Anda di halaman 1dari 15

TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

“MEMBERIKAN TANGGAPAN TERHADAP ARTIKEL MENGENAI SCM & CRM”

OLEH :

NAMA : SUCI OKTAMIRZA

NIM : 17043026

DOSEN PENGAMPU : ERLY MULYANI SE. M.Si

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


“Tanggapan Terhadap Artikel Mengenai SCM & CRM”

A. Artikel Tentang Supply Chain Management (SCM)

Supply Chain Management (SCM) adalah koordinasi aliran bahan baku / material, informasi
dan keuangan antar entitas yang berpartisipasi dalam transaksi bisnis. (Imam, 2011:1).

1. Aliran material : aliran produk secara fisik dari pemasok ke pelanggan,

termasuk di dalamnya pengembalian produk (retur), layanan (services),

pengolahan ulang (recycling) dan pembuangan (disposal).

2. Aliran informasi : meliputi ramalan permintaan, transmisi pembelian dan

laporan status pengiriman barang.

3. Aliran Keuangan : meliputi informasi kartu kredit, syarat kredit, jadwal

pembayaran. Saya membaca beberapa artikel terkait dengan SCM ini berikut artikel-artikel yang
dimaksud beserta isinya secara ringkas dan ke

i. Artikel I

Artikel ini berjudul “Analisis dan Desain Aplikasi Web dan Mobile Supply Chain
Management untuk Mendukung Distribusi Komoditas Padi Paska-Panen” yang mana artikel
ini ditulis oleh Didiek Sri Wiyono yang berasal dari Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan
jurusan Ilmu Komputer.

Adapun latar belakang dari penulisan artikel ini berakar dari masalah yang terjadi pada
distribusi komoditas padi paska-panen atau tingkat ketersediaan komoditas dan aksesibilitas
informasi yang masih rendah. Permintaan konsumen serta hasil produksi yang ada akan
berakibat sangat tidak menentunya bisnis di dalam distribusi komoditas padi paska-panen
sehingga petani dan masyarakat sering dipermainkan oleh para pedagang yang tidak bertanggung
jawab (Wiyono,2008).

Permasalahan yang berkaitan dengan penyediaan dan pendistribusian informasi seperti diatas,
khususnya di Indonesia dapat diminimalkan dengan membangun sistem informasi berbasis SCM
yang memanfaatkan ketersediaan internet dan komunikasi mobile yang sudah tersebar luas di
hampir seluruh wilayah Indonesia. Ketersediaan sistem informasi pada jaringan rantai pemasok
dapat dimanfaatkan pelaku bisnis untuk mendorong rangkaian SCM yang mewujudkan
“leveraging benefits to archieve common goals” secara efisien (Bowersox et al.,1996 dan
Matapoulos et al.,2007).

Pada artikel atau penelitian ini dirancang sebuah pada distribusi komoditas padi paska-
panen. Pemanfaatan kedua teknologi di atas baik internet dengan aplikasi web service maupun
telepon seluler dengan aplikasi mobile yang dibangun dengan J2ME dan dipasang di sisi handset
sebagai smart-client diharapkan akan dapat lebih memperluas akses calon pengguna aplikasi
yaitu para pelaku utama dalam bisnis distribusi komoditas padi paska-panen.

Adapun gambaran hasil rancangan serta pengembangan yang bisa dilakukan dimasa yang akan
datang terkait perancangan aplikasi web dan mobile SCM ini dapat dilihatpada tabel dibawah
ini :

Gambaran Hasil Rancangan Pengembangan


a. Secara teoritis hasil rancangan aplikasi web a. Perlu dikembangkan sistem untuk
dan mobile SCM sudah layak disebut sebagai melakukan pembayaran online dengan bekerja
aplikasi SCM dengan adanya fitur-fitur dan sama dengan pihak perbankan maupun
menu-menu yang disediakan penyedia layanan kartu kredit maupun juga
b. Hasil analisis terhadap bisnis proses dari penyedian jasa e-banking, agar transaksi dapat
distribusi komoditas padi paska-panen telah berjalan lebih mudah.
dijadikan model awal untuk merancang b. Perlu dikembangkan suatu modul tambahan
aplikasi web dan mobile SCM. untuk menangani proses produksi dan otomasi
c. Menu-menu yang disediakan dalam organisasi dengan sistem Enterprise Resource
rancangan aplikasi web dan mobile secara Planning (ERP) dalam rangkaian sistem SCM
fungsional sama walaupun secara non- yang dibuat untuk membantu menangani
fungsional aplikasi web lebih banyak menu sistem produksi.
tambahan yang disediakan. c. Perlu dikembangkan fitur yang berbasis
d. Dari hasil pengukuran tingkat kesesuaian Geographical Information Systen (GIS) agar
rancangan aplikasi dengan kebutuhan dapat membantu sistem inventori dan delivery
pengguna didapat untuk aplikasi web dalam modul Transportation Management
kesesuaian SRS dengan Use Case adalah 93% System (TMS) khusunya dengan tracking
dan untuk aplikasi mobile 91%, sehingga systems dalam rangkaian sistem SCM.
didapat rata-rata tingkat kesesuaian sebesar d. Perlu dikembangkan fitur dengan
92%. memanfaatkan Radio Frequency Identifier
(RFID) untuk membantu sistem inventori
dalam modul Warehouse Management System
(WMS) dalam rangkaian sistem SCM.
e. Perlu dibuat model matematis yang akurat
dalam menentukan harga, jumlah inventori,
jalur distribusi yang optimal untuk
memperkuat sistem SCM dengan berbasis
Decision Support System (DSS).
f. Perlu dirancang suatu sistem SCM dalam
bentuk interorganisational Information System
(IOIS) agar dapat memperluas jaringan
sehingga, dapat langsung berhubungan dengan
sistem SCM lain baik itu disis supplier maupun
customer.

ii. Artikel II

Artikel kedua membahas mengenai analisis dan rancangan E-SCM pada distribusi karet
olahan di Koperasi Unit Desa Mupakat Jaya. Koperasi Mupakat Jaya adalah salah satu koperasi
distribusi karet olahan di Kota Prabumulih, mitra dari koperasi mupakat jaya yaitu petani sebagai
supplier dan pabrik sebagai konsumen. Proses bisnis yang berjalan dalam sistem penjualan karet
pada koperasi mupakat yaitu, para petani menjual karet dengan koperasi mupakat jaya melalui
lelang di tempat pelayanan koperasi (TPK), hasil pembelian karet koperasi terhadap petani akan
dijual kembali ke pabrik yang ada di kota Palembang, distribusi karet terjadi setelah petani
menjual karet dengan koperasi kemudian karet tersebut langsung di kirm ke pabrik dengan alat
transportasi di sediakan oleh pihak koperasi dan apabila karet terlalu banyak sedangkan alat
transportasi yang di sediakan tidak mencukupi karet tersebut di simpan di bagian gudang
koperasi atau di tempat pelayanan koperasi (TPK).

Seiring dengan perkembangan koperasi ke arah yang lebih besar dan kompleks, sistem
pengelolaan informasi yang ada di koperasi menjadi salah satu penghambat kelancaran kegiatan
pembelian dan penjualan. Permasalahan pencatatan data yang masih rawan kesalahan serta
proses bisnis yang belum terintegrasi dapat menimbulkan kesalahan dalam pendataan barang
yang diperlukan dalam produksi. Penimbunan barang, biaya produksi tinggi serta mungkin
barang kurang pada saat dibutuhkan. Keseluruhan tersebut mengakibatkan kegiatan pemasaran
barang yang tidak efektif dan tidak efisiensi.

Berakar dari permasalahan diataslah SCM mengemuka sebagai solusi untuk mengatasi
masalah tersebut. Adapun keuntungan & kekurangan dari SCM ini tergambar pada tabel dibawah
ini :

Keuntungan Kekurangan
a. Dapat membantu pihak Koperasi Mupakat a. Karena, penerapannya masih terlalu baru
Jaya Kota Prabumulih dalam mengelola data jadi, implementasinya masih kurang optimal.
pembeli, data barang, data pembelian, data
petani dan data penjualan dengan cepat dan b. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan
akurat. dan teknologi, maka tidak menutup
kemungkinan e-supply chain management pada
b. Dapat membantu pegawai dalam membuat distribusi karet olahan yang telah ketinggalan
laporan untuk pimpinan lebih zama lagi dengan fasilitas-fasilitas yang belum
cepat dan tepat, agar pimpinan dapat ada pada perangkat lunak ini.
mengetahui informasi tentang kondisi
stok karet yang ada di koperasi ataupun yang
sudah dijual ke pabrik.

c. Dapat membantu pegawai dalam membuat


laporan untuk pimpinan lebih
cepat dan tepat, agar pimpinan dapat
mengetahui informasi tentang kondisi
stok karet yang ada di koperasi ataupun yang
sudah dijual ke pabrik.

iii. Artikel III

Artikel yang ketiga ini berjudul “Perancangan Aplikasi Supply Chain Management Pada
Distribusi Ayam Potong PT.NUJ/MTS dengan Menggunakan Metode Distributor Requirment
Planning (DRP)” yang mana artikel ini ditulis oleh Dinul Akhiyar yang berasal dari Falkutas
Ilmu Komputer, Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang.

Adapun latar belakang penulisan artikel ini adalah diharapkan dengan adanya aplikasi SCM
pada distribusi ayam potong PT.NUJ/MTS dengan menggunakan metode distributor requirement
planning ini dapat membuat pendistribusian bahan makanan menjadi lancar dalam menangani
permintaan customer dan supplier menjadi lebih muda untuk memasok barang pada PT tersebut.
Serta lebih mudah mendistribusikan barang ke wilayah-wilayah yang ada di i Sumatera Barat
dan sekitarnya. Dan diharapkan dengan pembagian dan pemetaan wilayah distribusi dengan
metode DRP dapat menjadi lebih rapi serta terdapat perencanaan pendistribusian untuk bulan-
bulan berikutnya karena, selama ini PT NUJ/MTS tidak melakukan perencanaan distribusi bahan
makanan untuk periode untuk periode mendatang. Adapun kemudahan serta keterbatasan
aplikasi SCM pada PT.NUJ/MTS ini tergambar pada tabel berikut :

Kemudahan yang ditawarkan keterbatasan


Adapun kemudahan yang ditawarkan dari Dari hasil analisa yang dilakukan, sistem yang
pengaplikasian SCM dengan metode DRP dirancang masih memiliki keterbatasan, antara
adalah sebagai berikut : lain yaitu:
a. Dengan metode ini diharapkan a. Pada awal sistem yang dibangun penulis
PT.NUJ/MTS dapat memprediksi berapa pada intinya hanya mengelola data informasi
produk yang harus disediakan dan juga pada admin. Akan tetapi disini telah
memprediksi kapan dilakukannya kembali ditambahkan sistem SCM kedalamnya yaitu
pemesanan oleh masing-masing wilayah berupa fasilitas khusus untuk halaman user
dengan lebih mudah. atau pelanggan, yaitu pemesanan barang
b. Dengan adanya SCM yang diterapkan, sehingga user dapat juga melakukan
diharapkan lebih mempermudah atau tidak pemesanan guna mempermudah dan
rumit, sehingga pengolahan data lebih cepat memperkuat metode SCM di dalam sistem
dan akurat sesuai yang diinginkan. yang di bangun ini.
c. Dengan menggunakan metode Distribution b. Sistem ini juga dapat dilakukan secara
Requirement Planning (DRP) perusahaan online walaupun dalam implementasi nya
diharapkan dapat mengetahui persediaan serta proses jual beli antara pelanggan dan
diharapkan dapat memperkirakan berapa biaya distributor belum sempurna karna belum
yang disediakan untuk produksi bahan disertai dengan cara pembayaran resmi
makananan pada masa yang akan datang.

Adapun kesimpulan dari artikel ini adalah sebagai berikut :

1. Sesuai perkembangannya aplikasi Supply Chain Management yang terkomputerisasi


sangatlah bermanfaat pada masa yang akan datang, hal ini telah terbukti pada saat sekarang ini
banyak proses jual beli yang memakai sistem aplikasi SCM, yang terkomputerisasi yang dapat
memberikan informasi sehingga dapat memberikan pelayanan yang baik bagi pelanggan
khususnya dibagian sistem distribusi.

2. Dengan menggunakan metode Distribution Requirement Planning maka perusahaan dapat


mengetahui berapa rata–rata permintaan dari pelanggan dan mengetahui biaya yang yang akan
datang.

3. Dengan adanya jumlah produk yang harus disediakan PT.Nuj / Mts ditiap wilayah produksi
dan kapan dilakukan pemesanan kembali oleh masing–masing wilayah serta besarnya persediaan
yang ada maka diharapkan metode ini dapat memprediksi permintaan yang akan datang.

B. Artikel Tentang CRM


Untuk artikel tentang Customer Relationship Management ini saya ada membaca dua buah
artikel sebelum memberikan tanggapan mengenai artikel ini. Kita harus tau dulu CRM itu apa
sih?.

Customer Relationship Management (CRM) merupakan suatu strategi pemasaran yang


berorientasi membina hubungan bisnis yang menguntungkan dengan pelanggan terpilih yang
dianggap menguntungkan dengan tujuan menciptakan komunitas pelanggan yang memiliki
loyalitas Konsep CRM merupakan spesifikasi dari konsep Relationship Marketing (RM).
Konsep relationship marketing (pemasaran hubungan) menekankan bahwa perusahaan harus
berinteraksi dan menjalin hubungan dengan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap
perusahaan (stakeholders), karena hubungan yang baik merupakan asset yang paling mendasar
bagi suatu perusahaan. Adapun konsep CRM lebih menekankan pada menjalin hubungan baik
dengan pelanggan sebagai salah satu stakeholders, karena pelanggan dianggap sebagai ujung
tombak suatu bisnis.

i. Artikel I

Adapun artikel pertama terkait CRM yang saya baca berjudul “Aplikasi Customer
Relationship Management (CRM) dalam Layanan Informasi di Perpustakaan”. Perpustakaan
merupakan satu lembaga yang menyediakan jasa layanan informasi kepada para penggunanya.
Selama ini, budaya layanan informasi di perpustakaan sudah berorientasi pada memenuhi
kebutuhan informasi yang relevan dengan kebutuhan pengguna. Hal ini dimulai sejak
perpustakaan melaksanakan kegiatan pengembangan koleksi, sampai menyediakan layanan
konsultasi untuk koleksi referensi, adanya layanan di meja informasi (front office), sampai ada
layanan yang khusus untuk pengguna yang khusus pula misalnya yang disebut selective
dissemination of information (SDI). Semua layanan informasi di perpustakaan diwarnai oleh
adanya interaksi antara staf perpustakaan dengan para penggunanya. Jadi konsep CRM dalam
layanan informasi di perpustakaan sebenarnya bukan merupakan hal baru, namun perpustakaan
perlu menyelenggarakan layanannya dengan lebih sistematis dan individual sesuai dengan
konsep-konsep dalam CRM, agar layanan perpustakaan dapat memuaskan penggunanya dan
selanjutnya akan membangun loyalitas diantara para penggunanya.
Aplikasi konsep CRM di perpustakaan sama halnya seperti CRM di perusahaan bisnis
lainnya. Dimana CRM merupakan strategi pemasaran yang fokus pada salah satu stakeholders
perusahaan yaitu pelanggan. Dalam hal perpustakaan, yang menjadi pelanggan adalah pengguna
aktual, yaitu mereka yang sudah biasa menggunakan layanan perpustakaan. Adapun langkah-
langkah yang harus dilalui dalam aplikasi CRM di perpustakaan adalah sebagai berikut.
Langkah pertama adalah perpustakaan harus membuat database (data warehouse) pengguna. Hal
ini bukan merupakan sesuatu yang sulit, karena pada umumnya perpustakaan mengharuskan
penggunanya menjadi anggota, sehingga berdasarkan keanggotaan ini perpustakaan bisa
membuat database yang akurat. Data yang harus ada meliputi demografik (nama, alamat, no.
telpon, usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, anggota keluarga, tanggal lahir), psikografik
(kegiatan, minat, dan opini), mediagrafik (media yang lebih disukai) dan informasi lainnya yang
bermanfaat. Berdasarkan database pengguna, mulailah langkah kedua yaitu menseleksi
penggunayang diperkirakan memiliki prospek sebagai pengguna yang setia. Hal ini bisa dilihat
dari aspek frekuensi kunjungan ke perpustakaan, frekuensi peminjaman koleksi, jumlah koleksi
yang dipinjam, frekuensi berkonsultasi dengan meja informasi, dsb.

Dari kegiatan seleksi (data mining) ini, bisa diperoleh namanama pengguna yang berpotensi
menjadi pengguna yang setia. Langkah ketiga mulailah berinteraksi dengan pengguna yang
terpilih tadi. Interaksi bisa dilakukan secara face to face melalui komunikasi interpersonal,
ataupun melalui media seperti telpon, surat, e-mail, face book, dst. Pilihlah media yang disukai
oleh mereka. Pada kegiatan komunikasi ini, sampaikanlah penawaran jasa layanan informasi
yang bisa disediakan oleh perpustakaan untuk pengguna secara individual, sesuai dengan minat
dan kebutuhan pengguna masing-masing. Pada tahap ini dibutuhkan keahlian berkomunikasi
untuk menggali apa yang menjadi minat, kebutuhan, aspirasi, dan juga pola pikir seorang
pengguna terhadap suatu informasi. Selanjutnya dibutuhkan pengetahuan tentang subyek yang
menjadi minat pengguna dan jenis-jenis layanan informasi yang bisa diberikan oleh
perpustakaan. Yakinkan pengguna bahwa perpustakaan bisa menjadi mitra yang terpercaya
dalam memenuhi kebutuhan informasi mereka. Langkah keempat adalah menyesuaikan jasa
layanan informasi yang ada di perpustakaan dengan yang diinginkan oleh pengguna. Hal ini
meliputi isi informasi (informasi tentang topik tertentu, rentang waktu, kedalaman, tampilan),
kemasan informasi (tercetak, CD /audio, VCD/audio visual, dst), cara penyampaian informasi
(diantarke rumah, melalui surat, melalui e-mail, dst), termasuk kesepakatan tentang harga. Pada
tahap ini dibutuhkan keahlian untuk mencari dan mengumpulkan informasi dari berbagai
sumber, kemudian mengemasnya sesuai dengan yang diinginkan oleh pengguna. Langkah yang
terakhir adalah menyampaikan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dimana informasi yang
disampaikan harus benar, harus relevan dengan kebutuhan, harus disampikan dengan tepat
waktu, dan dengan cara yang tepat pula. Diharapkan pengguna akan mendapatkan informasi
yang betul-betul sesuai dengan

kebutuhannya dan pada waktu yang tepat. Inilah yang disebut tailor made information yaitu rigth
information for the right people in the right time. Layanan informasi yang berbasis CRM
diharapkan akan memuaskan pengguna sehingga pengguna akan menjadi loyal pada
perpustakaan. Loyalitas pengguna akan sangat berarti bagi perpustakaan, karena pengguna yang
loyal tidak hanya akan kembali lagi memanfaatkan perpustakaan, tetapi dia juga akan
merekomendasikan perpustakaan pada orang lain, apakah itu keluarganya, temannya, dsb. Hal
ini sangat penting dalam rangka membangun image yang positif pada perpustakaan sekaligus
memelihara eksistensi perpustakaan yang bersangkutan. Loyalitas pengguna harus terus
dipelihara dan dijaga. Ada berbagai cara untuk melakukannya, antara lain dengan pendekatan-
pendekatan yang bersifat personal, seperti memberikan ucapan selamat pada hari-hari penting
(ulang tahun, hari besar keagamaan), selalu mengirimkan informasi terbaru yang berkaitan
dengan subjek yang menjadi minatnya, mengirimkan terbitan yang dimiliki oleh perpustakaan,
mengundang mereka pada event-event penting yang diselenggarakan oleh perpustakaan, dsb.

Adapun keuntungan dan kekurangan dari penerapan CRM pada perpustakaan diartikel ini
sebagai berikut :

a. Keuntungan

Ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh perpustakaan karena mengaplikasikan CRM,
diantaranya adalah perpustakaan dapat meningkatkan image positif di mata penggunanya
sehingga perpustakaan akan tetap eksis dan mendapatkan dukungan di kalangan komunitas
penggunanya. Pengguna yang loyal juga akan mempromosikan perpustakaan pada masyarakat.
Disamping itu layanan berbasis CRM merupakan layanan yang bisa dijual, sehingga
perpustakaan dapat mulai bisnis informasi dan menghasilkan uang sendiri.

b. Kekurangan
Adapun kekurangan dari aplikasi CRM ini adalah penerapan sistem ini membutuhkan proses,
staf dan teknologi. Oleh karena itu perpustakaan harus mampu memenuhi semua kebutuhan
tersebut. Terutama perpustakaan harus memiliki staf yang memahami konsep CRM, menguasai
subjek atau bidang ilmu yang menjadi kebutuhan pengguna secara individual, menguasai
manajemen informasi, dan menguasai teknologi informasi yang berbasis internet, serta memiliki
sikap dan kepribadian yang empathy, ramah, dan loyal pada profesinya. Di sisi lain perpustakaan
juga harus sudah mengaplikasikan teknologi informasi yang berbasis internet.

ii. Artikel II

Artikel kedua yang saya baca mengenai CRM berjudul : “Implementasi Perangkat Lunak
Electronic Customer Relationship Management (E-CRM) dengan Metode Framework of
Dynamic CRM” adapun artikel ini ditulis oleh Rika Yunitarini, Purnomo Budi Santoso dan Heru
Nurwarsito.

Adapun artikel atau penelitian ini bertujuan untuk membangun perangkat lunak electronic
customer relationship management (eCRM) dengan metode framework of dynamic customer
relationship managemnt di RSIA Melati Husada Malang sebagai teknologi yang dapat membantu
mengelola hubungan pihak rumah sakit dengan pelanggan/pasien sehingga pelanggan
memperoleh kemudahan dan kenyamanan akan pelayanan rumah sakit yang pada akhirnya nanti
dapat terbentuk loyalitas pelanggan. Pada implementasi perangkat lunak ini, penulis
menggunakan metode system development life cycle (SDLC) dan kemudian menghasilkan
prototype e-CRM yang dibangun berbasis web dengan bahasa pemrograman PHP dan DBMS
MySql. Prototype e-CRM ini telah diuji dari segi verifikasi, validasi, dan pengujian prototype.
Dari hasil pengujian tersebut, dapat disimpulkan bahwa prototype e-CRM ini telah berhasil dan
sesuai dengan tujuan perencanaan.

Adapun isi dari artikel ini sebagai berikut :

Dari hasil analisis dan perancangan telah berhasil dibuat Electronic Customer Relationship
Management (e-CRM) dengan metode framework of dynamic CRM yang berbasis pada SDLC,
dengan tahapan perencanaan, analisis, desain, implementasi dan pengujian.Sistem yang dibangun
ini menyediakan informasi bagi pasien baik itu pada fase acquire, enhance, maupun retain
dengan fitur yang berbeda-beda disesuaikan dengan hasil analisis. Dimana masing-masing fase
berelasi dengan frekuensi pasien dalam menggunakan jasa rumah sakit yang akan membedakan
fitur/fasilitas website yang dapat diakses oleh pasien. Sistem e-CRM ini telah mengintegrasikan
tiga unit, yaitu unit penjualan, pemasaran, maupun customer service, sebagaimana dasar teori
dari konsep CRM. Dengan terintegrasinya tiga unit ini, pengelolaan informasi yang berkaitan
dengan customer relationship dapat lebih mudah. 3. Disisi admin sistem ini memberikan
kemudahan dalam pengelolaan data dan memberikan kemudahan dalam penyampaian informasi
kepada pelanggan/pasien, sedangkan untuk CS sistem memberikan hak akses untuk mengolah
data pasien dan data kunjungan dan disisi user/pasien sistem ini menyajikan beberapa informasi
yaitu jadwal dokter, catatan rekam medis. 4. Penggunaan e-CRM dapat menimbulkan suatu
hubungan yang baik dengan adanya komunikasi dua arah dari dan ke pasien tentang apa yang
diperlukan oleh pasien dan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan

LAMPIRAN FOTO ARTIKEL

A. ARTIKEL SCM
Artikel I dan II mengenai SCM
Artikel III mengenai SCM
B. ARTIKEL CRM

Artikel I dan II mengenai CRM

Anda mungkin juga menyukai