Anda di halaman 1dari 9

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.2 (2022.1)

Nama Mahasiswa : RISKHA MUTIARA RHAMADANIA.

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 856743489

Tanggal Lahir : 10 Desember 2001

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4201/Pembelajaran PKN di SD

Kode/Nama Program Studi :118/PGSD-S1

Kode/Nama UPBJJ : 18/PALEMBANG

Hari/Tanggal UAS THE : Minggu/19/06/2022

dsd
Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Riskha Mutiara Rhamadania


NIM :856743489
Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4201/pembelajaran pkn di sd.
Fakultas : FKIP
Program Studi : PGSD-S1.
UPBJJ-UT : 18/PALEMBANG

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Pangkalan balai,19/06/2022

Yang Membuat Pernyataan

RISKHA MUTIARA RHAMADANIA


BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Untuk melakukan pembelajaran moral seorang guru perlu mempertimbangkan perkembangan


moral kognitif dari Kohlberg. Lawrence Kohlberg membagi perkembangan moral seseorang
berdasarkan perkembangan kognitif menjadi tiga tingkatan yaitu pra konvensional, konvensional
dan pasca konvensional. Setiap level dibagi menjadi dua tahap.
Jelaskan perbedaan moralitas ketaatan hukum pada level pra konvensional, konvensional, dan
pasca konvensional! Berikan contohnya !

JAWABAN
• Tingkat pra konvensional ( moralitas pra konvensional )Adalah tingkat terendah dalam perkembanagan
penalaran moral kohlbert. Pada tingkatan ini individu tidak menunjukan adanya internalisasi nilai-nilai
moral penalaran moral dikendalikan oleh hadiah atau reward dan hukum eksternal.
• Contohnya ;
tahap 1 : orientasi pada kepatuhan dan hukuman
-> anak melakukan sesuatu agar memperoleh hadiah dan tidak mendapatkan hukuman
tahap 2 : relativistik hedonism
-> anak tidak lagi secara mutlak tergantung aturan yang ada. Mereka mulai menyadari bahwa setiap kejadian
bersifat relative dan lebih berorientasi pada prinsip kesenangan. enurut mussen,dkk. Orientasi moral anak
masih bersifat individualistis, egosentris dan konkrit.

• Tingkat konvensional ( moralitas konvensional ) : tingkat konvensional berfokus pada kebutuhan sosial (
konformitas ) pada tingkat ini individu mematuhi bebrapa standar tertentu orang lain,misalnya orang tua
dan hukum yang berlaku di masyarakat.
• Contohnya ;
tahap 3 : Orientasi mengenai anak yang baik
-> anak memperlihatkan perbuatan yang dapat dinilai oleh orang lain
tahap 4 : mempertahankan norma norma sosial dan otoritas
-> menyadari kewajiban untuk melaksankan norma norma yang ada dan mempertahankan pentingnya
keberadaan norma, artinya untuk dapat hidup secara harmonis, kelompok sosial harus menerima peraturan
yang lebih disepakati bersama dan melaksanakannya.

•tingkat post konvensional ( moralitas post konvensional ) : individu mendasarkan penilaian moral pad
aprinsip yang benar secara intern. Pada tingkatan ini seseorang lebih memperhatikan komitmen pada
prinsip yang lebih tinggi dari perilaku yang dituntut oleh aturan social.dengan kata lain soseorang
menentukan perilakunya tidak atas dasar pamri tetapi lebih pada prioritas prinsip moral internal individu.
• Contonya;
Tahap 5 : Orientasi pada perjanjian antara individu dengan lingkungan sosialnya
-> Pada tahap ini ada hubungan timbal balik antara individu dengan dengan linkungan sosialnya, artinya bila
seseorang melaksanakan kewajiban yang sesuai dengan tuntutan norma sosial, maka ia berharap akan
mendapatkan perlindungan dari masyarakat.
tahap 6 : Prinsip universal
-> pada tahap ini ada norma etik dan norma pribadi yang bersifat subjektif. Artinya dalam hubungan antara
seseorang dengan masyarakat ada unsur unsur subjektif yang menilai apakah suatu perbuatan itu bbaik atau
tidak baik moral atau tidak. Disini dibuthkan unsur etik / norma etik yang sifatnya universal sebgai sumber
untuk menentukan suatu perilaku yang berhubungan dengan moralitas
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TEBUKA

2. Sebagai seorang guru kelas IV ketika sedang merancang RPP muatan PPKn akan memerinci kaitan
langsung antara konsep yang ada pada materi Kompetensi Dasar dengan materi esensial, nilai, norma
dan moral. Isikan dalam tabel ini contoh tuntutan perilaku yang terkait langsung antara konsep, nilai,
norma dan moral.

KONSEP HAL YANG


NO DITANAMKAN
Kompetensi Materi esensial nilai moral norma
dasar
1 2 3 4 5 6
Menerapkan *mengenal nilai
nilai-nilai kejujuran,kedisiplinan,dan
Pancasila. senang bekerja dalam
kehidupan sehari-hari
Jujur Senang Bertanggung
berdisiplin berkerja jawab
*melaksanakan perilaku
jujur ,disiplin dan senang
bekerja dalam kegiatan
sehari-hari.

Mengamalkan *mengenal makna satu


makna nusa,satu bangsa dan Menghargai Mengormati
Menghargai
sumpah satu Bahasa persatuan suku/etnis
kebersamaan
pemuda indonesia lain
*mengamalkan nilai-
nilai sumpah pemuda Tegu
dalam kehidupan pendirian
sehari-hari

3. Rancanglah RPP tematik yang bermuatan PKn menggunakan model pembelajaran PKn Berbasis
portofolio kelas V. Anda bebas memilih muatan bidang studi yang lain yang sesuai tema. Yang wajib
ada: 1) identitas (kelas, semester, tema, sub tema, dan pembelajaran ke berapa, waktu), 2) KD,
indikator dan tujuan pembelajaran yang mengukur kemampuan berpikir HOTS, 3) langkah
pembelajaran model pembelajaran PKn Berbasis portofolio, dan 4) Evaluasi yang khusus mengukur
indikator/tujuan pembelajaran PKn. Evaluasi muatan bidang studi lain, boleh dicantumkan. Untuk
LKPD dan materi tidak wajib dicantumkan, tetapi boleh memasukkan agar lebih jelas terlihat.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah SD NEGERI 13 BETUNG


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas : V (Lima)
Semester : I (Satu)

Bab 1

Standar Kompetensi
1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kompetensi Dasar
1.1. Medeskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Indikator
1. Menunjukkan sisi utara, selatan, timur, dan barat NKRI, serta menyebutkan nama negara atau perairan
yang menjadi batas NKRI.
2. Menyebutkan posisi lintang dan bujur NKRI.
3. Memahami tujuan penetapan batas-batas fisik NKRI.
4. Menjelaskan fungsi wilayah darat NKRI.
5. Menjelaskan fungsi wilayah laut NKRI.
6. Menjelaskan fungsi wilayah udara NKRI.

Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2 pertemuan).

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengetahui batas utara, selatan, timur, dan barat NKRI.
2. Siswa dapat mengetahui luas wilayah NKRI dengan menyebutkan posisi lintang dan bujurnya.
3. Siswa dapat memahami tujuan penetapan batas-batas fisik NKRI.
4. Siswa memahami fungsi wilayah darat NKRI.
5. Siswa memahami fungsi wilayah laut NKRI.
6. Siswa memahami fungsi wilayah udara NKRI.

B. Materi Ajar
1. Batas wilayah NKRI, luas wilayah NKRI, posisi lintang dan bujurnya, serta tujuan penetapan batas-batas
fisik NKRI.
2. Fungsi wilayah darat, laut, dan udara NKRI.

C. Pendekatan dan Metode Pembelajaran


1 Pendekatan Kontekstual.
2 Pendekatan Cooperative Learning.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

3 Diskusi dengan teman sebangku.


4 Tanya jawab.
5 Ceramah.
6 Penugasan.

D. Langkah-langkah Kegiatan

Pertemuan Pertama
1. Kegiatan Awal
a) Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, untuk mengawali
pelajaran.
b) Guru dan siswa bertanya jawab tentang fungsi peta dunia.

2. Kegiatan Inti
a) Guru menyiapkan sebuah peta dunia yang besar dan dapat dilihat oleh semua siswa.
b) Guru menjelaskan batas-batas utara, selatan, timur, dan barat NKRI, sementara itu siswa menyimaknya.
c) Guru menunjuk batas-batas tersebut pada peta secara acak dan berulang-ulang, dan siswa menebaknya
dengan cepat.
d) Guru menyiapkan kelas diskusi.
e) Siswa berdiskusi tentang tujuan penetapan batas-batas fisik NKRI dengan panduan guru.
f) Siswa menceritakan hasil diskusi secara bergiliran.

3. Kegiatan Penutup
a) Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari dalam pertemuan itu untuk
mengetahui pencapaian indikator dan kompetensi dasar.
b) Siswa dan guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari.
c) Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

Pertemuan Kedua
1. Kegiatan Awal
a) Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, untuk mengawali
pelajaran.
b) Guru dan siswa bertanya jawab tentang pengalaman bepergian ke pegunungan, laut, dan pengalaman
naik pesawat terbang.

2. Kegiatan Inti
a) Guru dan siswa bertanya jawab secara general tentang fungsi wilayah darat, laut, dan udara NKRI.
b) Guru membagi jumlah siswa di kelas dalam 3 kelompok atau kelipatannya.
c) Guru mengundi topik darat, laut, atau udara untuk semua kelompok.
d) Siswa berdiskusi tentang topik yang mereka dapatkan.
c) Siswa melaporkan hasil dikusi secara lisan di depan teman-teman.
d) Teman-teman dari kelompok lain menanggapi hasil diskusi kelompok teman.

3. Kegiatan Penutup
a) Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari dalam pertemuan itu, untuk
mengetahui pencapaian indikator dan kompetensi dasar.
b) Siswa dan guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari.
c) Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menutup
pertemuan.

E. Sumber/Bahan Belajar
1 Peta dunia.
2 Gambar/foto tempat-tempat indah di Indonesia yang menunjukkan pemandangan darat, laut, dan udara.
3 Buku paket (Buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Kelas V, terbitan ESIS, karangan
Dra. Dyah Sriwilujeng, M.Pd.) hlm. 1—3.

F. Penilaian
Teknik : tugas kelompok.
Bentuk Instrumen : penilaian lisan, penilaian sikap (pengamatan perilaku), penilaian unjuk kerja
(keaktifan anak berdiskusi).
Contoh Instrumen :
1 NKRI adalah ....
2 Indonesia merupakan negara berbentuk ....
Satuan daerah otonom dalam NKRI misalnya ....
4 Indonesia memiliki bentuk negara kesatuan karena ....
5 NKRI perlu mengadakan Pemilihan Umum untuk ....

4.Pada tema Lingkungan dan Manfaatnya, guru akan menilai karakter dan sikap dalam menjaga
kebersihan lingkungan dari peserta didiknya. Guru merencanakan membuat pedoman penilaian untuk
menilai sikap peserta didik dalam menjaga kebersihan lingkungan di sekolah. Susunlah minimal 5
aspek pengamatan perilaku menjaga kebersihan lingkungan di sekolah berikut petunjuk penskoran
dengan menggunakan skala bertingkat model Likert.

JAWABAN
Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur persepsi, sikap atau pendapat seseorang atau
kelompok mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sosial, berdasarkan definisi operasional yang telah
ditetapkan oleh peneliti
Skala ini merupakan suatu skala psikometrik yang biasa diaplikasikan dalam angket dan paling sering
digunakan untuk riset yang berupa survei, termasuk dalam penelitian survei deskriptif. Penggagas dan
pencipta skala likert adalah Rensis Likert asal Amerika Serikat yang menerbitkan suatu laporan yang
menjelaskan penggunaannya.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel.

Dalam pengukuran bidang pendidikan, skala Likert juga sering digunakan, selain juga skala Guttman,
semantik Diferensial, Rating scale, dan skala Thurstone. Dalam penggunaan skala Likert, terdapat dua bentuk
pertanyaan, yaitu bentuk pertanyaan positif untuk mengukur skala positif, dan bentuk pertanyaan negatif untuk
mengukur skala negatif. Pertanyaan positif diberi skor 5, 4, 3, 2, dan 1; sedangkan bentuk pertanyaan negatif
diberi skor 1, 2, 3, 4, dan 5 atau -2, -1, 0, 1, 2
kala Likert merupakan metode skala bipolar yang mengukur baik tanggapan positif ataupun negatif terhadap
suatu pernyataan. Empat skala pilihan juga kadang digunakan untuk kuesioner skala Likert yang memaksa
orang memilih salah satu kutub karena pilihan “netral” tak tersedia. Mengutip dari buku Nazir M. “Metode
Penelitian”, Ghalia Indonesia; Bogor; tahun 2005, dalam membuat skala Likert, ada beberapa langkah
prosedur yang harus dilakukan peneliti, antara lain:
1. Peneliti mengumpulkan item-item yang cukup banyak, memiliki relevansi dengan masalah yang sedang
diteliti, dan terdiri dari item yang cukup jelas disukai dan tidak disukai.

2. Kemudian item-item itu dicoba kepada sekelompok responden yang cukup representatif dari populasi yang
ingin diteliti.

3. Responden di atas diminta untuk mengecek tiap item, apakah ia menyenangi (+) atau tidak menyukainya (-
). Respons tersebut dikumpulkan dan jawaban yang memberikan indikasi menyenangi diberi skor tertinggi.
Tidak ada masalah untuk memberikan angka 5 untuk yang tertinggi dan skor 1 untuk yang terendah atau
sebaliknya. Yang penting adalah konsistensi dari arah sikap yang diperlihatkan. Demikian juga apakah
jawaban “setuju” atau “tidak setuju” disebut yang disenangi, tergantung dari isi pertanyaan dan isi dari item-
item yang disusun.
Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden menentukan tingkat persetujuan mereka
terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima
pilihan skala dengan format seperti:

Pertanyaan Positif (+)


Skor 1. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)
Skor 2. Tidak (setuju/baik/) atau kurang
Skor 3. Netral / Cukup
Skor 4. (Setuju/Baik/suka)
Skor 5. Sangat (setuju/Baik/Suka)
Pertanyaan Negatif (-)
Skor 1. Sangat (setuju/Baik/Suka)
Skor 2. (Setuju/Baik/suka)
Skor 3. Netral / Cukup
Skor 4. Tidak (setuju/baik/) atau kurang
Skor 5. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)
4. Total skor dari masing-masing individu adalah penjumlahan dari skor masing-masing item dari individu
tersebut.
5.Respon dianalisis untuk mengetahui item-item mana yang sangat nyata batasan antara skor tinggi dan skor
rendah dalam skala total. Misalnya, responden pada upper 25% dan lower 25% dianalisis untuk melihat
sampai berapa jauh tiap item dalam kelompok ini berbeda. Item-item yang tidak menunjukkan beda yang
nyata, apakah masuk dalam skor tinggi atau rendah juga dibuang untuk mempertahankan konsistensi internal
dari pertanyaan.

Cara menjaga kebersihan lingkungan sekolah


Menjaga kebersihan sekolah merupakan tanggung jawab bersama. Berikut adalah beberapa cara menjaga
lingkungan sekolah agar tetap bersih yang dapat dilakukan:
1. Tidak membuang sampah sembarangan
Pihak sekolah biasanya menyediakan tong sampah, bahkan yang sudah dipilah menjadi sampah organik dan
anorganik, agar siswa terbiasa membuang sampah pada tempatnya. Kebiasaan kecil ini dapat berdampak
besar bagi kebersihan lingkungan sekolah dan sekitarnya.
Dengan terciptanya kebiasaan anak tidak buang sampah sembarangan, diharapkan kenyamanan dan
kesehatan siswa senantiasa terjaga.
Berikan teguran kepada teman yang masih belum buang sampah pada tempatnya. Hal ini akan membuat
siswa dapat menerapkan pola hidup sehat bersama-sama.
2. Lakukan piket di ruang kelas
Cara menjaga kebersihan lingkungan sekolah dapat dimulai di tempat anak-anak belajar, yakni ruang kelas.
Bentuknya bisa membuat jadwal piket untuk bergantian membersihkan kelas sebelum atau setelah jam
pelajaran usai.
Selanjutnya, cara menjaga kebersihan kelas dapat dilakukan dengan pembagian tugas, seperti menyapu dan
mengepel lantai, serta mengelap permukaan atau benda-benda yang ada di dalam kelas. Kebersihan kelas
yang baik akan membuat siswa nyaman untuk belajar.
3. Menggunakan keset sebelum memasuki kelas
Cara menjaga lingkungan sekolah agar tetap bersih dapat dilakukan dengan menggunakan keset sebelum
memasuki kelas. Sebab, sepatu yang digunakan siswa dapat membawa kotoran atau debu masuk ke dalam
kelas.
Supaya kotoran atau debu di bawah sepatu tidak masuk ke ruang kelas, siswa dapat menggosokannya
terlebih dahulu pada keset. Namun, pastikan keset tersebut dibersihkan secara rutin.
4. Menyiram toilet setelah menggunakannya
Menyiram toilet setelah menggunakannya merupakan salah satu cara menjaga kebersihan lingkungan
sekolah.
Ketika WC sekolah jorok, bukan tidak mungkin banyak sudut lainnya yang juga tidak bersih dan higienis.
Menjaga kebersihan toilet pun bisa dimulai dengan menyiram jamban setelah digunakan hingga bersih dan
tidak bau.
Bila perlu, pihak sekolah juga menyediakan kamper atau pewangi toilet. Jangan lupa juga untuk mencuci
tangan dengan sabun dan membilasnya dengan air mengalir setelah buang air kecil atau besar.
5. Melakukan kerja bakti
Salah satu cara menjaga pekarangan sekolah agar tetap bersih adalah dengan melakukan kerja bakti.
Siswa bersama guru dapat bekerja bakti membersihkan sekolah dan lingkungan sekitar. Mulai dari menyapu,
mengepel, mengelap kaca jendela, memunguti daun kering, hingga membuang sampah yang berserakan.
Selain itu, contoh kegiatan melestarikan di lingkungan sekolah adalah dengan menyirami tanaman yang ada.
Hal ini membantu menciptakan bersih dan hijau di lingkungan sekolah.
Jika dilakukan bersama-sama, maka tugas yang dilakukan pun akan terasa ringan. Cukup lakukan sekitar 30-
60 menit dan beri waktu untuk beristirahat.

Anda mungkin juga menyukai