PUTUS CINTA
Putri Mayang Sari, Rayvaldo Anggriawan Asmon, Zakwan Adri
Email: mayangmayang370@gmail.com, rayfaldo004@gmail.com,
zakwanadri@fip.unp.ac.id
Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi dan Kesehatan, Universitas Negeri Padang
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mencegah rasa putuh asa remaja setelah putus cinta dengan
regulasi emosi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dimana dalam penelitian ini
menggunakan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek
dalam penelitian ini adalah remaja sekolah menengah pertama yang berjumlah 4 orang.
Analisis data dalam penelitian ini melakukan reduksi, penyajian data, dan menarik kesimpulan
sesuai tanggapan yang diberikan subjek. Dalam hal ini banyak remaja yang mengalami putus
cinta dan memiliki emosi yang negatif sehingga bisa menyakiti diri sendiri, kesedihan yang
mendalam, susah menerima kenyataan serta putus asa dalam hidup. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa remaja sudah dapat mengubah emosi negatif menjadi emosi positif
disebut dengan regulasi emosi.
Abstract
This study aims to prevent adolescent despair after a breakup with emotion regulation. This
study uses a qualitative method, which in this study uses data collection techniques, namely
observation, intervews and documentation. The subjects in this study were junior high school
teenagers, totaling four people. The data analysis in this study carried out reduction, data
presentation, and drew conclusions according to the responses given by the subject. In this
case, many teenagers experience a breakup and have negative emotions that can hurt
themselves, deep sadness, hard to accept reality and despair in life. The result of this study
indicate that adolescents are able to change negative emotions into positive emotions, which is
called emotion regulation.
Keywords: Breakup, Emotional regulation, Teenagers
Masa remaja merupakan masa dimana Seperti kasus yang terjadi pada tanggal 24
individu merasakan banyak perubahan Februari 2021 ditemukannya kasus bunuh
seperti perubahan fisik dan psikologisnya diri yang menimpa pria berinisial OF warga
(Berk, 2012). Perubahan psikologis yang Kabupaten Lima Puluh Kota. Ia nekat
terjadi pada remaja seperti mengakhiri hidupnya dengan gantung diri
sosioemosionalnya, yang mana remaja akan di ventilasi udara kos pacarnya di Jalan
mengalami ketegangan yang berlebihan Melur Kelurahan Air Putih, Pekanbaru
dalam dirinya. Remaja akan mengalami sekitar pukul 22.00 WIB. Pria tersebut
berbagai permasalahan sehingga masa ini bunuh diri karena cemburu dengan pesan
disebut dengan “storm and stress” (dalam yang ada pada inbox facebook pacarnya
Berk,2012). Pada masa remaja ini mereka yang bernisial AUP, pesan tersebut
sudah mulai memiliki rasa tertarik dengan didapatkannya dari pria lain yang diduga
lawan jenis, hal ini dapat menimbulkan selingkuhannya, OF gantung diri
tekanan bagi remaja seperti permasalahan menggunakan jilbab kuning yang diikat di
dengan lawan jenis yang mengakibatkan ventilasi. Dari contoh kasus tersebut dapat
rasa sakit hati dan rasa kecewa. dilihat bahwa hubungan percintaan dapat
menimbulkan dampak yang buruk (negatif)
Menurut (Oktaviani, 2010), remaja yang
karena sudah terlalu merasa cemburu dan
bisa mengatasi emosi dengan baik saat
tidak bisa mengatasi masalah yang
putus cinta akan mengurangi rasa stres dan
dialaminya dengan kondisi emosi tertekan
dapat menjalani kehidupan dengan baik.
(kabarsumbar, Meliana Gusti).
Begitupun sebaliknya, apabila remaja tidak
bisa mengontrol emosi dengan baik saat Remaja yang melakukan bunuh diri karena
putus cinta maka mereka akan mengalami konflik dengan pasangan akan merasakan
stres yang berlebihan dan sulit untuk putus asa, rasa sedih, memendam emosi
bersosialisasi dengan lingkungannya. Pada yang dirasakan, dan tidak bisa menerima
saat ini banyak remaja yang tidak mampu kenyataan yang ada serta tidak merasakan
dalam menghadapi situasi sulitnya seperti adanya kebahagian dalam hubungan.
dalam mengontrol emosi. Hal ini Penyebab putus cinta ini merupakan salah
disebabkan karena keterampilan kurang satu bentuk yang bisa mengakibatkan rasa
dikembangkan disekolah dan putus asa. Cara yang dilakukan untuk
mengatasinya yaitu dengan regulasi emosi. perubahan terhadap kognitif seperti
Regulasi emosi ini dapat mengurangi mengubah mindsetnya terhadap situasi
dampak negatif pada remaja dan disekitar yang dapat menimbulkan emosi
membutuhkan berbagai cara untuk serta memikirkan cara untuk mengatasi
mengelola emosi dengan baik. emosi tersebut, dan (5) Perubahan respon,
hal ini dapat mempengaruhi respon fisik
Menurut (Cole dkk, 2004) Regulasi emosi
dan pengalaman emosi negatif seseorang.
merupakan suatu cara yang dilakukan untuk
Salah satu cara yang dilakukan untuk
memenuhi aspek psikologis seseorang
mengatasi respon fisik dan pengalaman
seperti seseorang dapat fokus dalam
negatif seseorang yaitu dengan berdiam diri
melakukan sesuatu, dan bisa mengatasi
dalam posisi rileks dan melakukan
masalahnya sendiri. Regulasi emosi ini
olahraga.
tidak hanya memberikan dampak yang
positif saja melainkan juga memberikan Regulasi emosi menurut (Shaffer,2005)
dampak negatif yaitu dapat menggangu adalah ruang untuk melakukan
aktifitas yang dilakukan oleh seorang pengontrolan diri pada tingkat yang telah
individu dalam mengatasi masalah yang ditentukan untuk mencapai tujuan. Regulasi
ada dilingkungan sosialnya. emosi yang sempurna yaitu mampu untuk
mengatur emosi (regulate feeling), tindakan
Terdapat lima proses regulasi emosi yang
fisik (regulate psychology), kongnitif yang
dikemukakan oleh Gross (Strongman,
mempunyai hubungan dengan emosi
2003) yaitu sebagai berikut: (1) Memilih
(emotional congnitif) dan reaksi
situasi, seorang individu dapat memilih
mempunyai hubungan dengan emosi
situasi yang diinginkannya seperti situasi
(emotion-related behavior).
yang memunculkan efek negatif ataupun
positif, (2) Mengubah situasi, seorang Regulasi emosi sangat penting untuk
individu dapat mengubah emosi melalui remaja supaya mereka bisa mengontrol
situasi yang bisa menimbulkan masalah emosi ketika mereka memiliki masalah.
terhadap dirinya sendiri. Hal ini dapat Regulasi ini bisa saja menyebabkan
dicegah dengan menghilangkan emosi peningkatan atau penurunan pada emosi
negatif yang ada dalam diri sendiri, (3) remaja seperti adanya emosi negatif dan
Menyebarkan perhatian, seorang individu positif. Tidak hanya itu, regulasi emosi
dapat mengubah pandangannya pada mendorong remaja untuk beradaptasi
sesuatu yang diinginkan, (4) Perubahan dengan lingkungannya dan bisa
kognitif, seorang individu dapat melakukan memposisikan diri ditempat yang positif.
Tujuan dari regulasi itu sendiri yaitu supaya hubungan anda sampai berakhir?” hal ini
dapat mencegah terjadinya masalah yang dilakukan untuk memperoleh jawaban yang
menimbulkan ketegangan psikologis lebih luas dari responden tentang apa yang
ataupun psikis karena putus asa setelah dirasakan. Pertanyaan tertutup yang
putus cinta. ditanyakan kepada subjek seperti “Apakah
anda merasa sedih setelah putus cinta?”
METODE PENELITIAN
yang dilakukan dengan tatap muka oleh
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pewawancara dengan subjek, wawancara
kualitatif. Bogdan dan Taylor (Moleong, dilakukan untuk mendapatkan hasil dari
2000: 3) mengatakan bahwa penelitian pertanyaan yang telah disediakan.
kualitatif merupakan metode yang Wawancara juga mempunyai tujuan untuk
digunakan untuk mendapatkan data mengungkapkan apa yang sedang dirasakan
deskriptif melalui lisan atupun tulisan serta oleh seseorang (S. Nasution, 1996:73).
tingkah laku yang dapat diamati secara Selanjutnya dokumentasi yaitu
langsung. Dalam penelitian ini mengumpulkan berbagai dokumen yang
menggunakan teknik pengumpulan data mendukung penelitian seperti jurnal, buku,
yaitu observasi, wawancara dan dan lain sebagainya (Endang Danial,
dokumentasi. Menurut (Nazir, 1988:65) 2009:79).
observasi merupakan pandangan yang
Penelitian ini memperoleh data dari 4
difokuskan kepada lingkungan sekitar
remaja sekolah menegah pertama (SMP)
untuk mendapatkan data yang dibutuhkan
yang ada di Kecamatan Mungka dengan
dari permasalahan yang ada. Hal ini
cara mengamati subjek dan melakukan
dilakukan untuk mendapatkan gambaran
wawancara secara langsung untuk
tentang regulasi emosi remaja pasca putus
mendapatkan hasil data yang diperoleh.
cinta, subjek yang dituju dalam penelitian
Partisipan berjenis kelamin laki-laki dan
ini yaitu remaja yang bersekolah di sekolah
perempuan.
menegah pertama.
Analisis data yang digunakan dalam
Setelah dilakukannya observasi, peneliti
penelitian ini menggunakan teknik
melakukan wawancara terhadap subjek
pengumpulan data model Miles dan
untuk mendapatkan data yang diinginkan.
Hubermen. Miles dan Hubermen (dalam
Menurut (Meleong, 2000:150) Wawancara
Amuri Yusuf, 2019:407) menyatakan
dilakukan dengan memberikan pertanyaan
bahwa penelitian kualitatif dapat dilakukan
terbuka seperti “Apa yang menyebabkan
dengan beberapa cara seperti wawancara,
observasi, dokumentasi. Dalam analisis berakhir Shan merasa sudah
dapat melupakan kenangan
data dapat melakukan reduksi, penyajian
dengan mantan kekasihnya.
data, dan menarik kesimpulan. Data yang Meskipun Shan sudah tidak
menjalin hubungan percintaan
sudah didapatkan melalui wawancara
dengan mantan kekasihnya
kemudian dikumpulkan menjadi data-data tersebut, Shan masih
berkomunikasi dengan baik
yang lebih bermakna. Sehingga
seperti telfonan, chatingan, dan
menghasilkan data atau informasi yang berkumpul dengan teman-
teman lainnya. Hal ini dapat
memiliki arti tersendiri dalam bentuk
dinyatakan Shan sering
kesimpulan. Data yang didapatkan membalas pesan dari mantan
kekasihnya dan berkumpul
memudahkan peneliti unuk melakukan
didepan gerbang setelah
penarikan kesimpulan. pulang sekolah. Shan
mengatakan “Saya memang
Analisis data yang dilakukan dalam sudah lama menjalin
hubungan dan saya merasakan
penelitian ini yaitu dengan mengumpulkan
kekecewaan, dibalik
seluruh data yang didapatkan, membaca kekecewaan yang saya
rasakan selama berbulan-
ataupun mendengarkan seluruh jawaban
bulan. Saya sudah bisa
yang diberikan oleh subjek serta memilah melupakannya dan saya masih
menjalin hubungan baik
kata ataupun kalimat.
dengan mantan saya tersebut
tanpa adanya perasaan”.
Saya sudah bisa melupakan dan saya masih Subjek 2. Mengatasi Regulasi Emosi
berhubungan baik dengan mantan saya dengan Mencari Pasangan Baru
tanpa ada rasa (Lien)
Fan mengaku bahwa dirinya
sudah berkali-kali menjalin
remaja tidak hanya mampu untuk
hubungan putus nyambung
mengendalikan dirinya sendiri namun dengan mantan kekasihnya,
mereka menjalin hubungan
remaja juga dapat menghadapi masalah
sekitar 1 tahun. Hubungan yang
yang ada dilingkungan sekitarnya. Tidak tidak lancar tersebut karena
masalah-masalah sepele yang
hanya itu, Gross, Strogman (2003) juga
belum mampu mereka
menyatakan bahwa remaja dapat memilih selesaikan dengan baik, karena
mereka memiliki emosi yang
situasi yang dirasakannya sendiri seperti
belum stabil dan saling
remaja menghindari konflik dengan mengedepankan egonya
masing-masing. Fan
mantannya dengan cara menjalin hubungan Fan
mengatakan saat putus cinta ia
baik. Dalam teori ini remaja juga bisa untuk sedikit merasa kesal, namun
kekesalannya tidak berlarut-
memilah situasi yang dirasakan secara
larut. Fan juga mengatakan
langsung seperti awalnya remaja bahwa setelah hubungannya
berakhir mereka tidak pernah
merasakan kekecewaan setelah putus
melakukan komunikasi sama
dengan masa lalunya kemudian setelah sekali. Fan dapat mengatasi
kekesalannya tersebut dengan
dilakukannya pemilahan terhadap situasi
menjalin hubungan dengan
maka remaja dapat merasakan emosi positif kekasih barunya sehingga
kekesalan yang ia rasakan dapat
kembali. Remaja mampu untuk
terobati. Fan mengatakan “
menentukan arah emosi yang dialaminya Saya putus karena tidak ada
yang mau mengalah diantara
seperti remaja memandang situasi negatif
kami berdua ketika memiliki
dengan baik terhadap stimulus-stimulus masalah, emosi saya pada saat
itu memang cukup tinggi namun
yang didapatkan dilingkungan internal.
tidak saya biarkan terlalu lama.
Remaja yang dapat mengelola emosi Saya tidak ingin lagi untuk
berkomunikasi dengan mantan sehingga remaja tidak ingin berkomunikasi
saya tersebut karena takutnya
dengan masa lalunya karena takut teringat
nanti saya akan terbawa atau
teringat emosi yang telah lalu. akan kejadian yang telah terjadi
sebelumnya.
putus cinta ini merupakan salah satu bentuk (2004). Cognitive emotian
KHARISATUN, S. (2019).
REGULASI EMOSI
DALAM MENGATASI
KEPUTUSASAAN PUTUS
CINTA REMAJA (Studi
kasus pada dua mahasiswa
tarbiyah IAIN Purwekerto)
(Doctoral dissertation,
IAIN).
Rumondor, P. C. (2013).
GAMBARAN PROSES
PUTUS CINTA PADA
WANITA DEWASA
MUDA DI JAKARTA:
Sebuah studi kasus.
Humaniora, 4(1), 28-36.