Anda di halaman 1dari 53

PRAKTIKUM

KERJA BANGUNAN AIR


2019
Dosen Pengampu
Rian Mantasa Salve Prastica, ST., MT.

Ricardo Efri Setya Alfandi


17/416990/SV/14728
Pendahuluan

Definisi Daerah Aliran Sungai (DAS), menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
37 Tahun 2012 adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan
anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal
dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah
topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas
daratan.
Sedangkan menurut Asdak (2010), DAS adalah suatu wilayah daratan yang secara topografis
dibatasi punggung-punggung gunung yang menampung dan menyimpan air hujan untuk kemudian
menyalurkannya ke laut melalui sungai utama.
Data Daerah Aliran Sungai (DAS)
Bandar Lampung

Nama DAS : DAS Bandar Lampung


Luas DAS : 168,88 Km²
Nama Sungai: Sungai Kuripan
Panjang Sungai : 9,6 Km
Data Stasiun Hujan Provinsi Lampung

1. Stasiun Meteorologi Maritim Lampung


2. Stasiun Klimatologi Pesawaran
3. Stasiun Meteorologi Raden Inten II
Section Sungai Kuripan Yang Ditinjau
Versi RAS Mapper
Section Sungai Kuripan Yang Ditinjau
Versi Google Earth Pro
Data Hujan Selama 10 Tahun Terakhir
2009 - 2018
Curah Hujan Metode Thiessen
Poligon Thiessen
Analisia Hujan Rencana
Dengan
Analisia Frekuensi
Analisis Curah Hujan

Analisis
Frekuensi

Log Pearson
Gumbel Normal Log Normal
Type III
Analisis Frekuensi Metode Gumbel
Analisis Frekuensi Metode Normal
Analisis Frekuensi Metode Log Normal
Analisis Frekuensi Metode Log Pearson Type III
Uji Chi – Square Untuk Metode Gumbel
Uji Chi – Square Untuk Metode Log Pearson Type III
Rekapitulasi Hasil Analisis

Dari Hasil Analisis Frekuensi dan Uji Chi-Square maka hujan wilayah yang digunakan
adalah menurut metode Log Pearson Type III, selanjutnya akan menganalisis hidrolika dan
debit banjir rencana.
Analisis Metode Kolomogrof
Intensitas Curah Hujan Metode Dr. Mononobe
Analisa Banjir
Metode Nakayasu
Analisis Banjir Metode Nakayasu

• Menentukan Koefisien Pengaliran Melalui Penggunaan


1 Lahan

• Menentukan Distribusi Hujan Jam Jaman


2

• Menentukan Analisis Hidograf


3

• Menentukan Parameter Alfa Terpakai


4

• Menentukan Debit Banjir Maksimum


5
Koefisien Pengaliran Melalui Penggunaan Lahan
Distribusi Hujan Jam Jaman
Analisis Hidograf

Dengan a = 1.5
Dengan a = 2
Dengan a = 3
Parameter Alfa Terpakai
Debit Banjir Maksimum

Menentukan Debit Banjir


Kala Ulang 5,10,25,50, dan 100 tahunan
Debit Banjir Maksimum : 2269,73 m³/s
Analisa
Debit Banjir Eksisting
Analisis Debit Banjir Eksisting
Pemodelan Hasil Analisis
Debit Banjir Eksisting
Menggunakan HEC - RAS
Alur Sungai Kuripan Yang Ditinjau
Pemodelan HEC-RAS
1. Hasil Output
Bagian Hulu
Pemodelan HEC-RAS
2. Hasil Output
Bagian Tengah
Pemodelan HEC-RAS
3. Hasil Output
Bagian Hilir
Pemodelan Hasil Analisis
Debit Banjir Rencana
Menggunakan HEC - RAS
Pemodelan HEC-RAS
1. Hasil Output
Bagian Hulu
Pemodelan HEC-RAS
2. Hasil Output
Bagian Tengah
Pemodelan HEC-RAS
3. Hasil Output
Bagian Hilir
Kesimpulan
1. Dari hasil pemodelan HEC RAS dengan menggunakan debit eksisting sungai megalami banjir
hingga 38 meter pada bagian Hilir STA. 3 + 0000
2. Dari hasil pemodelan HEC RAS dengan menggunakan debit nakayasu penampang mengalami
banjir 5 meter pada bagian hulu STA. 0 + 000 dan 46 meter pada bagian hilir STA. 3 + 000

Sehingga pada keadaan debit banjir diperlukan perubahan penampang dengan menambah
kedalaman dari 9,3 meter menjadi 56 meter
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai