Remaja
November 15th, 2009 Related Filed Under
Arifin (2002) mengatakan adanya dampak positif maupun negatif dari pacaran bagi remaja,
seperti:
1. Prestasi Sekolah
Bisa meningkat atau menurun. Di dalam hubungan pacaran pasti ada suatu permasalahan yang
dapat membuat pasangan tersebut bertengkar. Dampak dari pertengkaran itu dapat mempengaruhi
prestasi mereka di sekolah. Tetapi tidak menutup kemungkinan dapat mendorong mereka untuk
lebih meningkatkan prestasi belajar mereka.
2. Pergaulan Sosial
Pergaulan bisa tambah meluas atau menyempit. Pergaulan tambah meluas, jika pola interaksi
dalam peran hanya berkegiatan berdua, tetapi banyak melibatkan interaksi dengan orang lainnya
(saudara, teman, keluarga, dan lain-lain).
Pergaulan tambah menyempit, jika sang pacar membatasi pergaulan dengan yang lain (tidak
boleh bergaul dengan yang lain selain dengan aku).
3. Mengisi Waktu Luang
Bisa tambah bervariatis atau justra malah terbatas. Umumnya, aktivitas pacaran tidak produktif
(ngobrol, nonton, makan, dan sebagainya), namun dapat menjadi produktif, jika kegiatan pacaran
diisi dengan hal-hal seperti olah raga bersama, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya.
4. Keterkaitan Pacaran dengan Seks
Pacaran mendorong remaja untuk merasa aman dan nyaman. Salah satunya adalah dengan
kedekatan atau keintiman fisik. Mungkin awalnya memang sebagai tanda atau ungkapan kasih
sayang, tapi pada umunya akan sulit membedakan rasa sayang dan nafsu. Karena itu perlu upaya
kuat untuk saling membatasi diri agar tidak melakukan kemesraan yang berlebihan.
5. Penuh Masalah Sehingga Berakibat Stres
Hubungan dengan pacar tentu saja tidak semulus diduga, jadi pasti banyak terjadi masalah dalam
hubungan ini. Jika remaja belum siap punya tujuan dan komitman yang jelas dalam memulai
pacaran, maka akan memudahkan ia stres dan frustasi jika tidak mampu mengatasi masalahnya.
6. Kebebasan Pribadi Berkurang
Interaksi yang terjadi dalam pacaran menyebabkan ruang dan waktu untuk pribadi menjadi lebih
terbatas, karena lebih banyak menghabiskan waktu untuk berduaan dengan pacar.
7. Perasaan Aman, Tenang, Nyaman, dan Terlindung
Hubungan emosional (saling mengasihi, menyayangi, dan menghormati) yang
terbentuk ke dalam pacaran dapat menimbulkan perasaan aman, nyaman,
dan terlindungi. Perasaan seperti ini dalam kadar tertentu dapat membuat
seseorang menjadi bahagia, menikmati hidup, dan menjadi situasi yang
kondusif baginya melakDAMPAK NEGATIF PACARAN BAGI PELAJAR
Written by Administrator Thursday, 20 May 2010 21:41
chatting
pun,
hal
tersebut
sudah
bisa
memicu
terjadinya
zina
hati.
Semua larangan-larangan tadi ada dalil shahihnya. Sebagai contoh, simaklah hadits ini:
Rasulullah saw. berpesan Janganlah engkau ikuti padangan dengan padangan berikutnya, karena
untukmu adalah padangan yang pertama, sedangkan selanjutnya bukan untukmu. (HR. Ahmad)
Dan hadits yang terkenal : Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah
tidak melakukan khalwat dengan seorang wanita yang tidak disertai oleh mahramnya karena
sesungguhnya
yang
ketiga
adalah
setan.
Tentang dampak negatif yang pertama ini tak perlu disangkal lagi. Tak terhitung lagi jumlah
pemuda muslim yang benar-benar terjerumus dalam perzinaanyang diawali dari aktivitas
pacaran. Kalau sudah berzina, berarti ia telah melakukan dosa besar yang akan menyebabkan
dampak-dampak buruk lainnyabaik yang ia rasakan di dunia maupun di akhirat.
2. Melemahkan Iman
Orang yang pacaran cenderung meletakkan rasa cinta kepada kekasihnya di atas rasa cinta kepada
Sang Pencipta. Tak perlu mengelak ataupun mengiyakan, sebab pernyataan ini bisa dibuktikan
dengan kualitas ibadah seseorang. Jika kualitas ibadah seseorang menurun setelah mengalami
jatuh cinta, itu artinya porsi kecintaannya kepada Allah berkurang. Ia jadi jarang ke Masjid,
jarang membaca Al Quran, meninggalkan shalat sunnah, bahkan beberapa hafalannya hilang,
serta banyak ibadah lain yang terlewatkan.
3. melatih kemunafikan
Orang yang berpacaran itu seringkali menipu, berusaha agar pasangannya yakin bahwa ialah
yang terbaik. Memang tidak semua.. tapi umumnya begitu. Ia akan menampakkan hal-hal yang
baik di depan kekasihnya. Adapun hal-hal yang buruk sebagian besar ia sembunyikan. Sebagian
orang ada yang sengaja menunjukkan beberapa keburukannya kepada kekasihnya sekedar untuk
meraih simpati, mencari kesamaan, mendapatkan pemakluman, atau sebagai bumbu-bumbu
romantisme belaka. Namun tidak jarang orang yang berpacaran mengatakan sesuatu yang
sebenarnya bertentangan dengan hati kecilnya.
4. Menjadikan panjang angan-angan.
Orang yang sedang jatuh cintapacaranseringkali teringat dengan orang yang dicintainya itu.
Lalu ia memikirkan sesuatu, berandai-andai setiap waktutentang apa yang akan dilakukan nanti
saat bertemu, tentang apa yang akan diberikan saat itu, tentang kata-kata yang akan diucapkan
sebagai bumbu, dan masih banyak lagi. Padahal ummat Islam dilarang berpanjang angan-angan.
5. Mengurangi produktivitas
Jika tidak pacaran, seorang siswa tentunya bisa melakukan aktivitas lain yang lebih produktif;
misal membuat karya seni, menulis artikel, cerpen, puisi, karya tulis, mengerjakan PR, atau yang
lainnya.
Namun
seringkali
produktivitasnya
turun
lantaran
ia
berpacaran.
karena boleh jadi suatu saat nanti dia akan menjadi sesuatu yang kamu cintai (H.R. Bukhari, Abu
Daud, Tirmizi, dan Ibnu Majah, dari Abu Hurairah)
Kedewasaan kita dalam berpacaran bisa dilihat dari kesiapan untuk bertanggung jawab. Ini dapat
dilihat dari kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan peran, membagi
waktu, perhatian, dan tanggung jawab antara belajar, pekerjaan rumah, dan pacaran. Kesiapan
untuk berbagi dengan orang lain, menghadapi permasalahan pacaran, dan tetap bisa
mengendalikan diri dan memenuhi nilai-nilai yang dianut dalam berhubungan dengan lawan
jenis.
TAHAPAN PACARAN
1. Tahap ketertarikan
Dalam tahap ini tantangannya ialah bagaimana mendapatkan kesempatan untuk menyatakan
ketertarikan dan menilai orang lain. Munculnya ketertarikan kita sama doi, misalnya, karena
penampilan fisik (doi cakep/cantik, tinggi), kemampuan (pintar), karakteristik atau sifat misalnya
sabar, cool abis, dan lain-lain. Menurut para ahli, umumnya cowok pada pandangan pertama
lebih tertarik pada penampilan fisik. Sedangkan cewek lebih karena karakteristik atau
kemampuan yang dimiliki cowok.
2. Tahap ketidakpastian
Pada masa ini sedang terjadi peralihan dari rasa tertarik ke arah rasa tidak pasti. Maksudnya, kita
mulai bertanya-tanya apakah doi benar-benar tertarik sama kita atau sebaliknya apakah kita
benar-benar tertarik sama doi. Pada tahap ini kita mendadak ragu apakah mau melanjutkan
hubungan atau tidak. Kalau kita enggak mampu memahami tahapan ini, kita akan mudah
berpindah dari satu orang ke orang lainnya.
3. Tahap komitmen dan keterikatan
Pada tahap ini yang timbul adalah keinginan kita kencan dengan seseorang secara eksklusif. Kita
menginginkan kesempatan memberi dan menerima cinta dalam suatu hubungan yang khusus
tanpa harus bersaing dengan orang lain. Kita juga ingin lebih rileks dan punya banyak waktu
untuk dilewatkan bersamanya. Seluruh energi digunakan untuk menciptakan saling cinta dan
hubungan yang harmonis.
4. Tahap keintiman
Dalam tahap ini mulai dirasakan keintiman yang sebenarnya, merasa lebih rileks untuk berbagi
lebih mendalam dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan merupakan kesempatan untuk lebih
mengungkapkan diri kita. Tantangannya adalah menghadapi sisi yang kurang baik dari diri kita.
Tanpa pemahaman yang baik bahwa cowok dan cewek mempunyai reaksi yang berbeda terhadap
keintiman, kita akan mudah mengambil kesimpulan yang salah bahwa terlalu banyak perbedaan
antara kita dan doi untuk melanjutkan hubungan.
PACARAN, CINTA, DAN SEKS
Berpacaran tidak selalu berarti seks. Cinta yang muncul dalam hubungan seks di luar nikah
sifatnya semu. Mengandalkan hubungan pada hal yang sifatnya semu tentu saja sangatlah lemah.
Pacaran yang berorientasi pada seks akan mengganggu proses adaptasi karena dalam kancah seks
semuanya tampak bagus-bagus saja. Kedua pihak sama-sama memelihara yang manis-manis saja.
Secara faali, cowok lebih gampang tancap gas dan telat nginjak rem, sedangkan cewek biasanya
masih dalam kondisi sadar saat cowoknya sudah lupa daratan. Inilah sebetulnya saat yang tepat
untuk menginjak rem kuat-kuat. Pengendalian diri dalam hal ini sering kali gagal. Oleh karena
itu, lingkungan harus diciptakan agar rem tidak telat diinjak.
Kondisi lingkungan yang tidak mendukung, antara lain: berdua saja di tempat yang jauh dari
keramaian, tertutup, bebas gangguan, atau gelap. Di tempat seperti ini iman sering kali melemah,
moral dan akal sehat tak berfungsi.
DAMPAK PACARAN
Bagi kita, pacaran memiliki dampak positif maupun negatif:
* Prestasi sekolah
Pacaran bisa menurunkan atau meningkatkan prestasi belajar kita. Prestasi meningkat biasanya
karena semangat belajar yang naik akibat ada pacar yang senantiasa memberikan dorongan dan
perhatian atau karena ingin membuktikan kepada orangtua bahwa meskipun kita pacaran prestasi
belajar kita tidak terganggu.
Prestasi belajar bisa menurun jika ada permasalahan yang cukup berat hingga mengganggu
konsentrasi dan gairah untuk belajar atau lebih senang menghabiskan waktu bersama sang pacar
daripada belajar.
* Pergaulan sosial
Pergaulan sosial dengan teman sebaya maupun lingkungan sosial sekitar bisa menjadi meluas
atau menyempit. Pergaulan menjadi sempit kalau kita lebih banyak menghabiskan waktu hanya
berdua, enggak gaul lagi dengan teman lain. Makin lama biasanya kita menjadi sangat
bergantung pada pacar kita atau sebaliknya dan tidak memiliki pilihan interaksi sosial lainnya.
Hubungan dengan keluarga pun biasanya menjadi renggang karena waktu luang lebih banyak
dihabiskan dengan pacar.
Bisa stres
Hubungan dengan pacar tentu saja tidak semulus yang semula diduga karena memang ada
perbedaan karakteristik, latar belakang, serta perbedaan keinginan dan kebutuhan. Hal itu
menyebabkan banyak sekali terjadi masalah dalam hubungan. Biasanya hal itu akan
menguras energi dan emosi serta menimbulkan stres hingga dapat mengganggu kehidupan
sehari-hari.
* Berkembang perilaku baru
Pacaran dapat bermakna munculnya perilaku yang positif atau sebaliknya muncul perilaku
negatif. Pacaran bisa membantu orang mengembangkan perilaku yang positif kalau interaksi
yang terbentuk bersifat positif, sedangkan interaksi yang kurang mendukung tentu saja lebih
memungkinkan terbentuknya perilaku negatif.
Misalnya, pacaran dengan orang yang jago motret. Maka, bukan tidak mungkin kita akan
tertular barang sedikit. Atau pacaran dengan orang yang sangat peduli sama orang lain dan
penolong, maka kita yang tadinya cuek bisa saja tertular. Begitu pula pada kelakuan yang
negatif.
Pacaran yang sehat dan bertanggung jawab:
1. Saling terbuka, mau berbagi pikiran dan perasaan secara terbuka, jujur, mau berterus
terang dengan perasan kita terhadap tingkah laku pacar. Siap nerima kritik dan kompromi.
2. Menerima pacar apa adanya yang dilandasi oleh perasaan sayang. Tidak menuntut sesuatu
yang berada di luar kemampuannya.
3. Saling menyesuaikan. Kalau dalam proses ini terlalu sering ribut, maka perlu
mempertimbangkan kemungkinan berpisah.
4. Tidak melibatkan aktivitas seksual karena dapat mengaburkan proses saling mengenal dan
memahami satu sama lain.
5. Mutual dependensi, masing-masing merasakan adanya saling ketergantungan satu sama
lain. Oleh karena itu, diharapkan kita dan pacar mampu melengkapi kekurangan, sedangkan
kelebihan
yang
dimiliki
diharapkan
mampu
menutupi
kekurangan
pasangan.
6. Mutual respect, saling menghargai satu sama lain dalam posisi yang setara.
buan hal-hal positif
mengenang dianya. Waktu luangnya (misalnya bagi mahasiswa) banyak terisi hal-hal
semacam melamun atau berfantasi. Amanah untuk belajar terkurangi atau bahkan
terbengkalai. Biasanya mahasiswa masih mendapat kiriman dari orang tua. Apakah uang
kiriman untuk hidup dan membeli buku tidak terserap untuk pacaran itu ?
Atas dasar itulah ulama memandang, bahwa pacaran model begini adalah
kedhaliman atas amanah orang tua. Secara sosio kultural di kalangan masyarakat agamis,
pacaran akan mengundang fitnah, bahkan tergolong naif. Mau tidak mau, orang yang
berpacaran sedikit demi sedikit akan terkikis peresapan ke-Islam-an dalam hatinya, bahkan
bisa mengakibatkan kehancuran moral dan akhlak. Naudzubillah min dzalik !
Sudah banyak gambaran kehancuran moral akibat pacaran, atau pergaulan bebas
yang telah terjadi akibat science dan peradaban modern (westernisasi). Islam sendiri
sebagai penyempurnaan dien-dien tidak kalah canggihnya memberi penjelasan mengenai
berpacaran. Pacaran menurut Islam diidentikkan sebagai apa yang dilontarkan Rasulullah
SAW : "Apabila seorang di antara kamu meminang seorang wanita, andaikata dia dapat
melihat wanita yang akan dipinangnya, maka lihatlah." (HR Ahmad dan Abu Daud
Namun Islam juga, jelas-jelas menyatakan bahwa berpacaran bukan jalan yang
diridhai Allah, karena banyak segi mudharatnya. Setiap orang yang berpacaran cenderung
untuk bertemu, duduk, pergi bergaul berdua. Ini jelas pelanggaran syariat ! Terhadap
larangan melihat atau bergaul bukan muhrim atau bukan istrinya. Sebagaimana yang
tercantum dalam HR Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas yang artinya: "Janganlah salah
seorang di antara kamu bersepi-sepi (berkhalwat) dengan seorang wanita, kecuali bersama
dengan muhrimnya." Tabrani dan Al-Hakim dari Hudzaifah juga meriwayatkan dalam
hadits yang lain: "Lirikan mata merupakan anak panah yang beracun dari setan, barang
siapa meninggalkan karena takut kepada-Ku, maka Aku akan menggantikannya dengan
iman sempurna hingga ia dapat merasakan arti kemanisannya dalam hati."
Tapi mungkin juga ada di antara mereka yang mencoba "berdalih" dengan
mengemukakan argumen berdasar kepada sebuah hadits Nabi SAW yang diriwayatkan
Imam Abu Daud berikut : "Barang siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena
Allah, atawa memberi karena Allah, dan tidak mau memberi karena Allah, maka sungguh
orang itu telah menyempurnakan imannya." Tarohlah mereka itu adalah orang-orang yang
mempunyai tali iman yang kokoh, yang nggak bakalan terjerumus (terlalu) jauh dalam
mengarungi "dunia berpacaran" mereka. Tapi kita juga berhak bertanya : sejauh manakah
mereka dapat mengendalikan kemudi "perahu pacaran" itu ? Dan jika kita kembalikan lagi
kepada hadits yang telah mereka kemukakan itu, bahwa barang siapa yang mencintai
karena Allah adalah salah satu aspek penyempurna keimanan seseorang, lalu benarkah
mereka itu mencintai satu sama lainnya benar-benar karena Allah ? Dan bagaimana mereka
merealisasikan "mencintai karena Allah" tersebut ? Kalau (misalnya) ada acara boncengboncengan, dua-duaan, atau bahkan sampai buka aurat (dalam arti semestinya selain wajah
dan dua tapak tangan) bagi si cewek, atau yang lain-lainnya, apakah itu bisa dikategorikan
sebagai "mencintai karena Allah ?" Jawabnya jelas tidak !
Dalam kaitan ini peran orang tua sangat penting dalam mengawasi pergaulan anak-
anaknya terutama yang lebih menjurus kepada pergaulan dengan lain jenis. Adalah suatu
keteledoran jika orang tua membiarkan anak-anaknya bergaul bebas dengan bukan
muhrimnya. Oleh karena itu sikap yang bijak bagi orang tua kalau melihat anaknya sudah
saatnya untuk menikah, adalah segera saja laksanakan.
Dikutip dari: http://www.indomedia.com/bpost/012000/24/opini/resensi.htm
Artikel II
yang
penting
yaitu
Gharizatul baqa' (naluri untuk mempertahankan diri) misalnya rasa takut, cinta
harta,
cinta
pada
kedudukan,
pengen
diakui,
de
el
el.
layak
Gharizatun
nau'
(naluri
untuk
untuk
mengembangkan
disembah.
dan
melestarikan
jenisnya)
manivestasinya bisa berupa rasa sayang kita kepada ibu, temen, sodara, kebutuhan
untuk disayangi dan menyayangi kepada lawan jenis.
Pacaran dalam perspektif islam
In fact, pacaran merupakan wadah antara dua insan yang kasmaran, dimana
sering cubit-cubitan, pandang-pandangan, pegang-pegangan, raba-rabaan sampai
pergaulan ilegal (seks). Islam sudah jelas menyatakan: "Dan janganlah kamu
mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu
jalan yang buruk." (Q. S. Al Isra' : 32)
Seringkali sewaktu lagi pacaran banyak aktivitas laen yang hukumnya wajib
maupun sunnah jadi terlupakan. Sampe-sampe sewaktu sholat sempat teringat si do'i.
beribu
atau
berjuta
alasan
tetep
aja
pacaran
itu
haram.
Adapun resep nabi yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas'ud: "Wahai generasi
muda, barang siapa di antara kalian telah mampu seta berkeinginan menikah. Karena
sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan pandangan mata dan memelihara
kemaluan. Dan barang siapa diantara kalian belum mampu, maka hendaklah
berpuasa, karena puasa itu dapat menjadi penghalang untuk melawan gejolak
nafsu."(HR. Bukhari, Muslim, Ibnu Majjah, dan Tirmidzi).
Jangan suka mojok atau berduaan ditempat yang sepi, karena yang ketiga
adalah syaiton.
"Janganlah
perhiasannya,
mereka
kecuali
menutupkan
yang
kain
(biasa)
kudung
nampak
ke
daripadanya.
dadanya,
dan
Dan
janganlah
ampunan
dan
rezki
yang
mulia
(surga)."
Buletin
Dakwah
Remas
RIHLAH
SMU
Sooko,
edisi
6,
1421
Dia lalu mengatakan, Engkau adalah seorang pemuda yang sopan dan berakhlak mulia. Aku
akan bahagia jika kita bisa berkomunikasi secara langsung. Kukatakan kepadanya, Maaf aku
tidak mau menggunakan HP. Kemudian dia berkata dengan nada kesal, Terserah kamulah.
Selama beberapa bulan kami hanya berhubungan melalui chatting. Suatu ketika dia mengatakan,
Aku ingin no HP-mu. Bukankah dulu sudah pernah kukatakan kepadamu bahwa aku tidak
mau menggunakan HP, jawabku. Dia lalu berjanji tidak akan menghubungiku kecuali ada hal
yang mendesak. Kalau demikian aku sepakat.
Setelah itu selama tiga bulan dia tidak pernah menghubungiku. Akupun berdoa agar Allah
menjadikannya bersama hamba-hambaNya yang shalih.
Tak lama setelah itu ada seorang gadis kurang lebih berusia 16 tahun yang berakhlak dan sangat
sopan menghubungi no HP-ku. Dia berkata dalam telepon, Apa benar engkau bernama A?.
Benar, apa yang bisa kubantu, tanyaku. Dia mengatakan, Fulanah, yaitu gadis yang telah
kukenal via chatting, berkirim salam untukmu. Salam kembali untuknya. Mengapa tidak dia
sendiri yang menghubungiku?, tanyaku. Telepon rumahnya diawasi dengan ketat oleh orang
tuanya, jawabnya.
Setelah orang tuanya kembali memberi kelonggaran, dia kembali menghubungiku. Kukatakan
kepadanya, Jangan sering telepon namun dia selalu saja menghubungiku. Akan tetapi
pembicaraan kami sebatas hal-hal yang baik-baik. Kami saling mengingatkan untuk
melaksanakan shalat, puasa dan shalat malam.
Setelah beberapa waktu lamanya, dia berterus terang kalau dia jatuh cinta kepadaku dan aku
sendiri juga sangat mencintainya. Aku juga berharap bisa menikahinya sesuai dengan ajaran
Allah dan rasul-Nya karena dia adalah seorang gadis yang berakhlak, beradab dan taat beragama
setelah aku tahu secara pasti bahwa aku adalah orang yang pertama kali melamarnya via telepon.
Akan tetapi empat bulan yang lewat, ayahnya memaksanya untuk menikah dengan saudara
sepupunya sendiri karena ayahnya marah dengannya. Inilah awal masalah. Aku mulai sulit tidur.
Kukatakan kepadanya, Serahkan urusan kita kepada Allah. Kita tidak boleh menentang takdir.
Namun dia meski sudah menikah tetap saja menghubungiku. Kukatakan kepadanya, Haram
bagimu untuk menghubungiku karena engkau sudah menjadi istri seseorang.
Yang jadi permasalahan, bolehkah dia menghubungiku via HP sedangkan dia telah menjadi istri
seseorang? Allah lah yang menjadi saksi bahwa pembicaraanku dengannya sebatas hal yang baikbaik. Kami saling mengingatkan untuk menambah ketaatan terlebih lagi ayahnya memaksanya
untuk menikah dengan dengan lelaki yang tidak dia cintai.
Jawab:
Saling menelepon antar lawan jenis itu tidaklah diperbolehkan secara mutlak baik pihak
perempuan sudah bersuami ataukah belum. Bahkan ini adalah tipu daya Iblis.
Kau katakan bahwa tidak ada hubungan antaramu dengan dia selain saling menasehati dan
mengajak untuk melakukan amal shalih. Perhatikan bagaimana masalah cinta dan yang lainnya
menyusup melalui hal ini. Bukankah engkau tadi mengatakan bahwa engkau mencintainya dan
diapun mencintaimu sedangkan katamu topik pembicaraanmu hanya seputar amal shalih? Kami
tahu sendiri beberapa pemuda yang semula sangat taat beragama berubah menjadi menyimpang
gara-gara hal ini.
Wahai saudaraku bertakwalah kepada Allah. Jauhilah hal ini. Cara-cara seperti ini lebih
berbahaya dari pada cara-cara orang fasik yang secara terang-terangan ngobrol dengan
perempuan dengan tujuan-tujuan yang tidak terpuji. Mereka sadar bahwa yang mereka lakukan
adalah sebuah maksiat. Sadar bahwa suatu hal itu adalah keliru merupakan awal langkah untuk
memperbaiki
diri.
Sedangkan dirimu tidak demikian bahkan boleh jadi engkau menganggapnya sebagai sebuah
ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah.
Nabi
shallallahu
alaihi
wa
sallam
mengatakan,
Tidaklah kutinggalkan suatu ujian yang lebih berat bagi laki-laki melebihi wanita (HR Bukhari
no 4808 dan Muslim no 2740 dari Usamah bin Zaid).
Nabi
shallallahu
alaihi
wa
sallam
juga
bersabda,
Sesungguhnya awal kebinasaan Bani Israil adalah disebabkan masalah wanita (HR Muslim no
7124 dari Abu Said al Khudri).
Perempuan yang mengajakmu ngobrol dengan berbagai obrolan ini padahal tidak ada hubungan
kekerabatan antara dirimu dengannya adalah suatu yang haram. Hati-hatilah dengan cara-cara
semisal ini. Moga Allah menjadikanmu sebagai salah seorang hambaNya yang shalih.
Tanya: Andai jawaban untuk pertanyaan di atas adalah tidak boleh apakah boleh dia mengajak
aku ngobrol via chatting?
Jawab:
Wahai saudaraku, hal ini tidaklah dibolehkan. Hubunganmu dengannya semula adalah chatting
lalu berkembang menjadi komunikasi langsung via telepon dan ujung-ujungnya adalah ungkapan
cinta. Apakah hanya akan berhenti di sini?
Semua hal ini adalah trik-trik Iblis untuk menjerumuskan kaum muslimin dalam hal-hal yang
haram. Bersyukurlah kepada Allah karena Dia masih menyelamatkanmu. Bertakwalah kepada
Allah, jangan ulangi lagi baik dengan perempuan tersebut ataupun dengan yang lain.
Tanya: Apa hukum seorang laki-laki yang chatting dengan seorang perempuan via internet dan
yang dibicarakan adalah hal yang baik-baik?
Jawab:
Tidak ada seorangpun yang bisa mengeluarkan fatwa yang bersifat umum untuk permasalahan
semisal ini karena ada banyak hal yang harus dipertimbangkan masak-masak. Fatwa yang bisa
saya sampaikan kepadamu adalah obrolan dengan lawan jenis yang semisal kau lakukan adalah
tidak diperbolehkan. Bukti nyata untuk hal ini adalah apa yang kau ceritakan sendiri bahwa
hubunganmu dengan perempuan tersebut terus berkembang ke arah yang terlarang.
Faktor internal. Remaja yang terlibat perkelahian biasanya kurang mampu melakukan adaptasi
pada situasi lingkungan yang kompleks. Kompleks di sini berarti adanya keanekaragaman
pandangan, budaya, tingkat ekonomi, dan semua rangsang dari lingkungan yang makin lama
makin beragam dan banyak. Situasi ini biasanya menimbulkan tekanan pada setiap orang. Tapi
pada remaja yang terlibat perkelahian, mereka kurang mampu untuk mengatasi, apalagi
memanfaatkan situasi itu untuk pengembangan dirinya. Mereka biasanya mudah putus asa, cepat
melarikan diri dari masalah, menyalahkan orang / pihak lain pada setiap masalahnya, dan
memilih menggunakan cara tersingkat untuk memecahkan masalah. Pada remaja yang sering
berkelahi, ditemukan bahwa mereka mengalami konflik batin, mudah frustrasi, memiliki emosi
yang labil, tidak peka terhadap perasaan orang lain, dan memiliki perasaan rendah diri yang kuat.
Mereka biasanya sangat membutuhkan pengakuan.
2. Faktor keluarga. Rumah tangga yang dipenuhi kekerasan (entah antar orang tua atau
pada anaknya) jelas berdampak pada anak. Anak, ketika meningkat remaja, belajar bahwa
kekerasan adalah bagian dari dirinya, sehingga adalah hal yang wajar kalau ia melakukan
kekerasan pula. Sebaliknya, orang tua yang terlalu melindungi anaknya, ketika remaja
akan tumbuh sebagai individu yang tidak mandiri dan tidak berani mengembangkan
identitasnya yang unik. Begitu bergabung dengan teman-temannya, ia akan menyerahkan
dirnya secara total terhadap kelompoknya sebagai bagian dari identitas yang dibangunnya.
3. Faktor sekolah. Sekolah pertama-tama bukan dipandang sebagai lembaga yang harus
mendidik siswanya menjadi sesuatu. Tetapi sekolah terlebih dahulu harus dinilai dari
kualitas pengajarannya. Karena itu, lingkungan sekolah yang tidak merangsang siswanya
untuk belajar (misalnya suasana kelas yang monoton, peraturan yang tidak relevan dengan
pengajaran, tidak adanya fasilitas praktikum, dsb.) akan menyebabkan siswa lebih senang
melakukan kegiatan di luar sekolah bersama teman-temannya. Baru setelah itu masalah
pendidikan, di mana guru jelas memainkan peranan paling penting. Sayangnya guru lebih
berperan sebagai penghukum dan pelaksana aturan, serta sebagai tokoh otoriter yang
sebenarnya juga menggunakan cara kekerasan (walau dalam bentuk berbeda) dalam
mendidik siswanya.
4. Faktor lingkungan. Lingkungan di antara rumah dan sekolah yang sehari-hari remaja
alami, juga membawa dampak terhadap munculnya perkelahian. Misalnya lingkungan rumah
yang sempit dan kumuh, dan anggota lingkungan yang berperilaku buruk (misalnya narkoba).
Begitu pula sarana transportasi umum yang sering menomor-sekiankan pelajar. Juga
lingkungan kota (bisa negara) yang penuh kekerasan. Semuanya itu dapat merangsang remaja
untuk belajar sesuatu dari lingkungannya, dan kemudian reaksi emosional yang berkembang
mendukung untuk munculnya perilaku berkelahi. (cafepojok.com)
Tips Dan Trik Cara Belajar Yang Baik Untuk Ujian / Ulangan Pelajaran
Sekolah Bagi Siswa SD, SMP, SMA Serta Mahasiswa
Sun, 06/05/2007 - 10:48pm godam64
Belajar merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para pelajar dan mahasiswa. Belajar pada
umumnya dilakukan di sekolah ketika jam pelajaran berlangsung dibimbing oleh Bapak atau Ibu
Guru. Belajar yang baik juga dilakukan di rumah baik dengan maupun tanpa pr / pekerjaan
rumah. Belajar yang dilakukan secara terburu-buru akibat dikejar-kejar waktu memiliki dampak
yang tidak baik.
Berikut ini adalah tips dan triks yang dapat menjadi masukan berharga dalam mempersiapkan diri
dalam menghadapi ulangan atau ujian :
1. Belajar Kelompok
Belajar kelompok dapat menjadi kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan karena ditemani
oleh teman dan berada di rumah sendiri sehingga dapat lebih santai. Namun sebaiknya tetap
didampingi oleh orang dewasa seperti kakak, paman, bibi atau orang tua agar belajar tidak
berubah menjadi bermain. Belajar kelompok ada baiknya mengajak teman yang pandai dan rajin
belajar agar yang tidak pandai jadi ketularan pintar. Dalam belajar kelompok kegiatannya adalah
membahas pelajaran yang belum dipahami oleh semua atau sebagian kelompok belajar baik yang
sudah dijelaskan guru maupun belum dijelaskan guru.
2. Rajin Membuat Catatan Intisari Pelajaran
Bagian-bagian penting dari pelajaran sebaiknya dibuat catatan di kertas atau buku kecil yang
dapat dibawa kemana-mana sehingga dapat dibaca di mana pun kita berada. Namun catatan
tersebut jangan dijadikan media mencontek karena dapat merugikan kita sendiri.
3. Membuat Perencanaan Yang Baik
Untuk mencapai suatu tujuan biasanya diiringi oleh rencana yang baik. Oleh karena itu ada
baiknya kita membuat rencana belajar dan rencana pencapaian nilai untuk mengetahui apakah
kegiatan belajar yang kita lakukan telah maksimal atau perlu ditingkatkan. Sesuaikan target
pencapaian dengan kemampuan yang kita miliki. Jangan menargetkan yang yang nomor satu jika
saat ini kita masih di luar 10 besar di kelas. Buat rencana belajar yang diprioritaskan pada mata
pelajaran yang lemah. Buatlah jadwal belajar yang baik.
4. Disiplin Dalam Belajar
Apabila kita telah membuat jadwal belajar maka harus dijalankan dengan baik. Contohnya seperti
belajar tepat waktu dan serius tidak sambil main-main dengan konsentrasi penuh. Jika waktu
makan, mandi, ibadah, dan sebagainya telah tiba maka jangan ditunda-tunda lagi. Lanjutkan
belajar setelah melakukan kegiatan tersebut jika waktu belajar belum usai. Bermain dengan
teman atau game dapat merusak konsentrasi belajar. Sebaiknya kegiatan bermain juga
dijadwalkan dengan waktu yang cukup panjang namun tidak melelahkan jika dilakukan sebelum
waktu belajar. Jika bermain video game sebaiknya pilih game yang mendidik dan tidak
menimbulkan rasa penasaran yang tinggi ataupun rasa kekesalan yang tinggi jika kalah.
5. Menjadi Aktif Bertanya dan Ditanya
Jika ada hal yang belum jelas, maka tanyakan kepada guru, teman atau orang tua. Jika kita
bertanya biasanya kita akan ingat jawabannya. Jika bertanya, bertanyalah secukupnya dan jangan
bersifat menguji orang yang kita tanya. Tawarkanlah pada teman untuk bertanya kepada kita halhal yang belum dia pahami. Semakin banyak ditanya maka kita dapat semakin ingat dengan
jawaban dan apabila kita juga tidak tahu jawaban yang benar, maka kita dapat membahasnya
bersama-sama dengan teman. Selain itu
6. Belajar Dengan Serius dan TekunKetika belajar di kelas dengarkan dan catat apa yang guru
jelaskan. Catat yang penting karena bisa saja hal tersebut tidak ada di buku dan nanti akan keluar
saat ulangan atau ujian. Ketika waktu luang baca kembali catatan yang telah dibuat tadi dan
hapalkan sambil dimengerti. Jika kita sudah merasa mantap dengan suatu pelajaran maka ujilah
diri sendiri dengan soal-soal. Setelah soal dikerjakan periksa jawaban dengan kunci jawaban.
Pelajari kembali soal-soal yang salah dijawab.
7. Hindari Belajar Berlebihan
Jika waktu ujian atau ulangan sudah dekat biasanya kita akan panik jika belum siap. Jalan pintas
yang sering dilakukan oleh pelajar yang belum siap adalah dengan belajar hingga larut malam /
begadang atau membuat contekan. Sebaiknya ketika akan ujian tetap tidur tepat waktu karena
jika bergadang semalaman akan membawa dampak yang buruk bagi kesehatan, terutama bagi
anak-anak.
8. Jujur Dalam Mengerjakan Ulangan Dan Ujian
Hindari mencontek ketika sedang mengerjakan soal ulangan atau ujian. Mencontek dapat
membuat sifat kita curang dan pembohong. Kebohongan bagaimanapun juga tidak dapat ditutuptutupi terus-menerus dan cenderung untuk melakukan kebohongan selanjutnya untuk menutupi
kebohongan selanjutnya. Anggaplah dengan nyontek pasti akan ketahuan guru dan memiliki
masa depan sebagai penjahat apabila kita melakukan kecurangan.
Semoga tips cara belajar yang benar ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua, amin.
fresh,
kita
juga
bisa
lebih
tenang
dan
nggak
penat
dalam
belajar.
prestasimu.