Anda di halaman 1dari 3

Nama : Reza Hikmatulloh

Nim : 11160930000004
Kelas : 3A

Manajemen Proses Bisnis


Pertemuan 1
Dosen : Bpk Bayu Waspodo
Manajemen Proses Bisnis adalah salah satu mata kuliah yang di pelajari oleh jurusan Sistem
Informasi. Banyak berbagai macam Sumber Referensi Buku dalam mata kuliah ini. Menurut Pak Bayu,
dalam mata kuliah ini salah satu buku yang menjadi acuan dalam mata kuliah ini adalah buku yang
berjudul Business Process Change : A Business Process Management Guide For Managers and Process
Professional, third edition yang ditulis oleh Harman, Paul, tahun 2004. Pada pertemuan pertama, kita
membahas tentang Manajemen Proses Bisnis Dasar.

Seperti yang kita ketahui, Manajemen adalah suatu proses bagaimana kita merencanakan,
mengatur, menyusun, mengontrol, untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Sedangkan Proses Bisnis
dalam powerpoint pertemuan pertama itu ada 2 definisi menurut para ahli. Menurut Davenport,
proses bisnis adalah aktivitas yang terukur dan terstruktur untuk memproduksi output tertentu.
Sedangkan menurut Hammer & Chapy, proses bisnis adalah aktivitas yang membutuhkan 1 atau lebih
inputan dan menghasilkan output yang bermanfaat atau bernilai bagi pelanggan. Jadi secara garis
besar, Proses bisnis adalah aktivitas dimana kita harus menghasilkan suatu outputan tertentu yang
berawal dari suatu inputan atau lebih dimana suatu inputan itu harus terukur dan terstruktur agar
outputan itu dapat bermanfaat bagi pelanggan.

Lalu Proses Bisnis itu memiliki salah satu karakteristik, yaitu Definitif, Urutan, Pelanggan, Nilai
tambah dan Fungsi silang.

Definitif yaitu suatu proses bisnis harus memiliki batasan, masukan serta tujuan yang jelas.
Maksudnya adalah dalam proses bisnis itu, apa yang kita kerjakan semuanya harus jelas agar bisa
mendapatkan hasil yang memuaskan dan tidak ada pemborosan baik pada biaya, waktu maupun
tenaga. Urutan, adalah suatu proses bisnis harus terdiri dari aktivitas yang berurutan sesuai ruang dan
waktu. Maksudnya adalah agar apa yang kita kerjakan dapat kita control sesuai urutan yang ada, jika
tidak berurut maka hasil yang dihasilkan bisa menjadi berantakan dan tidak bisa dikontrol dengan
maksimal.

Pelanggan, yaitu suatu proses bisnis harus mempunyai penerima hasil proses. Jadi output
yang kita hasilkan akan diberikan kepada pelanggan dan pelanggan itu bisa memberikan nilai akan apa
yang kita kerjakan. Pelanggan tersebut juga bisa merekomendasikan hasil kita kepada yang lain jika
hasil yang kita buat memuaskan.

Nilai tambah, yaitu Transformasi yang terjadi dalam proses harus memberikan nilai tambah
kepada penerima. Maksudnya dalam suatu proses bisnis, apa yang dihasilkan harus memiliki kualitas
yang bagus yang bisa bersaing di pasar. Makin bagus suatu produk maka akan mendapatkan nilai lebih
dari penerima dan penerima akan lebih memilih produk kita. Dan jika produk itu murah tapi produk
itu berkualitas maka itu merupakan nilai tambah tersendiri bagi suatu proses bisnis.
Keterkaitan, maksudnya yaitu suatu proses bisnis tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus
terkait dalam suatu struktur organisasi. Suatu proses bisnis tidak akan berjalan dengan benar tanpa
adanya struktur organisasi di dalamnya. Fungsi struktur organisasi tersebut mempunyai peran supaya
dalam suatu proses bisnis tersebut dapat berjalan sesuai kehendak kita, tidak berantakan, teratur, dan
setiap orang mempunai jobnya tersendiri. Jadi jika seorang atasan peruhaan tersebut ingin
mengetahui, ingin mengontrol perusahaan tersebut, maka akan terasa lebih gampang dan tidak ribet.
Fungsi silang, yaitu suatu proses bisnis walaupun tidak harus tetapi mencakup beberapa fungsi.
Maksudnya dalam suatu proses bisnis, ada yang iya dan ada yang tidak, memmpunyai beberapa fungsi
yang jelas.

Lalu ada 3 tipe proses bisnis. Yang pertama adalah Proses manajemen, yaitu proses yang
mengendalikan operasional dari sebuah sistem. Proses ini sangat penting karena proses ini yang
mengendalikan seluruh kegiatan operasional. Proses ini pun terdiri dari proses perencanaan, proses
pengorganisasian, proses pelaksanaan dan proses pengendalian. Contohnya semisal Manajemen
Strategis. Proses yang kedua adalah Proses operasional. Proses ini meliputi bisnis inti dan menciptakan
aliran nilai utama. Contohnya adalah proses pembelian, manufaktur, retur barang, pengiklanan,
pemasaran dan penjualan suatu produk. Dan yang terakhir adalah Proses pendukung, yaitu proses
yang mendukung proses inti. Contohnya semisal akunting, rekruitmen, pusat bantuan, pusat
informasi, karyawan perusahaan(1).

Menurut http://andrydelfa.blogspot.co.id/2009/11/proses-bisnis.ht, proses bisnis juga


mempunyai karakteristik sebagai berikut. Adanya proses owner, maksudnya adalah orang yang
ditunjuk untuk bertanggung jawab dalam proses bisnis ini. Lalu adanya batasan yang jelas, kejelasan
hubungan dalam proses bisnis ini seperti hubungan internal dan pertanggung jawabnya. Lalu harus
memiliki suatu aturan, suatu prosedur dalan menjalankan tugas-tugas yang di berikan agar dapat
berjalan dengan lancar. Harus memiliki system feedback pada setiap aktivitas. Tujuannya adalah kita
dapat mengetahui keluhan-keluhan atau kekurangan dalam suatu aktivitas tersebut.

CMM atau Capability Maturity Model adalah sebuah model yang dikembangkan oleh
Software Engineering Institute atas permintaan Dapartement of Defense (DOD) Amerika Serikat. Awal
tujuannya saat itu dibuat untuk membuat ujian saringan masuk bagi kontraktor yang ingin
mendaftarkan diri menjadi konsultan(2). CMM dapat digunakan untuk menganalisa, untuk mengukur
tingkat kematangan pada sebuah software development house dalam membuat atau menjalankan
perangkat lunak seperti yang telah dijanjikan secara tertulis dalam perjanjian kerja sama.

Capability Maturity Model memiliki 5 level karakteristik. Maturity Level 1 adalah Initial. Pada
awalnya suatu perusahaan tidak memilki standar proses untuk pengembangan perangkat lunak, tidak
memiliki sistem pelacakan yang memungkinkan pengembang untuk memprediksi biaya atau tanggal
selesainya suatu proyek tanpa akurasi apapun. Biasanya pada proses ini, tidak terprediksi, kacau,
kurang terkontrol, dan sangat mengandalkan kemampuan individu. Di level ini juga tidak adanya
manajemen proyek yang mengontrol perusahaan.

Level selanjutnya adalah Level 2 yaitu Repeatable. Pada level ini, biasanya sudah ada
manajemen walaupun masih sederhana, kualitas perangkat lunak mulai bergantung pada proses
bukan pada orang, pada tahap ini sudah ada perkembangan.

Level yang ke-3 adalah Defined. Perusahaan telah menggabungkan seperangkat proses dan
kontrol standar untuk keseluruhan organisasi sehingga pengembang dapat berpindah antar proyek
dengan lebih mudah dan pelanggan dapat mulai mendapatkan konsistensi dari berbagai kelompok.
Rangkaian proses standar organisasi mencakup proses yang ditangani pada Level 2 dan Level 3. Pada
level ini, proses akan bersifat stabil, terprediksi, dan dapat diulang.

Level 4 adalah managed level. Pada tingkatan ini, telah terbentuknya tujuan yang terukur
untuk kualitas dan produktivitas. Perhitungan pada standar proses pengembangan sistem akan
disimpan dalam database. Proses penilaian kualitas perangkat lunak dan proyek akan bersifat
kuantitatif, maksudnya dalam berbentuk angka, ada mekasnisme umpan balik atau feedback.

Level yang ke-5 adalah Optimized atau mengoptimalkan. Pada level ini, sudah banyak
perkembangan sistem. Perusahaan sekarang sudah dapat mulai melihat pola dalam kinerja dari waktu
ke waktu, sehingga dapat menambah prosesnya untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi
cacat dalam pengembangan perangkat lunak di seluruh organisasi. Pada tahap ini, pengumpulan data
sudah mulai secara otomatis, mekanisme umpan balik menjadi lebih baik dan adanya peningkatan
SDM.

Manajemen proses bisnis sangat penting dalam suatu proses bisnis karena jika tidak ada,
maka proses bisnis tersebut akan berantakan, tidak terkendali, dan bisa-bisa mendapatkan kerugian
karena tidak adanya struktur dalam proses bisnis tersebut. Dalam proses bisnis, tiap orang harus
mempunyai tanggung jawab dalam perusahaan tersebut. Karena keberhasilan dalam proses bisnis
tidak luput dari tenaga dan kinerja para pekerja perusahaan tersebut. Lalu, dalam suatu proses bisnis
harus memiliki perannya masing-masing sesuai pekerjaan dan keahlian para pekerja. Penempatan
posisi kerja para perkerja juga sangat penting agar mereka mengerjakan apa yang mereka kerjakan
sesuai dengan kemampuan dan keahlian mereka.

Dalam pertemuan pertama ini saya mendapatkan banyak hal yang dapat di pelajari dalam
pelajaran Management Proses Bisnis. Dari awal kita harus mempelajari mata kuliah ini karena sangat
berguna jika suatu saat kita bekerja di dalam suatu perusahaan. Karena jika kita bekerja di suatu
perusahaan dan sudah mempelajari dasar-dasar dari management proses bisnis, maka kita tidak akan
kebingungan lagi dan mengerti alur dari proses bisnis.

REFERENSI
1. https://fatkhurrozak.wordpress.com/2013/04/22/proses-bisnis/
2. https://meeinstan.wordpress.com/2011/05/12/apa-itu-cmm-capability-maturity-model/
3. http://harumindripermata.blogspot.co.id/2014/03/capability-maturity-model-cmm.html
4. http://istqbexamcertification.com/what-is-cmm-capability-maturity-model-what-are-cmm-levels/

Anda mungkin juga menyukai