Anda di halaman 1dari 9

E – Supply Chain Management dan Implementasinya

(Studi Kasus PT Carrefour Indonesia)


Mikael Adisurya Prakoso - 13412071

Program Studi Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung Jawa Barat

Abstrak : Perusahaan yang memiliki keinginan untuk meningkatkan daya saing melalui penyesuaian
produk, mutu tinggi, pengurangan biaya dan kecepatan produksi perlu untuk memperhatikan rantai
pasoknya. Manajemen rantai pasok (supply chain management) adalah pengintegrasian aktivitas
pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan produk akhir. Tujuan
utama dari SCM yaitu untuk pengiriman produk secara cepat dengan meningkatkan kinerja dari
keseluruhan rantai pasok(bukan hanya satu rantai pasok). Perkembangan teknologi informasi
membawa perkembangan baru terhadap manajemen rantai pasok dengan munculnya konsep e-supply
chain management. Pengimplementasian dari e-scm menjadi faktor yang meningkatkan daya saing
dengan menambah efisiensi terhadap akses informasi yang terjadi di rantai pasok.

Kata kunci : e-scm, implementasi, konsep

Pendahuluan dikenal dengan electronic supply chain


managemet(e-SCM). Dengan menggunakan e-
1. Latar Belakang SCM ini, aliran informasi antar perusahaan
dengan pemasok dan distributor maupun aliran
Meningkatnya persaingan dalam bisnis, informasi di dalam perusahaan dapat dilakukan
permintaaan pelanggan yang semakin lebih cepat karena internet dapat menyediakan
kompleks dan semakin banyaknya produk yang akses informasi kapan saja ketika informasi
bermunculan, saat ini banyak faktor yang tersebut dibutuhkan. Dengan dibutuhkannya
memicu setiap perusahaan agar mampu integrasi yang baik antara pemasok, produsen,
bersaing untuk menciptakan produk yang hingga distributor, kompetisi keunggulan antar
inovatif. Hal ini tidak lain untuk meningkatkan jaringan kelompok perusahaan pun muncul,
keunggulan kompetitif. sehingga pengembangan kinerja yang
Untuk dapat meningkatkan daya saing ini, dilakukan tidak hanya pada satu perusahaan
jaringan dengan integrasi yang bagus dalam saja, namun keseluruhan rantai jaringan
suatu perusahaan merupakan hal yang distribusi dari suatu produk menjadi kunci
dibutuhkan. Dengan bertambah mahalnya pengembangan yang mampu menaikkan daya
biaya untuk energi, perusahaan manufaktur saing global.
dan jasa telah melihat rantai pengiriman
material (supply chain) mereka merupakan Dengan besarnya pengaruh implementasi e-
area penting untuk dapat mereduksi ongkos SCM di suatu perusahaan dalam meningkatkan
dan mendapatkan daya saing. Dengan daya saing mereka, maka semakin banyak pula
mengelola aliran informasi, aliran produk, pengembangan-pengembangan yang
maupun aliran material antara pemasok dilakukan oleh perusahaan untuk lebih
perusahaan dan distributor menggunakan meningkatkan keefektifan dan nilai tambah
Supply Chain Management (SCM). yang bisa didapatkan dari e-SCM.

Perkembangan teknologi dan internet tidak


dapat dipungkiri telah mengubah cara bekerja
perusahaan serta membuka kesempatan baru
2. Rumusan Masalah
untuk memperoleh kemampuan bersaing. Berdasarkan latar belakang di atas, dapat
Pada era globalisasi saat ini, perkembangan dirumuskan permasalahan yang dihadapi,
teknologi informasi semakin cepat mendorong yaitu:
perusahaan untuk menerapkan SCM secara
elektronik melalui media internet, yang lebih - Bagaimana implementasi e-SCM yang
dilakukan oleh suatu perusahaan?

1
- Bagaimana tantangan yang ada dalam Dasar Teori
menggunakan e-SCM?
1. Sistem Informasi
3. Tujuan
Sistem dibentuk dari bagian-bagian yang
Tujuan yang ingin diperoleh yaitu : mempunyai hubungan yang saling
membutuhkan untuk mencapai tujuan tertentu.
- Mengetahui cara, sistem dan manfaat Informasi merupakan data yang telah diolah
dari pengimplementasian e-SCM oleh
menjadi bentuk yang memiliki arti bagi
suatu perusahaan penerima dan bermanfaat bagi pengambilan
- Mengetahui tantangan yang muncul
keputusan saat ini atau saat mendatang.
dalam menerapkan e-SCM
Sistem informasi merupakan susunan data,
proses, komunikasi, dan teknologi informasi
4. Sistematika Penulisan yang berinteraksi untuk saling mendukung dan
meningkatkan operasi bisnis sehari-hari, serta
Dalam melakukan analisa pada paper ini, mendukung kebutuhan memecahkan masalah
dilakukan dengan mengelompokkan materi dan menentukan keputusan dari manajemen
menjadi beberapa bab dengan sistematika dan pengguna.
penulisan sebagai berikut :
Dalam sistem informasi, haruslah terdapat
BAB1 : Pendahuluan data, proses dan juga cara untuk si tersebut
berinteraksi pada pengguna. Berikut
Bab ini menjelaskan mengenai penjelasan merupakan fokus dari sistem informasi :
umum kenapa paper ini ditulis, yaitu latar
belakang, rumusan masalah, tujuan dan  Data, berupa bahan mentah yang
manfaat. digunakan untuk membentuk informasi
yang berguna
BAB 2: Dasar Teori  Proses, merupakan segala aktifitas
Bab ini berisikan teori yang digunakan untuk yang berhubungan dengan bisnis dari
menjelaskan tentang topik paper yang berisi perusahaan
teori tentang sistem informasi serta penjelasan  Interface, menggambarkan bagaimana
lebih spesifik dari e-SCM. sistem berinteraksi dengan pengguna
dan juga sistem lainnya
BAB 3: Telaah Paper  Geografi, merupakan tempat diama
data diambil dan disimpan, dimana
Bab ini berisikan hasil analisa dari suatu paper
proses terjadi dan dimana interaksi
dengan mengidentifikasi perkembangan terkini
terjadi.
mengenai e-SCM yang dibahas pada paper
tersebut serta penjelasan tentang arsitektur Sistem informasi dibuat untuk memfasilitasi
sistem informasi. pengambilan keputusan dalam suatu sistem
kerja supaya berjalan dengan baik.
BAB4 : Penerapan SI e-SCM Pada Perusahaan
Pengambilan keputusan dalam suatu
Bab ini memaparkan penerapan SI yang perusahaan mempunyai beberapa tingkatan
digunakan pada perusahaan tersebut dengan berdasarkan lingkup dan fungsionalitas dari
memperhatikan infrastrukturnya, serta manfaat pengambil keputusan.
penerapannya.
 Strategic Level Decision Making
BAB 5 : Penutup Menetapkan tujuan jangka panjang,
sumber daya dan kebijakan organisasi.
Bab ini berisi kesimpulan dari tujuan yang ingin  Management Control
dicapai serta hal-hal yang berkaitan dengan
analisa yang telah dilakukan, dan juga saran
berkaitan dengan perusahaan.

2
Pengendalian untuk menilai efisiensi dan dengan pelanggannya 2. Internal supply chain,
efektivitas penggunaan sumber daya dan merupakan proses internal yang digunakan
performansi untuk mengubah input yang diterima dari
pemasok menjadi output
perusahaan 3. Downstream suplly
chain, merupakan proses yang
meliputi pengiriman produk ke
pelanggan akhir.

Menurut Heizer (2011, p452)


Supply chain management
merupakan pengintegrasian
aktivitas pengadaan bahan dan
pelayanan, pengubahan bahan
baku menjadi barang setengah
jadi dan produk akhir serta
pengiriman ke pelanggan. SCM
merupakan suatu koordinasi yang
sistemik dari strategi perusahaan,
Gambar 1 Hirarki sistem informasi
yang mempunyai tujuan untuk
 Knowledge Level Decision Making mengembangkan performa dari
Evaluasi ide-ide baru untuk produk, jasa, suatu perusahaan secara individu serta
jaringan supply chain-nya secara keseluruhan.
bagaimana mengkomunikasikan
knowledge baru dan mendistribusikan E-Supply Chain Management didefinisikan
informasi ke seluruh organisasi. sebuah taktik dan strategi yang diterapkan
 Operational Control dalam teknologi internet sebagai channel
Keputusan tentang bagaimana tugas system yang menghubungkan semua
dilaksanakan dan menetapkan kriteria organisasi yang terlibat dalam supply chain
penyelesaian dan alokasi sumber daya. untuk meningkatkan pelayanan atau
memberikan manfaat pada pelanggan (Ross,
Bagaimana suatu organisasi beroperasi akan
2003).
mempengaruhi cara pengambilan
keputusannya, dan dengan sendirinya Meskipun e-SCM merupakan bentuk lebih maju
kebutuhan akan sistem informasinya akan dari SCM, proses tradisional yang dibawa oleh
berbeda. Keputusan yang baik dapat diambil SCM seperti procurement, shipment dan
jika pengetahuan mengenai masalah yang lainnya, juga mendapat bagian khusus dalam
diputuskan tersedia dengan baik dan jelas. konsep baru dari e-SCM. Konsep ini membawa
Salah satu yang dapat dilakukan untuk hubungan dalam supply chain dapat dilakukan
mendapatkan kualitas informasi yang baik yaitu dengan teknologi yang memungkinkan koneksi
dengan pengintegrasian sistem informasi yang tak terbatas antara pihak-pihak dalam
melalui internet. supply chain tersebut, karena internet dapat
menyediakan informasi kapan saja dan menjadi
2. Gambaran Electronic Supply real time yang berdampak pada terciptanya
Chain Management kolaborasi yang lebih cepat antar partner
bisnis.
Banyak definisi yang muncul dari e-SCM, tetapi
pemahaman terhadap e-SCM menjadi penting
juga untuk memahami konsep dari SCM itu
sendiri. Telaah Paper
Menurut Jacobs dan Chase (2011) supply 1. Electronic Supply Chain
chain mengacu pada proses menggerakan
informasi dan material dari dan ke proses
Management
manufaktur dan jasa di perusahaan. Supply Saat ini, teknologi internet mengubah konsep
chain dibagi menjadi 3 bagian yaitu : 1. supply chain management dan menambah
Upstream supply chain, yaitu proses yang dimensi baru yang mengubah SCM menjadi e-
berfokus pada hubungan antara perusahaan SCM. Electronic-Supply Chain Management(e-

3
SCM) merupakan pengembangan dari SCM. pada pengenalan konsep e-SCM ini. Faktor
utama yang berkontribusi pada transisi ini yaitu
kebutuhan organisasi untuk mendapatkan daya
saing sebagai respon dari permintaan pasar
untuk terus meningkatkan daya saing. Berikut
beberapa faktor yang melahirkan e-SCM:

a. Kebutuhan untuk mengurangi biaya dan


juga mengembangkan proses bisnis
melalui ekspansi alat-alat manajemen
dalam organisasi
b. Mulai masuknya komputerisasi dan
digitalisasi dari fungsi-fungsi internal
organisasi
c. Kebutuhan akan keefisienan dan
kemampuan perusahaan untuk bergerak
Gambar 2 Perkembangan Supply Chain cepat menanggapi permintaan pelanggan
Management yang terus tumbuh.
d. Usaha untuk mengoptimalkan organisasi
Transformasi ini dimulai dari tahun 2000-an
dengan mempunyai tingkat inventory yang
keatas, yang menandai awal dari fase baru, e-
rendah baik saat manufaktur maupun
SCM. Evolusi e-SCM dalam berbagai fase
pengiriman.
ditunjukkan pada gambar 2.
e. Kecenderungan untuk melakukan
Tiap fase membawa perkembangan dan outsourcing terhadap beberapa fungsi
inovasi baru dari sebelumnya. Fase kelima, operasional yang bukan merupakan bisnis
membawa dimensi baru bagi kesempatan inti perusahaan kepada perusahaan lain
pengembangan pada aspek transfer informasi yang mempunyai spesialisasi di fungsi
dan eksekusi transaksi di dunia. Dengan tersebut.
melakukan pengintegrasian keseluruhan f. Munculnya teknologi E-Bussiness dan
informasi yang ada pada supply chain setiap internet membuat perusahaan dengan
perusahaan ke dalam suatu infrastruktur semua ukuran untuk mempunyai jaringan
jaringan informasi online. dan berkompetisi di pasar yang
sebelumnya hanya dikuasai perusahaan
Pada era sekarang ini, dimana pihak-pihak besar.
yang terlibat dalam supply chain memiliki akses
memadai ke jaringan internet, maka penerapan Aliran informasi menjadi salah satu hal penting
e-SCM menjadi mungkin dilakukan dalam dari SCM. Berikut contoh supply chain paling
rangka mengelola informasi yang terjadi. dasar dari Chopra dan Meindl yang ditunjukan
Banyak hal dapat ditemukan sebagai alasan pada gambar 2.

Gambar 3 Basic Supply Chain

Dari gambar 2 dapat dilihat terdapat aliran- Terdapat tiga aliran entitas yang harus dikelola
aliran barang disertai dengan aliran informasi dengan baik, yaitu :
antara pihak-pihak yang berhubungan melalui
supply chain, dengan tujuan untuk 1. Aliran produk dan jasa (flow of products
mendistribusikan produk akhir pada konsumen. and sevices)
Semakin banyak perusahaan yang terlibat 2. Aliran uang (flow of money)
dalam rantai tersebut, akan semakin kompleks 3. Aliran dokumen (flow of documents)
strategi pengelolaan yang perlu dibangun. Menurut James R Stock dan Douglas M
Lambert (2001, 68-71) pengelolaan supply

4
chain yang baik membutuhkan sistem yang apiklikasi/program yang akan menggunakan
terintegrasi. Masing-masing unit dalam supply data dan cara aplikasi terhubung dengan
chain menjadi satu kesatuan, tidak berdiri sistem yang utuh. Arsitektur informasi
sendiri-sendiri sebagaimana halnya dengan menggunakan arsitektur teknologi yang dapat
supply chain tradisional. Karena ketiga aliran dibedakan menjadi 3 macam, yaitu
entitas tersebut berasal dari posisi ‘hulu’ tersentralisasi, desentralisasi, dan
menuju ‘hilir’ rantai pasokan, kemungkinan client/server.
besar rantai pasok ini terdiri dari beberapa
perusahaan yang berbeda, sehingga  Arsitektur Tersentralisasi
manajemen data dan informasi yang ada harus Arsitektur tersentralisasi menggunakan
saling berhubungan dan terintegrasi dengan mainframe sebagai aktor utama. Mainframe
baik. James R Stock dan Douglas M Lambert adalah komputer yang berukuran relatif besar,
(2001, 68-71) juga menyatakan bahwa dalam dengan ribuan terminal untuk mengakses data
supply chain yang terintegrasi terdapat proses- dengan tanggapan yang sangat cepat.
proses bisnis berikut ini : Implementasi dari arsitektur terpusat adalah
1. Costumer Relationship Management pemrosesan data terpusat dengan semua
2. Costumer Services Management pemrosesan data dilakukan oleh komputer
3. Demand Management yang ditempatkan dalam suatu lokasi yang
4. Costumer Order Fulfillment ditujukan untuk melayani semua pemakai
5. Manufacturing Flow Management dalam organisasi.
6. Product Development and  Arsitektur Desentralisasi
Commercialization
7. Returns Arsitektur desentralisasi merupakan konsep
dari pemrosesan data terdistribusi. Sistem
Proses-proses bisnis pada supply chain ini
pemrosesan data yang terdistribusi dengan
membutuhkan aliran informasi yang masing-masing komputer mampu melakukan
berkesinambungan untuk menghasilkan pemrosesan yang serupa secara mandiri tetapi
produk yang baik pada saat yang tepat sesuai bisa saling berinteraksi dalam pertukaran data.
dengan kebutuhan konsumen. Salah satu kunci
sukses dalam menciptakan SCM yang baik  Arsitektur Client/Server
terletak pada pengelolaan informasi ini.
Informasi-informasi dalam supply chain ini Dalam arsitektur client, tiap client (komputer)
dapat diwujudkan dalam bentuk e-Supply mempunyai kemampuan untuk melakukan
Chain Management. Berbagai perusahaan proses sendiri. Beragam komputer yang
yang berada dalam rangkainan proses e-SCM berbeda-beda itu mempunyai konektivitas yang
tersebut harus saling berkolaborasi dengan tinggi untuk saling berinteraksi. Client adalah
menghubungkan sistem informasi masing- sembarang sistem atau proses yang
masing, sehingga terbentuklah sistem melakukan suatu permintaan data atau layanan
informasi terpadu dan terintegrasi dengan baik. ke server. Server adalah proses atau sistem
Dalam menciptakan sistem informasi korporasi yang menyediakan data atau layanan yang
yang terpadu, perlu dipikirkan juga arsitektur diminta oleh client.
sistem informasi seperti apa yang idealnya E-SCM mempunyai konsep arsitektur client
dimiliki perusahaan, terutama yang sangat pada sistem informasi korporasi terpadu.
bergantung pada kinerja manajemen supply Terdapat 8 komponen utama dalam sistem
chain yang dimilikinya. korporasi terpadu, yaitu :
Arsitektur sistem informasi merupakan suatu 1. Selling Chain Management Information
pemetaan atau rencana kebutuhan-kebutuhan System
informasi dalam suatu organisasi (Turban, 2. Costumer Relatiobship Management
Wetherbe, 1999). Arsitektur sistem informasi Information System
memadukan kebutuhan informasi, komponen 3. Enterprise Resource Planning
sistem informasi dan teknologi pendukung, Information System
sehingga di dalam sebuah arsitektur informasi 4. Management Control Information
berisi perencanaan tentang data yang System
dikumpulkan, cara data dikumpulkan, cara
mengirimkan data, cara menyimpan data serta

5
5. Administrative Control Information
System

Gambar 4 Komponen Sistem Informasi Terpadu

6. Supply Chain Management Information entitas yang harus dikelola dengan baik,
System yaitu :
7. Enterprise Applications Integration
System 1. Aliran produk secara fisik
8. Knowledge-tone Applications 2. Aliran uang sebagai bukti pembayaran
Information System 3. Aliran informasi yang berkaitan dengan
aktivitas jual-beli
Supply chain Management merupakan
salah satu subsistem yang Terdapat beberap komponen dari e-SCM yang
menghubungkan sistem informasi internal saling mendukung, yaitu :
perusahaan dengan sistem informasi yang 1. Supply Chain Replenishment
dimiliki oleh para rekanan bisnis, terutama
para pemasok serta distributor. Konsep e- Proses yang berkaitan dengan cara para
SCM ditunjukkan oleh gambar berikut : pemasok saling bekerja sama untuk
menyediakan produk-produk atau bahan-
bahan yang dibutuhkan oleh perusahaan
sehingga memenuhi target permintaan dan
service level yang dirancang.

2. Collaborative Planning

Proses yang fokus pada aktivitas perencanaan


yang berkaitan dengan operasi, produksi,
inventori dan distribusi sehingga keseluruhan
pihak dalam rantai pasok tahu objective-nya
masing-masing

Gambar 5 Konsep E-SCM 3. Collaborative Product Development

Dengan penggunaan e-SCM, terdapat Proses yang berkaitan dengan aktivitas


peralihan fokus terhadap aliran entitas penciptaan produk atau jasa yang
yang penting dari sistem ini. Berbeda dari membutuhkan kerjasama antara berbagai
supply chain tradisional, terdapat tiga aliran

6
mitra bisnis, untuk mencapai demand atau membuka unit pertama di Cempaka Putih.
mencari pasar baru. Fokus Carrefour terhadap konsumen
diterjemahkan dalam 3 pilar utama, yaitu :
4. E-Procurement
 Harga yang bersaing
Proses pengadaan yang telah menerapkan
 Pilihan yang lengkap,
teknologi internet dan prinsip-prinsip dari e-
 Pelayanan yang memuaskan
bussiness dengan sungguh-sungguh
Saat ini, Carrefour Indonesia memiliki lebih dari
5. E-Logistics
75 gerai yang tersebar di Jakarta, Bandung,
Sama dengan e-procurement, hanya saja Surabaya, Denpasar, Semarang, Yogyakarta,
proses ini berkaitan dengan aktivitas Medan, Palembang dan Makassar.
manajemen pergudangan dan transportasi.

Beberapa manfaat dari penerapan e-SCM


menurut Kearney (2003) adalah : 2. Analisis penerapan e-SCM
pada Carrefour Indonesia
a. Mengurangi transaksi sebesar 90%
b. Menurunkan biaya pembelian barang Dengan banyaknya cabang Carrefour di
dan pelayanan sebesar 2 sampai 6 Indonesia, penerapan rantai pasok yang baik
persen. akan sangat penting bagi daya saing Carrefour.
c. Membantu mengurangi biaya dan Menurut Irawan D. Kadarman, Direktur
memperbaiki performance dengan Corporate Affairs PT Carrefour Indonesia,
memperkuat kebijakan procurement sistem rantai pasok memang memegang peran
dalam desain produk dan SCM. penting dalam industri ritel. Dengan 75 gerai
d. Melalui perbaikan kualitas informasi, yang berlokasi di berbagai tempat dan bekerja
kemudahan akses dan waktu yang real sama dengan lebih dari 4 ribu pemasok, tidak
time, e-SCM membantu dalam mungkin bagi Carrefour Indonesia untuk
membuat supply chain menjadi lebih mengelola bisnisnya tanpa adanya rantai pasok
transparan bagi semua pihak dalam yang efisien. SCM sudah dikembangkan
aliran rantai suplai tersebut. Carrefour sejak masih memiliki beberapa gerai,
dan dengan berkembangnya jaringan gerainya,
Manfaat dari e-SCM mampu menaikkan maka sistem SCM yang ada haruslah terus
daya saing dari suatu perusahaan, tetapi diperbaharui.
persaingan sekarang bukan lagi diantara
perusahaan akan tetapi antara rantai Penerapan teknologi informasi dalam
pasokan. Oleh karena itu, pengintegrasian manajemen rantai pasok di Carrefour Indonesia
dari rantai aliran pasok haruslah tergolong baru. Carrefour Indonesia mulai
menyeluruh mulai dari hulu hingga hilir serius mengembangkan SCM sejak 2007.
mencapai konsumen. Sejak saat itu, Carrefour Indonesia membeli
sebuah software khusus untuk supply chain
management dan warehouse management,
yaitu InfoLog. Dengan software ini, rantai
Penerapan SI e-SCM pada pasokan dari Carrefour mulai bisa terintegrasi.
Carrefour Indonesia Selain itu, sistem ini memudahkan kolaborasi
Carrefour dengan para pemasoknya.
1. PT Carrefour Indonesia
Saat ini, terdapat beberapa konsep SCM yang
Carrefour merupakan peritel besar dunia kedua diintegrasikan Carrefour Indonesia dengan
setelah WalMart. Berkantor pusat di Prancis sistem informasinya. Yang pertama yaitu
dan telah beroperasi sejak tahun 1957. sistem Cross Dock. Sistem ini menerapkan
Didirikan oleh Marcel Fournier dan Louis konsep just in time di pusat distribusi
Deforey, Carrefour mampu mendunia dengan (Distribution Center) mereka.
cakupan wilayah operasi meliputi benua
Amerika, Asia dan Eropa.

Carrefour Indonesia memulai sejarahnya di


Indonesia pada bulan Oktober 1998 dengan

7
produk di gerai-gerainya, serta terjaganya
service level.

Bagi pemasok, manfaat yang didapat yaitu


menghilangkan lost of sales yang diakibatkan
produk tidak tersedia, proses menjadi lebih
sederhana, serta penghematan biaya.
Gambar 6 Skema Sistem Cross Dock
Beberapa mannfaat lainnya yaitu
Sistem ini mengefisienkan proses dengan mengantisipasi keterlambatan pengiriman
meniadakan stok di DC mereka. Dengan sistem baran, mengurangi inventori barang,
ini, para pemasok tidak perlu mengirim produk- terjaminnya kelancaran arus barang, serta
produk mereka ke semua gerai Carrefour, lebih terjaminnya mutu barang.
melainkan mengirimkannya ke DC Carrefour.
Saat ini pihak Carrefour Indonesia terus
Gerai-gerai Carrefour akan mengirimkan
mengembangkan sistem SCM-nya lewat
pesanan, dan setiap produk yang datang di DC
jaringan online dengan gerai-gerai yang
akan langsung dikirimkan ke gerai-gerai yang
mempunyai nilai 80% dari transaksi Carrefour.
telah memesan, karena informasinya telah
terhubung. Rantai pasok yang dikembangkan
Carrefour Indonesia ini bukan hanya
berdasarkan proses pergerakan fisik produk, Penutup
melainkan memperhatikan pula aliran
informasi. Keberhasilan rantai pasokan di 1. Kesimpulan
peritel sangat ditentukan aliran informasi dari
gerai sampai ke pemasik dan sebaliknya, Dalam menerapkan e-SCM, suatu perusahaan
disertai sinkronisasi data kedua pihak. tidak dapat berdiri sendiri, melainkan haruslah
menjalin jaringan dengan pemasok hingga
Yang kedua yaitu tentang proses aliran order. distributor, mulai dari bahan baku hingga
Carrefour mengembangkan Central Order produk jadi sampai ke tangan konsumen.
Pool, dimana proses pengorderan dilakukan Penerapan electronic supply chain
secara otomatis berdasarkan posisi stok gerai. management dapat mengoptimalkan proses
Order ini kemudian dikumpulkan menjadi satu bisnis dari segi pengeluaran biaya sehingga
melalui sistem Electronic Data Interchange mampu meningkatkan daya saing dari
untuk melakukan pemesanan kepada perusahaan.
keseluruhan pemasok. Informasi ini diterima
melalui jaringan e-SCM yang ada, yang Banyak tantangan dalam menerapkan e-SCM,
diterima dengan sistem ERP masing-masing salah satunya yaitu globalisasi. Meskipun
pemasok. Selanjutnya, pemasok akan menjadi salah satu penyebab lahirnya e-SCM,
menyampaikan order ke pabrik dan produk jadi globalisasi membuat supply chain semakin
akan dikirim ke DC Carrefour. rumit dan kompleks karena pihak-pihak yang
terlibat dalam supply chain tersebut dapat
Selain konsep ini, software InfoLog yang mencakup pihak-pihak di berbagai pelosok
digunakan Carrefour menangani beberapa dunia.
proses bisnis dalam supply chain management
Carrefour, yaitu meliputi : inbound logistics, Penggunaan e-SCM bagi perusahaan-
outbound logistics, perencanaan dan perusahaan beberapa bidang di negara-negara
pengadaan persediaan, operasi gudang dan berkembang, termasuk Indonesia, saat ini
pelaporan. masih sangat terbatas. Hubungan antara setiap
subsistem/komponen yang terlibat pada
3. Manfaat Penerapan e-SCM pada umumnya masih tersekat-sekat, sehingga sulit
Carrefour Indonesia untuk bersaing di pasar bebas. Saat ini
penerapan e-SCM belum bisa berkembang
Dengan dikembangkannya e-SCM dalam pesat di Indonesia, namun dengan
rantai pasok Carrefour, beberapa keuntungan mengidentifikasi sistem yang ada dan
dapat diperoleh baik bagi Carrefour maupun mengintegrasikan rantai pasok produk mulai
pemasok. Bagi Carrefour, keuntungan dari hulu hingga hilir, penerapan e-SCM bisa
utamanya ada pada perbaikan ketersediaan dilakukan dalam waktu yang tidak lama.

8
2. Saran
 Untuk PT Carrefour Indonesia,
pengembangan terhadap SCM harus
lebih dioptimalkan. Integrasi e-SCM
harus dilakukan ke sebagian besari
gerai Carrefour. Penambahan sistem
RFID untuk sistem penerimaan barang
di gudang untuk memonitor pergerakan
barang/stok yang mana telah
digunakan oleh WalMart.
 Untuk LSIK, sudah mendampingi
dengan baik selama pembuatan paper,
namun lebih ditingkatkan lagi karena
pengetahuan dasar dari peserta ADP
yang berbeda-beda tentang sistem
informasi.

Daftar Pustaka
http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id/
wp-
content/uploads/sites/968/2013/05/EMA402-
12-E-SCM-On-Line-5.pdf diakses pada 10.42
AM, Sabtu 7 Maret 2015

https://fairuzelsaid.wordpress.com/2010/11/04/
sistem-informasi-arsitektur-informasi/ diakses
pada 10.00 AM, Sabtu 7 Maret 2015

http://masterbiznet.com/pemasaran-bisnis/e-
supply-chain-management.html diakses pada
12.20 AM, Sabtu 7 Maret 2015

http://phikey.blogspot.com/2014/02/manajeme
n-rantai-suplai-supply-chain.html pada 10.03
AM, Minggu 8 Maret 2015

Anwar, Sariyun Naja. 2014. Manajemen Rantai


Pasokan (Supply Chain Management):Konsep
dan Hakikat.

Gimenez, Cristina, Helena R. Lourenco. 2013.


E-Supply Chain Management: review,
implications and directions for future research-

Puevska-Ivanovska, Lidija, Neda Kaselhovska.


2013. Implementation of e-Supply Chain
Management-TEM Journal.

Anda mungkin juga menyukai