Anda di halaman 1dari 2

E.

Asas-Asas Protokol
Pada pasal 2 Undang-Undang RI nomor 9 tahun 2010, menyebutkan bahwa
keprotokolan diatur berdasarkan asas, (1) kebangsaan; (2) ketertiban dan kepastian
hukum; (3) keseimbangan, keserasian, dan keselarasan; dan (4) timbal balik.
1. Kebangsaan
Keprotokolan seyogianya memperhatikan azas kebangsaan Indonesia yang berbineka
tunggal ika. Dalam hal ini, keprotokolan harus memperhatikan keragaman penduduk,
agama, suku dan golongan, kondisi khusus daerah, serta budaya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan tetap menjaga prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2. Ketertiban dan Kepastian Hukum
Keprotokolan harus dijalankan dengan cara yang baik dan tepat sehingga mampu
menciptakan suasana yang tertib. Hal tersebut di lengkapi dengan sistem hukum dalam
suatu perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah agar berjalan dengan
baik, sehingga menjadi pedoman dalam keprotokolan dan mendapatkan kepastian
hukum.
3. Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan
Keprotokolan harus mencerminkan keseimbangan, keserasian, dan keselarasan antara
kepentingan individu, masyarakat, serta kepentingan bangsa dan negara.
4. Timbal Balik (Reciprocity)
Keprotokolan harus memperhatikan asas timbal balik yang saling menguntungkan
antara beberapa pihak yang mengadakan hubungan baik dalam negeri maupun luar
negeri.
F. Tujuan Protokol
Pengaturan keprotokolan menurut pasal 3 Undang-Undang RI Nomor 9 tahun 2010,
bertujuan untuk:
1) Memberikan penghormatan kepada pejabat negara, pejabat pemerintahan, perwakilan
negara asing dan/atau organisasi internasional, serta tokoh masyarakat tertentu, dan/
atau tamu negara sesuai dengan kedudukan dalam negara, pemerintahan, dan
masyarakat.
2) Memberikan pedoman penyelenggaraan suatu acara agar berjalan tertib, rapi, lancar,
dan teratur sesuai dengan kententuan dan kebiasaan yang berlaku, baik secara nasional
maupun internasional.
3) Menciptakan hubungan baik dalam tata pergaulan antarbangsa.

Anda mungkin juga menyukai