Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN KOMPONEN PASIF

Oleh:
DITA PRATAMA
NIM A1H009007
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2010
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia tidak bisa melihat, merasa, mencium atau menyadari keberadaan
listrik dengan inderanya, baik untuk muatan maupun untuk medan listriknya. Oleh
sebab itu baru pada akhir abad ke-16 hal-hal mengenai listrik diteliti. Sekarang ini
listrik telah menjadi sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari
untuk digunakan sebagai sumber tenaga, misalnya untuk lampu, mesin listrik,
telepon, alat-alat listrik, radio, dan komputer. Pada awal abad ini pemakaian listrik
dalam berbagai bidang kehidupan mulai berkembang dengan pesat, apalagi
setelah transistor ditemukan. Dengan ditemukannya transistor maka jalan untuk
pengembangan elektronika yang semakin canggih, walaupun sekarang sudah ada
IC (integrated Circuit) yang merupakan rangkaian kompleks dengan banyak
transistor dalam satu IC.
Resistor merupakan komponen elektronika yang bersifat menahan arus
listrik. Resistr dibagi menjadi dua kategori, yaitu fixed resistor (resistor tetap) dan
variable resistor (resistor tidak tetap). Resistor tetap biasanya terbuat dari karbon

atau semen, sedangkan resistor tidak tetap diantaranya adalah potensiometer,


fotoresistor, thermistor, VDR (Voltage depident resistor). Biasanya arus yang
mengalir pada resistor tergantungpada nilai resistordan beda potensial yang
dipasangkan pada resistor tersebut, semakin besar resistor semakin kecil arus yang
mengalir.
1.
2.

B. Tujuan
Mengetahui besaran dan mengenal jenis komponen pasif dengan baik.
Dapat menggunakan multimeter untuk mengukur tahanan, tegangan, dan
arus.
II. TINJAUAN PUSTAKA

MenurutVanda(2005).
Elektronika adalah ilmu pengetahuan danteknologi(IPTEK) tentang pengendalian
partikel bermuatan di dalam ruang hampa, gas, dan bahan semikonduktor.
Resistor yang digunakan dalam elektronika dibagi dalam dua kategori
utama.
11.Resistor Linear: Resistor yang bekerja sesuai dengan hokum ohm.
22.Resistor nonlinear: Yang biasa dipakai, terdiri dari tiga jenis, yaitu:
a.
b.
c.

Fotoresistor: peka terhadap sinar.


Thermistor: peka terhadap panas.
Resistor yang tergantung pada tegangan listrik.

Tanda warna besarnya resistivitas ditulis pada resistor dengan memakai


lingkaran berwarna sebagai kode warna. Lingkaran pertama menunjukkan angka
pertama dan lingkaran kedua menunjukkan angka kedua,

lingkaran ketiga

menunjukkan berapa banyak nol harus ditambahkan kepada dua angka pertama.
1Komponen aktif yaitu komponen yang dapat menguatkan dan
menyearahkan sinyal listrik, serta mengubah energy dari satu bentuk
kebentuklainnya. Contoh komponen aktif yakni Transistor. Transistor merupakan
komponen elektronika dengan3 elektrode.
Dioda adalah piranti elektronika dengan dua elektrode, yang dapat
digunakan untuk menyearahkan sinyal listrik, sehingga termasuk komponen aktif.

Menurut Lister (1988) Arus listrik diukur dengan ampermeter.


Ampermeter mengukur banyaknya coulomb setiap sekon atau amper yang
mengalir dalam rangkaian.
Perbedaaan potensial atau tegangan diukur dengan voltmeter. Voltmeter
harus dihubungkan di antara atau pada kedua titik yang beda potensialnya akan
diukur. Tahanan dapat diukur dengan jembatan wheatstone, ohm meter atau
dengan metoda voltmeter-amperemeter.

III. METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
1.

Alat
a. Multimeter analog
b. Multimeter digital
c. Potensiometer
d. Breadbord

2.

Bahan
a. Resitor karbon
b. Kapasitor
c. Catudaya
d. Kabel jumper

B. Prosedur Kerja
1. Pengenalan dan pengukuran resistor
a. Penjelasan asisten tentang cara kalibrasi multimeter dan pengukuran
tahanan menggunakan multimeter diperhatikan.
b. 10 buah resistor yang ada diambil. Multimeter digunakan untuk
melakukan pengukuran resistor.
c. Ukur besarnya tahanan tersebut menggunakan multimeter (Ohmmeter).
2. Photoresistor (LDR)
a. Perhatikan bentuk LDR yang ada di papan peraga.
b. Ukur besarnya tahanan saat LDR tersebut terkena cahaya dan saat tidak
terkena cahaya.

3. Variabel resistor (Potensio).


a. Perhatikan bentuk potensio yang ada sipapan peraga, catat kode tang
tertera pada bodi resisrot tersebut dan ukur tahanan pada titik AC.

b. Lakukan pengukuran nilai tahanan pada posisi

putaran,

putaran,

putaran, dan 1 putaran.


c. Catat hasil pengukuran dan buatlah grafik dari hasil pengukuran tersebut.
4. Pengenalan dan pengukuran kapasitor
a. Penjelasan asisten tentang cara pengukuran kapasitor menggunakan
multimeter diperhatikan.
b. 10 buah kapasitor yang ada diambil. Kapasitansi meter untuk pengukuran
kapasitor digunakan.
c. Ukur besarnya tegangan tersebut menggunakan multimeter (Voltmeter).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil (terlampir)
B. Pembahasan
Pembacaan resistor pertama yaitu coklat, hijau, hijau, emas menunjukkan
nilai maksimal 10.500 ohm dan maksimal 9.500 ohm, jumlah ini lebih kecil
dibanding pengukuran dengan multimeter yaitu 21.000 ohm. Hal ini dialami juga
oleh resistor lain seperti coklat, hitam, coklat, emas dengan nilai hambatan
maksimal 105 ohm dan hambatan minimal 95 ohm yang masih lebih kecil dengan
hasil pengukuran yaitu 150 ohm. Pada resistor ketiga dengan kombinasi coklat,
hijau, hijau, emas memiliki nilai 1.575.000 ohm dan 1.425.000 ohm masih di
bawah 2.000.000 ohm hasil pengukuran. Nilai pengukuran yang lebih besar
tersebut dialami pula oleh resistor keempat dengan hambatan maksimal 28,35
ohm dan hambatan minimal 25,65 ohm yang juga masih di bawah 32 ohm. Hal ini
lebih disebabkan ketelitian alat yang sulit dipastikan setiap angkanya secara
akurat oleh praktikan. Garis yang rapat dan rumit mempersulit praktikkan
membaca multimeter sehingga kesalahan penafsiran angka yang tertera sulit
terhindarkan.
Potensiometer
Potensiometer

putaran

menunjukkan

nilai

146.666,67

ohm.

putaran menunjukkan nilai 151.666,67 ohm. Potensiometer

putaran menunjukkan nilai 156.666,67 ohm. Untuk satu putaran penuh


138.333,33 ohm. Ini menunjukkan bahwa semakin besar putaran maka semakin
besar pula nilai hambatannya. Namun pengecualian pada satu putaran penuh,
nilainya justru paling kecil. Ini menunjukkan bahwa memang hambatan terkecil
terjadi pada satu putaran penuh atau mungkin multimeter yang kurang dapat
membaca nilainya dengan baik, dugaan ini diperkuat dengan nilai hambatan yang
tinggi pada ulangan kedua.
Pengukuran Light Dependent Resistor terkena cahaya lebih kecil yaitu
senilai 24,67 ohm, berbeda dengan tanpa cahaya yang 203,33 ohm. Nilai tersebut

menunjukan bahwa hambatan LDR dipengaruhi oleh cahaya dan jika hambatan
tersebut tidak terkena cahaya maka hambatannya makin besar.
Pengukuran resistor secara seri senilai 1.000 ohm berbeda jauh dengan
penafsiran praktikan sebesar 22.007.0000 ohm. Pengukuran resistor secara paralel
pun menunjukkan perbedaan yang mencolok. Ini dapat disebabkan oleh
multimeter yang digunakan sudah tidak dapat berfungsi secara optimal.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan

a. Kombinasi warna pada resistor menunjukkan nilai hambatan.


b. Membaca multimeter butuh ketelitian yang tinggi.
c. Semakin penuh putaran potensiometer maka hambatannya semakin
besar.
d. Light Dependent Resistor (LDR) akan memiliki hambatan yang tinggi
ketika tidak terkena cahaya.
e. Multimeter yang fungsional sangat dibutuhkan untuk mengukur
tegangan secara akurat.
B. Saran
a. Sarana dan prasarana dilengkapi untuk kelancaran praktikum.
b. Dosen pengampu turut mengawasi jalannya praktikum minimal 1x
pertemuan.

DAFTAR PUSTAKA
Lister, EC. 1988. Mesin Dan Rangkaian Listrik. Jakarta: Erlangga.(hal 5, 9)
Vanda, Yoiceta. 2005. Komponen Elektronika. http: Muchlas: ee. Ead. Ac. Id/?
download=ELKADA-1A. Pdf. DiambilTanggal 17 Juni 2009 pukul 22.17
WIB.

Anda mungkin juga menyukai