Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi lingual manusia, baik secara lisan maupun
tertulis. Ini adalah fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan dengan status dan nilai-
nilai sosial. Setelah dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, yang didalamnya selalu
ada nilai-nilai dan status, bahasa tidak dapat ditinggalkan. Bahasa selalu mengikuti
kehidupan manusia sehari-hari baik sebagai anggota manusia suku maupun anggota
bangsa. Karena kondisi dan pentingnya bahasa itulah maka selalu berkembang seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan masyarakat pemakai bahasa.
Pertumbuhan dan perkembangan bahasa yang telah menempatkan bahasa pada posisi
strategis yang memungkinkan bahasa tersebut masuk dan mempengaruhi perkembangan
bahasa indonesia. Pemekaran kosa kata bahasa indonesia yang ditimbulkan pemakaian
bahasa asing merupakan akibat dari kontak budaya dan kebahasaan. Pertumbuhan dan
perkembangan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: adanya kontak
budaya antarbahasa, antardaerah, antarsuku maupun pengaruh agama, teknologi, politik
dan sebagainya. Bahasa indonesia pada masa pertumbuhan dan perkembangannya
menerima pengaruh dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Bahasa menjadi simbol dari perkembangan jaman. Terlebih lagi dengan kemajuan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni mampu memunculkan istilah-istilah yang baru
mengenai Ipteks. Kebanyakan dari istilah-istilah baru yang muncul akibat perkembangan
Ipteks ini memakai bahasa asing terutama bahasa inggris. Istilah-istilah tersebut dapat
disebarluaskan dan diadopsi dengan cepat melalui media bahasa. Berdasarkan hal-hal
tersebut maka dapat dikatakan bahwa kedinamisan bahasa disebabkan oleh
perkembangan zaman terutama kemajuan Ipteks yang tak lain mampu memunculkan
konsep atau istilah-istilah baru.
Proses perubahan bahasa paling tidak ada dua macam yang bisa diidentifikasi yakni,
(1) perubahan internal yang terjadi pada sistem gramatikanya. Perubahan ini biasanya
terjadi secara perlahan; (2) perubahan eksternal yaitu perubahan yang disebabkan oleh
datangnya pengaruh dari bahasa lain. Bahasa yang dinamis berarti mampu menyesuaikan
dengan perkembangan zaman. Perkembangan yang sangat terasa perubahannya pada era
global ini adalah kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

1
Konsep-konsep dan istilah baru yang muncul akibat pertumbuhan dan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni telah memperkaya khasanah kosa kata bahasa
Indonesia. Perkembangan kosa kata dalam bahasa Indonesia terjadi melalui proses
penyerapan unsur bahasa dari berbagai bahasa daerah maupun dari bahasa asing. Bahasa
Indonesia diambil dari berbagai sumber, terutama dari tiga golongan bahasa yang
penting, yakni bahasa Melayu, bahasa Nusantara yang serumpun, dan bahasa asing.
Istilah-istilah baru atau kosakata tersebut akan mengalami proses sebelum digunakan.
Istilah-istilah ini akan diindonesiakan dengan melakukan penerjemahan atau mencari
padanan kata yang sesuai dengan istilah-istilah baru tersebut. Proses-proses tersebut
pembentukan istilah bahasa Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa kaidah penyerapan istilah asing?
2. Bagaimana cara mengindonesiakan kata-kata istilah asing dalam bidang tertentu?
1.3 Tujuan
1. Mampu memahami kaidah penyerapan istilah asing
2. Mampu memahami mengindonesiakan kata-kata asing dalam bidang tertentu

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kaidah-Kaidah Penyerapan Kata-Kata Asing


Perkembangan Bahasa Indonesia saat ini banyak menyerap unsur dari berbagai
Perkembangan bahasa Indonesia saat ini banyak menyerap unsur dari berbagai bahasa
Indonesia. Biasanya kosa kata asing yang diserap tidak mempunyai padan konsep dalam
bahasa Indonesia. Dengan demikian perlu proses penyerapan. Ada beberapa proses
penyerapan unsur asing dalam bahasa Indonesia antara lain sebagai berikut.
1. Adopsi
Adopsi merupakan proses penyerapan unsur asing yang belum sepenuhnya terserap
dalam bahasa Indonesia1,Sedangkan menurut Kosasih (2017: 93), cara adopsi terjadi
apabila pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing itu secara keseluruhan.
Contohnya: plaza, mall, supermarket. adopsi dilakukan jika (1) konsep keilmuan tidak
terdapat dalam bahasa Indonesia, (2) dipertahankan makna otentiknya, (3) memang tidak
dapat di Indonesiakan baik secara ucapan atau penulisannya, (4) jika di Indonesiakan
menghasilkan banyak sinonim/padan kata, dan (5) bersifat internasional.
2. Adaptasi
Adaptasi merupakan proses penyerapan unsur asing yang penulisannya dan
pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Sedangkan menurut
Kosasih (2017: 93), cara adaptasi terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil
makna asing itu, sedangkan ejaan dan cara penulisannya disesuaikan dengan ejaan
bahasa Indonesia. Contohnya: pluralisation menjadi pluralisasi. Adaptasi merupakan
salah satu efek dari kontak bahasa yang berbeda. Setiap ada kontak bahasa lewat
pemakaiannya, pasti akan terjadi serap menyerap kata. Unit bahasa dan struktur bahasa
itu ada yang bersifat tertutup dan terbuka bagi pengaruh lain. Tertutup artinya sulit
menerima pengaruh, terbuka artinya mudah menerima pengaruh. Adaptasi dapat terjadi
apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing yang diserap dan ejaan atau
cara penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia.

1
(Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 2012:51).
3
3. Penerjemahan
Cara penerjemahan terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang
terkandung dalam bahasa asing itu. Kemudian, kata tersebut dicari padanannya dalam
Bahasa Indonesia. Kata-kata seperti tumpang tindih, percepatan, proyek rintisan, dan uji
coba, adalah kata-kata yang lahir karena proses penerjemahan dari bahasa Inggris
overlap, acceleration, pilot project, dan tryout.
4. Kreasi
Cara kreasi terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yang ada
pada sumbernya. Kemudian, ia mencari padanannya dalam Bahasa Indonesia. Meskipun
sekilas mirip penerjemahan, namun cara terakhir ini memiliki perbedaan. Cara kreasi
tidak menuntut bentuk fisik yang mirip seperti penerjemahan. Mungkin saja kata yang
dalam bahasa aslinya itu terdiri atas satu kata, sedangkan dalam bahasa indonesianya
menjadi dua kata atau lebih. Contohnya effective menjadi berhasil guna, shuttle menjadi
ulang alik, dan spare parts menjadi suku cadang.
2.2 Penyerapan Istilah
Penyerapan istilah asing untuk menjadi istilah Indonesia dilakukan berdasarkan hal-hal
berikut2.
a. Istilah asing yang akan diserap meningkatkan ketersalinan bahasa asing dan
bahasa Indonesia secara timbal balik (intertranslatability) mengingat
keperluan masa depan.
b. Istilah asing yang akan diserap mempermudah pemahaman teks asing oleh
pembaca Indonesia karena dikenal lebih dahulu.
c. Istilah asing yang akan diserap lebih ringkas jika dibandingkan dengan
terjemahan Indonesianya.
d. Istilah asing yang akan diserap mempermudah kesepakatan antarpakar jika
padanan terjemahannya terlalu banyak sinonimnya.
e. Istilah asing yang akan diserap lebih cocok dan tepat karena tidak
mengandung konotasi buruk.
Proses penyerapn istilah asing, dengan mengutamakan bentuk visualnya, dilakukan
dengan cara yang berikut.
a. Penyerapan dengan penyesuaian ejaan dan lafal Misalnya :
2
http://repositori.kemdikbud.go.id/11100/1/PENGUATAN%20BAHASA%20INDONESIA%20MELALUI
%20PENYERAPAN%20DAN.pdf

4
Camera …… kamera
Microphone….. mikrofon
System……. sistem
b. Penyerapan dengan penyesuaian ejaan tanpa penyesuaian lafal Misalnya :
Design……..desain
File..............fail
Science…….sains
c. Penyerapan tanpa penyesuaian ejaan, tetapi dengan penyesuaian lafal
Misalnya:
Bias………….bias
Nasal…………nasal
Radar…………(radio detecting radar and ranging)
d. Penyerapan tanpa penyesuaian ejaan dan lafal
1) Penyerapan istilah asing tanpa penyesuaian ejaan dan lafal dilakukan jika
ejaan dan lafal istilah asing itu tidak berubah dalam banyak bahasa modern,
istilah itu dicetak dengan huruf miring. Misalnya:
Allegro moderato divide et impera
Aufklarung dulce et utile
Status quo in vitro
Esprit de corps vis-à-vis
2) Penyerapan istilah tanpa penyesuaian ejaan dan lafal dilakukan jika istilah
itu juga dipakai secara luas dalam kosakata umum, istilah itu tidak ditulis
dengan huruf miring (dicetak dengan huruf tegak). Misalnya :
Golf golf
Internet internet
Lift lift
Orbit orbit
Sonar (sound navigation and ranging) suara
Sumber Istilah

2.3 Kosakata Bahasa Indonesia


Kosakata Bahasa Indonesia yang dapat dijadikan bahan istilah ialah umum, baik yang
lazim maupun tidak lazim, yang memenuhi salah satu syarat atau lebih yang berikut ini:

5
a. Kata yang dengan tepat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau
sifat yang dimaksudkan seperti tunak (steady), telus (percolate), imak (simulate);
b. Kata yang lebih singkat daripada yang lain yang berujukan sama, seperti gulma
jika dibandingkan tumbuhan pengganggu, suaka (politik) jika dibandingkan
dengan perlindungan (politik);
c. Kata yang tidak bernilai rasa (konotasi) buruk yang sedap didengar (eufonik)
seperti pramuria jika dibandingkan dengan hostes, tunakarya jika dibandingkan
dengan pengangguran.
2.4 Kosakata Bahasa Asing
Jika dalam bahasa indonesia atau bahsa serumpun tidak ditemukan istilah yang tidak
tepat, maka bahasa asing dapat dijadikan sumber peristilahan indonesia. Istilah baru
dapat dibentuk dengan jalan menerjemahkan, menyerap, sekaligus menerjemahkan
istilah asing.
a) Penerjemahan istilah asing

Istilah baru dapat dibentuk dengan menerjemahkan istilah asing misalnya:

Someworking kerjasama
Balanced budgedt anggaran berimbang
Dalam penerjemahan istilah asing tidak selalu diperoleh dan tidak selalu perlu
bentuk berimbang arti satu lawan satu. Pertama-tama harus diikhtiyarkan ialah
kesamaan dan kepaduan konsep, bukan kemiripan bentuk luarnya atau makna
harfiahnya. Dalam pada itu mrdan makna (semantic field) dan ciri makna istilah
bahasa asing masing-masing perlu diperhatikan misalnya:
Begrotingspost mata anggaran
Brother-in-law ipar laki-laki
Medication pengobatan
Network jaringan
Istilah dalam bentuk positif sebaiknya tidak diterjemahkan dalam bentuk negatif
dan sebaliknya. Misalnya, bound morpheme diterjemahkan dengan morfem
terikat, bukan dengan morfem tidak terbatas.
b) Penyerapan Istilah Asing
Demi kemudahan pengalihan antarbahasa dan keperluan masa depan, pemasukan
istilah asing yang bersifat internasioanl, melalui proses penyerapan, perlu
dipertimbangkan jika salah syarat atau lebih yang berikut ini dipenuhi.

6
 Istilah serapan yang dipilih lebih cocok karena konotasinya.
 Istilah serapan yang dipilih lebih singkat jika dibandingkan dengan
terjemahan indonesianya.
 Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya
kesepakatan jika istilah indonesia terlalu banyak sinonimnya.

Proses penyerapan itu dapat dilakukan dengan atau tanpa pengubahan yang
berupa penyesuaian ejaan dan lafal.

Istilah Istilah Indonesia Istilah Indonesia yang


Asing yang Dijauhkan
Dianjurkan
urine urine kencing
amputation amputasi Pemotongan (pembuangan) anggota badan
decibel desibel Satuan kekerasan suara
Lip labialisasi Pembundaran bibir
rounding
marathon maraton Lari jarak jauh
oxygen oksigen Zat asam
energy Energi, tenaga Daya; gaya; kekuatan

c) Istilah Asing yang bersifat Internasional


Istilah asing yang ejaannya bertahan dalam banyak bahasa dipakai juga dalam
bahasa indonesia dengan syarat diberi garis bawah atau cetak miring. Misalnya:
allegro moderate kecepatan sedang (dalam musik)
ceteris paribus jika hal-hal lain tetap tidak berubah
status quo keadaan yang sekarang
vis-à-vis terhadap, berhadapan dengan

7
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Bahasa merupakan alat komunikasi lingual manusia, baik secara lisan maupun
tertulis. Ini adalah fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan dengan status dan nilai-
nilai sosial. Setelah dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, yang didalamnya selalu
ada nilai-nilai dan status, bahasa tidak dapat ditinggalkan. Bahasa selalu mengikuti
kehidupan manusia sehari-hari baik sebagai anggota manusia suku maupun anggota
bangsa. Karena kondisi dan pentingnya bahasa itulah maka selalu berkembang seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan masyarakat pemakai bahasa.

3.2 Saran

Kerja keras para pembina bahasa dalam menemukan padanan bentuk bentuk asing
hanya sebatas tulisan-tulisan di atas kertas yang tidak diterapkan oleh mahasiswa.
Apabila mahasiswa sering mendengar atau melihat, secara otomatis mereka akan terbiasa
menggunakan bentuk-bentuk yang telah diindonesiakan. Tidak seperti kondisi sekarang
ini, mereka justru mereka asing dengan bentuk-bentuk tersebut.

8
Daftar Pustaka

Depdikbut.1992. Kongres Bahasa Indonesia IV. Jakarta: Pusat Pembinaan dan


Pengembangan Bahasa.
Halim,Amran. 1979. Pembinaan Bahasa Nasional. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.
Sugono,Dendi. 2007. Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai