Rata-rata Aljabar
Perhitungan
dengan
cara
rata-rata
aljabar
(mean
diantaranya
karena
setiap
stasiun
dianggap
Halaman III- 5
n
d1 d 2 d 3 ..... dn
di
n
1 n
dimana:
d
d1,d2,,dn
1,2,n
27)
Polygon Thiessen
Cara ini dikenal juga sebagai metode rata-rata timbang
(weighted average). Cara ini memberikan proporsi luasan
daerah pengaruh pos penakar hujan (faktor pembobot) untuk
mengakomodasi ketidakseragaman jarak. Daerah pengaruh
dibentuk dengan menggambarkan garis-garis sumbu tegak
lurus terhadap garis penghubung antara dua pos penakar
terdekat .
Prosedur
penerapan
metode
ini
meliputi
langkah-
Lokasi pos penakar hujan diplot pada peta DAS, antar pos
penakar dibuat garis lurus penghubung
Tarik
garis
penghubung
tegak
lurus
sedemikian
di
rupa,
sehingga
membentuk
Halaman III- 5
n
A1.d1 A2.d 2 A3.d 3 ..... An.dn
Ai.di
A
A
1
Ai
pi
A
Jika
d pi.di
1
Dimana:
Halaman III- 5
A
= luas areal
d
= tinggi curah hujan rata-rata areal
d1,d2,d3,..,dn = tinggi curah hujan di pos 1,2,3,..,n
A1,A2,A3,,An
= luas daerah pengaruh pos 1,2,3,
..,n
n
pi
1986)
Garis Isohyet
Metode ini merupakan metode yang paling akurat untuk
menentukan hujan rata-rata, namun diperlukan keahlian dan
pengalaman.
Cara
ini
memperhitungkan
secara
aktual
Halaman III- 5
Gambar
kontur
kedalaman
menghubungkan
titik-titik
air
yang
hujan
dengan
mempunyai
A1 d 12d 2 A2 ..... d n 12 dn An
A1 A2 ...... An
di .1 di
2
Ai
Ai
di .1 di
2
Ai
dimana:
A
= luas areal
d
= tinggi curah hujan rata-rata areal
d0,d1,d2,..dn = tiggi curah hujan pada isohyet
A1,A2,A3,An =
luas bagian areal yang dibatasi
oleh isohyet-isohyet yang bersangkutan.
(C.D Soemarto, 1986)
Cara ini memberikan bobot tertentu untuk setiap stasiun
hujan
dengan
pengertian
bahwa
setiap
stasiun
hujan
Halaman III- 5
dengan :
R
:tinggi curah hujan rata-rata daerah (mm)
R1,R2..Rn
:tinggi curah hujan pada titik pengamatan
(mm)
An
A
A
P1 1 , P2 2 ...........Pn
: koefisien Theissen
A
A
A
pada titik pengamatan (mm)
A1,A2An
: luas daerah tiap titik pengamatan (km2)\
Halaman III- 5