2, Oktober 2020
Received: 11 Desember 2019 | Accepted: 21 Agustus 2020 | Published: 31 Oktober 2020
Rebecca Pramudianti1*
1
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Indonesia
*
e-mail: pramudiantirebecca97@gmail.com
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kebahagiaan yang dimiliki pada remaja wanita
yang berulang kali mengalami putus cinta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan metode studi kasus. Subjek adalah dua orang remaja wanita berusia 20 tahun dan 19
tahun yang mengalami putus cinta lebih dari lima kali dan hal tersebut membuatnya mengalami
sakit hati yang mendalam. Penggalian data pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara
dan menggunakan teknik analisis tematik theory driven. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa
remaja wanita yang mengalami putus cinta berulang sempat mengalami sakit hati mendalam dan
kecewa hingga ia mengambil keputusan untuk tidak ingin berpacaran lagi bahkan ingin menutup
hatinya. Kebahagiaan yang dimiliki mulai nampak ketika seseorang dapat memiliki resiliensi
dalam menghadapi permasalahan, memiliki temperance, serta sikap optimisme untuk kehidupan
yang akan datang.
Abstract
The purpose of this study is to examined happiness in adolescent women who experienced a
broke up. This research used a qualitative approach with a case study method. The subject was
20 years old and 19 years old adolescent women who experienced a break up more than five
times. The experience of repeated broke up made her deep and prolonged heartaches. Data
mining (collection) used in this study were interview techniques and theory-driven thematic
analysis techniques. The study results show that adolescent women experiencing repeat
breakups decide not to want date again or even they close their hearts. However, there is
happiness found in the subject of repeat breakups. Happiness begins to appear when the
subjects can have resilience in dealing with problems. He gives all to God to face a difficult time in
his life. Another happiness seems when they have temperance, forgive, control emotions not to
dissolve in disappointment and pain, and have an attitude of optimism for life to come.
gangguan jiwa dari 1,7% pada tahun 2013 mengendalikannya. Memang resiko dalam
naik menjadi 7% di tahun 2018. Sedangkan menjalin hubungan adalah putus cinta.
menurut program kesehatan Jakarta, Untuk itu putus cinta adalah hal yang tidak
terdapat sekitar 4000 warga Jakarta yang bisa dihindari dalam sebuah hubungan.
terindikasi mengalami gangguan jiwa. Putus cinta adalah berakhirnya suatu
Salah satu pemicu gangguan tersebut hubungan yang dibina selama beberapa
adalah putus cinta (Fajri, Kumparan News waktu tertentu yang dapat menimbulkan
2018). Selain itu, putus cinta juga menjadi duka dan masa berkabung (Sonna, 2007).
faktor utama kasus bunuh diri di wilayah Menurut Yuwanto (2011) putus cinta
Semarang. Menurut Kasubag Humas, merupakan kejadian berakhirnya suatu
Polrestabes Semarang, penyebab aksi hubungan cinta yang telah dijalin dengan
bunuh diri rata-rata diakibatkan stres atau pasangan. Jadi, putus cinta adalah saat
depresi lantaran himpitan ekonomi dan dua orang sepakat mengakhiri hubungan
persoalan asmara. Namun pada remaja yang telah dijalin untuk beberapa waktu
dilatar belakangi adanya persoalan asmara tertentu dan merasakan perasaan sedih
(Nurchamim, Radar Semarang 2018). dengan berakhirnya hubungan tersebut.
Cinta dan manusia merupakan hal Ada beberapa faktor penyebab
yang tidak bisa dipisahkan, tak terkecuali putusnya hubungan cinta yang muncul
dalam kisah percintaan remaja. Sebelum pada setiap pasangan, yaitu terlalu banyak
merasakan adanya sebuah perpisahan menyimpan rahasia, cemburu atau
dengan kekasihnya atau yang disebut hilangnya kepercayaan, ditentang keluarga,
dengan putus cinta, seseorang tentunya mencintai orang lain, cinta sesaat, dan
merasakan jatuh cinta terlebih dahulu dan hubungan jarak jauh (Lindenfield, 2005).
menjalin relasi romantis. Pada fase ini Beberapa faktor tersebut mengarah pada
remaja mengenal adanya relasi romantis hubungan yang berada di ujung tanduk.
yang diawali dengan kedekatan dengan Apabila masing-masing individu mampu
teman sebaya. Pada saat itu remaja menyelesaikan masalah dengan cara yang
memiliki kebutuhan akan kelekatan dan baik, maka sebuah hubungan dapat
kebutuhan seksual (Hurlock, 1980). terselamatkan. Tetapi bila hal tersebut tidak
Perilaku tersebut mengarahkan remaja dapat terselesaikan, maka akan
pada perilaku berpacaran. Hal tersebut menyebabkan kehancuran hubungan.
merupakan upaya untuk mecapai Saat hubungan yang dijalin
hubungan baru yang lebih matang dengan berakhir begitu saja, wajar bagi seseorang
lawan jenis. yang mengalaminya untuk merasakan
Menurut Papalia, et al (2008) masa sedih. Namun, sedih yang berlebihan juga
remaja berada pada rentang usia 11-20 akan membawa dampak yang tidak baik.
tahun. Pada masa ini remaja Perlu adanya sebuah pengelolaan emosi
mengembangkan sebuah identitas seksual. yang tepat agar menimbulkan adanya
Hal ini mencakup kemampuan belajar untuk kebahagiaan dan suasana hati yang positif.
mengelola perasaan seksual seperti Menurut (Seligman, 2005) adanya
ketergugahan dan ketertarikan seksual, kebahagiaan dapat membuat individu lebih
mengembangkan bentuk intimasi yang objektif menyikapi sesuatu, kreatif, toleran,
baru, serta mempelajari keterampilan untuk tidak defensif, murah hati dan lateral atau
mengelola tingkah laku seksual agar mampu memecahkan masalah secara
terhindar dari konsekuensi yang tidak kreatif. Kebahagiaan akan menekankan
diinginkan (Santrock, 2012). Masa tersebut pada kesejahteraan subjektif dalam bentuk
merupakan masa pergolakan yang diisi kepuasan penuh terhadap hidup atau
dengan konflik dan mood yang mudah pencapaian pada kenikmatan yang tinggi.
berganti-ganti serta banyak dipengaruhi Menurut (Seligman, 2005) terdapat
oleh lingkungan dan teman-teman sebaya. beberapa aspek kebahagiaan yaitu
Berpacaran memang tak bertahan dalam menghadapi tekanan dan
selamanya berjalan mulus, terdapat juga dapat bangkit dari situasi tersebut yang
lika-liku yang harus dilalui. Terutama disebut dengan resiliensi, dapat menjalin
berpacaran yang dijalani oleh remaja, hubungan positif dengan orang lain
terkadang mereka akan merasa senang sehingga dapat mengembangkan diri dan
yang berlebihan ataupun sedih yang mampu untuk memecahkan masalah,
berlebihan pula. Hal ini dikarenakan pada memiliki keterlibatan penuh baik secara
masa tersebut emosi remaja masih labil. Ia fisik, hati, pikiran dalam suatu aktivitas
akan mudah tersinggung, emosi yang secara penuh, dapat menemukan makna
meluap-luap dan sulit untuk dalam keseharian dari setiap apapun yang
dilakukan, serta memiliki optimisme dalam dilakukan oleh Atrup dan Anisa, (2018)
menjalani kehidupan, memiliki impian dan yang menyatakan bahwa remaja akan
harapan yang positif tentang masa depan. mengalami adanya rasa kekecewaan pasca
Seligman (2005) memandang putus cinta ketika ia susah melupakan
bahwa setiap manusia memiliki potensi baik orang yang dicintainya. Saat ia tidak bisa
dan potensi buruk atau negatif. Dengan melupakannya maka dalam dirinya akan
mengembangkan potensi positif yang selalu timbul rasa kecewa sehinga akan
dimiliki maka hal tersebut dapat membuat membuat pikiran dan perilaku remaja tidak
adanya rasa penderitaan dapat berkurang. terkontrol, sehingga akan memperburuk
Pada akhirnya hal tersebut akan membawa keadaannya.
individu pada arah kebahagiaan. Sebuah Penelitian lain milik Ulfah (2016)
kebahagiaan tidak hanya sekedar tertawa, mengenai remaja yang mengalami putus
tetapi dimaknai sebagai sesuatu kehidupan cinta. Dalam penelitian didapatkan hasil
yang lebih bermakna, yang mana yang menunjukkan bahwa semakin tinggi
didalamnya terdapat nilai-nilai kebaikan. kematangan emosi seseorang maka
Nilai kebaikan tersebut antara lain adalah semakin tinggi pula kebahagiaan yang
memaafkan sesuatu yang telah terjadi, dimiliki ketika menghadapi adanya
menerima keadaan tersebut dengan lapang perpisahan dalam suatu hubungan.
dada, mampu memberikan kasih sayang Disebutkan pula bahwa seseorang yang
terhadap orang lain atau yang disebut mengalami putus cinta dapat menimbulkan
dengan temperance. dampak negatif pada dirinya seperti sedih
Terdapat faktor-faktor yang berkelanjutan hingga depresi. Hal ini
memengaruhi kebahagiaan, menurut dikarenakan ia tidak memiliki kebahagiaan
Seligman (2005) emosi masa lalu, masa dan dijelaskan apabila kebahagiaan
sekarang, masa depan adalah faktor disebabkan oleh adanya kematangan
internal yang menentukan kebahagiaan emosi. Sementara hasil penelitian lain
seseorang. Serta lingkungan sebagai faktor terhadap 81 remaja yang mengalami
eksternal yang memengaruhi kebahagiaan. kegagalan cinta menyatakan bahwa
Ketika seseorang mengalami kurangnya semakin tinggi perasaan mengenai
kebahagiaan ia akan nampak murung dan kegagalan cinta yang, maka semakin tinggi
mengucilkan diri dari lingkungan sekitar. pula tingkat depresinya (Sri dan Agus,
Dalam situasi tersebut individu menjadi 2016). Remaja tersebut mengalami depresi
gampang curiga, suka menyendiri, defensif ringan yang ditandai oleh kesedihan, harga
berfokus pada kebutuhan sendiri diri rendah, rasa bersalah, putus asa,
(Seligman, 2005). Adanya kemurungan, kelesuan, dan tidak memiliki
ketidakbahagiaan dapat menimbulkan gairah hidup. Hal ini disebabkan karena
hancurnya penyesuaian diri baik secara emosi yang labil, frustasi, dan kekecewaan
sosial maupun pribadi (Hurlock, 1980). yang mendalam.
Oleh karena itu remaja perlu memiliki Penelitian lain milik Dianovinina,
adanya emosi positif yaitu kebahagiaan (2018) yang dilakukan pada 230
agar ia dapat mengendalikan emosi negatif mahasiswa di Surabaya yang berpotensi
yang mungkin saja muncul saat mengalami mengalami depresi dan mahasiswa yang
putus cinta. depresi. Remaja menghadapi banyak
Hal tersebut didukung oleh permasalahan dalam masa hidupnya.
penelitian milik Brenner dan Vogel (2015) Adanya hal tersebut dapat menjadi salah
yang dilakukan terhadap 475 mahasiswa satu faktor yang menyebabkan potensi
Midwestern di Amerika, penelitian ini risiko depresi pada remaja. Terlebih pada
bertujuan untuk melihat adaptasi masa tersebut adalah usia rawan atau
mahasiswa setelah putus cinta dengan masa transisi seorang remaja. Dalam
mantan mereka. Hasilnya menunjukkan penelitian tersebut diidentifikasi gejala
bahwa ketika seseorang semakin depresi di antaranya menganggap diri
mengingat hal-hal yang baik dan buruk, sulit berkonsentrasi, kehilangan
menyenangkan mengenai mantannya maka minat untuk melakukan aktivitas,
hal tersebut berhubungan negatif dengan perubahan berat badan yang cukup drastis,
adaptasi yang dilakukan untuk bisa dan sulit tidur sepanjang malam.
melupakan mantan. Demikian pula Permasalahan remaja yang dapat
sebaliknya, ketika partisipan tidak menyebabkan terjadinya depresi ataupun
mengingat hal-hal yang menyenangkan remaja yang berpotensi mengalami depresi
terkait mantan, hal tersebut berhubungan dapat disebabkan oleh permasalahan dari
secara positif. Penelitian serupa juga dalam diri dan dari luar diri (lingkungan).
Salah satu faktor permasalahan dari luar Langkah pertama yang dilakukan
diri adalah kehilangan seseorang yang oleh peneliti adalah menentukan
disayangi. Adanya kehilangan ataupun karakteristik subjek yang digunakan untuk
kegagalan yang dirasakan remaja saat penelitian seperti yang telah disebutkan
beranjak dewasa akan memicu terjadinya sebelumnya. Peneliti menggali informasi
depresi (Santrock, 2003). melalui wawancara terhadap subjek yang
Oleh sebab itu, peneliti merasa divalidasi dengan menggunakan triangulasi
bahwa adanya penelitian sebelumnya data pada teman sebaya, saudara, dan
mendorong untuk menggali lebih dalam lingkungan sosial terkait subjek yang
mengenai putus cinta yang dialami oleh dibutuhkan. Sebelum mengambil data,
remaja. Terlebih dari beberapa penelitian peneliti terlebih dahulu mengumpulkan data
yang sudah dipaparkan di atas penelitian melalui jurnal, artikel penelitian dan
tersebut lebih mengarah pada penelitian penelitian yang pernah dilakukan. Langkah
kuantitatif, penelitian lebih berfokus untuk selanjutnya peneliti mengumpulkan data
mengetahui terdapat hubungan atau tidak melalui wawancara dan observasi yang
dan lebih berfokus pada dampak yang dilakukan sebanyak lima kali termasuk
terjadi setelah berakhirnya suatu hubungan. kepada subjek dan kepada significant
Pada penelitian ini, peneliti fokus others.
untuk menggali kebahagiaan yang dimiliki
partisipan setelah putus cinta sebagai salah HASIL DAN PEMBAHASAN
satu cara untuk bertahan dari segala Dalam memaparkan hasil
dampak negatif yang ditimbulkan akibat penelitian, peneliti menyajikan narasi kasus
berpisah dengan kekasihnya. Lebih TP dan DN terlebih dahulu sebagai ilustrasi
memfokuskan pada kompleksitas dan gambaran bagi pembaca. Selanjutnya
kebahagiaan wanita yang berulang peneliti menyajikan tema-tema yang
mengalami putus cinta dalam perjalanan muncul.
hidupnya. Terlebih pada masa remaja
adalah masa yang disebut dengan storm Narasi Kasus TP
and stress, yang artinya pada masa ini TP merupakan seorang mahasiswi
remaja mengalami banyak “badai dan perantauan yang berumur 20 tahun.
tekanan jiwa”, masa mengalami perubahan Aktivitas TP sehari-hari adalah berkuliah
fisik, intelektual, emosional yang dan menyelesaikan tugas akhirnya yaitu
menyebabkan kesedihan dan kebimbangan skripsi. Ia menyebutkan bahwa banyak
(konflik) pada yang bersangkutan (Stanley waktunya diisi dengan menghabiskan
Hall dalam Santrock, 2005). Sehingga waktu bersama teman-teman dan
pemilihan remaja sebagai partisipan dinilai digunakan untuk nongkrong. TP seorang
menarik dalam penelitian ini untuk dapat yang ramah dan memiliki banyak relasi. Hal
diketahui lebih lanjut mengenai ini nampak tiap kali wawancara yang
kebahagiaan yang dimilikinya setelah dilakukan di kos TP, saat melewati kamar-
mengalami putus cinta. kamar kos yang terbuka selalu saja ada
yang memanggil nama TP dan ia berbalik
menyapa dan sedikit bercanda dengan
METODE teman kosnya. Tak hanya itu, dari
Penelitian ini menggunakan wawancara yang dilakukan pun
pendekatan kualitatif dengan metode studi menggambarkan bahwa TP sering
kasus. Pendekatan kualitatif digunakan menghabiskan banyak waktunya bersama
untuk menjawab pertanyaan penelitian teman-temannya yang mencerminkan
untuk mengkaji secara mendalam bahwa ia seseorang yang memiliki banyak
mengenai permasalahan. Kriteria subjek kawan.
yang digunakan adalah remaja wanita, Selama perjalanan hidupnya, TP
mengalami putus cinta lebih dari lima kali, mengalami jatuh bangun dalam
dan mengalami sakit hati atas kejadian membingkai kisah cintanya. TP mulai
tersebut. Pemilihan subjek dilakukan berpacaran sejak masih kelas 1 SMP, ia
dengan teknik bola salju yaitu mencari merasa saat itu ia mengalami cinta monyet.
informasi dari orang lain secara berantai. Baginya berpacaran saat itu adalah
Dengan kriteria tersebut, peneliti pacaran yang tidak serius, ia hanya
menemukan dua orang subjek yang sekedar berkirim pesan saja. Cinta monyet
berstatus mahasiswa di Salatiga. Subjek kala itu berlangsung selama 7 bulan,
pertama adalah remaja wanita usia 20 hingga akhirnya ia putus dengan pacar
tahun dan subjek kedua berusia 19 tahun. pertamanya dikarenakan ia diselingkuhi.
menjalin relasi dengan lawan jenis sejak pelarian dari sakit yang ditinggalkan
SD. pacarnya.
DN mengakui bahwa dirinya Beberapa bulan kemudian DN
adalah seseorang yang selalu menuntut mulai berpacaran kembali dan ia
terhadap pasangannya, ia menginginkan berpacaran untuk kedua kalinya. DN
pasangan yang sesuai kriterianya, seperti mengatakan bahwa ia melakukan hal ini
berwajah tampan, memiliki postur tubuh dikarenakan ia ingin membalaskan rasa
yang bagus, memiliki iman yang kuat, tidak sakit dari yang dia rasakan karena
pelit, open minded, dan karakteristik sifat ditinggalkan oleh pacar pertamanya. DN
yang bagus lainnya. Sehingga ia merasa merasa bahwa pria harus merasakan rasa
bahwa ia memang seorang yang pemilih sakit yang dirasakannya. Hal yang
dalam hal pasangan. Hingga akhirnya saat mendorong DN untuk mengambil
ia berada di kelas tiga SMP, ia menemukan keputusan tersebut ketika ia menceritakan
seseorang pria yang menurutnya susah kesedihannya kepada sahabatnya.
untuk ditemukan. Pria yang sesuai dengan Kemudian sahabatnya memberikan
yang diharapkannya sejak ia mulai jatuh masukan bahwa ia akan rugi apabila
cinta. Pertemuan DN dengan pacar menyia-nyiakan hidupnya. Sehingga DN
pertamanya ada di tempat ibadah. Hal ini merasa bahwa ia harus bertindak
dinilai DN bahwa tempat ia bertemu dan melakukan sesuatu, tidak boleh diam saja
berkenalan dengan pria tersebut hanya merasakan sakit dan melakukan
memberikan tanda positif bahwa pria ini aktivitas yang hanya membuang waktu. DN
memanglah dikirimkan untuknya. Selama bertekad bulat untuk berpacaran kembali
berpacaran, DN menilai bahwa pacar dan berharap tujuannya tercapai. Belum
pertamanya selalu ingin dipenuhi semua ada satu bulan ia memutuskan pacar
keinginannya. Ia pribadi yang keras kepala, keduanya dengan alasan bahwa ia tidak
tetapi hal itu bisa diterima olehnya. DN cocok. DN merasa senang dengan
mengatakan bahwa ia yang memilih tindakannya waktu itu. DN menuturkan
mengalah dan ikut memenuhi keinginan bahwa ia akan berkomitmen untuk
pacarnya. membangun relasi yang baik untuk menarik
Belum ada setahun berpacaran, perhatian pria hingga siapapun yang
pacar pertama DN harus pindah ke kota menyatakan cinta padanya akan ia terima.
lain dikarenakan ia mengikuti kedua orang Setelah putus dengan pacar yang
tuanya yang harus pindah. Hal itu menurut keduanya, DN kembali mencari pacar lagi.
DN sulit untuk diterimanya, tetapi pacar DN DN mengakui bahwa ia harus menjadi
meyakinkannya untuk tetap tenang pihak yang memutuskan pacar. Bahkan
dikarenakan pasti akan kembali untuk DN. saat DN merasa bahwa hubungannya
Akan tetapi, begitu pacar DN pergi, ia tidak seperti tidak baik ia harus segera
memberikan kabar sedikitpun padanya. DN memutuskan pacarnya sebelum ia yang
mengatakan bahwa ia tidak mengetahui diputuskan. DN kembali lagi untuk mencari
keberadaan pacarnya saat itu ataupun pacar yang ketiga, hal ini dilakukannya
bagaimana kondisinya. Karena setelah hingga ia SMA. DN menyebutkan bahwa ia
pergi, pacar DN sama sekali tidak sempat memutuskan pria yang sempat
berkomunikasi dengannya. DN merasa menjadi pacarnya sebanyak 6 kali. DN
pacarnya hanya memberikan harapan menggunakan berbagai macam alasan
padanya yang kemudian meninggalkannya. untuk dapat putus. Selama beberapa kali
DN kemudian menilai bahwa semua pria putus dan kembali lagi berpacaran, DN
sama saja yang hanya memberikannya sempat menyebutkan bila ia pernah
harapan lalu pergi. DN merasa sakit hati diselingkuhi. Ia merasakan sakit karena
dengan perlakuan yang ditinggalkan begitu beranggapan bahwa ada seseorang yang
saja. Semenjak kejadian itu ia tidak ingin berani menyakitinya lagi. Walaupun DN
untuk jatuh cinta kembali, ada ketakutan sudah berkomitmen di awal, tapi tetap saja
dalam dirinya apabila ia membuka hati dan ada rasa sakit yang dirasakan DN ketika
disakiti kembali. Kejadian itu membuatnya pasangannya menyelingkuhinya, tidak
menjadi semakin sering main keluar berkabar padanya, dan melakukan hal lain
daripada di rumah, ia menjadi mencoba- yang membuatnya sakit. Setelah beberapa
coba merokok, melakukan hal apapun kali selalu mencari kesalahan dari pacar-
untuk melupakan pacar pertamanya. DN pacarnya. DN merasa bahwa ada hal yang
juga menyebutkan bahwa ia sengaja hilang dari hidupnya, ia tidak menemukan
melakukan hal-hal tersebut sebagai kenyamanan dalam hari-harinya.
“Aku cuma berani ceritain “Dia tau-tau pergi tanpa apa yaaaa, hmm
masalahku ini yaa ada sih sahabatku. Aku ya orang kita bilang pamitan, ini nggak. Ya
ceritain dia kalo si itu pergi gitu aja tanpa aku mulai merasa cinta ya disitu, bisa pakai
kabar, yang katanya mau pulang lagi demi
pikiran, bisa ngalah, dia kurang aku tu ngisi.
aku. Terus ya dia kasi tau aku tuh panjang
lebar, kalo gimanapun juga hidup harus Yaa kloplah, buat bertengkar ya aku bisa
tetep jalan, tanpa dia tu nggak bikin aku meredam gitulah. Tapi, kalo emang itu
mati, masih banyak kok cowok lain nggak pilihan dia buat ngilang ya gimana. Mungkin
cuma dia aja”. ada hal lain yang bikin dia ngelakuin ini
semua. Mungkin akan ada waktunya buat
Saat DN mulai belajar menerima masalah aku tau, tapi kalo bukan sekarang ya nggak
yang dihadapinya, menyadari kenyataan
papa”.
yang ada membuat DN untuk mulai
mengikhlaskan kepergian mantan pacarnya
serta memiliki pemikiran yang positif, serta Ketika DN mau untuk mencoba
mengambil sikap yang semestinya memahami alasan seseorang pergi
dilakukan dalam hidupnya. meninggalkannya dan memaafkan
perbuatannya ia mendapatkan suatu rasa
Temperance lega dalam hidupnya. Tanpa dia selalu
Selain adanya proses resiliensi mempertanyakan alasan dibalik rasa sakit
pada diri TP dan DN untuk dapat bertahan yang diterimanya selama ini. Tindakan
dalam situasi menyakitkan bagi mereka, memaafkan dan mengikhlaskan perbuatan
orang lain yang menyakitkan akan