Oleh
Kelompok 6
Mardhatillah Milanda
061440510869
061440510881
061440510884
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan berkah , rahmat, karunia serta hidayah-nyalah kami dapat menyelesaikan makalah
Sistem Inoformasi Manajemen .
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Sistem Informasi Manajemen yang berjudul Sistem Informasi dalam kegiatan Sektor
Publik. Untuk itu kami selaku penyusun sangat berterima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Terutama kepada dosen mata kuliah Sistem
Informasi Manajemen yang telah memberikan bimbingannya sehingga makala ini dapat kami
selesaikan tepat pada waktunya.
Selaku penyusun kami sangat mengetahui bahwa makala ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran yang membangun agar kami dapat
menyusunnya kembali lebih baik dari sebelumnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi kami selaku
penyusun.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................i
KATA PENGANTAR ............ii
DAFTAR ISI ...... iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian SIM.......................................................................................................2
2.2 Ruang Lingkup SIM ...................................................................................................... 3
2.3 Bidang aplikasi SIM ......................................................................................................4
2.4 Cara Sistem Informasi mempengaruhi Organisasi ..............................................5
2.5 Kerangka Sistem Informasi pada Organisasi Publik ...........................................7
2.6 Penerapan Sistem Informasi Manajeman di Sektor Publik .................................13
2.7 Contoh Aplikatif Sistem Informasi dalam Kegiatan Sektor Publik ....................14
2.8 Sistem Informasi Untuk Internal ........................................................................15
BAB III KESIMPULAN.....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem informasi manajemen (SIM), dalam istilah bahasa Inggris sering disebut
manajement information system (MIS), merupakan penerapan sistem informasi di dalam
organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan
manajemen
Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan yang
cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen baik
pada tingkat operasional (pelaksana teknis) maupun pimpinan pada semua jenjang.
Perkembangan ini juga telah menyebabkan perubahan-perubahan peran dari para
manajer dalam pengambilan keputusan, mereka dituntut untuk selalu dapat memperoleh
informasi yang paling akurat dan terkini yang dapat digunakannya dalam proses pengambilan
keputusan.
Pada era globalisasi pelayan publik dituntut untuk efisien dan efektif hal ini terjadi
karena adanya kebutuhan masyarakat yang meningkat sehingga dibutuhkan sistem
management yang terintegrasi dengan sistem informasi.
Mengapa Sistem Informasi
Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan
yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen
baik pada tingkat operasional (pelaksana teknis) maupun pimpinan pada semua jenjang.
Perkembangan ini juga telah menyebabkan perubahan-perubahan peran dari para manajer
dalam pengambilan keputusan, mereka dituntut untuk selalu dapat memperoleh informasi
yang paling akurat dan terkini yang dapat digunakannya dalam proses pengambilan
keputusan.
Meningkatnya penggunaan teknologi informasi, khususnya internet, telah membawa
setiap orang dapat melaksanakan berbagai aktivitas dengan lebih akurat, berkualitas, dan
tepat waktu. Setiap organisasi dapat memanfaatkan internet dan jaringan teknologi informasi
untuk menjalankan berbagai aktivitasnya secara elektronis .
Para manajer di berbagai organisasi juga diharapkan dapat dengan lebih mudah untuk
menganalisis kinerjanya secara konstan dan konsisten dengan pemanfaatan teknologi
informasi yang tersedia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian SIM
Sistem informasi manajemen (manajement information system atau sering dikenal
dengan singkatannya MIS) merupakan penerapan sistem informasi di dalam organisasi untuk
mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen. SIM
(sistem informasi manajemen) dapat didefenisikan sebagai kumpulan dari interaksi sistemsistem informasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk
menyediakan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan
perencanaan dan pengendalian.
Secara teori, komputer tidak harus digunakan di dalam SIM, tetapi kenyataannya
dewasa ini tidaklah mungkin SIM yang komplek dapat berfungsi tanpa melibatkan elemen
komputer. Lebih lanjut, bahwa SIM selalu berhubungan dengan pengolahan informasi yang
2
Ruang lingkup SIM sebenarnya tertuang pada tiga kata pembentuknya, yaitu sistem,
informasi, dan manajemen.
Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang
membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan. Di dalam perusahaan, yang
dimaksud elemen dari sistem adalah departemen-departemen internal, seperti persediaan
barang mentah, produksi, persediaan barang jadi, promosi, penjualan, keuangan, personalia;
serta pihak eksternal seperti supplier dan konsumen yang saling terkait satu sama lain dan
membentuk satu kesatuan usaha.
Informasi adalah hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen sistem tersebut
menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan yang
dibutuhkan oleh orang untuk menambah pemahamannya terhadap fakta-fakta yang ada.
Informasi bagi setiap elemen akan berbeda satu sama lain sesuai dengan kebutuhannya
masing-masing.
Manajemen terdiri dari proses atau kegiatan yang dilakukan oleh pengelola perusahaan
seperti merencanakan (menetapkan strategi, tujuan dan arah tindakan),mengorganisasikan,
memprakarsai, mengkoordinir dan mengendalikan operasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Dari ruang lingkup di atas, beberapa ahli telah memberikan rumusan tentang sistem informasi
manajemen, antara lain :
1. SIM adalah pengembagan dan penggunaan sistem-sistem informasi yang efektif
dalam organisasi-organisasi (Kroenke, David, 1989)
2. SIM didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan
informasi bagi beberapa pemakai yang mempunyai kebutuhan yang serupa. Informasi
menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang telah
terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di
masa depan. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan
khusus dan output dari simulasi matematika. Informasi digunakan oleh pengelola
maupun staf lainnya pada saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan
masalah (Mc. Leod, 1995)
3. SIM merupakan metode formal yang menyediakan informasi yang akurat dan tepat
waktu kepada manajemen untuk mempermudah proses pengambilan keputusan dan
membuat organisasi dapat melakukan fungsi perencanaan, operasi secara efektif dan
pengendalian (Stoner, 1996)
4
4.
2.3 Bidang aplikasi SIM
a. Sistem Kantor Virtual
Konsep Kantor Virtual (virtualoffice) yaitu melakukan aktivitas kantor tanpa
tergantung pada satu lokasi fisik tertentu. Misalnya, para manajer dapat melakukan
konferensi video tanpa semua pihak harus hadir pada lokasi yang sama. Sistem kantor virtual
telah membuat manajer lebih dapat di akses oleh konsumen dan pihak-pihak lain di dalam
perusahaan.
b. Sistem Pendukung Pengambil Keputusan
Keputusan Pada tahun 1971 istilah sistem pendukung pengambilan keputusan
dicetuskan oleh G.Anthony Gorry dan Michael S. Scott Morton, keduanya profesor MIT.
Mereka yakin bahwa suatu sistem seharusnya dibuat untuk pemecahan masalah dan masalah
tertentu. Sistem pendukung pengambilan keputusan (decision supportsystem DSS) adalah
suatu sistem yang membantu seorang manajer atau sekelompok kecil manajer memecahkan
satu masalah. Satu contoh adalah DSS yang dirancang untuk membantu seorang manajer
penjualan menentukan tingkat komisi terbaik bagi para tenaga penjualannya.
c.Sistem Perencanaan Sumber Daya Perusahaan
Sistem pemprosesan transaksi, SIM, dan DSS, merupakan produk sistem perencanaan
sumber daya usaha (enterprise resource planning ERP).
Sistem perencanaan sumber daya perusahaan adalah sistem berbasis komputer yang
memungkinkan manajemen seluruh sumber daya perusahaan dalam basis keseluruhan
organisasi.
d. Sistem Pemrosesan Transaksi
Sistem Virtual adalah kombinasi dari proses manual, mesinmesin pembukuan yang
digerakkan oleh kunci, dan sistem kartu berlubang yang memproses data perusahaan. Sistem
berbasis komputer yang pertama disebut sistem pemrosesan data elektronik (electronic data
processing system -EDP). Belakang an istilah sistem informasi akuntansi (accounting
information system-AIS) mulai dikenal. Kini sistem pemrosesan transaksi (transaction
processing system) merupakan istilah yang telah umum. Sistem-sistem ini berbagi satu ikatan
yang sama dimana mereka memproses data yang mencerminkan aktivitas perusahaan.
5
Sistem
akuntansi
keuangan
daerah
(SAKD)
Sistem
Informasi
Ada beberapa hal yang menjadi pedoman dalam pelaksaan SIM dalam administrasi
public seperti yang dijelaskan dalam Pasal 14 UU NO.14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan
Informasi Publik bahwa syarat-syaratnya antara lain :
1. transparansi adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan
dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai
perusahaan.
2. kemandirian adalah suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional
tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak mana pun yang tidak
sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip korporasi yang sehat.
3. akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban organ
perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif;
4. pertanggungjawaban adalah kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap
peraturan perundang-undangan dan prinsip korporasi yang sehat;
5. kewajaran adalah keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak pemangku
kepentingan(stakeholder) yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan
perundang-undangan.
Sistem informasi mengandung tiga aktivitas dasar di dalamnya, yaitu: aktivitas masukan
(input), pemrosesan (processing), dan keluaran (output). Tiga aktivitas dasar ini
menghasilkan informasi yang dibutuhkan organisasi untuk pengambilan keputusan,
pengendalian operasi, analisis permasalahan, dan menciptakan produk atau jasa baru.
Masukan berperan di dalam pengumpulan bahan mentah (raw data), baik yang diperoleh dari
dalam maupun dari lingkungan sekitar organisasi. Pemrosesan berperan untuk mengkonversi
bahan mentah menjadi bentuk yang lebih memiliki arti. Sedangkan, keluaran dimaksudkan
untuk mentransfer informasi yang diproses kepada pihak-pihak atau aktivitasaktivitas yang
akan menggunakan. Sistem informasi juga membutuhkan umpan balik (feedback), yaitu
untuk dasar evaluasi dan perbaikan di tahap input berikutnya. Berikut ini pengaplikasian
Manajemen Sistem Informasi yang dimanfaatkan oleh insttitusi Negara sebagai bentuk proses
pelayanan administrasi publik, antara lain :
1. E-GOVERNMENT
Untuk menjamin keterpaduan sistem pengelolaan dan pengolahan dokumen dan
informasi
elektronik
dalam
mengembangkan
pelayanan
publik
yang
transparan,
pengembangan egovernment pada setiap instansi harus berorientasi pada kerangka arsitektur
di bawah ini.
KERANGKA ARSITEKTUR E-GOVERNMENT
Untuk menjamin keterpaduan sistem pengelolaan dan pengolahan dokumen dan informasi
elektronik dalam mengembangkan pelayanan publik yang transparan, pengembangan
egovernment pada setiap instansi harus berorientasi pada kerangka arsitektur di bawah ini.
Kerangka arsitektur itu terdiri dari empat lapis struktur, yakni:
1. Akses --- yaitu jaringan telekomunikasi, jaringan internet, dan media komunikasi lain
yang dapat dipergunakan oleh masyarakat untuk mengakses portal pelayanan publik.
2. Portal Pelayanan Publik --- yaitu situs-situs internet penyedia layanan publik tertentu
yang mengintegrasikan proses pengolahan dan pengelolaan informasi dan dukumen
elektronik di sejumlah instansi yang terkait.
3. Organisasi Pengelolaan & Pengolahan Informasi --- yaitu organisasi pendukung
(back-office ) yang mengelola, menyediakan dan mengolah transaksi informasi dan
dokumen elektronik.
4. Infrastruktur dan aplikasi dasar --- yaitu semua prasarana baik berbentuk perangkat
keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung pengelolaan,
pengolahan, transaksi, dan penyaluran informasi. baik antar back-office, antar Portal
Pelayanan Publik dengan backoffice, maupun antara Portal Pelayanan Publik dengan
jaringan internet, secara andal, aman, dan terpercaya. Struktur tersebut ditunjang oleh
4 (empat) pilar, yakni penataan sistem manajemen dan proses kerja, pemahaman
tentang kebutuhan publik, penguatan kerangka kebijakan, dan pemapanan peraturan
dan perundang-undangan.
Pengembangan
e-government
merupakan
upaya
untuk
mengembangkan
mungkin timbul dari berbagai keputusan yang diambil yang disebut model yang dapat
memperkirakan dampak sebuah keputusan. Sebagai contoh: Para calon Bupati/Walikota suatu
daerah dalam rangka suatu Pilkada menjanjikan akan menggratiskan biaya pendidikan sampai
tingkat tertentu atau menggratiskan biaya pengobatan ditingkat Puskemas, maka dampak
keputusan tersebut diperkirakan jumlah pemilih akan meningkat secara signifikan, atau justru
para pemilih sama sekali tidak mempercayainya karena hanya dianggap sebagai janji kosong
belaka.
Model tersebut tidak dapat menentukan apakah janji kampanye tersebut merupakan
suatu keputusan terbaik, mereka hanya dapat menentukan apa yang mungkin terjadi jika
keputusan itu dibuat. DSS dimaksudkan untuk melengkapi sistem informasi manajemen
dalam meningkatkan pengambilan keputusan. Sistem informasi manajemen terutama
menyajikan informasi mengenai kinerja aktivitas untuk membantu manajemen memonitor
dan mengendalikan kegiatan. Sistem informasi manajemen ini umumnya menghasilkan
pelaporan yang terjadwal secara reguler dan tetap, berdasarkan data yang diperoleh dan
diikhtisarkan dari sistem pemrosesan kegiatan atau transaksi yang dilaksanakan. Format atau
bentuk dari pelaporan-pelaporan ini umumnya sudah ditentukan sebelumnya (baku).
Penggunaan data atau informasi untuk pengambilan keputusan yang sudah pasti dan tetap
(terstruktur atau rutin), maka DSS menyajikan seperangkat kemampuan untuk keputusan
yang sifatnya tidak terstruktur, di mana DSS lebih menekankan pada pengambilan keputusan
atas situasi yang dengan cepat mengalami perubahan, kondisi yang memerlukan fleksibilitas,
dan berbagai keputusan untuk respon yang segera.Ada dua tipe DSS yang dikenal, yaitu:
Model-driven DSS dan Data-driven DSS. Jenis DSS yang pertama merupakan suatu sistem
yang berdiri sendiri terpisah dari sistem informasi organisasi secara keseluruhan. DSS ini
seringdikembangkan langsung oleh masing-masing pengguna dan tidak langsung
dikendalikan dari divisi sistem informasi. Kemampuan analisis dari DSS ini umumnya
dikembangkan berdasarkan model atau teori yang ada dan kemudian dikombinasikan dengan
tampilan pengguna yang membuat model ini mudah untuk digunakan.
Contoh dari model-driven DSS ini yang dipergunakan diperusahaan pelayaran yaitu
voyage estimating decision support systems. DSS ini mempunyai kemampuan/kapabilitas
untuk menghitung rincian pelayaran baik untuk masalah keuangan maupun perhitungan
teknis. Jenis DSS yang kedua, data-driven DSS, menganalisis sejumlah besar data yang ada
atau tergabung di dalam sistem informasi organisasi. DSS ini membantu untuk proses
pengambilan keputusan dengan memungkinkan para pengguna untuk mendapatkan informasi
yang bermanfaat dari datayang tersimpan di dalam database yang besar.
11
Banyak organisasi atau perusahaan mulai membangun DSS ini untuk memungkinkan
para pelanggannya memperoleh data dari website-nya atau data dari sistem informasi
organisasi yang ada. Decision Support Systems meliputi berbagai komponen yang termuat di
dalam sistem pendukung ini, yaitu: DSS database: Kumpulan data berjalan atau historis dari
sejumlah aplikasi. Komponen ini digunakan untuk menanyakan dan menganalisis data.
Database ini dapat berupa PC database atau massive database. DSS software system:
Kumpulan dari perangkat lunak yang digunakan untuk menganalisis data, seperti: On-Line
Analytical Processing (OLAP) tools, datamining tools, atau kumpulan dari model-model
matematika dan analisa yang mudah untuk diakses oleh para pengguna DSS. Model ini dapat
berupa model fisik (model rancangan ruang kerja, taman, dan model pesawat terbang), model
perhitungan matematika (seperti: persamaan, alogaritma, anuitas, cicilan bunga kredit), atau
model verbal (seperti: deskripsi suatu prosedur untuk penulisan suatu perintah kerja/order).
Masing-masing DSS dibangun untuk seperangkat tujuan tertentu dan akan menghasilkan
berbagai kumpulan model tergantung pada kebutuhan dan tujuannya.
DSS banyak diterapkan di organisasi-organisasi yang sudah mapan. Banyak cara yang
digunakan untuk menerapkan DSS untuk membantu mempertajam proses pengambilan
keputusan. Kapabilitas yang melekat pada DSS sangat membantu organisasi-organisasi yang
menggunakannya untuk memungkinkan terciptanya koordinasi proses kegiatan baik internal
maupun eksternal dengan cara yang lebih akurat. Berikut beberapa contoh organisasi
atauperusahaan yang memanfaatkan DSS dalam aktivitas operasi atau usaha yang
dilaksanakan:Jenis Industri Tujuan Penerapan DSS Industri Asuransi Menentukan pola
penutupan asuransi dan deteksi kemungkinan kecurangan (fraud). Industri Perbankan
Memperbarui profil atau data nasabah. Perusahaan Manufaktur Menentukan kebutuhan
persediaan bahan baku yang paling optimal dan efisien.
3. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Eksekutif/Executive Support Systems
(ESS)
Istilah eksekutif dalam pembahasan ini diterapkan untuk pengertian yang agak bebas.
Tidak terdapat suatu garis batas yang jelas memisahkan eksekutif dari para pimpinan atau
manajer lain. Istilah ini digunakan\untuk mengidentifikasi manajer pada tingkat atas dari
hierarki organisasi yang berpengaruh kuat dalam sebuah institusi/lembaga/departemen.
Dalam sistem pendukung pengambilan keputusan eksekutif istilah executive support system
(ESS) sering dipertukarkan dengan executive information system (EIS). Namun, ada juga
yang membedakan keduanya. Jika dibedakan, EIS sering didefinisikan sebagai sistem
12
informasi berbasis komputer yang menyajikan kebutuhan informasi eksekutif puncak. Sistem
ini memberikan akses cepat atas informasi dan laporan manajamen. ESS dibangun terutama
untuk menyajikan gambaran operasional suatu organisasi; melayani kebutuhan informasi
eksekutif puncak; menyajikan tampilan yang akrab di pengguna, sesuai dengan tipe
keputusan individu, menyajikan penelusuran dan pengendalian yang tepat waktu dan efektif;
menyajikan akses cepat atas informasi rinci dengan teks, angka, atau grafik;
mengindentifikasikan masalah; serta menyaring, mengkompres, dan melacak data dan
informasi kritikal.
Karakteristik utama yang dimiliki ESS adalah kemampuan melihat rincian,
menginformasikan faktor keberhasilan kritikal (critical success factors), akses status, analisis,
pelaporan eksepsi (exception reporting), penggunaan warna, navigasi informasi, dan
komunikasi. Satu kemampuan utama ESS adalah kemampuan menyajikan data rinci atas
informasi ringkas. Sebagai contoh, seorang eksekutif puncak dapat memantau kemajuan fisik
proyek pembangunan gedung dari waktu ke waktu bahkan sampai ke detail pekerjaan yang
sedang dikerjakan. Kemudian jika terjadi suatu rencana penyelesaian pekerjaan yang tidak
sesuai jadwal langsung dapat dicari penyebabnya, dengan ESS, sang eksekutif tersebut dapat
melihat peta jalur distribusi bahan baku sampai ke lokasi, dan faktor penghambat dapat
segera diidentifikasi. Faktorkeberhasilan kritikal dapat dimonitor dengan lima tipe informasi,
yaitu narasi masalah kritikal, diagram penjelas, keuangan tingkat puncak, faktor kunci, dan
laporan pertanggungjawaban terinci.
Dengan status akses, top eksekutif dapat memantau data atau laporan terakhir
mengenai indikator kunci melalui jaringan kapan saja. Pemantauan dapat dilakukan secara
harian atau setiap jam. Kemampuan analisis kebanyakan dimiliki oleh ESS. Top eksekutif
dapat menggunakan ESS untuk melakukan analisis sesuai dengan kebutuhannya.Analisis
dapat dilakukan oleh top eksekutif dengan menggunakan fungsi yang sudah ada,
mengintegrasikan sistem lain dengan ESS, atau analisis dengan menggunakan agen intelejen.
Dengan adanya pelaporan eksepsi, top eksekutif dapat memberikan perhatian khusus
atas perbedaan yang terjadi dengan standar yang ada. Dengan pelaporan ini, top eksekutif
dapat memfokuskan perhatiannya pada suatu keadaan atau kinerja yang buruk. Hal-hal kritis,
dengan ESS, disajikan tidak saja dalam angka-angka, tetapi juga dengan warna. Misalnya,
hijau menunjukkan kondisi baik, kuning untuk peningatan, dan merah untuk menggambarkan
kondisi yang buruk. Kemampuan navigasi informasi adalah kemampuan untuk menjelajah
informasi berbagai data secara mudah dan cepat.
13
16
BAB III
KESIMPULAN
Perkembangan teknologi informasi dalam beberapa dasawarsa terakhir berkembang
begitu cepat. Meski dalam penerapannya dunia bisnis sudah terlebih dahulu mendalami
pentingnya sistem informasi, namun sektor publik juga semakin lama menyadari pentingnya
sistem informasi untuk memperbaharui struktur organisasinya dan meningkatkan sistem
pelayannya untuk kepentingan masyarakat. dengan masuknya sistem informasi telah
menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh manajemen baik pada tingkat operasional (pelaksana teknis)
maupun pimpinan pada semua jenjang. Perkembangan ini juga telah menyebabkan
perubahan-perubahan peran dari para manajer dalam pengambilan keputusan, mereka dituntut
untuk selalu dapat memperoleh informasi yang paling akurat dan terkini yang dapat
digunakannya dalam proses pengambilan keputusan seperti dalam pengambilan keputusan
yang menggunakan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Eksekutif/Executive Support
Systems (ESS) dan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Decision Support Systems
(DSS)
Yang paling menonjol penerapan SIM di sektor public ditandai dengan
dicanangkannya sistem E-Government yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang
lebih efektif dan efisian serta menjamin transparansi kepada masyarakat. Sehubungan dengan
misis tersebut ada beberapa patokan pelayanan informasi publik yang tertuang dalam UU
NO.14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik yang harus diingat oleh setiap
pelayan public. Yakni :
1. transparansi adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan
dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai
perusahaan.
2. kemandirian adalah suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional
tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak mana pun yang tidak
sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip korporasi yang sehat.
3. akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban organ
perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif;
4. pertanggungjawaban adalah kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap
peraturan perundang-undangan dan prinsip korporasi yang sehat;
17
18
Daftar Pustaka
1. http://nurjatiwidodo.lecture.ub.ac.id/files/2012/10/Pertemuan-1-Sistem-InformasiManajemen-Pengertian-dan-Ruang-Lingkupnya.pdf
2. https://andrazain.wordpress.com/2013/04/28/contoh-penerapan-sistem-informasimanajemen/
3. http://nurjatiwidodo.lecture.ub.ac.id/files/2012/10/Kel-3-Sistem-informasiOrganisasi-dan-Proses-Administrasi-Publik.pdf
4. Modul Pembelajaran Sistem Informasi Manajeman Jurusan Akuntansi, Politeknik
Negeri Sriwijaya 2015
19
20