Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1. Definisi Reliabilitas
Reliabilitas atau keadaan suatu pengukuran menunjukkan sejauh mana
pengukuran tersebut tanpa bias (bebas dari kesalahan) dank arena itu menjamin
pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrument.
Dengan kata lain, keandalan suatu pengukuran merupakan indikasi mengenai stabilitas
dan konsistensi dimana instrument mengukur konsep dan membantu menilai ketepatan
sebuah pengukuran. (Sekaran, 2006).
Reliabilitas adalah suatu test merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya
prediksi dan akurasi. (Groth-Mamat, 2008).Ia melihat seberapa skor-skor yang diperoleh
seseorang akan menjadi samaa jika orang tersebut dipeeriksa ulang dengan tes yang sama
pada kesempatan berbeda.
Instrument yang reliable adalaah instrument yang bilaa digunakan beberapa kali
untuk megukur objek yang sama akaan menghasilkan data yang sama.( Sugiyono, 2007)
Dari tiga definisi diatas jelas bahwa reliabilitas instrument terkait dengan bebas
dari bias (error free) dan konsistensi instrument.
Keandalan adalah sejauh mana percobaan, pengujian atau prosedur pengukuran
menghasilkan hasil yang sama pada uji coba diulang. Tanpa kesepakatan pengamat
independen mampu mereplikasi prosedur penelitian, atau kemampuan untuk
menggunakan alat-alat penelitian dan prosedur yang menghasilkan pengukuran yang
konsisten, para peneliti akan mampu untuk memuaskan menarik kesimpulan,
merumuskan teori atau membuat klaim tentang generalisasi penelitian mereka
(terjemahan colostate.edu).

2. Stability Reliability
Stability reliability sering juga disebut sebagai test-retest reliability merupakan
keandalan yang diperoleh dari dengan melakukan pengukuran ulang pada
kelompok/subjek yang sama. Misalnya sebuah kuesioner yang mengungkap konsep yang
sama disebar pada sekelompok mahasiswa, maka stabilitas pengukuran dapat dihitung
dengan menyebar ulaang kuesioner tersebut dalam jangka waktu beberapa bulan
kedepaan. Semakin tinggi kesamaan jawaban (atau semaakin tinggi korelasi) skor pada
jawaban periode pertama dengan pengukuran periode berikutnya maka dapat dinyatakan
kusioner tersebut dapat disebut memiliki tingkat kestabilaan yang tinggi.
Stabilitas pengukuran juga dapat diperoleh dalaam bentuk parallel atau dikenal
dengan parallel-form reliability dilakukan dengan mengubah susunan kata namun
memiliki item yang setaraa dan format respon yang sama. Bila dua tes tersebut yang
sebanding tersebut menghasilkan skor yang berkorelasi tinggi (misalkaan diaatas 0.80)
maka dapat dinyatakan bahwa ukuran tersebut secara logis dapat dipercaya, dengan
varian kesalahan minimal yang disebaabkan oleh susunan kata, urutan dan faaktor lain
(Sekaran, 2006).

3. Internal Consistency
Internal Consistency merupakan indikasi homogenitas item dalam ukuran yang
mengungkapkan ide. Keandalaan ini dapat diuji melalui konsistensi antar item dengan
cronbaach alpha dan keandalaan belah dua (split-haalf reliability).
Konsisten internal adalah sejauh mana test atau prosedur menilai karakteristik
keterampilan, atau kualitas yang sama. Ini adalah ukuran presisi antara pengamat ataau
alat ukur yang digunakan dalam penelitian.Jenis reliabilitas sering membantu penelitian
mengintrepestasikan data dan memprediksi nilai-nilai dan batas-batas hubungan antar
variable (terjemahan colostate.edu).

4. Cronbach Alpha dan KR


Cronbach Alpha adalah koefisiensi alpha yang dikembangkn oleh Cronbach
(1951) sebagai ukuran umum dari konsistensi internal skala multi-item.Sedangkaan
formula KR (Kuder-Richardson) digunaakan untuk item dikotomi. Suhaarsimi Arikunto
(2005) menaambahkan beberapa formula seperti Formulaa Rulon, Flanagan dan Hyot
untuk menguji reliabilitas test padaa item dengan skala dikotomi yaitu 1 dan 0.
Angka Cronbach Alpha pada kisaran 0.70 adalah dapat diterima dan diatas 0.80
baik (Sekaran, 2006). Sejalan dengan pendapaat beberapa ahli seperti Nunnally (1978, p.
245-246) yaitu : untuk Preliminary research direkomendasikaan sebesar 0.70, untuk basic
research 0.80 dan applied research sebesar 0.90 0.95. Kaplan dan Saccuzo, (1982:106)
merekomendasikan nilai Cronbach Alpha sebesar 0.7 0.8 untuk basic research, dan 0.95
untuk applid research.

5. Split Half Reliability


Split Half Reliability adalah teknik engujian reliabilitas instrument dengan cara
membaginya menjadi dua bagian. Indeks reliabilitas dicerminkan dari korelasi antaara
dua baagian instrument.
Groth dan Mamaat (2008) menyebutkan bahwa konsistensi internal melaalui
reliabilitas belah dua dan koefisiensi alpha merupaakan teknik-teknik terbaik untuk
menentukaan reliaabilitas sebuah ciri sifat dengan derajat fluktuasi yang tinggi. Karena
test haanya diberikaan satu kali, maka soal-soaalnya dikorelaasikaan satu sama lain dan
tidak ada kemungkinan pengaruh waktu untuk mengintervensi seperti yang terjadi pada
metode test-retest.
BAB II
PEMBAHASAN

Hipotesis yang sudah dibuat pada awal perencanaan penelitian harus dilihat
keandalannya. Menurut Malhotra (2012 : 317), keandalan merupakan sejauh mana skala
dapat menghasilkan hasil yang konsisten apabila instrument tersebut dipergunakan secara
berulang memberikan hasil ukur yang sama. Kesalahan dalam pengukuran akan berakibat
pada hasil yang berbeda dalam mengukur sesuatu yang sama (Suharsaputra, 2012 : 104).
Reliabilitas ditentukan dengan berulangkali mengukur konstruk atau ketertarikan
variable.Semakin tinggi tingkat hubungan antara skor yang diperoleh melalui pengukuran
berulang, skala semakin dapat diandalkan. Ada tiga cara yang dapat dilakukan dalam
pengukuran keandalan (Malhotra, 2012 : 317).
Pertama, test-retest reliability yaitu uji keandalan dengan memberikan kuesioner
yang sama kepada seorang responden dalam waktu yang berbeda. Diberikan dalam
jangka waktu dua atau empat minggu (Malhotra, 2012 : 317). Kolerasi antar skor yang
diperoleh dari responden yang sama dihitung untuk dilihat tingkat kesamaannya.
Semakin tinggi nilai korelasi, maka semakin tinggi tingkat keandalannya. Jenis
pengukuran ini memiliki banyak kekurangan, yaitu :
1. Masalah waktu. Semakin besar jarak pengujian pertama dan kedua, semakin tidak
andal skalanya.
2. Factor lingkungan akan berubah dan akan mempengaruhi hasil uji.
3. Adanya kesulitan mendapatkan respon yang sama untuk pengujian kedua.
4. Responden biasanya akan menjawab sama seperti yang dijawab pada uji pertama
(Mc. Daniel dan Gates, 2013 : 286).
Kedua, alternative-forms reliability atau biasa disebut sebagai equivalent-forms
reliability. alternative-forms reliability dilakukan dengan menguji korelasi dari dua
kuesioner yang memiliki indikator-indikator variable dan skala yang sama (Malhotra,
2012 : 317). Caranya dengan memberikan pertanyaan kepada responden dan setelah dua
minggu kemudiaan diberikan lagi pertaanyaan yang setara kepada responden yang samaa
tetaapi instrument berbeda (Sugiyono, 2009 : 130). Hasil yang dihaaraapkan adalah
tingkat kesamaan yang tinggi. Kelemahan menggunakan jenis keandalan ini adalah pada
saat penyusunan pertanyaan pertama dan kedua dimana keduanya harus terlihaat berbeda
tetapi memiliki arti yang sama. Kelemahan lain pada uji alternative-forms reliability sama
dengan uji , test-retest reliability (Mc. Daniel dan Gates, 2013 : 288).
Ketiga, internal-consistent reliability yaitu mengukur dua atau lebih konsep yang
sama pada waktu yang bersamaan. Selain itu, , internal-consistent reliability juga dapat
membandingkan untuk melihat tingkat kesetujuan responden. Ada dua jenis cara ,
internal-consistent reliability yaitu split-half dan coefficient alpha atau biasa disebut
Cronbachs alpha (Mc. Daniel dan Gates, 2013 : 288). Metode split-half adalah uji
reliabilitas dengan membagi dua indikator-indikator pada kuesioner penelitian (Malhotra,
2012 : 317). Cara ini hanya dapat digunakan pada instrument pengukuran dengan jumlah
item genap. Pengelompokan dilakukan pada item-item yang valid (Suharsaputra, 2012 :
106). Sedangkan Cronbachs alpha digunakan untuk mengukur keandalan inikator-
indikator yang digunakan dalam kuesioner penelitian (Mc. Daniel dan Gates, 2013 : 289).
Dalam penelitian ini, uji keandalan setiap variable diukur dengan menggunakan
Cronbachs alpha. Pertama, karena teknik ini merupakan teknik pengujian keandalan
kuesioner yang paling sering digunakan (Bryman dan Bell, 2007 : 176). Kedua, dengan
melakukan uji Cronbachs alpha maka akan terdeteksi indikator-indikator yang tidak
konsisten (Malhotra, 2012 : 289). Ketiga, pada penelitian sebelumnya oleh Elsingerich
dan Rubera (2010), uji keandalan yang digunakan dengan menggunakan Cronbachs
alpha.
Cronbachs alpha merupakan sebuah ukuran keandalan yang memiliki nilai
berkisar dari nol sampai satu (Hair et al., 2010 : 92). Menurut Eisingerich dan Rubera
(2010 : 27) nilai tingkat keandalan Cronbachs alpha minimum adalah 0.70 ada dua alas
an peneliti menggunakan nilai keandalan Cronbachs alpha 0.70. Pertama, Cronbachs
alpha yang andal(0.70) dapat memberikan dukungan untuk konsistensi internal. Rata-rata
varians dan reliabilitas komposit melebihi ambang batas yang disarankan (Bagozzi dan
Yi, 1988 dalam Eisingerich dan Rubera, 2010 : 27). Kedua, karena peneliti mengikuti
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Eisingerich dan Rubera (2010 : 27). Nilai
tingkat keandalan Cronbachs alpha dapat ditunjukkan pada table berikut ini (Tabel 2. 1).
Nilai Cronbachs Alpha Tingkat Keandalan
0.0 0.20 Kurang Andal
>0.20 0.40 Agak Andal
>0.40 0.60 Cukup Andal
>0.60 0.80 Andal
>0.80 1.00 Sangat Andal
Table 2.1 Tingkat Keandalan Cronbachs alpha
Sumber : Hair et al (2010 : 125).
Selain dilihat berdasarkan Cronbachs alpha, suatu indicator yang andal juga
dapat dilihat dari nilai correlated item-total correlation. Correlated item-total correlation
juga dapat digunakan untuk menghapus indikator yang tidak handal dalam suatu variable.
Nilai correlated item-total correlation dalam suatu indicator agar dinyatakan handal
adalah minimal 0.50 (Hair et al., 2010 : 125).
Lebih lanjut, selain dengan melihat Cronbachs alpha dan Correlated item-total
correlation, uji keandalan juga dapat dilakukan dengan uji keandalan konstruk (construct
reliability). Hal ini karena dari berbagai pendekatan ternyata koefisien Cronbachs alpha
yang menggunakan batas asumsi paling sedikit (Wijayanto, 2008 : 65). Selain itu
keandalan konstruk digunakan untuk menguji reliabilitas model dari suatu konstruk
(Nugroho dan Rohman 2012 : 7). Berdasarkan hal tersebut selain dengaan melihat
Cronbachs alpha juga dapat dilakukan dengan uji keandalan konstruk.
Nilai keandalaan konstruk minimum adalah sebesar 0.70 (Hair et al., 2010 : 709).
Keandalan konstruk dapat diukur dengan rumus berikut ini (Gambar 2.2).

( Std. Loading)2
Construct Reliability =
( Std. Loading)2 + ej

Gambar 2.2 Rumus Uji Construct Reliability


Sumber : Wijayanto (2008 : 66)
Keterangan :
Std. Loading diperoleh langsung dari standardized loading untuk tiap-tiap
indicator (diambil dari perhitungan computer).
ej adalah measurement error dari setiap indicator.

Uji Kualitas Data atau Uji Validitas dan Uji Reliabilitas menggunakan SPSS dengan laangkah-
langkah sebagai berikut :
1. Distribusi data paada excel copy ke spss data view, hasilnya adalah sebagaai berikut

2. Klik variable view (letakkan kiri bawah), nama tulis nomor pernyataan besertaa
jumlahnya decimal diulis o pada label tulis nomer pernyataan dan jumlaahnya, hasilnya
adalah

3. Setelah nama, decimal,dan label diisi maka hasilnya adalah


4. Pada langkah spss no. 3 klik analyze, pilih scale, pilih reliability analysis dan hasilnya
sebagai berikut

5. Sorot semua pernyataan 1 25 tanpa jumlah, pindahkan ke kolom items, hasilnya


adalaah

6. Klik statistic, pada descriptive for klik scale if item deleted


7. Klik continue, oke. Hasilnya adalah

Hasil korelasi pernyataan 1-25 dengan jumlah skor variable pada kolom corrected item-total
correlation sebesar 0.353 dan seterusnyaa, niali reliabilitas alpha terletak paada table reliabilitas
statistic kolom crombach alpha sebesar 0.751. Untuk variable yang lain laangkaah-laangkaah uji
validitas dan reliabilitas dengaan SPSS samaa dengan di atas.
BAB III
KESIMPULAN

1. Reliabilitas adalah suatu test merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi dan
akurasi. (Groth-Mamat, 2008).
2. Hipotesis yang sudah dibuat pada awal perencanaan penelitian harus dilihat keandalannya.
3. Reliabilitas ditentukan dengan berulangkali mengukur konstruk atau ketertarikan variable.
Semakin tinggi tingkat hubungan antara skor yang diperoleh melalui pengukuran berulang,
skala semakin dapat diandalkan
4. Ada tiga cara yang dapat dilakukan dalam pengukuran keandalan: test-retest reliability,
alternative-forms reliability, internal-consistent reliability.
5. Cronbachs alpha merupakan sebuah ukuran keandalan yang memiliki nilai berkisar dari nol
sampai satu
6. Cronbachs alpha digunakan untuk mengukur keandalan inikator-indikator yang digunakan
dalam kuesioner penelitian
7. Selain dilihat berdasarkan Cronbachs alpha, suatu indicator yang andal juga dapat dilihat dari
nilai correlated item-total correlation. Correlated item-total correlation juga dapat digunakan
untuk menghapus indikator yang tidak handal dalam suatu variable.
8. Selain dengan melihat Cronbachs alpha dan Correlated item-total correlation, uji keandalan
juga dapat dilakukan dengan uji keandalan konstruk (construct reliability).

Anda mungkin juga menyukai