan dan 5 betina. Pemeriksaan menggunakan menunjukan hasil negatif. Hasil
tersebut menunjukkan tidak adanya transmisi transovarial di Wilayah Kerja Puskesmas Kedung Mundu
Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Sebagai penelitian awal mengenai virus dengue pada nyamuk Aedes Sp
dengan hasil tidak ada transmisi transovarial virus dengue pada nyamuk Aedes Sp perlu mendapat perhatian
karena secara teoritis prosentase vektor dibanding nyamuk adalah sebesar 0,0% sampai 16,67%. Jadi, perlu
adanya penelitian sejenis dengan metode yang lebih detail seperti metode RT-PCR untuk mendukung sistem
kewaspadaan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Tembalang.

Kata Kunci : virus dengue, transovari, Aedes Sp

Abstract
Transmission of dengue virus can occur horizontally and vertically. Horizontal transmission occurs when the
Aedes Sp mosquito bites the sufferer and then transmits susceptible people through bites while sucking blood.
Vertical transmission or transovary occurs because the dengue virus enters the body of the Aedes Sp mosquito
then infects the resulting egg. The purpose of this research was to determine the existence of transovarial dengue
virus in Aedes Sp mosquitoes in the working area of Kedung Mundu Health Center in Tembalang District,
Semarang City. The type of research used is explorative using the ELISA method. This method is used because
the processing technique is relatively simple, economical, and has a high enough sensitivity. This method is done
by mashing the body of the mosquito with the addition of 10 ml PBS and comparison of each buffer filling. The
results of ELISA readings are positive results with AV more than 0.52077 and negative AV results less than
0.52077. Sampling of mosquito eggs was obtained from 36 houses then rearing process. The mosquito samples
examined were 120 Aedes Sp mosquitoes divided into 12 pulling. Each pulling consists of 5 males and 5 females.
Examination show a negative results. These results indicate the absence of transovarial transmission in the
Kedung Mundu Health Center Working Area in Tembalang District, Semarang City. As a preliminary study of
dengue virus in Aedes Sp mosquitoes with the results of no transovarial transmission of dengue virus in the Aedes
Sp mosquito, it needs attention because theoretically the percentage of vectors versus mosquitoes is 0.0% to
16.67%. So, it is necessary to have similar research with more detailed methods such as the RT-PCR method to
support the alertness system of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) cases in Tembalang District.

1
Keywords : dengue virus, transovary, Aedes Sp

*)
Email: fitaratna10@gmail.com
**)
Email: Arissantjaka@gmail.com
***)
Email: melafirdaust.airlangga@gmail.com

Pendahuluan: Demam Berdarah Dengue 1. Pemasangan Ovitrap


(DBD) masih menjadi masalah kesehatan hampir di Pemasangan ovitrap dilakukan di satu
seluruh dunia. Sejak tahun 1968 DBD meningkat, kelurahan yaitu Kelurahan Jangli dengan tiga
dengan semakin bertambahnya daerah endemis dan titik pemasangan (Kasus 1, 2, dan 3). Titik
meluasnya daerah yang mengalami wabah (WHO, pusat pemasangan ovitrap adalah rumah
2012, h.1). Kota Semarang merupakan salah satu penderita, kemudian diambil radius 100 meter
daerah endemis di Jawa Tengah yang menduduki pada setiap sisi timur, barat, utara, dan selatan.
peringkat ke 22 se-nasional. Rumah yang dipasang ovitrap sebanyak 36
Transmisi virus dari vektor dapat terjadi rumah. Setiap rumah dilakukan pemasangan
secara horisontal dan vertikal. Transmisi virus dari sebanyak dua buah yaitu satu buah di kamar
vektor dapat terjadi secara horisontal yaitu dengan mandi dan satu buah di dalam kamar tidur.
cara menggigit seorang penderita. Virus ditularkan Penggunaan atraktan jerami 20% digunakan
ke orang yang rentan melalui gigitan saat untuk menarik nyamuk bertelur di ovitrap.
menghisap darah. Virus berpindah dari nyamuk ke Telur yang didapatkan dikode dan
orang yang dihisap darahnya melalui air liur (Nova, dimasukkan ke dalam plastik untuk dikeringkan
2013, h.1). Transmisi secara vertikal yaitu ketika sebelum direaring di Balai Litbang P2B2
virus memasuki tubuh nyamuk lalu menginfeksi Banjarnegara untuk kemudian dikode kembali
ovarium dan kemudian menginfeksi telur yang sesuai dengan pulling pemeriksaan. Di
dihasilkan. Mekanisme transmisi vertikal inilah Laboratorium Entomologi Balai Litbang P2B2
yang menyebabkan keberadaan virus Dengue tetap Banjarnegara, telur dari masing-masing plastik
terpelihara di lingkungan (Akbar, dkk, 2008 dalam dipindahkan dalam brider. Masing-masing
Nova, 2013, h.1). brider diberi kode sesuai dengan pulling
Laporan kasus DBD tahun 2014-2018, pemeriksaan. Kegiatan pemantauan yang
Puskesmas Kedung Mundu merupakan wilayah dilakukan yaitu pengukuran suhu dan
Kecamatan Tembalang dengan kejadian kasus DBD kelembaban secara kontinyu serta pemberian
paling tinggi di Kota Semarang yaitu berjumlah 879 makan larva dengan dog food dan nyamuk
kasus. Kelurahan Jangli mempunyai kejadian kasus dengan larutan gula 10% tanpa kesempatan
DBD tertinggi kedua di Wilayah Kerja Puskesmas untuk menghisap darah. Nyamuk direaring
Kedung Mundu. yaitu berjumlah 5 kasus di tahun menjadi dewasa dengan lalu dimatikan dengan
2018 (DKK Semarang, 2018). cara dimasukkan dalam freezer selama menit,
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemudian diidentifikasi. Nyamuk diidentifikasi
eksplorasi transovarial virus dengue pada nyamuk dengan menggunakan mikroskop disceting
Aedes Sp di Wilayah Kerja Puskesmas Kedung untuk mengetahui spesiesnya.
Mundu Kecamatan Tembalang Kota Semarang 2. Pemeriksaan Transovari Metode ELISA
yang merupakan daerah endemis di Provinsi Jawa Nyamuk yang telah diidentifikasi
Tengah. Adanya transovarial virus dengue kemudian dilakukan pemeriksaan dengan
menunjukkan adanya keberadaan vektor dan menggunakan metode ELISA karena memiliki
endemisitas secara permanen. sensitivitas dan spesifitas yang tinggi, hasil
Bahan dan Metode : Jenis penelitian yang kuantitatif ELISA dapat dibaca secara visual,
digunakan adalah eksploratif. Penelitian ini didesain secara spesifik untuk men-screen (baca
digunakan untuk mencari keberadaan nyamuk cepat, read) sejumlah besar spesimen sekali
Aedes Sp yang terdeteksi virus dengue di wilayah waktu, dan reagen yang digunakan untuk
kerja Puskesmas Kedung Mundu Kecamatan ELISA stabil dan dapat didistribusikan ke
Tembalang Kota Semarang. Penelitian ini dilakukan laboratorium distrik lain atau daerah lain.
di Kelurahan Jangli Kecamatan Tembalang Kota Nyamuk yang telah dimatikan dalam
Semarang dengan model penularan cluster. Sampel freezer dan diidentifikasi, kemudian
nyamuk yang dideteksi direaring pada telur dari dihomogenkan dengan PBS 50 ml, kemudian
hasil pemasangan ovitrap. dilarutkan dalam buffer dengan perbandingan

2
1:4. Plating sampel ke microplate dan kontrol
dengan aquadest. Kemudian inkubasi selama 2 400
jam pada suhu 37oC. Kemudian cuci
menggunakan washing buffer 100 µl per well 300
sebanyak 3 kali. Masukkan anti dengue 50 ml
per well. Kemudian inkubasi kembali selama 2 200
jam pada suhu 37oC. Kemudian cuci kembali
menggunakan washing buffer 100 µl per well 100
sebanyak 3 kali. Kemudian masukkan substrat
0
NPP 50 ml per well agar enzim dapat berikatan
dan memberi sinyal terhadap keberadaan 2014 2015 2016 2017 2018 2019
antigen. Kemudian inkubasi suhu ruang selama Gambar 1. Kejadian Demam Berdarah Dengue
30 menit lalu dilakukan pembacaan dengan Kecamatan Tembalang Kota Semarang
ELISA reader. Hasil pembacaan ELISA reader
menunjukkan hasil positif dengan nilai AV Kejadian DBD di Kecamatan
lebih dari 0,52077 sedangkan hasil negatif Tembalang merupakan kasus tertinggi DBD di
dengan nilai AV kurang dari 0,52077.
Kota Semarang. Kejadian DBD Kecamatan
Tembalang tercatat pada tahun 2014 sampai 14
Hasil : Hasil penelitian dapat dikategorikan Februari 2019 menunjukkan adanya data yang
menjadi tiga kelompok yaitu : naik turun dengan kecenderungan turun dan
1. Kondisi Geografis dan Endemisitas DBD diperkirakan meningkat pada tahun 2016.
Kecamatan Tembalang Kota Semarang Perkiraan kasus meningkat karena jumlah kasus
Kecamatan Tembalang mempunyai luas dua bulan yang sama dengan kasus satu tahun
wilayah sebesar 4.177,62 ha yang terdiri dari 12 sebelumnya.
kelurahan. Kelurahan Jangli merupakan salah
satu kelurahan dari Kecamatan Tembalang P e t a K e ja d ia n D B D K e c a m a t a n T e m b a la n g

dengan luas wilayah sebesar 207,50 ha. Lokasi


T ah u n 2 0 1 9

SEN D AN G G U W O

Kecamatan Tembalang memiliki ketinggian Penelitian TA N D A N G


K E D U NG M U N DU
N

rata-rata dari seluruh kelurahan adalah 125 J A N G LI


S A M B IR O T O

W E

mdpl. Ketinggian termasuk kategori dataran


SEN D AN G MU L YO

MAN G U N H AR JO S
TE M B A L A N G

rendah yang potensial terdapat kasus DBD B U LU S A N


METE SEH

antara ketinggian 12,5-125 mdpl. Apabila KR AMA S RO W O S A R I

ketinggian tempat di atas 1.000 mdpl maka T e m b a la n g .s h p


R en d a h
Sedan g
suhu udara akan rendah, secara umum T in g g i

perubahan antara 5oC-6oC nyamuk tidak hidup 5 0 5 1 0 M ile s

dan akan mengalami kesulitan beradaptasi. Gambar 2. Peta Kejadian Demam Berdarah
Nyamuk beradaptasi pada kelembaban tinggi, Dengue Kecamatan Tembalang Kota Semarang
sehingga pada kelembaban rendah nyamuk
akan mengalami kekeringan. Kelurahan Jangli merupakan salah satu
Kondisi geografis di Kelurahan Jangli kelurahan di Kecamatan Tembalang. Kasus
Kecamatan Tembalang mempengaruhi kondisi DBD mencapai 37 kasus tercatat pada tahun
lingkungan yang optimal untuk kehidupan 2014 sampai 2019. Kasus DBD menduduki
nyamuk, sehingga perkembangannya akan peringkat-9 di Kecamatan Tembalang dengan
cepat. Dengan demikian memperbesar kontak model penularan cluster.
dengan manusia dampaknya risiko penularan Kelurahan Jangli dengan kasus DBD
semakin besar. Hasil pengukuran pencahayaan, dan model penularan cluster merupakan salah
suhu, kelembaban, dan data curah hujan yaitu satu indikator adanya faktor resiko terjadinya
rata-rata pencahayaan berkisar antara 35 lux - DBD. Faktor resiko berupa hidupnya vektor
46 lux termasuk pencahayaan yang optimal penular DBD di wilayah tersebut. Daya dukung
karena <60 lux, rata-rata suhu berkisar antara lingkungan yang optimal seperti pencahayaan,
30,0oC-31,1oC termasuk tidak melebihi 40 oC, suhu, kelembaban, dan curah hujan
rata-rata kelembaban berkisar antara 63% - menyebabkan nyamuk dapat hidup dengan baik
68,9% termasuk cocok karena >60%, dan data dan siklus pertumbuhan nyamuk terbentuk.
rata-rata curah hujan bulan Januari – Februari
sebesar 231 mm merupakan musim penghujan.

3
2. Indeks Ovitrap Kode
Jantan Betina Jumlah Ket
Sampel
80 JLK2 5 5 10 1 pull
JL2B 5 5 10 berisi
60 JL2S 5 5 10 10 ekor
JL2T 5 5 10 nyamuk
40 JLK3 5 5 10 Aedes Sp
JL3B 5 5 10
20 JL3U 5 5 10
JL3T 5 5 10
0 JUMLAH 120
Kasus 1 Kasus 2 Kasus 3

Gambar 3. Persentase Indeks Ovitrap pada Tiga Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Transovari Metode
Kasus Di Kelurahan Jangli Kecamatan ELISA
Tembalang Kota Semarang Tahun 2019 Kode Sampel Positif (+) Negatif (-)
Hasil perhitungan indeks ovitrap JLK1 0 1
didapatkan range antara 26,92%─64,28%. Hasil JL1B 0 1
perhitungan menunjukkan bahwa indeks ovitrap JL1S 0 1
yang didapatkan mempunyai dua kategori yaitu JL1U 0 1
kategori sedang (20%≤IO<40%) dan kategori JLK2 0 1
tinggi (≥40%). JL2B 0 1
Kamar mandi yang lebih berpotensi JL2S 0 1
sebagai tempat perindukan (breeding place) JL2T 0 1
karena kondisi kamar mandi yang memiliki JLK3 0 1
kelembaban udara yang lebih tinggi daripada di JL3B 0 1
kamar tidur dan kondisi kamar mandi yang JL3U 0 1
memungkinkan untuk diletakkan ovitrap. JL3T 0 1
Kasus 1, kasus 2, dan kasus 3 Jumlah 0 12
merupakan tiga lokasi yang saling berdekatan
dengan kondisi perumahan yang saling Hasil pemeriksaan pembacaan hasil
berdekatan dengan kondisi lingkungan yang dengan ELISA reader menunjukkan bahwa hasil
sesuai. Pengukuran suhu yang didapatkan pada positif dengan nilai AV lebih dari 0,52077
range 30,3oC -31,1oC dan kelembaban pada sedangkan hasil negatif dengan nilai AV kurang
range 63% - 68,9%. Suhu optimal nyamuk dari 0,52077.
adalah 25oC – 27oC dan tidak kurang dari 18oC Sampel yang diperiksa sebanyak 120
serta tidak lebih dari 31oC. Kelembaban optimal ekor nyamuk yang didapatkan dari 12 titik
untuk nyamuk adalah diatas 60%. Hal tersebut pengambilan sampel. Dengan teknik
menunjukkan bahwa kondisi lingkungan pengambilan sampel pada setiap pulling adalah
mendukung adanya kehidupan nyamuk 5 jantan dan 5 betina. Sistem pemeriksaan
sehingga mempengaruhi ovitrap indeks (OI). dikelompokkan menjadi 12 kode dengan
banyaknya 10 nyamuk per pull. Dapat dilihat
pada Tabel 1. Cara untuk mendeteksi adanya
3. Pemeriksaan Transovari Metode ELISA virus dengue pada penelitian ini yaitu
Sampel yang diuji transovari sebanyak 120 menggunakan metode ELISA.
ekor nyamuk yang dikelompokkan menjadi 12 Hasil pemeriksaan nyamuk Aedes Sp
pulling pemeriksaan. yang ditunjukkan pada Tabel 2. tidak
menunjukkan adanya virus dengue sehingga
Tabel 1. Sampel Pemeriksaan Transovari berupa menunjukkan tidak terjadinya transovari karena
Nyamuk Aedes Sp hasil pembacaan AV kurang dari 0,52077.
Kode Keseluruhan hasil yang negatif pada
Jantan Betina Jumlah Ket penelitian ini bukan berarti sampel nyamuk
Sampel
JLK1 5 5 10 Aedes Sp yang dikumpulkan tidak mengandung
JL1B 5 5 10 virus dengue. Dengan tidak ditemukannya virus.
JL1S 5 5 10 Secara teoritis prosentase vektor dibanding
nyamuk adalah sebesar 0,0%-16,67% dengan
JL1U 5 5 10

4
menggunakan metode RT-PCR, ELISA, dan Kecamatan Tembalang Kota Semarang melalui
Imunositokimia. Dengan demikian peluang prosedur rearing.
untuk mendapatkan nyamuk yang mengandung Penelitian lanjutan yang diperlukan untuk
virus dengue kecil. pemeriksaan dengan metode RT-PCR dengan
Kejadian luar biasa (KLB) Demam jumlah sampel yang diperiksa diperbanyak. Selain
Berdarah Dengue di Kelurahan Jangli terjadi itu, pemeriksaan transovari dilakukan pada daerah
pada tahun 2014-2015 dengan Kecamatan endemis lain di Kecamatan Tembalang khususnya
Tembalang mempunyai kasus DBD tertinggi Wilayah Kerja Puskesmas Kedung Mundu karena
khususnya Puskesmas Kedung Mundu. Serta kasus DBD selalu tertinggi dan belum adanya
mengalami penurunan kasus pada tahun penelitian yang sejenis. Dimana suatu wilayah
berikutnya tetapi masih tinggi untuk kasus dengan penderita DBD memiliki potensi terjadinya
DBD. transmisi virus dengue yang lebih tinggi karena di
Data fogging tahun 2018 sampai 2019 wilayah tersebut terdapat sumber penularan virus
menyatakan bahwa Kecamatan Tembalang tidak dengue secara transovarial yakni dari induk nyamuk
dilakukan fogging sehingga kasus DBD tetap ke keturunannya.
tinggi. Penurunan kasus DBD dari tahun 2016
diperkirakan karena berkurangnya tempat Daftar Pustaka
perkembang biakan nyamuk dan pengendalian Andi Mulia Tjahjasari. 2009. Deteksi dan
nyamuk Aedes Sp yang sekarang telah Penentuan Serotipe Virus Dengue Tipe 4
dipertegas dengan adanya kegiatan PSN dan dari Nyamuk Aedes Aegypti dengan
penggunaan pestisida di rumah tangga. Menggunakan Metode Reverse
Kasus DBD yang terjadi pada bulan Transcriptase-polymerase Chain Reaction
Januari sampai Februari dapat disebabkan oleh (RT-PCR) Di Kota Medan. Tesis. Medan :
pergerakan faktor penjamu seperti anak-anak Universitas Sumatera Utara.
yang umumnya memulai sekolah setelah libur Anggun Paramita Djati, dkk. 2010. Faktor Risiko
panjang. Hal ini menyebabkan banyaknya faktor Demam Berdarah Dengue di Kecamatan
resiko sesudah masa perkembangbiakan nyamuk Wonosari Kabupaten Gunungkidul Provinsi
Aedes Aegypti pada penghujung tahun yang DIY (onine).
sangat berperan dalam dominasi serotipe virus http://kesmas.unsoed.ac.id/sites/default/files/
dengue (Andi, 2009, h.60). file-unggah/Anggun%20Pramita3.pdf
Penelitian ini nyamuk Aedes Sp yang (diakses pada 12 April 2019 : 08.01 WIB).
menjadi sampel merupakan nyamuk yang baru Aris Santjaka. 2013. Malaria Pendekatan Model
berkembang dari larva menjadi dewasa dan Kausalitas. Yogyakarta : Nuha Medika.
tidak mengandung keturunan virus dengue. Atika Kusumastuti. 2017. Hubungan Potensi
Kemungkinan lain karena pemeriksaan nyamuk Penularan Dengan Kejadian Penyakit
hanya menggunakan 10 ekor nyamuk dari setiap Demam Berdarah Dengue (DBD) Di
titik yang telah ditentukan dan menunjukkan Wilayah Ekskotatif Purwokerto Kabupaten
bahwa kecilnya kesempatan untuk menemukan Banyumas Skripsi. Purwokerto :
nyamuk yang terdeteksi virus dengue. Penelitian Kementerian RI Politeknik Kesehatan
ini mencakup Wilayah Kerja Puskesmas Kedung Kemenkes Semarang Jurusan Kesehatan
Mundu Kecamatan Tembalang Kota Semarang, Lingkungan Purwokerto.
sehingga penelitian ini juga dapat dijadikan Badan Pusat Statistik Kota Semarang. 2018.
sebagai awal dari penelitian virus dengue pada Kecamatan Tembalang Dalam Angka.
nyamuk Aedes Sp di Wilayah Kerja Puskesmas Semarang Tahun 2018 : CV. Citra Yunda
Kedung Mundu Kecamatan Tembalang Kota Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor
Semarang. dan Reservoir Penyakit Kemenkes RI. 2017.
Pedoman Pengumpulan Data Vektor
Kesimpulan : Berdasarkan penelitian yang (Nyamuk) Di Lapangan, Riset Khusus Vektor
telah dilakukan tentang Eksplorasi Transovarial dan Reservoir Penyakit Di Indonesia.
Virus Dengue Pada Nyamuk Aedes Sp Di Wilayah Cipto Aris Purnomo. 2010. Dinamika Penularan
Kerja Puskesmas Kedung Mundu Kecamatan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di
Tembalang Kota Semarang Tahun 2019 dengan Kecamatan Duren Sawit Kotamadya Jakarta
metode ELISA menunjukkan bahwa tidak ada Timur Tahun 2010. Tesis. Depok :
transmisi transovarial virus dengue pada nyamuk Universitas Indonesia.
Aedes Sp yang diperoleh dari Kelurahan Jangli

5
Darmo Handoyo. 2001. Prinsip Umum dan Lulu Wildani. 2017. Hubungan Maya Index dengan
Pelaksanaan Polymerase Chain Reaction Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD)
(PCR). Unitas 9 (1) : 17-29. Di Wilayah Ekskotatif Purwokerto
Departemen Kesehatan RI. 2007a. Ekologi dan Kabupaten Banyumas Tahun 2017. Skripsi.
Aspek Perilaku Vektor. Jakarta : Direktorat Purwokerto : Kementerian RI Politeknik
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Kemenkes Semarang Jurusan
Penyehatan Lingkungan (P2PL). Kesehatan Lingkungan Purwokerto.
Departemen Kesehatan RI. 2007. Survai Maksum Radji. 2010. Imunologi dan Virologi.
Entomologi Demam Berdarah Dengue. Jakarta : PT. Isfi Penerbitan.
Jakarta : Direktorat Jenderal Pengendalian Nova, dkk, 2013. Transmisi Trans-Ovari Virus
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dengue pada Nyamuk Aedes Aegypti dan
(P2PL). Aedes Albopictus di Kabupaten
Dessy, dkk. 2018. “Serotipe Virus Dengue dan Banjarnegara. Ekologi Kesehatan 12(3) :
Popolasi Aedes Aegypti dan Aedes 187-194.
Albopictus di Kota Bengkulu : Implikasi Profil Kesehatan Kota Semarang Tahun 2017.
Bagi Program Pencegahan Demam Ratna Pramurditya, dkk. 2016. Efektifitas Beberapa
Berdarah”. Berita Kedokteran Masyarakat Jenis Atraktan Dalam Menangkap Telur
34 (5) : 205-210. Nyamuk Aedes Sp Di Kelurahan Teluk
Erna Kusumawardani. 2012. Kejadian Demam Kecamatan Purwokerto Selatan Kabupaten
Berdarah Dengue (DBD) Di Wilayah Banyumas Tahun 2016. Skripsi, Purwokerto
Perdesaan Tahun 2012 (Daerah Perbatasan : Kementerian RI Politeknik Kesehatan
Kabupaten Bogor dan Kabupeten Lebak. Kemenkes Semarang Jurusan Kesehatan
Skripsi. Depok : Universitas Indonesia. Lingkungan Purwokerto.
Farida Kusuma Wardani. 2016. Dinamika Soedarto. 2010. Virologi Klinik. Jakarta : CV.
Penularan Penyakit Demam Berdarah Sagung Seto
Dengue (DBD) Di Wilayah Kerja Soegeng Soegijanto. 2005. Kumpulan Makalah
Puskesmas Mungkid Kabupaten Magelang. Penyakit Tropis dan Infeksi di Indonesia
Skripsi. Purwokerto : Kementerian RI Jilid 3. Surabaya: Airlangga University
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang Press.
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto. Soegeng Soegijanto. 2006. Demam Berdarah
Fedik Abdul Rantam. 2005. Virologi. Surabaya : Dengue. Surabaya : Airlangga University.
Airlangga University Press. Sugeng Riyanto. 2017. Hubungan Kepadatan
Genis Ginanjar. 2007. Demam Berdarah Dengue. Penduduk Dengan Kejadian Demam
Yogyakarta : Mizan. Berdarah Dengue Di Kabupaten Sleman.
Hanik Ngafiyani. 2015. Hubungan Transmisi KTI. Yogyakarta : Program Studi Pendidikan
Transovarial Virus Dengue dengan Kejadian Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Demam Berdarah Dengue di Daerah Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Endemis Studi Observasional Analitik pada Yogyakarta.
Nyamuk Aedes Aegypti Betina di Wilayah Sumarmo Sunaryo Poorwo Soedarmo. 2009.
Kerja Puskesmas Rowosari Kota Semarang Demam Berdarah (Dengue) pada Anak.
Tahun 2015. Skripsi. Semarang : Universitas Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Muhammadiyah Semarang. Valentina Damayanti. 2017. Eksplorasi Transovari
Heni Prasetyowati, 2008, Teknik Pendeteksi Virus di daerah endemis DBD di Wilayah Kerja
Dengue. Inside 3 (02) : 67-70. Pukesmas Purwokerto Selatan Kabupaten
Jonathan Cox. 2012. Mosquito Bite Delivery of Banyumas Tahun 2017. Skripsi. Purwokerto
Dengue Virus Enhances Immunogenicity and : Kementerian RI Politeknik Kesehatan
Pathogenesis in Humanized Mice. Virology Kemenkes Semarang Jurusan Kesehatan
86 (14) : 7637–7649. Lingkungan Purwokerto.
Kementerian Kesehatan RI, 2013. Pedoman WHO, 1998. Demam Berdarah Dengue. Jakarta :
Pengendalian Demam Berdarah Dengue Di Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Indonesia. Jakarta : Kemenkes RI Widiarti, dkk. 2009. Deteksi Antigen Virus Dengue
Lidiasani, dkk, 2016. “Deteksi Transmisi Pada Progeni Vektor Demam BErdarah
Transovarial Virus Dengue pada Aedes Dengue Metode Imunohistokimia. Penelitian
Aegypti dengan Teknik Imunositokimia di Kesehatan 37 (3) : 126-136.
Kota Manado”. e-Biomedik (eBm) 4(1) : 1-
6.

6
Widoyono. 2008. Penyakit Tropis Epidemiologi, http://riset.fk.unsoed.ac.id/2017/04/16/prinsip-elisa/
Penularan, Pencegahan, dan (diakses pada 30 November 2018 : 10.51
Pemberantasannya. Semarang : Erlangga. WIB).
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/4/ca https://microbeonline.com/elisa-test-for-
pter%20II.pdf (diakses pada 25 November antigenantibody-detection/ (diakses pada 7
2018 : 21.00 WIB). Januari 2019 : 8.00 WIB).

Purwokerto, 14 Juni 2019

Pembimbing II Pembimbing I

Mela Firdaust, SST., M.KL Dr. Aris Santjaka, SKM., M.Kes


NIP. 19871124 200912 2 001 NIP. 19650212 198702 1 002

Anda mungkin juga menyukai