Anda di halaman 1dari 14

Efektivitas Psikoterapi Interpersonal untuk Menurunkan Depresi pada ...

EFEKTIVITAS PSIKOTERAPI INTERPERSONAL UNTUK MENURUNKAN DEPRESI


PADA REMAJA PUTRI DENGAN ORANGTUA BERCERAI

EFFECTIVENESS OF INTERPERSONAL PSYCHOTHERAPY TO REDUCE DEPRESSION


SYMPTOMS IN ADOLESCENT GIRL WITH PARENTAL DIVORCE

Noviza
Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
Email:noviza_azz@yahoo.co.id

Koentjoro
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

ABSTRACT

This study aims to reduce symptoms of depression in adolescent girls with interpersonal psychotherapy (IPT).
Subjects in this study ware adolescent girl with divorced parents, aged 15 to 17 years old, and have
symptoms of depression. Measuring devices using the Beck Depression Inventory (BDI-II). This study used
an experiment-qualitative method with action research approach. Analysis of the data using a visual
inspection by looking at the changes in scores increase or decrease in individual. The results of this study
concluded that interpersonal psychotherapy is effective to reduce symptoms of depression in adolescent girls
with divorced parents. The results of qualitative analysis showed that subjek felt more happy, be positive,
not hopeless, effective communication skills, and be able to resolve their problems in a mature.

Keywords: Interpersonal Psychotherapy, Depression, Adolescent

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan gejala depresi pada remaja putri dengan orangtua bercerai
dengan psikoterapi interpersonal. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja putri usia 15 hingga 17 tahun,
berasal dari keluarga dengan orangtua yang telah bercerai lama, dan terdiagnosis mengalami depresi. Alat
ukur yang digunakan adalah Beck Depression Inventory (BDI-II). Penelitian ini menggunakan metode
eksperimental kualitatif dengan pendekatan action research. Analisis data menggunakan visual inspection
dengan melihat perbandingan berupa kenaikan atau penurunan skor secara individual. Hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa psikoterapi interpersonal terbukti efektif untuk menurunkan gejala depresi remaja
putri dengan orangtua bercerai. Hasil analisis kualitatif menunjukkan bahwa subjek merasa lebih bahagia,
dapat berpikir positif, tidak putus asa, memiliki kemampuan komunikasi yang efektif, dan mampu
menyelesaikan permasalahan secara dewasa.

Kata kunci: Psikoterapi interpersonal, Depresi, Remaja Putri

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 6 No. 1 Juni 2014 | 117


Noviza, Koentjoro

Perkembangan era globalisasi di nya usia anak, perceraian orangtua


Indonesia membawa dampak positif mau- menjadi sangat terkait dengan gejala
pun negatif bagi masyarakatnya, termasuk depresi. Anak yang memiliki orangtua
dalam kehidupan sosial. Dampak positif bercerai akan lebih banyak terkena
yang bisa dirasakan adalah keterbukaan konflik dan kesedihan dibanding dengan
pola pikir terhadap teknologi yang dapat anak yang tumbuh dalam pernikahan
menunjang kehidupan. Namun, juga ba- stabil.
nyak dampak negatif yang terjadi. Salah Wong (2009) menyatakan sekalipun
satunya adalah penurunan nilai-nilai nor- perceraian dapat menghasilkan dampak
matif dalam masyarakat. Degradasi nilai positif, namun dampak negatifnya lebih
mencakup nilai agama, nilai sosial, adat besar. Dampak positif perceraian adalah
istiadat, dan nilai kesakralan sebuah ke- terselesaikannya konflik di dalam keluar-
luarga. Salah satunya dapat dilihat gejala- ga, kemandirian, serta kedewasaan. Akan
nya saat ini, yaitu angka perceraian yang tetapi, dampak negatif yang ditimbulkan
terus meningkat, seakan-akan menjadi dari perceraian orangtua lebih besar
trend yang menghilangkan kesakralan dan dibandingkan dengan dampak positif.
makna dari sebuah pernikahan. Di Perceraian orangtua akan membuat anak
Daerah Semarang misalnya, pada tahun tidak mampu melepaskan diri dari konflik
2012, perkara perceraian yang masuk ke orangtua, merasa kehilangan keluarga,
Pengadilan Agama (PA) Semarang men- kekhawatiran akan dirinya sendiri, rasa
capai kasus 2.885 dan mengalami pening- khawatir pada orangtua dan saudaranya,
katan pada tahun 2013 sebanyak 3.237 sedih, malu, menarik diri dari teman-
kasus perceraian (http://www.pa-sema temannya, terganggunya konsep seksuali-
rang. go.id/ layanan-publik/statistik-perka- tas ketika dewasa.
ra.html). Berdasarkan data Pengadilan Pengamatan yang dilakukan peneliti
Agama Semarang dapat terlihat jelas pe- terhadap fenomena yang ada di lapangan
ning katan angka perceraian setiap tahun- serta wawancara yang dilakukan terhadap
nya. lima orang remaja tengah kisaran usia 15
Perceraian tentu akan membawa hingga 16 tahun yang berasal dari orang-
perubahan dalam kehidupan keluarga, tua bercerai mendukung pernyataan di
terutama dalam kehidupan anak hasil atas. Hasil pengamatan menunjukkan
perkawinan tersebut. Berbagai penelitian bahwa anak yang orangtuanya bercerai
menyebutkan bahwa pada umumnya merasakan berbagai afek negatif, seperti
perceraian membawa resiko yang besar perasaan sedih, merasa tidak berguna,
pada anak dari sisi psikologis. Oldehin- gangguan tidur, kekhawatiran akan masa
kel, Ormel, Veenstra, De Winter, dan depan, dan adanya niatan untuk bunuh
Verhulst (2008) dalam penelitiannya diri.
menemukan bahwa dengan bertambah-

118 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 6 No. 1 Juni 2014


Efektivitas Psikoterapi Interpersonal untuk Menurunkan Depresi pada ...

Seharusnya masa remaja merupa- lah sosial, kenakalan, dan perilaku agresif.
kan suatu masa pertumbuhan dan per- Secara umum, gejala depresi pada anak
kembangan, saat individu berkembang dengan orangtua bercerai akan mengala-
untuk mencapai kematangan seksualnya. mi kenaikan pada usia remaja, khususnya
Remaja mengalami perkembangan psiko- remaja putri. Oldehinkel dkk (2008) yang
logi dan pola identifikasi dari anak-anak meneliti tentang perbedaan depresi rema-
menuju dewasa. Fase ini merupakan masa ja laki-laki dan perempuan dengan orang-
penentuan bagi remaja. Apabila pada tua bercerai menjelaskan bahwa dengan
tahap ini perkembangan remaja terham- bertambahnya usia anak, perceraian
bat, maka akan berpengaruh pada per- orang-tua menjadi sangat terkait dengan
kembangan emosional dan kepribadian- gejala depresi pada anak, khusunya bagi
nya di fase berikutnya (Alwisol, 2009). anak perempuan. Hasil penelitiannya
Serupa dengan itu, Sarwono (2006) menyebutkan bahwa anak perempuan
menjelaskan bahwa pada masa remaja dengan orangtua bercerai beresiko tinggi
individu dihadapkan pada berbagai ma- mengembangkan gejala depresi selama
cam perubahan yang cepat dan perma- masa remaja. Hal ini sangat terkait de-
salahan yang menyertainya yang dapat ngan perubahan sosial budaya, hormonal,
menjadi stressor. Oleh karena itu remaja serta kebutuhan afiliasi anak perempuan
diharapkan mampu mengatasi stressor lebih besar dibandingkan dengan anak
yang muncul secara lebih mandiri. laki-laki.
Apabila terjadi kendala, maka remaja Oldehinkel dkk (2008) menambah-
tidak mampu mengatasi stressor sehingga kan anak dengan orangtua bercerai
akan muncul kecenderungan munculnya umumnya akan terkena lebih banyak ke-
gejala depresi. sedihan dan konflik dibandingkan dengan
Seperti yang dijelaskan oleh anak yang tumbuh di dalam keluarga
Storksen, Rysamb, Moum, dan Tambs yang stabil. Padahal seharusnya remaja
(2005) perceraian orangtua dapat mem- harus dapat melewati masa peralihan dari
bawa efek jangka panjang bagi anak. kanak-kanak menuju dewasa dengan
Terlebih ketika orangtua bercerai saat baik. Adanya permasalahan dalam hidup
anak masih kecil, karena dampaknya akan remaja tentu memengaruhi remaja dalam
terbawa hingga mereka memasuki usia mencapai tugas-tugas perkembangannya,
dewasa. Hal serupa yang dialami oleh di mana pada masa ini remaja harus
kelima subjek, orangtua subjek mengala- mampu menerima keadaannya, mampu
mi perpisahan ketika subjek masih anak- membina hubungan baik dengan lawan
anak, sehingga membawa dampak ke fase jenis, mandiri secara emosional, mema-
berikutnya. Masalah yang biasanya terjadi hami nilai-nilai orangtua dan orang dewa-
pada remaja awal hingga tengah adalah sa, serta mempersiapkan diri untuk kehi-
penarikan diri, kecemasan, depresi, masa- dupan berkeluarga kelak (Hurlock, 2010).

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 6 No. 1 Juni 2014 | 119


Noviza, Koentjoro

Auerbach dan Ho (2012) dalam pe- laskan bahwa erat kaitannya dan ada
nelitiannya tentang depresi pada remaja saling timbal balik antara hubungan
menyatakan bahwa remaja sangat rentan interpersonal remaja dan gejala stres atau
untuk mengembangkan depresi dan depresi yang muncul. Oleh sebab itu CBT
memiliki dampak yang cukup panjang, saja tidak cukup, diperlukan terapi yang
yang akan memengaruhi psikososial secara khusus mengatasi permasalahan
ketika dewasa. Terlebih remaja merupa- interpersonal pada remaja.
kan masa storm and stress yang dipe- Salah satu penelitian yang men-
nuhi oleh berbagai perubahan dan terka- dapat dukungan dari American Academy
dang muncul permasalahan sulit dalam of Pediatrics Mental Health dan telah
hidupnya untuk menuju ke masa dewasa terbukti efektif untuk kasus depresi pada
(Santrock, 2003). Oleh sebab itu dibutuh- remaja yaitu Psikoterapi Interpersonal (PI).
kan penanganan berupa intervensi kepada Terapi ini pernah diteliti oleh Klomek,
subjek. Tujuannya adalah agar gejala Zalsman, dan Mufson (2007). Interper-
depresi yang dialami saat ini dapat diatasi sonal Psychotherapy for Adolescent (IPT-
dengan baik. A) merupakan intervensi berupa psiko-
Berbagai penelitian dan intervensi terapi baru yang dikembangkan dan telah
telah banyak dilakukan untuk mengatasi terbukti efektif untuk menangani perma-
depresi yang dialami remaja. Akan tetapi, salahan klinis, termasuk dalam kasus
fenomena permasalahan remaja semakin depresi yang dialami oleh remaja.
banyak dan mendapat perhatian untuk Psikoterapi interpersonal untuk remaja
diteliti lebih lanjut. Dalam penelitiannya merupakan terapi yang dimodifikasi dari
Auerbach dan Ho (2012) menjelaskan psikoterapi interpersonal dewasa. Psikote-
bahwa sampai saat ini Cognitive Behavior rapi interpersonal untuk remaja berfokus
Therapy (CBT) adalah intervensi non- pada permasalahan remaja antara usia 12
pharmacologic paling banyak digunakan hingga 18 tahun, dengan kategori ringan
untuk mengatasi depresi pada remaja. hingga sedang. Psikoterapi interpersonal
Akan tetapi, Auerbach dan Ho mencoba berupaya untuk mengatasi permasalahan
memadukan terapi kognitif dan Psiko- interpersonal remaja dengan mengem-
terapi Interpersonal. Hasilnya menunjuk- bangkan keterampilan komunikasi dan
kan ada perubahan yang signifikan, yaitu dalam memecahkan persoalan. PI mem-
penurunan tingkat depresi pada remaja bantu remaja memahami dampak dari
usia 12 hingga 18 tahun dari waktu ke peristiwa interpersonal dan kaitannya
waktu. Auerbach dan Ho (2012) men- dengan perubahan suasana hati yang
jelaskan CBT dalam kasus remaja memi- dirasakan. Psikoterapi interpersonal cocok
liki kekurangan, yaitu keterbatasan dalam untuk permasalahan yang terkait dengan
menangani kasus yang terkait dengan interpersonal seperti perpisahan orangtua,
interpersonal. Dalam penelitiannya dije- pola asuh otoriter dari orangtua, kematian

120 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 6 No. 1 Juni 2014


Efektivitas Psikoterapi Interpersonal untuk Menurunkan Depresi pada ...

keluarga atau teman, tekanan teman mantal kualitatif dengan pendekatan


sebaya, dan keluarga dengan orangtua action research. Rancangan penelitian ini
tunggal. adalah rancangan eksperimen dalam
Berdasarkan penelitian-penelitian kelompok yang sama (within subjects
yang sudah dilakukan sebelumnya, design), yaitu remaja putri dengan orang-
peneliti memilih Psikoterapi Interpersonal tua bercerai. Desain satu kelompok
sebagai alternatif untuk mengatasi depresi dengan pengukuran prates, pemberian
yang dialami subjek. PI bekerja dengan perlakuan, pascates kemudian follow-up.
memfokuskan interpersonal subjek, sifat- Langkah-langkah yang dilakukan peneliti
sifat dan kelemahannya, serta meningkat- dalam melakukan pengumpulan data ini
kan hubungan tersebut. Intervensi ini adalah (1) wawancara, (2) observasi, dan
dipilih karena apabila seseorang memiliki (3) skala.
hubungan yang kuat, sehat, dan penuh
penghargaan dengan orang lain, kecil ke- Subjek Penelitian
mungkinan untuk menjadi depresi atau Subjek dalam penelitian ini ada
mempertahankan kondisi depresinya, se- lima orang remaja putri usia antara 15
hingga individu tersebut akan merasa ba- tahun sampai 17 tahun. Subjek berasal
hagia. Terapi ini sangat cocok dalam dari keluarga dengan orangtua bercerai
kasus subjek yang menginjak usia remaja, lama dan telah memiliki keluarga baru.
karena psikoterapi interpersonal ada yang
telah memodifikasi untuk kasus remaja Metode Pengumpulan Data
dan hasilnya adalah signifikan untuk Teknik pengumpulan data dilaku-
menurunkan depresi pada remaja kan adalah dengan wawancara, observasi,
(Klomek, Zalsman, & Mufson, 2007). dan skala. Skala depresi yang digunakan
Berdasarkan uraian di atas, maka adalah Beck Depression Inventory (BDI-II)
peneliti ingin menguji apakah Psikoterapi yang bertujuan untuk mengukur tingkat
Interpersonal efektif untuk mengurangi depresi remaja. Skala BDI yang digunakan
depresi yang dialami oleh remaja putri sudah diadaptasi di Indonesia.
dengan orangtua bercerai? Hipotesis yang
diajukan adalah psikoterapi interpersonal Intervensi
efektif untuk mengurangi depresi pada Terapi yang diberikan pada
remaja yang orangtuanya bercerai. penelitian ini adalah Psikoterapi Interper-
sonal (PI). Pelatihan dilakukan sebanyak
METODE PENELITIAN empat kali pertemuan, yaitu pada tanggal
22 Mei, 23 Mei, 28 Mei, dan 29 Mei
Rancangan Penelitian 2014. Fasilitator dalam Psikoterapi Inter-
Penelitian ini merupakan penelitian personal ini adalah seorang Psikolog
dengan menggunakan metode eksperi- Klinis dibantu oleh dua orang observer

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 6 No. 1 Juni 2014 | 121


Noviza, Koentjoro

yang mengobservasi peserta, terapis, serta dari dirinya sehingga memudahkan sub-
proses pelaksanaan terapi tersebut. jek dalam melakukan perubahan perilaku
yang lebih positif, (7) menjadi lebih
Metode Analisis Data semangat ke depannya dalam mengha-
Analisis data penelitian dilakukan dapi kehidupan.
dengan visual inspection. Gejala depresi Analisis kuantitatif dilakukan
subjek dibandingkan antara hasil pengu- dengan visual inspection berdasarkan
kuran sebelum perlakuan (prates), setelah hasil analisis deskriptif mean empirik
perlakuan (pascates), dan follow-up skala pada skala BDI-II subjek. Dari analisis
BDI-II. Perbandingan secara individual dapat disimpulkan bahwa keenam subjek
tampak pada kenaikan atau penurunan di atas mengalami penurunan yang
yang disajikan melalui tabel atau grafik. signifikan. Berikut hasil dari masing-
masing subjek:
HASIL PENELITIAN
Mean

Hasil analisis data tersaji dalam data


kualitatif dan visual inspection. Secara 23,5
kualitatif, dapat disimpulkan bahwa psiko-
terapi interpersonal membawa pengaruh
positif bagi subjek. Subjek juga menya- 6,17 6,33
takan manfaat lainnya dari psikoterapi
interpersonal yang dapat disimpulkan
pretest posttest follow-up
sebagai berikut: (1) subjek merasa lebih
lega karena bisa mengungkapkan pera- Grafik1. Mean Empirik Subjek
saan dan emosinya, (2) subjek menjadi
mengerti permasalahan apa yang terjadi PEMBAHASAN
pada dirinya dan apa saja dampaknya, (3)
subjek jadi lebih memahami dan meneri- Penelitian tentang depresi beberapa
ma kondisi yang telah terjadi, (4) subjek dekade terakhir ini lebih banyak menarik
menjadi lebih sabar dan mampu minat peneliti, khususnya pada sampel
mengontrol emosi negatif akibat konflik dengan usia muda. Hal ini dikarenakan
yang dialaminya, (5) subjek memahami remaja berada pada masa storm and
dan dapat mempraktikkan komunikasi stress yang dipenuhi oleh berbagai
efektif, sehingga memperbaiki konflik perubahan dan terkadang muncul perma-
interpersonal yang secara tidak langsung salahan sulit dalam hidupnya untuk
berkaitan dengan gejala depresi, (6) menuju ke masa dewasa (Santrock, 2003).
subjek mengetahui kekurangan dalam diri Gejala depresi pada remaja biasanya
dan mengerti apa yang harus diperbaiki berkaitan erat dengan konflik interper-

122 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 6 No. 1 Juni 2014


Efektivitas Psikoterapi Interpersonal untuk Menurunkan Depresi pada ...

sonal (Auerbach & Ho, 2012) sebagai- kasus depresi pada remaja (Klomek,
mana penelitian ini, yang mengangkat Zalsman, & Mufson, 2007).
kasus gejala depresi pada remaja putri Storksen dkk (2005) menjelaskan
dengan orangtua bercerai. Penelitian ini bahwa perceraian orangtua dapat mem-
bertujuan untuk memberikan solusi bawa efek jangka panjang bagi anak,
dengan psikoterapi interpersonal dalam terlebih saat orangtua bercerai anak masih
menurunkan gejala depresi pada remaja kecil. Dampaknya akan terbawa hingga
putri. Berdasarkan hasil analisis data yang mereka memasuki usia remaja hingga
dilakukan, psikoterapi interpersonal me- dewasa. Setelah bercerai tentu akan
miliki pengaruh dan terbukti efektif untuk timbul permasalahan baru di dalam
menurunkan gejala depresi remaja. Hasil keluarga. Pada kasus subjek, permasa-
yang diperoleh dari deskripsi data mean lahan yang ditimbukan adalah konflik
empirik subjek mengalami penurunan interpersonal yang memunculkan emosi
sebelum dan setelah intervensi diberikan. negatif pada diri subjek. Storksen dkk
Mean empirik sebelum intervensi 23.5 (2005) menambahkan permasalahan yang
dan setelah intervensi menurun menjadi biasanya terjadi pada remaja awal sampai
6.17. Hasil analisis deskripsi data kemu- tengah salah satunya adalah gejala
dian peneliti jabarkan ke dalam grafik pe- depresi.
rubahan masing-masing subjek. Hasilnya, Secara umum, gejala depresi pada
subjek mengalami penurunan gejala anak dengan orangtua bercerai akan
depresi berdasarkan hasil tes Beck mengalami kenaikan pada usia remaja,
Depression Inventory (BDI-II). khususnya remaja putri seperti subjek
Analisis kualitatif yang peneliti dalam penelitian ini. Salah satu faktor
lakukan kepada masing-masing subjek yang dikontrol dalam penelitian ini ada-
juga menunjukkan hasil yang cukup lah jenis kelamin. Peneliti hanya meng-
positif. Setiap subjek merasakan peru- gunakan remaja putri. Menurut Ingersall
bahan setelah mengikuti psikoterapi inter- (McLean, 2003), terdapat perbedaan yang
personal, baik dari segi emosional mau- sangat signifikan antara remaja laki-laki
pun perilakunya. Berdasarkan hasil ana- dengan remaja putri dalam hal menga-
lisis kuantitatif dan kualitatif, maka pene- lami depresi. Pada masa ini prevalensi
liti menyimpulkan bahwa psikoterapi remaja putri mengalami depresi sampai
interpersonal terbukti efektif untuk menu- dua kali lipat dibanding dengan remaja
runkan gejala depresi remaja putri dengan laki-laki. Adanya perubahan hormonal
orangtua bercerai. Hal tersebut sesuai yang menyertai pubertas mengakibatkan
dengan berbagai penelitian yang menye- meningkatnya resiko remaja putri menga-
butkan bahwa psikoterapi interpersonal lami depresi. Remaja laki-laki cenderung
merupakan terapi yang efektf untuk mena- mengalihkan diri dari perasaan depresi
ngani kasus klinis, termasuk di dalamnya pada masa ini, sedangkan remaja putri

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 6 No. 1 Juni 2014 | 123


Noviza, Koentjoro

lebih sensitif dan merenungkan apa yang munculkan perasaan-perasaan sedih,


terjadi sehingga memperkuat resiko untuk putus asa, merasa tidak dianggap, hingga
menjadi depresi. terjadi perubahan reaksi fisik yang
Auerbach dan Ho (2012) menjelas- berakibat pada pola makan dan tidur yang
kan bahwa konflik keluarga merupakan terganggu. Tidak jarang permasalahan
pemicu besar penyebab stres interper- tersebut membuat subjek mengalami
sonal. Stres tersebut memberikan kontri- penurunan dalam unjuk kerja di sekolah-
busi ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu nya, baik nilai, konsentrasi, ataupun
gejala depresi. Berdasarkan keterangan malas dalam melakukan aktivitas sekolah.
tersebut dapat disimpulkan bahwa ada Pada prosesnya, psikoterapi inter-
keterkaitan yang antara konflik interper- personal mengacu pada pengurangan
sonal dan gejala depresi. Dengan mem- gejala depresi yang dialami subjek. Pada
perbaiki konflik interpersonal gejala kasus subjek dengan orangtua bercerai,
depresi subjek akan menurun. Komuni- permasalahan yang menjadi fokus utama
kasi yang tidak efektif merupakan alasan adalah konflik interpersonal yang sering
utama seseorang mengalami konflik terjadi. Untuk memperbaiki pola komu-
interpersonal (Robertson, Rushton, & nikasi yang gagal terapis membahas
Wurm, 2008). Menurutnya, dalam pene- mengenai masalah yang dialami terkait
litian psikoterapi interpersonal terapis dengan konflik keluarga. Terapis bersama
harus secara khusus memperbaiki komu- dengan subjek menganalisis komunikasi
nikasi yang gagal menjadi lebih efektif. yang tidak efektif, membantu mencari
Analisis komunikasi yang baik dilakukan solusi dengan pemecahan masalah,
adalah dengan pemecahan masalah kemudian subjek diminta role-play
dengan role-play. bagaimana berkomunikasi secara lebih
Hasil analisis kualitatif menyim- efektif. Teknik ini sangat sesuai seperti
pulkan bahwa secara keseluruhan perma- penjelasan dari Robertson, Rushton, dan
salahan utama yang menyebabkan emosi Wurm (2008) mengenai analisis komuni-
negatif seperti gejala-gejala depresi adalah kasi dari psikoterapi interpersonal. Hasil
komunikasi yang sering gagal atau tidak yang diharapkan tentunya berupa
efektif antar individu, dalam hal ini pengurangan konflik interpersonal di
adalah keluarga. Salah satu contoh keti- dalam keluarga yang menjadi faktor
dakmampuan dalam berkomunikasi de- munculnya gejala depresi. Pada salah satu
ngan baik adalah konflik kerap kali subjek yang telah mempraktekkan teknik
muncul, baik dengan orangtua kandung, ini secara langsung dengan orangtua,
saudara kandung, orangtua sambung, dan subjek mendapatkan respon yang positif
saudara tiri. Konflik yang sering timbul dari orangtuanya. Orangtua hingga mera-
dan tidak segera diselesaikan mengakibat- sa terjadi perubahan positif yang cukup
kan gagalnya komunikasi tersebut, me- besar pada diri subjek, hingga subjek

124 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 6 No. 1 Juni 2014


Efektivitas Psikoterapi Interpersonal untuk Menurunkan Depresi pada ...

mendapat penghargaan dari orangtuanya. merugikan diri sendiri, karena dapat


Pada subjek lain, subjek merasa menjadi menimbulkan salah persepsi dan pesan
lebih tahu bagaimana berkomunikasi yang kita maksud tidak tersampaikan
dengan orang lain sehingga apa yang dengan baik. Hal tersebut memunculkan
dimaksudkan tersampaikan dengan baik. pemahaman baru tentang komunikasi
Psikoterapi interpersonal yang ber- efektif dan mengubah pikiran negatif
fokus pada pengobatan depresi tentunya menjadi lebih positif.
memiliki sasaran untuk pengurangan Terkait dengan perubahan reaksi
gejala depresi pada setiap indikatornya, fisiologis seperti sakit kepala, sulit tidur,
salah satunya perubahan suasana hati. sulit konsentrasi, nafsu makan terganggu,
Semula subjek merasakan sedih, mudah dan mudah lelah, Goldberg (2013)
marah dan tersinggung, putus asa, merasa menjelaskan bahwa kebanyakan orang
tidak dianggap di dalam keluarga. Seperti hanya mengetahui keterkaitan antara
yang dijelaskan oleh Auerbach dan Ho emosi dengan gejala depresi, tetapi pada
(2012), perasaan sedih, marah, putus asa, kenyataannya depresi juga berkaitan erat
dan merasa tidak dianggap merupakan dengan gejala fisik seperti sakit kepala,
bentuk ketidakmampuan remaja dalam sakit punggung, tidur yang bermasalah,
berpikir secara rasional. Subjek tidak perubahan berat badan terkait dengan
mampu mengidentifikasi dan menganali- pola makan yang terganggu, dan gang-
sis akan permasalahan yang terjadi dan guan nyeri. Pentingnya seseorang menge-
apa dampaknya secara psikologis. Dalam tahui keterkaitan antara gejala depresi
hal ini subjek diberikan tahap awal psi- yang menimbulkan reaksi fisik tersebut,
koterapi interpersonal yaitu menganalisis agar ia dapat lebih fokus pada penyem-
gejala yang dirasakan. Subjek diajak buhan psikologis. Dengan berkurangnya
untuk memahami bahwa yang dirasakan gejala depresi seseorang maka akan
selama ini merupakan gejala dari depresi berkurang juga gejala fisik yang
dan memotivasi subjek untuk tidak perlu ditimbulkannya. Pada indikator ini subjek
khawatir karena hal itu bisa terjadi oleh diberi penjelasan bahwa hal tersebut
siapa saja. Ketika subjek menyadari gejala merupakan dampak dari gejala depresi
yang dirasakan dan dialami, subjek dapat dan adanya keterkaitan antara kondisi
lebih mengerti bagaimana mengontrol psikologis seseorang dan reaksi fisiknya.
emosinya dengan baik. Adanya kemampuan mengendalikan
Pada sesi menganalisa tugas kerja emosi dan konflik ini diharapkan reaksi
konflik yang dialami dan bermain peran fisik perlahan akan berkurang seiring
terhadap permasalahan yang terjadi de- berjalannya waktu.
ngan melihat komunikasi yang gagal dila- Perubahan pada pola pikir dan
kukan selama ini, subjek menjadi menya- sikap diri seperti malas beraktivitas di
dari bahwa komunikasi yang tidak efektif sekolah, merasa tidak berguna, pemikiran

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 6 No. 1 Juni 2014 | 125


Noviza, Koentjoro

masa depan yang negatif, hingga muncul melihat kelebihan dan kekurangan dalam
pemikiran untuk bunuh diri yang dirasa- diri. Subjek kemudian diminta untuk
kan subjek dapat berkurang dengan menuliskan impian atau cita-citanya yang
pemberian teknik perubahan perlaku kemudian dibuat poster untuk dipasang di
dengan melihat kelebihan dan kekurang- tempat yang selalu dapat terlihat. Hal ini
an dalam diri, teknik dan edukasi untuk bertujuan untuk mencegah peningkatan
mengatasi perasaan tertekan, dan pem- gejala depresi atau relaps di kemudian
berian motivasi pada setiap pertemuan. hari. Ketika mengalami peristiwa yang
Auerbach dan Ho (2012) menjelaskan tidak menyenangkan dalam dirinya,
secara umum remaja menunjukkan orien- subjek diminta untuk melihat mimpinya
tasi yang lemah pada masa depan. Hal ini dan fokus pada tujuan hidupnya. Dengan
terkait dengan kematangan dan perubah- demikian semangat subjek akan terus
an hormonal yang terjadi. Apabila pada terbangun. Hasil yang diperoleh, subjek
tahap ini subjek mengalami konflik menjadi lebih semangat lagi dalam
interpersonal seperti menyaksikan perpi- mencapai cita-cita yang diinginkan.
sahan orangtua dan dampak dari perpi- Secara akademis, sebagian besar
sahan, maka secara tidak langsung subjek subjek mengalami peningkatan perfor-
akan memiliki kekhawatiran dalam mansi di sekolah, yaitu meningkatnya
menjalin hubungan interpersonal dengan hasil ujian. Data diperoleh dari hasil
ketika dewasa. Subjek juga menjadi wawancara pada waktu follow up. Hal ini
berkurang dalam minat beraktivitas baik dapat disimpulkan bahwa dengan
di sekolah maupun di luar sekolah, berkurangnya gejala depresi yang dialami
akibatnya subjek sering mengalami penu- oleh subjek, secara tidak langsung akan
runan performa di sekolah, sehingga meningkatkan performa dalam bidang
dibutuhkan motivasi dan dorongan untuk akademis. Seperti yang dijelaskan oleh
mengembalikan semangat berorientasi ke Rice dan Dolgin (2002) bahwa pada
depan. umumnya perceraian orangtua akan
Pada prosesnya, terapis membang- membawa dampak yang besar pada anak,
kitkan minat belajar subjek dengan baik dari sisi psikologis, kesehatan,
memberikan contoh kisah sukses dari maupun akademis. Tujuan khusus dari
tokoh-tokoh dunia yang mengalami penelitian ini dapat tercapai, yaitu dengan
peristiwa serupa dengan subjek atau berkurangnya gejala depresi subjek, maka
bahkan lebih menyedihkan, tetapi dapat performa di sekolah dapat meningkat. Hal
terus semangat hingga menjadi sukses. ini juga terkait dalam sesi motivasi yang
Terapis juga memberikan bagaimana tek- diberikan pada setiap pertemuan dengan
nik dalam mengatasi permasalahan secara tujuan meningkatkan kembali semangat
positif, dan membantu subjek dalam dan minat subjek.
melakukan perubahan positif dengan

126 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 6 No. 1 Juni 2014


Efektivitas Psikoterapi Interpersonal untuk Menurunkan Depresi pada ...

Pada proses mengambil manfaat dengan psikolog klinis perempuan, agar


dalam setiap pertemuan, terdapat bebe- subjek lebih nyaman dalam kegiatan dan
rapa manfaat dari Psikoterapi Interperson- terapis memahami gejala klinis yang ada.
al untuk keenam subjek yang dapat Partisipan dalam penelitian ini memiliki
disimpulkan yaitu: (1) Subjek merasa lega antusias yang cukup besar, terlihat dari
karena bisa mengungkapkan perasaan dan keaktivan masing-masing subjek dalam
emosinya, (2) Subjek menjadi mengerti setiap sesi pada setiap pertemuan.
permasalahan apa yang terjadi pada Fasilitas yang diberikan dalam terapi ini
dirinya dan apa saja dampaknya, (3) berupa pengadaan ruang kelas yang
Subjek lebih memahami dan menerima nyaman dengan penggunaan AC, pembe-
kondisi yang telah terjadi, (4) Subjek rian snack setiap pertemuan, dan fasilitas
menjadi lebih sabar dan mampu pendukung lainnya seperti map, alat tulis,
mengontrol emosi negatif akibat konflik dan LCD untuk memudahkan penyam-
yang dialaminya, (5) Memahami dan paian materi lebih menarik. Berdasarkan
dapat mempraktekkan komunikasi efektif, penjelasan di atas peneliti menyimpulkan
sehingga memperbaiki konflik interper- keberhasilan Psikoterapi Interpersonal
sonal yang secara tidak langsung berkait- yaitu (1) modul yang sesuai dengan
an dengan gejala depresi, (6) Subjek kebutuhan, (2) terapis yang sesuai dengan
mengetahui kekurangan dalam diri dan kriteria, (3) antusiasme partisipan, dan (4)
mengetahui apa yang harus diperbaiki fasilitas yang memadai.
dari dirinya sehingga memudahkan Penelitian ini memiliki kelemah-
subjek dalam melakukan perubahan an, yang pertama peneliti tidak meli-
perilaku yang lebih positif, (7) Subjek batkan orangtua subjek sebagai dalam
menjadi lebih semangat ke depannya proses intervensi, sebagai faktor yang
dalam menghadapi kehidupan, dan (8) dapat memengaruhi kondisi psikologis
Subjek tidak lagi mempedulikan pendapat subjek. Hal ini dikarenakan lokasi
orang lain yang dapat merugikan dirinya. orangtua yang tinggal di luar kota,
Keberhasilan psikoterapi interper- sehingga tidak dimungkinkan untuk ikut
sonal dalam menurunkan gejala depresi terlibat. Kedua tidak ada observasi setelah
remaja putri dipengaruhi oleh beberapa pelatihan untuk melihat perkembangan
faktor penting, yakni modul, pelatih subjek. Hal ini dikarenakan sensitivitas
(terapis), partisipan, dan fasilitas. Modul yang cukup tinggi pada remaja, sehingga
dalam psikoterapi interpersonal meng- subjek mengganti dengan pemberian
gunakan teori yang sudah dimodifikasi diary record.
untuk remaja, sehingga penggunaan dan
sasaran menjadi lebih tepat dan sesuai
dengan kebutuhan. Begitu juga dengan
terapis yang peneliti tentukan kriteria

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 6 No. 1 Juni 2014 | 127


Noviza, Koentjoro

SIMPULAN DAN SARAN litian ini menunjukkan bahwa perceraian


yang terjadi ketika anak masih kecil tetap
Simpulan membawa dampak yang cukup besar bagi
Simpulan yang diambil berdasarkan anak dan dampak tersebut akan terus
hasil analisis yang peneliti lakukan adalah terbawa hingga anak memasuki usia
psikoterapi interpersonal memiliki penga- remaja dan bahkan hingga dewasa.
ruh dan terbukti efektif untuk menurun- Kedua, saran bagi pihak sekolah.
kan gejala depresi remaja putri dengan Sebaiknya kepada Guru Bimbingan
orangtua bercerai. Analisis yang peneliti Konseling lebih peka terhadap perubahan
lakukan kepada masing-masing subjek performa murid di sekolah. Menjalin
juga memperoleh hasil yang sangat kerjasama dengan orangtua adalah salah
positif. Setiap subjek merasakan perubah- satu langkah yang dapat ditempuh guna
an positif setelah mengikuti psikoterapi menjaga kondisi psikologis anak yang
interpersonal, baik dari segi emosional bermasalah. Perlunya komunikasi yang
maupun perilakunya. Subjek merasa lebih lebih efektif dengan siswa agar dapat
bahagia, dapat berpikir positif, tidak putus lebih terbuka menyampaikan permasalah-
asa, memiliki kemampuan komunikasi an yang dialami.
yang efektif, dan mampu menyelesaikan Ketiga, saran bagi sujek penelitian.
permasalahan dengan lebih dewasa. Hasil Sebaiknya dapat mempertahankan kema-
tersebut juga sejalan dengan grafik juan yang telah diperoleh saat ini. Apabila
perubahan masing-masing subjek, di ma- di kemudian hari mengalami gejala depre-
na subjek mengalami penurunan gejala si atau emosi negatif, maka diharapkan
depresi. Grafik tersebut diperoleh dari subjek dapat mempraktekkan teknik dan
hasil tes Beck Depression Inventory (BDI- komunikasi efektif yang telah dipelajari
II) yang peneliti lakukan sebelum dan dalam Psikoterapi Interpersonal. Selain itu
setelah memberi perlakuan. Sebagai subjek diharapkan dapat lebih fokus pada
refleksi psikoterapi interpersonal lebih impian dan cita-cita ke depannya, se-
efektif pada subjek yang memiliki hingga motivasi akan terus terbangun.
kepribadian ekstrovert. Bagi salah satu subjek dengan kepriba-
dian introvert disarankan untuk mengikuti
Saran terapi individual agar dapat lebih terbuka
Saran yang diberikan adalah seba- terhadap permasalahan yang dihadapi.
gai berikut. Pertama, saran bagi orangtua Keempat, saran bagi peneliti se-
yang bercerai. Sebaiknya orangtua dapat lanjutnya yang ingin meneliti permasalah-
lebih peka terhadap gejala depresi yang an serupa terkait dengan konflik remaja
dialami oleh anak, sekalipun perceraian dengan orangtua bercerai. Sebaiknya
terjadi pada waktu anak masih kecil. Hal melibatkan orangtua dalam proses
itu dikarenakan berdasarkan hasil pene- intervensi. Hal ini dikarenakan teknik

128 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 6 No. 1 Juni 2014


Efektivitas Psikoterapi Interpersonal untuk Menurunkan Depresi pada ...

komunikasi yang diberikan kepada subjek Adolescent Psychology. 41, 792-


akan lebih efektif apabila didukung oleh 802.
orangtuanya. Bagi peneliti yang ingin
melakukan terapi kelompok pada psiko- Corsini, J. R., & Wedding, D. (2011).
terapi interpersonal, sebaiknya memper- Current Psychotherapies. Edisi 9.
hatikan karakteristik kepribadian subjek. Cenange Learning.
Subjek dengan kepribadian introvert
disarankan tidak mendapatkan intervensi Goldberg, J. (2013). Depression:
interpersonal secara kelompok, dikare- Recognizing the Physical
nakan permasalahan pribadi bagi tipe Symptoms. http://www.webmd.
kepribadian introvert menjadi wilayah com/depression/physical-symptoms.
personal yang tidak dapat diungkapkan di
dalam kelompok. Peneliti selanjutnya Grogan, G. L. (2008). The Relation
juga diharapkan dapat memperhatikan between Attachment to Opposite
keberhasilan dari intervensi dalam pene- Sex Parents and Attachment to
litian ini, yaitu modul yang tepat dan Romantic Partners. http://scholar-
terstruktur, terapis sebaiknya memiliki works. boisestate.edu/ cgi/view
ketrampilan komunikasi yang baik, content.cgi?article=1019&context
partisipan dapat terlibat aktif, dan fasilitas =mcnair_journal.
yang memadai selama intervensi berlang-
sung. Bagi peneliti yang ingin melanjut- Hurlock, E. B. (2010). Perkembangan
kan penelitian ini diharapkan dapat Anak. Jilid 1 Edisi 6. Jakarta:
melihat lebih jauh perubahan subjek Penerbit Erlangga.
setelah mengikuti psikoterapi inter-
personal. Klomek, B. A., Zalsman, G., & Mufson, L.
(2007). Interpersonal Psychotherapy
DAFTAR PUSTAKA for Depressed Adolescent.
Psychiatric Relat Sci. 44.(1), 40-46.
Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian
(Edisi Revisi). Malang: UMM Press. McLean, S. C. (2003). Factors which
Could Influence the Development
Auerbach, R. P., & Ho. R. (2012). A of Adolescent Depression. Thesis.
Cognitive-Interpersonal Model of University of South Afrika.
Adolescent Depression: The Impact
of Family Conflict and National Institutes of Mental Health
Depressogenic Cognitive Styles. (NIMH). (2011). Depression.
Journal of Clinical Child & http://www.nimh.nih.gov/studies/in
dex.cfm.

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 6 No. 1 Juni 2014 | 129


Noviza, Koentjoro

Oldehinkel, A.J, Ormel, J, Veenstra, R, De Santrock, J. W. (2003). Adolescence


Winter, A.F, and Verhulst, F.C. (Perkembangan Remaja). Terjemah-
(2008). Parental Divorce and an. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Offspring Depressive Symptoms:
Dutch Developmental Trends Sarwono, W. S. (2006). Psikologi Remaja.
During Early Adolescence. Journal Edisi revisi 8. Jakarta: Raja Grafindo
of Marriage and Family Pustaka.
Netherlands. 70, 284-293.
Storksen, I, Rysamb, E, Moum, T,
Pengadilan Agama. (2013) Jumlah Perkara Tambs, K. (2005). Adolescents with
Perceraian Di Kota Semarang, a Childhood Experience of Parental
http://www.pa- Divorce: a Longitudinal Study of
semarang.go.id/layanan- Mental Health and Adjustment.
publik/statistik-perkara.html. Journal of Adolescence. 28, 725
739.
Rice, F. P. & Dolgin, K. G. 2002. The
Adolescent: Development, Suara Merdeka. (2012). Paska Bercerai,
Relationship and The Culture, 10th Anak Sering Dimaknai Sebagai
edition. USA: Allyn & Bacon Properti. http://www.suaramerdeka.
Company. com, diakses pada tanggal 22
Januari 2012.
Robertson, M., Rushton, P., & Wurm. C.
(2008). Interpersonal Psycho- Wong, D. L. (2009). Buku Ajar
therapy: An overview. Psycho- Keperawatan Pediatrik. Vol.1, Edisi
therapy of Australia. 14, 371-389. 6. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

130 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 6 No. 1 Juni 2014

Anda mungkin juga menyukai