Oleh:
KELOMPOK 1
Nama : Suharli AJ
NIM : 06111181621001
Dosen Pengampuh
Dr. Ida Sriyanti, S.Pd., M.Si.
Suatu unsur yang memiliki inti yang sama mempunyai probabilitas yang
sama dalam hal peluruhan. Namun tidak dapat ditentukan inti mana yang
mengalami peluruhan pada saat itu. Untuk mengetahui ini statisitika cacahan
radiasi menggunakan alat detektor Geiger Muller yang bekerja dengan prinsip
ionisasi. Pencacahan Geiger Muller ini digunakan untuk mengetahui radiasi
alfa, beta dan gamma. Selain itu, dapat diketahui waktu mati detektor dan cara
membuat kuva plateau. Dan dapat menentukan statistika pencacahan Geiger
Muller seperti perhitungan distribusi Poisson dan distribusi Gauss.
Data cacahan yang diambil dapat berupa data berkelompok yang besar rata-rata nya
didapat dengan persamaan :
∑𝑛
𝑖 𝑓𝑖𝑎𝑖
A= ∑𝑛
(2.3)
𝑖 𝑓𝑖
Dengan f adalah frekuensi cacahan ke-i, n adalah banyaknya pengukuran yang
dilakukan (Jorena dkk,2018)
BAB III
METODE PERCOBAAN
No Cacahan Frekuensi
1 0 3
2 1 3
3 2 11
4 3 13
5 4 7
6 5 10
7 6 2
8 9 1
9 70 4
No Cacahan Frekuensi
10 71 2
1 60 1
11 72 2
2 63 1
12 74 3
3 64 1
13 75 1
4 65 1
14 76 1
5 66 1
15 78 1
6 67 1
16 79 1
7 68 2
17 80 3
8 69 5
18 81 2
19 82 1 26 94 1
20 83 2 27 98 1
21 84 2 28 99 2
22 86 1 29 100 1
23 88 1 30 108 1
24 90 2 31 110 1
25 92 1
8 12 5
No Cacahan Frekuensi
9 13 6
1 5 1
10 14 3
2 6 1
11 15 3
3 7 3
12 16 4
4 8 3
13 20 2
5 9 7
14 23 1
6 10 4
7 11 7
∑ 𝑓𝑖 𝑎𝑐
𝐴=
∑ 𝑓𝑖
Tabel 4. Jumlah Cacahan dan Frekuensi Tanpa Bahan (Background)
Cacahan Frekuensi
No (ac) (fii)
(ac) (fii)
1 0 3 0
2 1 3 3
3 2 11 22
4 3 13 39
5 4 7 28
6 5 10 50
7 6 2 12
8 9 1 9
JUMLAH 50 163
∑ 𝑓𝑖 𝑎𝐵 163
Sehingga, 𝐴 = ∑ 𝑓𝑖
= = 3,26. Dari hasil rata-rata cacahan didapatkan nilai
50
𝐴𝑎 𝑒 𝐴
Ppoisson (a) = 𝑎!
3,260 𝑒 3,26
Untuk a = 0, P (0) = = 26,05
0!
3,261 𝑒 3,26
Untuk a = 1, P (1) = = 84,92
1!
3,262 𝑒 3,26
Untuk a = 2, P (2) = = 138,42
2!
3,263 𝑒 3,26
Untuk a = 3, P (3) = = 150, 42
3!
3,264 𝑒 3,26
Untuk a = 4, P (4) = = 122,6
4!
3,265 𝑒 3,26
Untuk a = 5, P (5) = = 79,93
5!
3,266 𝑒 3,26
Untuk a = 6, P (6) = = 43,43
6!
3,269 𝑒 3,26
Untuk a = 9, P (9) = = 2,98
9!
17 80 3 240
Cacahan Frekuensi 18 81 2 162
No (ac) (fi)
(ac) (fi) 19 82 1 82
1 60 1 60 20 83 2 83
2 63 1 63 21 84 2 168
3 64 1 64 22 86 1 86
4 65 1 65 23 88 1 88
5 66 1 66 24 90 2 180
6 67 1 67 25 92 1 92
7 68 2 136 26 94 1 94
8 69 5 345 27 98 1 98
9 70 4 280 28 99 2 198
10 71 2 142 29 100 1 100
11 72 3 216 30 108 1 108
12 74 1 74 31 110 1 110
13 75 3 225 JUMLAH 50 3925
14 76 1 76
15 78 1 78
16 79 1 79
∑ 𝑓𝑖 𝑎𝑐 3925
Sehingga, 𝐴 = ∑ 𝑓𝑖
= = 78,5. Dari hasil rata-rata cacahan didapatkan nilai
50
(𝑎−𝐴)2
1
PGauss = 𝑒− 2𝐴
√2𝜋𝐴
∑ 𝑓𝑖 𝑎𝑐
𝐴=
∑ 𝑓𝑖
12 16 4 64
Cacahan Frekuensi 13 20 2 40
No (ac) (fi)
(ac) (fi) 14 23 1 23
1 5 1 5 JUMLAH 50 588
2 6 1 6
3 7 3 21 ∑ 𝑓𝑖 𝑎𝑐 588
Sehingga, 𝐴 = ∑ 𝑓𝑖
= = 11,76.
4 8 3 24 50
8 12 5 60 distribusi Gauss:
9 13 6 78 (𝑎−𝐴)2
1 −
PGauss = 𝑒 2𝐴
√2𝜋𝐴
10 14 3 42
11 15 3 45
Untuk a = 5, P (5) Untuk a = 14, P (14)
(5−11.76)2 (14−11.76)2
1 − 1 −
= 𝑒 2(11.76) =0,016 = 𝑒 2(11.76) = 0,01
√2𝜋(11.76) √2𝜋(11.76)
No Cacahan Probabilitas
1 0 26,05
2 1 84,92
3 2 138,42
4 3 150,42
5 4 122,6
6 5 79,93
7 6 43,43
8 9 2,98
180
160
140
Probabilitas (%)
120
100
80
60
40
20
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Cacahan
16 79 0,98
No Cacahan Probalitas
17 80 0,98
1 60 0,005
18 81 0,98
2 63 0,009
19 82 0,925
3 64 0,012
20 83 0,039
4 65 0,014
21 84 0,0086
5 66 0,016
22 86 0,031
6 67 0,02
23 88 0,025
7 68 0,022
24 90 0,019
8 69 0,025
25 92 0,014
9 70 0,028
26 94 0,0097
10 71 0,031
27 98 0,004
11 72 0,034
28 99 0,003
12 74 0,039
29 100 0,002
13 75 0,041
30 108 0,0002
14 76 0,043
31 110 0,00008
15 78 0,98
0.03
0.025
0.02
0.015
0.01
0.005
0
0 20 40 60 80 100 120
Cacahan
Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa probabilitas poison cacahan
tertinggi terdapat pada 0,045% dan terjadi daerah plateium pada cacahan 100,
daerah palteium merupakan derah konstan atau sudah tidak mencapai titik
maksimum.
0.14
0.12
0.1
PROBABILITAS (%)
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0 5 10 15 20 25
CACAHAN
5.1. Kesimpulan
1. Berdarkan data cacah terbesar dari radioaktif adalah amerisium karena
mengadung sinar alfa. Sebab sinar alfa memiliki ionisasi terbesar dari
radioaktif lainnya
2. Daerah plateium merupakan daerah konstan atau tidak dapat mencapai titik
maksimum
3. Pada Amerisium terlihat bahwa semakin besar cacahan maka probabilitas
sinar alfanya semakin kecil
Daftar Pustaka
Jorena, Adnan, dkk. 2018. Modul Praktikum Fisika II. Indralaya : Universitas
Sriwijaya