Anda di halaman 1dari 17

SISTEM PENCACAHAN RADIASI DENGAN

DETEKTOR SINTILASI
Sri Awaliyah Rahmah*, Khoerunnisa Sajaah, Rini Shoffa Aulia,
Hesty Ayu Anggraeni
1

Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Jl. A.H Nasution No.105 Bandung 40614
*Email : sri.awaliyah@student.uinsgd.ac.id

Abstrak. Telah dilakukan percobaan detektor Sintilasi dengan tujuan menentukan jumlah
cacahan total yang terdeteksi oleh detektor, menentukan pengaruh shielding terhadap jumlah
cacahan total yang terdeteksi oleh detektor, dan menghitung aktivitas dari sumber radioaktif
kemudian membandingkan dengan hasil pengukuran dengan menggunakan detektor Sintilasi.
Setelah kita setting peralatan dan kemudian melakukan percobaan, dapat dilihat jumlah
cacahan total paling besar yaitu pada sumber radiasi Co60 baik pada saat menggunakan atau
tanpa menggunakan shieldin, hal ini di karenakan Co60 merupakan partikel gamma yang
mempunyai energi besar, dan jumlah cacahan yang dihasilkan nya pun besar. Sedangkan
untuk efect shielding dipengaruhi bukan hanya dari ketebalannya saja, namun juga kerapatan
yang ada pada setiap shielding yang digunakan. Dan hasil aktivitas radioaktif t dan As yang
tidak jauh berbeda, dimana

t dan As merupakan aktivitas sumber radiasi yang hanya

dipengaruhi oleh sumber radiasi standar yang digunakan, dan As dipengaruhi oleh sumber
radiasi juga efisiensi dan faktor geometri detektor yang digunakan.
Kata Kunci : Detektor Sintilasi, cacahan, sumber radiasi, shielding, aktivitas radioaktif.

I.

PENDAHULUAN
I.1 Tujuan
Eksperimen ini bertujuan untuk menentukan jumlah cacahan total yang
terdeteksi oleh detektor sintilasi, menentukan pengaruh shielding terhadap jumlah
cacahan total yang terdeteksi oleh detektor sintilasi, dan menghitung aktivitas dari
sumber radioaktif kemudian membandingkan dengan hasil pengukuran dengan
menggunakan detektor sintilasi.

I.2 Dasar Teori


I.2.1 Radiaktivitas
Radioaktivitas ditemukan oleh H. Becquerel pada tahun 1896. Becquerel
menamakan radiasi dengan uranium. Dua tahun setelah itu, Marie Curie meneliti
radiasi uranium dengan menggunakan alat yang dibuat oleh Pierre Curie, yaitu
pengukur listrik piezo (lempengan kristal yang biasanya digunakan untuk
pengukuran arus listrik lemah), dan Marie Curie berhasil membuktikan bahwa
kekuatan radiasi uranium sebanding dengan jumlah kadar uranium yang
dikandung dalam campuran senyawa uranium. Marie Curie juga meneliti
campuran senyawa lain, dan menemukan bahwa campuran senyawa thorium juga
memancarkan radiasi yang sama dengan campuran senyawa uranium, dan sifat
pemancaran radiasi seperti ini diberi nama radioaktivitas.
Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tak-stabil untuk
memancarkan radiasi dan berubah menjadi inti stabil. Proses perubahan ini
disebut peluruhan dan inti atom yang tak-stabil disebut radionuklida. Materi yang
mengandung radionuklida disebut zat radioaktif.
Sinar radioaktif dibedakan menjadi 3 macam yaitu sinar alfa, sinar beta
dan sinar gamma. Dimana ketiga macam sinar itu memiliki daya tembus sendiri
sendiri. Menurut tingkat intensitas daya tembusnya sinar radioaktif diurutkan dari
sinar alfa sebagai sinar yang daya tembusnya terlemah dan kemudian disusul oleh
beta yang daya tembusnya lebih kuat dari alfa dan yang terkuat adalah gamma.
Cara untuk menangkal ketiga sinar radioaktif itu adalah (sinar alfa ditangkal oleh
selembar kertas, sinar beta ditangkal oleh lembaran aluminium dan untuk sinar
gamma dapat ditangkal dengan timbal).

I.2.2 Interaksi Antar Partikel


Interaksi radiasi gamma sangat kecil sehingga memiliki daya tembus yang
jauh lebih besar dari pada radiasi alfa dan beda, penyerapan radiasi gamma
disebabkan oleh 3 poses fisik, yaitu :

Efek foto listrik

Hamburan eek compton

Produksi pasangan

Efek fotolistrik dan efek Compton timbul karena interaksi antara Sinar-X
atau sinar dengan elektron-elektron dalam atom dari materi (zat) itu, sedang efek
produksi pasangan timbul karena interaksi dengan medan listrik inti atom. Apabila
I0 adalah intensitas sinar-X atau sinar yang datang pada suatu permukaan materi
(zat) dan Ix adalah intensitas sinar-X atau sinar yang berhasil menembus lapisan
setebal x materi tersebut maka akan terjadi pengurangan intensitas.
Interaksi partikel alfa sangat kuat tetapi pendek, lintasan partikel alfa saat
berinteraksi dengan materi adalah lurus dan menghasilkan pasangan ion dengan
kerapatan disekitarnya. Partikel alfa yang hilang selama melewati materi hampir
seluruhnya karena interaksinya dengan elektron orbital atom, menghasilkan
pasangan ion.
Interaksi sinar beta dengan materi menyerupai sinar alfa namun
menghasilkan kerapatan pasangan ion lebih sedikit (sekitar 4-8 pasangan ion
permm lintasan). Jangkauan partikel alfa jauh lebih panjang dari pada partikel alfa
dan partikel beta akan disimpangkan jauh ke luasan yang lebih besar dan
berbentuk zigzag.
I.2.3 Detektor Sintilasi
Detektor merupakan suatu alat yang sangat peka terhadap adanya radiasi,
yang apabila terkena radiasi akan memberikan tanggapan (response) tertentu yang
akan menjadi lebih mudah diamati. Detektor berguna sebagai alat untuk mengukur
dan menentukan adanya radiasi. Salah satu jenis detektor yang dapat digunakan
untuk mendeteksi radiasi adalah detektor sintilasi.
Proses sintilasi adalah terpencarnya sinar tampak ketika terjadi transisi
elektron dari tingkatenergi (orbit) yang lebih tinggi ke tingkat energi yang lebih
rendah di dalam bahan penyerap. Proses sintilasi iniakan terjadi bila terdapat
kekosongan elektron pada orbit yang lebih dalam. Kekosongan elektrontersebut
dapat disebabkan karena lepasnya elektron dari ikatannya (proses ionisasi)
atauloncatnya elektron ke lintasan yang lebih tinggi bila dikenai radiasi (proses
eksitasi).
Detektor sintilasi selalu terdiri dari dua bagian yaitu bahan sintilator
dan photomultiplier.

Bahan sintilator merupakan suatu bahan padat, cair maupun

gas, yang akan menghasilkan percikan cahaya bila dikenai radiasi pengion.
Photomultiplier digunakan untuk mengubah percikan cahaya yang dihasilkan
bahan sintilator menjadi pulsa listrik.

Gambar 1. Proses pembentukan sinyal listrik pada detektor sintilasi


Energi yang mengenai bahan sintilator diserap oleh atom-atomnya
sehingga terdapat beberapa elektron yang tereksitasi, beberapa saat kemudian
elektron-elektron yang tereksitasi tadi akan kembali ke keadaan dassarnya melalui
beberapa tingkat energi dengan memancarkan percikan cahaya (foton).
Prinsip kerja dari detektor sintilasi adalah dengan mengubah radiasi
pengion yang menumbuk bahan sintilator mendai percikan cahaya. Jumlah
percikan cahaya yang dihasilkan oleh bahan sintilator sangat sedikit, oleh karena
itu percikan cahaya tersebut haruslah diperkuat dengan photo multiplier tube agar
dapat dihasilkan pulsa/sinyal yang mampu dideteksi oleh detektor sintilasi. Sinyal
yang masuk PMT diperkuat hingga 106 kali.

Gambar 2. Proses terjadinya percikan cahaya di dalam sintilator


I.2.3 Aktivitas Radioaktif
Akibat pemancaran sinar radioaktif ini mengakibatkan inti radioaktif
makin lama makin kecil (meluruh). Laju perubahan inti radioaktif dinamakan

aktifitas inti. Semakin besar aktifitasnya semakin banyak inti atom yang meluruh
tiap detiknya (catatan aktifitas hanya berhubungan dengan jumlah peluruhan tiap
detik, tidak tergantung pada sinar apa yang dipancarkan). Laju peluruhan
radioaktif disebut aktivitas (activity lambang A). Aktivitas tidak bersangkut paut
dengan jenis peluruhan atau radiasi yang dipancarkan cuplikan, atau dengan
energy radiasi yang dipancarkan. Aktivitas hanya ditentukan oleh jumlah
peluruhan per detik.
Satuan dasar untuk mengukur aktivitas adalah curie.
1 curie ( Ci) = 3,7 x 1010 peluruhan /detik
Satu curie didefinisikan sebagai banyaknya peluruhan yang dilakukan
oleh satu gram radium dalam waktu satu sekon. Satu curie adalah bilangan yang
besar sehingga kita lebih sering bekerja dengan satuan millicurie (mCi) dan
mikrocurie (Ci). Dalam SI, satuan aktivitas radiasi dinyatakan dalam Bequerel
(Bq).
1 curie = 3,7 x 1010 peluruhan/sekon = 3,7 x10 10 Bq
1 mCi = 10-3 Ci
1 Ci = 10-6 Ci

Untuk menentukan nilai aktivitas menggunakan persamaan sebagai


berikut :

A = A0 e-t

(1)

dimana konstantas peluruhan sebagai berikut:

(2)

Keterangan :
T1/2 : waktu yang dibutuhkan oleh inti radioaktif untuk meluruh hingga
aktivitasnya tinggal separo dari aktivitas semula
T : selang waktu dari awal hingga saat ini dari sumber standar

A0 : radioaktivitas sumber standar semula


At : radioaktivitas sumber standar pada saat ini (cps)
Radioaktivitas netto sumber standar (An) dengan metode relatf dapat
dihitung dengan rumus (Suliyanto dan Muradi 2009):
(3)
Keterangan :
An = radioaktivitas sumber standar netto, cps
Nn = hasil cacah sumber standar dikurangi cacah latar
t = waktu cacah (detik)
Radioaktivitas netto sumber standar (An) dengan metode absolut dapat
dihitung dengan rumus :

Keterangan :
= laju cacah netto (cps)
= efisiensi total
= faktor geometri

dimana mencari :
-

Laju cacah :

Keterangan :
= cacah netto sumber
= waktu cacah (detik)

Efisiensi (Faiz M.Khan 2003) :

x 100%

Keterangan :
= Radioaktifitas setandar sumber netto (Bq)
= Aktivitas

- Faktor geometri (Knoll 1979):

= [

Keterangan :
= jarak sumber ke detektor (cm)
= jari- jari detektor (cm)
Efisiensi adalah nilai yang menunjukkan perbandingan antara jumlah
pulsa listrik yang dihasilkan sistem pencacah (cacahan) terhadap radiasi yang
diterima detektor.
Faktor geometri (FG) berhubungan dengan bentuk sumber, luas
permukaan detektor, dan jarak sumber ke detektor.
I.2.4 Karakteristik
Tabel 1. Karakteristik sumber radioaktif
NO
1
2
3

Sumber
Co60
Am241
Ra226

Waktu Peluruhan (Tahun)


5,3
432
1624

Energi
1173,2380,015
548,740,12
4784,500,25

Sinar Radiasi
Gamma
Alfa
Alfa

Tabel 2. Identitas sumber radiasi


NO

Sumber

Realease Date

Co60

Am241

Ra226

26 September
2015
26 September
2015
8 Januari 2015

Selang waktu
realease
(Tahun)
0,819

Aktivitas
Awal (Bq)

Nomor
Certificate

74000

0,819

74000

1,474

5000

CO00160223UW880
CO00160223AD9933
CO00157690AD3257

Ket : Lembaga Setifikat (eckert & ztegler germany)

Tabel 3. Katakteristik Shielding


NO
1
2
3

II.

Bahan
Massa Jenis
Shielding
(gr/cm2)
Seng
6,57
Alumunium
2,375
Plastik
Sumber : wikipedia.org

Nomor
Atom
30
16
-

Jenis Unsur
Logam transisi
Logam lainnya
-

Titik
Lebur (K)
692,68
933,47
-

Titik
Didih (K)
1180
2792
-

METODE EKSPERIMEN
II.1 Waktu dan Tempat
Eksperimen kali ini dilakukan pada Hari Kamis, tanggal 02 Juli 2015 pukul
10.00-16.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Fisika Nuklir UIN Sunan Gunung Djati
Bandung.
II.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah :
1

Detektor sintilasi.

Perangkat Komputer.

Software Cassy Lab 2.

Sensor-Cassy 2.

MCA box.

Power Supply Tegangan Tinggi.

Statif dan Klip penjepit.

Kabel penghubung.

Rangkaian Amplifier.

10 Sumber radiasi (Co60, Ra226, Am241)


11 Shielding (Plastik Mika, Alumunium, Seng).
II.3 Prosedur Percobaan
Eksperimen ini terdiri dari 3 percobaan, percobaan 1 yaitu menghitung jumlah
nilai cacahan total tanpa menggunakan Shielding. Sebelum melakukan percobaan 1
kita melakukan percobaan untuk menghitung jumlah cacahan latar belakang, dengan
melakukan percobaan tanpa menggunakan sumber radioaktif. Kemudian baru
melakukan percobaan 1 yaitu pertama-tama pilih sampel radioaktif (Co-60, Ra-226,
Am-241) yang akan diamati dan letakkan pada muka detektor dengan, kemudian

hidupkan MCA dan detektor sintilasi dengan cara menghubungkan kabel pada sumber
tegangan PLN (pastikan power supply pada posisi on dan dimulai dari angka nol) atur
tegangan sebesar 700 volt, lalu nyalakan komputer dengan membuka software Cassy
Lab 2 dan mengatur waktu untuk menetapkan lama pencacahan (1 menit), tentukan
jarak dari sumber radiasi menuju detektor sebesar 10 cm, kemudian tekan tombol
start measuring untuk memulai atau menghentikan pencacahan, terakhir amati dan
catat jumlah cacahan dengan mengklik windows Event NA.
Percobaan 2 yaitu menghitung jumlah nilai cacahan total menggunakan
Shielding. Pada percobaan 2 ini tahap-tahapnya hampir sama dengan percobaan 1
tetapi dalam percobaan 2 ini menggunakan shielding (Plastik Mika, Alumunium,
Seng), dengan menyimpan shielding diantara sumber dan detektor sintilasi dengan
jarak setengah antar detektor dengan sumber.
Percobaan ke 3 yaitu menghitung aktivitas radioaktif pada suatu saat dan
aktivitas radioaktif pada percobaan dengan menggunakan detektor. Pada percobaan 3
ini pertama-tama mencari informasi release date dari masing masing sumber
radiasi, kemudian hitunglah lamanya sumber radiasi yang digunakan sampai terakhir
digunakan, lalu tentukan waktu paruh untuk masing masing sumber radiasi,
hitunglah aktivitas radioaktifitas pada saat tertentu dan aktivitas radioaktifitas dengan
menggunakan detektor sintilasi menggunakan beberapa persamaan yang terdapat
dimodul.

Gambar 3. Skema Rangkaian Alat

III.

DATA DAN ANALISIS


Tabel 4. Hasil rata-rata jumlah cacahan tanpa shielding
NO

Sumber

d (cm)

t (s)

V (V)

NA

Nn

Co60

10

60

700

14591,3

7357,9130,81

Am241

10

60

700

7122,1

111,355,48

Ra226

10

60

700

10445

3211,6105,91

Tabel 5. Hasil rata-rata jumlah cacahan menggunakan shielding


NO Sumber

NA

Nn

(cm) (s) (V)


Seng

Plastik

Alumunium

Seng

Plastik

Alumunium

Co60

10

60 700 13215,8 13355,6

13366,6

5982,4157,10

6122,2105

6133,2159,02

Am241

10

60 700

7046,6

7052,1

164,894,46

186,8112,25

181,351,64

Ra226

10

60 700 10210,6 10469,7

10381

2977,2119.53 3236,3142,42

3147,693,24

7068,6

Keterangan :
NA : Banyaknya jumlah cacahan total
Nn : Selisih cacahan total dengan latar belakang

Perbanding Jumlah Total Cacahan

Co60
Total Jumlah Cacahan

15000
14500
14000

Co- 60

13500

Co -60 Plastik

13000

Co -60 Alumunium

12500

Co -60 seng

12000
11500

Gambar 4. Grafik perbamdimham jumlah total cacahan Co60

Perbandingan Jumlah Cacahan

Am241
Jumlah Total Cacahan

7300
7200
Am-241

7100
7000

Am-241 Plastik

6900

Am-241 Alumunium

6800

Am-241 seng

6700
6600

Gambar 5. Grafik perbamdimham jumlah total cacahan Am241

Perbandingan Jumlah cacahan


Ra226
Jumlah Total Cacahan

10800
10600

Ra-226

10400

Ra-226 Plastik

10200

Ra-226 Alumunium

10000

Ra-226 seng

9800
9600

Gambar 6. Grafik perbamdimham jumlah total cacahan Ra226

Tabel 6. Aktivitas radioaktivitas dari hasil hitungan dan perobaan


NO

Sumber Radiasi

Aktivitas

Aktivitas

Percobaan (A)

Hitungan (A)

Efisiensi (%)

Co60

60101

67135,45

0,1826

Am241

66167

73911,67

0,0025

Ra226

4473,5

4997,142

1,0711

Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan, pada percobaan 1 sebelum


melalukan pengukuran dengan menggunakan radiasi terlebih dahulu besar jumlah

cacahan dimana tempat akan melakukan percobaan yaitu dengan melakukan cacahan
latar, rata-rata cacahan latar yang dihasilkan sebesar 7233,4306,09 nilai tersebut
mungkin disebabkan oleh beberapa radiasi yang disebabkan oleh alat elektronik yang
ada di sekitar tempat dilakukannya percobaan. Setelah mengetahui nilai cacah latar,
selanjutkan melakukan percobaan dengan semnggunakan sumber radioaktif Co60,
Am241 dan Ra22.
Berdasarkan tabel percobaan 1 yang tanpa menggunakan shielding nilai yang
paling tinggi dengan jumlah total cacah yang paling banyak adalah Co60 sebesar
14591,3. Sedangkan pada percobaan 2 yang menggunakan shielding mengalami
perubahan besar cacahannya, pada Co60 yang menggunakan shielding seng berubah
dengan selisih 1375,5 dengan shielding plastik berubah dengan selisih 1224,7, dan
dengan shielding alumunium berubah dengan selisih 1235,7 , berarti untuk sumber
Co60 shielding seng bagus untuk di gunakan dibandingkan shielding yang lainnya dan
plastik yang menghasilkan nilai cacahan yang besar dibandingkan yang lainnya.
Untuk perbandingan penurunan jumlah cacahan total pada sumber radiasi Am241 dan
Ra22 dengan mudah dapat dilihat pada grafik diatas terlihat dengan jelas
perbandingannya. Pengurangan nilai cacahan tanpa dan dengan menggunakan
shielding dikarenakan adanya interaksi antar partikel radiasi dengan materi yang
dilewatinya sebelum terdeteksi oleh detektor sintilasi.
Pengaruh shielding bukan hanya dari ketebalannya saja, namun juga kerapatan
yang ada pada setiap shielding yang digunakan. Semakin besar nomor atom suatu
materi, semakin mudah terjadi atenuasi sehingga untuk penahan radiasi alumunium
memiliki jumlah cacahan total yang dibandiing dengan seng dikarenakan nomor atom
alumunium yaitu 16 lebih kecil dibanding seng yaitu 30. Atenuasi sendiri merupakan
pelemahan sinyal yang diakibatkan oleh adanya jarak yang semakin jauh yang harus
ditempuh.
Kemudian pada percobaan 3 yaitu menghitung aktivitas zat radioaktif
dilakukan untuk menyelidiki karakteristik pancaran radioaktivitas pada radioaktif
Co60, Am241, dan Ra22. Sumber radiasi Co60 mempunyai aktivitas awal sebesar 74000
Bq, besar aktivitas hitungannya sebesar 67135,45 Bq pada 1 Juli 2015 sedangkan
untuk aktivitas dari percobaan menggunakan detektor sebesar 122,63 Bq. Untuk
sumber radiasi Am241 mempunyai aktivitas awal sebesar 74000 Bq, besar aktivitas
hitungannya

sebesar

73911,67

sedangkan

untuk

aktivitas

dari

percobaan

menggunakan detektor sebesar 1,855 Bq. Dan untuk sumber radiasi Ra226 mempunyai
aktivitas awal sebesar 5000 Bq, besar aktivitas hitungannya sebesar 4997,142
sedangkan untuk aktivitas dari percobaan menggunakan detektor sebesar 53,526 Bq.
Besar aktivitas dari hasil hitungan secara langsung lebih besar dari hasil
percobaan menggunakan detektor, dikarenakan hitungan aktivitas percobaan
menggunakan detektor dipengaruhi oleh nilai efisiensi detektor yang kecil.

IV.

KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan dan dianalisis, dapat disimpulkan bahwa :

Dari percobaan 1, Co60 mempunyai nilai cacahan yang besar dibandingan


dengan Am241 dan Ra22 dikarenakan Co60 merupakan partikel gamma yang
mempunyai energi besar, dan jumlah cacahan yang dihasilkan nya pun besar.

Pada percobaan kedua pengaruh shielding, dimana pada Co60 shielding yang
bagus untuk digunakan yaitu seng karena selisih dengan tanpa menggunakan
besar dan untuk shielding yang menghasilkan jumlah cacahan total yang besar
yaitu pada plastik.

Efect shielding dipengaruhi bukan hanya dari ketebalannya saja, namun juga
kerapatan yang ada pada setiap shielding

yang digunakan. Semakin besar

nomor atom suatu materi, semakin mudah terjadi atenuasi.

Pada percobaan ketiga diperoleh pula hasil aktivitas radioaktif t dan As yang
tidak jauh berbeda, dimana t dan As merupakan aktivitas sumber radiasi yang
hanya dipengaruhi oleh sumber radiasi standar yang digunakan, dan As
dipengaruhi oleh sumber radiasi juga efisiensi dan faktor geometri detektor yang
digunakan.

Faktor geometri tergantung oleh jarak sumber ke detektor dan luas detektor
sangat menentukan jumlah radiasi yang dapat ditangkap sehingga semakin luas
detektor dan semakin jauh jarak, maka nilai faktor geometri semakin kecil.

V.

DAFTAR PUSTAKA

Faiz M.Khan, Ph.D. The Physics Of Radiation Therapy. Phidekphia: Lippincott


Williams&Wilkins, 2003.

G.F. Knoll, Radiation Detection and Measurement, John Wiley, Toronto, 1989

http://anan-dk.blogspot.com/2011/11/detektor-sintilasi.html

https://id.scribd.com/doc/232228154/Detektor-Sintilasi

http://blogbabeh.blogspot.com/2012/01/v-behaviorurldefaultvmlo_3108.html

Kenneth S. Crane, Introductory Nuclear Physics, John Wiley & Sons, Toronto,
1988.

P. Faiz M Khan, "The Physics of Radiation Theraphy," USA, Lippincott Williams


& Wilkins.

Suliyanto, dan Muradi. Perhitungan Efisiensi Detektor Sintilasi Untuk


Pemantauan radioaktivitas Beta. Seminar Nasional V, November 2009: 183-189.

LAMPIRAN

Percobaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
rata2

9
10
rata2

Jumlah cacahan latar belakang


NA
6393
7190
7354
7356
7222
7270
7358
7326
7451
7414
7233,4

Percobaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
rata2

NA
14666
14465
14322
14486
14689
14683
14585
14589
14734
14694
14591,3

NA
7132
7151
7202
7043
7156
7203
7101
7072

NA
10320
10375
10475
10490
10661
10362
10415
10328
10526
10498
10445

Jumlah cacahan tanpa


menggunakan shielding Plastik
- Co60
Percobaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
rata2

Am241
Percobaan
1
2
3
4
5
6
7
8

Ra226
Percobaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
rata2

Jumlah cacahan tanpa shielding


- Co60

7077
7084
7122,1

NA
13233
13172
13373
13435
13461
13308
13401
13287
13374
13512
13355,6

Am241
Percobaan
1
2
3

NA
6863
7139
6905

4
5
6
7
8
9
10
rata2

NA
10442
10258
10696
10325
10521
10635
10462
10382
10603
10373
10469,7

Jumlah cacahan tanpa


menggunakan shielding Seng
- Co60
Percobaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
rata2

2
3
4
5
6
7
8
9
10
rata2

Ra226
Percobaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
rata2

7035
7025
7232
7136
6972
7094
7065
7046,6

NA
12830
13228
13336
13210
13295
13151
13307
13122
13324
13355
13215,8

Am241
Percobaan
1

NA
6960

Ra226
Percobaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
rata2

7151
7124
6940
6938
7197
7116
7063
7051
7146
7068,6

NA
10255
10139
10099
10215
10440
10035
10292
10109
10303
10219
10210,6

Jumlah cacahan tanpa


menggunakan shielding
Alumunium
- Co60
Percobaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
rata2

NA
13176
13229
13371
13405
13389
13377
13278
13194
13606
13641
13366,6

Am241
Percobaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
rata2

NA
7033
7037
7065
6940
7079
7024
7142
7052
7081
7068
7052,1

Ra226
Percobaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
rata2

NA
10444
10193
10482
10431
10392
10291
10330
10481
10331
10435
10381

Anda mungkin juga menyukai