Disusun Oleh:
1. Arief Maulana (Bappenas Reguler)
2. Evy Ariska Novelia (Bappenas Reguler)
3. Asrul Hasbi (Bappenas Afirmasi)
4. Susanti Puas (Bappenas Afirmasi)
BUKU RUJUKAN
Taufiqurokhman (2014)
Kebijakan Publik
Awan Y. Abdoellah & Yudi
Rusfiana (2016) Teori dan
Analisis Kebijakan Publik
CONTENTS
Tujuan Perangkat
Input (Goals) (instrument) Dampak
1 2 3 4
hal hal yang merupakan arah Alat-alat yang hasil yang diperoleh
mempengaruhi dari sesuatu digunakan dalam dari suatu
kebijakan publik seperti kebijakan yang menjalankan kebijakan,baik yang
manusia (aktor), ingin dicapai oleh suatu kebijakan. diinginkan maupun
pengetahuan dan pembuat yang tidak
teknologi, informasi
kebijakan.
serta nilai-nilai yang
berlaku di masyarakat.
HUBUNGAN KEBIJAKAN PUBLIK, POLITIK DAN NEGARA
Negara adalah sebuah entitas politik yang bersifat formal yang mempunyai 4
komponen.
KONTINENTALIS
Kebijakan Publik adalah turunan
Option A
dari hukum, bahkan kadang-
kebijakan publik sebagai sebuah
kadang mempersamakan kebijakan
proses politik yang demokratis.
publik dan hukum. Utamanya
hukum publik dan hukum tata
negara. Option B ANGLO-SAXONIST
CIRI-CIRI KEBIJAKAN PUBLIK
Pelaku
Kebijakan
Lingkungan Kebijakan
Kebijakan Publik
SIKLUS KEBIJAKAN PUBLIK
04 02 01
05 03
FORMULASI
KEBIJAKAN PUBLIK
Penyusunan Agenda Kebijakan
Penyusunan agenda kebijakan adalah sebuah fase dan proses yang sangat strategis dalam realitas kebijakan
publik. Penyusunan agenda sangat penting untuk menentukan suatu isu publik yang akan diangkat dalam suatu
agenda pemerintah. Isu kebijakan publik sering disebut juga sebagai masalah kebijakan.
Menurut William Dunn (1990), isu kebijakan merupakan produk atau fungsi dari adanya perdebatan baik tentang
rumusan, rincian, penjelasan maupun penilaian atas suatu masalah kebijakan.
Kriteria isu yang bisa dijadikan agenda kebijakan publik (Kimber, 1974; Salesbury 1976; Sandbach, 1980;
Hogwood dan Gunn, 1986):
a. Telah mencapai titik kritis tertentu jika diabaikan, akan menjadi ancaman yang serius
b. Telah mencapai tingkat partikularitas tertentu berdampak dramatis;
c. Menyangkut emosi tertentu dari sudut kepentingan. orang banyak (umat manusia) dan mendapat dukungan
media massa;
d. Menjangkau dampak yang amat luas ;
e. Mempermasalahkan kekuasaan dan keabsahan dalam masyarakat ;
f. Menyangkut suatu persoalan yang fasionable (sulit dijelaskan, tetapi mudah dirasakan kehadirannya)
Konsep Formulasi Kebijakan Publik
Proses mekanisme perumusan (formulation) kebijakan merupakan tahap yang paling krusial, karena
implementasi dan evaluasi dapat dilaksanakan apabila tahap formulasi kebijakan telah selesai, disamping
itu kegagalan suatu kebijakan atau program dalam pencapaian suatu tujuan sebagian besar besumber dari
ketidaksempurnaan pengelolaan pada tahap formulasinya (Wibawa, 1994;2).
Menurut James E. Anderson (1979;52) proses kebijakan merupakan keseluruhan tahap dalam kebijakan
publik yang berupa rangkaian keputusan. Sedangkan proses perumusan kebijakan publik menyangkut
upaya menjawab pertanyaan bagaimana berbagai alternatif disepakati untuk masalah-masalah yang
dikembangkan dan siapa yang berpartisipasi.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat ditarik tiga kesimpulan:
1. Proses kebijakan menyangkut seluruh tahapan dalam kebijakan publik dan perumusan kebijakan adalah
salah satu bagian di dalamnya
2. Konsep perumusan kebijakan sama dengan konsep formulasi kebijakan.
3. Output dari formulasi kebijakan adalah penetapan kebijakan publik berupa peraturan perundang-
undangan.
Pendekatan Dalam Formulasi Kebijakan Publik
Pendekatan Personalitas 04
Pendekatan/Model Rasionalitas 02
Pendekatan/Model Kekuasaan 01
Pendekatan/Model Kekuasaan
pendekatan atau model kekuasaan adalah proses yang sangat ditentukan oleh faktor kekuasaan seperti kelas sosial, birokrasi,
pendidikan, profesionalisme, dan kekuatan modal.
Pendekatan/Model Rasionalitas
pendekatan atau model rasionalitas dalam proses perumusan kebijakan publik pada dasarnya bertumpu pada dua hal, yaitu
rasionalitas ekonomis (efisiensi) dan rasionalitas birokrasi(efektivitas).
Pendekatan Personalitas
Pendekatan personalitas lebih banyak melihat proses perumusan atau pembuatan kebijakan dari sudut pandang psikologis dan ilmu
informasi. Proses perumusan atau pembuatan kebijakan publik menurut pandangan ini adalah merupakan sebuah kajian yang
terfokus pada sesuatu yang ada pada benak individu atau kelompok orang pembuat kebijakan publik tersebut.
Model Rational-
Model Elit-Massa
Comprehensive
Model Institusional
TAHAPAN FORMULASI KEBIJAKAN
PERUMUSAN MASALAH
mengidentifikasikan problem yang akan dipecahkan kemudian
membuat perumusan yang sejelas-jelasnya terhadap problem tersebut
PENYUSUNAN AGENDA
Para pembuat keputusan harus memilih dan menentukan problem mana
yang seharusnya memperoleh prioritas utama untuk diperhatikan secara
serius dan aktif, sehingga biasanya agenda pemerintah ini mempunyai sifat
yang khas, lebih kongkrit dan terbatas jumlahnya
policy
formulatio PERUMUSAN USULAN KEBIJAKAN
Tahap ini merupakan kegiatan menyusun dan mengembangkan
n phase serangkaian tindakan yang perlu untuk memecahkan masalah
Meliputi kegiatan identifikasi, perumusan, penilaian, dan
pemiliha alternatif kebijakan yang sesuai dengan masalah
kebijakan.
PENGESAHAN KEBIJAKAN
Sebagai suatu proses kolektif, pengesahan kebijakan merupakan proses
penyesuaian dan penerimaan secara bersama terhadap prinsip-prinsip
yang diakui dan diterima (comforming to recognized principles or
accepted standards).
Proses pengesahan suatu kebijakan biasanya diawali dengan kegiatan
persuasion dan bargaining (Andersson; 1966, 80).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembuatan Kebijakan
Adanya pengaruh
kebiasaan lama Adanya pengaruh
(konservatisme)
sifat-sifat pribadi.
Kebiasaan kebiasaan
lama tersebut Berbagai macam
Adanya pengaruh keputusan yang Adanya pengaruh
Adanya pengaruh seringkali diwarisi
oleh para dibuat oleh pembuat keadaan masa lalu.
tekanan-tekanan dari kelompok luar.
administrator yang kebijakan banyak pengalaman (sejarah)
dari luar Lingkungan sosial dan dipengaruhi oleh terdahulu
baru dan mereka
sering segan secara para pembuat sifat-sifat pribadinya. berpengaruh pada
Walaupun ada pendekatan keputusan juga Seperti misalnya
terang-terangan pembuatan kebijakan.
keputusan dengan nama berpengaruh dalam proses
mengkritik atau Seperti misalnya
“rational comprehensive” terhadap pembuatan penerimaan/pengang
menyalahkan orang sering
yang berarti administrator katan pegawai baru,
kebiasaan-kebiasaan kebijakan. Seringkali membuat keputusan
sebagai pembuat seringkali faktor sifat-
lama yang telah pembuatan kebijakan untuk tidak
keputusan harus sifat pribadi pembuat
berlaku atau yang dilakukan dengan melimpahkan
mempertimbangkan keputusan berperan
dijalankan oleh para mempertimbangkan sebagian dari
alternatif-alternatif yang besar sekali
pendahulunya pengalaman- wewenang dan
akan dipilih berdasarkan
pengalaman dari tanggung jawabnya
penilaian “rasional”
orang lain yang kepada orang lain
semata, tetapi proses dan
karena khawatir kalau
prosedur pembuatan berada di luar
wewenang dan
keputusan itu tidak dapat bidangnya
tanggung jawabnya
dipisahkan dari dunia
yang dilimpahkan itu
nyata.
disalahgunakan.
nilai-nilai yang dapat mempengaruhi pembuat kebijakan
political values
menilai alternatif-alternatif kebijakan berdasarkan
kepentingan partai politiknya beserta kelompoknya
organizational values
keputusan-keputusan dibuat atas dasar nilai-nilai yang dianut
organisasi, seperti balas jasa (rewards) dan sanksi
personal values
seringkali keputusan dibuat atas dasar nilai-nilai pribadi yang dianut oleh
pribadi pembuat kebijakan untuk mempertahankan status quo, reputasi
policy values
keputusan dibuat atas dasar persepsi pembuat kebijakan tentang kepentingan
publik yang secara moral dapat dipertanggungjawabkan
ideological values
keputusan dibuat atas dasar landasan ideologi pembuat
kebijakan
Kebijakan diformulasikan oleh aktor tertentu
untuk mencapai tujuan tertentu, dan kebijakan
tersebut terdiri dari beberapa tindakan yang harus
diambil dalam proses tertentu. Secara sederhana,
proses kebijakan mencakup serangkaian proses, yang
terdiri dari formulasi, implementasi dan evaluasi.
Tetapi, proses kebijakan publik merupakan sebuah
proses yang rumit, karena keterlibatan beberapa aktor
dalam proses pembuatan kebijakan (OluFemi,
2016:47)
Tim Penyusun PKMK-LAN. 2012. Pengembangan Pola Partisipasi Masyarakat dalam Perumusan
Kebijakan Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Mustari, Nuryanti. 2015. Pemahaman Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi dan Evaluasi
Kebijakan Publik. Yogyakarta: LeutikaPrio
Abdoellah, Awan Y. & Rusfiana, Yudi. 2016. Teori dan Analisis Kebijakan Publik. Bandung:
Alfabeta