Anda di halaman 1dari 14

PILKADA DI ERA NEW

NORMAL:
TANTANGAN DAN
PELUANG
Pramono U. Tanthowi,
MA.
Komisioner KPU RI
KECEMASAN
 Tersedia banyak alasan mengapa kita cemas
terhadap penyelenggaraan Pilkada 2020 di
tengah pandemic Covid-19 masih merebak.
 Beberapa hambatan dan tantangan:
 Resiko menjadi episentrum baru penyebaran
pandemi;
 Anggaran belum sepenuhnya siap;
 Persiapan mepet;
 Tingkat partisipasi pemilih yang rendah; dll.
MENGAPA CEMAS?
 Semua berawal dari satu hal: kita belum pernah
mengalami situasi seperti saat ini:
 Penundaan pilkada karena faktor non-elektoral.
 (Penundaan di 5 daerah pada Pilkada 2015
karena faktor elektoral -sengketa pencalonan
berlarut-larut).
 Kerangka hukum (UU dan PKPU) awalnya
tidak mengantisipasi adanya faktor bencana
non-alam.
 Belum ada kepastian kapan bencana non-alam
APAKAH MUNGKIN?
 Banyak hambatan dan tantangan, namun bukan
berarti tidak bisa.
 Pilkada di tengah pandemi dapat dilaksanakan
jika terpenuhi beberapa prasyarat:
 Keputusan politik yang inklusif.
 Kerangka hukum yang kokoh.
 Kesiapan teknis yang matang.
 Dukungan anggaran yang mencukupi.
KERANGKA POLITIK
 Keputusan diambil melalui rapat yang
melibatkan semua pihak yang memang
diberi wewenang:
 Penyelenggara pemilu (KPU, Bawaslu dan
DKPP);
 Pemerintah diwakili Kemendagri.
 Komisi II DPR (mewakili semua parpol).
 Tidak ada parpol yang secara formal dan
tegas tidak setuju dengan keputusan tersebut.

KERANGKA HUKUM
 Keputusan tersebut memiliki landasan hukum
yang kokoh.
 Perppu No. 2/2020 Pasal 201A ayat (2)
memberi peluang Pilkada serentak
diselenggarakan Desember 2020 (meski terbuka
alternatif untuk dilaksanakan tahun depan).
 Bagaimana regulasi-regulasi turunan lain?
 KPU sedang menyelesaikan beberapa Peraturan
KPU (PKPU), yang nantinya akan lebih
didetailkan dalam Petunjuk Teknis (Juknis)
AMANAT PERPPU 02/2020
 Pasal 122A ayat (3): Ketentuan lebih lanjut
mengenai tata cara dan waktu pelaksanaan
Pemilihan serentak lanjutan diatur dalam
Peraturan KPU.
 KPU diberi mandat untuk mengatur dua hal:
 Tata cara: diterjemahkan dengan penyusunan
Peraturan KPU tentang Pilkada dalam Kondisi
Bencana Non-Alam Covid-19.
 Waktu: diterjemahkan dengan revisi Peraturan
KPU tentang Tahapan, Program, dan Jadwal.
PKPU TAHAPAN, PROGRAM & JADWAL

 Telah melalui proses FGD (13 Mei) dan Uji


Publik (16 Mei) yang melibatkan partai politik,
masyarakat sipil, pakar epidemiologi, Gugus
Tugas, BNPB, Kemenkes, dan Kemendagri.
 Telah melalui proses konsultasi dengan
pemerintah (Kemendagri) dan DPR (Komisi II)
pada 27 Mei 2020.
 Telah melalui proses harmonisasi dengan
Kemenkumham (31 Mei)
 Telah diundangkan Kemenkumham dengan No.
5/2020 pada 12 Juni 2020 (kemarin).
PKPU PILKADA DI TENGAH PANDEMI

o Telah melalui proses FGD dan Uji Publik yang


melibatkan parpol, masyarakat sipil, kampus,
Gugus Tugas, Kemendagri, BNPB, Kemenkes
(2 Juni dan 6 Juni).
o Substansi PKPU ini terus dikonsultasikan ke
Gugus Tugas dan Kemenkes. Sehingga sesuai
dengan standar nasional.
o Sedang diajukan kepada Pemerintah
(Kemendagri) dan DPR (Komisi II) untuk
dilakukan konsultasi/RDP.
o Mengatur dua hal pokok:
KESIAPAN TEKNIS
 Mengatur protokol kesehatan di setiap tahapan
(bukan hanya pemungutan & penghitungan suara).
 Mengatur protokol kesehatan bagi setiap
stakeholder: penyelenggara, pemilih & peserta.
 Setelah PKPU Covid diundangkan, akan segera
disosialisasikan kepada para pemangku
kepentingan.
 Telah dijadwalkan untuk simulasi, untuk melihat
alokasi waktu maupun tata cara.
 Kata kunci: disiplin.
BEBERAPA PENYESUAIAN
 KPU melakukan beberapa penyesuaian pengaturan,
sepanjang tidak melanggar UU. Misal:
 Jumlah pemilih TPS dikurangi dari ≥ 800 menjadi ≥
500.
 Kehadiran pemilih diatur pembagian waktunya.
 Membatasi jumlah peserta kampanye.
 Mendorong kampanye secara daring.
 Melonggarkan batasan Alat Peraga Kampanye (APK)
dan iklan di media yang dapat diproduksi sendiri oleh
Paslon.
KESIAPAN ANGGARAN
 Anggaran yang dimiliki KPU Provinsi dan KPU
Kab/Kota belum ada alokasi untuk memenuhi
protokol kesehatan.
 KPU mengajukan usulan anggaran tambahan.
Terutama untuk KPU Provinsi dan KPU Kab/Kota
yang menyelenggarakan Pilkada.
 Alokasi: pembelian APD dan akibat berbagai
penyesuaian (mengurangi jumlah pemilih per TPS =
jumlah TPS bertambah = biaya naik).
 Sumber anggaran tambahan: APBD dan APBN.
 Pemerintah berkomitmen untuk memenuhi usulan tsb.
TINGKAT PARTISIPASI?

 Tingkat partisipasi pemilih Pilkada serentak


2015 (69%), Pilkada 2017 (74,5%), Pilkada
2018 (73,24%).
 Kesiapan publik untuk hadir ke TPS dalam
Pilkada di tengah pandemi (Litbang Kompas 8
Juni): 64,8%.
 Angka yang menggembirakan. Sebelum
dilakukan mobilisasi, kesadaran pemilih sudah
cukup tinggi.
 Ada waktu 6 bulan untuk sosialisasi (oleh
PRAMONO U. TANTHOWI, MA.

Kab. Semarang,  Komisioner KPU RI (2017 – sekarang).


17 Januari 1975  Ketua Bawaslu Provinsi Banten (2012-2017).

 S1 – Fakultas Syariah, IAIN (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta,


1992-1997.
 S2 – Departemen Ilmu Politik, University of Hawaii at
Manoa, AS, 2006-2008.

 FB: Pramono U. Tanthowi


 Twitter: @PramonoUtan
 IG: pramono_utan

Anda mungkin juga menyukai