Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Akuntansi Publik

Volume 3, Nomor 1, Juli 2023

Urgensi Implementasi Pengganggaran Elektronik (E-Budgeting)


Pada Sektor Pemerintahan
Frida Fanani Rohma1
1)
Program Studi Akuntansi, Universitas Trunojoyo Madura

Abstact: Budgeting is one of the control mechanisms used by organizations. Technological developments
are increasingly massive, pushing the budgeting mechanism to start being carried out on a technology basis,
namely using e-budgeting. The electronic budgeting mechanism is crucial because, in the era of
digitalization, people are more demanding and open about information. This research is a literature review
with the technique of charting the field, which originates from scientific journal articles adapted to the topic
of research discussion. The results indicate that the implementation policy of e-budgeting is an alternative
that can promote transparency and accountability during budgeting, which can boost public trust. E-
budgeting also has the potential to minimize information asymmetry because it can encourage budgetary
participation. Moreover, e-budgeting can be a means of two-sided monitoring from internal and external to
form better governance.

Keywords: Accountability, Budgeting, Information Asymmetry, Technology, Transparency.

Abstrak: Penganggaran merupakan salah satu mekanisme pengendalian bagi organisasi. Perkembangan
teknologi yang semakin massif mendorong mekanisme penganggaran mulai dilakukan dengan basis
teknologi yaitu e-budgeting. Mekanisme penganggaran elektronik menjadi bagian krusial karena pada era
digitalisasi masyarakat lebih menuntut adanya keterbukaan informasi. Penelitian ini merupakan penelitian
kajian literatur dengan teknik charting the field yang bersumber pada artikel jurnal ilmiah yang disesuaikan
dengan topik bahasan penelitian. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa kebijakan penerapan e-
budgeting dalam proses penganggaran merupakan alternatif yang dapat memperkuat transparansi dan
akuntabilitas yang berpotensi mendorong kepercayaan publik. E-budgeting berpotensi meminimalkan
terjadinya asimetri informasi dan dapat mendorong terjadinya partisipasi anggaran. Lebih dari itu,
penerapan e-budgeting dapat menjadi sarana pengawasan dua sisi dari internal dan eksternal untuk
membentuk sistem tata kelola yang lebih baik.

Kata kunci: Akuntabilitas, Asimetri Informasi, Anggaran Elektronik, Teknologi, Transparansi.

1
Corresponding author’s email: frida.frohma@trunojoyo.ac.id
1|Page Journal of Public Accounting
P-ISSN: 2808-1935 E-ISSN: 2808-1951
Urgensi Implementasi Pengganggaran Elektronik (E-Budgeting) Pada Sektor Pemerintahan
merupakan sebuah cerminan penganggaran
Pendahuluan
partisipatif yang melibatkan semua elemen baik
Perkembangan teknologi yang semakin
vertikal maupun horizontal. Dengan demikian,
massif mendorong organisasi untuk mulai
adanya teknologi informasi diharapkan dapat
melaksanakan aktivitasnya dengan
mendorong tercapai akuntabilitas dan
menggunakan perkembangan teknologi
transparansi. government pemerintah lebih
(Rohma & Zakiyah, 2022). Pelaksanaan
cenderung melaksanakan kegiatan
aktivitas dengan melibatkan teknologi
operasionalnya berdasarkan paper-based
diharapkan dapat meningkatkan fleksibilitas
administration (Rohma, 2023).
dan transparansi karena adanya keterbukaan
Teknologi akan mempermudah baik
informasi publik kepada masyarakat secara
user maupun preparer dalam mempersiapkan
luas. Tuntutan akan keterbukaan informasi
dan memperoleh informasi publik. Pemerintah
publik menjadi sangat krusial sejak
dapat melaksanakan tugas dan kewajiban
diterbitkannya UU No. 14 tahun 2008 tentang
sebagai pelayan masyarakat dengan lebih
keterbukaan informasi publik. Informasi yang
efisien dengan menggunakan teknologi
berkaitan dengan badan publik merupakan
(Rohma et al., 2023). Vazquez et al (2012)
informasi yang wajib diketahui oleh
menjelaskan bahwa hadirnya pengelolaan
masyarakat. Berdasarkan perspektif keagenan
elektronik di pemerintah daerah menjadi
pada hubungan (Raharjo, 2007). Halim dan
sebuah perangkat yang dapat mengurangi
Kusufi (2014) menjelaskan bahwa prinsipal
diskresi oleh pejabat publik mengingat
(rakyat yang diwakili oleh DPRD)
teknologi akan menjadikan proses birokrasi
mempercayakan pengelolaan kekayaannya
menjadi lebih transparan, mudah, dan tidak
kepada agen (misalnya, pemerintah daerah/
dapat diintervensi pejabat publik. Tuntutan
gubernur/ bupati/ walikota) sehingga sangat
adanya teknologi informasi ini selaras dengan
jelas jika pemerintah perlu untuk melaporkan
Inpres No. 3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan
pengelolaan kekayaannya kepada masyarakat
Strategi Nasional Pengembangan e-
dalam bentuk informasi baik keuangan maupun
government, pengembangan e-government
non keuangan guna mengukur kinerja agen
merupakan upaya untuk mengembangkan
sebagai bahan evaluasi oleh prinsipal.
penyelenggaraan kepemerintahan yang
Berdasarkan Peraturan Pemerintah
berbasis (menggunakan) elektronik dalam
Nomor 58 Tahun 2005 Pasal 4 ayat 1 tentang
rangka meningkatkan kualitas layanan publik
Pengelolaan Keuangan Daerah, menjelaskan
secara efektif dan efisien. Melalui
bahwa pemerintah harus melaksanakan
pengembangan e-government dilakukan
pengelolaan keuangannya dengan transparan
penataan sistem manajemen dan proses kerja di
dan bertanggungjawab (akuntabel). Berbeda
lingkungan pemerintah dengan
dengan akuntabilitas sektor swasta yang
mengoptimalkan pemanfaatan teknologi
bersifat dual-accountability structure (kepada
informasi.
pemegang saham dan konsumen), akuntabilitas
Hardjaloka (2014), Tumpal dan
pada sektor publik bersifat multiple-
Simangunsong (2015) Rohma et al (2023)
accountability structure (Pohan, 2000). Proses
menjelaskan bahwa peluang diterapkannya
pengelolaan keuangan baik negara maupun
mekanisme pemerintahan berbasis
daerah tentu tidak terlepas dari proses
elektronik berpotensi meningkatkan efektivitas,
penganggaran. Proses penganggaran
efisiensi, mengurangi biaya, meningkatkan
merupakan proses yang cukup rumit
pelayanan, meningkatkan partisipasi
dikarenakan harus dilakukan dengan
masyarakat, meningkatkan transparansi untuk
musyawarah yang melibatkan berbagai pihak
mengurangi korupsi. pelaksanaan pelayanan
dan dengan pertimbangan-pertimbangan
yang diberikan oleh pemerintah. Dengan
mengenai kesejahteraan masyarakat secara
demikian, penelitian ini melakukan analisis
umum sehingga anggaran yang direncanakan
mengenai urgensi adanya mekanisme
dapat dilaksanakan dengan baik dan bersifat
penganggaran berbasis elektronik yang
akuntabel (Rohma et al., 2023).
dimungkinan dapat digunakan sebagai media
Keterlibatan masyarakat umum
2|Page Journal of Public Accounting
P-ISSN: 2808-1935 E-ISSN: 2808-1951
Urgensi Implementasi Pengganggaran Elektronik (E-Budgeting) Pada Sektor Pemerintahan
bagi pemerintah untuk melaksanakan prinsip pemerintah. Akan tetapi, besarnya potensi
akuntabilitas dan tranparansi penyimpangan yang terjadi selama penggaran
pertanggungjawaban secara vertikal maupun (i.e: senjangan anggaran) akibat adanya asimteri
horizontal. Penelitian ini dilakukan dengan informasi tidak dapat diabaikan (Rohma, 2022).
pendekatan telaah pustaka dengan teknik Perkembangan digitalisasi dengan adanya
charthing the field. keterbukaan informasi selama penganggaran
melalui penganggaran elektronik (e-budgeting)
Kajian Literatur dapat meminimalkan potensi penyimpangan
Pada upaya mencapai akuntabilitas dan pada kontrak keagenan selama penganggaran
transparansi kepada seluruh pemangku Metode penelitian yang digunakan dalam
kepentingan dan masyarakat terdapat unsur penelitian ini adalah kajian literatur dengan
pertanggungjawaban di dalamnya. Hal tersebut teknik charting the fielad yaitu mengumpulkan
sangat berkaitan dengan teori keagenan yang teori, data-data penelitian atau temuan pada
mengulas hubungan antara dua pihak yaitu penelitian sebelumnya dari berbagai sumber
pihak yang memberikan tanggungjawab dan yang berkaitan dengan topik penelitian yang
pihak yang menerima tanggungjawab (Rohma, akan dikaji. Kajian literatur dalam hal ini
2023; Rohma & Tyastutik, 2023). Wolk, Dodd, dilakukan tanpa melakukan uji empiris secara
dan Royzycki (2013), Kusufi et al (2020) dan spesifik, tidak diberlakukan acuan tahun hal ini
Rohma (2023) menjelaskan bahwa terdapat karena pergerakan digitalisasi di sektor publik
beberapa elemen penting dalam teori keagenan, tidak cukup massif. Dengan demikian, adanya
yaitu agen adalah seseorang yang bekerja untuk pembatasan dikhawatirkan tidak dapat
kepentingan orang lain, dan organisasi sebagai menangkap seluruh fenomena secara
sebuah “nexus” (persimpangan) hubungan komprehensif.
keagenan. Berbagai pihak yang ada dalam Penganggaran yang baik merupakan
hubungan keagenan akan berupaya salah satu refleksi dari tata kelola yang baik
memaksimalkan utilitinya masing-masing. pada suatu organisasi (Rohma, 2022). The
Pada konteks pemerintah daerah Organization for Economic Cooperation
apabila pihak eksekutif sebagai pelaksana tidak Development (OECD) menyebutkan bahwa
melaksanakan prinsip akuntabilitas kepada kritera tata kelola yang baik yaitu keadilan,
pihak legislatif serta mempunyai akses transparansi, akuntabilitas, dan
monopoli informasi, maka dapat terjadi pertanggungjawaban (Agoes, 2004). Badan
discretion dalam pengadministrasian Pemeriksa Keuangan (BPK) menyebutkan
pertanggungjawaban sehingga dapat bahwa terdapat 3 pilar yang mendorong tata
menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan kelola yang baik di pemerintah yaitu
misalkan mark up atau korupsi oleh pihak agen transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi.
(Mahmood 2004; Srivastava, 2016). Halim dan Anggarini dan Puranta (2010) menjelaskan
Abdullah (2006) menjelaskan bahwa otonomi bahwa pemerintah perlu memperhatikan
daerah di Indonesia memiliki implikasi besar beberapa kriteria dalam mendorong tata kelola
pada penggunaan perspektif teori keagenan yang baik yaitu transparansi, akuntabilitas,
dalam akuntansi sektor publik Hubungan teori kondisional, partisipatif, tidak diskriminatif
keagenan ini dengan pelaksanaan (kesamaan hak), keseimbangan hak dan
pengungkapan informasi adalah sangat nyata, kewajiban.
dimana pihak agen harus mengungkapkan Anggaran merupakan rencana yang
kegiatan pengelolaan sumberdayanya kepada disusun secara sistematis yang meliputi seluruh
pihak prinsipal dalam hal ini pemerintah kepada kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam
para pemangku kepentingan dan masyarakat unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk
secara luas. jangka waktu (periode) tertentu yang akan
Penganggaran memiliki peran penting datang (Munandar, 2001; Mardiasmo, 2009).
dalam menjelaskan tujuan dan target Anggaran publik merupakan ramalan
pengeluaran dan pendapatan pemerintah untuk
3 | Page Journal of Public Accounting
P-ISSN: 2808-1935 E-ISSN: 2808-1951
Urgensi Implementasi Pengganggaran Elektronik (E-Budgeting) Pada Sektor Pemerintahan
tahun fiskal berikutnya yang mungkin atau implementasi penggunaan sistem informasi di
tidak mungkin berkorespondensi dengan tahun pemerintahan diperlukan beberapa tahap yaitu
kalendar dan juga merefleksikan kebijakan pemerintah mempublikasikan informasi
pemerintah terhadap ekonomi (Hogye, 2002). keuangan melalui website, diharapkan adanya
Fungsi anggaran pada awalnya adalah interaksi antara masyarakat dan kantor
sebagai pedoman bagi pemerintah dalam pemerintah daerah melalui e-mail,masyarakat
mengelola negara atau daerah otonom untuk dalam suatu kota/ kabupaten yang
satu periode di masa yang akan datang, namun bersangkutan dapat melakukan transaksi
karena sebelum anggaran publik dijalankan dengan pemerintah secara timbal balik dan
harus mendapatkan persetujuan dari lembaga berkesinambungan, dan integrasi seluruh
perwakilan rakyat maka anggaran publik kantor pemerintahan, di mana masyarakat
berfungsi sebagai alat pengawasan masyarakat dapat melakukan transaksi dengan seluruh
terhadap kebijakan publik yang dipilih oleh kantor pemerintahan yang telah mempunyai
pemerintah. Selain itu, karena pada akhirnya pemakaian database bersama.
setiap anggaran publik harus Hardjaloka (2014) menjelaskan bahwa
dipertanggungjawabkan pelaksanaannya oleh beberapa keterbatasan implementasi sistem
pemerintah kepada lembaga perwakilan rakyat informasi berabasis elektronik di pemerintah
berarti anggaran negara berfungsi sebagai alat yaitu minimnya peraturan daerah yang
pengawas bagi masyarakat terhadap mengatur mengenai penerapan sistem
kemampuan pemerintah dalam melaksanakan elektronik, belum ada tradisi saling berbagi
kebijakan yang telah dipilihnya (Suparmoko, informasi (no culture of sharing), Belum
1987). adanya tradisi mendokumentasikan (no culture
Anggaran partisipatif merupakan of documenting), kurangnya sumber daya
sebuah pendekatan untuk pengaturan anggaran manusia yang handal dan kemampuan
yang menggunakan proses pembuatan masyarakat dalam menggunakan teknologi,
keputusan secara bersama dimana seluruh infrastruktur yang mahal dan memadai, dan
pihak sependapat mengenai pengaturan target akses yang terbatas. Ketidakpuasan atas
anggaran (Atkinson, et al 2012). Pendekatan kepemimpinan kepala daerah dalam melakukan
bottom up memungkinkan adanya partisipasi manajemen pelayanan publik maupun
dari pelaksana anggaran untuk berperan pada penggunaan anggaran belanja daerah
proses pencapaian tujuan organisasi (Setyorini (Sadjiarto, 2000). Padahal penganggaran di
et al, 2013). Berdasarkan teori keagenan, pemerintahan daerah merupakan instrumen
anggaran partisipatif merupakan proses utama atas manajamen keuangan dan realisasi
kerjasama antara agen dan prinsipal dalam tugas publik (Galinski, 2013). Hal tersebut
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan merupakan timbul akibat kurangnya
penganggaran daerah. Anggaran daerah akuntabilitas dan transparansi dari pemerintah.
disusun oleh eksekutif sebagai agen dan Indrajit (2007) menjelaskan bahwa
disahkan oleh legislatif sebagai prinsipal. kriteria partisipasi dalam sistem berbasis
Sari & Winarno (2012) menjelaskan elektronik yaitu akses langsung masyarakat
bahwa perkembangan sistem informasi di terhadap orang yang berkepentingan melalui
Indonesia secara kuantitas mulai meningkat we, pertimbangan umpan balik dan keinginan
meskipun secara kualitas belum memadai. masyarakat, pengaruh dan keterlibatan
Guna mendorong peningkatan pengembangan masyarakat dalam proses pengambilan
sistem informasi di Indonesia diperlukan keputusan, kemungkinan untuk
adanya komitmen dari pemerintah dalam memperdebatkan topik yang menyangkut
menyempurnakan pengembangan baik dari masyarakat umum (tersedianya fasilitas
segi infrastruktur, SDM, aplikasi, regulasi serta chatting, forum, atau milis). Indrajit (2007)
sosialisasi di internal pemerintah maupun menjelaskan bahwa sebuah negara
kepada masyarakat. Bastian (2003) memutuskan untuk menggunakan sistem
menjelaskan bahwa guna mendorong
4 | Page Journal of Public Accounting
P-ISSN: 2808-1935 E-ISSN: 2808-1951
Urgensi Implementasi Pengganggaran Elektronik (E-Budgeting) Pada Sektor Pemerintahan
berbasis elektronik dalam penganggaran
karena percaya bahwa dengan melibatkan
teknologi informasi dalam kerangka
manajemen pemerintahan maka akan
memberikan sejumlah manfaat salah satunya
dalam penganggaran. Oleh karena itu,
penting bagi pemerintah untuk menggunakan
penganggaran elektronik untuk mendorong
partisipasi anggaran dan meningkatkan
transparansi.
Adanya sistem penganggaran berbasis
elektronik membuat proses penyusunan
anggaran pemerintah daerah dapat dibuat
menjadi lebih interaktif melalui e-government
dengan menambah kolom permintaan
pertanyaan dan pemberian akses untuk
memberikan evaluasi dari masyarakat
(Rohma et al., 2023). Masyarakat akan merasa
menjadi sebuah pihak yang lebih memiliki
porsi dalam upaya pelaksanaan pembangunan
daerah melalui partisipasi anggaran daerah
(Nofianti & Suseno, 2014). Gambar 1
Gambar 1. Tampilan Website Penganggaran
merupakan contoh penerapan e- budgeting Elektronik
yang dikelola oleh pemerintah Kota Surabaya
sebagai salah satu kota yang telah Akuntabilitas dalam hubungan agen
menjalankan program sistem elektronik. dan prinsipal menjadi penting untuk
Melalui penerapan e-budgeting pemerintah menunjukkan bahwa agent telah melakukan
daerah dapat melaksanakan ketiga prinsip sesuatu sesuai dengan arahan prinsipal.
good governance yaitu partisipasi. Penyusunan laporan keuangan merupakan
salah satu bentuk transparansi yang merupakan
syarat pendukung adanya akuntabilitas
(Mardiasmo, 2006). Cooper & Ijiri (1984)
mendefinisikan akuntabilitas menjadi dua
bagian. Pertama, kewajiban agen, untuk
menyediakan laporan yang memuaskan, secara
periodik atas tindakan atau kegagalan atas
wewenang yang telah didelegasikan.
Kedua, pengukuran pertanggung-
jawaban atau kewajiban dengan yang lainnya,
mengekspresikan dalam unit moneter, properti,
atau dasar pengukuran lain. Mardiasmo (2009)
menjelaskan bahwa ada dua jenis akuntabilitas
publik yakni akuntabilitas vertikal dan
akuntabilitas horizontal. Akuntabilitas vertikal
adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan
dana kepada otoritas yang paling tinggi,
misalnya pertaggungjawaban unit-unit kerja
kepada pemerintah daerah,
pertanggungjawaban pemerintah daerah

5 | Page Journal of Public Accounting


P-ISSN: 2808-1935 E-ISSN: 2808-1951
Urgensi Implementasi Pengganggaran Elektronik (E-Budgeting) Pada Sektor Pemerintahan
kepada pemerintah pusat sedangkan tersedia. Pemerintah daerah yang diberikan
akuntablitas horizontal adalah tanggungjawab oleh masyarakat untuk
pertanggungjawaban kepada masyarakat luas. mengelola aset daerah seyogyanya dapat
Keterbukaan anggaran meliputi melaksanakan dan memanfaatkan fasilitas
terbukanya akses informasi sumber keuangan teknologi informasi sebagai media untuk
dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan melaksanakan transparansi. Penganggaran
pertanggung jawabannya harus jelas sehingga merupakan salah satu mekanisme pengendalian
memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan yang membutuhkan umpan balik dan
untuk mengetahuinya dan menerima penjelasan transparansi dalam pelaksanaannya. Indrajit
atas sumberdaya yang diberikan (2007) menjelaskan bahwa salah satu kriteria
tanggungjawabnya (Rohma, 2023). Prinsip transparansi yang dapat dijadikan panduan
akuntabilitas publik adalah suatu ukuran yang adalah banyaknya informasi yang dikeluarkan
menunjukkan seberapa besar tingkat pemerintah dalam proses pengambilan
kesesuaian penyelenggaraan pelayanan dengan keputusan seperti keterbukaan anggaran.
ukuran nilai-nilai atau norma-norma eksternal Informasi yang telah terunggah melalui
yang dimiliki oleh para pemangku kepentingan dunia maya merupakan informasi yang menjadi
yang berkepentingan dengan pelayanan barang publik yang berarti jika dikonsumsi oleh
(Rohma et al., 2023). satu pihak maka manfaat tersebut tidak akan
Loina (2003) menjelaskan bahwa berkurang jika dikonsumsi oleh pihak lain
terhadap beberapa tahapan sebuah program, (Rohma & Zakiyah, 2022). Selaknya,
akuntabilitas mulai dari proses pembuatan informasi lainnya, anggaran yang diberikan
sebuah keputusan dan sosialisasi kebijakan. dalam bentuk informasi pada panel masing-
Dari prinsip akuntabilitas, adanya sebagai masing web merupakan hal yang menjadi
sebuah media penyampaian dan penyalur barang publik, tidak ada hal yang dikurangi
informasi selama penganggaran dengan atas hal tersebut. Berdasarkan perspektif teori
melalui penganggaran elektronik (e-budgeting) keagenan (Jensen & Mckling, 1976), adanya
yang bisa diakses seluruh pihak dimungkinkan ketersediaan informasi mengenai penggaran
dapat memenuhi kriteria akuntabilitas. Dengan dengan e-budgeting yang bisa diketahui semua
demikian, adanya penganggaran elektronik pengguna dapat mengurangi adanya
penting untuk diperhatikan karena berpotensi ketidakpastian akan terjadinya misleading
mendorong akuntabilitas pemerintah. information dan asimetri informasi. Informasi
Peningkatan akuntabilitas organisasi berpotensi yang ada kemudian dijadikan sebagai sumber
untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat. bagi masyarakat untuk memberikan penilaian
Pemanfaatan e-budgeting di pemerintah berupa judgment dan evaluasi akan kinerja
daerah dikarenakan adanya perubahan pemerintah daerah.
kehidupan berbangsa dan bernegara secara
fundamental, dari sisem pemerintahan yang Kesimpulan
otoriter dan sentralistik berubah menjadi sistem Penelitian ini melakukan telaah mengenai
kepemerintahan yang demokratis dan urgensi implementasi penganggaran elektronik di
menerapkan perimbangan kewenangan pusat pemerintah daerah. Perkembangan teknologi
dan daerah otonom (Sosiawan, 2008). yang semakin massif yang digunakan dalam suatu
Pemerintah daerah dapat menyampaikan organisasi dinilai dapat meningkatkan kinerja dan
informasi dengan cara mengunggah dokumen meminimalkan perilaku disfungsional.
publik kepada masyarakat melalui situs web Penganggaran elektronik merupakan salah satu
ataupun jaringan yang diketahui oleh khalayak implementasi teknologi yang perlu diperhatikan
umum agar kedua belah pihak (pihak agen dan dan dikembangkan. Adanya e-budgeting dapat
prinsipal) dapat memberikan feedback ataupun digunakan sebagai sarana untuk
memperoleh manfaat atas informasi yang

6 | Page Journal of Public Accounting


P-ISSN: 2808-1935 E-ISSN: 2808-1951
Urgensi Implementasi Pengganggaran Elektronik (E-Budgeting) Pada Sektor Pemerintahan
meningkatkan transparansi dan akutabilitas (2016). Akuntansi Sektor Publik: dari
sehingga dapat mendorong kepercayaan publik. Anggaran Hingga Laporan Keuangan
E-budgeting juga berpotensi meminimalkan dari Pemerintah hingga Tempat Ibadah
terjadinya asimetri informasi karena dapat edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
mendorong terjadinya penganggaran partisipatif. Halim, Abdul & Syukriy Abdullah. (2006).
Ketercapaian e-budgeting sangat bergantung Hubungan dan Masalah Keagenan di
pada berbagai aspek dari sumberdaya manusia Pemerintah Daerah: Sebuag Peluang
hingga sarana yang memadai. Penelitian Anggaran dan Akuntansi.
Penelitian ini memberikan implikasi praktis Jurnal Akuntansi Pemerintah, 2 (1): 53-
bahwa pentingnya implementasi e-budgeting 64.
untuk meminimalkan potensi konflik keagenan Hardjaloka, Loura. (2014). Studi Penerapan E-
yang ada di pemerintahan. Akan tetapi, Government di Indonesia dan Negara
penelitian ini terbatas hanya Lainnya sebagai solusi pemberantasan
mempertimbangkan ranah sistem dan teknologi korupsi di sektor publik. Jurnal
informasi dari sisi penganggaran yaitu e- RechtsVinding: Media Pembinaan
budeting. Penelitian selanjutnya, dapat Hukum Nasional 3(3).
mempertimbangkan kajian konsep yang lebih Haryanto, Sahmuddin, Arifuddin. (2007).
luas dengan memperhatikan peran sistem dan Akuntasi Sektor Publik, Semarang,
teknologi informasi secara komperhensif yaitu Penerbit UNDIP
e-government Hogye M. (2002). Theoretical approaches to
public budgeting, M. Hogye (ed.), Local
Daftar Pustaka government budgeting, Open Society
Agoes, S. (2004). Auditing (pemeriksaan Institute
akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik. Inpres No. 3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan
Edisi kedua. Jakarta: Lembaga Penerbit Strategi Nasional Pengembangan E-
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Government
Anggarini, Yunita & Puranta, B. Hendra. Kusufi, M. S., Rohma, F. F., & Muhammad, E.
(2010). Anggaran Berbasis Kinerja: (2020). Pengaruh Horizon Skema
Penyusunan APBD Secara Turnamen dan Frekuensi Publikasi
Komperehensif. Yogyakarta: UPP STIM Informasi Relatif terhadap Kinerja
YKPN Karyawan. Jurnal Kajian Akuntansi,
Atkinson., Kaplan Matsumura & Young. 4(1), 1-12. 280-287.
(2012). Management Accounting Sixth Loina, Lalolo Krina P. (2003). Indikator & Alat
Edition. USA: Pearson Education, Inc. Ukur Prinsip Akuntabilitas, Transparansi
Bastian. (2003). Perkembangan e-government & Partisipasi, Sekretariat Good Public
di Indonesia. diakses melalui Governance. Jakarta: Badan Perencanaan
www.bappenas.go.id Pembangunan Nasional
Cooper, W., & Ijiri, Y. (1984). Kohler Mardiasmo. (2006). Pewujudan Transparansi
dan Akuntabilitas Publik Melalui
Dictionary of Accountant, (6th ed.). New
Akuntansi Sektor Publik: Suatu Sarana
Delhi: Prentice hall of India.
Good Governance. Jurnal Akuntansi
Halim, Abdul & Muhammad Iqbal. (2012).
Pemerintahan 2(1).
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik.
Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Yogyakarta: Penerbit Andi
Manajemen YKPN.
Nofianti, Leny dan Suseno, Novie Susanti.
Halim, Abdul & Muhammad Syam Kusufi.
(2014). Factors affecting implementation
(2014). Akuntansi Sektor Publik:
of good government governance (GGG)
Akuntansi Keuangan Daerah edisi 4.
and their implications towards
Jakarta: Salemba Empat.
performance accountability. International
Halim, Abdul & Muhammad Syam Kusufi.
Conference on Accounting Studies Kuala
7 | Page Journal of Public Accounting
P-ISSN: 2808-1935 E-ISSN: 2808-1951
Urgensi Implementasi Pengganggaran Elektronik (E-Budgeting) Pada Sektor Pemerintahan
Lumpur, Malaysia Dewi. (2022). The Moderating Effect of
Peraturan Pemerintah 58 tahun 2005 tentang Proactive Personality On Role Ambiguity
Pengelolaan Keuangan Daerah And User Satisfaction: An Experimental
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun Under Technostress Condition. Riset
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Akuntansi dan Keuangan Indonesia,
Daerah 6(3): 280-287.
Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Rohma, F. F. (2022). Mitigating The Harmful
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Effect of Slack: Does Locus of
Pohan, Max H. (2000). Mewujudkan Tata Commitment (Organizational Versus
Pemerintahan Lokal yang Baik (Local Colleague) Play a Role?. International
Good Governance) dalam Era Otonomi Journal of Business Science & Applied
Daerah. Makalah disampaikan pada Management, 17(3).
Musyawarah Besar Pembangunan Musi Sadjiarto, Arja. (2000). Akuntabilitas dan
Banyuasin ketiga, Sekayu, 29 Pengukuran Kinerja Pemerintahan. Jurnal
September–1 Oktober 2000 Akuntansi & Keuangan 2(2): 138-150
Raharjo, Eko. (2007). Teori Agensi dan Teori Sari, Kusuma Dewi Arum dan Wahyu Agus
Stewardship dalam Persperktif Akuntansi. Winarno. (2012). Implementasi E-
Fokus Ekonomi 2(1): 37-46 Government System dalam Upaya
Rohma, F. F. (2023). Does a green economy Peningkatan Clean and Good Governance
mentality exist? An experimental study in di Indonesia. JEAM 11(1).
emerging country. Asian Journal of Setyorini, Ninik, Handoko A. Hasthoro, &
Business Ethics, 1-20. Agung Wicaksono. (2013). Partisipasi
Rohma, F. F. (2023). Efektivitas Informasi dan Anggaran pada Organisasi Sektor Publik.
Komunikasi dalam Memitigasi Tendensi Jurnal Bisnis dan Ekonomi 4(2):137-148.
Kecurangan Pengadaan Barang dan Jasa. Srivastava, Shirish C. (2016). You Can’t Bribe
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 12(1), a Computer: Dealing with The Societal
1-13. Challenge of Corruption Through ICT.
Rohma, F. F., & Tyastutik, H. (2023). Urgensi MIS Quarterly, 40(2): 511-526.
Pola Desain Kompensasi Moneter Suparmoko. 1987. Keuangan Negara dalam
Berbasis Kombinasi Anggaran Dan Teori dan Praktik. Yogyakarta: BPFE
Piece-Rate Untuk Optimalisasi Kinerja UGM
Guru: Studi Pada Institusi Berbasis Tumpal, Melanthon dan Tumpak
Yayasan. Journal of Educational Simangunsong. (2015). Implementasi E-
Learning and Innovation (ELIa), 3(1), Budgeting: Wujud Berjalannya Good
118-132. Governance. Tinjauan Ekonomi &
Rohma, F. F., & Zakiyah, R. D. (2022). The Keuangan 5(4).
Moderating Effect of Proactive UU No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan
Personality On Role Ambiguity And Informasi Publik.
User Satisfaction: An Experimental Vazquez, Jorge. Martinez, Arze Del Granado &
Under Technostress Condition. Riset Jamezon Boex. (2012). Fighting
Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 6(3), Corruption in The Public Sector.
Rohma, F. F., Shofiyah, I., & Junaedi, A. S. Amsterdam, Netherlands: Elsevier
(2023). The Effect of Tournament Wolk, Harry. I., James. L. Dodd, & John. J.
Horizon, Faultline and Group Royzycki. (2013). Accounting Theory:
Performance Relationships under Conceptual Issues in a Political and
Decentralized System. Journal of Economic Environment. California:
Indonesian Economy and Business, SAGE Publication.
38(1), 62-80.
Rohma, Frida, Fanani., & Zakiyah, Rahayu.

8 | Page Journal of Public Accounting


P-ISSN: 2808-1935 E-ISSN: 2808-1951

9 | Page Journal of Public Accounting

Anda mungkin juga menyukai