Anda di halaman 1dari 7

BAB III

PENGOLAHAN DATA

3.1. Langkah Penyelesaian menggunakan metode AHP


3.1.1. Penyusunan Matriks
1. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyatukan pendapat dari
beberapa kuisioner menggunakan persamaan rata-rata geometri:
GM= √3 X1×X2×…×Xn
Keterangan :
GM = Geometric Mean
X1, X2, X3,….,Xn = Bobot penilaian ke 1,2,3,…,n
n = Jumlah n (ordo)
Berikut ini susunan Geometric Mean

Sumber : Pengolahan Data


Gambar 3.1. Susunan Geometric Mean

2. Menyusun matriks perbandingan, sebagai berikut:


a. Perbandingan berpasangan antar kriteria setelah menghitung
Geometric Mean dari setiap kuesioner
Tabel 3.1. Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria
Kriteria Harga Suku Cadang Merek
Harga 1,00 1,28 4,48
Suku Cadang 0,77 1,00 1,90
Merek 0,22 0,51 1,00
Total 1,99 2,79 7,38
Sumber : Pengolahan Data

III-1
III-2

b. Perbandingan berpasangan antar alternatif dari kriteria harga


setelah menghitung Geometric Mean dari setiap kuesioner.
Tabel 3.2. Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif
Berdasarkan Harga
Alternatif Toyota Yaris Honda Brio Nissan March
Toyota Yaris 1,00 2,08 2.21
Honda Brio 0,48 1,00 3,78
Nissan March 0,44 0,26 1,00
Total 1.92 3.34 6,99
Sumber : Pengolahan Data

c. Perbandingan berpasangan antar alternatif dari kriteria suku cadang


setelah menghitung Geometric Mean dari setiap kuesioner.
Tabel 3.3. Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif
Berdasarkan Suku Cadang
Alternatif Toyota Yaris Honda Brio Nissan March
Toyota Yaris 1,00 5,77 5,24
Honda Brio 0,17 1,00 4,22
Nissan March 0,18 0.23 1,00
Total 1,35 7,00 10,46
Sumber : Pengolahan Data

d. Perbandingan berpasangan antar alternatif dari kriteria merek


setelah menghitung Geometric Mean dari setiap kuesioner.
Tabel 3.4. Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif
Berdasarkan Merek
Alternatif Toyota Yaris Honda Brio Nissan March
Toyota Yaris 1,00 6,46 7,61
Honda Brio 0,15 1,00 3,42
Nissan March 0,13 0,29 1,00
Total 1,28 7,75 12,03
Sumber : Pengolahan Data

3. Normalisasi Matriks Perbandingan.


Setelah mengitung rata-rata persamaan geometri antar kriteria selesai
maka dilakukan normalisasi matriks antar kriteria yang akan menentukan bobot
setiap kriteria dan alternatif.
III-3

Sumber : Pengolahan Data


Gambar 3.2. Susunan Normalisasi Matriks Perbandingan

a. Normalisasi matriks perbandingan antar kriteria.


Tabel 3.5. Normalisasi Perbandingan Berpasangan Antar
Kriteria
Kriteria Harga Suku Cadang Merek
Harga 0,50 0,46 0,61
Suku Cadang 0,39 0,36 0,26
Merek 0,11 0,18 0,13
Total 1,00 1,00 1,00
Sumber : Pengolahan Data

b. Normalisasi matriks perbandingan antar alternatif dari kriteria


harga.
Tabel 3.6. Normalisasi Perbandingan Berpasangan Antar
Alternatif Berdasarkan Harga
Alternatif Toyota Yaris Honda Brio Nissan March
Toyota Yaris 0,52 0,62 0,32
Honda Brio 0,25 0,30 0,54
Nissan March 0,23 0,08 0,14
Total 1,00 1,00 1,00
Sumber : Pengolahan Data

c. Normalisasi matriks perbandingan antar alternatif dari kriteria


Suku Cadang
III-4

Tabel 3.7. Normalisasi Perbandingan Berpasangan Antar


Alternatif Berdasarkan Suku Cadang
Alternatif Toyota Yaris Honda Brio Nissan March
Toyota Yaris 0,74 0,83 0,42
Honda Brio 0,13 0,14 0,18
Nissan March 0,13 0,03 0,40
Total 1,00 1,00 1,00
Sumber : Pengolahan Data

d. Normalisasi matriks perbandingan antar alternatif dari kriteria


merek.
Tabel 3.8. Normalisasi Perbandingan Berpasangan Antar
Alternatif Berdasarkan Merek
Alternatif Toyota Yaris Honda Brio Nissan March
Toyota Yaris 0,78 0,83 0,63
Honda Brio 0,12 0,13 0,29
Nissan March 0,10 0,04 0,08
Total 1,00 1,00 1,00
Sumber : Pengolahan Data

4. Menghitung Eigen Vector Matriks Perbandingan Setelah Normalisasi.


Cara menghitung eigen vector.
X1 X2 X3
X4 X5 X6
X7 X8 X9
a. Jumlahkan setiap elemen baris
Misalkan : X1+ X2+X3 = Xa
X4+ X5+X6 = Xb
X7+ X8+X9 = Xc
Xa Xb Xc
b. Eigen vector = ( , , )
3 3 3
Untuk setiap perbandingan berpasangan, eigen vector-nya adalah:
1. Perbandingan berpasangan antar kriteria
{0,52; 0,33; 0,14}
2. Perbandingan berpasangan antar alternatif berdasarkan harga
{0,48; 0,36; 0,15}
III-5

3. Perbandingan berpasangan antar alternatif berdasarkan suku cadang


{0,66; 0,15; 0,18}
4. Perbandingan berpasangan antar alternatif berdasarkan merek
{0,74; 0,18 0,07}

3.1.2. Menghitung Indeks Konsistensi


Untuk mengetahui tingkat konsistensi isian pengguna, metode AHP harus
dilengkapi dengan penghitungan Indeks Konsistensi (Consistency Index). Setelah
diperoleh indeks konsistensi, maka hasilnya dibandingkan dengan Indeks
Konsistensi Random (Random Consistency Index/RI) untuk setiap n objek.

CR(Consistency Ratio) adalah hasil perbandingan antara Indeks


Konsistensi (CI) dengan Indeks Random (RI). Jika CR <= 0.10 (10%) berarti
jawaban pengguna konsisten sehingga solusi yang dihasilkanpun optimal.
Tabel 3.9. Tabel Indeks Konsistensi Random
n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
R
0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49
I

Langkah-langkah pengecekan konsistensi hasil metode AHP adalah:


1. Hitung perkalian antara matriks awal dengan matriks nilai eigen yang
terakhir :
A x WT
Keterangan:
A : matriks awal
WT : matriks nilai eigen dalam format baris

X 0,48 0,66 0,74 0,52 0,57


0,36 0,15 0,18 x 0,33 = 0,26
0,15 0,18 0,07 0,14 0,15

2. Hitung nmax :
III-6

i=n th
1 entry in Aw T 1
n max=
n
∑ iith entry in w T
=
3( )(0,57 0, 26 0,15
0, 52 0, 33 0, 14 )
+ + = 3 ,98
i=1

3. Hitung CI :
n max -n 3 ,98 -3 0.98
CI = = = = 0, 49
n-1 3-1 2

4. Hitung RI :
1,98(n-2) 1,98(3-2)
RI = = = 0,66
n 3
5. Hitung CR :
CI 0,49
CR= = = 0 74
RI 0,66
Hasil CR (≤0.10) menyimpulkan bahwa proses perbandingan antara tiga
kriteria dilakukan secara konsisten.

3.2. Kesimpulan
III-7

1. Metode Analytic Hierarchy Process memerlukan interaksi dan


konsistensi pengguna agar solusi yang dihasilkan optimal.
2. Hasil analisis dari perhitungan Analytical Hierarchy Process menyatakan
bahwa mobil alternatif yang terpilih dan yang berpotensi untuk
mahasiswa kelas E Teknik Industri Universitas Sumatra Utara adalah
Toyota Yaris dengan suku cadang/mesin 2NR-FE 4, DOHC, Dual VVT-i,
1496 cc, 4 Silinder dan harga Rp 278.850.000. Data hasil perhitungan
AHP diperoleh dari 3 kuesioner yang diisi oleh responden dan didapat
hasil akhir bahwa mobil Toyota Yaris lebih unggul dengan bobot 0,57
atau 57%. Sedangkan prioritas kedua dimiliki oleh mobil Honda Brio
dengan nilai bobot 0,26 atau 26% dan prioritas terakhir dimiliki oleh
mobil Nissan March dengan nilai bobot 0,15 atau 15%.
3.3. Saran
1. Sebaiknya materi AHP lebih dipelajari lagi karena metode ini merupakan
salah satu metode sangat penting dalam pengambilan keputusam.

Anda mungkin juga menyukai