Anda di halaman 1dari 26

Laporan Ekowisata Bakpao Telo

Pengetahuan Lingkungan Page 1



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini kita menghadapi banyak problema yang mengancam
keberlangsungan keseimbangan ekosistem lingkungan. Lahan subur banyak yang
dirombak menjadi lahan pemukiman dan perindustrian. Menurut mereka yang memiliki
kuasa, sektor perindustrian lebih menjanjikan laba yang menggiurkan. Oleh sebab itu,
tak jarang terjadi sengketa lahan untuk memenangkan sektor industri yang bermaksud
ingin menjajah lahan pertanian. Perlu kita sadari bahwa kepadatan penduduk di dunia,
terutama di Indonesia, mengalami peningkatan yang signifikan. Apabila lahan penyedia
kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan) semakin sedikit, maka kebutuhan pokok kita
jelas terancam berkurang.
Untuk itu, kita sebagai makhluk hidup yang membutuhkan kebutuhan pokok
tersebut haruslah menjaga kelestarian lingkungan, terutama di sektor pertanian.
Pengertian dari pertanian sendiri yakni pemanfaatan sumber daya alam hayati yang
dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri atau bahan
mentah lainnya. Dengan berkembangnya sektor pertanian di dalam negeri, tentulah
kesejahteraan masyarakat akan tercapai karena produk kita menjadi raja di negeri sendiri
tanpa harus mengimpor bahan kebutuhan yang kurang dari luar negeri. Pertanian
merupakan lahan bisnis yang jika dikelola dengan bijak akan menghasilkan keuntungan
yang melimpah dan tumbuhan hijaunya dapat menjadi penyeimbang ekosistem. Jika kita
menilik sistem pertanian untuk bahan pangan, kita akan menemukan berbagai cara yang
inovatif yang telah berkembang. Untuk mengatasi lahan yang semakin menyempit petani
memiliki banyak akal untuk memanipulasinya. Begitu pula manipulasi hasil panen yang
akan dijual dengan harga yang lebih tinggi.
Untuk menambah nilai jual dari hasil panen yang diperoleh para petani, mereka
telah terbantu setelah mengenal sistem agroindustri. Hasil panen yang mereka peroleh
akan mereka kelola kembali menjadi bahan mentah, bahan setengah jadi maupun produk
siap makan yang memiliki berbagai macam variasi. Apabila petani dapat melakukan
Laporan Ekowisata Bakpao Telo

Pengetahuan Lingkungan Page 2

proses produksi secara mandiri, otomatis mereka akan mampu menaikkan taraf hidup
mereka sebagai petani yang berpenghasilan tinggi. Di Indonesia sendiri, karena
kurangnya pengetahuan dan kreativitas petani, agroindustri masih kurang berkembang.
Kita hanya dapat menjumpai beberapa agroindustri yang terbilang sukses seperti
yang telah diraih oleh Bakpao Telo. Berkembangnya olahan hasil panen ini dilandasi
dengan perasaan prihatin terhadap nilai jual telo yang rendah dan nilai jualnya tidak
sebanding dengan proses penanamannya. Orang memandang telo sebagai makanan
ndeso yang tidak nikmat. Padahal, telo memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi dan
menduduki peringkat No.1 dari pada 58 jenis buah lainnya. Oleh karena itu, Ir.Unggul
Abinowo mendirikan Sentra Pengembangan Agribisnis Terpadu (SPAT) dengan
membuka showroom bernamakan Repoeblik Telo yang menjadi tempat penjualan hasil
olahan bahan mentah telo yang dikelola sendiri oleh SPAT. Dengan visi Ubi Jalar
sebagai Sumber Pangan Nasional, Bakpao Telo berharap tidak ada pandangan remeh
lagi terhadap hasil olahan yang terbuat dari telo.

1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sistem kepaduan yang ada di SPAT?
2. Jenis tanaman apa sajakah yang dibudidayakan?
3. Bagaimana sistem pertanian yang diterapkan (organik atau anorganik)?
4. Bagaimana sistem pengelolaan pasca panen?
5. Bagaimana dengan sisitem pengelolaan limbah yang diterapkan?
6. Mengapa yang menjadi produk unggulan hanya Telo (Ubi Jalar)?
7. Apakah SPAT berbasis ekowisata?
8. Bagaimana sistem pemasaran yang dilakukan?




Laporan Ekowisata Bakpao Telo

Pengetahuan Lingkungan Page 3

1.3 Tujuan
1. Mengetahui sistem kepaduan yang ada di SPAT
2. Mengetahui jenis tanaman apa sajakah yang dibudidayakan
3. Mengetahui sistem pertanian yang diterapkan
4. Mengetahui sistem pengelolaan pasca panen
5. Mengetahui sistem pengelolaan limbah yang diterapkan
6. Mengetahui keuntungan produk unggulan dari Telo (Ubi Jalar)
7. Mengetahui bahwa SPAT berbasis ekowisata
8. Mengetahui sistem pemasaran yang dilakukan
1.4 Manfaat
1. Agar mahasiswa mengetahui lebih dalam lagi tentang macam-macam hasil
pertanian yang ada di Indonesia dan sekiranya kurang diminati masyarakat untuk
bisa dikembangkan menjadi produk baru yang berkualitas dan berdaya saing
tinggi di pasar.
2. Agar mahasiswa semakin berambisi untuk menciptakan pertanian, terlebih
pertanian organik, dengan sistem agroindustri dan berbasis ekowisata.
3. Agar mahasiswa dapat membuka peluang bisnis bagi sesama dan menciptakan
lapangan pekerjaan untuk membantu terciptanya kesejahteraan di Negara
Indonesia.











Laporan Ekowisata Bakpao Telo

Pengetahuan Lingkungan Page 4

BAB II
LANDASAN TEORI
Ir.Unggul Abinowo alumnus Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang
tahun 1984 merupakan seorang perintis penerapan sistem terminal agrobisnis di
Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Modal yang digunakan adalah modal pribadi dari
beliau. Repoeblik Telo tergolong industri yang sangat unik karena semua produk yang
dihasilkan memiliki bahan utama yang sama yaitu telo. Tahun 1984, mantan Sekjen
Kontak Tani dan Nelayan (KTNA) Nasional tahun 2000 ini mendirikan Sentra
Pengembangan Agrobisnis Terpadu (SPAT).
Sentra ini rutin melakukan enam kegiatan, mulai dari :
1. Pusat pendidikan dan pelatihan terpadu
2. Pusat data dan informasi
3. Pusat kajian dan strategi gerakan pembangunan desa
4. Pusat pengembangan teknologi tepat guna
5. Pusat kajian investasi dan pembiayaan
6. Terminal agrobisnis
Repoeblik telo awalnya adalah sebuah home industri kecil. Semula, Repoeblik
Telo merupakan sebuah rumah makan. Rumah makan ini mengawali usahanya dengan
memasarkan bakpao yang terbuat dari ubi jalar. Munculnya Repoeblik Telo juga
dikarenakan telo merupakan jenis tanaman yang dapat atau mudah beradaptasi dengan
lingkungan manapun bahkan di rawa-rawa sekalipun. Selain itu telo juga dapat hidup
atau ditanam pada musim apapun di Indonesia. Tidak ada cara khusus dalam menanam
telo. Namun, minat masyarakat Indonesia terhadap hasil bumi sendiri kurang
memuaskan. Karena mereka memandang telo sebagai makanan yang tidak menjanjikan
baik dari segi rasa maupun nilai jual. Oleh karena itu, Unggul Abinowo mendirikan
SPAT dengan visi Ubi Jalar sebagai Sumber Pangan Nasional maka SPAT berusaha
dengan tekun untuk memasarkan telo sebagai bahan pangan yang menjanjikan.
Laporan Ekowisata Bakpao Telo

Pengetahuan Lingkungan Page 5

Telo yang digunakan adalah telo hasil penanaman sendiri oleh Repoeblik Telo,
bukan hanya pemasaran saja, namun penanaman, perawatan, pengolahan hingga
pemasaran ditangani sendiri oleh Repoeblik Telo. Sukses mereka memasarkan bakpao telo
sebagai produk unggulan kemudian dilanjutkan dengan mengembangkan berbagai
produk lainnya dari bahan baku yang sama, misalnya es krim telo, brownies telo, mie
telo, tepung telo, kripik telo, onde-onde telo, jus telo, martabak telo, nugget telo, pizza
telo. Hampir semuanya berwarna ungu karena bahan bakunya dari ubi jalar yang
berwarna ungu. Namun selain olahan telo, Repoeblik juga memasarkan produk dengan
bahan baku selain telo yakni beras kencur, aneka gorengan, sirup buah, sari apel, dll.
Namun yang menjadi tanda tanya adalah, mengapa telo dijadikan sebagai produk
unggulan di SPAT? Kembali pada visi SPAT untuk menjadikan ubi jalar sebagai sumber
pangan nasional, SPAT mencoba memasarkan telo. Jurus jitu dalam pemasaran telo di
SPAT yakni dengan mengolah telo untuk dijadikan bahan dasar makanan-makanan masa
kini. Sehingga pengunjung akan tertarik untuk mencoba cita rasa makanan mewah
dengan bahan baku yang murah tersebut.
Berbicara tentang nasib petani Indonesia sama artinya dengan membicarakan
penderitaan yang tidak berujung pangkal dan tidak pernah berakhir. Tidak heran
kegelisahan serta keprihatinan itu terus-menerus membuat Ir. Unggul Abinowo
memutar otak. Beliau ingin menjadikan pendapatan petani telo sesuai dengan kerja keras
yang dilakukannya saat menanam. Akhirnya tercetuslah sebuah ide brilian untuk
mengolah ubi jalar atau yang akrab dengan nama telo.
Awalnya pemasaran telo sangatlah susah. Telo diolah menjadi bakpao yang kita
tahu merupakan makanan khas dari negeri Sakura. Usaha-usaha yang dilakukan
tergolong sangat sulit. Saat mengikuti pameran ataupun bazar makanan, olahan ini
sedikit menarik perhatian pengunjung. Namun dengan keuletan dan perjuangan keras
setelah mengikuti berbagai macam event, barulah olahan dari telo ini mulai mendapat
perhatian di mata para pecinta kuliner.
Telo dijadikan sebagai bahan dasar utama karena mengingat bahwa persediaan
telo untuk dijadikan olahan makanan di negeri ini sangatlah melimpah. Selain itu, harga
beli dari petani tidak terlalu mahal. Kualitas telo di Indonesia juga baik dan telo terbaik
Laporan Ekowisata Bakpao Telo

Pengetahuan Lingkungan Page 6

dari SPAT juga diperoleh melalui daerah luar Jawa yakni Irian Jaya. Telo diharapkan
menjadi bahan pokok pengganti nasi untuk mencukupi kebutuhan karbohidrat karena
telo memiliki kandungan energi yang lebih besar. Selain itu kandungan telo melebihi
jumlah kandungan bahan lain baik dari segi nutrisi, vitamin, dll.
Kandungan gizi yang terdapat pada Telo (Ubi Jalar)












Untuk mengolah telo sebagai makanan yang bisa dinikmati dengan berbagai
variasi, SPAT menggunakan teknologi tepat guna. Teknologi tersebut digunakan agar
kandungan yang terdapat pada telo saat proses pengolahan tidak banyak berkurang.
Dalam proses produksi, telo ungu merupakan bahan dominasi untuk membuat aneka
makanan olahan, karena kandungan air pada telo ungu lebih sedikit dari pada telo madu
ataupun telo lainnya. Sehingga, kadar air yang sedikit memungkinkan cepatnya proses
pembuatan produk.


Laporan Ekowisata Bakpao Telo

Pengetahuan Lingkungan Page 7

Untuk pemasaran, SPAT memiliki jaringan (link) yang menjual hasil produksi
Bakpao Telo. Selain itu, showroom Repoeblik Telo merupakan pusat penjualan berbagai
olahan makanan yang diproduksi oleh SPAT. Selain kegiatan seminggu sekali mengirim
barang produksi ke luar kota, SPAT juga mengekspor hasil produksinya ke Jepang dan
Taiwan. Namun, untuk sortir produk ke luar kota dan luar negeri, SPAT hanya
membatasi pada bahan-bahan yang kiranya memiliki ketahanan jangka panjang atau
bahan kering saja. Hal tersebut dilakukan guna mengurangi resiko rugi apabila aneka
olahan basah yang dikirim ke berbagai daerah.
SPAT juga menjadi pusat kajan investasi dan pembiayaan. Kita dapat melihat
bahwa kendala utama dalam pembangunan usaha pertanian yang berkelanjutan ini
adalah masalah permodalan. Tidak satupun sistem lembaga keuangan/perbankan yang
ada saat ini memihak kepada para petani miskin dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
di pedesaan. Di lain pihak, usaha pemerintah selama ini untuk pemerataan akses
permodalan kepada para petani dan UKM adalah dengan memberikan kredit murah atau
bersubsidi yang tidak mengikuti sistem yang ada pada lembaga-lembaga keuangan yang
resmi.
Membangun usaha agrobisnis diperlukan sinergi, kolaborasi & kompetisi antara
para pelaku di rantai agrobisnis. Peran peran tersebut akan menjadi suatu kekuatan
apabila menghimpun menjadi komunitas yang kontruktif.
Bagi para pelaku UKM industri pengolahan pangan yang tertarik untuk tumbuh
dan berkembang bersama bisa bergabung dalam wadah ritel UKM, dengan prosedur
sebagai berikut :
1. Pendaftaran produk
2. Verifikasi produk
3. Test produk
4. Pelatihan & rekomendasi


Laporan Ekowisata Bakpao Telo

Pengetahuan Lingkungan Page 8

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode
Metode yang kami gunakan dalam praktikum lapangan di Bakpao Telo ini adalah
metode observasi. Metode Observasi dilakukan dengan cara pengumpulan data sesuai
prosedur pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam kurun waktu tertentu dan
mengadakan pencatatan data maupun metode secara sistematis tentang hal-hal yang telah
diamati.
Untuk melaksanakan praktikum lapangan ini kami mulai dengan melakukan
pengamatan langsung tentang SPAT di Bakpao Telo. Perjalanan dimulai dari kunjungan
showroom Repoeblik Telo. Setelah melihat showroom, kami mendapatkan pengetahuan
mengenai SPAT dari seminar singkat yang kami lakukan. Lalu kami lanjutkan dengan
melihat secara langsung proses produksi dan pemasaran. Tahapan awal dimulai dengan
pencucian telo untuk membuat olahan makanan seperti bakpao, bakpia, tepung telo dan
brownies telo. Kemudian tahapan selanjutnya yakni sortasi telo yang dikirim di
showroom repoeblik telo dan sebagian dikirim di luar daerah Malang. Selain itu kami
juga melakukan observasi mengenai jenis tanaman yang dibudidayakan, beberapa jenis
hewan langka yang dipelihara serta mengamati kondisi lingkungan di SPAT.
3.2 Tempat dan Waktu
Praktikum lapangan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 18 Mei 2013
yang bertempat di showroom Repoeblik Telo dan Sentra Pengembangan Agrobisnis
Terpadu (SPAT) Jl. Raya Purwodadi No. 01, Kec. Purwodadi Kab. Pasuruan, Jawa
Timur.




Laporan Ekowisata Bakpao Telo

Pengetahuan Lingkungan Page 9

BAB IV
DATA DAN ANALISIS
4.1 Sistem Kepaduan yang ada di SPAT
Sistem kepaduan yang ada di SPAT (Sentra Pengembangan Agribisnis Terpadu)
berjalan sistematis. Proses pertama kali berawal dari pengelolaan bahan mentah
dilanjutkan ke sistem produksi bahan mentah setelah itu pemasaran dilakukan di
showroom milik sendiri. SPAT juga melakukan kerjasama dengan petani-petani
setempat untuk mendapatkan hasil panen komoditas utama mereka (ubi jalar/telo)
dengan hasil yang terbaik sebagai bahan mentah produk mereka. Terhitung sampai saat
ini SPAT menghimpun petani sejumlah 328 petani dengan luasan lahan mulai dari
200M2 1HA dengan metode tanam dan panen yang sudah terjadwal. Selain itu SPAT
juga bekerja sama dengan petani ubi jalar di Irian Jaya. Karena menurut survey yang
mereka lakukan, ubi jalar di Irian Jaya memiliki kualitas yang bagus dan berukuran lebih
besar.
Bahan mentah yang diperoleh dari para petani tersebut dikelola dengan
menggunakan Teknologi Tepat Guna agar pengelolaan bahan mentah berjalan optimal
dan tidak mengurangi kandungan yang sudah ada dalam ubi jalar baik vitamin maupun
mineral. Selain itu, Teknologi Tepat Guna dapat menguras habis kandungan air yang
tidak dibutuhkan lagi untuk pembuatan bahan makanan. SPAT mempekerjakan warga-
warga di sekitar area SPAT agar terjalin kerjasama yang baik antara SPAT dengan
lingkungan warga. Dan selain itu, warga yang bekerja diharuskan minimal lulusan SMK
tata boga atau paling tidak mereka mengikuti pelatihan khusus yang disediakan SPAT
untuk pekerja baru. Setelah hasil produksi selesai dikemas, maka produk tersebut di jual
di showroom Repoeblik Telo. Produk yang diperjualbelikan tidak hanya hasil produksi
dari SPAT sendiri. Melainkan SPAT bekerjasama dengan home industry untuk
memasarkan produk mereka di showroom milik SPAT. SPAT juga memasarkan produk
yang tahan lama dan kering di luar area showroom seperti mie telo, tepung telo dan
kripik telo. Karena memiliki jangka waktu yang cukup lama sebelum kadaluarsa, SPAT
Laporan Ekowisata Bakpao Telo

Pengetahuan Lingkungan Page 10

mengirim ke berbagai daerah tanpa takut rugi. Selain itu, SPAT juga telah mengekspor
tepung telo dan mie telo ke Taiwan dan Jepang.

4.2 Jenis Tanaman yang Dibudidayakan di SPAT
Untuk jenis-jenis tanaman yang dibudidayakan di SPAT, ragamnya cukup lah
banyak. Hal tersebut dapat dilihat dari koleksi tanaman misalnya ubi jalar, apel, jambu,
kelengkeng, sirsak, jeruk bali, salak, beras hitam.
4.3 Sistem Pertanian yang Digunakan di SPAT
Sistem pertanian yang digunakan oleh SPAT yakni sistem pertanian organik.
Karena dalam pemeliharaan ladang ubi jalar, SPAT menggunakan pupuk organik yang
berasal dari limbah sisa produksi kulit ubi jalar/telo. Namun tidak dipungkiri bahwa
dalam pertanian ubi jalar juga dibutuhkan sedikit pestisida untuk melindungi tanaman
dari hama. Namun penggunaannya tidak terlalu berlebihan agar kesuburan tanah dan
keadaan lingkungan tidak terpengaruh bahan kimia. Sehingga pertanian yang digunakan
SPAT masih tergolong pertanian yang organik. Karena SPAT telah bekerjasama dengan
para petani ubi jalar/telo, untuk sistem pertaniannya SPAT sudah memiliki jadwal-
jadwal tertentu mengenai penanaman dan pemanenan. Karena kondisi yang sudah
terjadwal, maka akan menguntungkan pihak SPAT dalam memperoleh bahan mentah
sekaligus petani telo dalam mencari penghasilan.
4.4 Sistem Pengelolaan Pasca Panen di SPAT
Merujuk pada lahan yang digunakan untuk menanam ubi jalar/telo, SPAT dan
para petani mengusahakan kondisi tanah dan lingkungan yang baik untuk tumbuhnya
telo. Hal yang menjadi perhatian adalah saat petani dan pihak SPAT harus menanam
kembali telo di lahan yang menjadi bekas panen telo. Sistem pengelolaaan pasca panen
dilakukan dengan cara mengelola tanah pertanian. Tanah pertanian dibalik atau yang
biasa kita sebut dengan proses pembalikan tanah. Hal itu dilakukan dengan tujuan agar
unsur hara dalam tanah muncul ke permukaan menggantikan tanah bekas tempat
pertumbuhan ubi jalar. Selain itu pembalikan tanah ditujukan agar pori-pori tanah lebih
terbuka sehingga sirkulasi udara yang berlangsung di dalam tanah berlangsung stabil.
Laporan Ekowisata Bakpao Telo

Pengetahuan Lingkungan Page 11

Apabila telah dilakukan pembalikan tanah, maka apabila digunakan kembali untuk
bercocok tanam akan dalam kondisi yang baik. Dengan kondisi tanah yang telah
mengalami peremajaan lapisan, diharapkan hasil panen yang diperoleh juga dalam
kondisi yang bagus. Kondisi bagus sangat diperlukan untuk membuat bahan baku telo
menjadi olahan makanan yang sehat dan bermanfaat.
4.5 Sistem Pengelolaan Limbah yang Diterapkan di SPAT
Pengelolaan limbah yang digunakan yakni yang ramah lingkungan. Kebanyakan
limbah dihasilkan dari kulit ubi jalar dan air cucian selama proses pengelolaan. Limbah-
limbah tersebut tidak merusak dan merugikan lingkungan. Bahkan kulit ubi jalar dapat
diolah kembali menjadi pupuk organik ataupun dijadikan makan ternak. Namun, ada
limbah lain dalam proses produksi, yakni minyak sisa penggorengan keripik telo.
Minyak tersebut tidak sembarangan di buang di tempat yang asal-asalan. SPAT
menyediakan tempat khusus untuk pembuangan limbah minyak goreng tersebut. Selain
itu, apabila hasil penjualan makanan olahan yang tidak tahan lama belum mencapai
target penjualan harian dan masih tersisa serta layak konsumsi, maka makanan tersebut
akan dibagikan kepada para pekerja. Namun apabila sudah basi, maka akan dibuang.
4.6 Manfaat Produk Unggulan Telo
Sesuai dengan visi SPAT : Ubi Jalar sebagai Sumber Pangan Nasional, SPAT
menggunakan ubi jalar/telo sebagai produk unggulan. SPAT memiliki target agar ubi
jalar dapat menggantikan padi sebagai makanan pokok mayoritas masyarakat Indonesia
sejauh ini, karena kandungan karbohidrat maupun vitamin pada telo lebih tinggi dari
pada padi. Untuk dapat menembus pasar, SPAT memutar otak memasarkan telo dengan
mengemas produk dalam berbagai bentuk makanan agar telo tidak terkesan ndeso
(makanan orang desa).
Perlu diketahui juga bahwa telo menduduki peringkat no.1 dari 58 jenis sayuran.
Selain sebagai penghasil energi, ubi jalar juga mengandung protein, vitamin C dan E,
sejumlah besar karotinoid, termasuk juga mengandung betakaroten yang merupakan
fitokimia antikanker. Cukup dengan mengkonsumsi ubi jalar sebanyak 100 gram sehari
dapat mengurangi resiko kanker paru secara dramatis. Ubi jalar memiliki indeks
Laporan Ekowisata Bakpao Telo

Pengetahuan Lingkungan Page 12

glikemik rendah (17), lebih rendah daripada kentang, sehingga bagus untuk diet diabetes
dan diet penyakit lain yang perlu memonitor kadar gula darah.
Dengan vitamin E-nya yang tinggi, ubi jalar bagus dan menjadi super food untuk
kulit. Jenis ubi jalar yang berwarna oranye kaya komponen anti-aging dan antioksidan
betakaroten, yang disimpan di lapisan lemak kulit, sehingga berfungsi melindungi kulit
dari kerusakan karena sinar ultraviolet matahari.

Perbandingan Ubi Jalar dengan Tanaman Pangan lain (100 gr)
Kinds of
Food
Enr.
(cal)
Carb.
(g)
Pro.
(g)
Fat
(%)
Vit. A
(SI)
Vit.C
(mg)
Cal.
(mg)
Sweet Potato 123 27,90 1,80 0,70 7000 22 30
Rice 300 78,90 6,80 0,70 0 0 6
Cassava 146 34,70 1,20 0,30 0 30 33
Corn 361 72,40 8,70 4,50 350 0 9

Enr. : Energy Vit. : Vitamin
Carb. : Carbohydrate Cal. : Calcium
Pro. : Protein
Source: Departemen Kesehatan (1981) in Harnowo (1994)







Laporan Ekowisata Bakpao Telo

Pengetahuan Lingkungan Page 13

Perbandingan Nilai Gizi Ubi jalar dan Sayuran Lain















Selian itu, beberapa bukti penelitian juga menunjukkan bahwa telo merupakan
raja dari segala jenis sayuran.
Kandungan dan manfaat Telo :
1. Menempati ranking 1 dari 58 jenis sayuran. (Diranking oleh Nutrition Action
Health Letter,USA).
2. Memiliki kandungan vitamin A sebanyak 4 kali wortel, sangat baik untuk
mencegah penyakit kebutaan. (sumber : WHO)
3. Memiliki Beta Carotene yang berguna sebagai pendukung pertumbuhan tulang,
gigi, rambut dan kulit. (sumber : Dr. sanjay Gupta, CNN.com)
4. Memiliki kandungan gula yang rendah dan alami, sehingga cocok untuk
penderita diabetes. (sumber: CNN.com)
5. Kandungan telo mendekati fat-free, cholesterol-free dan rendah sodium, sangat
cocok untuk program diet. (sumber: Dr. Robert Cordell, emeritus professor of
cardiothoracic surgery at wake forest University, School Pf Medicine, USA)
Laporan Ekowisata Bakpao Telo

Pengetahuan Lingkungan Page 14

6. Mengandung zat antioksidan yang dapat membantu pencegahan penyakit
jantung, kanker, pembentukan sistem imunitas dalam tubuh serta memperlambat
proses penuaan. (sumber: ahli gizi Indonesia)
7. Karbohidrat yang dikandung telo masuk dalam klasifikasi Low Glycemix Index
(LGI,54), artinya komoditi ini sangat cocok untuk penderita diabetes. (sumber :
Dr. dr Elvina Karyadi, M.Sc Pusat Gizi Universitas Indonesia)
8. Serat pangan (dietary fiber) ubi jalar baik untuk pencernaan, rafinosa pada ubi
jalar berfungsi sebagai prebiotik (makanan untuk mikroba baik dalam usus
besar). Ubi jalar juga merupakan sumber kalsium yang baik, yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan tulang dan gigi. (sumber WHO)
4.7 SPAT Berbasis Ekowisata
Pengertian Ekowisata atau ekoturisme sendiri merupakan salah satu kegiatan
pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam,
aspek pemberdayaan sosial, budaya, ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran
dan pendidikan. Ekowisata dimulai ketika dirasakan adanya dampak negatif pada
kegiatan pariwisata konvensional. Dampak negatif ini bukan hanya dikemukakan dan
dibuktikan oleh para ahli lingkungan tetapi juga para budayawan, tokoh masyarakat dan
pelaku bisnis pariwisata itu sendiri. Dampak yang terjadi berupa kerusakan lingkungan,
terpengaruhnya budaya lokal secara tidak terkontrol, berkurangnya peran masyarakat
setempat dan persaingan bisnis yang mulai mengancam lingkungan, budaya dan
ekonomi masyarakat setempat. Pada mulanya ekowisata dijalankan dengan cara
membawa wisatawan ke objek wisata alam yang eksotik dengan cara ramah lingkungan.
Proses kunjungan yang sebelumnya memanjakan wisatawan namun memberikan
dampak negatif kepada lingkungan mulai dikurangi.
SPAT merupakan tempat wisata berbasis ekowisata karena dalam kunjungan
tamunya, SPAT mengusahakan pengunjung selalu menjaga kelestarian lingkunganya.
Hal ini terbukti dari tempatnya yang bersih. SPAT menyediakan tempat bersantai untuk
pengunjung dan juga tempat ibadah. SPAT menyediakan pemandangan alam yang sejuk
karena di area tersebut banyak terdapat tumbuhan-tumbuhan yang dibudidayakan dan
beberapa jenis hewan unik yang dipelihara. Selain itu, adanya kolam yang luas dan
Laporan Ekowisata Bakpao Telo

Pengetahuan Lingkungan Page 15

tempatnya yang jauh dari keramaian menyebabkan area wisata ini semakin menunjukkan
kenaturalannya sebagai lingkungan yang kondusif. Ditunjang dengan desain ruangan
terbuka dengan kursi dan meja yang terbuat dari akar pohon tua semakin membuat
tempat ini eksotik. Tempat ini menarik jumlah pengunjung yang banyak setiap harinya.
Rata-rata sekitar 1.000 orang perharinya. Jumlah tersebut bukan termasuk jumlah
pengunjung saat liburan tiba.
4.8 Sistem Pemasaran SPAT
SPAT memiliki showroom sendiri yang merupakan pusat penjualan berbagai
olahan makanan yang telah diproduksi. Selain itu, SPAT juga menerima produk dari
masyarakat luar yang memiliki home industry. SPAT mengambil produk dari mereka
untuk dijual di showroom Repoeblik Telo. Selain itu, SPAT memiliki link yang
memudahkan penyebaran produk di berbagai daerah di luar kota. Bahkan SPAT telah
mengekspor beberapa produknya ke luar negeri seperti Jepang dan Taiwan.










Laporan Ekowisata Bakpao Telo

Pengetahuan Lingkungan Page 16

BAB V
DISKUSI
Sesuai dengan visi SPAT : Ubi Jalar sebagai Sumber Pangan Nasional, SPAT
menggunakan ubi jalar/telo sebagai produk unggulan. Berdasarkan hasil penelitian
lapangan di SPAT Bakpao Telo yang telah kami lakukan, kami melihat bahwa SPAT
merupakan tempat sentra pengembangan bisnis dengan sistem kepaduan yang sangat
baik. Hal tersebut terlihat dengan terjalinnya kerjasama SPAT dengan masyarakat sekitar
lingkungan SPAT, petani telo, dan lembaga lain untuk mengembangkan telo sebagai
pangan yang menguntungkan. Dengan menggunakan Teknologi Tepat Guna (TTG)
dalam pengolahan bahan mentah telo membantu kinerja optimal para pekerja. Karena
sebagian proses dikelola dengan mesin tanpa menghilangkan kandungan yang telah
terdapat pada telo. Sistem pertanian yang diterapkan pun sudah baik. Karena mereka
memilih pertanian organik untuk melindungi mutu telo yang akan dipanen. Namun tidak
memungkiri juga bahwa SPAT menggunakan sedikit sekali pestisida untuk membantu
pupuk kompos dari kulit telo sebagai penyokong pertumbuhan. Berbagai produk olahan
yang dihasilkan dari bahan baku telo misalnya es krim telo, brownies telo, mie telo,
tepung telo, kripik telo, onde-onde telo, jus telo, martabak telo, nugget telo, dan pizza
telo.
SPAT memiliki link yang memudahkan penyebaran produk di berbagai daerah di
luar kota. Yang tak kalah penting, SPAT memiliki showroom sendiri yang merupakan
pusat penjualan berbagai olahan makanan yang telah diproduksi. Pengelolaan limbah
yang digunakan yakni yang ramah lingkungan. Kebanyakan limbah dihasilkan dari kulit
ubi jalar dan air cucian selama proses pengelolaan. Limbah-limbah tersebut tidak
merusak dan merugikan lingkungan. Bahkan kulit ubi jalar dapat diolah kembali menjadi
pupuk organik ataupun dijadikan makan ternak. Namun, ada limbah lain dalam proses
produksi, yakni minyak sisa penggorengan keripik telo yang tidak sembarangan di buang
di tempat yang asal-asalan. SPAT menyediakan tempat khusus untuk pembuangan
limbah minyak goreng tersebut.
Laporan Ekowisata Bakpao Telo

Pengetahuan Lingkungan Page 17

SPAT merupakan tempat wisata berbasis ekowisata karena dalam kunjungan
tamunya, SPAT mengusahakan pengunjung selalu menjaga kelestarian lingkungannya.
Untuk jenis-jenis tanaman yang dibudidayakan di SPAT, ragamnya cukuplah banyak.
Hal tersebut dapat dilihat dari koleksi tanaman misalnya apel, jambu, kelengkeng, sirsak,
jeruk bali, salak, beras hitam, dll. Tempat ini menarik jumlah pengunjung yang banyak
setiap harinya. Rata-rata sekitar 1.000 orang perharinya. Jumlah tersebut bukan termasuk
jumlah pengunjung saat liburan tiba.















Laporan Ekowisata Bakpao Telo

Pengetahuan Lingkungan Page 18

BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
a) Visi SPAT : Ubi Jalar sebagai Sumber Pangan Nasional.
b) SPAT menggunakan ubi jalar/telo sebagai produk unggulan.
c) SPAT merupakan tempat sentra pengembangan bisnis dengan sistem kepaduan
yang sangat baik. Hal tersebut terlihat dengan terjalinnya kerjasama SPAT
dengan masyarakat sekitar lingkungan SPAT, petani telo, dan lembaga lain untuk
mengembangkan telo sebagai pangan yang menguntungkan.
d) Untuk jenis-jenis tanaman yang dibudidayakan di SPAT, ragamnya cukup lah
banyak. Hal tersebut dapat dilihat dari koleksi tanaman misalnya ubi jalar, apel,
jambu, kelengkeng, sirsak, jeruk bali, salak, beras hitam.
e) Sistem pertanian yang diterapkan adalah sistem pertanian organik dimana
pertanian tersebut bebas pestisida (tanpa pestisida). Namun SPAT tidak
memungkiri bahwa mereka menggunakan sedikit pestisida dalam proses
perawatan telo.
f) Sistem pengolahan pasca panen dilakuakan dengan pembalikan tanah pertanian
bekas penanaman ubi jalar yang telah dipanen sebelumnya.
g) Limbah sisa produksi berasal dari air bekas cucian telo. Kulit telo yang dapat
dijadikan pupuk dan makanan ternak. Serta minyak goring sisa penggorengan
kripik telo yang dibunag di tempat khusus yang telah disediakan.
h) Telo atau ubi jalar yang dijadikan produk unggulan memiliki berbagai
keunggulan dibandingkan bahan pangan maupun sayuran lain.
i) SPAT Bakpao Telo berbasis ekowisata. SPAT mengusahakan pengunjung selalu
menjaga kelestarian lingkunganya. Hal ini terbukti dari tempatnya yang bersih
dan tidak adanya kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh ulah pengunjung.
j) SPAT memiliki showroom sendiri yang merupakan pusat penjualan berbagai
olahan makanan yang telah diproduksi. Selain itu, SPAT juga menerima produk
dari masyarakat luar yang memiliki home industry. SPAT memiliki link yang
Laporan Ekowisata Bakpao Telo

Pengetahuan Lingkungan Page 19

memudahkan penyebaran produk di berbagai daerah di luar kota. Bahkan SPAT
telah mengekspor beberapa produknya ke luar negeri seperti Jepang dan Taiwan.
6.2 Saran
Saran untuk mahasiswa yang telah melakukan penelitian lapangan ini diharapkan
dapat menimbun ilmu-ilmu yang telah diaplikasikan secara langsung oleh SPAT. Selain
itu, sebagai mahasiswa yang memiliki jaringan luas di luar, mahasiswa diharapkan
mampu menjalin kerjasama dan menciptakan inovasi baru. Terutama inovasi dalam
bidang agrobisnis dengan bahan pangan yang murah namun menghasilkan laba besar.
Untuk SPAT sebagai tempat kunjungan, saran yang dapat kami berikan yakni
sistem penyampaian informasi seharusnya tidak hanya melalui tayangan power point
yang disediakan. Memang ada penjelasan langsung oleh pihak dari SPAT saat kita
melihat proses pembuatan dan lahan di SPAT. Namun rasanya hal tersebut kurang
efektif. Kita tidak dapat melihat langsung proses pembuatan produk Bakpao Telo dengan
alasan tertentu. Selain itu, kita terpecah belah saat berkeliling di lapangan. Sehingga
informasi yang didapatkan setiap anak tidak sama.










Laporan Ekowisata Bakpao Telo

Pengetahuan Lingkungan Page 20

DAFTAR PUSTAKA
David Western. 1993. Memberi Batasan tentang Ekoturisme. Ekoturisme Petunjuk untuk
Perencana dan Pengelola. North Bennington, Vermonth : The Ecotourism Society
Dorfman, Robert and Nancy S. Dorfman, 1977. Economic of The Environment. New
York : Secon Edition. WW.Norton and Company.Inc
Fandeli, C.. 1999. Pengembangan Ekowisata dengan Paradigma baru Pengelolaan
Areal Konservasi. Yogyakarta : Makalah dalam lokakarnya Paradigma Baru
Manajemen Konservasi
Kodyat, H. 1998. Sejarah Lahirnya Ekowisata di Indonesia. Bali : Makalah Workshop
dan Pelatihan Ekowisata. Yayasan Kehati
http://bebasbanjir2025.wordpress.com/04-konsep-konsep-dasar/ekowisata/ diakses pada
hari Minggu, 2 Juni 2013
http://telo-hatkor.blogspot.com/2013/02/kandungan-dan-manfaat-telo.html diakses pada
hari Minggu, 2 Juni 2013
http://www.liannyhendrawati.com/repoeblik-telo/ diakses pada hari Minggu, 2 Juni 2013
www.spat-indonesia.or.id diakses pada hari Minggu, 2 Juni 2013
http://www.spat-indonesia.or.id/spat/?prm=divisi&id=6 diakses pada hari Minggu, 2
Juni 2013
http://www.spat-indonesia.or.id/spat/?prm=divisi&id=1 diakses pada hari Minggu, 2
Juni 2013



Laporan Ekowisata Bakpao Telo

Pengetahuan Lingkungan Page 21

LAMPIRAN
Alat-alat











Laporan Ekowisata Bakpao Telo

Pengetahuan Lingkungan Page 22
























Laporan Ekowisata Bakpao Telo

Pengetahuan Lingkungan Page 23

Proses Pembuatan

















Laporan Ekowisata Bakpao Telo

Pengetahuan Lingkungan Page 24

Produk Olahan Telo




Laporan Ekowisata Bakpao Telo

Pengetahuan Lingkungan Page 25




Laporan Ekowisata Bakpao Telo

Pengetahuan Lingkungan Page 26

Produk ekspor ke negara ASEAN

Anda mungkin juga menyukai