DI SUSUN OLEH
Kelompok 3 Keselamatan Kerja :
dr. Selamat
dr. Siska Lusiana
dr. Theresia Amelinda
dr. Transiska LB
dr. Tommy Prasetyo Ali
dr. Yosapat F
dr. Willyanto J. Herlington
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya perlindungan tenaga kerja merupakan upaya keselamatan kerja yang harus
diperhatikan oleh setiap tenaga kerja untuk mencapai suatu tingkat produktifitas yang tinggi
dan pekerjaan dapat berjalan dengan aman dan baik. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak
asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan
menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident).
Sistem manajemen K3 (SMK3) wajib diterapkan oleh perusahaan di Indonesia dan
memiliki landasan hukum yang diatur dalam UUD 45 pasal 27 ayat 2, Undang-undang No.1
tahun 1970, Undang-undang No.13 tahun 2003 dan Permenaker No. 05/Men/1996.
Sistem manajemen K3 wajib diterapkan oleh setiap perusahaan yang mempekerjakan
tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih, serta perusahaan yang mempunyai potensi
bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan yang dapat mengakibatkan
kecelakaan seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja.
Berbagai macam permasalahan di bidang K3 masih banyak ditemukan terutama di
negara berkembang seperti Indonesia. Masalah yang masih ditemukan antara lain kurangnya
perhatian dari semua pihak akan pentingnya keselamatan kerja, masih tingginya angka
kecelakaan kerja dan rendahnya komitmen dari pemilik dan pengelola usaha. Hal ini juga
berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing secara global.
Salah satu kegiatan dalam pelatihan hiperkes yang diselenggarakan oleh Pusat K3
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI adalah melakukan kunjungan ke perusahaan
PT. Matina Berto,Tbk pada tanggal 23 April 2015 yang memiliki jenis usaha dalam bidang
produk kosmetik yang berlokasi di kawasan Jl. Pulokambing II no.1, Kawasan Industri
Pulogadung, Jakarta 13930 - Indonesia Melalui laporan ini kami menyampaikan hasil
inspeksi secara obyektif dan subyektif pada PT. Matina Berto,Tbk beserta hasil analisa data
dan pemecahan masalah yang kami temukan terkait penerapan SMK3 di perusahaan tersebut.
B. Tujuan Kunjungan
Tujuan kunjungan ke PT Martina Berto Tbk, antara lain :
1.
2.
3.
4.
C. Profil Perusahaan
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1977 oleh Dr HC. Martha Tilaar, (Alm) Pranata
Bernard, dan Theresa Harsini Setiady. Pada tahun 1981, perusahaan mendirikan pabrik
modern pertama di Jl. Pulo Ayang No 3, Pulogadung Industrial Estate, yang memproduksi
kosmetik dan jamu dengan merek "Sariayu Martha Tilaar" untuk pertama kalinya. Pada tahun
1986, Perusahaan mendirikan pabrik modern kedua di Jl. Pulo Kambing, Kawasan Industri
Pulogadung ("Pabrik Pulo Kambing"). Pada tahun 1993, Perusahaan mengakuisisi PT
Cedefindo, mana bidang usaha utama adalah Kontrak Manufaktur (Makloon) dalam produk
kosmetik, sebagai perluasan bisnis perusahaan untuk hulu. Selanjutnya, perusahaan menjual
aset pabrik di Gunung Putri dan kemudian terus menjalankan pabrik jamu dengan perjanjian
sewa sampai akhir 2011. Karena pertumbuhan penjualan yang pesat, pada tahun 1995,
perusahaan mengalihkan produksi herbal untuk Gunung Putri, Bogor. Sementara factory Pulo
Ayang ditransfer ke anak perusahaan, yaitu PT Cempaka Belkosindo Indah. Ini memproduksi
kosmetik dengan merek "Mirabella" dan "Cempaka". Pada tahun 2005, PT Cempaka Indah
Belkosindo digabung dengan perusahaan sehingga merek "Mirabella" dan "Cempaka" juga
dikombinasikan dengan produksi di pabrik Pulo Kambing. Selanjutnya, Pulo Ayang pabrik
dialihkan dan memungkinkan sebagai kantor penjualan samping untuk perusahaan
Distribution Center, yang terletak di Jl. Pulo Ayang No 24-25, Kawasan Industri Pulogadung.
Saat ini PT. Martina Berto Tbk memiliki 2 pabrik dengan lokasi yang berbeda yaitu :
Martina Berto Plant I, terletak di Kawasan Industri Pulogadung Jl.Pulokambing II no 1,
didirikan pada tahun 1986 dengan luas area 10.245 m2, dan Martina Berto Plant II, terletak di
Gunung Putri didirikan pada tahun 1994 dengan luas area 10.629m 2. Berdasarkan pada
rencana pengembang yang telah ditetapkan oleh perusahaan, masing-masing pabrik
mempunyai fokus produksi tertentu. Martina Berto Plant I fokus pada produksi produk
kosmetik, perawatan tubuh, dan kulit.Sedangkan Martina Berto Plant II fokus pada produksi
jamu dan makanankesehatan.Selain 2 pabrik PT. Martina Berto, Tbk juga mempunyai kebun
budidaya tanaman dan penelitian yang terletak di Sawangan dan Cikarang. Kebun koleksi
2
tanaman
obat
dan
kosmetika
seluas
0,7
hektar
terletak
di
Sawangan
dan
kebun pengembangan dan produksi tanaman obat dan kosmetik seluas 10 hektar terletak di
Cikarang.
Aktivitas perusahaan utama adalah : memproduksi barang kosmetik dan obat
tradisional (jamu), pemasaran dan niaga kosmetik, perawatan kecantikan dan barang obat
tradisional, selain itu, perusahaan memiliki dukungan dari kegiatan usaha yang dilakukan
oleh anak perusahaannya, PT Cedefindo, yang kosmetik manufaktur kontrak atau makloon
dengan kering, semi-padat, cair, dan aerosol. Selain itu, termasuk layanan formulasi,
pendaftaran, pembuatan bahan baku / kemasan, proses produksi, pengemasan, dan satu-stop
layanan logistik untuk internal Martha Tilaar Group dan eksternal kepada perusahaan lain.
Produk kosmetik PT Martina Berto Tbk antara lain :
a. Belia
1) Preparat wangi-wangian : Mist cologne
2) Preparat make-up : lipstik, compact powder
b. Caring Colour
1) Preparat make-up : lip colour, liquid foundation, loose powder, dual actioncake, cheek
cake, lipstik, BB cream
2) Preparat mata : eye shadow,eye candy
c.Biokos, preparat perawatan : skin care for all age
d.Cempaka Kosmetik
1) Skin care : Pelembab, cleansing milk, face tonic, hand & body lotion
2) Make-up base : Alas bedak, krem pemutih, bedak tabur, two way cake UV, whitening,
foundation, bedak padat, compact powder, face powder
3) Decorative : Beauty kit, maskara
e.Dwi Sri Spa
Preparat untuk kebersihan badan : levender oil, green tea & lemon oil,VCO, javanese
rose, dll
f. Mirabella
1)
2)
3)
4)
g. PAC
1) Make-up base:make up remover, brush cleaner, lipstick, blush on, foundation, lip
gloss, lipstick pencil, liner, lip color
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
Promosi dan memelihara deraja tertinggi semua pekerja baik secara fisik, mental, dan
kesejahteraan sosial di semua jenis pekerjaan.
b.
c.
Melindungi pekerja pada setiap pekerjaan dari risiko yang timbul dari faktor-faktor
yang dapat mengganggu kesehatan.
d. Penempatan dan memelihara pekerja di lingkungan kerja yang sesuai dengan kondisi
fisologis dan psikologis pekerja dan untuk menciptakan kesesuaian antara pekerjaan
dengan pekerja dan setiap orang dengan tugasnya.
B. Tujuan Keselamatan Kerja
Tujuan
keselamatan
kerja
adalah
sebagai
berikut:
1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan
hidup
&
meningkatan
produksi
&
produktivitas
nasional.
1. Termasuk dalam faktor penyebab langsung kecelakaan kerja ialah kondisi tidak
aman/berbahaya (unsafe condition) dan tindakan tidak aman/berbahaya (unsafe
action).
Kecerobohan
2. Termasuk dalam faktor penyebab tidak langsung kecelakaan kerja ialah faktor
pekerjaan dan faktor pribadi.
4.
terhadap
sumber-sumber
bahaya
seperti
kekurangan oksigen dan pencemaran oleh partikel debu, kabut, asap dan uap logam
kemudian pencemaran oleh gas atau uap.
Alat Pelindung Kaki
Sepatu keselamatan kerja dipergunakan untuk melindungi kaki dari bahaya
kejatuhan benda-benda berat, percikan cairan, dan tertusuk oleh benda-benda tajam.
9
zat-zat kimia.
Pemeliharaan APD
Secara umum pemeliharaan APD dapat dilakukan antara lain dengan :
- Menyimpan dengan benar alat pelindung diri
- Mencuci dengan air sabun, kemudian dibilas dengan air secukupnya. Terutama
untuk helm, kaca mata, sepatu kerja, pakaian kerja, sarung tangan
-
kain/kulit/karet.
Menjemur Di bawah sinar matahari untuk menghilangkan bau, terutama pada
sepatu dan helm.
Penyimpanan APD
Untuk menjaga daya guna dari APD, hendaknya disimpan ditempat khusus
sehingga terbebas dari debu, kotoran, gas beracun, dan gigitan serangga/binatang.
Tempat tersebut hendaknya kering dan mudah dalam pengambilannya
Kelemahan Penggunaan APD
Daya lindung tidak sempurna, karena cara pemakaian APD yang salah,
memakai APD tidak tepat dan APD tidak memenuhi persyaratan yang diperlukan.
10
BAB III
HASIL PENGAMATAN
11
12
13
Dilakukan pelatihan tanggap darurat berkala, dan latihan bahaya kebakaran yang
bekerja sama dengan pemadam kebakaran setiap 1 tahun sekali dengan subjek pelatihan
petugas keamanan. Kendalanya adalah petugas keamanan yang telah dilatih berhenti bekerja.
Jalur Evakuasi
14
Didapatkan 4 jalur evakuasi dan 4 tangga darurat di setiap lantai dan bagian kerja. Jalur
evakuasi ini mengarah ke 3 titik berkumpul. Terdapat juga peta jalur evakuasi yang
menerangkan posisi dan arah menuju tangga darurat dan titik berkumpul.
B. Intalasi Listrik
Secara umum, instalasi listrik pada pabrik sudah baik.
C. Struktur Konstruksi
PT. Martina Berto adalah perusahaan yang bergerak dibidang kosmetika dan obat
tradisional (jamu). PT Martina Berto memiliki lima titik lokasi di kawasan industri Pulo
Gadung yang berdiri sejak 25 tahun dan secara umum bisa digambarkan sebagai berikut:
PT. Martina Berto tediri dari beberapa gedung yang berfungsi sebagai pusat kantor,
Tinggi gedung melebihi dari 10 meter sudah dilengkapi dengan penangkal petir
Untuk sanitasi terdapat WC (toilet) dan tempat cuci tangan disetiap lantai tempat
produksi.
Kebersihan, kerapihan, tata ruang tidak berantakan dan tidak merintangi akses lalu
lalang.
Terdapat tanda peringatan dan pengamanan pada lantai, tangga yang berpotensi
bahaya.
Di sekeliling perusahaan tepatnya sepanjang genteng teras dipasang jaring pengaman
untuk menghindari jatuhnya genteng saat terjadi hujan atau angin kencang.
Terdapat in house klinik di antara ruang kantor dan manufacturing.
Terdapat tanda yang menunjukan tempat parkir forklift
D. Kecelakaan Kerja
Seluruh tenaga kerja diberikan safety induction terlebih dahulu oleh P2K3 sebelum
memulai pekerjaan. Safety induction yang diberikan berupa cara penggunaan mesin dan
pemakaian alat pelindung diri. Seluruh pekerja juga mengikuti pelatihan mengenai area-area
bahaya dan sumber potensi berbahaya saat pertama kali masuk kerja, dilakukan refreshing
setiap 1 tahun sekali.
Dilakukan simulasi untuk bagian tertentu yang dinilai memiliki risiko bahaya besar
setiap 3-6 bulan sekali khusus untuk bagiannya masing-masing sejak 3 tahun yang lalu.
Dilakukan juga sosialisasi oleh kepala bagian mengenai modul pencegahan
kecelakaan kerja setiap bulannya dan ditandatangani oleh setiap karyawan yang telah
mengikuti sosialisasi tersebut.
16
PT. Martina Berto mencapai zero accident sejak tahun 2003. Kejadian kecelakaan
akibat kerja relative menurun dari tahun-tahun sebelumnya dan bukan merupakan kasus yang
fatal. Untuk jenis kecelakaan menurut sumber dalam perusahaan, kecelakaan yang sering
terjadi adalah kecelakaan akibat kelalaian dimana tangan pekerja terkena cutter sehingga
luka, namun tidak fatal.
E. Alat Pelindung Diri
Pekerja lalai dalam menggunakan APD, misalnya pada penggunaan alat pelindung
pernafasan yang tidak maksimal yaitu dengan salah satu lubang baik itu hidung ataupun
mulut yang tampak tidak terlindungi serta penggunaaan jenis alat pelindung pernafasan yang
tidak efektif dan efisien. Selain itu penggunaan alat pelindung kaki tampak tidak diterapkan
secara maksimal, hal ini ditandai dengan masih ditemukannya karyawan yang tidak memakai
sepatu yang telah disediakan.
F. Landasan Kerja, SOP Kerja
Pembahasan terkait landasan kerja maupun SOP kerja tidak memungkinkan untuk
dilampirkan dalam laporan ini, dikarenakan keterbatasan data yang diperoleh.
G. Personel Keselamatan Kerja
Sebagai salah satu upaya pelaksanaan program K3, dalam hal ini adalah pelayanan
kuratif untuk seluruh tenaga kerja, PT. Martina Berto telah menyediakan poliklinik yang
terdiri dari 3 dokter dan 1 perawat, dengan shift kerja sebagai berikut :
-
Jadwal dokter setiap 4 jam, yaitu 08.00 WIB - 12.00 WIB dan 12.00 WIB
16.00 WIB
Jadawal perawat yaitu jam 08.00 WIB 16.00 WIB
17
18
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
PT Martina Berto Tbk sudah menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
perusahaannya, dengan membentuk tim P2K3
Tim P2K3 sudah menyusun berbagai program untuk menjamin keselamatan kerja di
lingkungannya antara lain: pembentukan tim keadaan darurat, persiapan alat di
keadaan darurat (APAR, jalur evakuasi, dll), peletakan tanda bahaya pada alat dan
bahan produksi, serta dilakukan pelatihan tanggap darurat dan latihan bahaya
kebakaran secara berkala.
Posisi APAR dan kondisinya sudah dalam keadaan baik, namun pentunjuk pemakaian
APAR ada yang diletakan tidak pada tempatnya.
Pada alat dan bahan produksi diletakan tanda dan potensi bahaya.
Masih adanya sikap acuh dari pekerja untuk menggunakan alat pelindung diri
Saran
19