Anda di halaman 1dari 4

RANCANGAN SUMP DI PIT BARANI, SITE MARTABE GOLDMINE,

PT AGINCOURT RESOURCES, SUMATERA UTARA


Avito Lucas Hasianda1*
1
Teknik Pertambangan, Universitas Trisakti, Jakarta

Abstrak
Sumuran atau sump adalah tempat penampungan air yang berfungsi untuk menampung limpasan pada pit
sebelum air tersebut dipompakan. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan rencana kapasitas sump
berdasarkan estimasi debit limpasan yang masuk ke dalam pit Barani PT Agincourt Resources, setelah itu
dilakukan rancangan dimensi sump. Penelitian di Pit Barani menunjukan intensitas hujan yang terjadi sebesar
19,89 mm/jam, daerah tangkapan hujan seluas 0,168km2 dan koefisien limpasan sebesar 0,9. Debit limpasan
yang dihasilkan sebesar 0,836 m3/detik dengan debit per jam 3.008 m3/jam. Dengan rata-rata jam hujan tersebut
terjadi selama 3,8 jam (per hari) maka volume limpasan yang dihasilkan sebesar 11.430 m3. Volume tersebut
diterjemahkan dalam rancangan dimensi sump dengan trial and error dengan volume 11.810 m3, dengan dimensi
penampang atas (55x50) m2, penampang bawah (47x42) m2, dan ketinggian 5m. Dikarenakan rancangan sump
dilakukan dengan mempertimbangkan terjadi sedimentasi akibat erosi pada lereng-lereng tambang, penampang
dasar sump dibuat sebesar 4%. Akibatnya terjadi penambahan panjang disalah satu sisi setinggi 1,88 m.
penambahan tinggi tersebut membuat penambahan volume sump sebesar 1.855,56 m3. Sehingga dihasilkan
rancangan kapasitas sump sebesar 13.665,56 m3.

Kata-kata kunci: intensitas, debit limpasan, sump

Abstract
The Sumuran or sump is a water shelter that serves to accommodate the runoff at the pit before the water is
pumped. This research was conducted to determine the plan of sump capacity based on the estimation of the
discharge of the runoff that entered into the Barani pit of PT Agincourt Resources, after which the design of the
dimensions of the sump. The research at Pit Barani showed a rain intensity of 19.89 mm/hr, rain catchment area
of 0, 168km2 and a coefficient of runoff of 0.9. The resulting runoff discharge is 0.836 m3/sec with an hourly
discharge of 3,008 m3/hour. With the average rainy hours it occurs for 3.8 hours (per day) then the volume of
the resulting rundown of 11,430 m3. The volume was translated in the draft dimensions of the sump with trial
and error with a volume of 11,810 m3, with a dimension of upper section (55x50) M2, cross section (47x42) m2,
and a height of 5m. Because the draft of sump is done with the consideration of sedimentation due to erosion on
the slopes of the mine, the Base section of the sump is 4%. Consequently, there is a long addition to one side, as
high as 1.88 m. The addition of the height makes the addition of volume sump of 1,855.56 m3. Therefore, the
draft capacity of 13,665.56 M3 sump

Keywords: intensity, runoff, wells

*Penulis untuk korespondensi (corresponding author):


E-mail: vitohrf@gmail.com
Tel: +6281399888742

I. PENDAHULUAN kebanjiran akibatnya kegiatan penambangan


PT Agincourt Resources (PTAR) merupakan terhambat. Oleh karena itu dibutuhkan rancangan
perusahaan pertambangan emas yang beroperasi di site pembuatan sump. Sump akan dirancang dengan
Martabe Gold Mine, di desa Aekpining, Kecamatan memiliki kemiringan penampang dasar untuk
Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi menampung debit sedimentasi.
Sumatera Utara. Site Martabe memiliki tiga pit
produksi yakni, Pit Purnama, Pit Barani dan Pit II. TEORI DAN PEMBAHASAN
Ramba-Joring. Juni 2016 PTAR memulai operasi 2.1 Curah Hujan Rencana
produksi penambangan di Pit Barani. Penyaliran Curah hujan adalah banyaknya hujan yang terjadi
tambang aktual di pit Barani menggunakan saluran air pada suatu daerah, besarnya curah hujan dinyatakan
terbuka dan gorong-gorong. Pada musim penghujan dalam m3 per satuan luas, secara umum Xt dinyatakan
bulan Oktober-Desember 2018, pit Barani mengalami dalam tingi air (mm). 1 mm berarti pada luasan 1 m2
jumlah air hujan yang jatuh sebanyak 1 Liter.  Intensitas Curah hujan (I)
Nilai curah hujan rencana (Xt) diperoleh
melalui tahapan perhitungan distribusi Gumbell
dengan menggunakan metode Annual Series.
 Perhitungan standar deviasi

S= = = 14,88 Berdasarkan perhitungan di atas didapatkan nilai


intensitas curah hujan pada Pit Barani sebesar 19,89
 Selanjutnya untuk mencari nilai K, terlebih mm/jam.
dahulu harus mencari nilai Yt (Reduced Variate),
2.2 Daerah Tangkapan Hujan
Yn (Reduce Mean), dan Sn (Reduced Standart Daerah Tangkapan Hujan (Catchment Area)
merupakan suatu areal atau daerah tangkapan hujan
Deviation). dimana batas area ditentukan dari titi-titik elevasi
Yt (Reduced Variate) dengan pertimbangan tertinggi pada daerah tersebut yang kemudian di
periode ulang 5 tahun hubungkan menjadi suatu polygon tertutup yang
mengikuti kontur topografi daerah, dengan
memperkirakan kecenderungan arah aliran air
Yn (Reduce Mean) limpasan.
Urutan Sampel 1, Yn = -log = 0,96 Penentuan daerah tangkapan hujan (DTH)
dilakukan menggunakan data peta topografi dan
Urutan Sampel 2, Yn = -log = 0,75
software Surpac 6.3.2 Kemudian dari koordinat (x,y)
Urutan Sampel 3, Yn = -log = 0,02 yang didapat diolah menggunakan rumus Koordinat
Kartesius untuk mengetahui luas daerah tangkapan
Urutan Sampel 4, Yn = -log = 0,59 hujan tersebut dan dibandingkan dengan luas daerah
Urutan Sampel 5 Yn = -log = 0,45 tangkapan hujan yang didapatkan dengan
menggunakan software surpac 6.3.2.
Urutan Sampel 6 Yn = -log = 0,32 Pada penelitian ini terdapat empat daerah
Urutan Sampel 7 Yn = -log = 0,18 tangkapan hujan yang termasuk subyek observasi.
Keempat luas wilayah tersebut dihitung dengan
Urutan Sampel 8 Yn = -log = 1,29 bantuan software Surpac 6.3.2, antara lain: DTH in-Pit
Yn rata-rata = = 0,57 Barani dengan luas 0,16 km2.
Berikut ini merupakan perhitungan luas
Sn (Reduce Standart Deviation) wilayah (DTH in-Pit Barani pada bulan Maret-Mei)
Sn = = = 0,42 dengan menggunakan koordinat Kartesius. Dimana
titik-titik koordinat (x,y) dihubungkan membentuk
 Penentuan nilai k (Redused Variate Factor) polygon tertutup lalu dihitung luas yang terbentuk.
k= = = 1,05 Luas DTH =
 Perhitungan Curah Hujan Rencana (Xt) =

Xt = + (k x S)
Xt = + x S) = 166.143,828 m2
Xt = 123,32 mm/hari + x 14,88) Hasil perhitungan di atas akan dibandingan dengan
Xt = 138,82 mm/hari + 15,60 hasil perhitungan luas dengan software Surpac 6.3.2
Xt = 138,82 mm/hari untuk memvalidasi luas wilayah yang yang dapat
dilihat pada gambar berikut ini.
2.3 Intensitas Curah Hujan
Intensitas curah hujan merupakan jumlah
satuan volume air hujan yang jatuh pada daerah seluas
satu satuan luas dan dalam jangka waktu tertentu.
Satuan volume yang biasa dipakai adalah mm, luasnya
m2 sehingga bila hasil pengukuran menunjukkkan 10
mm/m2 berarti curah hujan yang terjadi adalah 10 liter
per jam untuk daerah seluas 1meter persegi.
Intensitas curah hujan merupakan jumlah satuan
volume air hujan yang jatuh pada daerah seluas satu
satuan luas (mm2) dan dalam jangka waktu tertentu
(jam). Perhitungan intensitas curah hujan
menggunakan hasil distribusi curah hujan rencana (Xt)
dan diolah dengan rumus mononobe.
Debit Limpasan (Q) = 0,836 m3/detik, dengan durasi
hujan 3,8 jam
Debit Limpasan per hari (Q) = 11.810m3/hari
 Pertama dirancang dimensi sump sesuai rencana
debit limpasan yang masuk dengan metode trial
and error sebagai berikut:

 Setelah itu dengan rancangan kemiringan


penampang dasar 4%, sehingga ada penambahan
tinggi disalah satu sisi, dengan perhitungan
sebagai berikut:

Gambar II.1 Perhitungan DTH In-pit Barani dengan  Selanjutnya berdasarkan penambahan tinggi di
software Surpac 6.3.2 atas, dapat diketahui penambahan volume yang
terjadi, sebagai berikut:
Dari gambar II.1 dapat dilihat bahwa luas DTH in-
Pit Barani seluas 166.143,8m2, sehingga dapat
disimpulkan kedua metode ini hasilnya presisi.
 Sehingga dirancang kapasitas volume sump yaitu:
2.3 Debit Impasan
Limpasan (run off) adalah semua air yang mengalir
akibat dari hujan yang bergerak dari tempat yang tinggi Penjelasan di atas diperjelas dengan rancangan
ke tempat yang lebih rendah tanpa memperhatikan asal dimensi sump yang tertuang dalam desain gambar di
atau jalan yang ditempuh oleh air tersebut. Aliran bawah ini.
tersebut terjadi karena curah hujan yang mencapai
permukaan bumi tidak dapat terinfiltrasi, yang
disebabkan karena intensitas curah hujan atau faktor
lain seperti kelerengan, bentuk dan kekompakan
permukaan tanah sertaMvegetasi.
 Perhitungan Debit (Q) dengan rumus Rasional
Q = 0.278. C. I. A
Q = 0.278. 0,9 x x 0,168 km2
Q = 0,836 m3/detik

2.4 Desain Sump


Rancangan sump pada DTH In-pit Barani yakni
debit limpasan yang masuk sebesar 0,836 m3/detik Gambar II.2 Rancangan Sump dengan Kemiringan
dengan debit per jam 3.008 m3/jam. Dengan rata-rata Penampang Dasar
jam hujan tersebut terjadi selama 3,8 jam (per hari)
maka volume limpasan yang dihasilkan sebesar 11.430
m3. Pertama volume tersebut diterjemahkan dalam III. KESIMPULAN
rancangan dimensi sump dengan trial and error dengan
volume 11.810 m3, dengan dimensi penampang atas Volume debit limpasan yang masuk ke sump
(55x50) m2, penampang bawah (47x42) m2, dan 11.810 m3, dengan dimensi penampang atas (55x50)
ketinggian 5m. Lalu dikarenakan rancangan sump m2, penampang bawah (47x42) m2, dan ketinggian 5m.
dilakukan dengan mempertimbangkan terjadi Dikarenakan rancangan sump dilakukan dengan
sedimentasi akibat erosi pada lereng-lereng tambang, mempertimbangkan terjadi sedimentasi akibat erosi
maka berdasarkan Tesis Susanto (Drainase Jalan, pada lereng-lereng tambang, penampang dasar sump
2009) penampang dasar sump dibuat sebesar 4%. dibuat sebesar 4%. Akibatnya terjadi penambahan
Akibatnya terjadi penambahan panjang disalah satu panjang disalah satu sisi setinggi 1,88 m. penambahan
sisi setinggi 1,88 m. penambahan tinggi tersebut tinggi tersebut membuat penambahan volume sump
membuat penambahan volume sump sebesar 1.855,56 sebesar 1.855,56 m3. Sehingga dihasilkan rancangan
m3. Sehingga dihasilkan rancangan kapasitas sump kapasitas sump sebesar 13.665,56 m3.
sebesar 13.665,56 m3. Berikut ini merupakan
perhitungan dimensi sump..
UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada PT


Agincourt Resources yang telah membantu selama
pengerjaan penelitian di perusahaan. Penulis juga
mengucapkan terimakasi kepada Bapak Reza Aryanto,
S.T, M.T. sebagai pembimbing utama dan Ibu
Pantjanita Novi Hartami, S.T., M.T. sebagai
pembimbing pendamping yang telah membimbing
penulis dalam penelitin ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. Chow, V.T. 1964. Handbook of Applied


Hydrology. New York, McGraw-Hill.
2. Pedoman Direktorat Jenderal Bina Marga
NO. 008/T/BNKT/1990
3. Seyhan, Ersin. 1990. Dasar-Dasar Hidrologi.
Gadjah Mada University Press.
4. Wilson, EM. 1993. Hidrologi Teknik (Edisi
Keempat). Penerbit Institut Teknologi
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai