Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dalila Fauza Nasution

NIM : 1191151022

Kelas : BK REGUER- E

Jurusan : Bimbingan dan Konseling

TUGAS RUTIN 3

1) Aliyah (BK Reg D, Kelompok 5)

Apakah tujuan manusia hidup di dunia dan apakah manusia dengan Allah sudah terikat
janji sebelum diciptakan?

2) Siti Walidah (BK Reg D, Kelompok 5)

Apa yang harus kita lakukan untuk memiliki nafsu yang baik?

3) Rahmadani (BK Reg D, Kelompok 5)

Bagaimana cara kita terhindar dari nafsu almaratu?

4) Dina (BK Reg D, Kelompok 6)

Apakah hukuman yang ditetapkan Allah jika menuruti nafsu di bumi?

5) Fahri Ramadan (BK Reg E, Kelompok 7)

Pada usia berapa ruh ditiupkan Allah dan dalilnya?

6) Rona Nurdillah (BK Reg E, Kelompok 12)

Coba kalian jelaskan dalil tentang proses kejadian manusia pertama Adam a.s, maka
penciptaan manusia masih tetap memiliki hubungan tidak langsung dengan tanah?

1. Jawaban dari pemateri kepada penanya :


1) Penanya: Aliyah
Penjawab: Nurul Inaya (BK Reguler E) dan ditambahkan oleh Rasmi (BK Reguler
D)
Jawab:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah
kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56).

Wa idz akhadza rabbuka mim banii aadama min dzuhuurihim dzurriyyatahum wa


asy-hadahum 'alaa anfusihim, a lastu birabbikum, qaaluu balaa syahidnaa, an
taquuluu yaumal-qiyaamati innaa kunnaa 'an haadzaa ghaafiliin.
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak
Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
(seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul
(Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu)
agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam)
adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”. (QS. Al-A'raf:
172).

2) Penanya: Siti Walidah


Penjawab: Ayu Setianingsih
Jawab:
Cara memiliki nafsu yang baik menurut imam AL-Ghazali
 Memutuskan keterikatan
Kita terikat kepada benda yang menguatkan nafsu syahwat. Maka, tidak
boleh tidak, kita harus belajar memutuskan keterikatan itu. Misalnya,
keterikatan kepada makanan diputus dengan berpuasa.
 Memadamkan api
Sesungguhnya nafsu syahwat itu dapat berkobar dengan pandangan
kepada hal-hal yang dapat memancing nafsu syahwat. Rasulullah SAW
bersabda, “Pandangan itu adalah salah satu panah beracun dari panah-
panah iblis” Menjaga pandangan dari hal-hal tercela, menjaga telinga dari
ucapan-ucapan kotor, menjaga langkah kaki dari tempat-tempat yang tidak
pantas, menjaga pikiran dari bacaan-bacaan yang tidak bermanfaat,
merupakan langkah-langkah memadamkan api nafsu syahwat.
 Mencari jalan yang halal
Setiap manusia tentu memiliki kebutuhan jasmaniah yang harus dipenuhi,
baik makanan, pakaian, maupun pasangan. Maka semua itu dapat dipenuhi
dengan menjaga diri dengan syari’at yang kuat, yakni mencari jalan yang
halal atas setiap kebutuhan hidup.

3) Penanya: Rahmadani
Penjawab: Ayu Setianingsih (BK Reguler E) dan ditambahkan oleh Rasmi (BK
Reguler D)
Jawab:
Al-nafsu al-ammâratu bi al-suu’ (Nafsu Amarah) ialah hawa nafsu yang
menganjurkan pemiliknya pada kemaksiatan, pelanggaran dan pembangkangan.
Ya, dia selalu mendorong pada perbuatan buruk.
Allah berfirman:

‫إن الن ْفس ألَ َّمارة بالسُّوء‬


َّ

“Sesungguhnya nafsu amarah itu senantiasa mendorong pada kejahatan”. (QS


Yusuf:53).
Bagaimana cara menanggulangi nafsu amarah ini sehingga berubah menjadi
nafsu lawwâmah (yang selalu menegur dan mendorong pada kebaikan?).
Nafsu amarah dapat ditanggulangi dan reda dengan memperbanyak zikir ‫ال إله إال هللا‬
“lâ ilâha illallâh” (tiada Tuhan selain Allah) sebab zikir ini mengandung dua
makna, yaitu: meniadakan dan menetapkan.
“‫ ”ال إله إال هللا‬meniadakan adanya hakikat ketuhanan, kemudian menetapkannya
hanya untuk Allah semata, tanpa ada satu pun sekutu bagi-Nya.
“‫ ”ال إله إال هللا‬seakan merupakan simbol perubahan manusia yang keluar dari satu
zona ke zona lain, keluar dari pelbagai macam kegelapan menuju cahaya.
Dengan memperbanyak zikir “‫ ”ال إله إال هللا‬nafsu bejat ini akan lunak, lalu keluar
dari kenakalan nya.

4) Penanya: Dina
Penjawab: Nurul Inaya
Jawab:
Surat Ibrahim Ayat 7
‫َوإِ ْذ تَأ َ َّذنَ َربُّ ُك ْم لَئِن َشكَرْ تُ ْم أَل َ ِزي َدنَّ ُك ْم ۖ َولَئِن َكفَرْ تُ ْم إِ َّن َع َذابِى لَ َش ِدي ٌد‬
Arab-Latin: Wa iż ta`ażżana rabbukum la`in syakartum la`azīdannakum wa la`ing
kafartum inna 'ażābī lasyadīd.
Terjemah Arti: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih”.

5) Penanya: Fahri Ramadan


Penjawab: Nurul Inaya (BK Reguler E) dan ditambahkan oleh Azura Asnim (BK
Reguler E)
Jawab:
Pada usia 120 hari
Q.S Shaad ayat 72

wُ w‫خ‬wْ wَ‫ ف‬wَ‫ ن‬w‫ َو‬wُ‫ ه‬wُ‫ ت‬w‫ ْي‬wَّ‫ و‬w‫ َس‬w‫ ا‬w‫ َذ‬wِ‫ إ‬wَ‫ف‬
w‫ َن‬w‫ ي‬w‫ ِد‬w‫ج‬wِ w‫ ا‬w‫ َس‬wُ‫ ه‬wَ‫ ل‬w‫ا‬w‫ و‬w‫ ُع‬wَ‫ ق‬wَ‫ ف‬w‫ ي‬w‫ح‬wِ w‫ و‬w‫ ُر‬w‫ن‬wْ w‫ ِم‬w‫ ِه‬w‫ ي‬wِ‫ ف‬w‫ت‬

Artinya: “Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan


kepadanya roh (ciptaan) Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud
kepadanya”.
6) Penanya: Rona Nurdillah
Penjawab: Nurul Inaya
Jawab:

ۡ ُّ‫ب ثُ َّم ِم ۡن ن‬ ۤ
‫ض َغ ٍة ُّم َخلَّقَ ٍة َّوغ َۡي ِر ُمخَ لَّقَ ٍة‬ۡ ‫ـطفَ ٍة ثُ َّم ِم ۡن َعلَقَ ٍة ثُ َّم ِم ۡن ُّم‬ ِ ‫ب ِّمنَ ۡالبَ ۡـع‬
ٍ ‫ث فَاِنَّـا خَ لَ ۡق ٰن ُكمۡ ِّم ۡن تُ َرا‬ ٍ ‫ٰيـاَيُّهَا النَّاسُ اِ ۡن ُك ۡنـتُمۡ فِ ۡى َر ۡي‬
‫لِّـنُبَيِّنَ لَـ ُكمۡ‌ ؕ َونُقِرُّ فِى ااۡل َ ۡر َح ِام َما نَ َشٓا ُء اِ ٰلٓى اَ َج ٍل ُّم َس ّمًى ثُ َّم نُ ۡخ ِر ُج ُكمۡ ِط ۡفاًل ثُ َّم لِت َۡبلُ ُغ ۡۤوا اَ ُش َّد ُكمۡ ‌ۚ َو ِم ۡن ُكمۡ َّم ۡن يُّتَ َو ٰفّى َو ِم ۡن ُكمۡ َّم ۡن ي َُّر ُّد‬
ِّ‫اهتَ َّز ۡت َو َربَ ۡت َواَ ۢۡنبَـت َۡت ِم ۡن ُكل‬ ٓ
ۡ ‫ض هَا ِم َدةً فَا ِ َذ ۤا اَ ۡنز َۡلنَا َعلَ ۡيهَا ۡال َمٓا َء‬ َ ‫ـا‌ ؕ َوتَ َرى ااۡل َ ۡر‬šwًٔ‫اِ ٰلى اَ ۡر َذ ِل ۡال ُع ُم ِر لِ َك ۡياَل يَ ۡعلَ َم ِم ۡۢن بَ ۡع ِد ِع ۡل ٍم َش ۡيـٔـ‬
ٍ ‫ج بَ ِه ۡي‬
‫ج‬ ٍ ۢ ‫زَ ۡو‬

Artinya: “Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka


sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani,
kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya
dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim
menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan
kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa,
dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan
sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah
diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air
(hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis
pasangan tetumbuhan yang indah”.

Kesimpulan dari materi hari ini:

Asal manusia pada awalnya berawal dari Nabi Adam dan Hawa yang dijelaskan
dalam Al-Quran diciptakan dari saripati tanah yang sekarang kita sebut Air mani lalu
mengalami proses dalam rahim dan membentuk dalam bentuk sebaik-baiknya sehingga
jadilah kita hidup didunia. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT. yang paling
sempurna. Manusia dapat menggunakan akal dan budinya untuk bertindak baik. Dengan akal
dan budi itulah manusia meyakini adanya Allah SWT. Manusia berusaha melakukan hal baik
dengan cara melakukan perintah Allah SWT dan menjauhi bahkan tidak melakukan hal
yang menjadi  larangan Allah SWT. 

Anda mungkin juga menyukai