Disusun oleh
Wahyudin ( 162227013 )
1.3 Tujuan................................................................................................. 2
i
6.1 Daya listrik ......................................................................................... 33
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang
saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu
lintasan tertutup.
Elemen atau komponen yang akan di bahas adalah elemen atau komponen yang
memiliki dua buah terminal atau kutub pada kedua ujungnya.
Elemen lain adalah elemen pasif dimana elemen ini tidak dapat menghasilkan
energi, dapat dikelompokkan menjadi elemen yang hanya dapat menyerap energi
dalam hal ini hanya terdapat pada komponen resistor atau banyak juga yang
menyebutkan tahanan atau hambatan dengan simbol R, dan komponen pasif yang
dapat menyimpan energi juga diklasifikasikan menjadi dua yaitu komponen atau
elemen yang menyerap energi dalam bentuk medan magnet dalam hal ini induktor
atau sering juga disebut sebagai lilitan, belitan atau kumparan dengan simbol L,
dan kompone pasif yang menyerap energi dalam bentuk medan magnet dalam hal
ini adalah kapasitor atau sering juga dikatakan dengan kondensator dengan simbol
C, pembahasan mengenai ketiga komponen pasif tersebut nantinya akan
dijelaskan pada bab berikutnya.
Yang dimaksud dengan satu lintasan tertutup adalah satu lintasan saat kita mulai
dari titik yang dimaksud akan kembali lagi ketitik tersebut tanpa terputus dan tidak
memandang seberapa jauh atau dekat lintasan yang kita tempuh Rangkaian listrik
merupakan dasar dari teori rangkaian pada teknik elektro yang menjadi dasar atau
fundamental bagi ilmu-ilmu lainnya seperti elektronika, sistem daya, sistem
computer, putaran mesin, dan teori control.
1
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
2
BAB 2
ARUS LISTRIK
Muatan terdiri dari dua jenis yaitu muatan positif dan muatan negatif Arah arus
searah dengan arah muatan positif (arah arus listrik) atau berlawanan dengan arah
aliran elektron. Suatu partikel dapat menjadi muatan positif apabila kehilangan
elektron dan menjadi muatan negatif apabila menerima elektron dari partikel lain.
Coulomb adalah unit dasar dari International System of Units (SI) yang digunakan
untuk mengukur muatan listrik.
3
Satuannya : Ampere ( A )
Dalam teori rangkaian arus merupakan pergerakan muatan positif. Ketika terjadi
beda potensial disuatu elemen atau komponen maka akan muncul arus dimaan
arah arus positif mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah dan arah arus
negatif mengalir sebaliknya.
Δq
Maka Secara matematis arus listrik dinyatakan sebagai : I =
Δt
Macam-macam arus :
Arus DC adalah arus yang mempunyai nilai tetap atau konstan terhadap
satuan waktu, artinya di mana pun kita meninjau arus tersebut pada waktu berbeda
akan mendapatkan nilai yang sama.
Arus AC adalah arus yang mempunyai nilai yang berubah terhadap satuan
waktu dengan karakteristik akan selalu berulang untuk perioda waktu tertentu
(mempunyai periode waktu : T).
4
2.4 Tegangan
Satuanya : volt ( v )
1. Tegangan turun/ voltage drop Jika dipandang dari potensial lebih tinggi ke
potensial lebih rendah dalam hal ini dari terminal A ke terminal B.
2. Tegangan naik/ voltage rise Jika dipandang dari potensial lebih rendah ke
potensial lebih tinggi dalam hal ini dari terminal B ke terminal A.
Pada buku ini istilah yang akan dipakai adalah pengertian pada item nomor 1 yaitu
tegangan turun. Maka jika beda potensial antara kedua titik tersebut adalah
sebesar 5 Volt, maka VAB = 5 Volt dan VBA = -5 Volt
2.5 Energi
Kerja yang dilakukan oleh gaya sebesar satu Newton sejauh satu meter.
Jadi energi adalah sesuatu kerja dimana kita memindahkan sesuatu dengan
mengeluarkan gaya sebesar satu Newton dengan jarak tempuh atau sesuatu
tersebut berpindah dengan selisih jarak satu meter.
Pada alam akan berlaku hukum Kekekalan Energi dimana energi sebetulnya tidak
dapat dihasilkan dan tidak dapat dihilangkan, energi hanya berpindah dari satu
bentuk ke bentuk yang lainnya. Contohnya pada pembangkit listrik, energi dari air
yang bergerak akan berpindah menjadi energi yang menghasilkan energi listrik,
energi listrik akan berpindah menjadi energi cahaya jika anergi listrik tersebut
5
melewati suatu lampu, energi cahaya akan berpinda menjadi energi panas jika bola
lampu tersebut pemakaiannya lama, demikian seterusnya. Untuk menyatakan
apakah energi dikirim atau diserap tidak hanya polaritas tegangan tetapi arah arus
juga berpengaruh.
1. Menyerap energi
2. Mengirim energi
Jika arus positif masuk terminal positif dari terminal elemen/komponen, atau
arus positif meninggalkan terminal positif elemen/komponen.
Energi yang diserap/dikirim pada suatu elemen yang bertegangan v dan muatan
yang melewatinya Δq adalah Δw = vΔq
6
BAB 3
Arus listrik dalam kaitannya dengan hambatan yang terjadi dalam proses
elektrokimia mengacu pada hukum ohm yang mengataka hubungan antara
tegangan. Tegangan arus dan hambatan listrik diperlihatkan dalam persamaan
berikut : V = I . R
Hukum ohm semulanya terdiri atas dua bagian-bagian pertama tidaklain ohm.
Akan tetapi, ohm juga mekatakan bahwa R adalah suatu konstanta yang tidak
tergantung pada V maupun I. Bagian kedua hukum ini tidak seluruhnya benar
(Geushe, 1998).
Jika arus listrik melalui suatu penghantar, maka kekuatan arus tersebut
sebanding lurus dengan tegangan listrik yang terdapat antara kedua penghantar
tadi (Tilloy, 1980).
Menurut Alfian, (2010)Di dalam logam pada keadaan susu tetap, rapat arus I
berbanding lurus dengan medan listrik. Hubungan dengan tegangan arus dan
hambatan disebut “hukum ohm” ditentukan oleh George Simon Ohm dipublikasikan
pada sebuah pajios pada tahun 1827. Prinsip ohm adalah besarnya arus listrik
yang mengalir pada sebuah penghantar motal pada rangkaian rumus V = I.R, di
mana:
Melalui percobaan diketahui bahwa di dalam logam pada suatu suhu tetap
rapat arus J berbanding lurus dengan madan listrik (hukum ohm). J = ge tegangan
7
G disebur hambatan, kebalikan dari kehantaran disebut hambatan n=1/9 satuan n
dalam sistem adalah volt perampere 1 ohm = 1 volt/1 ampere satuan kehantaran G
= Ω-1 (Reitz, 1993).
bunyi dari Hukum Ohm “Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah
penghantar atau Konduktor akan berbanding lurus dengan beda potensial /
tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan berbanding terbalik dengan
hambatannya (R)”.
V=IxR
I=V/R
R=V/I
Contoh latihan :
Penyelesaian :
Jika arus mengalir pada penghantar 2A dengan besar harga tahanan 55Ω, maka
tegangan pada penghantar adalah :
2. Tiga buah hambatan disusun secara seri, masing – masing nilainya 4 ohm, 3
ohm dan 5 ohm. Hambatan ini kemudian dipasang pada tegangan 120 volt.
Hitunglah besarnya tegangan pada hambatan 3 ohm.
Jawab:
R1 = 4 ohm
R2 = 3 ohm
R3 = 5 ohm
V = 120 volt
V =I.R
I = V/Rtotal = 120 /12 = 10 A
VR2 = I X R2
= 10 X 3
= 30 volt
8
3.2 Hukum Kirchoft
Jumlah arus yang memasuki suatu percabangan atau node atau simpul
samadengan arus yang meninggalkan percabangan atau node atau simpul, dengan
kata lain jumlah aljabar semua arus yang memasuki sebuah percabangan atau
node atau simpul samadengan nol. Secara matematis :
Dapat diilustrasikan bahwa arus yang mengalir samadengan aliran sungai, dimana
pada saat menemui percabangan maka aliran sungai tersebut akan terbagi sesuai
proporsinya pada percabangan tersebut. Artinya bahwa aliran sungai akan terbagi
sesuai dengan jumlah percabangan yang ada, dimana tentunya jumlah debit air
yang masuk akan samadengan jumlah debit air yang keluar dari percabangan
tersebut
Contoh :
Contoh Latihan :
9
Jawaban :
Hukum KCL :
Σi = 0
i = −8 + 7 = −1A
ΣV = 0
Contoh :
Lintasan a-b-c-d-a :
Vab + Vbc + Vcd + Vda = 0
-V1 + V2 + -V3 + 0 = 0
V2 – V1 – V3 = 0
Lintasan a-d-c-b-a :
Vad + Vdc + Vcb + Vba
V3 – v2 – V1 – 0 = 0
V3 – V2 + V1 = 0
10
Contoh Latihan :
Jawab :
11
12
BAB 4
TEOREMA RANGKAIAN
1. Teorema Superposisi
2. Teorema Substitusi
3. Teorema Thevenin
4. Teorema Norton
5. Teorema Millman
6. Teorema Transfer Daya Maksimum
Pada teorema ini hanya berlaku untuk rangkaian yang bersifat linier, dimana
rangkaian linier adalah suatu rangkaian dimana persamaan yang muncul akan
memenuhi jika y = kx, dimana k = konstanta dan x = variabel. Dalam setiap
rangkaian linier dengan beberapa buah sumber tegangan/ sumber arus dapat
dihitung dengan cara :
Pengertian dari teori diatas bahwa jika terdapat n buah sumber maka dengan teori
superposisi sama dengan n buah keadaan rangkaian yang dianalisis, dimana
nantinya n buah keadaan tersebut akan dijumlahkan. Ini berarti bahwa bila
terpasang dua atau lebih sumber tegangan/sumber arus, maka setiap kali hanya
satu sumber yang terpasang secara bergantian. Sumber tegangan dihilangkan
dengan cara menghubung singkatkan ujung-ujungnya (short circuit), sedangkan
sumber arus dihilangkan dengan cara membuka hubungannya (open circuit).
13
Contoh latihan :
Jawaban :
Pada saat sumber tegangan aktif/bekerja maka sumber arus tidak aktif (diganti
dengan tahanan dalamnya yaitu tak hingga atau rangkaian open circuit) :
20
Maka : i1 = =1•A
10+10
Pada saat sumber arus aktif/bekerja maka sumber tegangan tidak aktif (diganti
dengan tahanan dalamnya yaitu nol atau rangkaian short circuit) :
10
i2 = - • 1 = -0,5 • A
10+10
Sehinga :
i = i1 + i2 = 1 – 0,5 = 0,5A
14
4.2 Teorema subtitusi
Suatu komponen atau elemen pasif yang dilalui oleh sebuah arus yang
mengalir (sebesar i) maka pada komponen pasif tersebut dapat digantikan dengan
sumber tegangan Vs yang mempunyai nilai yang sama saat arus tersebut melalui
komponen pasif tersebut.
Jika pada komponen pasifnya adalah sebuah resistor sebesar R, maka sumber
tegangan penggantinya bernilai Vs = i.R dengan tahanan dalam dari sumber
tegangan tersebut samadengan nol.
Contoh latihan :
Resistor 1 Ω yang dilalui arus i2 sebesar 0,5 A, jika diganti dengan Vs = 1.i2 = 0,5
V, akan menghasilkan arus i1 yang sama pada saat sebelum dan sesudah diganti
dengan sumber tegangan.
15
Dengan analisis mesh :
Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu
buah sumber tegangan yang dihubungserikan dengan sebuah tahanan ekivelennya
pada dua terminal yang diamati.
16
Pada gambar diatas, dengan terorema substitusi kita dapat melihat rangkaian sirkit
B dapat diganti dengan sumber tegangan yang bernilai sama saat arus melewati
sirkit B pada dua terminal yang kita amati yaitu terminal a-b.
2. Ketika sirkit linier A aktif/bekerja maka pada sumber tegangan bebas diganti
dengan tahanan dalamnya yaitu nol atau rangkaian short circuit
17
Pada saat terminal a-b di open circuit (OC), maka i yang mengalir samadengan nol
(i = 0), sehingga :
Jika pada rangkaian tersebut terdapat sumber dependent atau sumber tak
bebasnya, maka untuk memperoleh resistansi penggantinya, terlebih dahulu kita
mencari arus hubung singkat (isc), sehingga nilai resistansi penggantinya (Rth)
didapatkan dari nilai tegangan pada kedua terminal tersebut yang di-open circuit
dibagi dengan arus pada kedua terminal tersebut yang di- short circuit .
1. Cari dan tentukan titik terminal a-b dimana parameter yang ditanyakan.
2. Lepaskan komponen pada titik a-b tersebut, open circuit kan pada terminal a-
b kemudian hitung nilai tegangan dititik a-b tersebut (Vab = Vth).
3. Jika semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nilai tahanan
diukur pada titik a-b tersebut saat semua sumber di non aktifkan dengan cara
diganti dengan tahanan dalamnya (untuk sumber tegangan bebas diganti
18
rangkaian short circuit dan untuk sumber arus bebas diganti dengan
rangkaian open circuit) (Rab = Rth).
4. Jika terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencari nilai tahanan
𝑉𝑡ℎ
penggantiTheveninnya didapatkan dengan cara Rth =
𝐼𝑠𝑐
5. Untuk mencari Isc pada terminal titik a-b tersebut dihubungsingkatkan dan di
cari arus yang mengalir pada titik tersebut (Iab = Isc).
6. Gambarkan kembali rangkaian pengganti Theveninnya, kemudian
pasangkankembali komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter yang
ditanyakan.
Contoh latihan :
untuk sumber bebas/ independent
Jawaban :
Tentukan titik a-b pada R dimana parameter i yang ditanyakan, hitung tegangan
dititik a-b pada saat terbuka :
19
Mencari Rth ketika semua sumber bebasnya tidak aktif (diganti dengan tahanan
dalamnya) dilihat dari titik a-b :
Rth = 4Ω
Sehingga :
19
I= 𝐴
8
Contoh latihan :
untuk sumber tak bebas/ dependent
20
Jawaban :
Karena terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencari Rth tidak bisa langsung
dengan mematikan semua sumbernya, sehingga harus dicari nilai Isc :
21
Rangkaian pengganti Thevenin :
Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu
buah sumber arus yang dihubungparalelkan dengan sebuah tahanan ekivelennya
pada dua terminal yang diamati.
1. Cari dan tentukan titik terminal a-b dimana parameter yang ditanyakan.
2. Lepaskan komponen pada titik a-b tersebut, short circuit kan pada terminal a-
b kemudian hitung nilai arus dititik a-b tersebut (Iab = Isc = IN).
3. Jika semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nilai tahanan
diukur pada titik a-b tersebut saat semua sumber di non aktifkan dengan cara
diganti dengan tahanan dalamnya (untuk sumber tegangan bebas diganti
rangkaian short circuit dan untuk sumber arus bebas diganti dengan
rangkaian open circuit) (Rab = RN = Rth).
4. Jika terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencari nilai tahanan pengganti
𝑉𝑜𝑐
Nortonnya didapatkan dengan cara RN =
𝑰𝑁
5. Untuk mencari Voc pada terminal titik a-b tersebut dibuka dan dicari tegangan
pada titik tersebut (Vab = Voc).
22
6. Gambarkan kembali rangkaian pengganti Nortonnya, kemudian pasangkan
kembali komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter yang ditanyakan.
Contoh latihan :
untuk sumber bebas/ independent
Jawaban :
Tentukan titik a-b pada R dimana parameter i yang ditanyakan, hitung isc = iN saat
R = 4Ω dilepas :
23
Mencari Rth ketika semua sumber bebasnya tidak aktif (diganti dengan tahanan
dalamnya) dilihat dari titik a-b :
RN = 4Ω
24
Jawaban :
Mencari isc :
25
Langkah – langkah :
Contoh latihan :
26
Jawaban :
Transfer daya maksimum terjadi jika nilai resistansi beban samadengan nilai
resistansi sumber, baik dipasang seri dengan sumber tegangan ataupun dipasang
paralel dengan sumber arus.
27
dengan asumsi Vg dan Rg tetap, dan PL merupakan fungsi RL, maka untuk mencari
nilai maksimum PL adalah :
Sehingga :
RL = Rg
Teorema transfer daya maksimum adalah daya maksimum yang dikirimkan ketika
beban RL samadengan beban intern sumber Rg. Maka didapatkan daya
maksimumnya :
28
BAB 5
DASAR-DASAR AC
29
5.2 Konsep phasor
Formula Euler :
Sebagai contoh :
Adalah nama untuk suatu bentuk sketsa pada bilangan kompleks, yang
memperhatikan hubungan antara tegangan fasor dan arus fasor di dalam sebuah
rangkaian. Diagram ini juga memberikan sebuah metode grafis yang dapat
memudahkan pekerjaan dalam menganalisis rangkaian. Seperti halnya bilangan
kompleks dalam bentuk polar yang bisa diubah dalam bentuk rektangular dan
disajikan dalam bentuk diagram. Penyajian fasor dalam bentuk diagram ini disebut
diagram fasor.
Jika beda phasa antara tegangan dan arus sebesar θ, maka diagram phasornya
sebagai berikut :
30
Contoh latihan :
1. Suatu fungsi arus dan tegangan seperti i (t)= 15,5 sin(2500t-145°)A dan v (t) =
311 sin(2500t+270°)V. Tentukan fasor dan gambar diagram fasor nya.
Penyelesaian
Penyajian dalam bentuk fasor dari arus dan tegangan ini adalah
31
Penyajian dalam bentuk fasor tegangan adalah:
500<−20°
𝑉= = 353,55 < −20°𝑉
√2
32
BAB 6
DAYA LISTRIK
Dimana :
P = Daya Listrik,
E = Energi dengan satuan Joule
t = waktu dengan satuan detik
Dalam rumus perhitungan, Daya Listrik biasanya dilambangkan dengan huruf “P”
yang merupakan singkatan dari Power. Sedangkan Satuan Internasional (SI) Daya
Listrik adalah Watt yang disingkat dengan W. Watt adalah sama dengan satu joule
per detik (Watt = Joule / detik)
Rumus Daya listrik adalah:
P= Vx I atau P= I2x R
Yang mana :
P adalah Daya listrik (Watt atau W)
33
I adalah Arus listrik (Ampere atau A)
V adalah Tegangan listrik (Volt atau V)
R adalah Hambatan (Ohm atau R)
Contoh latihan :
Jika sebuah komponen dilewati arus sebesar i(t) = 10sin 30t A dan tegangannya v(t)
= 50sin(30t + 30°) , maka berapa daya yang muncul saat t = 1 detik !
Jawaban :
34
6.3 Daya dengan sumber sinusoidal
Jika sebuah elemen bersifat induktif dengan tegangan v(t) = Vm sin ωt , pada
element tersebut mengalir arus dengan i(t)= Im sin( ωt-π/2), maka daya pada
elemnt tersebut adalah :
P(t ) = v(t).i(t) = Vm Im sin 𝜔𝑡 sin ( 𝜔𝑡 − 𝜋/2) .................................................5
Dengan sin ( 𝜔𝑡 − 𝜋/2)= − cos 𝜔𝑡 dan 2sin 𝑥 cos 𝑥 = sin 2𝑥, maka persamaan 5
1
menjadi : P(t) = − 2 Vm Im sin2 𝜔𝑡.................................................................6
Gambar tegangan,arus, dan daya untuk elemen yang bersifat induktif ini seperti
gambar dibawah ini :
Gambar : Tegangan ,arus, dan daya untuk elemen yang bersifat induktif
Jika sebuah elemen bersifat kapasitif dengan tegangan v(t) = Vm sin ωt. Pada
elemen tersebut mengalir arus listrik dengan i(t) = Im sin( ωt+π/2), maka daya pada
element tersebut adalah :
P(t) = V(t).i(t) = Vm Im sin 𝜔𝑡 sin ( 𝜔𝑡 + 𝜋/2)..................................................7
Dengan sin ( 𝜔𝑡 + 𝜋/2) = cos 𝜔𝑡 dan 2 sin 𝑥 cos 𝑥 = sin 2x, maka persamaan diatas
1
menjadi : P(t) = 2 Vm Im sin2 𝜔𝑡......................................................................8
Gambar tegangan,arus, dan daya untuk elemen yang bersifat kapasitif ini seperti
gambar dibawah ini
35
Gambar : Tegangan ,arus, dan daya untuk elemen yang bersifat kapasitif
Jika sebuah elemen bersifat resisten dengan tegangan v(t) = Vm sin ωt. Pada
element tersebut mengalir arus listrik dengan i(t) = Im sin ωt, maka daya pada
elemen tersebut adalah
P(t) = V(t).i(t) = Vm Im sin2 𝜔𝑡............................................................................9
1
Dengan demikian sin2 x ( 1 − cos 2𝑥) , maka persamaan diatas menjadi :
2
1
P(t) = 2 Vm Im ( 1 − cos 2𝑥 𝜔𝑡) .........................................................................10
Gambar : Tegangan ,arus, dan daya untuk elemen yang bersifat resisten
36
kemudian membagi hasilnya dengan panjang periode tersebut. Persamaan daya
rata-rata ini adalah seperti berikut :
1 𝑇
P(t) = ∫ 𝑝 (𝑡)𝑑𝑡 ...........................................................................................11
𝑇 0
Jika diasumsikan sebuah tegangan sinusoidal adalah v(t) = V m cos (𝜔𝑡 + 𝜃) dan
arus i(t) = Im sin ( 𝜔𝑡 + 𝜑) , maka daya sesaat yang dihasilkan tegangan dan arus
ini adalah :
P(t) = Vm Im cos ( 𝜔𝑡 + 𝜃)cos(𝜔𝑡 + 𝜑)........................................................12
Dengan mengubah bentukdari persamaan diatas menjadi penjumlahaan dua buah
fungsi cosinus sebagai berikut :
1 1
P(t) 2 Vm Im cos(𝜔𝑡 − 𝜑) + 2 Vm Im cos(2𝜔𝑡 + 𝜃 + 𝜑)..............................13
Suku pertama dari persamaan diatas adalah sebuah konstan yang tidak tergantung
waktu. Suku lainnya adalah sebuah fungsi cosinus terhadap waktu. oleh karena itu
1
p(t) bersifat periodek, yaitu periodenya T. Periode T adalah sebuah gelombang
2
arus dan tegangan yang diberikan dan bukan untuk fungsi daya sesaat, dan periode
1
untuk fungsi daya adalah T. Harga rata-rata suku kedua dari persamaan diatas
2
1
adalah nol untuk interval T (atau T). Dan harga rata-rata suku pertama adalah
2
37
6.7 Segitiga daya
Segitiga daya adalah seketsa dari daya kompleks, daya reaktif dan daya aktif.
Seperti pada gambar dibaawah ini adalah segitiga daya yang bersifat induktif
dengan sudut antara daya kompleks dan daya aktif adalah θ.
Contoh latihan
1. Suatu rangkaian dengan tegangan v(t) = 340sin(ωt- 60°) V dengan arus yang
mengalir pada rangkaian adalah i(t) = 13,3 sin(ωt- 48°) A. Tentukan dan
gambarkan segitiga dayadari rangkaian tersebut serta faktor dayanya.
38
Penyelesaiaan :
Tegangan dan arus dalam bentuk fasor pada rangkaian adalah:
340
V= < −60° = 240,42 < −60°𝑉
√2
13,3
I= < −48° = 9,41 < −48°𝐴
√2
2. Suatu rngkaian seri dengan R = 8 ohm dan XL = 6 ohm. Tegangan dalam bentuk fasor pada
rangkaian tersebut adalah 𝑉 = 50 < 90°𝑉. tentukan dan gambarkan segitiga daya dari rangkaian
tersebut serta faktor dayanya.
Penyelasaiaan
Gambar rangkainnya sepeti gambar di bawah ini
39
6
= √82 + 62 < tan−1(8) = 10 < 36,87°
Gambarnya adalah
40
BAB 7
RANGKAIAN TIGA PHASA
Rangkaian ekivalen dari generator berfasa tiga terdiri dari sebuah gaya gerak listrik
(ggl) di masing-masing fasanya, yang digambarkan sebagai lingkaran-lingkaran.
Masing-masing ggl terhubung seri dengan impendansi Zg yang terdiri dari sebuah
tahanan dan sebuah reaktansi induktif. Titik-titik a`,b`,dan c` adalah fiktif karena
sebenarnya ggl yang dibangkitkan tidak mungkin dipisahkan dari impendasi
masing-masing fasa. Terminal mesin adalah a,b, dan c. Pada generator ggl Ea`0,
Eb`0, dan Ec`0 adalah sama besarnya tetapi berbeda fasa 120° atau terhadap yang
lain. Jika besarnya masing-masing 100V dan Ea`0 diambil sebagai referensi, maka:
Ea`0 = 100 < 0°𝑉 Eb`0 = 100 < 120°𝑉 Ec`0 = 100 < 240°𝑉
Dari harga ggl diatas, dimana Ea`0 adalah mendahului 120° terhadap Eb`0, dan
Eb`0 sendiri mendahului 120° terhadap Ec`0 seperti pada gambar dibawah ini
41
Gambar. 3 ggl bentuk sinus yang beda fasa 1200 satu terhadap yang lain
Dalam bentuk diagram fasor, ggl ini adalah seprti pada gambar di bawah ini yang
diurutkan dengan urutan fasa abc
𝐸𝑏`𝑜 𝑉𝑏𝑛
𝐼𝑏𝑛 = 𝑍 = 𝑍𝑅
𝑔+𝑍𝑟
𝐸𝑐`𝑜 𝑉𝑐𝑛
𝐼𝑐𝑛 = =
𝑍𝑔+𝑍𝑟 𝑍𝑅
42
Karena Ea`o Eb`o dan Ec`o sama besarnya dan berbeda fasa 120° satu
terhadap yang lain, sedangkan impendasi yang terlihat dari ggl adalah identik,
maka arusnya juga akan sama besar dan berbeda fasa 120° satu terhadap
yang lain. Hal ini berlaku juga pada Van Vbn dan Vcn. Dalam kasus ini
dikatakan bawah tegangan dan arus seimbang. Gambar memperlihatkan tiga
arus saluran dari suatu sistem yang seimbang. Pada gambar terlihat bahwa
penjumlahan dari arus ini merupakan sebuah segitiga yang tertutup. Karena
itu In pada hubungan antara netral-netral dari generator dan beban yang
seperti terlihat pada gambar diatas. Jumlahnya sama dengan nol.
Gambar. (a). Fasor2 dari suatu titik bersama, (b). Penjumlahan fasor
membentuk segitiga tertutup.
Jika sebuah bebannya tidak seimbang jumlah dari arus tidak akan sama dengan
nol, dan suatu arus akan mengalir di antara o dan n. Untuk kondisi tidak
seimbang,o dan n tidak akan berada pada potensial yang sama.
Tegangan–tegangan antara saluran adalah Vab,Vbc, dan Vca. Dengan mengikut alur
dari a ke b melalui n di dalam rangkaian dari gambar diatas , didapatkan:
Vab = Van + Vnb = Van - Vbn
Pada gambar 9.5a terlihat sebuah diagram fasor dari tegangan–tegangan terhadap
netral, dan gambar 9.5b melukiskan bagaimana Vab didapatkan. Besaranya Vab
adalah:
|𝑉𝑎𝑏 | = 2|𝑉𝑎𝑛 | cos 30° = √3|𝑉𝑎𝑛 |
Tegangan-tegangan antara saluran yang lain didapatkan dengan cara yang sama,
dan gambar 9.6 memperlihatkan seluruh tegangan antara saluran dan saluran
netral. Kenyataan bahwa besarnya tegangan antara saluran dari rangkaian 3 fasa
yang seimbang sama dengan √3 kali besarnya tegangan-tegangan saluran netral.
43
Gambar. a. Tegangan-tegangan terhadap netral. b. hubungan antara tegangan
saluran dan tegangan-tegangan ke netral
Contoh latihan
1. Suatu beban tiga fasa terhubung Y empat kawat dengan tegangan antara fasa a
dan netral adalah Van = 230 sudut -90°V dan untuk tegangan antara fasa yang
lainnya dan netral seperti pada gambar dibawah ini, dengan beban seimbang
yang impendansinya Z = 20 sudut -30°.. tentukan arus saluran dan gambarkan
diagram fasornya.
44
Penyelesaian
Arus-arus saluran adalah:
𝑉𝑎𝑛 230<−90°
𝐼𝑎 = = = 11,5 sudut -60°𝐴
𝑍 20<−30°
𝑉𝑏𝑛 230<30°
𝐼𝑏 = = = 11,5 sudut 60°𝐴
𝑍 20<−30°
𝑉𝑐𝑛 230<150°
𝐼𝑐 = = = 11,5 sudut 180°𝐴
𝑍 20<−30°
45
Gambar. Rangkaian sebuah generator dgn hubungan Y- ∆ beban seimbang
46
Gambar. diagram fasor yg dapat diaplikasikan pada gambar diatas
Contoh latihan
1. Suatu beban tiga fasa terhubung ∆ tiga kawat dengan tegangan antara fasa ke
fasa adalah 110 V dengan beban seimbang yang impendansinya 𝑍𝑅 = 10 sudut
45° . tentukan arus setiap saluran dan gambarkan diagram fasornya.
Penyelesaiannya
Diambil tegangan antara fasa a dan fasa b adalah 𝑉𝑎𝑏 = 110 sudut 0° 𝑉,
untuk tegangan antara fasa yang lainnya dan netral seperti gambar
dibawah ini.
47
Arus setiap saluran adalah:
𝐼𝑎 = 𝐼𝑎𝑏 − 𝐼𝑐𝑎 = (7,78 − 𝑗7,78) − (−10,63 − 𝑗2,85)
= 18,41 − 𝑗4,93 = 19,1 < −15°𝐴
𝐼𝑏 = 𝐼𝑏𝑐 − 𝐼𝑎𝑏 = (2,85 − 𝑗10,63) − (7,78 − 𝑗7,78)
= −4,93 + 𝑗18,41 = 19,1 < 105°𝐴
𝐼𝑐 = 𝐼𝑐𝑎 − 𝐼𝑏𝑐 = (−10,63 − 𝑗2,85) − (2,85 + 𝑗10,63)
= −13,48 − 𝑗13,48 = 19,1 < 225°𝐴
Diagram fasornya adalah:
2. Suatu beban tiga fasa terhubung ∆ tiga kawat dengan tegangan antara fasa ke
fasa adalah 240 V dengan beban tidak seimbang yang impendansinya 𝑍𝑎𝑏 = 10
sudut 0° , 𝑍𝑏𝑐 = 10 sudut 30° ,dan 𝑍𝑐𝑎 = 15 sudut −30° ,tentukan arus
setiap saluran dan gambarkan diagram fasornya.
Penyelesaian
Diambil tegangan antara fasa a dan fasa b adalah 𝑉𝑎𝑏 = 240 sudut 0° 𝑉 , untuk
tegangan antara fasa yang lainnya dan netral seperti gambar berikut.
48
Arus-arus antara fasa ke fasa adalah:
𝑉 240<0°
𝐼𝑎𝑏 = 𝑍𝑎𝑏 = = 24 < 0° = 24 𝐴
𝑎𝑏 10
𝑉 240<120°
𝐼𝑏𝑐 = 𝑍𝑏𝑐 = = 24 < 90° = 𝑗24 𝐴
𝑏𝑐 10<30°
𝑉 240<240°
𝐼𝑐𝑎 = 𝑍𝑐𝑎 = = 16 < 270° = −𝑗16 𝐴
𝑐𝑎 15<−30°
Dan 𝐼𝑃 = 𝐼𝐿 ...........................................................................................................29
Sehingga persamaan (9,14) menjadi:
𝑃 = √3 𝑉𝐿 𝐼𝐿 𝑐𝑜𝑠 𝜃𝑃 ................................................................................................30
Dan total daya 3 fasa untuk daya reaktif adalah:
𝑄 = 3 𝑉𝑃 𝐼𝑃 𝑠𝑖𝑛 𝜃𝑃 ..................................................................................................31
𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑄 = √3 𝑉𝑃 𝐼𝑃 𝑠𝑖𝑛 𝜃𝑃 .......................................................................................32
Dan untuk daya kompleks adalah:
|𝑆| = √𝑃2 + 𝑄 2 = √3𝑉𝐿 𝐼𝐿 ......................................................................................33
Jika beban dihubungkan ∆ seimbang, tegangan pada masing-masing impendansi
adalah tegangan antara saluran, dan arus yang mengalir melalui masing-masing
impendansi adalah sama dengan besarnya arus saluran dibagi √3
,atau........................................................................................................................34
𝐼
Dan 𝐼𝑃 = √3𝐿 ............................................................................................................35
50
Contoh latihan
1. Tentukan daya aktif 3 fasa pada gambar dibawah ini.
Penyelesaian
Dari gambar tersebut dimana tegangannya adalah antara fasa ke netral dan
tegangan untuk antara fasa ke fasa adalah 𝑉𝐿 = √3. 𝑉𝑎𝑛 √3.230 = 398,37 𝑉, 𝑑𝑎𝑛 I𝐿
11,5 A, maka daya aktif 3 fasa total adalah:
𝑃 = √3 𝑉𝐿 𝐼𝐿 𝑐𝑜𝑠 𝜃𝑃 = √3. (398,37). (11,5) cos(−30°) = 6872 𝑊
Cara lain adalah dengan menghitung daya aktif per fasa dengan impendansi 𝑍 =
20 < −30° sebagai berikut:
𝑃𝑃 = 𝑍 cos 𝜃𝑃 = 𝐼𝐿2 . 𝑅
= (11,5)2. (20 cos(−30°)) = 2290,64 𝑊
Sehingga daya aktif 3 fasa total adalah:
𝑃 = 3𝑃𝑃 = 3. (2290,64) = 6872 𝑊
Penyelesaian.
51
Dari gambar tersebut dengan beban tidak seimbang yang impendansinya 𝑍𝑎 =
3 < 0° , 𝑍𝑏 = 3,61 < 56,31° , dan 𝑍𝑐 = 2,24 < −26,57° , dan arus setiap
fasa adalah 𝐼𝑎 = 19,24 𝐴, 𝐼𝑏 = 16 𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝐼𝑐 = 25,57 𝐴, maka daya aktif per fasa
adalah:
𝑃𝑎 = 𝐼𝑎2 . 𝑍𝑎 cos 𝜃𝑎 = (19,25)2. (3 cos 0°) = 1111,69 𝑊
𝑃𝑏 = 𝐼𝑏2 . 𝑍𝑏 cos 𝜃𝑏 = (16)2. (3,61 cos 56,31°) = 512,63 𝑊
𝑃𝑐 = 𝐼𝑐2 . 𝑍𝑐 cos 𝜃𝑐 = (25,78)2. (2,24 cos(−26,57 °) = 1331,3 𝑊
Dan daya aktif 3 fasa total adalah:
𝑃 = 𝑃𝑎 + 𝑃𝑏 + 𝑃𝐶 = 1111,69 + 512,63 + 1331,5 = 2955,82 𝑊
52
DAFTAR PUSTAKA
53