Anda di halaman 1dari 158

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN FAKTOR

PROTEKTIF PADA PELAJAR TINGKAT SMA YANG


MENJADI KORBAN BULLYING

SKRIPSI

Disusun oleh :
FAMA ANNARY
111211132023

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN FAKTOR


PROTEKTIF PADA PELAJAR TINGKAT SMA YANG
MENJADI KORBAN BULLYING

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


dalam Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Universitas Airlangga Surabaya

Disusun oleh:
FAMA ANNARY
111211132023

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016
ii

iii

iv

HALAMAN MOTTO

We wont wake up in the morning of the same day tomorrow.


So make the best of today and go to sleep with satisfaction and
gratitude.

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

To my family,
For showing me such unconditional and endless love,
For being the biggest reason for everything I do well.

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya, penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Hubungan antara Harga Diri dengan
Faktor Protektif pada Pelajar Tingkat SMA yang Menjadi Korban Bullying
dengan baik dan lancar. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Dr. Nurul Hartini, M.Kes.,
Psikolog atas bimbingan yang diberikan kepada semua mahasiswa Fakultas
Psikologi Universitas Airlangga.
2. Mama. Terima kasih banyak atas segala perjuangan, kasih sayang, kepedulian,
dukungan, doa, waktu, dan segala hal yang penulis butuhkan dan tidak ada
hentinya diberikan kepada penulis.
3. Papa. Terima kasih atas bimbingan, kasih sayang, kepedulian, dan dukungan
yang diberikan.
4. Faiza Athallah dan Faliha Imtiyaz, kedua adik penulis. Terima kasih telah
menjadi semangat terbesar di hidup penulis.
5. Dosen pembimbing skripsi, I Sanny Prakosa Wardhana, S.Psi., Psikolog.
Terima kasih telah membimbing, memberi masukkan, dan melancarkan
penulis dalam mengerjakan skripsi.
6. Aki dan nenek. Terima kasih atas dukungan, kasih saying, kepercayaan, dan
apresiasi yang tiada berhentinya diberikan kepada penulis.
7. Teman-teman kos dan teman-teman kampus: Fia, Mba Hani, Tifa, Nindi,
Anes, Ifa, dan Riris yang telah menemani penulis selama kuliah melalui suka
dan duka.
viii

8. Sony Endardo. Terima kasih telah membantu proses pengerjaan skripsi,


menampung keluh kesah, dan memberi segala bentuk dukungan selama
penulis mengerjakan skripsi.
9. Dosen wali, Endah Mastuti, S.Psi., M.Si., Psikolog. Terima kasih telah
membimbing penulis selama menjadi mahasiswa.
10. Seluruh dosen dan karyawan, atas ilmu dan kemudahan yang diberikan kepada
penulis selama kuliah.
11. Bu Rizki dan Bu Ayu, guru-guru BK di SMK Satya Widya. Terima kasih atas
bantuan dan kemudahan dalam perizinan dan proses pengambilan data.
12. Kepala Sekolah SMK Satya Widya, atas bantuan dan kemudahan dalam
proses pengambilan data.
13. Tweepsy, atas semua dukungan dan pengalaman yang menarik selama penulis
berada di bangku perkuliahan.
14. Seluruh pihak yang ikut berperan dan tidak dapat disebutkan satu persatu.

Surabaya, 2 Januari 2016

Fama Annary
Penulis

ix

DAFTAR ISI
Halaman Sampul Luar..i
Halaman Sampul Dalam..............ii
Surat Pernyataan.iii
Halaman Persetujuan...........iv
Halaman Pengesahan...v
Halaman Motto...........vi
Halaman Persembahan...vii
Ucapan Terima Kasih...viii
Daftar Isi..x
Daftar Tabel..xiv
Daftar Lampiran.xv
Abstrak.xvii
Abstract...xviii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...1
1.2 Identifikasi Masalah...9
1.3 Batasan Masalah...14
1.4 Rumusan Masalah15
1.5 Tujuan Penelitian.15
1.5 Manfaat Penelitian...15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Remaja..16
2.1.1 Definisi Remaja...16
2.1.2 Batasan Usia Remaja...16
2.1.3 Tugas Perkembangan Remaja.17
2.1.4 Remaja Korban Bullying.17
2.2 Faktor Protektif19
2.2.1 Definisi Faktor Protektif.19
2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Faktor Protektif...22
2.2.3 Aspek-aspek Faktor Protektif..23
2.3 Harga Diri.25
2.3.1 Definisi Harga Diri..25
2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Diri...26
2.3.3 Aspek-aspek Harga Diri..28
2.3.4 Global Self-Esteem Rosenberg29
2.4 Hubungan antara Harga Diri dengan Faktor Protektif.30
2.5 Kerangka Konseptual...34
2.6 Hipotesis...35

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Tipe Penelitian.36
3.2 Identifikasi Variabel Penelitian36
3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian.37

xi

3.4 Subjek Penelitian..37


3.5 Teknik Pengumpulan Data...39
3.5.1 Kuisioner Korban Bullying.39
3.5.2 Kuisioner Harga Diri...40
3.5.3 Kuisioner Faktor Protektif...41
3.6 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur42
3.6.1 Validitas Alat Ukur.42
3.6.2 Reliabilitas Alat Ukur.43
3.7 Analisa Data.43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Gambaran Subjek Penelitian44
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian...44
4.1.2 Gambaran Umum Subjek Penelitian...44
4.2 Pelaksanaan Penelitian.46
4.2.1 Persiapan Penelitian46
4.2.2 Pengambilan Data...47
4.2.3 Alur Pengambilan Data...48
4.2.4 Hambatan Pengambilan Data..48
4.3 Hasil Penelitian48
4.3.1 Uji Validitas48
4.3.2 Uji Reliabilitas50
4.3.3 Analisis Deskriptif..53

xii

4.3.4 Uji Asumsi..59


4.3.5 Uji Korelasi.61
4.3.6 Analisis Tambahan..62
4.4 Pembahasan..64

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


5.1 Simpulan..70
5.2 Saran.70
DAFTAR PUSTAKA 73
LAMPIRAN...76

xiii

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Blueprint Skala Korban Bullying...40
Tabel 3.2 Blueprint Skala Harga Diri41
Tabel 3.3 Blueprint Skala Faktor Protektif41
Tabel 4.1 Profil Siswa45
Tabel 4.2 Profil Sampel..45
Tabel 4.3 Rater Alat Ukur..49
Tabel 4.4 Reliabilitas MVPS..50
Tabel 4.5 Reliabilitas Dimensi MVPS...51
Tabel 4.6 Reliabilitas RSES...51
Tabel 4.7 Reliabilitas BPFI52
Tabel 4.8 Reliabilitas Dimensi BPFI.52
Tabel 4.9 Deskriptif MVPS53
Tabel 4.10 Deskriptif Dimensi MVPS pada Laki-laki dan Perempuan.55
Tabel 4.11 Deskriptif RSES...56
Tabel 4.12 Kategori Tingkat Harga Diri Subjek57
Tabel 4.13 Deskriptif BPFI58
Tabel 4.14 Kategori Tingkat Faktor Protektif Subjek59
Tabel 4.15 Tes One-Sample Kolmogorov-Smirnov..60
Tabel 4.16 Uji ANOVA.61
Tabel 4.17 Inferensial Korelasi Harga Diri dan Faktor Protektif...61
Tabel 4.18 Inferensial Korelasi Harga Diri dengan Dimensi
Faktor Protektif..63

xiv

Tabel 4.19 Inferensial Korelasi Harga Diri dan Faktor Protektif pada Siswa
Laki-laki dan Perempuan...63
Tabel 4.20 Inferensial Korelasi Harga Diri dan Faktor Protektif pada Siswa
Kelas X dan XII.64

xv

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner Penelitian...76
Lampiran 2 Rekap Data Siswa...81
Lampiran 3 Skor Mentah MVPS dan Kategori Subjek..94
Lampiran 4 Skor Mentah dan Norma Harga Diri107
Lampiran 5 Skor Mentah dan Norma Faktor Protektif110
Lampiran 6 Hasil Uji SPSS..113
Lampiran 7 Bukti Perizinan.133
Lampiran 8 Rater Alat Ukur136

xvi

ABSTRAK
Fama Annary, 111211132023, Hubungan antara Harga Diri dengan Faktor
Protektif pada Pelajar Tingkat SMA yang Menjadi Korban Bullying, Skripsi,
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya, 2016.
xviii + 75 halaman, 8 lampiran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara
harga diri dengan faktor protektif pada pelajar tingkat SMA yang menjadi korban
bullying. Harga diri yang dimaksud adalah evaluasi diri individu yang positif akan
dirinya (Rosenberg, 1965). Faktor protektif yang dimaksud adalah faktor-faktor
yang melindungi individu dari konsekuensi-konsekuensi negatif pengalaman
hidup individu (Baruth & Caroll, 2002).
Penelitian ini dilakukan pada 67 siswa, yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan
47 siswa perempuan meliputi kelas X dan XII dari jumlah seluruh siswa sebanyak
460 di sebuah sekolah yang diduga memiliki banyak kasus bullying. Seluruh
siswa mengisi kuisioner korban bullying yang terdiri dari 16 butir untuk
menentukan subjek. Subjek mengisi kuisioner harga diri yang terdiri dari 10 butir
milik Rosenberg dan faktor protektif yang terdiri dari 16 butir milik Baruth dan
Caroll. Analisis data dilakukan dengan teknik statistic korelasi product moment
dari Pearson, dengan bantuan program statistik SPSS versi 17.
Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan positif antara self-esteem
dan faktor protektif pada pelajar tingkat SMA yang menjadi korban bullying
dengan koefisien korelasi sebesar 0,490 dan signifikansi 0,000.
Kata kunci: harga diri, faktor protektif, bullying
Daftar Pustaka, 41 (1965-2015)

xvii

ABSTRACT

Fama Annary, 111211132023, The Correlation between Self-Esteem and


Protective Factors of High School Bullying Victims, Thesis, Faculty of
Psychology, University of Airlangga, Surabaya, 2016.
xviii + 75 pages, 8 appendices.
This research aimed to find the correlation between self-esteem and protective
factors of high school bullying victims. The self-esteem that was used here means
the positive evaluation towards the self (Rosenberg, 1965). The protective factors
that was used here means the factors that protect a person from negative
consequences caused by his/her life experiences (Baruth & Caroll, 2002).
There were 67 students that consisted of 20 boys and 47 girls out of a total
460 students in a school that was assumed to have a high amount of bullying case.
The students were X and XII graders. All of the students filled in bullying
victimization questionnaires that consisted of 16 items to identify which ones were
categorized as subjects. The subjects then filled in Rosenbergs self-esteem
questionnaires that consisted of 10 items and Baruth and Carolls protective
factors questionnaires that consisted of 16 items. The data analytics was done by
using statistical correlation technique of product moment by Pearson using SPSS
17 version for Windows.
The result of this research shows that there is a positive correlation between
self-esteem and resilience of high school bullying victims with the coefficient of
correlation 0,490 and level of significance 0,000.
Keywords: self-esteem, resilience, bullying
Bibliography, 41 (1965-2015)

xviii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Isu-isu mengenai kekerasan tidak pernah habis menjadi sorotan media dan
masyarakat luas. Kekerasan agaknya menjadi kekhawatiran setiap orang dari
berbagai kalangan umur dan jenis kelamin. Banyak orang rentan menjadi korban
kekerasan karena kekerasan seringkali datang dari lingkungan terdekat. Kekerasan
dapat berbentuk fisik, verbal, dan psikologis. Kekerasan dapat mengakibatkan
kecacatan bagi korban, baik secara fisik maupun mental (Ososfsky, 1999).
Kekhawatiran akan kasus kekerasan ini diperparah dengan data Kemensos
yang memperlihatkan jumlah kasus kekerasan pada anak tahun 2013. Hasil survei
Kemensos (2013) menunjukkan bahwa 47,45% laki-laki dan 35,05% perempuan
yang berumur 18-24 tahun, atau 1 dari 2 laki-laki dan 1 dari 3 perempuan
setidaknya mengalami salah satu pengalaman kekerasan seksual, fisik atau
emosional sebelum berumur 18 tahun.
Kekerasan ini bukan hanya dapat termanifestasi dalam berbagai bentuk (fisik,
verbal, emosional, dll.), tapi juga dapat terjadi di berbagai lingkungan. Salah
satunya adalah sekolah, lingkungan di mana manusia dalam rentang usia anak
hingga remaja menuntut ilmu hampir setiap hari. Sekolah berpotensi menjadi
lingkungan yang memiliki unsur kekerasan di dalamnya. Kekerasan yang biasa
terjadi di lingkungan sekolah adalah bullying. Hasil kajian Konsorsium Nasional
Pengembangan Sekolah Karakter menunjukkan hampir setiap sekolah di

Indonesia menghadapi kejadian bullying (Gawat, Indonesia Masuk Katergori


Darurat Bullying di Sekolah, 2014).
Secara harfiah, kata bully berarti menggertak atau mengganggu orang yang
lebih lemah. Istilah bullying kemudian diartikan sebagai perilaku agresif
seseorang atau suatu kelompok orang yang dilakukan secara berulang-ulang
(repeatedly) terhadap orang atau sekelompok orang lain yang lebih lemah
(Prasetyo, 2011). Bullying terjadi akibat dari ketimpangan power antara dua belah
pihak dimana pihak yang lebih kuat adalah penindas (bully) dan pihak yang lebih
lemah adalah korban (victim). Korban cenderung tidak pernah melawan perlakuan
yang dilakukan penindas terhadapnya. Bullying bukan merupakan perselisihan
antara dua pihak yang memiliki power fisik maupun psikologis yang setara akibat
adanya

konflik atau

teasing

(penggodaan)

pertemanan yang

dianggap

menyenangkan. Bullying merupakan tindak kekerasan yang sengaja dilakukan


untuk menjatuhkan korban secara fisik maupun psikologis.
Jumlah kasus bullying yang terjadi beberapa tahun belakangan tidak dapat
dibilang sedikit. Dr. Amy Huneck dalam Yayasan Semai Jiwa Amini (2008)
mengungkapkan bahwa 10-60% siswa di Indonesia melaporkan mendapat ejekan,
cemoohan, pengucilan, pemukulan, tendangan, ataupun dorongan, sedikitnya
sekali dalam seminggu. Di tiga kota besar seperti Yogyakarta, Surabaya, dan
Jakarta terjadi tindak bullying di sekolah sebesar 67,9% di tingkat sekolah
menengah atas (SMA) dan 66,1% di tingkat sekolah menengah pertama (SMP)
(Yayasan Semai Jiwa Amini, 2008). Angka bullying pada tingkat SMA memang
lebih tinggi daripada di tingkat lainnya.

Di Surabaya sendiri, 48,2% siswa SMA menjadi korban bullying (Chandra &
Mulya, 2009). Penelitian tersebut dilakukan di semua wilayah Kota Surabaya
(Utara, Barat, Timur, dan Selatan) dan di berbagai jenis sekolah. Bentuk bullying
yang paling banyak terjadi adalah bullying verbal sebanyak 57,1%. Bullying fisik
sebesar 31,7% dan bullying psikologis sebesar 35,9%.
Salah satu kasus bullying pada tingkat SMA di Surabaya yang cukup menarik
perhatian dan baru saja terjadi adalah kasus bullying yang terjadi di SMA N 18
Surabaya. Seorang siswa baru di SMAN 18 Surabaya akhirnya memilih mogok
dari kegiatan LOS yang dimulai Senin (27/7/2015) karena merasa tidak nyaman
melakukan kegiatan yang mengandung bullying (Ada Bullying di SMAN 18
Surabaya, Siswa Baru Mogok Orientasi, 2015).
Dalam Undang-Undang Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2002 pasal 54,
Anak di dalam dan di lingkungan sekolah wajib dilindungi dari tindakan
kekerasan yang dilakukan oleh guru, pengelola sekolah atau teman-temannya di
dalam sekolah yang bersangkutan, atau lembaga pendidikan lainnya.. Undangundang tersebut jelas menyatakan bahwa apapun bentuk kekerasan di sekolah
dilarang untuk dilakukan. Namun pada kenyataannya, bullying sudah menjadi
sebuah budaya di kalangan remaja sekolah.
Bullying sebagai suatu bentuk kekerasan tentunya dapat menimbulkan
berbagai dampak negatif bagi korbannya. Dalam jangka pendek bullying dapat
menimbulkan perasaan tidak aman, takut pergi ke sekolah, merasa terisolasi,
harga diri rendah, depresi atau bahkan menderita stress yang dapat berakhir pada
timbulnya suicidal thought (pikiran akan bunuh diri) bagi korban (Olweus, 1997).

Dengan keadaan yang demikian, prestasi belajar korban otomatis menurun. Dalam
penelitian Hover dan Oliver (1996 dalam Colvin, Tobin, Beard, Hagan, &
Sprague, 1998) sebanyak 22% siswa kelas empat sampai dengan delapan (SMP
kelas 2) mengalami penurunan prestasi belajar sehubungan dengan penindasan di
sekolah. Sedangkan dalam jangka panjang, korban bullying dapat menderita
masalah gangguan emosional dan perilaku (Prasetyo, 2011). Beberapa penelitian
juga menyatakan bahwa bullying dalam jangka panjang dapat mengakibatkan
anxiety dan PTSD (Post-Traumatic Syndrome Disorder). Selain itu, dampak
bullying juga dapat memperpanjang siklus bullying karena ada tendensi bagi
korban bullying untuk menjadi pelaku kekerasan di kemudian hari (Colvin dkk.,
1998).
Dampak-dampak negatif dari bullying yang telah dipaparkan di atas tidak
harus selalu terjadi pada korban bullying. Pada kenyataannya, ada beberapa dari
korban bullying yang mungkin memiliki ketahanan. Sekitar 12-22% korban
kekerasan baik anak maupun dewasa yang menjadi korban kekerasan saat kecil
menunjukkan bahwa mereka mampu berfungsi dengan baik di kemudian hari
(Jaffee, Caspi, Moffitt, Polo-Toms & Taylor, 2007). Ketahanan ini disebut
dengan resiliensi.
Pada remaja, khususnya dalam konteks kekerasan menunjukkan bahwa
resiliensi memang dapat menjadi faktor yang menahan korban kekerasan untuk
mengalami PTSD (Salami, 2010). PTSD merupakan salah satu resiko yang
dimiliki korban bullying seperti yang sudah dibahas sebelumnya. Selain itu,

resiliensi juga dapat memprediksi seseorang untuk tidak melakukan bullying atau
tindakan agresif lainnya (Donnon & Hammond, 2007).
Leipod dan Greve (2009, dalam Fletcher & Sarkar, 2013) mengemukakan
definisi resiliensi sebagai stabilitas individu atau pemulihan yang cepat (atau
bahkan perkembangan) di bawah situasi yang sangat sulit. Resiliensi dapat
didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk bertahan dalam situasi yang
sulit. Menjadi korban kekerasan bullying merupakan salah satu yang dapat disebut
sebagai situasi yang sulit karena resiko-resiko untuk mengalami dampak negatif
dari menjadi korban bullying itu sendiri.
Resiliensi terdiri dari faktor-faktor protektif yang menahan individu dari
berbagai resiko pengalaman negatif (Baruth & Caroll, 2002; Baldry & Farrington,
2005; Shetgiri, Lin, & Flores, 2012). Faktor-faktor protektif tersebut berinteraksi
dengan faktor-faktor resiko. Hasil dari interaksi tersebut membuat individu
resilien apabila faktor-faktor protektif memainkan peran yang dominan.
Faktor-faktor protektif yang dimiliki individu berinteraksi dalam tiga level di
diri individu (Olsson, Bond, Burns, Vella-Brodrick, & Sawyer, 2003). Pada level
individu, hal-hal seperti atribusi personal,

inteligensi, sosiabilitas, dan

kemampuan komunikasi berperan sebagai faktor protektif. Pada level keluarga,


kehangatan orangtua, kohesivitas keluarga, dan dukungan positif dari orangtua
terhadap anak memainkan peran protektif bagi individu. Pada level sosial
komunitas, pengalaman sekolah dan komunitas yang mendukung memainkan
peran protektif bagi individu.

Losel dan Farrington (2012) juga menjelaskan hal yang serupa bahwa faktorfaktor seperti individu, keluarga, kelompok teman sebaya, dan tetangga
memainkan peran protektif bagi remaja dalam konteks kekerasan. Shetgiri dan
kolega (2012) juga memaparkan hal yang serupa bahwa karakteristik anak,
karakteristik orangtua, dan karakteristik komunitas merupakan faktor-faktor
protektif bagi individu terkait tindakan bullying. Dengan adanya faktor-faktor
protektif yang berinteraksi dalam diri individu, maka individu dapat terhindar dari
berbagai resiko negatif dari kekerasan, khusunya bullying.
Hanya minoritas dari remaja yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan
faktor protektif yang dimiliki (Coleman & Hagell, 2007). Faktor protektif yang
dimiliki individu harus berperan dominan agar individu dapat resilien. Faktor
keluarga sebagai salah satu hal yang berperan penting bagi ketahanan individu
akan resiko kekerasan menitik beratkan hubungan orangtua dengan anak dan
perilaku pengasuhan (Losel & Farrington, 2012). Hubungan yang dekat dan
positif antara orangtua dengan anak menahan anak untuk mengalami efek negatif
dari permasalahan yang dialami anak (Dekovic, 1999; Losel & Farrington, 2012).
Perilaku pengasuhan dengan supervisi yang intensif, tingginya presistensi akan
kedisiplinan, rendahnya hukuman fisik, dan kuatnya keterlibatan anak dalam
aktivitas keluarga memiliki pengaruh secara langsung bagi faktor protektif anak
(Losel & Farrington, 2012).
Sosial komunitas juga mempengaruhi faktor protektif individu terhadap resiko
dari kekerasan. Dekovic (1999) menjelaskan bahwa penerimaan dari dan
kelekatan dengan kelompok teman sebaya mendukung faktor protektif individu.

Losel dan Farrington (2012) memaparkan hal yang serupa bahwa apabila individu
memiliki hubungan yang dekat dan positif dengan kelompok teman sebayanya,
maka ia akan terhindar dari efek-efek negatif kekerasan. Lingkungan teman
sebaya dan lingkungan sekolah yang positif, memberikan dukungan dan
pertolongan mampu meningkatkan fungsi faktor protektif individu (Shetgiri dkk.,
2012).
Pada level individu, Olsson dan kolega (2003) menjelaskan bahwa di
antaranya ada atribusi personal, inteligensi, sosiabilitas, dan kemampuan
komunikasi yang berperan sebagai faktor protektif. Shetgiri dan kolega (2012)
memaparkan bahwa penyesuaian diri dengan sekolah dan pencapaian akademik
memainkan peran dalam karakteristik individu untuk meningkatkan faktor
protektif. Dekovic (1999) juga memaparkan hal yang serupa bahwa pencapaian
akademik yang tinggi dan strategi coping yang baik meningkatkan faktor ptotektif
individu. Strategi coping yang baik sebagai faktor yang meningkatkan faktor
protektif individu juga dijelaskan oleh Bladry dan Farrington (2005).
Atribusi

personal

sebagai

bagian

dari

karakteristik

individu

yang

mempengaruhi faktor protektifnya juga dijelaskan oleh Baruth dan Caroll (2002)
yang mereka sebut dengan istilah adaptable personality. Atribusi personal yang
dimaksud terdiri dari berbagai aspek, di antaranya adalah harga diri. Tingkat
harga diri seseorang memainkan peran dalam meningkatkan faktor protektifnya
pada level individu. Hal ini didukung oleh Dekovic (1999) yang memaparkan
bahwa apabila harga diri individu rendah meningkatkan faktor resiko seseorang.

Maka, apabila tingkat harga diri individu tinggi, faktor protektif individu akan
meningkat.
Harga diri bukan hanya terbukti dapat meningkatkan faktor protektif apabila
tinggi dan meningkatkan faktor resiko apabila rendah, namun harga diri juga
merupakan akar dari banyak permasalahan psikologis. Emler (2001) menyebutkan
bahwa depresi, pencapaian pendidikan yang rendah, pikiran untuk bunuh diri, dan
permasalahan lainnya akibat dari bullying yang telah disinggung merupakan
akibat dari turunnya tingkat harga diri.
Permasalahan harga diri ini perlu diperhatikan. Pada kenyataannya, korbankorban kekerasan kebanyakan mengalami penurunan tingkat harga diri. Korban
bullying umumnya memiliki tingkat harga diri yang rendah (Olweus, 1997 &
Rigby, 2007). Korban adalah tipikal yang seringkali menganggap bahwa dirinya
bukan seseorang yang lebih baik dari orang lain, mempunyai persepsi negatif
terhadap diri mereka sendiri dan situasi yang mereka hadapi. Seringkali mereka
memandang diri mereka sendiri sebagai pribadi yang memalukan, bodoh, dan
tidak menarik. Dengan karakteristik korban yang demikian, membuat korban sulit
untuk bersosialisasi dengan teman-temannya di sekolah dan cenderung
mengisolasi diri.
Harga diri yang demikian rendah menyebabkan timbulnya toleransi akan
bullying. Sehingga timbul sebuah persepsi bahwa ia pantas menerima perlakuan
yang demikian. Sehingga korban tidak melakukan perlawanan dan cenderung
menerima apa yang penindas lakukan terhadapnya. Penelitian yang dilakukan oleh
Septrian, Liow, Sulistiawati, dan Andriani (2009) mengenai hubungan tindakan

bullying di sekolah dengan harga diri siswa yang dilakukan pada 190 siswa kelas
1 SLTP negeri 12 menunjukkan korelasi negatif antara tindakan bullying dengan
harga diri siswa. Artinya, semakin tinggi harga diri maka semakin rendah
tindakan bullying, dan sebaliknya.
Paparan mengenai resiko menurunnya harga diri sebagai akibat dari menjadi
korban bullying menghasilkan sebuah pemikiran bahwa rendahnya harga diri
terlihat sebagai karakteristik korban bullying. Olweus (1997) mengatakan bahwa
umumnya korban bullying adalah anak-anak yang merasa bahwa dirinya tidak
berharga atau tidak pantas (worthless). Rigby (2007) juga mendukung bahwa
anak-anak korban bullying menunjukkan tingkat harga diri yang lebih rendah
daripada anak-anak yang tidak menjadi korban bullying.
Rendahnya harga diri sebagai karakteristik dari korban bullying menunjukkan
bahwa tingkat harga diri berhubungan dengan faktor protektif. Hal ini mampu
menggambarkan alasan akan beberapa korban bullying mampu terhindar dari
berbagai konsekuensi negatif korban bullying. Oleh karena itu, penelitian ini
dilakukan untuk menemukan bagaimana harga diri berhubungan secara positif
dengan faktor protektif pada korban bullying.
1.2 Identifikasi Masalah
Kekerasan yang sering disebut bullying ini merupakan bentuk permasalahan
yang perlu diberikan perhatian. Bullying tidak hanya terjadi di negara barat yang
beragam ras dan latar belakang sosioekonomi. Pada kenyataannya kasus-kasus di
Indonesia juga sudah banyak dan bertambah banyak setiap tahunnya, khususnya
di kota-kota besar seperti yang sudah dijelaskan di atas.

10

Dampak dari bullying juga tidak dapat dipungkiri mengkhawatirkan. Mulai


dari yang mudah terobservasi seperti performa belajar di sekolah sampai dengan
tendensi untuk melakukan tindakan bunuh diri. Banyak gangguan psikologis yang
dapat dialami korban bullying seperti PTSD dan depresi. Akibat menjadi korban
bullying juga dapat mengantar anak melakukan kenakalan (delinquency) dan
tindakan agresif lainnya (Olweus, 1997 & Rigby, 2007).
Gangguan-gangguan psikologis yang riskan dialami oleh korban bullying di
atas disebut juga sebagai dampak negatif atau konsekuensi dari rendahnya tingkat
harga diri. Emler (2001) menjelaskan bahwa rendahnya tingkat harga diri
seseorang dapat mengarahkan individu tersebut kepada masalah-masalah seperti
penyalahgunaan zat, tindakan kriminal, gangguan makan, penurunan pencapaian
akademik, hingga pikiran dan perilaku bunuh diri. Terlihat di sini bahwa
permasalahan-permasalahan akibat dari bullying berawal dari turunnya tingat
harga diri korban. Namun, tidak semua korban bullying mengalami semua
permasalahan-permasalahan tersebut.
Korban yang tidak mengalami konsekuensi-konsekuensi negatif ini diyakini
memiliki suatu ketahanan diri akan kekerasan atau situasi yang sulit. Meskipun
jumlahnya tidak banyak, ada beberapa dari korban bullying yang memiliki
ketahanan tersebut. Sekitar 12-22% korban kekerasan baik anak maupun dewasa
yang menjadi korban kekerasan saat kecil menunjukkan bahwa mereka mampu
berfungsi dengan baik di kemudian hari (Jaffee dkk., 2007).
Kemampuan untuk bertahan dalam menghadapi situasi yang sulit ini disebut
dengan resiliensi. Resiliensi diartikan sebagai sebuah proses menghadapi efek-

11

efek negatif dari resiko, berhasil menanggulangi pengalaman traumatis dan


menghindari jejak negatif yang berhubungan dengan resiko (Fergus &
Zimmerman, 2005). Resiliensi sebagai sebuah proses menjelaskan bahwa faktor
protektif dan faktor resiko bergantung kepada konteks (dari situasi satu ke situasi
lainnya) dan tidak menetap (melalui sepanjang hidup individu) (Fletcher &
Sarkar, 2013). Tingkat resiliensi yang dimiliki oleh korban bullying tentunya
merupakan gambaran dari proses faktor protektif dan faktor resiko yang saling
berinteraksi. Interaksi tersebut akan menghasilkan tingkat resiliensi yang tinggi
apabila faktor protektif lebih mendominasi.
Faktor-faktor protektif yang dimiliki individu berinteraksi dalam tiga level di
diri individu (Olsson, Bond, Burns, Vella-Brodrick, & Sawyer, 2003). Pada level
individu, hal-hal seperti atribusi personal,

inteligensi, sosiabilitas, dan

kemampuan komunikasi berperan sebagai faktor protektif. Pada level keluarga,


kehangatan orangtua, kohesivitas keluarga, dan dukungan positif dari orangtua
terhadap anak memainkan peran protektif bagi individu. Pada level sosial
komunitas, pengalaman sekolah dan komunitas yang mendukung memainkan
peran protektif bagi individu.
Atribusi personal yang dijelaskan oleh Olsson dan kolega (2003) sebagai
bagian dari karakteristik individu yang mempengaruhi faktor protektifnya juga
dijelaskan oleh Baruth dan Caroll (2002) yang mereka sebut dengan istilah
adaptable personality. Atribusi personal yang dimaksud terdiri dari berbagai
aspek, di antaranya adalah harga diri. Tingkat harga diri seseorang memainkan
peran dalam meningkatkan faktor protektifnya pada level individu. Hal ini

12

didukung oleh Dekovic (1999) yang memaparkan bahwa apabila harga diri
individu rendah meningkatkan faktor resiko seseorang. Maka, apabila tingkat
harga diri individu tinggi, faktor protektif individu akan meningkat. Losel dan
Farrington (2012) juga memaparkan bahwa harga diri memainkan peran dalam
faktor protektif individu pada aspek kognisi sosial.
Pada remaja, khususnya dalam konteks kekerasan menunjukkan bahwa
memang harga diri memang berhubungan dengan faktor yang menahan korban
kekerasan untuk mengalami konsekuensi negatif dari kekerasan. Dalam penelitian
Salami (2010) yang melibatkan 280 siswa tingkatan menengah atas, harga diri dan
dukungan sosial terbukti memperlemah hubungan positif antara pengalaman
kekerasan dengan PTSD. Remaja korban atau saksi kekerasan yang tidak
memiliki harga diri dan dukungan sosial yang cukup baik memiliki resiko lebih
tinggi untuk mengalami PTSD.
Harga diri juga membuat remaja resilien untuk mengalami stress dan depresi.
Penelitian Dumont dan Provost (1999) yang melibatkan 297 anak pada tingkatan
kelas 8 dan 11 menjelaskan bahwa remaja yang resilien memiliki harga diri yang
tinggi, strategi coping yang baik, dan problem solving yang baik dalam
menghadapi stress dan depresi.
Penemuan lain mengenai harga diri dan faktor protektif pada remaja yang
mengalami kekerasan khususnya bullying dijelaskan oleh penelitian yang
dilakukan oleh Sapouna dan Wolke (2013). Penelitian ini dilakukan pada 3136
anak dalam rentang usia 12-14 tahun. Penelitian tersebut ingin membuktikan
bahwa remaja yang resilien terhadap bullying (memiliki harga diri tinggi,

13

hubungan pertemanan baik, dan keluarga yang tidak banyak konflik) memiliki
tingkat delinquency (kenakalan yang dilakukan oleh remaja) dan tingkat depresi
yang rendah. Hasil penelitian ditelaah lebih dalam dengan membedakan antara
laki-laki dan perempuan. Laki-laki yang resilien memiliki tingkat depresi yang
rendah, sedangkan perempuan yang resilien memiliki tingkat delinquency yang
rendah.
Penjelasan-penjelasan yang ada menunjukkan bahwa penurunan tingkat harga
diri korban bullying mengarahkan korban kepada berbagai gangguan psikologis
dan penurunan fungsi individu, namun tidak semua korban mengalami hal-hal
tersebut karena adanya faktor protektif. Apabila korban bullying tidak
menunjukkan penurunan harga diri, maka korban tidak harus menghadapi
berbagai gangguan psikologis dan penurunan fungsi individu. Oleh karena itu,
dapat dikatakan bahwa harga diri berhubungan dengan faktor protektif korban
yang membuat korban resilien terhadap konsekuensi negatif dari bullying.
Belum banyak penelitian yang menggambarkan hubungan antara harga diri
dan faktor protektif pada korban bullying remaja. Padahal, berbagai pemaparan
diatas menjelaskan bahwa apabila harga diri korban turun akibat tindakan bullying
yang dialaminya, hal tersebut membuat korban tidak mampu meningkatkan faktor
protektifnya yang kemudian memubuatnya tidak resilien terhadap konsekuensikonsekuansi negatif dari bullying. Oleh karena itu, peniliti berusaha melakukan
penelitian dalam konteks bullying di sekolah.

14

1.3 Batasan Masalah


1. Harga Diri
Harga diri adalah evaluasi diri seseorang yang positif akan dirinya (self)
(Rosenberg, 1965). Harga diri menjelaskan perasaan individu akan pantas dan
tidak pantasnya sebagai seorang manusia. Oleh karena itu, dapat dijelaskan
bahwa apabila individu merasa bahwa dirinya pantas dan kompeten, individu
memiliki harga diri yang tinggi, begitupun sebaliknya.
2. Faktor Protektif
Faktor protektif adalah faktor-faktor yang melindungi individu dari
konsekuensi-konsekuensi negatif pengalaman hidup individu yang terdiri dari
adaptable personality, supportive environment, fewer stressors, dan
compensating experience (Baruth & Caroll, 2002). Faktor-faktor protektif
tersebut yang membuat individu resilien akan berbagai konsekuensi dari
pengalaman negatifnya.
3. Remaja
Remaja adalah tahap perkembangan di mana individu tumbuh menjadi
dewasa mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock,
2003). Pada tahapan ini, individu mengalami transisi dari anak ke dewasa
yang mengakibatkan banyak perubahan dari segi fisik maupun psikologis. Hal
ini menimbulkan berbagai kerentanan remaja akan faktor-faktor resiko.
4. Bullying
Perilaku agresif seseorang atau suatu kelompok orang yang dilakukan
secara berulang-ulang (repeatedly) terhadap orang atau sekelompok orang lain

15

yang lebih lemah (Olweus, 1997). Bullying dilakukan dengan sengaja untuk
menjatuhkan lawannya bukan hanya sekedar bercanda (teasing) antar teman.
1.4 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah dijelaskan di
atas, penulis menyimpulkan suatu rumusan masalah yaitu Apakah ada hubungan
positif antara harga diri dengan faktor protektif pada pelajar tingkat SMA yang
menjadi korban bullying?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji ada tidaknya hubungan positif
antara harga diri dengan faktor protektif pada pelajar tingkat SMA yang menjadi
korban bullying.
1.6 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis
berupa pengetahuan mengenai hubungan antara harga diri dengan faktor
protektif korban bullying pada ilmu psikologi.
2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis
berupa pertimbangan bagi korban untuk meningkatkan atribusi personalnya
yang berupa harga diri agar tingkat harga diri yang tinggi tersebut mampu
meningkatkan faktor protektif individu untuk tidak mengalami koneskuensikonsekuensi negatif dari tindakan bullying yang dialaminya.

16

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Remaja
2.1.1 Definisi Remaja
Remaja berasal dari bahasa latin adolescence yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan
fisik (Hurlock, 2003: 206). Masa remaja awal dan akhir dibedakan karena pada
masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih
mendekati masa dewasa (Hurlock, 2003).
Pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan
yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi
perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka, di mana
pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan
(Hurlock, 2003).
2.1.2 Batasan Usia Remaja
Hurlock (2003: 206) membagi masa remaja menjadi dua periode, yaitu:
1. Masa remaja awal
Masa remaja awal ini berlangsung antara usia 13 tahun sampai 16 atau 17
tahun.

16

17

2. Masa remaja akhir


Masa remaja akhir ini berlangsung antara usia 16 atau 17 tahun sampai dengan
18 tahun.
2.1.3 Tugas Perkembangan Remaja
Tugas perkembangan merupakan tugas yang muncul pada suatu periode tahap
perkembangan tertentu. Tugas perkembangan remaja menurut Hurlock (2003: 10)
yaitu:
a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik
pria maupun wanita.
b. Mencapai peran sosial pria dan wanita.
c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.
d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.
e. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang-orang dewasa
lainnya.
f. Mempersiapkan karir ekonomi.
g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk
berperilaku mengembangkan ideologi.
2.1.4 Remaja Korban Bullying
Penelitian ini meneliti hubungan antara dua variabel yaitu resiliensi dan harga
diri pada korban bullying di sekolah. Seperti yang telah dibahas sebelumnya,
penelitian ini adalah dalam ruang lingkup sekolah dan korban yang dimaksud

18

adalah siswa/i yang sedang menjalani masa sekolah pada tingkatan Sekolah
Menengah Atas (SMA) yang tergolong ke dalam tahap perkembangan remaja.
Menurut Edwards (2006) perilaku bullying paling sering terjadi pada masa-masa
sekolah menengah atas (SMA), karena pada masa ini remaja memiliki
egosentrisme yang tinggi.
Remaja memiliki tugas perkembangan yang sebelumnya sudah dibahas. Salah
satu tugas pekembangan remaja adalah mencapai hubungan baru dan yang lebih
matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita. Dalam tugas
perkembangan ini, remaja dituntut untuk memiliki hubungan pertemanan yang
berkualitas dengan kelompok pertemanannya.
Dalam kelompok pertemanan, seringkali terjadi yang disebut dengan
konformitas. Remaja merasa harus mengikuti nilai dan cara yang dianut oleh
kelompoknya. Penelitian yang dilakukan oleh Wulan, Abidin, dan Windati (2012)
mengenai hubungan antara konformitas dengan kecenderungan bullying pada
siswa di SMA X Sidoarjo menunjukkan adanya hubungan positif antara
konformitas dengan kecenderungan bullying pada siswa SMA. Artinya, semakin
tinggi tingkat konformitas, maka semakin tinggi tingkat bullying remaja tersebut.
Remaja yang gagal menyatu dengan kelompok pertemanannya kemudian
mengalami penolakan dan memiliki potensi besar untuk menjadi korban bullying.
Ditinjau dari perubahan yang dialami, transisi perkembangan remaja dari
anak-anak ke dewasa mengakibatkan banyak perubahan yang bersifat fisik
maupun psikologis. Pubertas yang dialami oleh remaja menyebabkan perubahan
fisik yang signifikan. Penampilan fisik yang culun, berat badan yang berlebih,

19

canggung, cacat, dan lain sebagainya dapat memicu anak-anak lain (penindas)
untuk melakukan penindasan terhadap mereka. Penelitian membuktikan bahwa
penindas merasa terganggu dengan keadaan korban sehingga mereka memutuskan
untuk menindas korban (Rigby, 2007). Penampilan fisik korban merupakan salah
satu hal yang membuat penindas merasa terganggu dan ingin menindas korban.
Penampilan fisik sendiri sudah menjadi faktor resiko seseorang untuk
memiliki tingkat harga diri yang rendah. Penampilan fisik yang menjadi alasan
seseorang untuk ditindas memperburuk tingkat harga diri seseorang (Emler,
2001). Dengan menjadi korban bullying, seseorang ditolak oleh lingkungan
sosialnya. Penolakan merupakan juga salah satu faktor resiko seseorang memiliki
tingkat harga diri yang rendah selain dari penampilan fisik (Emler, 2001). Oleh
karena itu, bullying yang didasarkan oleh alasan fisik jelas dapat sangat
menurunkan tingkat harga diri korban.
2.2 Faktor Protektif
Dalam studi ini peneliti mengaitkan antara faktor protektif yang telah dibahas
di atas dengan harga diri pada konteks yang juga telah dibahas yaitu korban
bullying di sekolah. Pembahasan selanjutnya adalah mengenai faktor protektif
yang merupakan variabel terikat dalam studi ini.
2.2.1 Definisi Faktor Protektif
Faktor protektif merupakan konsep yang dikembangkan dari kerangka berpikir
prespektif ekologis Brofenberenner (1986 dalam Dekovic, 1999) di mana anak

20

berada di antara sistem ekologis yang kompleks dan saling berhubungan.


Perspektif ini kemudian memunculkan konsep faktor resiko dan faktor protektif.
Faktor resiko adalah kondisi-kondisi yang mengarahkan individu kepada
permasalahan-permasalahan perilaku (Dekovic, 1999). Faktor protektif adalah
sumber-sumber personal, sosial, dan institusional yang membantu perkembangan
kompetensi dan mendorong keberhasilan perkembangan yang menurunkan
kecenderungan akan permasalahan perilaku (Dekovic, 1999). Kemudian faktorfaktor protektif ini membentuk konsep resiliensi karena individu yang mampu
mempertahankan faktor-faktor protektifnya dalam situasi yang sulit disebut
dengan individu yang resilien (Dekovic, 1999).
Konseptualisasi ini berawal dari penelitian-penelitian milik salah satu pioneer
paling penting di awal tahun 1970 yaitu Norm Garmezy (Rutter, 2012). Garmezy
pada awalnya meneliti pada area psikopatologi, termasuk meneliti anak yang
memiliki ibu penderita skizofrenia. Kemudian Garmezy mendukung kebutuhan
akan penelitian mengenai faktor protektif resiliensi untuk melibatkan disposisi
kepribadian positif, pola asuhan keluarga, dan sistem dukungan sosial.
Beberapa ahli setelah Garmezy mengemukakan definisi resiliensi dalam
bentuk yang berbeda-beda. Rutter (2006, dalam Rutter 2012) mendefinisikan
resiliensi sebagai berkurangnya kerentanan terhadap pengalaman lingkungan yang
beresiko, penanganan stress dan kesulitan, atau outcome yang relatif baik setelah
mengalami pengalaman yang beresiko. Masten, Best, dan Garmezy (1990, dalam
Fletcher & Sarkar, 2013) mendefinisikan resiliensi sebagai proses dari kapasitas
atau hasil adaptasi yang sukses dalam menghadapi situasi yang menantang atau

21

mengancam. Leipod dan Greve (2009, dalam Fletcher & Sarkar, 2013)
mengemukakan definisi resiliensi sebagai stabilitas individu atau pemulihan yang
cepat (atau bahkan perkembangan) di bawah situasi yang sangat sulit. Sementara
itu, resiliensi menurut Grotberg (2000) merupakan sebagai proses dinamis
individu dalam mengembangkan kemampuan diri untuk menghadapi, mengatasi,
memperkuat dan mentrasformasikan pengalaman-pengalaman yang dialami pada
situasi sulit menuju pencapaian adaptasi yang positif.
Berbagai macam definisi dari resiliensi di atas memiliki kesamaan. Kesamaan
tersebut yaitu pemikiran akan konsep yang memandang resiliensi sebagai sebuah
proses. Sebelum resiliensi dipandang sebagai sebuah proses, Block & Block (1980
dalam Fletcher & Sarkar, 2013) muncul dengan konsep bahwa resiliensi adalah
traits yang mencerminkan sumber umum, kuatnya karakter, dan fleksibilitas
fungsi dalam merespon berbagai tuntutan lingkungan. Karakter-karakter tersebut
kemudian oleh Rutter (1985, dalam Fletcher & Sarkar, 2013) yang disebut dengan
faktor protektif. Seiring berkembangnya penelitian kemudian para peneliti
membangun pemikiran yang lebih luas bahwa ada proses antara faktor protektif
dan faktor resiko yang membangun resiliensi individu (Fletcher & Sarkar, 2013).
Baruth dan Caroll (2002) merupakan dua di antara beberapa peneliti yang
memandang bahwa resiliensi terbentuk dari faktor protektif. Mereka mendukung
faktor-faktor protektif resiliensi yang telah dijelaskan oleh beberapa peneliti
resiliensi terdahulu seperti Garmezy, Luthar, dan Rutter (Baruth & Caroll, 2002).
Kemudian mereka mengembangkan alat ukur dari teori-teori yang dikembangkan

22

oleh peneliti-peneliti dahulu tersebut yang memiliki pandangan bahwa resiliensi


merupakan sebuah proses faktor-faktor protektif.
2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Faktor Protektif
Berbagai tokoh yang tekah disebutkan menjelaskan mengenai resiliensi
sebagai proses di mana di dalamnya ada faktor protektif yang berproses. Salah
satu sudut pandang tersebut dikemukakan dengan jelas oleh Olsson, Bond, Burns,
Vella-Brodrick, dan Sawyer (2003). Olsson dan kolega (2003) mendukung
pandangan resiliensi sebagai proses dan menyatakan bahwa ada proses protektif
yang terjadi di antara tiga dimensi yaitu (individual-level factors), keluarga dan
teman sebaya (social-level factors), dan lingkungan sosial komunitas (societallevel factors).
Pada level individual, faktor-faktor yang mempengaruhi resiliensi seseorang
yaitu:
1. Resiliensi konstitusional, yang terdiri dari temperamen positif dan robust
neurobiology.
2. Sosiabilitas, yang terdiri dari respon kepada orang lain, sikap pro-social, dan
attachment (kelekatan) dengan orang lain.
3. Inteligensi,

yang

terdiri

dari

pencapaian

akademik

serta

planning

(perencanaan) dan decision making (pengambilan keputusan).


4. Keahlian komunikasi, yang terdiri dari bahasa yang berkembang dan
kemampuan membaca yang canggih.
5. Atribusi personal, yang terdiri dari toleransi akan afek negatif, self-efficacy,
harga diri, sense of self yang kuat, locus of control internal, selera humor,

23

harapan, strategi menghadapi stress, mempertahankan nilai-nilai, perspektif


akan pengalaman yang seimbang, lunak, fleksibel, ketabahan, keyakinan,
keuletan, dan resolutif.
Pada level keluarga, faktor-faktor protektif yang mempengaruhi resiliensi
seseorang meliputi: kehangatan orangtua, pemberian semangat, pendampingan,
kohesi, kepedulian dalam keluarga, hubungan yang dekat dengan orang dewasa
yang peduli, kepercayaan terhadap anak, tidak menyalahkan, dukungan
perkawinan, serta bakat dan hobi yang dihargai oleh pihak lain.
Pada level lingkungan sosial, faktor-faktor protektif yang mempengaruhi
resiliensi seseorang meliputi:
1. Status sosio-ekonomi.
2. Pengalaman sekolah, yang terdiri dari teman sebaya yang mendukung,
keterlibatan guru yang positif, dan kesuksesan akademik maupun non
akademik.
3. Komunitas yang mendukung, yang terdiri dari kepercayaan akan stress
individu, tidak menghukum, persediaan dan sumber dukungan yang
membantu, dan kepercayaan akan nilai-nilai dalam lingkungan sosial.
2.2.3 Aspek-aspek Faktor Protektif
Sejalan dengan Olsson dan kolega yang merumuskan faktor-faktor protektif
resiliensi sebagai suatu proses, Baruth dan Carroll (2002) juga merumuskan
beberapa aspek resiliensi sebagai sebuah proses faktor-faktor protektif yang
dibentuk menjadi sebuah alat ukur fakto protektif resiliensi. Alat ukur tersebut
dibangun dari empat aspek yaitu faktor protektif yang terdiri dari adaptable

24

personality, supportive environment, fewer stressors, dan compensating


experience.
a. Adaptable Personality
Keadaan dan situasi lingkungan di mana individu tinggal dapat berubahubah. Pengalaman negatif sangat mungkin muncul baik di lingkungan sekolah
maupun di rumah. Individu dengan kepribadian yang adaptif mampu
menstabilitasi kondisi psikologisnya sehingga ia resilien akan perubahan
situasi dan kondisi di kehidupannya.
b. Supportive Environment
Individu dengan lingkungan yang mendukungnya dalam berbagai aspek
akan lebih resilien terhadap perubahan di hidupnya. Dukungan ini didapat
baik dari dinamika keluarga yang positif maupun lingkungan sosial komunitas
yang positif. Sehingga, faktor resiko dapat diminimalisir kemunculannya.
c. Fewer Stressors
Stressor pasti muncul setiap hari di setiap kesempatan. Kegiatan di
sekolah dan interaksi dengan orang lain di rumah maupun di sekolah dapat
berpotensi menjadi sumber stress bagi individu. Apabila sumber stress
berkurang, faktor resiko akan juga dapat diminimalisir sehingga individu
menjadi resilien.
d. Compensating Experience
Pengalaman hidup yang negatif dalam berbagai aspek dapat meningkatkan
faktor resiko. Hal ini dapat dikompensasi dengan pengalaman yang positif

25

dengan

kadar

yang

sama

atau

lebih.

Sehingga

individu

mampu

mengembangkan faktor protektifnya dan terhindar dari faktor resiko.


2.3 Harga Diri
Harga diri merupakan salah satu aspek psikologis penting dalam diri manusia.
Harga diri berpengaruh terhadap banyak hal karena harga diri dapat diakibatkan
dan mengakibatkan berbagai hal (Emler, 2001).
2.3.1 Definisi Harga Diri
Harga diri telah diteliti oleh banyak peneliti dari berbagai perspektif. Salah
satu peneliti harga diri yang banyak diketahui adalah Morris Rosenberg.
Rosenberg membuat suatu alat ukur harga diri yang telah menjadi standar
penelitian harga diri sampai saat ini. Rosenberg (1965) mendefinisikan harga diri
sebagai sikap evaluatif (positif dan negatif) terhadap self.
Selain Rosenberg, harga diri dijelaskan oleh Guindon (2010) bahwa harga diri
dibentuk melalui serangkaian kejadian yang terjadi dalam kehidupan masingmasing individu yang terekam dan menjadi evaluasi atas apa yang mereka alami.
Harga diri pada anak-anak melalui pengalaman-pengalaman dan reaksi yang
muncul atas pengalaman tersebut. Seorang anak yang mendapat pujian dan
pengasuhan pada masa-masa awal pengalaman mereka, akan memiliki dasar
untuk mengembangkan harga diri secara lebih positif. Sementara anak-anak yang
dikritik,

dibatasi,

dihukum

atas

kesalahan,

atau

ditertawakan,

besar

kemungkinannya akan mengembangkan harga diri yang tidak sehat, dan mulai
meragukan kemampuan dan harga dirinya sendiri.

26

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Diri


Harga diri dipengaruhi oleh berbagai faktor internal maupun eksternal.
Beberapa teori menjabarkan faktor-faktor tersebut. Rosenberg sebagai peneliti
harga diri yang dijadikan standar tidak menjabarkan faktor-faktor yang
mempengaruhi harga diri secara rinci. Oleh karena itu, peneliti merumuskan
faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri berdasarkan penjelasan tokoh lain.
Emler (2001) merumuskan faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya harga
diri dengan klasifikasi intensitas pengaruh faktor-faktor tersebut sebagai berikut:
1. Faktor-faktor dengan pengaruh tinggi
Faktor yang memiliki pengaruh paling tinggi adalah orangtua. Orangtua
bukan hanya menurunkan sifat-sifat biologisnya melalui gen, namun orangtua
juga memiliki cara-caranya dalam mengasuh anak-anaknya. Nilai-nilai yang
dianut oleh keluarga dan cara-cara keluarga berperilaku mempengaruhi
bagaimana harga diri anak terbentuk. Perlakuan terhadap anak yang dapat
meningkatkan harga diri anak seperti penerimaan, pemberian afeksi,
penetapan standar yang jelas akan perilaku yang diharapkan, pemberian
penjelasan akan dasar kedisiplinan daripada pemaksaan, dan melibatkan anak
untuk kontribusi dalam beberapa keputusan keluarga.
2. Faktor-faktor dengan pengaruh menengah
a. Kesuksesan dan Kegagalan
Kesuksesan mampu meningkatkan harga diri manusia, sedangkan
kegagalan mampu menurunkan harga diri. Kesuksesan yang terus-menerus

27

dapat membuat harga diri individu tinggi secara permanen dan begitu juga
sebaliknya dengan kegagalan yang terus-menerus.
b. Penerimaan dan Penolakan
Sama halnya dengan kesuksesan, penerimaan berdampak baik bagi tingkat
harga diri manusia. Sehingga, seringnya mengalami penerimaan mampu
mempertahankan harga diri seseorang pada posisi yang tinggi. Begitu juga
sebaliknya denga penolakan. Penolakan menyebabkan rendahnya harga diri
seseorang. Penolakan dalam konteks ini termasuk diantaranya kurangnya
dukungan sosial, pengasingan sosial, dan kekerasan.
c. Penampilan
Penampilan mempengaruhi harga diri seseorang, khususnya remaja yang
sedang dalam masa transisi. Keadaan fisik manusia yang satu dengan yang
lainnya tentunya berbeda-beda. Adanya standar kecantikan yang dipercaya
oleh masyarakat menjadikan faktor penampilan mempengaruhi harga diri
manusia.
3. Faktor-faktor dengan pengaruh rendah
a. Etnis atau Ras
Adanya stereotip, prejudice, dan diskriminasi menyebabkan etnis satu
dinilai kurang baik dari etnis lainnya. Keadaan ini dapat menyebabkan
penurunan harga diri bagi individu dengan etnis yang didiskriminasi yang
hidup di lingkungan etnis yang mendiskriminasi.
b. Kelas Sosial

28

Kelas sosial mempengaruhi bagaimana individu mengahargai dirinya


sendiri. Adanya status sosial dan prestis memperjelas lapisan kelas sosial
dalam masyarakat. Orang dengan status sosial yang tinggi memiliki harga diri
yang tinggi.
c. Gender
Perbedaan gender laki-laki dan perempuan juga menghasilkan perbedaan
kerentanan akan penurunan harga diri di beberapa penelitian. Perempuan
cenderung menganggap dirinya tidak berarti dan tidak berharga dibandingkan
dengan laki-laki.
2.3.3 Aspek-aspek Harga Diri
Rosenberg tidak mengajukan aspek-aspek dari harga diri, namun beberapa
peneliti mengajukan bahwa harga diri memiliki aspek atau dimensi. Salah satunya
adalah dua dimensi harga diri menurut Cast dan Burke (2002). Cast dan Burke
(2002) menjelaskan bahwa harga diri memiliki dua dimensi, yaitu competence dan
worth. Competence dan self-worth merupakan faktor dari self-acceptance yang
merupakan salah satu fitur inti dari harga diri (Rosenberg, Schooler, Schoenbach,
& Rosenberg, 1995).
1. Competence
Competence adalah derajat yang menunjukkan bahwa individu dapat
melihat dirinya sendiri sebagai orang yang mampu melakukan hal-hal dan
efikatif.
2. Worth

29

Worth adalah derajat yang menunjukkan bahwa individu merasa bahwa


dirinya adalah manusia yang berharga.
2.3.4 Global Self-Esteem Rosenberg
Rosenberg adalah seorang sosiolog yang mempelajari self manusia dan
mengembangkan konsep harga diri. Ia membuat sebuah alat ukur harga diri yang
banyak digunakan sampai dengan saat ini yang dinamakan Rosenberg Self-Esteem
Scale (RSES). Alat ukur tersebut dibangun dari pandangannya akan global harga
diri.
Rosenberg berpandangan bahwa harga diri manusia bentuknya adalah global.
Oleh karena itu, ada orang yang memiliki harga diri tinggi, dan orang yang
memiliki harga diri rendah (Rosenberg dkk., 1995). Rosenberg dan kolega (1995)
memandang bahwa global harga diri tidak memprediksi perilaku spesifik orang
secara langsung, namun lebih kepada psychological well-being seseorang. Fitur
inti dari global harga diri adalah self-acceptance atau self-respect.
Rosenberg dan Roberta (1972) juga menjelaskan bahwa dalam konsep global
harga diri yang ia kembangkan, ada harga diri tinggi dan harga diri rendah.
1. Harga Diri Tinggi
Individu dengan harga diri tinggi merupakan orang yang memandang
bahwa dirinya adalah orang yang berharga dan pantas (person of worth).
Individu tersebut menghargai kualitas dirinya meskipun ia sadar akan
kekurangan-kekurangan yang ia harap dapat ia tangani. Individu dengan harga
diri tinggi tidak menganggap dirinya lebih baik dari kebanyakan orang, tapi
juga tidak menganggap dirinya lebih buruk dari kebanyakan orang.

30

2. Harga Diri Rendah


Individu dengan harga diri rendah merupakan individu yang kurang
menghargai dirinya sendiri, menganggap dirinya tidak berharga atau tidak
pantas, inadekuat, atau bahkan sangat kurang baik sebagai seorang manusia.
2.4 Hubungan antara Harga Diri dengan Faktor Protektif
Dalam studi ini, hubungan antara harga diri (variabel bebas) dan faktor
protektif (variabel tergantung) dikaji dalam konteks korban bullying di tingkat
sekolah menengah atas yang merupakan remaja. Seperti yang telah dibahas
sebelumnya, korban bullying memiliki resiko yang besar untuk mengalami
penururan harga diri. Penurunan harga diri ini berakibat negatif pada berbagai
aspek kehidupan korban seperti performa belajar, kenakalan remaja, depresi,
hingga bunuh diri.
Resiko-resiko yang dimiliki oleh korban bullying tersebut dapat dihindari
untuk terjadi. Dalam hal ini, faktor protektif yang dipercaya memiliki peran untuk
melakukan hal tersebut. Resiliensi terbentuk dari proses interaksi antara faktor
protektif dan faktor resiko (Olsson dkk., 2003). Faktor-faktor ini yang telah
dijelaskan sebelumnya berasal dari individu, keluarga, dan sosial komunitas.
Faktor-faktor protektif dan resiko berinteraksi di dalam dimensi individu, keluarga
dan sosial komunitas tersebut. Apabila faktor-faktor protektif yang berinteraksi
memiliki kekuatan yang lebih dibandingkan dengan faktor-faktor resiko, maka
akan menghasilkan individu yang cenderung resilien. Begitupula sebaliknya,
apabila faktor resiko yang justru memiliki kekuatan lebih, maka individu tersebut
kurang resilien.

31

Baruth dan Carroll (2002) menyebutkan bahwa adaptable personality


(kepribadian yang adaptif) merupakan salah satu faktor protektif dari resiliensi. Di
dalam level individu, Olsson dan kolega (2003) telah menyebutkan bahwa atribusi
personal memainkan peran dalam membentuk faktor protektif seseorang. Atribusi
personal ini yang juga dikenal dengan kepribadian. Salah satu di antara atribusiatribusi personal tersebut adalah harga diri. Hal ini menunjukkan bahwa harga diri
berhubungan dengan faktor protektif pada aspek kepribadian (adaptable
personality).
Harga diri memainkan peranan dalam level individu untuk membentuk faktor
protektif seseorang. Harga diri terbentuk dari interaksi faktor-faktor protektif dan
resiko. Apabila faktor-faktor yang berinteraksi menghasilkan nilai positif, maka
harga diri individu tinggi dan sebaliknya. Apabila harga diri individu tinggi maka
hal ini dapat menggambarkan faktor protektif individu yang tinggi juga. Dekovic
(1999) yang memaparkan bahwa apabila harga diri individu rendah meningkatkan
faktor resiko seseorang. Maka, apabila tingkat harga diri individu tinggi, faktor
protektif individu akan meningkat. Losel dan Farrington (2012) juga memaparkan
bahwa harga diri memainkan peran dalam faktor protektif individu pada aspek
kognisi sosial.
Selain pada level individu di aspek kepribadian, harga diri juga dapat
berhubungan dengan faktor protektif pada aspek supportive environment. Emler
(2001) menyatakan bahwa faktor yang memiliki pengaruh paling besar bagi harga
diri individu adalah keluarga. Bagaimana cara keluarga menanamkan nilai harga
diri di diri anak mempengaruhi pembentukan harga diri anak di awal

32

perkembangannya. Oleh karena itu, lingkungan keluarga yang mendukung


perkembangan anak secara positif mempengaruhi tingginya tingkat harga diri
anak. Penelitian yang dilakukan oleh Dekovic (1999) menunjukkan bahwa
rendahnya harga diri berhungan negatif dengan kelekatan dengan orangtua.
Sapouna dan Wolke (2013) mendukung bahwa harga diri berhubungan positif
dengan rendanya konflik orangtua.
Ketika anak sudah memiliki lingkungan lain di luar dari lingkungan keluarga
seperti sekolah, sumber-sumber yang mendukung perkembangan anak bertambah.
Apalagi ketika menginjak usia remaja di mana, diterima oleh kelompok
pertemanan sebaya dan memiliki hubungan yang lebih matang merupakan salah
satu tugas perkembangan (Hurlock, 2003). Rosenberg (1979 dalam Emler, 2001)
mendukung bahwa dukungan orangtua dalam perkembangan harga diri anak
digantikan dengan penerimaan oleh kelompok teman sebaya pada usia remaja.
Dekovic (1999) memaparkan bahwa rendahnya harga diri berhubungan negatif
dengan penerimaan dan kelekatan dengan kelompok teman sebaya.
Harga diri juga berhubungan dengan dua dimensi faktor protektif lainnya
milik Baruth dan Caroll (2002) yaitu fewer stressors dan compensating
experience. Pada dasarnya kedua dimensi tersebut dan supportive environment
dapat dijelaskan dalam satu gambaran yang komperhensif. Apabila individu
memiliki lingkungan yang memberi dukungan dalam bentuk apapun secara
positif, maka dapat dikatakan bahwa tidak banyak stressor yang mempengaruhi
rendahnya tingkat harga diri pada individu seperti perceraian orangtua dan
penolakan dari lingkungan (Emler, 2001). Stressor yang tidak banyak itu ada

33

karena pengalaman positif yang terjadi lebih banyak daripada pengalaman negatif
(yang bisa menjadi stressor) dan mampu mengkompensasi pengalaman negatif
yang ada. Dengan kata lain, apabila individu memiliki lingkungan yang
mendukung secara positif maka stressor yang muncul tidak banyak dan banyak
pengalaman positif yang mengkompensasi pengalaman-pengalaman negatif yang
ada, sehingga perkembangan harga diri individu baik.

34

2.5 Kerangka Konseptual


Peneliti merumuskan kerangka berpikir seperti di bawah ini.

Faktor-faktor
yang
mempengaruhi harga
diri (Emler, 2001):

Remaja

Korban
Bullying di
Sekolah

Penurunan
harga diri
(Olweus, 1997 &
Rigby, 2007)

Akibat dari penurunan harga diri (Emler,


2001):
1. Tindakan kriminal
2. Penyalahgunaan zat
3. Bunuh diri atau pikiran untuk bunuh
diri
4. Gangguan makan
5. Pencapaian pendidikan rendah
6. Dll.
Selain itu, dalam konteks bullying, korban
dapat menjadi pelaku karena harga diri
yang rendah (Rigby, 2007).

(Tinggi ke rendah)
1. Orangtua
2. Kesuksesan
kegagalan
3. Penerimaan
penolakan
4. Penampilan
5. Etnis atau ras
6. Kelas sosial
7. Gen

dan

Korban kekerasan
yang berfungsi
dengan baik di
kemudian hari
(Jaffee dkk., 2007)

dan

Faktor protektif yang


membangun (Baruth
& Carroll, 2002):
a. Adaptable
Personality
b. Supportive
Environment
c. Fewer Stressors
d. Compensating
Experience

35

2.6 Hipotesis
Dengan demikian, hipotesis yang ditarik oleh peneliti adalah sebagai
berikut:
Ho

: Tidak ada hubungan positif antara harga diri dengan faktor protektif

pada pelajar tingkat SMA yang menjadi korban bullying.


Ha

: Ada hubungan positif antara harga diri dengan faktor protektif pada

pelajar tingkat SMA yang menjadi korban bullying.

36

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menampilkan hasil
berupa angka-angka, sedangkan metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu penelitian yang dirancang untuk
menentukan tingkatan-tingkatan hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam
suatu populasi. Pengukuran korelasional digunakan untuk menentukan besarnya
arah hubungan (Latipun, 2004). Penelitian ini menghubungkan antara variabel
harga diri dengan faktor protektif.
3.2 Identifikasi Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) variabel yaitu variabel bebas
(independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas
adalah sebab yang dipandang sebagai sebab kemunculan (anteseden), sedangkan
variabel terikat adalah dipandang sebagai akibatnya (konsekuensi).
Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini, diantaranya:
1. Variabel Bebas: Harga Diri
2. Variabel Tergantung: Faktor Protektif

36

37

3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian


1. Harga Diri
Beberapa definisi teoritis telah dibahas di bab sebelumnya. Definisidefinisi tersebut dikemukakan oleh beberapa ahli yang melakukan penelitian
mengenai harga diri. Pada sub bab ini, penjabaran mengenai harga diri akan
lebih dioperasionalisasikan untuk memudahkan pengukuran variabel.
Harga diri adalah bagaimana cara individu menilai dirinya secara positif
ataupun negatif. Definisi ini diturunkan sesuai dengan apa yang ada di dalam
definisi teoritis global harga diri itu sendiri.
2. Faktor Protektif
Sama seperti halnya dengan variabel bebas dari penelitian ini yaitu harga
diri, faktor protektif sebagai variabel bebas juga telah dijelaskan secara teoritis
di bab sebelumnya. Penjelasan diutarakan oleh beberapa ahli. Untuk
mempermudah dalam operasionalisasi variabel, maka dibuat definisi
operasional dari faktor protektif.
Faktor protektif adalah faktor-faktor yang melindungi individu dari
konsekuensi-konsekuensi negatif pengalaman hidup individu yang terdiri dari
adaptable personality, supportive environment, fewer stressors, dan
compensating experience.
3.4 Subjek Penelitian
Subjek penelitian disebut juga dengan sampel. Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi (Sugiyono, 2005: 73).

38

Pemilihan sampel secara representatif harus dilakukan dengan mengikuti prosedur


yang dapat diterima secara metodologis
Teknik pengambilan sampel disebut juga dengan teknik sampling. Teknik
sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Non Random
Sampling, yaitu dengan metode sampling purposif. Sampling purposif adalah
teknik penentuan sampel atas pertimbangan atau ciri-ciri karakteristik tertentu
yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2005: 61). Sampling purposif dipilih karena
sampel pada penelitian ini adalah remaja yang bersekolah di SMK Satya Widya
yang pernah menjadi korban bullying.
SMK Satya Widya merupakan salah satu sekolah yang berada di wilayah
Kecamatan Gubeng Surabaya. Kecamatan Gubeng merupakan salah satu
kecamatan yang memiliki jumlah fasilitas pendidikan (sekolah) tingkat menengah
atas terbanyak yaitu sebanyak 12 sekolah diikuti dengan kecamatan Wonocolo,
Wonokromo, Sukolilo, dan Tambak Sari sebanyak kurang dari 10 sekolah (sekitar
8 sekolah) (Laporan Status Lingkungan Hidup Kota Surabaya, 2012). Oleh
karena itu, wilayah Kecamatan Gubeng dirasa potensial untuk meneliti pada area
bullying remaja sekolah tingkat menengah atas.
Pemilihan sekolah didasarkan pada laporan yang didapat dari wawancara
dengan pihak reskrim Polsekta Gubeng (9/10/2015). Laporan menunjukkan
bahwa beberapa siswa SMK Satya Widya ditangani pihak Polsekta karena kasus
kriminalitas terbanyak di antara sekolah-sekolah tingkat menengah atas lainnya di
Kecamatan Gubeng. Kenakalan remaja ini menurut laporan selama tahun 2015
yang terjadi adalah pengeroyokan dan pencurian helm. Perilaku antisosial,

39

pelanggaran aturan, dan perilaku agresif lainnya terbukti berkorelasi dengan


perilaku bullying (Olweus, 1997 & Rigby, 2007)
Kelompok subjek terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan karakteristik
sebagai berikut:
1. Remaja bersekolah di SMK Satya Widya.
2. Remaja yang merupakan korban bullying.
3. Semua subjek penelitian mengetahui jika sedang dilakukan pengukuran dan
mereka menyatakan setuju untuk berpartisipasi di dalamnya.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
kuisioner, yaitu dengan memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada
subjek agar kemudian dijawab oleh subjek. Subjek diminta untuk menjawab
kuisioner dengan sebenar-benarnya yang sesuai dengan dirinya tanpa ada
pemalsuan.
Ada tiga macam alat ukur kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini.
Ketiga alat ukur tersebut adalah Multidimensional Peer-Victimization Scale,
Rosenberg Self-Esteem Scale, dan Baruth Protective Factors Inventory. Ketiga
alat ukur digunakan secara berkesinambungan untuk memilah subjek dan
mengukur kedua variabel.
3.5.1 Kuisioner Korban Bullying
Multidimensional Peer-Victimization Scale merupakan alat ukur untuk
mengidentifikasi korban bullying yang dibuat oleh Helen Mynard dan Stephen

40

Joseph (2000). Alat ukur ini terdiri dari 16 aitem. Alat ukur ini digunakan untuk
mengidentifikasi korban bullying melalui empat dimensi dengan reliabilitas
internal yang memuaskan, yaitu: physical victimization ( = 0,85), verbal
victimization ( = 0,75), social manipulation ( = 0,77), dan attacks on property
( = 0,73). Skala likert tiga poin (0 = tidak sama sekali, 1 = sekali, dan 2 = lebih
dari sekali) digunakan untuk mengukur respon partisipan. Pengkategorisasian
korban mengikuti panduan skoring Arslan, Halett, Akkas, dan Akkas (2012) yang
melakukan

penelitian

bullying

menggunakan

Multidimensional

Peer-

Victimization Scale. Hal ini dikarenakan pemilik alat ukur tidak memiliki panduan
norma dan merekomendasikan untuk mengacu kepada penelitian lain yang
menggunakan alat ukurnya. Skoring lebih dari 1 SD di atas mean tergolong
korban bullying. Alat ukur diterjemahkan oleh peneliti kemudian peneliti meminta
rater dari dosen-dosen yang ahli dalam ranah penelitian serupa.
Tabel 3.1 Blueprint Skala Korban Bullying
No.
1
2
3
4

Dimensi
Physical Victimization
Social Manipulation
Verbal Victimization
Attacks on Property
Total

Aitem
1,5,9,13
2,6,10,14
3,7,11,15
4,8,12,16

Jumlah
4
4
4
4

100

16

3.5.2 Kuisioner Harga Diri


Alat ukur yang digunakan untuk mengukur harga diri adalah Rosenberg SelfEsteem Scale (1965) dengan tingkat reliabilitas yang baik ( = 0,92). Kuisioner ini
terdiri dari 10 pernyataan mengenai pandangan seseorang mengenai kemampuan
dirinya. Skala likert empat poin (1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 =

41

setuju, 4 = sangat setuju) digunakan untuk mengukur respon partisipan. Alat ukur
diterjemahkan oleh peneliti kemudian peneliti meminta rater dari dosen-dosen
yang ahli dalam ranah penelitian serupa.
Tabel 3.2 Blueprint Skala Harga Diri
No.

Dimensi

Global Harga diri


Total

Aitem
Favorable Unfavorable
1,3,4,7,10
2,5,6,8,9
5
5

Jumlah

10

100

3.5.3 Kuisioner Faktor Protektif


Alat ukur yang digunakan untuk mengukur faktor protektif adalah Baruth
Protective Factors Inventory. Alat ukur ini terdiri dari 16 aitem. Alat ukur faktor
protektif ini memiliki reliabilitas yang baik ( = 0,93) dengan reliabilitas internal
masing-masing dimensi yaitu: adaptable personality ( = 0,76), supportive
environment ( = 0,98), fewer stressors ( = 0,55), dan compensating experience
( = 0,83). Skala likert 5 poin (1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral,
4 = setuju, dan 5 = sangat setuju) digunakan digunakan untuk mengukur respon
partisipan. Alat ukur diterjemahkan oleh peneliti kemudian peneliti meminta rater
dari dosen-dosen yang ahli dalam ranah penelitian serupa.
Tabel 3.3 Blueprint Skala Faktor Protektif
No.

Dimensi

Adaptable Personality
Supportive
Environment
Fewer Stressors
Compensating
Experience
Total

2
3
4

Aitem
Jumlah
Favorable Unfavorable
5,6,7,8
9,10,11,12

13,14,15,16

1,2,3,4

12

16

100

42

3.6 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur


3.6.1 Validitas Alat Ukur
Validitas alat ukur adalah ketika alat ukur tepat mengukur atribut yang
seharusnya diukur. Sebuah alat ukur dapat dikatakan valid ketika performa yang
diukurnya sesuai dengan performa yang sama diukur secara mandiri atau
didefinisikan secara objektif (Chadha, 2009: 147). Maka, selama alat ukur yang
digunakan sesuai mengukur atribut yang ingin diukur, dapat dikatakan bahwa alat
ukur tersebut valid.
Terdapat beberapa cara untuk mengetahui validitas alat ukur. Dalam penelitian
ini, penulis menggunakan jenis validitas isi untuk mengetahui validitas ketiga alat
ukur yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel penelitian. Validitas isi
menunjukkan bahwa alat ukur valid apabila konten atau isi dari alat ukur tersebut
meliputi area atribut yang diukur (Chadha, 2009:147).
Dalam memenuhi persyaratan validitas konten dari alat ukur yang digunakan
dalam penelitian ini, peneliti meminta rater dari tiga dosen di Fakultas Psikologi
Universitas Airlangga yang ahli dalam area penelitian tini untuk melihat
kesesuaian isi alat ukur untuk mengukur variabel-variabel yang dimaksud. Ketiga
dosen tersebut adalah Afif Kurniawan, M.Psi., Psikolog, Dr. Nurul Hartini,
M.Kes., Psikolog, dan Atika Dian Ariana, M.Sc.
Ketiga ahli diharapkan memberikan penilaian akan kesesuaian isi alat ukur,
kesesuaian translasi, dan masukan-masukan lainnya yang berguna sebagai
pertimbangan penggunaan alat ukur dalam penelitian ini. Hasil rater kemudian
dijadikan pertimbangan untuk merevisi kekurangan dalam pemilihan dan translasi

43

alat ukur yang dilakukan oleh peneliti. Alat ukur yang digunakan pada akhirnya
merupakan hasil dari koreksi sesuai dengan masukan ketiga rater.
3.6.2 Reliabilitas Alat Ukur
Reliabilitas alat ukur adalah derajat keajegan suatu alat ukur. Reliabilitas
merupakan suatu kriteria kualitas alat ukur yang berhubungan dengan akurasi
pengukurannya (Chadha, 2009:132). Semakin tinggi reliabilitas suatu alat ukur
maka semakin rendah error dari alat ukur tersebut.
Teknik reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik alpha
cronbach. Pemilihan teknik digunakan karena pengukuran dilakukan hanya sekali.
Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan adalah konsistensi internal. Dalam
konsistensi internal, derajat konsistensi didapat dari korelasi antar-aitem.
Koefisien reliabilitas berada dalam rentang angka 0 sampai dengan 1,00.
semakin tinggi koefisien reliabilitasnya, maka semakin mendekati angka 1,00.
penghitungan reliabilitas alat ukur dilakukan dengan bantuan SPSS for Windows
versi 17.0. Penghitungan dilakukan setelah pengambilan data karena peneliti
mengunakan uji coba terpakai, di mana uji coba alat ukur dilakukan sekali
bersama dengan pengambilan data penelitian.
3.7 Analisa Data
Analisis data yang digunakan untuk melihat hubungan antara harga diri
dengan resiliensi adalah dengan menggunakan korelasi product moment dari Karl
Pearson. Cara penghitungannya dibantu dengan menggunakan program SPSS 17.0
for Windows.

44

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Subjek Penelitian


4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Satya Widya Surabaya. Lokasi beralamat di
Jl. Menur No. 2A Surabaya. SMK Satya Widya Surabaya

adalah lembaga

Pendidikan tingkat menengah kejuruan ini berdiri sejak tahun 1990 dibawah
naungan Yayasan Satya Widya Surabaya. Sekolah ini memiliki jumlah siswa
kurang lebih 500 siswa. Sekolah ini memiliki dua program jurusan yaitu
akomodasi perhotelan dan usaha perjalanan wisata. Program belajar dilakukan
pada pagi dan siang dikarenakan kekurangan jumlah ruangan yang sesuai dengan
jumlah kelas yang ada.
4.1.2 Gambaran Umum Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa/i di SMK Satya Widya Surabaya.
Jumlah siswa adalah 460 siswa. Siswa hanya terdiri dari kelas X dan kelas XII.
Siswa kelas XI tidak berpartisipasi karena tidak sedang berada di sekolah dalam
waktu satu semester untuk kepentingan PKL (Praktek Kerja Lapangan). Adapun
jumlah siswa berdasarkan jenis kelamin dan kelas sebagai berikut.

44

45

Tabel 4.1 Profil Siswa


Profil Siswa
Laki-laki
Kelas X
Perempuan
Laki-laki
Kelas XII
Perempuan
Total

Jumlah
96
130
87
147
460

Prosentase
20,87%
28,26%
18,91%
31,96%
100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah siswa keseluruhan adalah 460 siswa
dengan prosentase siswa laki-laki kelas X sebanyak 20,87% dan siswa perempuan
kelas X sebanyak 28,26%. Sedangkan, prosentase siswa laki-laki kelas XII
sebanyak 18,91% dan siswa perempuan kelas XII sebanyak 31,96%. Maka,
prosentase keseluruhan siswa laki-laki adalah 39,80% dan siswa perempuan
adalah 60,20%.
Sejumlah 460 siswa mengisi kuisioner bullying untuk kemudian peneliti
mengidentifikasi jumlah korban bullying yang kemudian menjadi sampel
penelitian dan akan diselidiki tingkat harga diri dan resiliensi serta korelasi antara
keduanya. Adapun sampel penelitian sebagai berikut.
Tabel 4.2 Profil Sampel
Profil Sampel
Laki-laki
Keseluruhan
Perempuan
Total
Laki-laki
Kelas X
Perempuan
Laki-laki
Kelas XII
Perempuan
Total

Jumlah
20
47
67
7
25
13
22
67

Prosentase
29,90%
70,10%
100%
10,45%
37,31%
19,40%
32,84%
100%

46

Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah sampel keseluruhan (korban


bullying) adalah 67 siswa dengan prosentase laki-laki sebanyak 29,90% dan
perempuan sebanyak 70,10%.
4.2 Pelaksanaan Penelitian
4.2.1 Persiapan Penelitian
Selama proses penelitian, peneliti menempuh berbagai tahapan yang harus
dilalui dalam proses. Sebelum mengambil data dan mengolah data, peneliti
terlebih dahulu menyusun konsep yang matang dengan bimbingan. Berikut adalah
proses penyusunan konsep yang dilalui oleh penulis.
1. Menentukan topik penelitian
Peneliti mencari-cari ide penelitian yang menarik secara subjektif dan
perlu untuk diteliti dengan banyak membaca-baca artikel online yang
menunjukkan fenomena sosial yang sedang marak dan membaca jurnal-jurnal
psikologi yang terkait.
2. Menyusun dan mengajukan proposal penelitian
Setelah menemukan topik penelitian yang sesuai dan judul yang telah
diterima oleh dosen, peneliti melakukan studi literatur untuk menemukan data
dan teori yang sesuai untuk penelitian ini. Kemudian, peneliti mengajukan
proposal penelitian pada waktu yang telah ditentukan oleh fakultas.
3. Bimbingan dengan dosen pembimbing skripsi
Setelah proposal penelitian diterima dan dosen pembimbing skripsi
ditentukan, peneliti mulai melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing

47

kurang lebih setiap seminggu atau dua minggu sekali dengan membawa
kemajuan pekerjaan yang dilakukan peneliti.
4. Menentukan subjek penelitian
Setelah beberapa kali melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing
dalam mematangkan konsep, peneliti kemudian menentukan subjek penelitian
yang tepat. Peneliti kemudian melakukan penggalian data di Polrestabes dan
Polsek Gubeng untuk mendapatkan kriteria sekolah yang sesuai dengan
penelitian.
5. Mengajukan izin pengambilan data
Setelah mendapatkan sekolah yang sesuai dengan kriteria yang sesuai
dengan penelitian, peneliti kemudian melakukan pendekatan dengan pihak
sekolah untuk melihat kemungkinan diadakannya pengambilan data.
Pertemuan selanjutnya, peneliti datang dengan membawa surat izin resmi dari
fakultas dan proposan penelitian.
4.2.2 Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan pada,
hari/tanggal

: 23 s/d 28 November 2015

waktu

: Mengikuti kelas BK dan/atau jam kosong

tempat

: Ruang Kelas SMK Satya Widya Surabaya

jumlah siswa : 460 siswa

48

4.2.3 Alur Pelaksanaan Pengambilan Data


Peneliti lebih dahulu menyampaikan maksudnya kepada guru BK (Bimbingan
Konseling) yaitu Ibu Rizki dan Ibu Ayu untuk melakukan penelitian di sekolah
tersebut. Penyampaian maksud dilakukan dengan memberikan surat izin dari
fakultas yang kemudian disampaikan kepada Kepala Sekolah oleh guru BK.
Setelah disetujui kemudian peneliti mulai mengambil data ke kelas-kelas pada jam
pelajaran BK dan/atau jam kosong dibantu oleh kedua guru BK.
Pemberian

kuisioner

dilakukan

secara

langsung.

Ketiga

alat

ukur

(Multidimensional Peer-Victimization, Rosenberg Self-Esteem Scale, dan Baruth


Protective Factors Inventory) diberikan dalam satu waktu untuk dikerjakan oleh
seluruh siswa. Proses pengklasifikasian subjek dan pemilihan data yang dihitung
dilakukan oleh peneliti setelah proses pengambilan data selesai.
4.2.4 Hambatan dalam Pelaksanaan Penelitian
Tidak ada hambatan yang berarti selama proses penelitian berlangsung. Hanya
saja ada sedikit kesulitan untuk mengkondisikan siswa-siswi di kelas ketika dalam
proses pengambilan data. Namun, kesulitan dapat teratasi dengan bantuan Ibu
Rizki dan Ibu Ayu selaku guru BK yang memiliki otoritas untuk mengkondisikan
kelas agar teratur dan mengisi kuisioner dengan baik.
4.3 Hasil Penelitian
4.3.1 Uji Validitas
Uji validitas dengan melihat validitas konten yang dilakukan melibatkan rater
dari tiga judgment ahli yang memahami area penelitian ini dengan baik. Ketiga

49

judgment ahli merupakan dosen di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.


Berikut adalah kritik dan saran yang diberikan terhadap ketiga alat ukur yang
digunakan.
Tabel 4.3 Rater Alat Ukur
Alat Ukur
Multidimensional
Peer-Victimization
Scale

Rosenberg SelfEsteem Scale

Baruth Protective
Factors Inventory

Nama Dosen
1. Penggunaan
1. Penggunaan
bahasa baku harus
kata yang lebih
diperhatikan pada
dipahami harus
aitem no. 1, 2, 3, 4,
diperhatikan
5.
Afif Kurniawan,
pada aitem no.
M.Psi., Psikolog 2. Pada aitem no. 13
3.
pertimbangkan
2. Penerjemahan
kesesuaian
dan
pada aitem no. 7
bandingkan
lebih diperjelas.
dengan no. 1.

Dr.
Nurul
Hartini, M.Kes.,
Psikolog

1. Penggunaan
bahasa
baku
diperhatikan
pada aitem no. 1
s/d 4.
2. Kesesuaian
terjemahan dan
kemudahan
aitem
untuk
dipahami.
3. Ketepatan aitem
untuk mengukur
indikator.
1. Ada
beberapa
aitem
yang
serupa.
2. Kesalahan
pengetikan pada
aitem no. 11.
3. Aitem no. 12
kurang
jelas
(ambigu).

1. Beberapa
aitem
terjemahan kurang
1. Beberapa aitem
tepat yaitu aitem 1. Beberapa aitem
terjemahan
no. 6 dan 12
terjemahan
kurang
tepat
Atika
Dian
2. Instruksinya
kurang
tepat
yaitu aitem no. 1,
Ariana, M.Sc
bagaimana?
yaitu aitem no.
2, 3, 4, 6, 13, dan
Pilihan
respon
7 dan 8
14
yang
disediakan
apa?

50

Dari kritik dan saran yang diberikan oleh ketiga dosen, kemudian peneliti
melakukan perbaikan terhadap ketiga alat ukur. Dengan demikian, validitas
konten (isi) dari ketiga alat ukur dapat terjamin. Sehingga, ketiga alat ukur dapat
dikatakan mengukur atribut yang seharusnya diukur dengan baik.
4.3.2 Uji Reliabilitas
1. Uji Reliabilitas Multidimensional Peer-Victimization Scale (MVPS)
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan analisis reliabilitas alpha
cronbach. Melalui hasil pernghitungan dengan bantuan SPSS for Windows versi
17.0, dihasilkan penghitungan sebagai berikut.
Tabel 4.4 Reliabilitas MVPS
Cronbachs
Alpha
0,815

N
16

Ket: MVPS (Multidimensional Peer-Victimization Scale)


Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai koefisien reliabilitas alpha
sebesar 0,815. Koefisien reliabilitas dianggap baik apabila semakin mendekati
angka 1,00. Sehingga dapat disimpulkan bahwa alat ukur MPVS memiliki
reliabilitas yang tinggi.
Selain reliabilitas keseluruhan alat ukur, uji reliabilitas juga dilakukan
terhadap setiap dimensi dari MVPS. Berikut adalah hasil pengujian reliabilitas
setiap dimensi.

51

Tabel 4.5 Reliabilitas Dimensi MVPS


Dimensi
Nomor Aitem
Cronbachs Alpha
1,5,9,13
0,561
Physical Victimization
2,6,10,14
0,653
Social Manipulation
3,7,11,15
0,696
Verbal Victimization
4,8,12,16
0,688
Attack on Property
Ket: MVPS (Multidimensional Peer-Victimization Scale)
Hasil uji reliabilitas dimensi-dimensi MVPS di atas menunjukkan koefisien
reliabilitas alpha cronbach yang mendekati angka 1,00. Semua koefisien
reliabilitas berada di atas 0,500. Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap
dimensi dari MVPS memiliki reliabilitas yang baik.
2. Uji Reliabilitas Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES)
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan analisis reliabilitas alpha
cronbach. Melalui hasil pernghitungan dengan bantuan SPSS for Windows versi
17.0, dihasilkan penghitungan sebagai berikut.
Tabel 4.6 Reliabilitas RSES
Cronbachs
Alpha
0,726

N
10

Ket: RSES (Rosenberg Self-Esteem Scale)

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai koefisien reliabilitas alpha
sebesar 0,726. Koefisien reliabilitas dianggap baik apabila semakin mendekati
angka 1,00. Sehingga dapat disimpulkan bahwa alat ukur RSES memiliki
reliabilitas yang tinggi.
3. Uji Reliabilitas Baruth Protective Factors Inventory (BPFI)

52

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan analisis reliabilitas alpha


cronbach. Melalui hasil pernghitungan dengan bantuan SPSS for Windows versi
17.0, dihasilkan penghitungan sebagai berikut.
Tabel 4.7 Reliabilitas BPFI
Cronbachs
Alpha
0,638

N
16

Ket: BPFI (Baruth Protective Factors Inventory)

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai koefisien reliabilitas alpha
sebesar 0,638. Koefisien reliabilitas dianggap baik apabila semakin mendekati
angka 1,00. Sehingga dapat disimpulkan bahwa alat ukur BPFI memiliki
reliabilitas yang tinggi.
Selain reliabilitas keseluruhan alat ukur, uji reliabilitas juga dilakukan
terhadap setiap dimensi dari BPFI. Berikut adalah hasil pengujian reliabilitas
setiap dimensi.
Tabel 4.8 Reliabilitas Dimensi BPFI
Dimensi
Adaptable Personality
Supportive Environment
Fewer Stressors
Compensating Experience

Nomor Aitem
5,6,7,8
9,10,11,12
13,14,15,16
1,2,3,4

Cronbachs Alpha
0,506
0,713
0,721
0,564

Ket: BPFI (Baruth Protective Factors Inventory)

Hasil uji reliabilitas dimensi-dimensi BPFI di atas menunjukkan koefisien


reliabilitas alpha cronbach yang mendekati angka 1,00. Semua koefisien
reliabilitas berada di atas 0,500. Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap
dimensi dari BPFI memiliki reliabilitas yang baik.

53

4.3.3 Analisis Deskriptif


1. Analisis Deskriptif Korban Bullying
Analisis deskriptif dilakukan terhadap data yang didapat dari kusioner MVPS
dan menghasilkan tabel sebagai berikut.
Tabel 4.9 Deskriptif MVPS
N
Mean
Median
Modus
Standar Deviasi
Varians
Skewness
Kurtosis
Range
Minimum
Maximum
Sum

460
8,22
7,00
4
5,827
33,950
0,726
0,173
28
0
28
3781

Ket: MVPS (Multidimensional Peer-Victimization Scale)

Dari tabel hasil di atas diketahui bahwa jumlah responden sebanyak 460 siswa
dengan nilai total minimum 0 dan nilai total maksimum 28, rata-rata nilai dari
seluruh subjek yaitu 8,22 dengan median 7,00. Hal ini menunjukkan bahwa lebih
banyak siswa yang melaporkan tidak menerima tindakan bullying.
Skewness dan kurtosis merupakan ukuran yang dilihat untuk mengetahui
kenormalan distribusi data. Skewness mengukur kecondongan suatu data dan
kurtosis mengukur puncak distribusi data. Data distribusi yang normal
mempunyai nilai skewness dan kurtosis yang mendekati 0.
Z-Skewness dihitung untuk melihat kecondongan kurva dengan rumus
. Berdasarkan data yang ada, zSkewness yang dihasilkan

54

sebesar 6,37. Pada tingkat signifikansi 5%, jika data memiliki nilai zSkewness >
+1,96 berarti data memiliki kecondongan ke kanan (positif) di mana nilai mean >
nilai modus.
Z-Kurtosis dihitung untuk melihat kecondongan kurva dengan rumus
. Berdasarkan data yang ada, zKurtosis yang dihasilkan
sebesar 0,759. Pada tingkat signifikansi 5%, jika data memiliki nilai zKurtosis
antara -1,96 dan +1,96 berarti data memiliki keruncingan mesokurtik (normal).
Setelah mendapatkan hasil dari kuisioner MPVS yang telah diisi oleh 460
siswa, didapatkan jumlah korban dengan penormaan skoring lebih dari 1 SD di
atas mean tergolong korban bullying. SD = 5,827 dan Mean = 8,22. Maka
didapatkan jumlah korban bullying sebanyak 67 siswa yang terdiri dari 47
perempuan (70,10%) dan 20 laki-laki (29,90%).
Analisa data lebih lanjut dilakukan terhadap data korban bullying untuk
mengetahui jenis bullying apa yang kerap kali terjadi pada siswa laki-laki maupun
perempuan. Berikut adalah tabel data deskriptif korban bullying laki-laki dan
perempuan.

55

Tabel 4.10 Deskriptif Dimensi MVPS pada Laki-laki dan Perempuan


PV
N
Mean
Median
Modus
Standar
Deviasi
Varians
Range
Sum

SM

VV

AoP

L
20
2,70
2,00
2

P
47
2,36
2,00
0

L
20
3,95
4,00
2

P
47
4,02
4,00
3

L
20
6,40
6,00
8

P
47
7,11
8,00
8

L
20
5,55
6,00
6

P
47
4,94
5,00
8

2,130

1,811

2.259

1,928

1,569

1,127

1,761

2,269

4,537 3,279 5,103 3,717 2,463 1,271 3,103


7
6
7
8
5
4
8
54
111
79
189
128
334
111
Ket: MVPS (Multidimensional Peer-Victimization Scale)
PV (Physical Victimization)
SM (Social Manipulation)
VV (Verbal Victimization)
AoP (Attacks on Properties)

5,148
8
232

Pada siswa laki-laki, mean dan total skor pada verbal victimization (VV) lebih
tinggi daripada bentuk bullying lainnya. Total skor dan mean pada attack on
properties (AoP) mengikuti VV dengan perbedaan yang tidak jauh. Sedangkan
physical victimization (PV) merupakan bentuk bullying yang paling sedikit terjadi.
Sedangkan pada siswa perempuan, bentuk bullying yang paling banyak terjadi
juga verbal victimization (VV) dan yang paling jarang terjadi adalah physical
victimization (PV) dengan perbedaan mean yang cukup signifikan dibanding
dengan data siswa laki-laki.
2. Analisis Deskriptif Harga Diri
Analisis deskriptif dilakukan terhadap data yang didapat dari kusioner RSES
dan menghasilkan tabel sebagai berikut.

56

Tabel 4.11 Deskriptif RSES


N
Mean
Median
Modus
Standar Deviasi
Varians
Skewness
Kurtosis
Range
Minimum
Maximum
Sum

67
27,70
28,00
28
4,116
16,940
0,098
0,656
22
17
39
1856

Ket: RSES (Rosenberg Self-Esteem Scale)


Dari tabel output di atas diketahui bahwa jumlah responden sebanyak 67 siswa
dengan nilai total minimum 17 dan nilai total maksimum 39, rata-rata nilai dari
seluruh subjek yaitu 27,70 dengan median yaitu 28,00. Hal ini menunjukkan
bahwa kebanyakan subjek memiliki harga diri rata-rata.
Skewness dan kurtosis merupakan ukuran yang dilihat untuk mengetahui
kenormalan distribusi data. Skewness mengukur kecondongan suatu data dan
kurtosis mengukur puncak distribusi data. Data distribusi yang normal
mempunyai nilai skewness dan kurtosis yang mendekati 0.
zSkewness dihitung untuk melihat kecondongan kurva dengan rumus
. Berdasarkan data yang ada, zSkewness yang dihasilkan
sebesar 0,328. Pada tingkat signifikansi 5%, jika data memiliki nilai zSkewness
antara -1,96 dan +1,96 berarti data mendekati simetris (normal).
zKurtosis dihitung untuk melihat kecondongan kurva dengan rumus
. Berdasarkan data yang ada, zKurtosis yang dihasilkan

57

sebesar 1,10. Pada tingkat signifikansi 5%, jika data memiliki nilai zKurtosis
antara -1,96 dan +1,96 berarti data memiliki keruncingan mesokurtik (normal).
Setelah dilakukan penormaan dengan skoring z-score > 1 SD di atas mean
adalah tingkat harga diri tinggi dan z-score < 1 SD di bawah mean adalah tingkat
harga diri rendah, maka didapatkan data sebagai berikut.
Tabel 4.12 Kategori Tingkat Harga Diri Subjek

Laki-laki
Perempuan
Total

Harga diri Tinggi


Frekuensi
Prosentase
16
45,70%
19
54,30%
35
100%

Harga diri Rendah


Frekuensi
Prosentase
4
12,50%
28
87,50%
32
100%

Berdasarkan tabel-tabel di atas maka dapat dilihat bahwa dari 67 subjek


terdapt 35 orang dengan harga diri tinggi dan 32 orang dengan harga diri rendah.
Sejumal 35 subjek dengan tingkat harga diri tinggi terdiri dari 16 laki-laki dan 19
perempuan. Sejumlah 32 subjek dengan harga diri rendah terdiri dari 4 laki-laki
dan 28 perempuan. Dengan demikian dapat dilihat bahwa siswa perempuan
korban bullying cenderung memiliki tingkat harga diri yang rendah dibanding
siswa laki-laki korban bullying.
3. Analisis Deskriptif Faktor Protektif
Analisis deskriptif dilakukan terhadap data yang didapat dari kusioner BPFI
dan menghasilkan tabel sebagai berikut.

58

Tabel 4.13 Deskriptif BPFI


N
Mean
Median
Modus
Standar Deviasi
Varians
Skewness
Kurtosis
Range
Minimum
Maximum
Sum

67
55,46
55,00
55
5,996
35,949
0,229
0,399
32
41
73
3716

Ket: BPFI (Baruth Protective Factors Inventory)


Dari tabel output di atas diketahui bahwa jumlah responden sebanyak 67 siswa
dengan nilai total minimum 41 dan nilai total maksimum 73, rata-rata nilai dari
seluruh subjek yaitu 55,46 dengan median sebesar 55,00. Hal ini menunjukkan
bahwa kebanyakan subjek memiliki faktor protektif rata-rata.
Skewness dan kurtosis merupakan ukuran yang dilihat untuk mengetahui
kenormalan distribusi data. Skewness mengukur kecondongan suatu data dan
kurtosis mengukur puncak distribusi data. Data distribusi yang normal
mempunyai nilai skewness dan kurtosis yang mendekati 0.
Z-Skewness dihitung untuk melihat kecondongan kurva dengan rumus
. Berdasarkan data yang ada, zSkewness yang dihasilkan
sebesar 0,766. Pada tingkat signifikansi 5%, jika data memiliki nilai zSkewness
antara -1,96 dan +1,96 berarti data mendekati simetris (normal).
Z-Kurtosis dihitung untuk melihat kecondongan kurva dengan rumus
. Berdasarkan data yang ada, zKurtosis yang dihasilkan

59

sebesar 0,666. Pada tingkat signifikansi 5%, jika data memiliki nilai zKurtosis
antara -1,96 dan +1,96 berarti data memiliki keruncingan mesokurtik (normal).
Setelah dilakukan penormaan dengan skoring z-score > 1 SD di atas mean
adalah tingkat faktor protektif tinggi dan z-score < 1 SD di bawah mean adalah
tingkat faktor protektif rendah, maka didapatkan data sebagai berikut.
Tabel 4.14 Kategori Tingkat Faktor Protektif Subjek

Laki-laki
Perempuan
Total

Faktor Protektif Tinggi


Frekuensi
Prosentase
12
38,70%
19
61,30%
35
100%

Faktor Protektif Rendah


Frekuensi
Prosentase
8
22,20%
28
77,80%
32
100%

Berdasarkan tabel-tabel di atas maka dapat dilihat bahwa dari 67 subjek


terdapt 31 orang dengan faktor protektif tinggi dan 36 orang dengan faktor
protektif rendah. Sejumlah 31 subjek dengan tingkat faktor protektif tinggi terdiri
dari 12 laki-laki dan 19 perempuan. Sejumlah 36 subjek dengan faktor protektif
rendah terdiri dari 8 laki-laki dan 28 perempuan. Dengan demikian dapat dilihat
bahwa siswa perempuan korban bullying cenderung memiliki tingkat faktor
protektif yang rendah dibanding siswa laki-laki korban bullying.
4.3.4 Uji Asumsi
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat kenormalan distribusi data sehingga
dapat diproses selanjutnya dalam statistik parametrik. Distribusi data dapat dilihat
dalam berbagai cara, salah satunya adalah dengan melihat skewness dan kurtosis.
Sebelumnya sudah dibahas bahwa hasil penghitungan zSkewness dan zKurtosis

60

untuk data harga diri dan faktor protektif menunjukkan bahwa kedua data
memiliki distribusi data normal. Untuk lebih meyakinkan kenormalan distribusi
data, maka dilakukan uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov. Adapun hasil
analisis sebagai berikut.
Tabel 4.15 Tes One-Sample Kolmogorov Smirnov

67
27,70

Faktor
Protektif
67
55,46

4,116

5,996

0,158
0,158
-0,107
1,290
0,072

0,068
0,068
-0,043
0,557
0,915

Harga diri
N
Mean
Parameter
Standar
Normala,b
Deviasi
Absolut
Perbedaan
Positif
Paling Ekstrim
Negatif
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Distribusi data Normal.
b. Kalkulasi dari data.

Tabel di atas menunjukkan bahwa distribusi tes normal. Signifikansi variabel


harga diri 0,072 dan faktor protektif 0,915 menunjukkan lebih besar dari 0,05.
Selain itu, nilai absolut (D) pada kedua variabel (0,158 dan 0,068) lebih kecil
daripada Dtabel pada N = 65 (mendekati 67) (p = 0,05) yaitu 0,166 yang artinya
distribusi data normal.
2. Uji Liniearitas
Uji linearitas digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan yang linear
antara dua variabel. Uji linearitas biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam uji
korelasi dan uji regresi. Adapun hasil analisis uji linearitas pada penelitian ini
sebagai berikut.

61

Tabel 4.16 Uji ANOVA

(Kombinasi)
Linearitas
Deviasi dari
Linearitas
Dalam Kelompok
Total

Antar
Kelompok

Faktor
Protektif
*Harga diri

Jml
Kuadrat

Df

Mean
Kuadrat

Sig.

852,748
569,939

17
1

50,162
569,939

1,617
18,374

0,096
0,000

282,809

16

17,676

0,570

0,891

1519,908
2372,657

49
66

31,019

Tabel di atas menunjukkan bahwa ada hubungan yang linear antara kedua
variabel. Hal ini ditunjukkan melalui taraf signifikansi deviasi dari linearitas 0,891
> 0,05 dan taraf signifikansi linearitas 0,000 < 0,05. Selain itu, dapat dilihat juga
dari Fhitung dengan df 16/50 (mendekati 49) yaitu 0,570 < Ftabel 1,85. Maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang linear antara harga diri dengan faktor
protektif.
4.3.5 Uji Korelasi
Setelah melalui uji-uji prasyarat yang harus dilakukan sebelum memasuki uji
korelasi, dapat diketahui bahwa distribusi data kedua variabel normal sehingga uji
korelasi tetap menggunakan analisis product moment pearson. Selain itu, uji
linearitas menunjukkan adanya hubungan yang linear antara kedua variabel. Hal
ini memberi keyakinan lebih akan hasil dari uji korelasi yang dilakukan terhadap
kedua variabel. Adapun hasil uji korelasi antara harga diri dan faktor protektif
sebagai berikut.
Tabel 4.17 Inferensial Korelasi Harga Diri dan Faktor Protektif
Koefisien
Sig.
N
Korelasi
0.000
67
0,490**
**. Korelasi signifikan pada level 0,01 (1-tailed).

62

Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan


antara kedua variabel dengan jumlah subjek 67 pada taraf signifikansi 0,01.
Koefisien korelasi menunjukkan angka positif 0,490 yang artinya hubungan antara
harga diri dan faktor protektif adalah hubungan yang positif. Artinya, apabila
harga diri tinggi maka faktor protektif tinggi, dan begitu juga sebaliknya.
Sugiyono (2005) merumuskan pedoman untuk memberikan interpretasi
koefisien korelasi sebagai berikut:
0,00

- 0,199

= sangat rendah

0,20

- 0,399

= rendah

0,40

- 0,599

= sedang

0,60

- 0,799

= kuat

0,80

- 1,000

= sangat kuat

Berdasarkan kategori koefisien korelasi di atas, maka dapat disimpulkan


bahwa koefisien korelasi antara harga diri dan faktor protektif pada penelitian ini
yang sebesar 0,490 tergolong ke dalam kategori korelasi yang sedang.
Dengan demikian, hasil menunjukkan bahwa Ho pada penelitian ini ditolak
dan Ha diterima karena ada hubungan positif antara harga diri dengan faktor
protektif pada pelajar tingkat SMA yang menjadi korban bullying.
4.3.6 Analisis Tambahan
Selain mengkorelasikan antara variabel x dan variabel y, peneliti juga
menganalisis data yang didapat dengan detail lainnya untuk memperkaya
interpretasi data penelitian. Peneliti ingin melihat korelasi antara harga diri
dengan dimensi-dimensi dalam faktor protektif yang terdiri dari adaptable

63

personality (AP), supportive environment (SE), fewer stressors (FS), dan


compensating experience (CE). Adapun hasil analisa sebagai berikut.
Tabel 4.18 Inferensial Korelasi Harga Diri dengan Dimensi Faktor Protektif

AP
SE
FS
CE

Koefisien
Korelasi
0,384**
-0,158
0.410**
0,447**

Sig.
0,001
0,202
0,001
0,000

**. Korelasi signifikan pada level 0,01 (2-tailed).


AP (Adaptable Personality)
SE (Supportive Environment)
FS (Fewer Stressors)
CE (Compensating Experience)

Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan pada
taraf signifikansi 0,01 antara adaptable personality, fewer stressors, dan
compensating experience dengan harga diri dengan koefisien korelasi sebesar
0,384, 0,410, dan 0,447. Hanya saja ternyata tidak ada korelasi antara dimensi
supportive environment dengan harga diri.
Selain mengkorelasikan antara dimensi-dimensi dalam faktor protektif dengan
harga diri. Peneliti juga ingin mengetahui korelasi antara harga diri dan resiliensi
pada kedua jenis kelamin. Berikut adalah tabel hasil korelasi harga diri dan faktor
protektif pada siswa laki-laki dan perempuan
Tabel 4.19 Inferensial Korelasi Harga Diri dan Faktor Protektif pada Siswa
Laki-laki dan Perempuan

Laki-laki
Perempuan

Koefisien
Korelasi
0,809**
0,340**

Sig.
0,000
0,010

**. Korelasi signifikan pada level 0,01 (1-tailed).

64

Korelasi antara harga diri dan faktor protektif pada siswa laki-laki korban
bullying menunjukkan signifikan dengan koefisien korelasi yang tinggi sebesar
0,809. Sedangkan, korelasi antara harga diri dan faktor protektif pada siswa
perempuan korban bullying menunjukkan signifikan dengan koefisien korelasi
yang rendah sebesar 0,340.
Apabila dilihat dari perbedaan kelas antara kelas X dan kelas XII, korelasi
antara harga diri dan faktor protektif adalah sebagai berikut.
Tabel 4.20 Inferensial Korelasi Harga Diri dan Faktor Protektif pada Siswa
Kelas X dan XII

Kelas X
Kelas XII

Koefisien
Korelasi
0,528**
0,454**

Sig.
0,001
0,003

**. Korelasi signifikan pada level 0,01 (1-tailed).

Hasil korelasi antara harga diri dan faktor protektif pada kedua kelas secara
terpisah menunjukkan adanya korelasi yang signifikan. Koefisien korelasi pada
kelas X menunjukkan angka yang lebih tinggi yaitu 0,528 daripada kelas XII yaitu
0,454.
4.4 Pembahasan
Hasil korelasi antara kedua variabel dalam penelitian ini yaitu harga diri dan
faktor protektif menunjukkan bahwa Ho pada penelitian ini ditolak dan Ha
diterima karena ada hubungan positif antara harga diri dengan faktor protektif
pada pelajar tingkat SMA yang menjadi korban bullying. Hal ini memberikan
gambaran bahwa apabila harga diri korban bullying tinggi, maka korban bullying
memiliki kemampuan yang tinggi untuk menstabilitasi kondisi psikologisnya,

65

berada di keluarga dan lingkungan sosial yang memiliki dinamika yang lebih
positif dengan stressor dari lingkungan yang lebih sedikit, dan mendapatkan
pengalaman hidup positif yang lebih banyak mengkompensasi pengalaman
negatifnya.
Hasil uji korelasi mendukung penelitian sebelumnya yang serupa dengan
penelitian ini yaitu penelitian Sapouna dan Wolke (2013) yang menunjukkan
adanya hubungan antara harga diri dengan resiliensi emosi (yang menahan
depresi) dan resiliensi perilaku (yang menahan delinquency). Pada penelitian
tersebut koefisien determinasi (R2) harga diri dan resiliensi emosi sebesar 0,10,
sedangkan koefisien determinasi (R2) harga diri dan resiliensi perilaku sebesar
0,02. Hal ini menunjukkan sebesar kemampuan harga diri menjelaskan varians
dari resiliensi emosi sebesar 10% dan kemampuan harga diri menjelaskan varians
dari resiliensi perilaku hanya sebesar 2%. Hasil penelitian ini, di sisi lain,
menunjukkan koefisien determinasi yang lebih besar yaitu sebesar 0,24. Dengan
demikian kemampuan harga diri menjelaskan varians dari resiliensi sebesar 24%.
Resiliensi dalam penelitian ini tidak dispesifikan ke dalam emosional atau
perilaku sehingga memungkinkan bagi koefisien determinasinya untuk lebih besar
daripada penelitian Sapouna dan Wolke (2013).
Kemampuan harga diri untuk menjelaskan varians dari faktor protektif dengan
jumlah 24% merupakan jumlah yang wajar, mempertimbangkan harga diri
merupakan bagian dari salah satu dimensi pada level individu yaitu adaptable
personality (Olsson dkk., 2003). Baruth dan Caroll (2002) dalam teori dan alat
ukurnya menyebutnya sebagai adaptable personality. Baruth dan Caroll (2002)

66

menjabarkan ada tiga dimensi lainnya yang menyusun faktor protektif yang
membuat individu resilien yaitu supportive environment, fewer stressors, dan
compensating experience. Sejumlah 76% kemampuan variabel dalam menjelaskan
varians dari faktor protektif tersebar di antara keempat dimensi tersebut yang di
dalamnya terdapat lebih banyak atribut lainnya yang terkait.
Analisis korelasi antara harga diri dengan empat dimensi faktor protektif
secara terpisah menjelaskan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
adaptable personality dengan harga diri. Hal ini menjelaskan apabila harga diri
subjek tinggi maka kemampuan subjek untuk menstabilitasi kondisi psikologisnya
juga tinggi. Penemuan ini sesuai dengan beberapa penemuan sebelumnya yang
menyatakan bahwa harga diri berhubungan dengan karakteristik personal
seseorang (Dekovic, 1999; Losel & Farrington, 2012). Hal ini juga sesuai dengan
paparan Olsson dan kolega (2003) bahwa harga diri adalah bagian dari atribusi
personal yang berproses pada level individu. Hasil korelasi antara harga diri
dengan fewer stressors juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan di
mana artinya apabila harga diri subjek tinggi, maka stressor dari lingkungan
subjek lebih sedikit. Hasil korelasi antara harga diri dengan compensating
experience juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan di mana artinya
apabila harga diri subjek tinggi, maka pengalaman positif hidup subjek dapat lebih
mengkompensasi pengalaman negatifnya.
Apabila mengacu kepada teori, seharusnya antara harga diri dengan adaptable
personality memiliki hubungan yang paling kuat karena harga diri merupakan
bagian dari adaptable personality, namun hubungan yang lebih kuat ditunjukkan

67

oleh harga diri dengan fewer stressors dan compensating experience. Apabila
melihat subjek ada pada tahapan perkembangan remaja di mana transisi terjadi
dan penyesuaian psikologis dengan peran dan tugas yang berbeda yang sering
disebut dengan stress and storm (Coleman & Hagell, 2007). Hal itu membuka
pandangan bahwa mungkin bagi sebagian remaja yang berhasil menghadapi
penyesuaian ini dengan baik memiliki kepribadian yang well-adjusted, namun ada
juga yang belum. Di sisi lain, pengalaman yang baik dan kurang stressful dapat
mendorong perkembangan harga diri remaja yang sudah cukup mengalami
banyak kecemasan dari masa transisinya.
Analisis tambahan lain yang dilakukan adalah mengkorelasikan antara harga
diri dan faktor protektif pada kedua jenis kelamin. Hasilnya menunjukkan bahwa
korelasi antara kedua variabel pada siswa laki-laki lebih tinggi yaitu sebesar
dibandingkan dengan pada siswa perempuan sebesar. Temuan ini serupa dengan
penelitian Sapouna dan Wolke (2013) yang menunjukkan bahwa R2 harga diri dan
resiliensi (perilaku) pada laki-laki lebih besar dari R2 harga diri dan resiliensi
(emosi) pada perempuan. Sedangkan apabila melihat perbedaan kelas, korelasi
antara harga diri dan faktor protektif ditemukan signifikan pada kedua kelas (X
dan XII), namun koefisien korelasi pada kelas X lebih tinggi yaitu sebesar. Hal ini
mungkin terjadi melihat bahwa siswa kelas X, merupakan kelompok siswa yang
baru menginjak masa sekolah menengah atas dan sedang beradaptasi, sehingga
tinggi-rendahnya tingkat harga diri dan faktor protektifnya akan mungkin lebih
signifikan.

68

Setelah melihat hasil dari penelitian ini yang membuktikan bahwa ada
hubungan positif antara harga diri dengan faktor protektif pada korban bullying
remaja tingkat SMA, dapat dikatakan bahwa harga diri memang menjadi kunci
penting bagi individu untuk bisa resilien dalam menghadapi bullying. Hal ini
mampu memprediksi korban bullying yang cenderung mengalami berbagai
permasalahan psikologis, fisik, maupun akademik. Permasalahan-permasalahan
tersebut diakibatkan oleh tingkat harga diri yang rendah (Emler, 2001). Korban
bullying cenderung memiliki karakteristik berupa harga diri rendah (Olweus, 1997
& Rigby, 2007). Apabila korban bullying tidak memiliki faktor protektif yang
berfungsi baik dalam menghadapi fenomena bullying yang dialaminya, maka akan
memungkinkan bagi mereka untuk mengalami permasalahan-permasalahan yang
diakibatkan oleh rendahnya harga diri. Namun apabila korban bullying memiliki
tingkat faktor protektif yang tinggi, sangat memungkinkan bagi mereka untuk
tidak mengalami penurunan harga diri yang mengarahkan mereka kepada
berbagai macam permasalahan.
Harga diri paling besar dipengaruhi oleh keluarga (Emler, 2001). Cara
keluarga membesarkan, menanamkan nilai-nilai, dan berperilaku mempengaruhi
perkembangan harga diri anak. Namun, ketika anak memasuki usia remaja,
perkembangan harga diri sebagia besar beralih kepada penerimaan teman-teman
sebaya (Rosenberg 1979 dalam Emler, 2001). Resiliensi pun dipengaruhi oleh
dukungan lingkungan (supportive environment) (Baruth & Caroll, 2002).
Lingkungan individu setelah menjadi remaja dan bersekolah tidak hanya rumah
saja, tapi juga sekolah yang menjadi tempatnya menghabiskan banyak jam

69

aktifnya. Apabila individu tidak mendapat penerimaan dari teman sebaya di


sekolah bahkan penolakan dalam bentuk kekerasan (bullying), harga diri individu
tentunya terancam dan begitu juga dengan faktor protektifnya.
Penelitian ini telah dilakukan dengan sebaik mungkin, namun tetap memiliki
kelemahan. Penelitian ini gagal mengungkapkan bahwa harga diri berhubungan
dengan supportive environment. Hal ini tidak sesuai dengan penemuan-penemuan
yang menjelaskan bahwa harga diri remaja berhubungan dengan faktor protektif
pada level lingkungan keluarga dan kelompok teman sebaya (Dekovic, 1999;
Losel & Farrington, 2012; Shetgiri dkk., 2012). Hal ini juga tidak sesuai dengan
penjelasan Emler (2001) bahwa keluarga dan kelompok teman sebaya sebagai
lingkungan individu mempengaruhi perkembangan harga diri individu.

70

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dianalisis, dan dibahas
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif antara harga diri dengan faktor
protektif pada pelajar tingkat SMA yang menjadi korban bullying. Hal ini
memberikan gambaran bahwa apabila harga diri korban bullying tinggi, maka
korban bullying memiliki kemampuan yang tinggi untuk menstabilitasi
kondisi psikologisnya, berada di keluarga dan lingkungan sosial yang
memiliki dinamika yang lebih positif dengan stressor dari lingkungan yang
lebih sedikit, dan mendapatkan pengalaman hidup positif yang lebih banyak
mengkompensasi pengalaman negatifnya.
5.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan, dianalisis, dan dibahas sebagai berikut.
1. Saran bagi Peneliti Selanjutnya
Apabila melihat hasil penelitian ini, masih ada hasil analisa yang perlu
diteliti dan dicari tahu. Hubungan antara harga diri dengan dimensi supportive
environment pada penelitian ini tidak menyatakan signifikan. Hal ini tidak
sejalan dengan teori yang menyebutkan bahwa harga diri remaja dipengaruhi
oleh lingkungan (keluarga dan kelompok pertemanan). Maka, peneliti

70

71

selanjutnya dapat meneliti mengenai hubungan antara dua hal tersebut.


Apabila peneliti tertarik dengan resiliensi lebih dalam, peneliti dapat
melakukan eksplorasi kualitatif yang lebih dalam karena resiliensi merupakan
hal yang sangat meluas dan berhubungan dengan banyak hal dalam psikologis
manusia.
2. Saran bagi Orangtua
Keluarga merupakan lingkungan pertama di mana individu tumbuh dan
berkembang. Oleh karena itu, segala proses pembentukan awal dan
perkembangan harga diri dan faktor protektif individu sangat bergantung dari
bagaimana orangtua memberi perlakuan pada anak. Sehingga, disarankan bagi
orangtua untuk melakukan hal-hal yang membangun harga diri anak seperti
penerimaan, pemberian afeksi, penetapan standar yang jelas akan perilaku
yang diharapkan, pemberian penjelasan akan dasar kedisiplinan daripada
pemaksaan, dan melibatkan anak untuk kontribusi dalam beberapa keputusan
keluarga. Hal-hal tersebut juga membangun hubungan positif dengan anak
yang membuat lingkungan keluarga menjadi positif, sehingga mampu
meningkatkan faktor protektif anak dan menjadi resilien terhadap pengalaman
bullying yang dialaminya.
3. Saran bagi Guru di Sekolah
Guru dan sekolah memegang peran penting bagi siswanya. Guru
disarankan untuk membangun komunikasi yang baik dengan siswanya,
menetapkan standar yang realistis bagi siswanya, dan membantu siswa untuk
menggali potensi yang ada pada diri siswa agar lingkungan sekolah siswa

72

dapat menjadi hal yang positif dan meningkatkan harga diri dan faktor
protektif siswa.
4. Saran bagi Subjek
Subjek juga diharapkan melatih kemampuan komunikasi yang baik dengan
lingkungannya, membangun rasa percaya terhadap lingkungan agar terjalin
komunikasi yang baik, melakukan hal-hal yang lebih menggali minat dan
potensi dirinya, dan belajar untuk memandang secara positif segala
pengalaman yang ada di hidupnya.

73

DAFTAR PUSTAKA
Ada Bullying di SMAN 18 Surabaya, Siswa Baru Mogok Orientasi. (2015, 27
Juli). Surya Online. Diakses pada tanggal 15 September 2015 dari
http://surabaya.tribunnews.com/2015/07/27/ada-bullying-di-sman-18surabaya-siswa-baru-mogok-orientasi
Arslan, S., Hallett, V., Akkas, E., & Akkas O. A. (2012). Bullying and
victimization among Turkish children and adolescents: examining prevalence
and associated health symptoms, Eur J Pediatr, 171, 1549-1557
Baldry, A. C. & Farrington, D. P. (2005). Protective factors as moderators of risk
factors in adolescence bullying. Social psychology of education, 8, 263-284
Baruth, K. E. & Caroll, J. J. (2002). A formal assessment of resilience: the baruth
protective factors inventory. The Journal of Individual Psychology, 58(3),
235-244
Cast, D. A. & Burke, P. J. (2002). A theory of self-esteem. Social Forces, 80(3),
1041-1068
Chadha, N. K. (2009). Applied Psychometry. New Delhi: Sage Publications India
Pvt Ltd.
Chandra, F. O. & Mulya, T. W. (2009). Perilaku pembulian pada Siswa SMA di
Surabaya. Anima, Indonesian Psychological Jurnal, 4(24), 348-364
Coleman, J., & Hagell, A. (2007). Adolescence, Risk and Resilience: Against the
Odds. Chichester, West Sussex. England: J. Wiley & Sons.
Colvin, G., Tobin, T., Beard, K., Hagan, S., & Sprague, J. (1998). The school
bully: assessing the problem, developing interventions, and future research
directions. Journal of Behavioral Education, 8(3), 293-319
Dekovic, M. (1999). Risk and protective factors in the development of problem
behavior during adolescence. Journal of Youth and Adolescence, 28(6), 667685
Donnon, T., & Hammond, W. (2007). Understanding the relationship between
resiliency and bullying in adolescence: an assessment of youth resiliency from
five urban junior high schools. Child and Adolescent Psychiatric Clinics of
North America, 16(2), 449-471
Dumont, M. & Provost, M. A. (1999). Resilience in adolescents: protective role of
social support, coping strategies, self-esteem, and social activities on
experience of stress and depression. Journal of Youth and Adolescence, 28(3),
343-363
Edwards, D.C. (2006). Ketika Anak Sulit Diatur: Panduan Bagi Orang Tua untuk
Mengubah Masalah Perilaku Anak. Kaifa: bandung.

74

Emler, N. (2001). Self-esteem: the cost and causes of low self-worth. Layerthrope:
York Publishing Service.
Fergus, S. & Zimmerman, M. A. (2005). Adolescent resilience: a framework for
understanding healthy development in the face of risk. Annual Reviews of
Public Health, 26, 399-419
Fletcher, D. & Sarkar, M. (2013). Psychological resilience: a review and critique
of definitions, concepts, and theory, European Psychologist, 18(1), 12-23
Gawat, Indonesia Masuk Kategori Darurat Bullying di Sekolah. (2014, 23
Oktober). Republika.co.id. Diakses pada tanggal 8 Juni 2015 dari
http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/trend/14/10/23/ndvm8z-gawatindonesia-masuk-kategori-darurat-bullying-di-sekolah
Grotberg, E. H. (2000). International resilience research project. In A.L.
Comunian & U. Gielen (Eds.), International Perspective on Human
Development (pp.379-399). Vienna: Pabst Science Publishers.
Guindon, M. H. (2010). Self-esteem across the lifespan: issues and interventions.
New York: Routledge.
Hurlock, E. B. (2003). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidpan (edisi kelima.). Jakarta: Erlangga.
Jaffee, S. R., Caspi, A., Moffitt, T. E., Polo-Toms, M., & Taylor, A. (2007).
Individual, family, and neighborhood factors distinguish resilient from nonresilientmaltreated children: A cumulative stressors model. Child Abuse &
Neglect, 31, 231253
Kementrian Sosial Republik Indonesia. (2013). Ringkasan hasil survey kekerasan
terhadap anak indonesia tahun 2013.
Laporan Status Lingkungan Hidup Kota Surabaya Tahun 2012. (2012). Badan
Lingkungan Hidup. Diakses pada tanggal 5 Januari 2016 dari
http://lh.surabaya.go.id/SLHD%202012/Lap%20BAB%20I.pdf
Latipun. (2004). Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press.
Losel, F. & Farrington, D. P. (2012). Direct protective and buffering protective
factors in the development of youth violence. American Journal of Preventive
Medicine, 43(2S1), S8-S23
Olsson, C.A., Bond, L., Burns, J.M., Vella-Brodrick, D.A., & Sawyer, S.M.
(2003). Adolescent resilience: A concept analysis. Journal of Adolescence, 26,
1-11
Olweus, D. (1997). Bully/victim problems in school: facts and intervention,
European Journal of Psychology of Education, 12(4), 495-510

75

Ososfsky, J. D. (1999). The impact of violence on children. The Future of


Children, 9(3), 33-49
Prasetyo, A. B. E. (2011). Bullying di sekolah dan dampaknya bagi masa depan
anak. El-Tarbawj Jurnal Pendidikan Islam, 4(1), 19-26
Rigby, K. (2007). Bullying in schools and what to do about it. Victoria: Acer
Press.
Rosenberg, M. & Roberta G. S. (1972). Black and White Self-Esteem.
Washington, DC: American Sociological Association.
Rosenberg, M. (1965). Society and the adolescent self-image. New Jersey:
Princeton University Press.
Rosenberg, M., Schooler, C., Schoenbach, C., & Rosenberg, F. (1995). Global
self-esteem and specific self-esteem: different concepts, different outcomes.
American Sociological Review, 60(1), 141-156
Rutter, M. (2012). Resilience as a dynamic concept. Development and
Psychopathology, 24, 335-344
Salami, S. O. (2010). Moderating effects of resilience, self-esteem, and social
support on adolescents reactions to violence. Asian Social Science, 6(12),
101-110
Sapouna, M. & Wolke, D. (2013). Resilience to bullying victimization: the role of
individual, family, and characteristics. Child Abuse & Neglect, 37, 997-1006
Septriana, M. A., Liow, C. J., Sulistiyawati, F. N., & Andriani, I. (2009).
Hubungan tindakan bullying di sekolah dengan self esteem siswa. Proceeding
PESAT (Psikologi, ekonomi, Sastra, Arsitektur, &Sipil), 3, 98-102
Shetgiri, R., Lin, H., & Flores, G. (2012). Trends in risk and protective factors for
child bullying perpetration in the united states. Children Psychiatry Hum Dev,
1-16
Sugiyono. (2005). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Wulan, Windy P., Abidin, Zainal., & Windati, Nurul S. (2012, 1 November).
Hubungan Antara Konformitas dengan Kecenderungan Bullying pada Siswa
di SMA X Sidoarjo. Jurnal Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya.
Diakses
pada
tanggal
28
Juni
2013
dari
http://jurnalpsikologiuht.com/hubungan-antara-konformitas-dengankecenderungan-bullying-pada-siswa-di-sma-x-sidoarjo/
Yayasan Semai Jiwa Amini. (2008). Bullying: mengatasi kekerasan di sekolah
dan lingkungan sekitar anak. Jakarta: Grasindo

76

LAMPIRAN 1
Kuisioner Penelitian

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,


nama

jenis kelamin :
jurusan

kelas

no. HP

dengan ini saya setuju untuk mengisi kuisioner di bawah.

Surabaya,.2015

(.)

Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan. Baca dan pahami baik-baik setiap
pernyataan, kemudian anda diminta untuk menentukan apakah pernyataan
tersebut sesuai dengan diri anda dengan cara memilih salah satu dari pilihan
jawaban yang tersedia. Setiap orang dapat memiliki jawaban yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri anda. Tidak ada
jawaban benar maupun salah. Jangan sampai ada pernyataan yang terlewat.
Kejujuran anda dalam berpartisipasi sangat saya hargai.

Di bawah ini adalah daftar hal-hal yang anak-anak lakukan terhadap anakanak lainnya. Seberapa sering murid di sekolah anda melakukan hal-hal ini
terhadap diri anda dalam setahun terakhir? Silahkan jawab dengan memberi tanda
() pada salah satu dari tiga kolom yang tersedia untuk setiap pernyataan.

No.

Pernyataan

Menonjok saya
Mencoba membuat saya bermasalah dengan
teman-teman saya

2
3

Memanggil saya dengan julukan-julukan

Mengambil barang saya tanpa izin

Menendang saya

Berusaha membuat teman saya menjauh dari


saya

Mengolok-olok penampilan fisik saya

Berusaha merusak barang milik saya

Menyakiti saya secara fisik dengan berbagai


cara

10

Menolak berbicara dengan saya

11

Mengolok-olok saya dengan berbagai alasan

12

Mencuri barang milik saya

13

Memukuli saya

14

Membuat orang lain tidak mau bicara dengan


saya

15

Berbicara kasar terhadap saya

16

Merusak barang milik saya dengan sengaja

Tidak
sama
sekali

Sekali

Lebih
dari
sekali

Di bawah ini adalah daftar pernyataan mengenai perasaan yang anda rasakan
terhadap diri anda. Silahkan jawab seberapa setuju atau tidak setuju anda pada
setiap pernyataan dengan memberi tanda () satu dari empat kolom yang tersedia.

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Pernyataan
Secara keseluruhan, saya puas
dengan diri saya
Terkadang saya berpikir bahwa saya
tidak baik sama sekali
Saya merasa saya memiliki beberapa
hal yang baik dalam diri saya
Saya mampu melakukan hal-hal
sebaik yang kebanyakan orang lain
lakukan
Saya merasa saya tidak punya
banyak hal untuk dibanggakan
Terkadang saya merasa tidak
berguna
Saya merasa saya orang yang
berharga, setidaknya sama dengan
orang pada umumnya
Saya berharap saya bisa lebih
menghargai diri saya sendiri
Secara keseluruhan, saya cenderung
merasa bahwa saya orang yang
gagal
Saya memiliki sikap positif terhadap
diri saya

Sangat
Setuju

Tidak
Setuju
Setuju

Sangat
Tidak
Setuju

Di bawah ini adalah daftar pernyataan mengenai kejadian-kejadian dalam


hidup anda dan cara anda menanganinya. Silahkan jawab seberapa setuju atau
tidak setuju anda pada setiap pernyataan dengan memberi tanda () satu dari lima
kolom yang tersedia.

No.

5
6
7

10

11

Pernyataan
Saya mengalami lebih banyak
masalah daripada pengalaman
positif mengenai kesehatan saya
dalam 3 bulan terakhir
Saya mengalami lebih banyak
masalah daripada pengalaman
positif mengenai keuangan saya
dalam 3 bulan terakhir
Saya mengalami lebih banyak
masalah daripada pengalaman
positif mengenai keluarga/temanteman saya dalam 3 bulan terakhir
Saya mengalami lebih banyak
masalah daripada pengalaman
positif mengenai pekerjaan/sekolah
saya dalam 3 bulan terakhir
Saya merasa saya optimis dan
konsentrasi pada hal-hal positif
hampir di semua situasi
Saya merasa saya adalah orang
yang kreatif, penuh ide, dan mandiri
Kebanyakan orang berpikir saya
ramah dan mereka suka berada di
sekitar saya
Saya merasa saya orang yang
kompeten dan memiliki harga diri
yang tinggi
Saya memiliki hubungan yang baik
dengan setidaknya satu orang yang
mendukung saya. (baik keluarga
maupun bukan)
Saya memiliki setidaknya satu
orang yang peduli pada saya. (baik
keluarga maupun bukan)
Saya merasa saya bisa mempercayai
setidaknya satu orang di hidup saya.
(baik keluarga maupun bukan)

Sangat
Setuju

Setuju Netral

Tidak
Setuju

Sangat
Tidak
Setuju

12

13

14

15

16

Saya memiliki setidaknya satu


orang yang tertarik dengan
kehidupan saya. (baik keluarga
maupun bukan)
Saya mampu menyelesaikan sendiri
banyak (tidak semua) permasalahan
di hidup saya
Saya merasa saya memiliki kontrol
atas banyak (tidak semua) kejadian
di hidup saya
Saya merasa saya mampu
mengatasi dengan baik satu atau
banyak sumber stress di hidup saya
Beberapa kali, saya mampu
melakukan yang terbaik di situasi
yang buruk

81

LAMPIRAN 2
Rekap Data Siswa

No. Subjek
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

Jenis Kelamin
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan

Kelas
X APH 1
X APH 1
X APH 1
X APH 1
X APH 1
X APH 1
X APH 1
X APH 1
X APH 1
X APH 1
X APH 1
X APH 1
X APH 1
X APH 1
X APH 1
X APH 1
X APH 1
X APH 1
X APH 1
X APH 1
X APH 1
X APH 1
X APH 1
X APH 1
X APH 1
X APH 1
X APH 1
X APH 1
X APH 1
X APH 1
X APH 2
X APH 2
X APH 2
X APH 2
X APH 2
X APH 2
X APH 2
X APH 2
X APH 2
X APH 2

41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81

Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki

X APH 2
X APH 2
X APH 2
X APH 2
X APH 2
X APH 2
X APH 2
X APH 2
X APH 2
X APH 2
X APH 2
X APH 2
X APH 2
X APH 2
X APH 2
X APH 2
X APH 2
X APH 2
X APH 2
X APH 2
X APH 2
X APH 4
X APH 4
X APH 4
X APH 4
X APH 4
X APH 4
X APH 4
X APH 4
X APH 4
X APH 4
X APH 4
X APH 4
X APH 4
X APH 4
X APH 4
X APH 4
X APH 4
X APH 4
X APH 4
X APH 4

82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122

Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki

X APH 4
X APH 4
X APH 4
X APH 4
X APH 4
X APH 4
X APH 4
X APH 4
X APH 5
X APH 5
X APH 5
X APH 5
X APH 5
X APH 5
X APH 5
X APH 5
X APH 5
X APH 5
X APH 5
X APH 5
X APH 5
X APH 5
X APH 5
X APH 5
X APH 5
X APH 5
X APH 5
X APH 5
X APH 5
X APH 5
X APH 5
X APH 5
X APH 5
X APH 5
X APH 5
X APH 5
X APH 5
X APH 5
X APH 5
X APH 5
X APH 5

123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163

Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan

X APH 5
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 2
XII APH 3
XII APH 3
XII APH 3
XII APH 3
XII APH 3

164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204

Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan

XII APH 3
XII APH 3
XII APH 3
XII APH 3
XII APH 3
XII APH 3
XII APH 3
XII APH 3
XII APH 3
XII APH 3
XII APH 3
XII APH 3
XII APH 3
XII APH 3
XII APH 3
XII APH 3
XII APH 3
XII APH 3
XII APH 3
XII APH 3
XII APH 3
XII APH 3
XII APH 3
XII APH 3
XII APH 3
XII APH 3
XII APH 3
XII APH 3
XII APH 4
XII APH 4
XII APH 4
XII APH 4
XII APH 4
XII APH 4
XII APH 4
XII APH 4
XII APH 4
XII APH 4
XII APH 4
XII APH 4
XII APH 4

205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245

Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan

XII APH 4
XII APH 4
XII APH 4
XII APH 4
XII APH 4
XII APH 4
XII APH 4
XII APH 4
XII APH 4
XII APH 4
XII APH 4
XII APH 4
XII APH 4
XII APH 4
XII APH 4
XII APH 4
XII APH 4
XII APH 4
XII APH 4
XII APH 4
XII APH 4
XII APH 4
XII APH 4
XII APH 5
XII APH 5
XII APH 5
XII APH 5
XII APH 5
XII APH 5
XII APH 5
XII APH 5
XII APH 5
XII APH 5
XII APH 5
XII APH 5
XII APH 5
XII APH 5
XII APH 5
XII APH 5
XII APH 5
XII APH 5

246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
286

Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan

XII APH 5
XII APH 5
XII APH 5
XII APH 5
XII APH 5
XII APH 5
XII APH 5
XII APH 5
XII APH 5
XII UPW 2
XII UPW 2
XII UPW 2
XII UPW 2
XII UPW 2
XII UPW 2
XII UPW 2
XII UPW 2
XII UPW 2
XII UPW 2
XII UPW 2
XII UPW 2
XII UPW 2
XII UPW 2
XII UPW 2
XII UPW 2
XII UPW 2
XII UPW 2
XII UPW 2
XII UPW 2
XII UPW 2
XII UPW 2
XII UPW 2
XII UPW 2
XII UPW 2
XII UPW 2
XII UPW 2
XII UPW 2
XII UPW 2
XII UPW 2
XII UPW 2
XII UPW 2

287
288
289
290
291
292
293
294
295
296
297
298
299
300
301
302
303
304
305
306
307
308
309
310
311
312
313
314
315
316
317
318
319
320
321
322
323
324
325
326
327

Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan

XII UPW 2
XII UPW 2
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII APH 1
XII UPW 1
XII UPW 1
XII UPW 1

328
329
330
331
332
333
334
335
336
337
338
339
340
341
342
343
344
345
346
347
348
349
350
351
352
353
354
355
356
357
358
359
360
361
362
363
364
365
366
367
368

Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan

XII UPW 1
XII UPW 1
XII UPW 1
XII UPW 1
XII UPW 1
XII UPW 1
XII UPW 1
XII UPW 1
XII UPW 1
XII UPW 1
XII UPW 1
XII UPW 1
XII UPW 1
XII UPW 1
XII UPW 1
XII UPW 1
XII UPW 1
XII UPW 1
XII UPW 1
XII UPW 1
XII UPW 1
XII UPW 1
XII UPW 1
XII UPW 1
XII UPW 1
XII UPW 1
XII UPW 1
XII UPW 1
XII UPW 1
XII UPW 1
X UPW 2
X UPW 2
X UPW 2
X UPW 2
X UPW 2
X UPW 2
X UPW 2
X UPW 2
X UPW 2
X UPW 2
X UPW 2

369
370
371
372
373
374
375
376
377
378
379
380
381
382
383
384
385
386
387
388
389
390
391
392
393
394
395
396
397
398
399
400
401
402
403
404
405
406
407
408
409

Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan

X UPW 2
X UPW 2
X UPW 2
X UPW 2
X UPW 2
X UPW 2
X UPW 2
X UPW 1
X UPW 1
X UPW 1
X UPW 1
X UPW 1
X UPW 1
X UPW 1
X UPW 1
X UPW 1
X UPW 1
X UPW 1
X UPW 1
X UPW 1
X UPW 1
X UPW 1
X UPW 1
X UPW 1
X UPW 1
X APH 6
X APH 6
X APH 6
X APH 6
X APH 6
X APH 6
X APH 6
X APH 6
X APH 6
X APH 6
X APH 6
X APH 6
X APH 6
X APH 6
X APH 6
X APH 6

410
411
412
413
414
415
416
417
418
419
420
421
422
423
424
425
426
427
428
429
430
431
432
433
434
435
436
437
438
439
440
441
442
443
444
445
446
447
448
449
450

Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan

X APH 6
X APH 6
X APH 6
X APH 6
X APH 6
X APH 6
X APH 6
X APH 6
X APH 6
X APH 6
X APH 6
X APH 6
X APH 6
X APH 6
X APH 6
X APH 6
X APH 6
X APH 3
X APH 3
X APH 3
X APH 3
X APH 3
X APH 3
X APH 3
X APH 3
X APH 3
X APH 3
X APH 3
X APH 3
X APH 3
X APH 3
X APH 3
X APH 3
X APH 3
X APH 3
X APH 3
X APH 3
X APH 3
X APH 3
X APH 3
X APH 3

451
452
453
454
455
456
457
458
459
460

Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki

X APH 3
X APH 3
X APH 3
X APH 3
X APH 3
X APH 3
X APH 3
X APH 3
X APH 3
X APH 3

94

LAMPIRAN 3
Skor Mentah MVPS dan Kategori Subjek

No.
Subjek
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

1
2
0
1
0
1
0
0
0
1
1
2
2
2
2
0
0
0
2
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

2
0
0
0
0
0
0
0
0
2
2
2
2
0
2
0
0
1
2
2
0
1
0
2
0
2
0
1
0
0
2
2
2
2
2
2
0
0
1

2
2
2
0
0
0
2
2
0
0
1
2
2
0
2
0
0
2
2
2
2
2
2
0
1
2
1
1
0
0
0
0
2
2
0
2
0
0
1

0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0

2
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
2
1
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0

1
1
0
0
0
0
2
2
0
1
2
2
0
0
0
1
1
0
1
2
0
0
0
0
0
2
0
0
1
1
0
0
2
0
0
2
2
0
1

2
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
2
0
0
1
0
0
2
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
2
0
0
0
1

0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
2
0
1
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
2
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
2
2
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0

0
1
0
0
0
0
0
2
2
0
1
2
2
1
1
0
1
1
1
2
1
1
1
0
0
2
0
0
0
0
0
1
2
1
0
0
2
0
1

2
2
2
0
0
0
0
0
0
0
0
2
2
0
1
0
0
2
0
1
2
2
0
0
2
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
2
0
2
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0

0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
2
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

2
1
0
0
1
0
0
2
2
1
2
2
2
0
1
0
1
1
2
2
2
0
0
1
1
2
0
0
1
0
0
2
2
1
0
1
2
0
1

2
2
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
2
1
2
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1

Total
16
12
6
2
4
1
4
8
4
9
11
17
16
5
11
6
3
14
12
24
11
6
5
3
4
16
5
3
3
5
2
5
10
7
5
7
8
0
7

Kategori

1.335164
0.648704
-0.38099
-1.06744
-0.72421
-1.23906
-0.72421
-0.03776
-0.72421
0.13386
0.477089
1.506779
1.335164
-0.5526
0.477089
-0.38099
-0.89583
0.991934
0.648704
2.708083
0.477089
-0.38099
-0.5526
-0.89583
-0.72421
1.335164
-0.5526
-0.89583
-0.89583
-0.5526
-1.06744
-0.5526
0.305475
-0.20937
-0.5526
-0.20937
-0.03776
-1.41067
-0.20937

Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban

40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80

0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
1
2
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
2
0
0
0
0

2
0
1
2
2
2
2
2
0
1
0
0
2
2
0
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
2
1
0
2
2
0
0
1
2
0
2
0
2
0
0

1
1
1
0
2
2
2
2
1
0
2
2
2
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
2
2
0
0
1
1
2
0
0
0
0
2
0
0
0
1
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
2
2
2
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
2
0
0
0

0
0
0
2
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
2
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
2
0
2
0
0

2
1
1
1
1
0
2
2
1
0
0
0
0
1
0
1
2
1
2
0
0
0
2
2
2
0
2
0
1
2
2
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0

0
0
2
0
2
1
2
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0

0
0
1
2
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0

2
1
0
2
0
2
0
0
0
1
2
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
2
0
2
2
0
0
0

1
0
2
2
0
1
2
2
1
0
0
0
2
0
0
2
1
0
1
0
0
1
0
2
2
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
2
1
0
0
0

0
2
0
0
2
2
2
0
0
0
2
2
0
1
1
1
1
2
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
2
0
1
0
0
0
1

0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
2
1
0
1
2
0
1
0
2
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
2
0
1
0
0

2
1
1
2
2
2
2
0
1
0
0
1
2
0
2
0
0
1
1
0
1
1
1
2
2
0
1
1
1
2
2
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0

0
0
1
2
0
0
2
2
0
1
2
2
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
2
0
1
0
0

10
6
15
18
13
13
18
10
7
6
12
9
10
8
3
7
9
8
7
7
6
9
11
9
15
1
13
3
8
13
11
2
3
1
8
0
17
8
10
0
1

0.305475
-0.38099
1.163549
1.678394
0.820319
0.820319
1.678394
0.305475
-0.20937
-0.38099
0.648704
0.13386
0.305475
-0.03776
-0.89583
-0.20937
0.13386
-0.03776
-0.20937
-0.20937
-0.38099
0.13386
0.477089
0.13386
1.163549
-1.23906
0.820319
-0.89583
-0.03776
0.820319
0.477089
-1.06744
-0.89583
-1.23906
-0.03776
-1.41067
1.506779
-0.03776
0.305475
-1.41067
-1.23906

Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban

81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
2
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0

1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
2
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1

0
0
0
0
1
2
1
2
2
0
1
1
1
1
2
2
0
0
2
2
2
2
2
2
0
0
0
1
0
0
0
2
2
2
0
0
1
1
1
1
0

0
0
0
1
0
2
2
2
1
1
1
1
1
2
1
0
1
1
2
1
1
2
2
2
0
0
0
0
0
0
0
2
1
0
0
1
0
1
0
1
2

0
0
0
0
0
1
2
1
1
0
0
1
1
0
0
2
0
0
0
0
2
0
2
2
2
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1

0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
2
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1

1
0
0
1
1
2
0
2
2
0
1
1
1
0
0
2
0
0
1
1
1
0
0
2
2
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0

0
0
0
0
0
1
0
2
2
0
0
1
0
0
0
0
0
0
2
1
0
0
1
2
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
2
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1

1
0
0
0
0
2
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
2
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0

1
0
0
0
0
2
0
1
1
0
1
0
0
0
1
2
0
0
2
2
2
0
1
2
2
0
0
1
1
0
0
2
1
0
0
1
1
1
0
0
1

0
1
0
1
0
2
0
2
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
1
0
0
1
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
2
2
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
2
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1

0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
2

0
0
0
1
1
2
0
1
1
1
0
2
1
1
1
0
0
1
2
2
2
0
0
2
2
0
1
2
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
2
2

0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
2
2
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
2
1
0
0
0
0
0
1
0

4
1
0
4
3
19
6
18
14
2
6
12
6
6
7
10
1
3
16
17
15
5
10
22
8
2
3
7
4
0
0
15
13
6
2
9
3
6
1
9
13

-0.72421
-1.23906
-1.41067
-0.72421
-0.89583
1.850009
-0.38099
1.678394
0.991934
-1.06744
-0.38099
0.648704
-0.38099
-0.38099
-0.20937
0.305475
-1.23906
-0.89583
1.335164
1.506779
1.163549
-0.5526
0.305475
2.364853
-0.03776
-1.06744
-0.89583
-0.20937
-0.72421
-1.41067
-1.41067
1.163549
0.820319
-0.38099
-1.06744
0.13386
-0.89583
-0.38099
-1.23906
0.13386
0.820319

Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban

122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162

0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

1
1
0
1
0
0
0
0
2
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
2
0
2
0
1
1
0
0
0
0
2
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0

2
1
1
1
2
0
2
0
2
0
2
0
0
2
2
2
2
2
2
0
2
2
2
0
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
0
0
2
2
2
0
0

1
0
1
1
0
0
0
0
2
0
1
0
0
1
2
2
2
2
2
1
2
2
2
0
1
2
2
2
2
2
2
2
0
2
1
2
2
2
2
0
1

0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0

1
1
0
1
0
0
0
0
2
0
2
0
0
1
1
1
0
0
0
0
2
0
2
0
2
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1

0
0
0
1
0
0
0
0
2
0
2
0
0
2
2
1
2
2
0
0
2
0
2
0
2
0
0
0
0
0
2
2
0
2
0
2
2
2
1
0
1

0
0
2
1
1
0
1
0
2
2
0
0
0
0
1
1
2
2
0
0
1
0
2
0
0
2
0
0
0
0
1
2
0
2
0
2
2
0
0
0
1

0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
2
0
0
2
2
2
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
1
0
0
0
0
2

1
0
2
1
0
0
0
0
2
2
2
0
0
0
2
1
0
0
1
1
2
2
2
0
1
0
0
0
1
1
2
0
0
2
0
0
0
1
2
1
1

0
0
0
1
0
0
0
0
2
0
2
0
0
0
1
1
2
2
0
1
2
2
2
0
1
1
2
2
2
2
2
2
0
2
0
2
2
2
0
0
1

0
0
2
1
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
2
2
2
0
0
1
2
2
0
0
2
0
0
0
0
2
2
0
2
0
0
0
0
2
0
0

0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
2
2
0
0
2
2
2
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0

1
0
0
2
0
0
0
0
2
0
2
0
0
0
1
1
0
0
1
1
2
2
2
1
2
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
2
1
0

1
1
2
2
0
0
0
1
2
0
2
0
0
1
2
1
2
2
0
2
2
2
2
0
2
2
2
2
2
2
2
2
0
2
0
0
2
0
1
2
2

0
0
2
2
0
0
0
0
2
2
2
0
0
0
1
1
2
2
0
2
2
2
2
0
0
1
2
2
2
2
2
0
0
2
0
0
2
2
2
0
1

8
6
12
18
3
0
3
1
27
6
19
0
0
8
19
15
19
21
6
8
26
20
28
1
14
15
10
10
13
11
23
20
2
18
1
9
14
11
16
4
11

-0.03776
-0.38099
0.648704
1.678394
-0.89583
-1.41067
-0.89583
-1.23906
3.222928
-0.38099
1.850009
-1.41067
-1.41067
-0.03776
1.850009
1.163549
1.850009
2.193238
-0.38099
-0.03776
3.051313
2.021623
3.394543
-1.23906
0.991934
1.163549
0.305475
0.305475
0.820319
0.477089
2.536468
2.021623
-1.06744
1.678394
-1.23906
0.13386
0.991934
0.477089
1.335164
-0.72421
0.477089

Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Korban
Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban

163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203

0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
2

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
2
0
2
2
0
0
0
2
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0

0
0
2
2
2
0
1
0
2
1
0
2
0
0
1
1
0
2
0
2
1
0
2
2
2
2
1
1
0
0
1
1
0
2
1
0
0
2
0
0
2

0
0
0
0
1
2
0
0
2
0
2
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
2
1
0
0
1
0
0
1
2
2
0
0
0
0
2
1
1

0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
2
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
2

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
1
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0

0
0
0
0
0
0
1
0
2
0
0
2
0
0
0
0
0
1
0
0
2
0
2
1
2
2
0
1
0
0
0
1
0
0
2
0
0
0
0
0
1

0
0
1
0
1
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
1
2
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
2
0
1

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
2
0
1
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
1

0
0
0
0
1
0
1
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
2

0
0
0
0
1
0
1
0
2
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
1
1
2
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
2
1
0
0

0
0
2
0
0
0
0
0
2
0
2
2
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
2
2
1
2
1
0
1
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
2

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
2

0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
2
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1

0
2
2
2
1
1
0
2
2
0
2
0
0
0
2
2
1
0
0
0
1
0
2
0
2
2
0
1
2
0
0
2
2
0
1
0
0
2
2
2
2

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
1
0
2

0
2
7
4
10
3
4
2
16
1
6
12
0
1
3
3
2
3
0
2
11
0
22
8
22
22
5
4
4
6
2
7
6
4
13
0
0
7
12
4
21

-1.41067
-1.06744
-0.20937
-0.72421
0.305475
-0.89583
-0.72421
-1.06744
1.335164
-1.23906
-0.38099
0.648704
-1.41067
-1.23906
-0.89583
-0.89583
-1.06744
-0.89583
-1.41067
-1.06744
0.477089
-1.41067
2.364853
-0.03776
2.364853
2.364853
-0.5526
-0.72421
-0.72421
-0.38099
-1.06744
-0.20937
-0.38099
-0.72421
0.820319
-1.41067
-1.41067
-0.20937
0.648704
-0.72421
2.193238

Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban

204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244

0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
1
1
2
0
0
0
0
0
1
0
0
2
1
2
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1

2
2
2
1
2
0
0
2
2
1
2
1
2
1
0
1
0
2
2
2
1
2
0
2
1
0
2
2
1
0
0
0
2
1
2
2
0
1
2
2
2

0
2
2
2
1
1
0
1
0
0
0
0
2
0
1
2
0
0
0
0
0
2
1
2
1
0
0
0
0
0
2
0
0
2
2
2
2
1
1
1
2

0
0
1
1
1
1
0
2
0
1
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
2
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
1
0
0
2
0
0
0
2
0
1
2
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
2
1
0
1
0
0
0
0

2
2
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
2
1
0
1
0
1
0
1
1
0
2
1
0
0
2
2
0
2
1
0
0
2
2
2
2
1
2
0
2

0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
0
2
2
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
2
0
1
2
0
0
1
0
2
0
0
0
0
2

1
0
0
2
0
0
1
0
1
2
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
2
2
0
0
2
0
1

2
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
2
0
1
0
0

2
2
0
2
0
0
0
1
0
1
2
0
2
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
2
0
0
1
2
2
2
1
1
0
2

0
2
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
2
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
1
0
0

2
0
0
0
0
2
0
0
1
1
0
0
2
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0

0
2
0
1
0
2
0
2
0
1
0
0
2
2
1
1
0
0
1
1
2
0
2
2
0
0
2
2
0
2
2
0
0
1
2
2
2
1
2
0
2

0
2
1
1
0
2
0
0
0
1
0
2
2
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
2
1
0
1
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
2

11
14
9
14
6
10
2
11
7
14
4
5
26
4
8
12
0
4
5
9
9
4
6
12
2
2
14
14
1
8
11
0
2
14
14
16
14
5
13
4
16

0.477089
0.991934
0.13386
0.991934
-0.38099
0.305475
-1.06744
0.477089
-0.20937
0.991934
-0.72421
-0.5526
3.051313
-0.72421
-0.03776
0.648704
-1.41067
-0.72421
-0.5526
0.13386
0.13386
-0.72421
-0.38099
0.648704
-1.06744
-1.06744
0.991934
0.991934
-1.23906
-0.03776
0.477089
-1.41067
-1.06744
0.991934
0.991934
1.335164
0.991934
-0.5526
0.820319
-0.72421
1.335164

Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban

245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
1
0
0
2
1
0
2
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
1
2
1
1

2
2
2
0
0
1
0
0
2
1
0
2
2
2
1
0
0
0
2
0
2
1
0
0
0
0
0
1
0
1
2
0
2
0
2
2
0
2
2
2
1

2
2
2
0
0
0
0
0
2
1
2
1
1
1
0
0
2
0
0
0
1
0
1
0
0
0
2
0
0
1
2
2
1
0
2
2
0
2
1
1
0

0
0
0
0
0
0
1
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0

1
1
0
0
0
0
0
0
2
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
2
0
0
1
1
1
1

2
2
0
2
2
1
1
2
2
0
0
2
1
1
0
0
0
2
1
0
2
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
2
2
0
0
1
1
1

2
2
1
0
0
0
1
0
2
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
2
2
0
0
0
1
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
2
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
2
0
0

0
0
0
0
0
0
1
0
2
0
0
2
2
0
0
1
1
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
2
1
1

1
0
0
0
0
0
0
0
2
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
2
0
0
1
0
0
0
0
2
1
0
0
2
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
1
0
2
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1

2
2
2
2
2
1
2
2
2
0
0
2
1
0
0
1
1
0
1
0
2
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
2
2
0
2
2
2
1

2
0
0
0
0
0
2
0
2
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
2
1
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
2
2
0
0
2
0
0
0

14
11
7
4
4
4
9
4
28
4
2
13
10
6
1
3
8
2
6
3
16
4
4
0
0
0
5
1
1
14
8
5
6
7
20
9
1
10
19
10
7

0.991934
0.477089
-0.20937
-0.72421
-0.72421
-0.72421
0.13386
-0.72421
3.394543
-0.72421
-1.06744
0.820319
0.305475
-0.38099
-1.23906
-0.89583
-0.03776
-1.06744
-0.38099
-0.89583
1.335164
-0.72421
-0.72421
-1.41067
-1.41067
-1.41067
-0.5526
-1.23906
-1.23906
0.991934
-0.03776
-0.5526
-0.38099
-0.20937
2.021623
0.13386
-1.23906
0.305475
1.850009
0.305475
-0.20937

Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban

286
287
288
289
290
291
292
293
294
295
296
297
298
299
300
301
302
303
304
305
306
307
308
309
310
311
312
313
314
315
316
317
318
319
320
321
322
323
324
325
326

0
0
0
1
1
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0

2
0
0
0
0
0
2
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
2
0
0
0
2
0
0
1
2

0
2
0
0
2
0
2
2
2
2
2
1
1
1
1
0
0
0
0
2
0
0
1
1
1
2
2
1
1
1
0
1
2
1
1
1
1
1
2
1
2

0
1
0
2
2
0
1
0
0
0
0
0
1
0
2
0
2
2
2
1
1
2
2
0
0
1
2
0
0
0
0
1
2
1
1
1
0
2
2
0
0

1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
2
0
0
0
2

2
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
2

0
0
0
0
0
0
2
2
2
0
2
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
2
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
2
0
0
0

0
2
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
2
0
0
1
0

0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
2

0
0
0
2
0
0
2
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
2
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
2
2

1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
2
2
1
0
2
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
2
1
0
0
2
0
2
2
0

0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
2

0
2
0
2
2
0
2
2
2
0
1
1
1
1
2
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
2
2
2
1
0
2
1
0
2
2

0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
2
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0

6
8
0
7
10
0
19
8
8
3
11
6
9
5
11
0
4
5
5
9
7
8
8
2
5
13
7
3
3
1
2
7
13
11
5
2
16
8
7
10
16

-0.38099
-0.03776
-1.41067
-0.20937
0.305475
-1.41067
1.850009
-0.03776
-0.03776
-0.89583
0.477089
-0.38099
0.13386
-0.5526
0.477089
-1.41067
-0.72421
-0.5526
-0.5526
0.13386
-0.20937
-0.03776
-0.03776
-1.06744
-0.5526
0.820319
-0.20937
-0.89583
-0.89583
-1.23906
-1.06744
-0.20937
0.820319
0.477089
-0.5526
-1.06744
1.335164
-0.03776
-0.20937
0.305475
1.335164

Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban

327
328
329
330
331
332
333
334
335
336
337
338
339
340
341
342
343
344
345
346
347
348
349
350
351
352
353
354
355
356
357
358
359
360
361
362
363
364
365
366
367

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
2
2
0
1
2
0
1
1
0
2
2
0
2
2
2
0
2
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
2
0
2
1
0
0
1
1
0
0
0
0

0
1
2
2
2
2
0
2
0
1
2
2
2
2
2
2
2
0
1
0
2
0
0
2
0
0
0
1
2
2
0
0
2
0
2
2
2
1
0
2
0

0
0
0
0
2
1
0
0
0
2
2
0
0
0
0
0
0
0
2
0
2
0
2
0
1
2
0
0
2
2
0
0
2
0
0
2
2
1
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
1
2
0
1
2
0
1
2
0
0
1
0
1
0
1
0
2
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0

0
0
0
2
0
1
2
0
0
2
0
0
2
2
2
2
0
2
0
0
2
2
1
1
0
0
1
1
0
2
0
0
0
0
2
0
1
1
1
2
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
1
0
0
0
0
0
0
2
1
0
2
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0

0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
2
0
0
0
1
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0

0
0
0
0
0
1
2
0
2
0
1
2
0
2
0
0
0
0
0
0
2
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0

0
0
0
2
0
0
0
0
0
2
1
2
0
0
0
2
0
0
0
0
2
2
0
1
0
2
0
0
0
1
0
1
2
0
0
1
1
0
0
2
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
2
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
2
0
1
2
0
2
0
0
0

0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
1
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0

0
0
0
2
0
1
2
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0

0
0
2
0
2
1
2
0
2
2
2
2
2
0
2
1
0
2
2
2
2
2
2
2
0
1
0
1
0
2
2
1
2
0
0
1
1
0
1
2
2

0
0
0
0
0
0
0
0
1
2
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
2
1
0
0
0
0
0

0
1
7
12
7
9
13
2
9
18
12
16
9
6
9
12
5
10
15
2
21
6
8
6
3
5
2
6
4
17
3
5
12
0
7
13
12
6
3
11
2

-1.41067
-1.23906
-0.20937
0.648704
-0.20937
0.13386
0.820319
-1.06744
0.13386
1.678394
0.648704
1.335164
0.13386
-0.38099
0.13386
0.648704
-0.5526
0.305475
1.163549
-1.06744
2.193238
-0.38099
-0.03776
-0.38099
-0.89583
-0.5526
-1.06744
-0.38099
-0.72421
1.506779
-0.89583
-0.5526
0.648704
-1.41067
-0.20937
0.820319
0.648704
-0.38099
-0.89583
0.477089
-1.06744

Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban

368
369
370
371
372
373
374
375
376
377
378
379
380
381
382
383
384
385
386
387
388
389
390
391
392
393
394
395
396
397
398
399
400
401
402
403
404
405
406
407
408

0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
2
1
0
2
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
1
0
0
0
0
1
2
1
1
1
1
1
1
0
1
2
2
0
0
0
2
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
2
2
0
1
0
0
1
0

0
2
0
1
0
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
0
2
2
0
2
2
1
1
2
2
2
2
0
1
2
0
0
1
2
2
0
0
2
2

0
2
1
1
0
1
2
1
0
2
2
0
2
2
0
2
2
1
2
2
0
2
0
0
0
0
2
0
2
0
0
2
0
1
2
1
0
0
0
2
1

0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0

1
0
0
0
0
0
2
0
1
0
0
1
2
0
0
0
0
0
0
0
1
2
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0

0
2
0
0
0
0
0
1
2
0
0
2
2
2
1
2
0
0
1
1
0
1
0
0
1
2
1
2
0
1
1
0
0
0
2
0
2
0
0
0
1

0
0
1
1
0
0
0
0
2
2
2
2
2
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
1
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
2
0
0
0
0
2
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

1
2
0
0
0
0
0
0
1
1
1
2
1
0
0
0
2
0
2
1
1
0
2
0
0
0
1
0
2
0
0
0
1
2
0
0
1
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
2
1
1
2
2
2
0
0
2
2
1
1
0
2
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
2
2
0
1
0
0
1
1

0
0
1
0
0
0
0
1
0
2
1
0
0
2
1
2
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
2
0
0
2
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0

1
2
0
0
0
0
2
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
2
0
2
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0

1
2
0
1
0
0
2
1
2
1
1
2
2
0
2
0
0
2
1
2
1
2
0
1
0
2
2
1
2
2
0
2
1
2
2
0
2
0
0
0
2

0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0

4
13
4
4
0
3
11
10
17
14
11
17
17
16
7
11
14
8
12
10
3
20
4
8
2
9
9
9
12
7
2
8
2
13
17
4
13
0
0
7
7

-0.72421
0.820319
-0.72421
-0.72421
-1.41067
-0.89583
0.477089
0.305475
1.506779
0.991934
0.477089
1.506779
1.506779
1.335164
-0.20937
0.477089
0.991934
-0.03776
0.648704
0.305475
-0.89583
2.021623
-0.72421
-0.03776
-1.06744
0.13386
0.13386
0.13386
0.648704
-0.20937
-1.06744
-0.03776
-1.06744
0.820319
1.506779
-0.72421
0.820319
-1.41067
-1.41067
-0.20937
-0.20937

Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban

409
410
411
412
413
414
415
416
417
418
419
420
421
422
423
424
425
426
427
428
429
430
431
432
433
434
435
436
437
438
439
440
441
442
443
444
445
446
447
448
449

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0

1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
2
1
1
0
0
0
0
2
1
0
0
1
1
2
0
2
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1

1
2
1
2
2
0
2
2
1
2
1
2
2
2
2
2
0
0
1
1
2
2
2
0
0
1
2
2
0
1
0
0
2
1
0
0
2
2
2
0
2

0
0
0
2
0
0
2
2
0
2
1
2
2
2
2
0
2
0
2
1
2
2
2
2
2
1
2
0
0
0
1
0
0
1
2
0
2
2
2
2
2

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
2
0
0
1
0
2
0
0
2
0
2
1
0
0
2
0
2
0
1
0
0
0
1
0
0

1
0
0
2
0
0
0
2
0
1
1
1
1
1
2
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1

1
0
0
2
2
1
2
0
0
0
1
2
0
1
2
0
0
0
0
0
1
2
1
0
0
0
1
2
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
2
0
0

0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
2
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
2
0
1

1
0
0
2
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
2
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0

1
0
0
0
2
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
2
0
0
2
0
1
2
0
0
0
2
1
0
1
0
0
0
2
0
0

1
0
0
2
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
2
0
0
0
0
1
0
0
1
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
1
1
2
0
0

0
0
0
1
2
0
0
2
0
0
0
0
2
2
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
2
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
2
0
1

0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0

1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
2
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0

1
0
0
2
1
2
2
2
1
0
0
1
2
2
2
0
2
0
1
0
2
2
2
0
2
1
2
2
1
1
2
2
0
1
2
0
2
2
2
0
2

0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
2
0
0
1
0
1
0
2
2
0
1
2
0
0
0
0
0
0
0
2
0
1

9
2
2
18
13
5
11
14
3
7
7
14
10
13
14
2
8
0
11
10
10
16
15
3
16
5
17
20
3
3
11
4
7
3
8
1
10
9
20
4
11

0.13386
-1.06744
-1.06744
1.678394
0.820319
-0.5526
0.477089
0.991934
-0.89583
-0.20937
-0.20937
0.991934
0.305475
0.820319
0.991934
-1.06744
-0.03776
-1.41067
0.477089
0.305475
0.305475
1.335164
1.163549
-0.89583
1.335164
-0.5526
1.506779
2.021623
-0.89583
-0.89583
0.477089
-0.72421
-0.20937
-0.89583
-0.03776
-1.23906
0.305475
0.13386
2.021623
-0.72421
0.477089

Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban

450
451
452
453
454
455
456
457
458
459
460

0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
2

1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1

1
2
2
2
2
2
0
2
2
2
0

2
0
0
2
1
0
2
0
0
0
0

0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
2

1
2
1
0
0
0
0
0
0
0
0

2
2
2
2
0
2
0
0
1
1
0

1
0
0
1
2
1
0
0
0
0
1

0
0
1
0
2
0
0
0
0
0
1

0
0
0
2
0
1
1
0
0
0
0

2
2
0
2
0
2
0
0
1
0
2

2
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0

0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
2

1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

2
2
1
2
2
2
2
2
2
1
2

1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0

16
10
8
16
13
11
5
4
6
4
13

1.335164
0.305475
-0.03776
1.335164
0.820319
0.477089
-0.5526
-0.72421
-0.38099
-0.72421
0.820319

Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban
Bukan Korban

107

LAMPIRAN 4
Skor Mentah dan Norma Harga Diri

No. Subjek
1
12
13
20
26
42
43
46
64
76
86
88
99
100
101
104
112
125
130
132
136
137
138
139
142
143
144
147
152
153
155
160
171
185
187
188
203
216
239
244

1
3
2
2
2
2
3
3
4
2
4
4
3
4
2
4
3
2
3
3
3
2
4
3
3
2
3
2
2
3
4
3
2
3
2
2
2
4
2
2
3

2
2
2
3
2
3
1
3
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
3
2
2
3
4
3
2
3
3
3
2
1
3
3
3
2
2
2
3
2
1
3
2

3
3
4
3
3
3
4
3
3
4
3
4
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
2
4
4
4
3
2
4
3
4
2
3
3
3

4
2
4
3
3
3
3
2
4
3
4
3
2
4
2
3
2
3
3
4
4
3
4
3
2
3
3
3
2
3
4
3
2
3
3
3
4
2
4
3
2

5
3
4
2
2
2
3
2
3
1
3
4
2
3
3
2
3
1
3
1
3
2
3
2
3
2
3
2
3
3
3
4
3
2
3
3
2
1
1
3
3

6
2
4
3
1
2
3
2
3
1
3
4
2
3
3
1
3
3
2
2
3
2
4
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
3
2
3
2
1
3
2

7
3
4
3
2
2
3
3
4
2
3
4
3
4
2
4
3
3
3
4
3
3
4
2
3
4
2
4
3
3
4
3
2
3
4
2
3
4
1
1
2

8
2
3
2
2
1
1
2
4
1
4
2
2
1
2
1
2
2
2
2
2
1
4
2
2
2
2
1
2
1
3
3
2
1
2
2
4
2
1
4
2

9 10
3
3
4
4
3
3
2
4
3
4
3
4
4
1
3
4
3
2
4
4
4
3
3
3
3
4
2
3
3
4
3
4
3
2
3
3
3
4
3
4
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
4
2
4
3
3
4
4
3
3
3
4
3
3
1
3
4
2
3
3

Total
26
35
27
23
25
28
25
35
21
34
34
25
32
25
28
28
24
28
28
30
26
39
27
27
28
28
27
25
27
35
32
25
24
31
25
32
25
18
28
25

z
-0.41302
1.773567
-0.17007
-1.14189
-0.65598
0.072886
-0.65598
1.773567
-1.62779
1.530612
1.530612
-0.65598
1.044704
-0.65598
0.072886
0.072886
-0.89893
0.072886
0.072886
0.558795
-0.41302
2.745384
-0.17007
-0.17007
0.072886
0.072886
-0.17007
-0.65598
-0.17007
1.773567
1.044704
-0.65598
-0.89893
0.801749
-0.65598
1.044704
-0.65598
-2.35666
0.072886
-0.65598

Norma
Rendah
Tinggi
Rendah
Rendah
Rendah
Tinggi
Rendah
Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
Rendah
Rendah
Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Rendah
Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Tinggi
Rendah
Tinggi
Rendah
Rendah
Tinggi
Rendah

253
265
279
283
292
322
326
336
338
345
347
356
376
379
380
381
389
402
412
430
431
433
435
436
447
450
453

3
2
2
1
3
4
3
3
2
4
3
2
1
1
3
3
2
2
3
3
3
2
3
4
2
4
2

2
2
1
2
2
3
3
2
2
4
2
2
1
1
2
3
2
3
3
2
2
3
1
2
2
2
3

3
3
3
4
4
3
3
3
3
4
4
3
3
3
2
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
4
3

3
3
3
4
4
4
3
3
3
4
3
2
2
2
2
3
2
4
3
3
2
3
2
1
3
4
3

2
3
4
2
2
3
3
2
2
2
3
3
2
2
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
3
2
3

2
2
4
3
1
1
2
2
2
3
2
3
2
2
4
4
2
4
4
2
3
3
2
4
2
4
4

3
3
3
3
4
2
4
3
2
1
4
3
1
3
2
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
2
4

1
2
2
2
1
2
3
2
2
2
2
3
2
2
2
4
2
4
4
2
1
2
1
1
1
1
1

2
3
3
3
4
3
4
3
2
4
3
3
1
1
4
4
2
3
3
3
3
2
4
4
3
3
3

3
3
3
4
3
4
3
3
3
4
4
4
2
2
2
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
4
3

24
26
28
28
28
29
31
26
23
32
30
28
17
19
26
34
24
33
34
27
28
28
25
29
25
30
29

-0.89893
-0.41302
0.072886
0.072886
0.072886
0.315841
0.801749
-0.41302
-1.14189
1.044704
0.558795
0.072886
-2.59961
-2.1137
-0.41302
1.530612
-0.89893
1.287658
1.530612
-0.17007
0.072886
0.072886
-0.65598
0.315841
-0.65598
0.558795
0.315841

Rendah
Rendah
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Rendah
Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinggi

110

LAMPIRAN 5
Skor Mentah dan Norma Faktor Protektif

No.
Subjek
1
12
13
20
26
42
43
46
64
76
86
88
99
100
101
104
112
125
130
132
136
137
138
139
142
143
144
147
152
153
155
160
171
185
187
188
203
216
239

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
3
5
4
1
2
2
3
4
1
3
4
2
3
3
3
3
4
2
1
4
3
4
3
3
4
4
4
2
3
2
5
3
2
3
2
3
3
2
2

2
3
4
2
2
3
2
4
3
4
1
3
2
2
2
1
2
2
4
3
1
3
3
3
1
1
1
4
4
3
3
3
3
2
2
3
3
1
1

2
5
4
1
3
3
3
4
1
5
3
4
3
2
1
4
2
2
2
2
3
4
3
3
1
4
1
4
3
4
2
2
4
1
2
1
3
2
2

2
5
3
3
3
3
3
3
1
4
2
3
2
2
2
2
2
3
2
4
3
4
3
4
2
2
2
4
3
2
4
3
2
2
3
1
3
3
4

3
5
3
3
4
4
3
1
3
5
4
3
3
4
2
3
2
3
5
4
5
4
4
4
3
3
3
3
4
4
2
4
3
5
4
5
3
2
1

3
5
3
2
3
5
3
4
2
5
3
3
3
3
2
3
4
3
3
4
3
4
4
3
4
3
4
3
3
4
3
4
3
5
3
5
3
5
2

3
5
3
3
4
5
3
4
3
3
3
3
3
3
4
4
4
5
2
3
5
3
4
3
5
4
5
3
5
5
4
3
3
3
3
2
3
5
2

3
5
4
4
4
5
3
5
5
3
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
5
5
3
4
5
4
5
4
3
3
4
4
3
5
3
4
3
5
2

4
5
4
5
5
4
3
5
5
5
4
2
4
5
5
5
4
4
5
5
5
5
3
4
5
5
5
5
3
5
5
5
4
2
4
3
3
5
5

5
5
4
5
5
4
4
4
5
5
4
3
4
5
5
4
4
4
4
5
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
3
3
5
5

5
5
4
5
5
4
4
3
5
5
4
2
4
5
3
4
3
3
5
4
5
5
4
4
5
3
5
5
4
5
4
5
4
5
4
3
3
5
5

3
4
4
5
5
3
4
4
5
2
3
3
4
4
5
4
3
3
4
4
5
3
2
4
5
3
5
5
4
4
4
5
4
5
3
5
3
5
2

2
4
2
4
3
3
3
4
2
5
4
3
3
4
3
3
4
4
5
4
3
5
3
4
3
3
3
2
3
3
4
4
3
5
3
5
3
1
2

2
3
2
5
4
3
3
4
2
5
4
4
3
4
5
3
3
3
4
4
5
3
3
4
3
3
3
3
4
4
3
3
3
5
2
5
3
1
2

3
5
2
4
4
3
4
5
5
5
4
4
3
3
5
3
3
5
2
3
5
3
3
4
3
3
3
4
5
5
4
3
4
5
2
5
3
1
2

3
4
3
3
4
5
4
4
2
5
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
5
3
3
4
3
3
3
3
4
5
5
4
3
5
3
4
3
4
2

Total
48
73
53
55
60
59
52
62
50
69
56
50
52
58
55
54
51
54
55
61
66
63
52
59
57
53
57
59
60
63
61
60
52
63
48
57
48
52
41

Norma

-1.24416
2.925284
-0.41027
-0.07672
0.757171
0.590394
-0.57705
1.090727
-0.91061
2.258172
0.09006
-0.91061
-0.57705
0.423616
-0.07672
-0.2435
-0.74383
-0.2435
-0.07672
0.923949
1.757839
1.257505
-0.57705
0.590394
0.256838
-0.41027
0.256838
0.590394
0.757171
1.257505
0.923949
0.757171
-0.57705
1.257505
-1.24416
0.256838
-1.24416
-0.57705
-2.41161

Rendah
Tinggi
Rendah
Rendah
Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Tinggi
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
Rendah
Tinggi
Rendah
Rendah
Rendah

244
253
265
279
283
292
322
326
336
338
345
347
356
376
379
380
381
389
402
412
430
431
433
435
436
447
450
453

2
3
3
2
3
1
1
3
3
3
4
3
3
1
1
3
2
3
2
2
2
1
2
4
3
3
2
4

2
1
2
2
3
5
3
2
2
1
1
2
3
1
1
2
3
3
4
2
2
2
3
2
5
3
2
2

3
1
2
4
3
3
1
2
2
1
3
1
2
1
1
3
3
3
1
2
4
2
2
5
4
2
4
4

2
1
3
4
3
3
2
2
2
1
2
4
2
3
3
3
3
4
3
2
4
2
4
3
5
2
4
4

3
2
3
4
3
4
5
4
3
3
4
4
5
3
3
3
4
2
5
4
4
4
4
2
4
2
4
3

3
3
3
4
3
3
5
3
3
1
3
3
4
4
2
3
4
2
3
4
3
3
4
4
5
3
3
3

3
3
3
4
3
3
5
5
3
3
4
4
5
3
3
3
5
3
1
4
4
4
3
5
5
4
4
4

3
5
3
3
3
4
4
5
4
4
5
5
3
3
4
4
3
4
3
5
4
3
4
3
4
4
2
3

4
5
4
4
3
5
3
4
3
5
5
3
5
5
5
4
4
4
5
4
4
4
3
5
4
4
5
4

4
5
4
4
3
5
5
4
2
5
5
5
5
5
5
4
5
4
5
4
3
4
4
5
5
5
2
4

4
5
4
4
3
5
1
4
3
4
5
5
5
5
5
4
4
5
5
4
4
3
3
4
4
3
4
4

4
5
4
4
3
4
4
3
3
4
4
5
5
5
5
3
3
4
2
4
4
4
4
4
3
3
4
4

2
5
3
1
3
3
5
5
2
2
3
3
5
1
1
3
5
3
3
5
2
4
4
5
5
3
2
3

3
5
4
4
3
5
3
4
3
2
3
3
3
5
1
3
4
4
4
4
2
3
3
5
2
3
1
3

3
5
4
2
3
5
5
5
2
3
2
3
3
5
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
2
4

4
4
4
4
3
2
2
4
3
4
4
3
5
3
4
3
4
3
5
4
3
3
4
5
1
3
2
4

49
58
53
54
48
60
54
59
43
46
57
56
63
53
47
51
60
55
55
58
53
50
55
65
62
50
47
57

-1.07738
0.423616
-0.41027
-0.2435
-1.24416
0.757171
-0.2435
0.590394
-2.07805
-1.57772
0.256838
0.09006
1.257505
-0.41027
-1.41094
-0.74383
0.757171
-0.07672
-0.07672
0.423616
-0.41027
-0.91061
-0.07672
1.591061
1.090727
-0.91061
-1.41094
0.256838

Rendah
Tinggi
Rendah
Rendah
Rendah
Tinggi
Rendah
Tinggi
Rendah
Rendah
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Rendah
Tinggi
Rendah
Rendah
Tinggi
Rendah
Rendah
Rendah
Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Tinggi

113

LAMPIRAN 6
Hasil Uji SPSS

1. Uji Reliabilitas MVPS


Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha

N
.815

16

Item-Total Statistics
Corrected Item-

Cronbach's

Scale Mean if

Scale Variance

Total

Alpha if Item

Item Deleted

if Item Deleted

Correlation

Deleted

Aitem1

8.10

32.850

.208

.815

Aitem2

7.74

30.180

.434

.804

Aitem3

7.07

29.049

.430

.805

Aitem4

7.33

28.939

.442

.804

Aitem5

7.95

31.695

.281

.813

Aitem6

7.87

30.783

.405

.806

Aitem7

7.49

28.895

.484

.800

Aitem8

7.80

29.902

.476

.801

Aitem9

7.97

30.905

.420

.805

Aitem10

7.80

30.608

.381

.807

Aitem11

7.57

28.363

.576

.793

Aitem12

7.75

30.213

.383

.808

Aitem13

8.03

31.463

.387

.808

Aitem14

7.89

31.053

.373

.808

Aitem15

7.14

28.550

.510

.798

Aitem16

7.79

29.854

.463

.802

Scale: Physical Victimization


Reliability Statistics
Cronbach's Alpha

N of Items

.561

Item-Total Statistics
Scale Mean if

Scale Variance if

Corrected Item-

Cronbach's Alpha

Item Deleted

Item Deleted

Total Correlation

if Item Deleted

Aitem1

.71

1.471

.308

.524

Aitem5

.56

1.180

.295

.540

Aitem9

.58

1.129

.370

.468

Aitem13

.64

1.177

.433

.416

Scale: Social Manipulation


Reliability Statistics
Cronbach's Alpha

N of Items

.653

Item-Total Statistics
Scale Mean if

Scale Variance if

Corrected Item-

Cronbach's Alpha

Item Deleted

Item Deleted

Total Correlation

if Item Deleted

Aitem2

1.10

2.039

.411

.602

Aitem6

1.23

2.011

.529

.521

Aitem10

1.16

2.260

.292

.683

Aitem14

1.25

2.038

.529

.523

Scale: Verbal Victimization


Reliability Statistics
Cronbach's Alpha

N of Items

.696

Item-Total Statistics
Scale Mean if

Scale Variance if

Corrected Item-

Cronbach's Alpha

Item Deleted

Item Deleted

Total Correlation

if Item Deleted

Aitem3

2.45

3.808

.407

.680

Aitem7

2.87

3.583

.543

.592

Aitem11

2.95

3.739

.520

.609

Aitem15

2.52

3.749

.459

.646

Scale: Attack on Properties


Reliability Statistics
Cronbach's Alpha

N of Items

.688

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Scale Variance if

Corrected Item-

Cronbach's Alpha

Item Deleted

Item Deleted

Total Correlation

if Item Deleted

Aitem4

1.32

2.716

.448

.648

Aitem8

1.79

3.162

.484

.618

Aitem12

1.75

2.950

.501

.604

Aitem16

1.78

3.132

.470

.625

2. Uji Reliabilitas RSES


Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha

N
.726

10

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if

Scale Variance if Corrected Item-

Alpha if Item

Item Deleted

Item Deleted

Total Correlation

Deleted

Aitem1

25.00

14.000

.372

.707

Aitem2

25.40

14.487

.371

.707

Aitem3

24.48

15.314

.311

.716

Aitem4

24.75

14.465

.337

.712

Aitem5

25.07

14.252

.371

.707

Aitem6

25.12

13.622

.397

.704

Aitem7

24.76

14.245

.318

.717

Aitem8

25.66

13.471

.394

.705

Aitem9

24.67

13.497

.556

.679

Aitem10

24.40

14.032

.464

.694

3. Uji Reliabilitas BPFI


Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha

N
.638

16

Item-Total Statistics
Corrected Item-

Cronbach's

Scale Mean if

Scale Variance

Total

Alpha if Item

Item Deleted

if Item Deleted

Correlation

Deleted

Aitem1

52.73

32.654

.203

.630

Aitem2

53.04

32.892

.173

.635

Aitem3

52.87

32.845

.130

.645

Aitem4

52.66

33.744

.121

.641

Aitem5

52.01

31.954

.277

.619

Aitem6

52.10

31.065

.429

.599

Aitem7

51.84

32.412

.250

.623

Aitem8

51.57

33.067

.235

.626

Aitem9

51.19

34.038

.127

.639

Aitem10

51.04

32.619

.316

.616

Aitem11

51.31

33.370

.179

.633

Aitem12

51.58

34.429

.077

.645

Aitem13

52.15

29.311

.438

.591

Aitem14

52.12

30.592

.381

.603

Aitem15

51.85

30.917

.347

.608

Aitem16

51.87

31.815

.343

.611

Scale: Adaptable Personality


Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha

N of Items

.506

Item-Total Statistics
Scale Mean if

Scale Variance

Corrected Item-

Cronbach's

Item Deleted

if Item Deleted

Total

Alpha if Item

Correlation

Deleted

Aitem5

10.88

3.440

.231

.500

Aitem6

10.97

2.969

.505

.241

Aitem7

10.70

3.364

.288

.444

Aitem8

10.43

3.916

.197

.515

Scale: Supportive Environment


Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha

N of Items

.713

Item-Total Statistics
Corrected Item-

Cronbach's

Scale Mean if

Scale Variance

Total

Alpha if Item

Item Deleted

if Item Deleted

Correlation

Deleted

Aitem9

12.45

3.524

.565

.611

Aitem10

12.30

3.788

.538

.632

Aitem11

12.57

3.280

.606

.582

Aitem12

12.84

4.109

.318

.759

Scale: Fewer Stressors


Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha

N of Items

.721

Item-Total Statistics
Corrected Item-

Cronbach's

Scale Mean if

Scale Variance

Total

Alpha if Item

Item Deleted

if Item Deleted

Correlation

Deleted

Aitem13

10.55

5.372

.453

.700

Aitem14

10.52

4.859

.692

.544

Aitem15

10.25

5.313

.559

.629

Aitem16

10.27

6.654

.359

.737

Scale: Compensating Experience


Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha

N of Items

.564

Item-Total Statistics
Corrected Item-

Cronbach's

Scale Mean if

Scale Variance

Total

Alpha if Item

Item Deleted

if Item Deleted

Correlation

Deleted

Aitem1

7.82

5.725

.145

.639

Aitem2

8.13

5.148

.264

.556

Aitem3

7.96

3.619

.544

.295

Aitem4

7.75

4.586

.479

.392

4. Analisa Deskriptif MVPS


Statistik MVPS
Korban Bullying
N

Valid
Missing

460
0

Mean

8.22

Std. Error of Mean

.272

Median

7.00

Mode
Std. Deviation
Variance

4
5.827
33.950

Skewness

.726

Std. Error of Skewness

.114

Kurtosis

.173

Std. Error of Kurtosis

.227

Range

28

Minimum

Maximum

28

Sum

3781
Statistik MVPS Laki-laki

PV
N

Valid

SM

VV

AoP

20

20

20

20

Mean

2.70

3.95

6.40

5.55

Median

2.00

4.00

6.00

6.00

Missing

Mode

Std. Deviation

2.130

2.259

1.569

1.761

Variance

4.537

5.103

2.463

3.103

54

79

128

111

Range
Sum

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Statistik MVPS Perempuan


PV
N

Valid

SM

VV

AoP

47

47

47

47

Mean

2.36

4.02

7.11

4.94

Median

2.00

4.00

8.00

5.00

Std. Deviation

1.811

1.928

1.127

2.269

Variance

3.279

3.717

1.271

5.148

111

189

334

232

Missing

Mode

Range
Sum

5. Analisa Deskriptif RSES


Statistik RSES
Self-Esteem
N

Valid

67

Missing

Mean

27.70

Std. Error of Mean

.503

Median

28.00

Mode

28

Std. Deviation

4.116

Variance

16.940

Skewness

.098

Std. Error of Skewness

.293

Kurtosis

.656

Std. Error of Kurtosis

.578

Range

22

Minimum

17

Maximum

39

Sum

1856

Self-Esteem Tinggi
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

Laki-laki

16

45.7

45.7

45.7

Perempuan

19

54.3

54.3

100.0

Total

35

100.0

100.0

Self-Esteem Rendah
Cumulative
Frequency
Valid

Laki-laki

Percent

Valid Percent

Percent

12.5

12.5

12.5

Perempuan

28

87.5

87.5

100.0

Total

32

100.0

100.0

6. Analisa Deskriptif BPFI


Statistik BPFI
Resiliensi
N

Valid

67

Missing
Mean

0
55.46

Std. Error of Mean

.733

Median

55.00

Mode

55

Std. Deviation

5.996

Variance

35.949

Skewness

.229

Std. Error of Skewness

.293

Kurtosis

.399

Std. Error of Kurtosis

.578

Range

32

Minimum

41

Maximum

73

Sum

3716

Resiliensi Tinggi
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

Laki-laki

12

38.7

38.7

38.7

Perempuan

19

61.3

61.3

100.0

Total

31

100.0

100.0

Resiliensi Rendah
Cumulative
Frequency
Valid

Laki-laki

Percent

Valid Percent

Percent

22.2

22.2

22.2

Perempuan

28

77.8

77.8

100.0

Total

36

100.0

100.0

7. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Self-Esteem
N
Normal Parametersa,,b

Most Extreme Differences

Resiliensi

67

67

Mean

27.70

55.46

Std. Deviation

4.116

5.996

Absolute

.158

.068

Positive

.158

.068

Negative

-.107

-.043

1.290

.557

.072

.915

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

8. Uji Linearitas
ANOVA
Sum of
Squares
Resiliensi *

Between

(Combine

Self-esteem

Groups

d)
Linearity

852.748

Mean
df

Square

17

50.162

Sig.

1.61

.096

7
569.939

569.939

18.3

.000

74
Deviation

282.809

16

17.676

Within Groups

1519.908

49

31.019

Total

2372.657

66

from
Linearity

.570

.891

9. Uji Korelasi
Korelasi Self-Esteem dan Resiliensi
Self-Esteem
Self-Esteem

Pearson Correlation

Resiliensi
.490**

Sig. (1-tailed)

.000

N
Resiliensi

Pearson Correlation

67

67

**

.490

Sig. (1-tailed)

.000

67

67

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

10. Analisi Tambahan


Korelasi Self-Esteem dan Dimensi Resiliensi
AP
AP

SE

.384**

.344

.004

.202

.001

67

67

67

67

67

Pearson Correlation

.117

.073

-.165

-.158

Sig. (2-tailed)

.344

.556

.181

.202
67

.351

67

67

67

**

.073

.083

.004

.556

67

67

Pearson Correlation

.158

Sig. (2-tailed)

Pearson Correlation

N
Self-Esteem

.117

67

Sig. (2-tailed)

CE

Self-Esteem

.158

Pearson Correlation

FS

CE
**

Sig. (2-tailed)

SE

FS

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

.351

**

.410

.502

.001

67

67

67

-.165

.083

.202

.181

.502

67

**

.447

.000

67

67

67

67

**

-.158

**

**

.001

.202

.001

.000

67

67

67

67

.384

.410

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Korelasi Self-Esteem dan Resiliensi pada Siswa Lakilaki

.447

67

SE(L)
SE(L)

Pearson Correlation

R(L)
1

**

.809

Sig. (1-tailed)

.000

N
R(L)

Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)

20

20

**

.809

.000

20

20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Korelasi Self-Esteem dan Resiliensi pada Siswa


Perempuan
SE(P)
SE(P)

Pearson Correlation

R(P)
1

.340**

Sig. (1-tailed)

.010

N
R(P)

Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)

47

47

.340**

.010

47

47

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Korelasi Self-Esteem dengan Resiliensi pada siswa


kelas X
SE10
SE10

Pearson Correlation

R10
1

.528**

Sig. (1-tailed)
N
R10

Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N

.001
32

32

**

.528

.001
32

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

32

Korelasi Self-Esteem dengan Resiliensi pada siswa


kelas XII
SE12
SE12

Pearson Correlation

R12
1

Sig. (1-tailed)
N
R12

Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N

**

.454

.003
35

35

.454**

.003
35

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

35

133

LAMPIRAN 7
Bukti Perizinan

136

LAMPIRAN 8
Rater Alat Ukur

Anda mungkin juga menyukai