Anda di halaman 1dari 6

1. Jelaskan maksud “validitas” vs “ realibilitas” dalam konteks pengukuran ?

Baiklah pada diskusi kali ini saya akan menyampaikan pandangan atau pendapat saya yang
pertama mengenai validitas dan reliabilitas dalam konteks pengukuran. Berdasarkan sumber
yang barangkali telah kita bahas dikelas dan ditambah beberapa artikel lainnya yang saya baca.
validitas dan reliabilitas adalah dua hal yang berbeda. Namun, keduanya sama-sama komponen
dari suatu pengukuran yang baik (goodness of measures). Syarat data yang baik harus valid dan
reliabel. Jika validitas mangacu pada ketepatan hasil ukur sedang, reliabilitas lebih mengacu
pada ketetapan hasil.

1.) Validitas, Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurannya (Azwar 1986). Selain itu
validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur memang benar-
benar variabel yang hendak diteliti oleh peneliti (Cooper dan Schindler, dalam Zulganef, 2006).

Validitas dalam penelitian menyatakan derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi
sebenarnya yang diukur. American Educational Research Association (AERA) dan The
National Council on Measurement Used In Education membagi validitas menjadi bagian
yaitu :

a.      Validitas isi (content validity)


Diperlukan untuk menjawab pertanyaan “sejauh mana item-item yang ada di dalam tes dapat
mengukur keseluruhan materi yang telah diajarkan”. Dapat ditingkatkan dengan riset literature,
mewawancarai ahli dan membuat grup wawancara.
b.      Validitas konstrak (construct validity)
Mengacu pada sejauh mana alat ukur tersebut dapat mengungkap keseluruhan konstrak yang
digunakan sebagai dasar dalam penyusunan tes tersebut.
Menggunakan teknik multi trait-multi method: Dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu
metode untuk mengukur lebih dari satu macam trait (sifat). Contoh validitas konvergen dan
validitas deskrimen pada persekatan multitrait multi method.
c.      Validitas yang dikaitkan dengan kriteria tertentu (criterion related validity), merefleksikan
keberhasilan dari suatu pengukuran menggunakan prediksi atau estimasi.
dan sumber lain mengatakan bahwa ketiga bagian diatas adalah determinant (faktor penentu)
dari validitas itu sendiri.

Sedang, camphell & Stanley (1966) membagi validitas ini menjadi 2 yaitu :
a. validitas internal, kemampuan instrument riset untuk mengukur apa yang harus diukur atau
melihat apakah ada kovariasi variabel independen dan varibel dependen sebagai akibat dari
kausalitas
b. validitas eksternal, kemampuan data untuk digeneralisasi.

2.) Reliabilitas, Menurut Sumadi Suryabrata (2004: 28) reliabilitas menunjukkan sejauhmana
hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus reliabel dalam
artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan. Menurut Masri Singarimbun,
realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau
dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala yang sama
dan hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka alat pengukur tersebut reliable.
Dengan kata lain, realibitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam pengukur
gejala yang sama.

Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empirik ditunjukan oleh suatu angka yang disebut nilai
koefisien reliabilitas. Reliabilitas yang tinggi ditunjukan dengan nilai rxx mendekati angka 1.
Kesepakatan secara umum reliabilitas yang dianggap sudah cukup memuaskan jika ≥
0.700.Pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach karena
instrument penelitian ini berbentuk angket dan skala bertingkat.

Rumus Alpha Cronbach sebagai berikut :

Keterangan :
Jika nilai alpha > 0.7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara jika alpha
> 0.80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara konsisten memiliki
reliabilitas yang kuat. Atau, ada pula yang memaknakannya sebagai berikut:

Jika alpha > 0.90 maka reliabilitas sempurna. Jika alpha antara 0.70 – 0.90 maka reliabilitas
tinggi. Jika alpha 0.50 – 0.70 maka reliabilitas moderat. Jika alpha < 0.50 maka reliabilitas
rendah. Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa item tidak reliabel.

Suatu penelitian dikatakan reliable atau andal apabila hasilnya konsisten untuk pengukuran
yang sama dan tidak bisa diandalkan bila pengukuran yang berulang itu memberikan hasil yang
berbeda-beda.

Antara validitas dan reliabilitas saling berkitan satu sama lain. Alat ukur yang mempunyai
reliabilitas yang tinggi belum tentu secara otomatis mempunyai validitas yang tiinggi. Karena
tingginya reabilitas yang dihasilkan oleh suatu alat ukur jika tidak dibarengi dengan tingginya
validitas dapat memberikan informasi yang salah tentang apa yang ingin anda ukur. Pengukuran
dikatakan baik manakala dapat dikatakan valid dan reabilitas. Dengan demikian validitas dan
reabilitas saling berhubungan dan dapat mempengaruhi satu sama lain dalam pengukuran.

2. Jelaskan tentang Central Limit Theorem (Teorema Limit Pusat) dan kaitannya dengan
konsep sampel dalam riset!

Dalam teori probabilitas , teorema limit pusat ( CLT ) menetapkan bahwa, dalam beberapa
situasi, ketika variabel acak independen ditambahkan, jumlah normalnya yang normal cenderung
menuju distribusi normal (secara informal kurva lonceng ) bahkan jika variabel asli sendiri tidak
terdistribusi normal. The theorem is a key concept in probability theory because it implies that
probabilistic and statistical methods that work for normal distributions can be applicable to many
problems involving other types of distributions.Teorema adalah konsep kunci dalam teori
probabilitas karena teori ini mengimplikasikan bahwa metode probabilistik dan statistik yang
berfungsi untuk distribusi normal dapat diterapkan pada banyak masalah yang melibatkan jenis
distribusi lain.

Terkait Kaitan CLT dengan sampel anggaplah bahwa suatu sampel diperoleh yang
mengandung banyak pengamatan , setiap pengamatan dihasilkan secara acak dengan cara yang
tidak bergantung pada nilai-nilai pengamatan lain, dan bahwa rata - rata aritmatika dari nilai-nilai
yang diamati dihitung.. Jika prosedur ini dilakukan berkali-kali, teorema batas pusat mengatakan
bahwa distribusi probabilitas rata-rata akan mendekati distribusi normal. Contoh sederhananya
adalah jika seseorang membalik koin berkali-kali , kemungkinan mendapatkan jumlah kepala
tertentu akan mendekati distribusi normal, dengan rata-rata sama dengan setengah jumlah total
Pada batas jumlah flips yang tidak terbatas, itu akan sama dengan distribusi normal. Teorema
batas pusat memiliki beberapa varian. Dalam bentuk umumnya, variabel acak harus terdistribusi
secara identik. Dalam varian, konvergensi dari mean ke distribusi normal juga terjadi untuk
distribusi yang tidak identik atau untuk pengamatan yang tidak independen, jika mereka
memenuhi persyaratan tertentu.

Versi paling awal dari teorema ini, bahwa distribusi normal dapat digunakan sebagai perkiraan
untuk distribusi binomial , adalah teorema de Moivre-Laplace .

3.) Jelaskan maksud “Presisi” VS “Akurasi” dalam konteks sampling !

Presisi adalah dua hal yang berbeda namun, keduanya merupakan syarat dari suatu sampel
yang baik. Untuk orang awam, akurasi dan presisi adalah persamaan, tetapi untuk orang yang
terlibat dalam pengkururan, dua hal ini menyampaikan arti yang berbeda. Sementara akurasi
adalah “keadaan benar”, presisi adalah “keadaan pasti”, orang-orang biasanya mencampur
adukkan kedua hal ini. Pada saat mengambil pengukuran, dua hal ini selalu diperhitungkan,
karena pentingnya mereka pada berbagai bidang, yang mana mereka digunakan pada sains,
statistika, penelitian, dan engineering. Jadi, mari melihat perbedaan antara akurasi dan presisi.

1.) Presisi merupakan kekonsistenan dari nilai penaksir. semakin seragam nilai dari suatu
penaksir, maka akan semakin baik presisinya.Dalam statistik, presisi dinyatakan dengan standard
error. jadi ketika standard error semakin kecil, maka penaksirnya semakin baik. Presisi
menggambarkan keseragaman dan pengulangan pada pengukuran. Presisi merupakan derajat
keunggulan, pada performa dari suatu operasi atau teknik yang digunakan untuk mendapatkan
hasil. Presisi mengukur tingkat yang mana hasilnya mendekati satu sama lain, yaitu ketika
pengukuran berkerumun bersama-sama. Oleh karena itu, semakin tinggi level presisi semakin
kecil variasi antar pengukuran. Contohnya: presisi adalah ketika satu titik yang sama ditembak,
lagi dan lagi, yang mana titik yang tepat bukan hal yang penting.

2.) Akurasi menunjukkan jarak terhadap target. dalam statistik, akurasi dinyatakan sebagai
akurasi adalah bias yang meruakan selisih antara penaksir dengan yang ditaksir.

Dengan istilah ‘akurasi’, kita memaksudkan derajat pemenuhan terhadap pengukuran standar,
yaitu yang mana menjangkau pengukuran aktual mendekati ukuran standar, yaitu tepat sasaran.
Akurasi mengukur ketepatan dan kemiripan hasil pada waktu yang sama dengan
membandingkannya terhadap nilai absolut. Oleh karena itu, semakin mendekati ukurannya,
semakin tinggi level akurasi. Hal itu tegantung secara utama pada caranya; data dikumpulkan.
Perbedaan antara akurasi dan presisi bisa digambarkan secara jelas seperti di bawah ini:

1. Level kecocokkan antara pengukuran aktual dan pengukuran absolut disebut akurasi.
Tingkat keberagaman yang terletak pada nilai beberapa pengukuran dari factor yang sma
disebut presisi.
2. Akurasi menggambarkan kedekatan dari pengukuran dengan pengukuran aktual. Di sisi
lain, presisi menunjukan kedekatan dari masing-masing pengukuran dengan yang lain.
3. Akurasi adalah derajat kesesuaian, yaitu tingkat yang mana pengukuran adalah tepat
ketika dibandingkan dengan nilai absolut. Sementara, presisi adalah derajat
reprodusibilitas, yang mana menjelaskan konsistensi dari pengukuran.
4. Akurasi berdasar pada factor tunggal, sedangkan presisi berdasarkan pada lebih dari satu
factor.
5. Akurasi adalah pengukuran perkiraan statikal sementara presisi adalah pengukuran
keberagaman statistical.
6. Akurasi berfokus pada kesalahan sistematik, yakti kesalahan yang diakibatkan oleh
masalah pada peralatan. Sebaliknya, presisi terkait dengan kesalahan acak, yang mana
terjadi secara periodic tanpa pola yang dikenali.

Anda mungkin juga menyukai