Anda di halaman 1dari 41

TUGAS PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

Kunjungan Pabrik Kelapa Sawit Adolina

Kelompok Ergonomi

M. Achya Habibi 140403114


Anisa Rahma Lubis 180403150
Felix 180403156
Tifany Parangin Angin 180403171
M Dwi Alfandi 180403164
Josua Andrian Fredrik Panjaitan 180403181

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


FAKULTAS: TEKNIK
JURUSAN : TEKNIK
MEDAN INDUSTRI
2018
BAB I

Pendahuluan

1.1  Latar Belakang

            Kelapa sawit  pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh Pemerintah


kolonial Belanda pada tahun 1848. Perkebunan Kelapa Sawit pertama berlokasi di
Pantai Timur Sumatera (Deli) dan Aceh.Luas areal perkebunannya mencapai
5.123 ha. Indonesia mulai mengekspor minyak sawit pada tahun 1919 sebesar 576
ton ke negara-negara Eropa, kemudian tahun 1923 mulai mengekspor minyak inti
sawit sebesar 850 ton.

            Perkebunan kelapa sawit yang merupakan salah satu sektor memberikan


peluang bagi masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan maupun meningkatkan
perekonomiannya.Hal ini disebabkan banyaknya perkebunan rakyat, swasta
maupun milik negara yang berada di Sumatera Utara.Provinsi Sumatera Utara
merupakan salah satu provinsi penghasil minyak kelapa sawit utama di Indonesia
disamping Provinsi Kalimantan.

Minyak kelapa sawit dihasilkan dari buah kelapa sawit yang


dinamakanminyak kelapa sawit mentah (CPO) dan inti sawit yang dinamakan
minyak intikelapa sawit (PKO) (Ketaren, 1986).Saat ini terjadi peningkatan
produksi nasional CPO seiring denganpeningkatan areal laha untuk budidaya
kelapa sawit. Tahun 2005 tercatat luasseluruh areal perkebunan kelapa sawit
sebesar 5,4 juta ha dan pada tahun 2009terjadi peningkatan yang sanggat
signifikan mencapai 50% mencapai 7,5 juta ha.Peningkatan areal perkebunan
kelapa sawit diikuti juga dengan peningkatanproduksi CPO. Pada tahun 2005
produksi CPO sebesar 11,8 juta ton dan padatahun 2009 mencapai 18,6 juta
ton (Asian Agri, 2010).
1.2 Tujuan

Tujuan pembuatan laporan kujungan industry ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui secara langsung proses produksi TBS menjadi CPO. 

2. Mampu mendiskripsikan proses yang terjadi pada pengolahan TBS


menjadiCPO.

3. Meningkatkan wawasan dan keterampilan mahasiswa tentang proses produksi


TBS menjadi CPO.

4. Meningkatkan wawasan dan keterampilan mahasiswa tentang proses produksi


TBS di Perusahaan Minyak Kelapa Sawit PTPN IV Adolina.

5. Menjalin hubungan yang baik antar mahasiswa dengan pihak perusahaan


BAB II

Sistem dan Analisis Sistem

2.1 Definisi Sistem

Pengertian Sistem Menurut Para Ahli


1. Menurut Ludwig Von Bartalanfy
Sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar
relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan.

2. Menurut Anatol Raporot


Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama
lain.

3. Menurut L. Ackof
Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari
bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya.

Sehingga sistem dapat didesinisikan sebagai sekumpulan unsur / elemen yang


saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama
untuk mencapai suatu tujuan.

2.2 Sistem dan Subsistem

Sistem adalah kumpulan / group / komponen apapun baik fisik yang saling
berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai
satu tujuan tertentu.Subsistem merupakan komponen atau bagian dari suatu
system, subsistem ini bisa fisik ataupun abstrak.

Subsistem sebenarnya hanyalah sistem di dalam suatu sistem, ini berarti bahwa
sistem berada pada lebih dari satu tingkat. Pemisalan lainnya, mobil adalah suatu
sistem yang terdiri dari sistem-sistem bawahan seperti sistem mesin, sistem badan
mobil dan sistem rangka. Masing-masing sistem ini terdiri dari sistem tingkat
yang lebih rendah lagi.

2.3 Klasifikasi Sistem

2.3.1. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh
manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang dan malam, dan
pergantian musim. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang
melibatkan hubungan manusia dengan mesin, yang disebut dengan human
machine system. Sistem informasi yang berbasis komputer merupakan contohnya,
karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

2.3.2. Sistem Fisik dan Sistem Konseptual

Sistem fisik adalah sistem yang berwujud fisik sebagai lawan dari sistem
konseptual dimana simbol-simbol merepresentasikan atribut dari komponen-
komponen sitem.

Sedangkan sistem konseptual merupakan seluruh elemen sistem yang meliputi


komponen, atribut dan hubungan fungsional difokuskan pada hasil tertentu yang
dicapai melalui proses baik berupa proses mental, proses mental motor, ataupun
proses mekanikal.

2.3.3. Sistem Statis dan Sistem Dinamis

Sistem statis adalah sistem yang memiliki struktur tapi tanpa aktivitas sedangkan
dinamis mengkombinasikan komponen dengan aktivitas. Contoh dari sistem statis
adalah jembatas, bangunan, dan lain-lain. Jika intervensi manusia diperhitungkan
sebagai bagian dari sistem maka dia akan berubah menjadi sitem dinamis yang
tidak lain adalah sistem transportasi.
2.3.4. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka

Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berinteraksi secara signifikan dengan
lingkungannya. Lingkungan hanya memberikan konteks pada sistem. Sistem ini
bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak diluarnya.
Secara teoritis system tertutup ini ada, tetapi kenyataanya tidak ada system yang
benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed (secara relative tertutup,
tidak benar-benar tertutup).Sistem terbuka adalah system yang berhubungan dan
terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan
menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya.
Karena system sifatnya terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luanya, maka
suatu system harus mempunyai suatu system pengendalian yang baik. Sistem
yang baik harus dirancang sedemikian rupa, sehingga secara relative tertutup
karena system tertutup akan bekerja secara otomatis dna terbuka hanya untuk
pengaruh yang baik saja.
BAB III

Proses Produksi

3.1 Bahan Baku

Bahan baku yang diolah oleh PTP Nusantara IV PKS Adolina adalah

Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang diperoleh dari kebun-kebun PTP

Nusantara IV unit Adolina dan sebagian lagi diperoleh dari kebun-kebun rakyat

disekitarnya. Kelompok varietas tertentu memiliki mutu buah tertentu yang sudah

dikenal baik dalam seleksi. Kelompok-kelompok tersebut diklarifikasikan

berdasarkan ketebalan relatif dari perikarp, cangkang dan inti dari tandan buah

segar. Adapun jenis kelapa sawit yang dibudidayakan adalah :

1. Kongo : Perikrap tipis 30-40 % dari bobot buah, tebal cangkang 0,4-0,85 cm,

inti tipis hingga tebal.

2. Dura (Dura Deli di Sumatera) : Perikrap 40-70 % dari bobot buah, tebal

cangkang 0,2-0,5 cm

3. Tenera : Perikrap agak tebal ± 60 % dari bobot buah, tebal cangkang 0,1-0,25

cm, , ketebalan initi bervariasimenurut tebal cangkang.

4. Pisifera : Buah tanpa cangkang, memiliki serat mengelilingi cangkang yang

sangat tipis, jarang terdapat diperkebunan.

5. Diwakkawakka : Buah ditandai oleh mantel yang terdiri dari 6 carpel sekeliling

buah.
3.2 Pengolahan

Pada proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO di PKS Bah Jambi dibagi
menjadi 6 tahapan (stasiun) yaitu :

1) Stasiun Penerimaan buah (Fruit Station)

2) Stasiun Perebusan (Sterilizing Station)

3) Stasiun Penebahan (Threshing Station)

4) Stasiun Kempa (Pressing Station)

5) Stasiun Minyakan (Clarification Station)

6) Stasiun Pabrik Biji

1. Stasiun Penerimaan Bahan Buah (Fruit Reception Station)

Stasiun penerimaan bahan buah ini berfungsi untuk menerima TBS yang berasal
dari kebun dan pembelian. Pada stasiun ini TBS melalui tahapan proses yaitu
tahap penimbangan buah dan tahap penumpukan dan pemindahan buah.

a. Jembatan Timbang (Weigh Bridges)


Alat ini berfungsi untuk menimbang TBS dari afdeling yang diangkut truk. Untuk
memperoleh Netto TBS, ditimbang terlebih dahulu berat bruttonya, yaitu berat
truk dengan berat TBS. Kemudian TBS dikeluarkan dari truk dan dituangkan di
loading ramp. Setelah itu truk yang kosong ditimbang untuk mengetahui berat
tarra setelah itu berat netto dari TBS yaitu selisih antara berat brutto dengan berat
tarra. Kapasitas timbangan yang digunakan 30 dan 40 Ton.

b. Loading Ramp

Berfungsi sebagai alat penampung sementara dan pemindahan TBS kedalam lori
rebusan, sebagai tempat pensortiran TBS dan juga sebagai pembersihan TBS dari
pasir dan kotoran.

Spesifikasi Loading Ramp:

- Kemiringan 27º - 30º

- Jarak Kisi ± 1 – 5 cm

- Kapasitas Tampung ± 150 Ton

   -14 buah pintu yang digerakkan oleh kompressor untuk menutup dan membuka
pintu sehingga TBS dapat masuk ke dalam lori.

Pada tahap ini dilakukan pensortasian terhadap TBS yang masuk, sebab mutu dari
TBS yang diolah sangat mempengaruhi rendemen dan mutu produksi dari CPO
yang dihasilkan. Adapun tujuan sortasi adalah untuk mengetahui tingkat
kematangan buah dan menilai mutu yang masuk ke pabrik.

Derajat kematangan yang baik yaitu, jika tandan-tandan yang dipanen berada pada
fraksi 1,2, dan 3, sebab pada fraksi ini terjadi keseimbangan rendemen minyak
tinggi dengan kadar asam lemak bebas yang rendah.

Tabel Kriteria dalam mensortasi TBS (Tandan Buah Segar)

No Kematangan Fraksi Jumlah Brondolan Keterangan

1 Mentah 00 Tidak ada yang Sangat mentah


memberondol
0 Mentah
1-10 Buah luar brondol
2 Matang 1 Kurang matang
10-25 Buah luar berondol
2 Matang I
25-50 Buah luar berondol
3 Matang II
50-75 Buah luar berondol
3 Lewat matang 4 Lewat matang I
75-100 Buah luar berondol
5 Lewat matang II
Buah dalam juga
memberondol

,ada yang busuk

Sumber: Pusat Penelitian Marihat, 1982

c. Lori Rebusan
Berfungsi untuk mengangkut TBS dari Loading Ramp ke Sterilizer sebagai
tempat merebus TBS. Rata-rata kapasitas dari tiap lori rebusan adalah 2,5 ton/lori.
Dalam pengisian lori hendaknya jangan sampai penuh, karena dapat
mengakibatkan:

 Tandan buah dapat jatuh kedalam rebusan

 Pintu maupun plate penahan tandan buah bengkok

 Tandan buah dapat jatuh, sehingga dapat menimbulkan:

 penyumbatan saringan pipa kondensat

 kerugian waktu dan steam serta kerusakan alat

d. Transfer Carriage

Berfungsi untuk memindahkan lori yang berisi TBS dari loading ramp ke rel
rebusan. Alat ini terdiri dari 1 unit dengan kapasitas 3 lori.
2. Stasiun Rebusan

TBS yang berada dalam lori rebusan diangkut dari stasiun penerimaan buah
dengan bantuan transfer carrier yang bergerak pada jaringan rel. Lory rebusan ini
selain sebagai alat angkut juga sebagai wadah untuk merebus buah. Badan lory
tersebut terbuat dari plat baja berlubang kecil dengan diameter 27.000 mm
berjumlah 3 unit dengan system 2 pintu dan memakai PLC (Program Local
Control) dengan waktu merebus buah ± 100 menit, masing-masing sterilizer
berkapasitas 10 lory ( ± 25 ton TBS). Langkah pertama dari pengolahan kelapa
sawit adalah rebusan yang berfungsi sebagai tempat untuk merebus TBS dengan
tekanan 2,8 – 3 kg/cm² dan suhunya 130ºC - 140ºC .

a. Tujuan Perebusan:

- Mematikan dan menonaktifkan enzim penghidrolisa minyak.

- Mengurangi kadar air dalam buah ± 10% - 14% terhadap total TBS yang
direbus.

- Membekukan zat putih telur yang terdapat dalam daging buah.

- Memudahkan buah sawit lepas dari janjangan pada proses penebahan (thrasher).

- Mempermudah pamecahan cangkang, sehingga persentase inti pecah berkurang.

b. Sistem Rebusan:

Sistem rebusan menggunakan sistem tiga (3) puncak:

1. Puncak Pertama

Setelah selesai pengeluaran udara, tekanan uap dinaikkan hingga 0,8 – 1,0 kg/cm²,
kemudian dibuang dengan Blow Down sampai tekanan uap 0 kg/cm².

2. Puncak Kedua
Sterilizer diisi uap lagi hingga tekanan 1,5 – 2,0 kg/cm², kemudian dibuang
melalui Blow Down sampai tekanan uap 0 kg/ cm².

3. Puncak Ketiga

Diisi uap hingga tekanan 2,8 – 3,0 kg/cm², kemudian ditahan sampai jangka
waktu tertentu, lalu selanjutnya dibuang.

Sistem Perebusan Tiga Puncak:

 Memasukkan TBS : 3 menit

 Menutup pintu : 2 menit

 Buang udara (kran buang) : 2 menit

 Naikkan uap : 5 menit (0-1,5) kg/cm²

 Buang air kondensat : 1 menit (1,5-2,5) kg/cm²

 Naikkan uap : 3 menit

 Buang air kondensat : 2 menit (0,3-2,5) kg/cm²

 Naikkan uap sampai dengan 3 kg/cm² : 18 menit (0,3-2,8) kg/cm²

 Menahan uap : 50 menit

 Buang air : 1 menit

 Buang uap dan air (TBS masak) : 6 menit

 Buka pintu rebusan : 2 menit

 Menarik lori keluar : 3 menit

 Total : 100 menit

Sisitem tiga puncak digunakan karena berfungsi sebagai tindakan fisika juga dapat
terjadi proses mekanik, yaitu, adanya goncangan yang disebabkan oleh perubahan
tekanan yang cepat.
a.Pembuangan Udara

Udara dalam rebusan menurunkan tekanan. Pembuangan terlalu cepat dapat


menyebabkan terjadinya terbulensi,yaitu, pencampuran udara dengan uap yang
menyebabkan kebutuhan waktu daerasi lebih lama.:

- Waktunya yaitu, semakin lama maka semakin sempurna proses pembuangan


udara, tapi terjadi penurunan kapasitas oleh sterilizer.

- Proses daerasi dilakukan secara bertahap dan terpadu dengan pembuangan air
kondensat, yaitu dengan pambuangan air kondensat secara terus menerus melalui
pipa pada dasar rebusan.

b. Pembuangan Air

Air dalam rebusan akan mengabsorbsi panas yang diberikan, sehingga jumlah air
makin bertambah. Pertambahan yang tidak diimbangi dengan pengeluaran air
kondensat akan memperlambat usaha pencapaian tekanan puncak.

c. Lamanya Rebusan

Hubungan waktu perebusan dengan efisiensi ekstraksi minyak yaitu:

- Semakin lama, maka jumlah buah yang terlepas dari janjangan akan semakin
banyak

- Semakin lama, maka biji mudah pecah

- Semakin lama, maka kehilangan minyak pada air kondensat semakin tinggi

- Semakin lama, maka kandungan minyak dalam tandan kosong makin tinggi,
karena diserap oleh tandan

- Semakin lama, maka mutu senakin menurun ditandai dengan penurunan


nilaiDeterioration Of Bleachability Index (DOBI).
d. Pembuangan Uap

Uap dibuang dari cerobong atas yang pipanya berdiameter 8 inch. Pembuangan
uap pada puncak-puncak sebelum akhir perebusan bersamaan dengan
pembuangan air kondensat, sehingga penurunan tekanan dapat berlangsung cepat.

Syarat-Syarat Perebusan Yang Baik:

- Tekanan uap ketel pada perebusan antara (2,8-3,0) kg/cm².

- Temperatur rebusan ± 130ºC - 140ºC.

- Lama merebus antara 90 menit.

- Muatan lori rata-rata, ± 2,5 Ton tiap lori.

- Pemasukan uap dilakukan bertahap sehingga tidak ada udara tertinggal di dalam
sterilizer, dan pembuangan uap bekas.

3. Stasiun Penebah

Stasiun penebah mempunyai fungsi untuk memisahkan brondolan dari tandannya


buah matang dari sterilizer diatur masuk sebagai umpan ke dalam thresher yang
kecepatannya diatur oleh variabel speed. Di dalam tresher dipisahkan antara
tandan kosong dan brondolan matang dengan cara dibantingkan/dijatuhkan dari
atas ke bawah sambil diputar.

a. Alat Pengangkutan (Hosting Crane)


Berfungsi untuk menaikkan/menuang lori yang berisi buah masak ke Auto Feeder
dan menurunkan lori kosong ke rel rebusan. Jumlah hoisting crane sebanyak
sebanyak 2 unit, beroprasi 1 unit dan 1 unit untuk bersiaga. Daya angkut alat ini
adalah 5 Ton, terletak pada ketinggian ± 5 meter.

b. Auto Feeder

Berfungsi mengangkut dan mengatur buah jatuh ke bantingan. Pengisian harus


merata supaya buah rebus masuk ke bantingan teratur. Jika bertumpuk maka akan
terjadi loses (kehilangan minyak) pada tandan kosong (berondolan ikut tankos).
Kecepatan putaran Auto Feeder ± 2 rpm.

c. Penebah (Thrasher)

Berfungsi untuk melepaskan buah dari janjangan. Dilengkapi dengan Bunch


Crusher, Kadar minyak dalam tankos ± 1,85% terhadap contoh, dan berondolan
terikut tankos ± 2,5% terhadap contoh.
Tujuan Penebahan, yaitu:

- Melepaskan berondolan buah dari janjangan

- Memisahkan berondolang dengan janjangan

Spesifikasi Alat:

 Panjang tromol : 4000 mm (Daya = 20 Hp)

 Merk/Buatan/Tipe : Horizontal

 Diameter : 2000 mm

 Kapasitas : 30 Ton

 Putaran tromol : ± 23 rpm – 25 rpm

 Rongga kisi-kisi : ± 2,5 cm

 Jumlah katekopen : 0,5 %

Putaran mesin penebah ini adalah 23 rpm, buah sawit yang keluar dari kisi-kisi
tromol alat penebah ini ditampung di conveyor lalu diangkat dengan Fruit
Elevator dan diangkut ke pengadukan (Digester). Kesalahan pada proses
penebahan terjadi akibat buah yang masuk kedalam rotary drum terlalu banyak,
sehingga bantingan kurang dari 6 kali janjangan sudah keluar ke empty bunch
conveyor. Pemeriksaan dan pembersihan bagian dalam dan luar thresher
dilakukan setiap minggu.

4. Stasiun Pengempaan

Stasiun pengempaan adalah stasiun pertama dimulainya pengambilan minyak


dari buah dengan jalan melumat dan mengepal. Pada stasiun ini dilakukan dua
tahap pengolahan yaitu :
a. Pengadukan (digesting)

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengadukan atau pelumatan:

 Pisau pengaduk harus dan terpasang sebanyak 5 tingkat, tingkat pisau bagian
atas berfungsi sebagai pelumat dan pisau di bagian bawah berfungsi sebagai
pengadukan berat mendorong massa buah keluar dari digester.

 Pisau pengaduk harus cukup panjang untuk mencegah lapisan pericar


menempel pada dinding. Bila hal ini terjadi maka perpindahan panas akan
terhalang, yang berakibat menurunkan efisiensi kerja dari alat tersebut.

 Digester harus terisi penuh setiap saat, agar waktu tinggal massa buah lebih
lama dan memperoleh efek pengadukan yang maksimum.

 Pemanasan dengan uap pada temperatur 95ºC – 98ºC.

 Jumlah lubang perforasi di bottom plate 1,200 buah Ø 5 mm atau 1,800 Ø 4


mm. Dipasang pipa indeksi steam di bottom plate.

 Waktu pengadukan yang ideal adalah 20 menit, bila digunakan kempa


hidrolik dan 30 menit untuk kempa ulir.

 Putaran pisau pengaduk normal adalah 23 – 25 rpm.

 Jarak pisau dengan dinding 2 cm.

 Pembersihan dan pemeriksaan bagian dalam digester dilakukan setiap minggu


b. Kempa Ulir (Screw press)

Berfungsi untuk memeras buah yang sudah diaduk dari digester dengan tekanan
hydrolik 45 – 50 kg/cm², sehingga minyak kasar keluar dari daging buah. Oleh
tekanan 2 buah screw press yang berputar berlawanan arah di dalam sebuah
silinder. Minyak keluar melalui saringan dan ditampung di Bak Row Oil.
Sedangkan serabut dan biji diangkat oleh Cake Breaker Conveyor (CBC) menuju
ke pemisahan biji dan serabut (depricarper). Jarak screw dengan silinder press < 5
mm dan kapasitas olah ± 10 – 12 Ton TBS/Jam/unit. Oil gear box, speed redcer,
V-belt dan minyak hidrolik packe diperiksa setiap hari sebelum mesin
dioprasikan.

Pengaruh tekanan kempa yang terlalu tinggi menyebabkan:

 Jumlah biji pecah semakin tinggi

 Jumlah serat-serat halus yang terikut minyak bertambah. Hal ini akan


menyulitkan pada proses pemisahan minyak selanjutnya.

 Pengaruh tekanan kempa yang rendah menyebabkan:

 Cake basah, kerugian minyak pada ampas dan biji tinggi.

 Pemisahan ampas dan biji tidak sempurna, maka pengolahan biji akan
mengalami kesulitan.

 Ampas menjadi basah, sehingga tidak terhisap oleh blower.


c. Tangki Penangkap Pasir (Sand Trap Tank)

Minyak yang keluar dari pressan dan digester ditampung dalam Bak Row Oil dan
dialirkan ke dalam Sand Trap Tank yang berfugsi sebagai alat untuk menangkap
jumlah pasir dalam minyak yang akan dialirkan ke ayakan, dengan maksud agar
ayakan terhindar dari gesekan pasir yang dapat menyebabkan keausan ayakan.
Pembersihan dan pemeriksaan dilakukan setiap minggu.

d. Saringan Bergetar (Vibrating Screen Separator)

Berfungsi untuk memisahkan benda-benda padat yang terikut dalam minyak


kasar. Saringan terdiri dari 2 tingakat dengan luas permukaan masing-masing 2
m². Tingkat atas memakai kawat saringan 30 mesh dan bagian bawah 40 mesh.
Untuk mempermudah proses pemisahan minyak pada saringan getar, maka pada
waktu penyaringan massa minyak diencerkan dengan air panas yang bersuhu ±
90ºC. Padatan yang terpisah bergerak teratur ke pinggir ayakan menuju bottom
Cross Conveyor.

Hal-hal yang diperhatikan:


 Pengenceran dengan air diatur , sehingga cairan dalam tangki mempunyai
perbandingan 1:2 (minyak : lumpur).

 Jumlah getaran ayakan 1400 – 3000 getaran/menit. (Tim Penulis. 2009)

e. Bak Row Oil (Bak RO)

Fungsi Bak RO adalah untuk memanaskan minyak kasar dan mengendapkan


kotoran/pasir yang masih lolos dari Sand Trap dan Vibrating Screen Seperator.
Suhu cairan minyak kasar dalam bak RO 98-1000C. Kapasitas pompa bak RO ke
CST disesuaikan dengan jumlah cairan yang di hasilkan oleh pabrik yaitu 60% x
Kapasitas olah TBS. Seluruh pengutipan minyak yang masih terikut dalam
lumpur, seperti minyak dari lumpur separator, bak fat-fit, spui (sisa pencucian)
dari tanki timbun dan Oil Tank, upayakan dimasukkan dulu ke Bak RO (melalui
vibrating Screen/ Vibro Seperator) agar sempat disaring dan dipanaskan terlebih
dahulu. Hindarkan pengiriman langsung ke CST karena suhu minyak pengutipan
minyak tersebut pasti lebih rendah dibandingkan dengan suhu di CST sehingga
dapat menurunkan suhu di CST dan memperlambat pemisahan minyak. Tekanan
pompa pengiriman minyak kasar dari Bak RO yang langsung ke CST juga akan
menimbulkan gejolak dalam cairan sehingga pemisahan minyak tidak dapat
berlangsung dengan sempurna.
f. Tangki Minyak Kasar (Crude Oil Tank)

Pada crude oil tank ini minyak dipanaskan dengan steam melalui sistem pipa
pemanas, dan suhu dipertahankan 90-95°C. Dari sini minyak dipompakan ke CST
(Continuous Settling Tank). Dari Bak Row Oil minyak dikirim ke Crude Oil
Tank. Crude oil tank merupakan tanki penampung minyak kasar, untuk
selanjutnya dikirim ke Continious Settling Tank (CST) untuk proses pemurnian di
stasiun minyakan. Minyak dari crude oil tank dipompakan ke CST dimana
sebelumnya dilewatkan ke buffer tank agar aliran minyak masuk ke CST tidak
terlalu kencang.

5. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station)

Stasiun ini berfungsi untuk mendapatkan minyak sawit mentah CPO yang sudah
dimurnikan dari impurities atau kotoran lainnya. Stasiun pemurnian minyak
adalah stasiun terakhir untuk pengolahan minyak sawit mentah (CPO). Minyak
mentah yang dihasilkan dari stasiun pengempaan dikirim ke stasiun ini untuk
proses selanjutnya sehingga diperoleh minyak produksi.

a. Continious Settling Tank (CST)

Berfungsi untuk memisahkan minyak mentah dari lumpur (air + lumpur) atas
dasar perbedaan berat jenis cairan, dimana minyak yang mempunyai berat jenis
lebih ringan akan naik, sedangkan lumpur akan turun. Dalam pemisahan ini
kekentalan cairan dan suhu sangat mempengaruhi proses ini, sebab pengenceran
dan pemanasan merupakan faktor penentu keberhasilan pemisahan dan pemurnian
minyak di klarifikasi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan di CST adalah:

 Suhu cairan harus diantara 95ºC – 98ºC, pemanasan awal dengan steam
indeksi dan selanjutnya dengan steam coll, dan cairan tidak bergejolak.

 Agar kotoran tidak terbawa minyak, maka ketebalan lapisan minyak


dipermukaan CST ± 60 cm untuk CST vertikal dan 40 cm untuk CST
horizontal. Agar lebih mudah pengontrolan dipasang lampu kontrol,
dilengkapi dengan Balance Tank dan putaran Agitator ± 3 rpm.

 Pembuangan endapan pasir dilakukan 5 jam sekali.

 Dicuci dan diperiksa setiap 6 bulam sekali.

 Proses pemisahan CST ini berjalan secara kontiniu, selagi minyak kasar
masih dimasukkan dan oilnya akan dialirkan ke Oil Tank, sedangkan lumpur,
ke Sludge Tank.

b. Tangki Minyak (Oil Tank)


Minyak yang berasal dari CST ditampung dalam Oil Tank (tangki masakan
minyak). Tangki ini berbentuk silinder dan pada bagian dasarnya berbentuk
kerucut, didalam tangki dipasang pipa spiral pemanas yang dialiri uap tekanan 3
kg/cm² agar suhu dapat dipertahankan 95ºC - 98ºC.

Minyak yang bersal dari CST dialirkan ke Oil Tank untuk dipanaskan pada
temperatur 95ºC - 98ºC, agar air yang masih terdapat dalam minyak dapat
dihilangkan.

c. Pembersih Minyak (Oil Purifier)

Prinsip Kerja:

Prinsip kerja alat ini adalah gaya sentrifugal, sehingga minyak yang memiliki
berat jenis lebih kecil dari dari air dan kotoran akan terlempar ke bagian atas Bowl
dan air dinding bowl).

Alat ini berfungsi untuk menghilangkan kotoran dan kadar air dalam minyak. Alat
ini beroperasi dengan putaran 5000 rpm – 6000 rpm.

Hal-hal yang harus diperhatikan pada proses Oil Purifier:

 Suhu minyak harus 90ºC - 95ºC.

 Pembebanan (minyak dialirkan masuk) baru dapat dilakukan setelah dicapai


putaran normal dari mesin dengan menghitung Revolution Counter (118 –
125) rpm.

 Aliran minyak harus konstan.

 Jika putaran mesin tidak tercapai, lakukan pemeriksaan pada kopling dan rem.

 Jika mesin bergetar, lakukan pembersihan/pencucian Bowl.

 Pembilasan dilakukan 1 jam sekali.


 Pencucian bowl dan disc dilakukan setiap minggu.

 Minyak hasil proses yang baik adalah sekitar, kadar air berkisar sekitar antara
0,20% - 50%, dan kadar kotoran 0,01% - 0,13%

d. Pengeringan Air (Vacum Drier)

Fungsi Vakum Drier adalah mengurangi kadar air dengan kevakuman ± 760
mmHg. Hasil minyak dari proses pengeringan yang sempurna kadar airnya
berkisar antara 0,10 – 0,50%.

e. Tangki Lumpur (Sludge Tank)

Berfungsi untuk menampung lumpur hasil pemisahan dari CST. Lumpur yang
keluar dari CST (masih mengandung minyak) dialirkan ke dalam Sludge Tank
dan diolah lagi untuk memperoleh minyak, dimana suhu berkisar antara 95ºC -
98ºC yang dipanaskan dengan sistem injeksi.

f. Saringan Berputar (Brush Strainer)

Berfungsi untuk memisahkan kotoran-kotoran kasar dan pasir pada lumpur yang
akan diolah di Sludge Seperator.

Brush Strainer terdiri dari dua tabung silinder yang berlubang-lubang halus
dengan sikat baja yang berputar bersamaan poros pada silinder tersebut. Cairan
yang telah tersaring keluar dari bagian atas dan mengalir ke Pre Cleaner, sedang
serabut/sampah dibuang dari bagian bawah. Dilakukan pencucian setiap 6 jam
pada Brush Strainer.

g. Pre Cleaner

Cairan sludge hasil penyaringan pada brush strainer masih mengandung pasir, dan
untuk memisahkan pasir tersebut digunakan Pre Cleaner. Bagian atas alat ini
berbentuk silinder dan bagian bawah berbentuk kerucut yang terbuat dari keramik.
Dibawah kerucut ini terdapat tabung pengendapan pasir.

Cairan lumpur dipompakan pada bagian atas dengan sistem siklus, sistem cairan
berputar dalam tabung dan kerucut yang melibatkan timbulnya gaya sentrifugal.
Gaya ini menyebabkan pasir turun dengan cepat melalui kerucut (dibuang), cairan
bergerak ke atas dan keluar melalui poros. Pembuangan pasir pada bagian bawah
(penampung pasir) dilakukan secara teratur setiap 30 menit.

h. Pemisah Lumpur (Sludge Separator)

Berfungsi untuk memisahakan lumpur dan kotoran terhadap minyak. Temperatur


lumpur yang masuk ke Sludge Separator adalah 95ºC - 98ºC. Akibat gaya
sentrifugal dan perbedaan berat jenis, maka lumpur dan kotoran akan terlempar
lebih jauh menuju dinding Bowl, sedangkan minyak masuk melalui Piring Disc
dan mengalir ke Dasar Bak, sedangkan lumpur dan air keluar. Pencucian
silakukan setiap 6 jam.

6. Stasiun Pabrik Biji

a. Pemisahan Daging Buah Dengan Biji


Ampas kempa (press cake) yang keluar dari screw press terdiri dari biji dan
serabut beserta fraksi minyak dan air yang terkandung dalam kadar yang kecil.
Ampas kempa tersebut masih berbentuk gumpalan, dimana gumpalangumpalan
ampas ini harus dipecahkan terlebih dahulu pada pemecah ampas kempa (cake
breaker conveyor/CBC). Proses pemecahan dimulai pada saat ampas kempa (press
cake) yang keluar dari screw press masuk kedalam talang pemecah ampas kempa
(CBC). Dengan adanya pemanasan sampai temperatur 90°C, gumpalan ampas
akan menjadi kering dan mudah terurai pada waktu dipukul oleh padel-padel
CBC.

b. Pemeraman Biji

Biji yang berasal dari nut polishing drum diangkut dengan menggunakan
conveyor dan destoner menuju ke silo biji (Nut Silo) untuk proses pemeraman
biji. Sebelum masuk ke silo biji, terlebih dahulu biji dimasukkan kedalam tromol
fraksi biji (nut grading screen) untuk memisahkan biji-biji menurut fraksinya,
yaitu fraksi kecil dan fraksi besar dengan terpisahnya biji fraksi kecil dan fraksi
besar maka proses pemecahan biji dalam nut crecker akan lebih sempurna
(persentasi inti pecah akan berkurang). Biji yang telah dipisahkan akan masuk ke
dalam silo (nut silo) sesuai dengan fraksi-fraksinya untuk proses pemeraman biji.
Biji yang diperam dianggap kering bila kadar air biji 12%. Proses pemeraman
dilakukan selama 24 jam untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

c. Pemecahan Biji

Alat ini terdiri dari rotor yang berputar dan mempunyai dinding kasing (Slator)
yang berbentuk silinder dan pada bagian bawahnya berbentuk konus (cone).
Dinding kasing (wearing plat) ini terbuat dari plat baja keras. Rotor terdiri dari
poros yang diberi lempengan siku-siku yang berputar pada poros tersebut. Oleh
karena adanya gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh putaran rotor yang sangat
tinggi maka biji-biji yang masuk ke lubang rotor akan terbawa oleh lempengan
siku-siku tersebut kemudian terlempar ke samping membentur dinding 40 kasing.
Akibatnya biji-biji tersebut akan pecah dan intinya akan terpisah dan cangkang.

d. Pemisahan Inti dengan Cangkang

Campuran pecahan (inti, biji utuh dan cangkang) yang dihantarkan oleh timba
kraksel masuk ke dalam LTJS (Light Tanera Just Separator). Alat ini merupakan
kolom pemisah vertikal (Vertical Column Separator) yang dilengkapi dengan
fan/blower penghisap. Prinsip pemisahan berdasarkan berat jenis dan gaya
gravitasi. Melalui kolom pemisah tersebut abu, cangkang halus dan serat halus
yang lebih ringan akan terhisap dan masuk ke dalam siklon penampung abu (dust
cyclone), kemudian menghantarnya ke stasiun ketel (boiler station) sebagai bahan
bakar ketel (boiler), sedangkan inti, cangkang kasar dan biji utuh yang lebih berat
akan jatuh menuju ayakan, ayakan ini berfungsi untuk memisahkan biji utuh
(noten). Campuran pecahan akan masuk melalui kisi-kisi tersebut dan dengan
bantuan getaran akan terjadi pemisahan antara biji utuh (notten) dengan campuran
pecahan. Campuran pecahan akan jatuh ke dalam kolom kraksel (crackse
conveyor) yang akan menghantarkannya ke hidrosiklon (hydrocyclone) untuk
dipisahkan.

e. Pengeringan Inti
Inti basah hasil pemisahan akan dibawa ke konveyor inti basah menuju timba inti
(karnel elevator) yang menghantarkan inti basah masuk ke dalam konveyor atas
silo inti. Konveyor ini berfungsi untuk mendistribusikan inti basah masuk
kedalam silo inti (karnel osilo). Bentuk ataupun cara kerja silo inti sama seperti
pada silo biji (Nut Silo). Hanya saja pada silo inti yang dikeringkan adalah
intinya. Ke dalam silo inti ini juga dialirkan uap jenuh dan dihembuskan pula
udara panas oleh fan/blower pemanas (heater). Waktu pengeringan yang
dibutuhkan adalah 18 (delapan belas) jam.

3.3 Produk

PTP Nusantara IV PKS Adolina memproduksi minyak kelapa sawit

dengan standar mutu yang telah ditetapkan. Standar mutu dari minyak kelapa

sawit berhubungan dengan aspek kadar asam lemak, kelembapan, kotoran. Dalam

hal ini syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional yang

meliputi kadar Asam Lemak Bebas (ALB), kadar air, kotoran, Logam besi, logam

tembaga, peroksida dan ukuran pemucatan. Kelapa sawit bermutu akan

menghasilkan rendemen minyak 22,1 %-22,2 % (tertinggi) dan kadar asam lemak

bebas 1,7 % - 2,1 % (terendah), kadar air 0,150 % (tertinggi), kotoran 0,020 %.
Selain minyak, PTPN ini juga memproduksi inti dari biji kelapa sawit

tersebut. Produk ini masih berupa produk antara yang akan dikirimkan lagi ke

pabrik- pabrik yang membutuhkannya sebagai bahan baku.

PTPN IV memiliki Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 yang

menjamin produksi yang dihasilkan bermutu baik secara konsisten dan

memuaskan pelanggan. Audit dilakukan oleh pihak Eksternal yang pertama Tahun

2005 (PT. TUV NORD INDONESIA) dan dilakukan Re-Sertifikasi setiap tahun.

3.4 Unit Produksi

Mesin produksi yang digunakan dalam proses pengolahan pabrik kelapa

sawit PTPN IV Adolina

No Nama Mesin Fungsi Tipe


1 Blow Down Memindahkan lori

2 Ketel Rebusan Memasak 2 Pintu

3 Lori Integrated Mengangkat TBS 600 mm

4 Hoisting Crane Mengangkat lori P. 625

5 Auto Fieder Thresser Mengatur jatuhnya TBS Schkraper

6 Thresser Memisahkan buah dan tandan Rotary

7 Ularan Buah Bawah Alat transportasi Ulir

8 Transport Janjangan Alat transportasi Schkraper

9 Timbah Buah Alat transportasi Rantai

10 Ularan Buah Melintang Alat transportasi Ulir

11 Digester No 1 Melumatkan TBS Cuma 28


12 Digester No 2 Melumatkan TBS US 3200

Memisahkan minyak dengan


13 Screw Press US 12
ampas dan cangkang

14 Hydroulic Pump Motor penggerak Rexroth

15 Sludge Conveyor Alat transportasi Ulir

16 Sand Trap Menampung minyak dan lumpur Silinder

Circular Vibrating Memisahkan minyak kasar dari

17 Screen ampas yang berbentuk serabut CB 60 CVS

18 Crude Oil Tank Mengendapkan Sementara Empat Segi

19 Pompa Minya RO Alat pemindah bahan 2,5 R 091

20 Distributing Sludge Tank Menampung minyak kasar Empat Segi

21 Continuous Setting Tank Menampung minyak kasar Silinder

22 Sludge Tank Tangki minyak lumpur Silinder

23 Self Cleaning Streiner Mencuci dan menjaring lumpur SS 60 A

24 Pompa Streiner Herstaal RCR 50

25 Oil Tank Tangki minyak Silinder


Memisahkan gumpalan minyak

26 High Speed Separator dan lumpur SS 410


Memurnikan minyak dan

27 Oil Purifier kandungan air PAPX207 SGT


Mendapatkan kadar air yang

28 Vacuum Drier normal pada minyak Vertikal

29 Pompa Minyak Vacuum Alat transportasi CEHK-5102


30 Pompa Air Vacuum Alat transportasi

31 Timbangan Minyak Mengukur ketinggian minyak

32 Tangki Timbun Tangki timbun minyak Silinder

33 Pompa Minyak Tangki Alat transportasi

34 Polishing Drum Membersihkan biji dari ampas Drum

35 Cake Brake Conveyor Memisahkan ampas dan biji Pedal

36 Blower Cyclone Menghisap debu dan partikel Halus SQA 36

37 Fibre Cyclone Penampungan serat Conish

38 Shell Cyclone Penampungan cangkang Ulir

39 Silo Noten Memanaskan biji Empat Segi


Memisahkan noten dari cangkang

40 Ripple Mill dengan menggesek

41 Vertical Nut Cracker Memecahkan noten LN 4000

42 LDTS Memisahkan inti dari abu 6t


Memisahkan inti, biji, dan

43 Ayakan Getar cangkang Empat Segi

3.5 Unit Pendukung

Adapun bahan pendukung yang digunakan dalam proses produksi adalah:

1. Air

Air yang digunakan oleh Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PTPN IV Kebun

Adolina bersumber dari sungai ular yang berjarak sekitar 1600 m dari lokasi
pabrik. Air digunakan untuk proses produksi, boiler ataupun untuk keperluan

domestik.

Air sungai tidak langsung digunakan, namun diolah terlebih dahulu agar

air yang digunakan bebas dari endapan mineral dan lebih jernih sehingga layak

untuk digunakan untuk proses produksi.

2. Tenaga Uap (Steam)

Uap dihasilkan oleh boiler yang mengubah air hingga menjadi steam (uap

panas). PKS PTPN IV Kebun Adolina menggunakan ketel uap tipe pipa air

(Water Tube Boiler) dengan produksi uap 20 ton uap/jam..

Uap digunakan untuk:

a. Pembangkitan daya listrik

b. Pemanasan

c. Perebusan TBS dalam sterilizer

d. Pemanas minyak sawit pada stasiun penjernih minyak

e. Pemanas sludge untuk mempermudah memisahkan antara minyak dan

sludge

3.6 Utilitas

Fungsi sarana utilitas merupakan sarana pembantu yang digunakan untuk


melangsungkan operasional suatu pabrik. Sarana ini sangat penting atau mutlak
diperlukan. Sarana utilitas yang terdapat pada PTPN IV Adolina adalah sebagai
berikut :
1. Air
Air merupakan sarana yang sangat penting dalam proses produksi, di mana
kebutuhan air pada setiap pabrik tergantung pada keadaan pabrik serta sifat
bahan yang diolah. Kebutuhan air di PTPN IV Adolina diperkirakan 50
m3/jam.
2. Listrik
Dalam dunia industri listrik sangat penting karena energi tersebut dapat
dikonversikan ke berbagai bentuk energi lain. PTPN IV Adolina memiliki
mesin pembangkit listrik tenaga diesel dan pembangkit listrik tenaga uap
3.7 Tata Letak

Perusahaan PTPN IV Kebun Adolina memiliki pola aliran bahan berbentuk zig-zag.
Pola aliran bahan ini diketahui dari skema susunan mesin-mesin yang digunakan oleh
perusahaan tersebut. Bentuk ini dapat diterapkan jika lintasan lebih panjang dari
ruangan yang dapat digunakan untuk ditempatinya dan berbelok-belok dengan
sendirinya untuk memberikan lintasan aliran yang lebih panjang dalam bangunan
dengan luas, bentuk dan ukuran yang lebih ekonomis.

1 4 5

2 3 6

Jenis tata letak di pabrik PTPN IV PKS Adolina adalah layout by product

yaitu tata letak berdasarkan pada mesin-mesin atau alat bantu disusun menurut aliran

proses pembuatan produk. Tata letak berdasarkan aliran proses umumnya digunakan

pada industri yang berproduksi dengan volume produksi yang relatif besar dan

bertujan untuk mengurangi proses pemindahan bahan.

Jenis tata letak layout by product memiliki mesin yang disusun berdasarkan

urutan proses produksi. Produk akan dikerjakan dari awal sampai akhir di dalam satu

departemen dengan mesin yang terintegrasi. Dengan demikian, semua fasilitas yang

diperlukan untuk kegiatan produksi diletakkan dalam departemen tersebut.

Penggunaan tata letak berdasarkan produk sangat sesuai dengan proses produksi yang

menggunakan mesin otomatis.

Pola aliran bahan menurut aktivitas yang berlangsung pada PTPN IV PKS

Adolina adalah pola tidak beraturan (odd angle). Pola tidak beraturan bertujuan untuk
memperpendek lintasan aliran produksi dari satu stasiun ke stasiun lainnya karena

lokasi permanen pada fasilitas yang ada.


BAB IV

Pembahasan

TBS (Tandan Buah Segar) yang masuk ke pabrik, mula-mula ditimbang di


jembatan timbang untuk mengetahui jumlah berat TBS yang diterima oleh pabrik.
Jembatan timbang yang ada di PKS PTPN IV Adolinai terdiri dari jembatan timbang.
Penimbangan dilakukan sekali pada saat masuk (berat truk dan TBS)serta saat keluar
(berat truk). Dari selisih berat pada saat masuk dan berat pada saat keluar, maka
diperoleh berat netto(berat bersih TBS) yang masuk ke pabrik. Pada saat
penimbangan, posisi truk harus berada di tengah agar beban yang dipikul rata.Hal ini
sesuai dengan pernyataan http://www.kaskus.co.idyang menyatakan bahwa sebelum
diolah dalam PKS, tandan buah segar (TBS) yang berasal dari kebun pertama kali
diterima di stasiun penerimaan buah untuk ditimbang di jembatan timbang (weight
bridge) dan ditampung sementara di penampungan buah (loading ramp).  Adapun
prosedur penimbangannya adalah menimbang berat truk masuk yang berisi TBS
(bruto) yang akan dikurangi berat truk kosong saat keluar (tarra) dan akan diperoleh
berat TBS (netto). Dengan kata lain bruto-tarra = netto.

Lori adalah tempat/wadah untuk merebus TBS di sterilizer. Pada lori terdapat
lubang di bagian samping dan bawahnya, yang bertujuan agar steam yang diberikan
pada stasiun sterilizer dapat masuk ke dalam lori karena tidak menggunakan uap
kering dan supaya air kondensat dapat keluar atau tidak menggenang di lori. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Mangoensoekarjo dan Hartono (2003) yaitu untuk proses
perebusan, sebaiknya tidak menggunakan uap kering karena temperaturnya lebih
tinggi dibandingkan uap jenuh pada tekanan yang sama.

Penimbunan buah yang terlalu lama di loading ramp yang saling tindih dapat
menimbulkan kememaran buah yang tinggi, dan dapat menyebabkan pemeraman
mutu minyak yang akan diekstraksi. Lori-lori yang telah berisi TBS dikirim ke stasiun
rebusan dengan cara ditarik menggunakan capstand yang digerakkan oleh motor
listrik hingga memasuki sterilizer untuk direbus. Sterilisasi adalah proses perebusan
TBS di dalam bejana menggunakan uap bertekanan. Proses ini memegang peranan
penting karena keberhasilan atau kegagalan perusahaan akan sangat berpengaruh
kepada proses pengolahan maupun mutu produk selanjutnya. Hal ini sesuai
menyatakan bahwa setiap PKS tentunya menginginkan hasil minyak dengan kualitas
yang baik dengan tingkat keasaman yang rendah. Proses perebusan sangat
menentukan kualitas hasil pengolahan pabrik kelapa sawit

            Tujuan perebusan adalah untuk menghentikan aktifitas enzim, melemahkan


ikatan antara berondolan dengan tangkainya, menghentikan perkembangan
asam lemak bebas, melunakkan daging buah, mempermudah pemipilan dan
melekangkan inti dari cangkangnya. Suhu perebusan yaitu 135oC. Suhu atau
temperatur sangat berpengaruh dalam proses perebusan. Hal ini sesuai bahwa
temperatur menjadi kunci dalam perebusan. Temperatur yang terlalu rendah tentunya
tidak berpengaruh nyata terhadap perebusan, sedangkan temperatur yang terlalu tinggi
bisa memicu terjadinya proses oksidasi pada asam lemak tidak jenuh atau senyawa
yang terkandung dalam minyak dan membentuk polimer yang sulit diserap pada
proses pemucatan.

Sistem perebusan yang diterapkan tergantung kepada persediaan uap dan


besarnya kapasitas rebusan dengan sasaran bahwa tujuan dari perebusan dapat
tercapai. Hal ini sesuai dengan semakin tinggi tekanan perebusan maka semakin cepat
pula waktu perebusan. Tekanan yang tinggi dengan sendirinya memberikan
temperatur yang tinggi. Temperatur yang terlalu tinggi dapat merusak kualitas minyak
dan inti sawit. Metode perebusan yang digunakan di PKS PTPN IV Adolina adalah
sistem perebusan tiga puncak. Selain itu pada proses perebusan perlu dilakukan
pengurasan udara agar udara bisa keluar dan digantikan oleh uap air sebagai media
perebusan.

Setelah perebusan , tahap selanjutnya adalah thressing, diamana berfungsi untuk


memisahkan buah dari janjangannya dengan cara mengangkat dan membantingnya
serta mendorong janjang kosong ke empty bunch conveyor.

Selanju tnya buah atau berondolan dimasukkan dalam alat yang bernama Digester
agar diputar atau diaduk dengan menggunakan pisau pengaduk yang terpasang pada
bagian poros II, sedangkan pisau bagian dasar sebagai pelempar atau mengeluarkan
buah dari dige telah dicincang, dilumat dari digester untuk mendapatkan minyak
kasar.
Fungsi dari digester ini, yaitu :

• Melumatkan daging buah.


• Memisahkan daging buah dengan biji.

• Mempersiapkan Feeding Press.

• Mempermudah proses di Press.

• Menaikkan Temperatur.

Selanjutnya minyak menuju stasiun clarifikasi, sedangkan ampas dan biji masuk
kestasiun kernel.

Minyak yang menuju stasiun klarifikasi atau pemurnian. Minyak kasar (CPO) dari

stasiun pressan dikirim ke stasiun ini untuk diproses lebih lanjut sehingga diperoleh

produksi minyak yang sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang diharapkan. Secara

keseluruhan stasiun ini berfungsi untuk memisahkan lumpur, kotoran dan air sehingga

di dapatkan standart mutu minyak yang baik.

Minyak dari proses pemurnian masih mengandung banyak air, oleh karena itu perlu

tahap vacuum drier. Di sini minyak disemprot dengan menggunakan nozzle sehingga

campuran minyak dan air tersebut akan pecah. Hal ini akan mempermudah pemisahan

air dalam minyak, dimana minyak yang memiliki tekanan uap lebih rendah dari air

akan turun ke bawah dan kemudian dipompakan ke storage tank. Selanjutnya akan

ditimbun dalam tangki penimbunan.

Sedangkan biji masuk ke stasiun kernel. Stasiun ini adalah stasiun untuk memperoleh

inti sawit. Biji dari pemisahan biji dan ampas diolah di stasiun ini. Ampas dan biji

dipisahkan melalui berat jenis dengan metode hisapan angin. Angin akan mengangkat

bagian yang ringan (ampas) dan yang berat akan turun (biji). Kemudian biji dinaikkan

ke silo untuk dipecah. Mekanisme kerja stasiun pabrik biji, yaitu biji yang bercampur

dengan ampas/serabut dipisah dengan CBC (Cake Breaker Conveyor), biji dalam

serabut yang sudah mengering dipisah oleh separating coloum dengan sistem hisapan

di fiber cyclone. Biji yang masih mengandung serabut, turun ke bawah dan serabut
dibersihkan polishing drum. Biji dikirim ke destoner untuk memisahkan benda-benda

asing dengan sistem hisap, sehingga biji bersih.

Biji dimasukkan ke dalam ripple mill untuk dipecahhinggan inti terpisah dari

cangkang. Inti yang masih terkandung air perlu dikeringkan sampai kadar air 7%.

Maka inti masuk ke kernel silo untuk dilakukan proses pengeringan. Pada kernel silo

ini inti akan dikeringkan dengan menggunakan udara panas dari steam heater yang

dihembuskan oleh Fan kernel silo ke dalam kernel silo. Pengeringan dilakukan pada

temperatur 60-80°C selama 4-8 jam. Kernel yang telah dikeringkan ini dibawa ke

kernel bulk silo melalui dry kernel transport fan.

Maka setelah beberapa ahap, maka didapatkan inti kelapa sawit yang bersifat

berminyak.
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan uraian sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa :


1. Pengolahan kelapa sawit atau tandan buah segar (TBS) pada pabrik Kelapa Sawit
PTPN IV Adolina adalah berdasarkan sifat fisis dan mekanis yaitu melepaskan
buah tandan dan mengambil minyak dari kotoran kemudian pemisahan inti dari
cangkang.
2. Kapasitas pabrik PKS PTPN IV Adolina ini adalah 60 ton TBS/jam.
3. Hasil sampingan limbah padat
berupa fibre, shell, empty bunch dan soliddecanter. Sedangkan limbah cairnya
adalah berasal dari rebusan, klarifikasi danfat-pit.
4. Bila ditinjau dari tata letak peralatan-peralatan produksi di PKS PTPN IV
Adolina telah dapat dikategorikan tertata baik.
5. Teknologi dan peralatan yang digunakan sudah tergolong modern.
6. Pengolahan minyak kelapa sawit meliputi perebusan buah, penebahan,
digesterisasi dan pengepresan, serta pemurnian/klarifikasi.
7. Stasiun klarifikasi atau permunian meliputi saringan getar, tanki minyak
kasar(raw oil tank), pemisahan pasir yang terdiri dari sand trap, oil purifier,
vacuum dryer, sludge tank, brush stainer, pre cleaner, sludge separator, fat-
pit, tangki penimbunan.
8. Minyak yang dihasilkan memiliki kandungan asam lemak bebas dengan kadar 3-
4%, kadar air 0,09 – 0,1 %, dan kadar kotoran 0,01%.
9. Perawatan atau maintenance yang diterapkan di PKS PTPN IV dilakukan secara
rutin dan berkala.
10. Pengolahan minyak kelapa sawit meliputi perebusan buah, penebahan,
digesterisasi dan pengepresan serta pemurnian/klarifikasi.

Anda mungkin juga menyukai