Anda di halaman 1dari 13

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2013
MAKALAH SEMINAR USULAN PENELITIAN
Judul
Pemrasaran
Pembimbing
Hari/Tanggal

: Pengaruh Dosis Ragi Saccharomyces Cerevisiae dan Lama


Fermentasi Terhadap Produksi Bioetanol Nira Batang
Sorgum Manis
: Neneng Oktifia
NIM : A1H009018
: 1. Dr. Ir. Wiludjeng Trisasiwi, MP
2. Krissandi Wijaya, S. TP., M. Agr. Phd
:
Pukul :

I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan bahan bakar untuk kehidupan sehari-hari bergantung pada
minyak bumi. Menurut Direktur Pengendalian Produksi, Badan Pelaksanan
Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (BP Migas) Rubiandini, konsumsi bahan bakar
minyak masyarakat Indonesia tahun 2012 mencapai 1.300.000 barel per hari.
Kemampuan memproduksi minyak bumi dan kondensatnya sebesar 860.000870.000 barel per hari pada tahun 2012. Pemerintah harus mengimpor 500.000
barel per hari untuk menutupi kebutuhan tersebut (detikfinance, 2012).
Data Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas)
menunjukkan cadangan minyak Indonesia terus menurun. Pada awal 2012,
cadangan minyak Indonesia berada di level 3,74 miliar barel, namun di awal tahun
2013 turun 150,39 juta barel menjadi 3,59 miliar barel (Liputan6.com, 2013).
Cadangan minyak yang semakin menurun menyebabkan harga minyak dunia
semakin tahun semakin meningkat. Pada Januari 2013 harga Indonesia Crude
Price (ICP) mencapai US$ 111,07 per barel, naik 3,9% dari harga akhir tahun

2012 sebesar US$ 106,90 per barel (Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral, 2013).
Bahan bakar minyak bumi selama ini telah menyebabkan dampak
lingkungan yaitu peningkatan temperatur global permukaan bumi yang akhirnya
berpengaruh terhadap keseimbangan iklim. Selain itu, sisa pembakaran minyak
bumi menghasilkan zat yang menyebabkan pencemaran udara dan dapat
membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan sumber energi alternatif
yang dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti minyak bumi yang dapat
diperbarui dan lebih ramah lingkungan.
Pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2006 Tentang Kebijakan Energi Nasional yang bertujuan untuk
mewujudkan keamanan pasokan energi dalam negeri. Terwujudnya energi yang
optimal pada tahun 2025, yaitu peranan masing-masing jenis energi terhadap
konsumsi energi nasional. Konsumsi Bahan Bakar Nabati (BBN) diharapkan
menjadi lebih dari 5% (lima persen). Agar kebutuhan BBN dalam negeri
terpenuhi, perlu dilakukan pengembangan produksi BBN.
Bioetanol merupakan salah satu jenis BBN yang dapat digunakan sebagai
alternatif bahan bakar. Etanol mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya sifat
etanol

yang

dapat

diperbarui

dan

ramah

lingkungan

karena

emisi

karbondioksidanya rendah. Etanol dapat digunakan sebagai bahan campuran


bensin (gasolin) yang kemudian dinamakan gasohol, dan juga dapat digunakan
secara langsung sebagai bahan bakar (McKetta et al., 1983 dalam Supriyanto dan
Wahyudi, 2010). Bioetanol dapat diaplikasikan dalam bentuk bauran dengan
minyak bensin, misalnya 10% etanol dicampur dengan 90% bensin (gasohol E10)
atau digunakan 100% (E100) sebagai bahan bakar (Hambali et al., 2007).

Sorgum manis merupakan salah satu tanaman non pangan. Tanaman ini
menghasilkan biomassa yang tinggi, membutuhkan sedikit air irigasi ( 1/3 dari
tebu dan dari jagung) dan pupuk, mempunyai periode pertumbuhan yang
pendek (3-5 bulan), tumbuh pada bermacam-macam iklim dan kondisi tanah.
Sorgum manis (Sorghum bicolor L. Moench) mengandung gula pada sari
batangnya (nira), pati pada biji, dan lignoselulosa pada batang yang telah
diekstrasi niranya (Kresovich dan Henderlong, 1984; Prasad et al., 2007;
Ronghou et al., 2008; She et al., 2010 dalam Massoud dan El-Razek, 2011).
Sorgum manis merupakan salah satu tanaman yang berpotensi dikembangkan
menjadi bioetanol. Rata-rata nilai brix dari sorgum manis berbeda untuk tiap
varietas yaitu berkisar 14,32 - 22,85% (Almodares dan Sepahi, 1996 dalam
Almodares dan Hadi, 2009).
Sorgum manis belum dikembangkan secara optimal di Indonesia. Padahal,
tanaman ini memiliki dua sampai tiga musim tanam jika dibudidayakan di daerah
tropis (Almodares et al., 2009) termasuk Indonesia. Tanaman ini dapat dipanen
setelah berumur 4 bulan. Syarat tumbuhnya di daerah kering. Potensi hasil panen
mencapai 54-69 ton/ha dengan hasil gula 6-8 ton/ha. Sorgum manis membutuhkan
sedikit pupuk, sedikit pestisida karena tahan terhadap penyakit serta memerlukan
perawatan yang mudah. Biji sorgum dapat dimanfaatkan sebagai pangan. Batang
sorgum dimanfaatkan niranya menjadi bioetanol. Limbah batang sorgum setelah
diambil niranya dapat digunakan sebagai pakan ternak ataupun industri kertas.
Jika memiliki nilai lebih, petani akan tertarik untuk membudidayakannya.
Penelitian bioetanol dari nira batang sorgum manis pernah dilakukan oleh
Sarungallo (2011) secara batch menggunakan Saccharomyces cerevisiae. Nira

diperoleh dengan mengekstraksi serat halus batang sorgum manis menggunakan


air destilasi bersuhu 900C selama 2 menit. Fermentasi menggunakan dosis ragi 3
gram dengan jumlah nira 600 ml. Konsentrasi glukosa yang digunakan untuk
proses fermentasi adalah 14,4%. Dari beberapa perlakuan lamanya fermentasi
diperoleh waktu optimal yaitu 24 jam dan menghasilkan konsentrasi etanol
tertinggi sebesar 56,27%. Penelitian Massoud dan El-Razek (2011) tentang
bioproduksi etanol dari batang dan biji sorgum manis. Jumlah ragi S. cerevisiae
yang digunakan sebesar 5 gram dan nira 100 ml, kemudian difermentasi selama
72 jam. Hasilnya menunjukkan bahwa konsentrasi etanol yang dihasilkan dari nira
batang sorgum adalah 10,7 g/l. Zhao et al. (2012) melakukan penelitian dengan
perlakuan perbedaan medium urea, KH2PO4 dan MgSO4 dengan dosis ragi yang
diberikan 5 g/l. Komposisi medium yang optimal adalah 4,75 g/l urea; 3,58 g/l
KH2PO4 dan 0,98 g/l MgSO4 dan menghasilkan kadar etanol 86,2 g/l dengan
waktu fermentasi 24 jam.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Sarungallo, Massoud dan ElRazek, dan Zhao et al. adalah perlakuan dosis ragi dan waktu fermentasi yang
digunakan. Penelitian Sarungallo menggunakan perlakuan dosis ragi yaitu 3 gram
tiap 600 ml nira atau setara dengan 5 g/l seperti Zhao et al. Massoud dan ElRazak menggunakan dosis ragi 5 gram tiap 100 ml nira atau setara dengan 50 g/l.
Waktu yang digunakan Sarungallo adalah 18, 24, 30, 36 dan 42 jam, Massoud dan
El-Razek menggunakan waktu 72 jam dan Zhao et al. menggunakan waktu 24
jam. Penelitian ini akan menggunakan perlakuan dosis ragi dan waktu fermentasi
sebagai variabel bebas. Dosi ragi yang diberikan yaitu 10 g/l, 40 g/l dan 70 g/l
sedangkan waktu fermentasi yang digunakan adalah 24 jam, 36 jam dan 72 jam.

Selain mengetahui kadar etanol, penelitian ini juga menghitung rendemen


bioetanol yang dihasilkan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan yaitu:
1. Apakah dosis ragi S. cerevisiae dan waktu fermentasi yang digunakan
mempengaruhi kadar etanol dan rendemen yang dihasilkan?
2. Berapa dosis ragi S. cerevisiae dan waktu fermentasi yang optimum untuk
menghasilkan kadar etanol tertinggi?
3. Berapa rendemen bioetanol yang dihasilkan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui pengaruh perlakuan dosis ragi S. cerevisiae dan waktu fermentasi
terhadap kadar dan rendemen bioetanol.
2. Mengetahui dosis ragi S. cerevisiae dan waktu fermentasi yang optimum
untuk menghasilkan kadar etanol tertinggi.
3. Mengetahui rendemen bioetanol yang dihasilkan dari nira sorgum manis.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Memberikan informasi mengenai proses pengolahan bioetanol berbahan dasar
nira batang sorgum.
2. Memanfaatkan sorgum manis sebagai bahan dasar bioetanol, sehingga dapat
meningkatkan fungsi lahan marginal sebagai tempat pembudidayaan sorgum
manis.
3. Mendapatkan sumber energi alternatif pengganti minyak bumi yang dapat
diperbarui dan ramah lingkungan.

II.

METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu

Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian


Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Penelitian akan
dilaksanakan mulai Februari - April 2013.
B. Bahan dan Alat
1. Bahan
Bahan yang digunakan antara lain: batang sorgum manis, ragi S. cerevisiae,
nutrien (NPK dan urea), glukosa standar, aquades, NaOH, HCl, pereaksi
nelson, pereaksi arsenomolibdat, etanol standar, kalium karbonat dan kalium
brikromat serta bahan lain untuk analisis.
2. Alat
Alat yang digunakan antara lain: mesin pemeras tebu, pisau, timbangan,
penyaring, toples, freezer, hand held refraktometer, tabung reaksi, gelas ukur,
pipet, kertas lakmus pH, labu ukur, pemanas, spektrofotometer, erlenmeyer,
satu unit alat destilasi, cawan conway dan alat lain untuk analisis.
C. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah percobaan faktorial dengan
rancangan dasar Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian ini terdiri dari dua
faktor, yaitu dosis ragi S. cerevisiae (R) yang terdiri dari 3 taraf dan lama
fermentasi (T) yang terdiri dari 3 taraf, sehingga diperoleh 9 kombinasi perlakuan.
Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 27 unit
percobaan.

a. Dosis Ragi S. cerevisiae

R1 : 10 g/l
R2 : 40 g/l
R3 : 70 g/l
b. Waktu fermentasi
T1 : 24 jam
T2 : 48 jam
T3 : 72 jam
Kombinasi perlakuannya sebagai berikut:
R1T1 R1T2 R1T3
R2T1 R2T2 R2T3
R3T1 R3T2 R3T3
Fermentasi dilakukan pada suhu kamar (300C).
D. Variabel dan Pengukuran
Variabel yang akan diamati pada penelitian ini adalah rendemen dan kadar
etanol. Perlakuan terbaik didasarkan pada kadar etanol teringgi. Pada bahan baku
nira sorgum manis diukur nilai total padatan (brix) dan kadar gula total.
1. Total padatan
Sebelum proses fermentasi, nira sorgum manis diukur total padatannya. Total
padatan diukur menggunakan hand held refraktometer.
2. Kadar Gula Total (metode Nelson-Somogyi; Sudarmadji et al.,1997)
a) Persiapan kurva standar
Pembuatan larutan glukosa standar (10 mg glukosa anhidrat/100 ml).
Larutan glukosa dilakukan pengenceran, sehingga diperoleh larutan
glukosa dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8 dan 10 mg/ml. Disiapkan 7 tabung
reaksi yang bersih masing-masing diisi dengan 1 ml larutan glukosa
tersebut di atas. Satu tabung reaksi diisi dengan aquades sebagai blanko.
Ditambahkan ke dalam masing-masing tabung di atas 1 ml pereaksi
Nelson dipanaskan pada penangas air selama 20 menit. Semua tabung
diambil dan segera didinginkan bersama-sama dalam gelas pial yang

berisi air dingin sehingga suhu tabung mencapai 25 0C. Setelah dingin
ditambahkan 1 ml pereaksi Arsenomolibdat, dikocok sampai semua
endapan yang ada larut kembali. Setelah ditambahkan 7 ml aquades,
dikocok sampai homogen, kemudian ditera Optical Density (DO)
masing-masing larutan tersebut pada panjang gelombang 540 nm. Dibuat
kurva standar yang menunjukkan hubungan glukosa dan OD.
b) Persiapan contoh
Lima g contoh ditambah 50 ml aquades, dikocok selama 1 jam,
disentrifuse dan diambil filtratnya. Filtrat diambil sebanyak 5 ml dan
dimasukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian ditambhakan 5 ml aquades
dan 5 ml HCl. Setelah dipanaskan di atas penangas air pada suhu 67700C. Larutan tersebut dinetralkan dengan NaOH 20% apabila larutan
asam dan HCl 25% apabila larutan basa. Kemudian diencerkan sampai
dengan volume 50 ml. Dari pengenceran tersebut diambil 1 mml
kemudian diuji dengan uji Nelson yaitu diukur OD larutan contoh
tersebut pada panjang gelombang 540 nm.
3. Rendemen Bioetanol
Rendemen bioetanol dihitung dari hasil pengukuran volume bioetanol
yang diperoleh dari destilasi hasil fermentasi nira batang sorgum manis dibagi
dengan volume bahan dasar/produk awal.
Rendemen

volume produk akhir


100%
volume produk awal

4. Kadar Etanol (Kartika et al., 1992)


a) Pembuatan kurva standar larutan etanol

Etanol diencerkan menggunakan akuades dengan konsentrasi 0,025;


0,05; 0,075 dan 0,1 persen. Disiapkan cawan Conway, sebanyak 1 ml dari
masing-masing larutan etanol dimasukkan di tepi cawan, dan tepi cawan
yang lain diberi 1 ml larutan Kalium karbonat jenuh. Pada bagian tengah
cawan diberi larutan Kalium bikromat asam sulfat. Selanjutnya cawan
ditutup rapat, dan digoyang secara perlahan sehingga kedua larutan di
bagian tepi cawan tercampur dengan baik, kemudian didiamkan selama 1
jam. Larutan pada bagian tengah cawan diambil menggunakan pipet dan
dimasukkan dalam labu takar 10 ml, bilas larutan yang tertinggal dalam
cawan dengan akuades, masukkan dalam labu dan tambahkan akuades
sampai tanda. Larutan dalam labu diukur absorbansinya pada panjang
gelombang 480 nm menggunakan spektrofotometer. Dibuat grafik hubungan
antara konsentrasi alkohol dengan absorbansi, sehingga diperoleh
persamaan regresi untuk menghitung kadar etanol dalam sampel.
b) Penentuan kadar etanol dalam sampel
Sebanyak 1 ml sampel yang mengandung alkohol dimasukkan ke
dalam bagian tepi cawan, bagian tepi cawan yang lain diberi 1 ml larutan
Kalium karbonat jenuh. Tahap selanjutnya sama dengan penentuan kurva
standar larutan etanol. Kadar etanol dalam sampel dihitung berdasarkan
persamaan regresi larutan standar etanol.
E. Analisis Data
Data kadar etanol yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis sidik
ragam (anova) atau uji F pada taraf kesalahan 5% dan bila menunjukkan

perlakuan berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji perbandingan ganda


menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kesalahan 5%
(Steel dan Torrie, 1999).
F. Garis Besar Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini mula-mula adalah menyiapkan bahan baku yaitu nira sorgum
manis yang diperoleh dari hasil perasan batang sorgum manis. Sorgum manis
diperoleh dari screen house Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman.
Sorgum manis yang digunakan adalah varietas Sorgum bicolor L. Moench
(KS105) yang diperoleh dari Jepang. Setelah diperas, nira sorgum manis diukur
total padatan dan kadar gula totalnya.
Tahapan selanjutnya adalah proses fermentasi dengan memasukkan nira
sorgum pada tiap erlenmeyer, nutrien (NPK dan urea) serta ragi S. cerevisiae
dengan dosis 10 g/l, 40 g/l dan 70 g/l. Perlakuan lama fermentasi adalah 24 jam,
48 jam dan 72 jam. Setelah difermentasi, sampel didestilasi pada suhu 78 0 C
selama 1 jam. Langkah selanjutnya adalah menghitung rendemen dan kadar
etanol.
G. Jadwal Pelaksanaan
No

Rencana Kegiatan

1.
2.
3.
4.

Persiapan
Pelaksanaan penelitian
Pengolahan dan analisis data
Penyusunan laporan

10

Bulan ke2

DAFTAR PUSTAKA
Almodares, A. dan M. R. Hadi. 2009. Production of bioethanol from sweet
sorghum: a review. African Journal of Agricultural Research. 4(9) : 772780.
(On-line).
http://www.academicjournals.org/ajar/pdf/pdf
%202009/Sep/Almodares%20and%20Hadi.pdf diakses 14 Januari 2013.
Detikfinance. 2012. Tiap Hari Indonesia Impor BBM 500.000 Barel.
http://finance.detik.com/read/2012/04/11/203221/1890362/1034/tiap-hariindonesia-impor-bbm-500000-barel diakses 28 Februari 2013.
Hambali, E., S. Mujdalipah, A. H. Tambunan, A. W. Pattiwiri, dan R. Hendroko.
2007. Teknologi Bioenergi. PT Agromedia Pustaka, Jakarta.
Kartika, B., A.D. Guritno, D. Purwadi, dan D. Ismoyowati. 1992. Petunjuk
Evaluasi Produk Industri Hasil Pertanian. PAU Pangan dan Gizi UGM.
Yogyakarta.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2013. Harga Minyak Mentah
Indonesia.
http://www.esdm.go.id/publikasi/harga-energi/harga-minyakmentah-indonesia-icp.html diakses 28 Februari 2013.
Liputan6.com. 2013. Cadangan Minyak RI Habis 11 Tahun Lagi.
http://bisnis.liputan6.com/read/516114/cadangan-minyak-ri-habis-11-tahunlagi diakses 28 Februari 2013.
Massoud, M. I. dan A. M. A. El-Razek. 2011. Suitability of sorghum bicolor L.
Stalks and grains for bioproduction of ethanol. Annals of Agriculture
Science
56
(2)
:
83-87.
(On-line).
http://www.freewebs.com/sorghum_ref_1/Sweet%20Sorghum%202011.pdf
diakses 14 Januari 2011.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2006. 2006. Presiden
Republik Indonesia, Jakarta.
Sarungallo, R. S. 2011. Pembuatan etanol dari nira batang sorgum manis secara
batch dengan menggunakan Saccharomyces cerevisiae. ADIWIDIA 1 : 5055.
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/edmar1075055_0216-0846.pdf
diakses 21 Januari 2013.

11

Steel, R. G. D. dan J. H. Torrie. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika suatu


Pendekatan Biometrik. Edisi Kedua. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sudarmadji, S., B. Haryono, dan Suhardi. 1997. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Liberty, Yogyakarta.
Supriyanto, T. dan Wahyudi. 2010. Proses produksi etanol oleh Saccharomyces
cerivisiae dengan operasi kontinyu pada kondisi vakum. Artikel Ilmiah.
(On-line). http://eprints.undip.ac.id/13471/1/Artikel_Ilmiah.pdf diakses 29
Desember 2012.
Zhao, S., B. Wang, dan X. Liang. 2012. Enhanced ethanol production stalk juice
of sweet sorghum by response surface methodology. African Journal of
Biotechnology
11(22)
:
6117-6122.
(On-line).
http://www.academicjournals.org/ajb/PDF/pdf2012/15Mar/Zhao%20et
%20al.pdf diakses 14 Januari 2013.

12

Lampiran 1. Diagram alir penelitian


Mulai

Batang Sorgum Manis

Memeras batang sorgum manis


Mengukur kadar glukosa nira batang sorgum manis

Fermentasi nira sorgum manis dengan ragi S. cerevisiae


(10 g/l, 40 g/l, 70 g/l selama 24, 36, dan 72 jam)

Destilasi 1 jam suhu 780C


Hasil

Analisis kadar etanol dan rendemen

Selesai

13

Anda mungkin juga menyukai