Anda di halaman 1dari 26

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021

STUDI KEBIJAKAN & KEBIJAKAN PUBLIK


Dosen Pengampu: Dr. Raniasa Putra, S.IP., M.Si.
____________________________________________________________________________

Disusun Oleh:
1. Arief Maulana (Bappenas Reguler)
2. Evy Ariska Novelia (Bappenas Reguler)
3. Asrul Hasbi (Bappenas Afirmasi)
4. Susanti Puas (Bappenas Afirmasi)
BUKU RUJUKAN

Tim PKMK-LAN (2012)


Pengembangan Pola
Partisipasi Masyarakat
dalam Perumusan
Kebijakan Publik
Nuryanti Mustari (2015)
Pemahaman Kebijakan
Publik: Formulasi,
Implementasi dan
Evaluasi Kebijakan Publik

Taufiqurokhman (2014)
Kebijakan Publik
Awan Y. Abdoellah & Yudi
Rusfiana (2016) Teori dan
Analisis Kebijakan Publik
CONTENTS

01 KONSEP DASAR KEBIJAKAN PUBLIK

05 SISTEM DAN SIKLUS KEBIJAKAN PUBLIK

HUBUNGAN KEBIJAKAN PUBLIK,


02 POLITIK DAN NEGARA

06 FORMULASI KEBIJAKAN PUBLIK

03 ALIRAN KEBIJAKAN PUBLIK


FAKTOR & AKTOR YANG
07 MEMPENGARUHI PEMBUATAN
KEBIJAKAN PUBLIK
CIRI-CIRI, JENIS, DAN TINGKATAN
04 KEBIJAKAN PUBLIK
KONSEP DASAR KEBIJAKAN PUBLIK

“Kebijakan publik merupakan kewenangan pemerintah menjalankan


tugas dan fungsinya dalam hubungannya dengan masyarakat dan
dunia usaha. Pada dasarnya kebijakan pemerintah dalam menata
kehidupan masyarakat di berbagai aspek merupakan kebijakan yang
berorientasi pada kepentingan publik (masyarakat).” Pengertian
kebijakan (policy) adalah prinsip atau cara bertindak yang dipilih untuk
mengarahkan pengambilan keputusan.”
KEBIJAKAN PUBLIK………………………….???

1 Thomas R. Dye (1975;1): “Kebijakan publik


adalah apapun yang dipilih oleh
pemerintah untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu (public policy is
whatever government choose to do or not
Robert Eyestone (1971;18): Hubungan 2
to do).
suatu unit pemerintah dengan
lingkungannya

“Berdasarkan pandangan para ahli tersebut, pada


hakikatnya kebijakan publik dibuat oleh pemerintah berupa
tindakan-tindakan pemerintah. Kebijakan Publik ,baik David Easton: ”Kebijakan publik 3
untuk melakukan maupun tidak melakukan sesuatu adalah pengalokasian nilai-nilai
mempunyai tujuan tertentu. Kebijakan Publik ditujukan secara sah kepada seluruh anggota

untuk kepentingan masyarakat”. masyarakat.


4 Elemen Utama Yang Menentukan Bentuk-bentuk Kebijakan Publik:

Tujuan Perangkat
Input (Goals) (instrument) Dampak

1 2 3 4

hal hal yang merupakan arah Alat-alat yang hasil yang diperoleh
mempengaruhi dari sesuatu digunakan dalam dari suatu
kebijakan publik seperti kebijakan yang menjalankan kebijakan,baik yang
manusia (aktor), ingin dicapai oleh suatu kebijakan. diinginkan maupun
pengetahuan dan pembuat yang tidak
teknologi, informasi
kebijakan.
serta nilai-nilai yang
berlaku di masyarakat.
HUBUNGAN KEBIJAKAN PUBLIK, POLITIK DAN NEGARA

Negara adalah sebuah entitas politik yang bersifat formal yang mempunyai 4
komponen.

KOMPONEN UTAMA KOMPONEN KETIGA

 Lembaga Pemerintah (eksekutif) Wilayah yang diakui


kedaulatannya.
 Lembaga Perundangan (Legislatif)
 Lembaga Peradilan (Yudikatif).

KOMPONEN KOMPONEN KEEMPAT


KEDUA
• Rakyat KEBIJAKAN PUBLIK
ALIRAN KEBIJAKAN PUBLIK
Nugroho (2008), Memahami kebijakan
publik ada dua jenis aliran atau
pemahaman.

KONTINENTALIS
Kebijakan Publik adalah turunan
Option A
dari hukum, bahkan kadang-
kebijakan publik sebagai sebuah
kadang mempersamakan kebijakan
proses politik yang demokratis.
publik dan hukum. Utamanya
hukum publik dan hukum tata
negara. Option B ANGLO-SAXONIST
CIRI-CIRI KEBIJAKAN PUBLIK

1) Kebijakan publik/pemerintah merupakan tindakan yang mengarah pada


tujuan dari pada sebagai perilaku atau tindakan yang serba acak dan
kebetulan, melainkan tindakan yang direncanakan.
2) Kebijakan publik pada hakikatnya terdiri atas tindakan-tindakan yang saling
berkaitan dan berpola yang mengarah pada tujuan tertentu yang dilakukan
oleh pejabat­pejabat pemerintah dan bukan merupakan keputusan­keputusan
yang berdiri sendiri.
3) Kebijakan bersangkut paut dengan apa yang senyatanya dilakukan oleh
pemerintah dalam bidang-bidang tertentu.

4) Kebijakan pemerintah/publik berbentuk positif, maupun negatif


JENIS-JENIS KEBIJAKAN

Policy Demands (tuntutan kebijakan) 1 3 Policy Statement (pernyataan kebijakan)

Policy Decisions (keputusan kebijakan)


2 4 Policy Output (keluaran kebijakan)
TINGKATAN KEBIJAKAN PUBLIK
Kebijakan Nasional
LINGKUP NASIONAL
• Kebijakan nasional adalah kebijakan negara yang bersifat fundamental dan
strategis dalam pencapaian tujuan nasional/negara sebagaimana tertera
dalam pembukaan UUD 1945.
Kebijakan Umum
• Kebijakan umum adalah kebijakan presiden sebagai pelaksana UUD, TAP
MPR, UU, untuk mencapai tujuan nasional.
Kebijakan Pelaksanaan
• Kebijakan pelaksanaan adalah merupakan penjabaran dari kebijakan umum 1
sebagai strategi pelaksanaan tugas di bidang tertentu.

1. Kebijakan Umum pada Lingkup Daerah Kebijakan pemerintah daerah sebagai


pelaksana azas desentralisasi dalam rangka mengatur urusan rumah tangga daerah.
2. Kebijakan Pelaksanaan
LINGKUP DAERAH

a) Kebijakan pelaksanaan dalam rangka desentralisasi merupakan realisasi


pelaksanaan Perda.
b) Kebijakan pelaksanaan dalam rangka dekonsentrasi merupakan pelaksanaan
kebijakan nasional di daerah.
c) Kebijakan pelaksanaan dalam rangka tugas pembantuan (medebewind) 2
merupakan pelaksanaan tugas pemerintah pusat di daerah yang
diselenggarakan oleh pemerintah daerah
SISTEM KEBIJAKAN PUBLIK

Pelaku
Kebijakan

Lingkungan Kebijakan
Kebijakan Publik
SIKLUS KEBIJAKAN PUBLIK

04 02 01

Evaluasi Implementasi Adopsi Formulasi Penyusunan


kebijakan kebijakan kebijakan kebijakan agenda

05 03
FORMULASI
KEBIJAKAN PUBLIK
Penyusunan Agenda Kebijakan
Penyusunan agenda kebijakan adalah sebuah fase dan proses yang sangat strategis dalam realitas kebijakan
publik. Penyusunan agenda sangat penting untuk menentukan suatu isu publik yang akan diangkat dalam suatu
agenda pemerintah. Isu kebijakan publik sering disebut juga sebagai masalah kebijakan.
Menurut William Dunn (1990), isu kebijakan merupakan produk atau fungsi dari adanya perdebatan baik tentang
rumusan, rincian, penjelasan maupun penilaian atas suatu masalah kebijakan.
Kriteria isu yang bisa dijadikan agenda kebijakan publik (Kimber, 1974; Salesbury 1976; Sandbach, 1980;
Hogwood dan Gunn, 1986):
a. Telah mencapai titik kritis tertentu jika diabaikan, akan menjadi ancaman yang serius
b. Telah mencapai tingkat partikularitas tertentu berdampak dramatis;
c. Menyangkut emosi tertentu dari sudut kepentingan. orang banyak (umat manusia) dan mendapat dukungan
media massa;
d. Menjangkau dampak yang amat luas ;
e. Mempermasalahkan kekuasaan dan keabsahan dalam masyarakat ;
f. Menyangkut suatu persoalan yang fasionable (sulit dijelaskan, tetapi mudah dirasakan kehadirannya)
Konsep Formulasi Kebijakan Publik

Proses mekanisme perumusan (formulation) kebijakan merupakan tahap yang paling krusial, karena
implementasi dan evaluasi dapat dilaksanakan apabila tahap formulasi kebijakan telah selesai, disamping
itu kegagalan suatu kebijakan atau program dalam pencapaian suatu tujuan sebagian besar besumber dari
ketidaksempurnaan pengelolaan pada tahap formulasinya (Wibawa, 1994;2).
Menurut James E. Anderson (1979;52) proses kebijakan merupakan keseluruhan tahap dalam kebijakan
publik yang berupa rangkaian keputusan. Sedangkan proses perumusan kebijakan publik menyangkut
upaya menjawab pertanyaan bagaimana berbagai alternatif disepakati untuk masalah-masalah yang
dikembangkan dan siapa yang berpartisipasi.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat ditarik tiga kesimpulan:
1. Proses kebijakan menyangkut seluruh tahapan dalam kebijakan publik dan perumusan kebijakan adalah
salah satu bagian di dalamnya
2. Konsep perumusan kebijakan sama dengan konsep formulasi kebijakan.
3. Output dari formulasi kebijakan adalah penetapan kebijakan publik berupa peraturan perundang-
undangan.
Pendekatan Dalam Formulasi Kebijakan Publik

Menurut Pearsons (Putra, 2003) secara metodologis,


melakukan klasifikasi pendekatan atau model kebijakan
publik pada 5 (lima) pendekatan
Pendekatan Kognisi dan Informasi 05

Pendekatan Personalitas 04

Pendekatan Pilihan Publik 03

Pendekatan/Model Rasionalitas 02

Pendekatan/Model Kekuasaan 01
Pendekatan/Model Kekuasaan
pendekatan atau model kekuasaan adalah proses yang sangat ditentukan oleh faktor kekuasaan seperti kelas sosial, birokrasi,
pendidikan, profesionalisme, dan kekuatan modal.

Pendekatan/Model Rasionalitas
pendekatan atau model rasionalitas dalam proses perumusan kebijakan publik pada dasarnya bertumpu pada dua hal, yaitu
rasionalitas ekonomis (efisiensi) dan rasionalitas birokrasi(efektivitas).

Pendekatan Pilihan Publik


Pendekatan pilihan publik (public choice) menurut pandangan William Niskanen dan Anthony Down (Fadillah Putra, 2003)
menitikberatkan pada mekanisme pasar. Artinya pendekatan pilihan publik menempatkan lembaga birokrasi di tengah-tengah
pertarungan yang hebat yang ada di pasar (market).

Pendekatan Personalitas
Pendekatan personalitas lebih banyak melihat proses perumusan atau pembuatan kebijakan dari sudut pandang psikologis dan ilmu
informasi. Proses perumusan atau pembuatan kebijakan publik menurut pandangan ini adalah merupakan sebuah kajian yang
terfokus pada sesuatu yang ada pada benak individu atau kelompok orang pembuat kebijakan publik tersebut.

Pendekatan Kognisi dan Informasi


Informasi dari seluruh preferensi yang ada dari berbagai sumber di lingkungannya harus sedapat mungkin diproses dan diserap
sebagai bahan kajian untuk menghasilkan kebijakan publik
MODEL FORMULASI KEBIJAKAN PUBLIK

Model Rational-
Model Elit-Massa
Comprehensive

Teori Inkrementalisme Model Kelompok

Teori Pengamatan Terpadu Model Sistem Politik


(Mixed scanning Theory)

Model Institusional
TAHAPAN FORMULASI KEBIJAKAN
PERUMUSAN MASALAH
mengidentifikasikan problem yang akan dipecahkan kemudian
membuat perumusan yang sejelas-jelasnya terhadap problem tersebut

PENYUSUNAN AGENDA
Para pembuat keputusan harus memilih dan menentukan problem mana
yang seharusnya memperoleh prioritas utama untuk diperhatikan secara
serius dan aktif, sehingga biasanya agenda pemerintah ini mempunyai sifat
yang khas, lebih kongkrit dan terbatas jumlahnya

policy
formulatio PERUMUSAN USULAN KEBIJAKAN
 Tahap ini merupakan kegiatan menyusun dan mengembangkan
n phase serangkaian tindakan yang perlu untuk memecahkan masalah
 Meliputi kegiatan identifikasi, perumusan, penilaian, dan
pemiliha alternatif kebijakan yang sesuai dengan masalah
kebijakan.

PENGESAHAN KEBIJAKAN
 Sebagai suatu proses kolektif, pengesahan kebijakan merupakan proses
penyesuaian dan penerimaan secara bersama terhadap prinsip-prinsip
yang diakui dan diterima (comforming to recognized principles or
accepted standards).
 Proses pengesahan suatu kebijakan biasanya diawali dengan kegiatan
persuasion dan bargaining (Andersson; 1966, 80).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembuatan Kebijakan

Adanya pengaruh
kebiasaan lama Adanya pengaruh
(konservatisme)
sifat-sifat pribadi.
Kebiasaan kebiasaan
lama tersebut Berbagai macam
Adanya pengaruh keputusan yang Adanya pengaruh
Adanya pengaruh seringkali diwarisi
oleh para dibuat oleh pembuat keadaan masa lalu.
tekanan-tekanan dari kelompok luar.
administrator yang kebijakan banyak pengalaman (sejarah)
dari luar Lingkungan sosial dan dipengaruhi oleh terdahulu
baru dan mereka
sering segan secara para pembuat sifat-sifat pribadinya. berpengaruh pada
Walaupun ada pendekatan keputusan juga Seperti misalnya
terang-terangan pembuatan kebijakan.
keputusan dengan nama berpengaruh dalam proses
mengkritik atau Seperti misalnya
“rational comprehensive” terhadap pembuatan penerimaan/pengang
menyalahkan orang sering
yang berarti administrator katan pegawai baru,
kebiasaan-kebiasaan kebijakan. Seringkali membuat keputusan
sebagai pembuat seringkali faktor sifat-
lama yang telah pembuatan kebijakan untuk tidak
keputusan harus sifat pribadi pembuat
berlaku atau yang dilakukan dengan melimpahkan
mempertimbangkan keputusan berperan
dijalankan oleh para mempertimbangkan sebagian dari
alternatif-alternatif yang besar sekali
pendahulunya pengalaman- wewenang dan
akan dipilih berdasarkan
pengalaman dari tanggung jawabnya
penilaian “rasional”
orang lain yang kepada orang lain
semata, tetapi proses dan
karena khawatir kalau
prosedur pembuatan berada di luar
wewenang dan
keputusan itu tidak dapat bidangnya
tanggung jawabnya
dipisahkan dari dunia
yang dilimpahkan itu
nyata.
disalahgunakan.
nilai-nilai yang dapat mempengaruhi pembuat kebijakan

political values
menilai alternatif-alternatif kebijakan berdasarkan
kepentingan partai politiknya beserta kelompoknya

organizational values
keputusan-keputusan dibuat atas dasar nilai-nilai yang dianut
organisasi, seperti balas jasa (rewards) dan sanksi

personal values
seringkali keputusan dibuat atas dasar nilai-nilai pribadi yang dianut oleh
pribadi pembuat kebijakan untuk mempertahankan status quo, reputasi

policy values
keputusan dibuat atas dasar persepsi pembuat kebijakan tentang kepentingan
publik yang secara moral dapat dipertanggungjawabkan

ideological values
keputusan dibuat atas dasar landasan ideologi pembuat
kebijakan
Kebijakan diformulasikan oleh aktor tertentu
untuk mencapai tujuan tertentu, dan kebijakan
tersebut terdiri dari beberapa tindakan yang harus
diambil dalam proses tertentu. Secara sederhana,
proses kebijakan mencakup serangkaian proses, yang
terdiri dari formulasi, implementasi dan evaluasi.
Tetapi, proses kebijakan publik merupakan sebuah
proses yang rumit, karena keterlibatan beberapa aktor
dalam proses pembuatan kebijakan (OluFemi,
2016:47)

Aktor-aktor dan Interaksinya


Dalam Formulasi Kebijakan
Publik
Y a n g T e r l i b a t
p o k A k t o r
2 Kelom a n K e b i j a k a n
s e s P e m b u a t
Dalam Pro
1. Para pembuat kebijakan yang resmi (formal)
Aktor dalam formulasi kebijakan formal adalah mereka yang memiliki
otoritas hukum untuk terlibat dalam proses formulasi kebijakan publik.
Mereka yang terlibat dalam kategori ini adalah legislator, eksekutif,
administrator dan peradilan.
Mereka adalah aktor-aktor dari pemerintahan yang menempati jabatan
publik secara formal dan lembaga politik, serta berfungsi dalam
pembuatan kebijakan secara langsung

2. Para pembuat kebijakan yang tidak resmi


(nongovernmental participants)
meliputi kelompok kepentingan; partai politik; organisasi penelitian;
media komunikasi; serta individu masyarakat, yang tidak resmi tidak
menempati jabatan publik dan lembaga politik. Mereka tidak berada
dalam pemerintahan, namun mereka memperoleh kewenangan untuk
berpartisipasi dan berperan dalam mempengaruhi proses formulasi
kebijakan publik
pay attention here watch this and this too

Hubungan antar aktor ini bisa


bersifat horizontal (layers),
Sebutan lain bagi aktor vertikal (levels), maupun Pemerintah sudah tidak tepat
adalah partisipan/peserta antar lembaga (locus-loci). lagi memandang aktor-aktor
formulasi kebijakan publik. Secara umum dapat tidak resmi sebagai ”lawan
Oleh karena kebijakan publik dikatakan bahwa semakin politik” tetapi sudah saatnya
mempunyai tingkatan- banyak aktor (layers, levels,
tingkatan (nasional, umum, pemerintah menjadikan
locus-loci) yang terlibat dalam
khusus, dan teknis), maka aktor-aktor itu sebagai
formulasi sebuah kebijakan,
para aktor formulasi maka akan semakin sulit pula ”sahabat” dalam
kebijakan di setiap tingkatan- kebijakan tersebut membicarakan produk-
tingkatan tersebut berbeda. diimplementasikan dan produk kebijakan publik.
mencapai tujuan yang
diharapkan.
REFERENSI UTAMA

Tim Penyusun PKMK-LAN. 2012. Pengembangan Pola Partisipasi Masyarakat dalam Perumusan
Kebijakan Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Taufiqurokhman. 2014. Kebijakan Publik: Pendelegasian Tanggung Jawab Negara Kepada


Presiden Selaku Penyelenggara Pemerintahan. Jakarta: FISIP Universitas Moestopo Beragama

Mustari, Nuryanti. 2015. Pemahaman Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi dan Evaluasi
Kebijakan Publik. Yogyakarta: LeutikaPrio

Abdoellah, Awan Y. & Rusfiana, Yudi. 2016. Teori dan Analisis Kebijakan Publik. Bandung:
Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai