Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN

IDENTIFIKASI PERKOTAAN MEDAN

Disusun Oleh :

Muhromi Haspiadi (2021D1C048)


Muhammad Aditya (2021D1C045)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MATARAM 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena
berkatlimpahan dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaika Laporan dengan judul
“Identifikasi Perkotaan Medan” ini dengan baik.

Adapun maksud dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi Tugas Wajib yang
diberikan oleh bapak Fariz Primadi Hirsan,ST.MT. selaku dosen pengampu mata Perencanaan
Kota.

Dalam menyusun Laporan ini, penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, melalui pengantar ini penulis ucapkan terima kasih atas segala bantuan
yang telah diberikan. Semoga semua kebaikan dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang
berlipat ganda.

Karena terbatasnya pengetahuan serta kemampuan yang dimiliki, penulis menyadari


bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat kekurangan
dan kesalahan baik dalam penyusunan kata, penulisan, maupun isi serta pembahasannya. Untuk
itu saran dan kritik yeng bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan
penyusunan karya tulis lain di masa yang akan datang. Akhir kata, penulis berharap semoga
laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya, dan umumnya bagi para pembaca.

Mataram, 18 Desember 2023

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN
2.2 Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang sedang berkembang diberbagai bidang.Pemerintah
harusmampumengupayakan pembangunan yang berkualitas untukmewujudkan
Indonesia yang maju. Selain menciptakan pembangunan fisik
untukmasyarakat, pemerintah perlu mengupayakanpengembangan sumber daya
manusiayang dapat mendukung proses pembangunan, antara lain: Dukungan
dalam tata kelola dan desain, atau pembangunan yang teraturdi Indonesia (Raharja,
2016).
Kota diartikan sebagai tempat tinggal dari beberapa ribu atau lebih penduduk,
sedangkan perkotaan diartikan sebagai area terbangun dengan struktur dan jalan-jalan,
sebagai suatu permukiman terpusat pada suatu area dengan kepadatan tertentu
(Branch, 1996:2). Bahwa sesuai Undang-Undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan
Ruang Pasal 11 ayat (2), pemerintah daerah kota mempunyai wewenang dalam
pelaksanaan penataan ruang wilayah kota yang meliputi perencanaan tata ruang
wilayah kota, pemanfaatan ruang wilayah kota dan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah kota. Rudiyanto (2008) pengembangan wilayah (regional development)
merupakan cara pandang untuk memahami kondisi, ciri dan hubungan sebab-akibat
(causal effect) dari unsur-unsur pembentuk ruang wilayah seperti penduduk, sumber
daya alam, sumber daya buatan, sosial, ekonomi, budaya, fisik dan Analisis
Perencanaan Pembangunan Program…. Pratama I.A, Izharsyah J.R, Putri H.M (2022)
3 lingkungan. Perencanaan tata ruang wilayah kota harus dilakukan dengan
berasaskan pada kaidah-kaidah perencanaan yang mencakup asas keselarasan,
keserasian, keterpaduan, kelestarian, keberlanjutan serta keterkaitan antar wilayah
baik di dalam kota itu sendiri maupun dengan kota sekitarnya.. Pasal 199 Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah menetapkan
Kawasan Perkotaan ke dalam 3 (tiga) bentuk yaitu kota sebagai daerah otonom,
bagian daerah kabupaten yang memiliki ciri perkotaan, dan bagian dari dua atau lebih
daerah yang berbatasan langsung dan memiliki ciri perkotaan.
Di dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTR-Kota) yang dikeluarkan oleh
Kementerian PU, secara perwilayahan, tipologi kawasan perkotaan dapat dibagi 2

iii
(dua), yaitu; 1) Kawasan kota suatu kawasan dengan fungsi yang akan atau telah
menunjukkan intensitas pembangunan non pertanian yang tinggi, dan menjadi
urgensi/prioritas sebagai upaya percepatan atau pengendalian pembangunannya,
seperti Ibukota (Kotamadya), ibu kota Kabupaten (Pusat Utama Pertumbuhan), dan
Ibukota Kecamatan (pusat Pertumbuhan); 2) Kawasan strategis kota; suatu kawasan
dengan fungsi yang dianggap urgensi/prioritas dan berdampak luas pada kesejateraan
masyarakat, pelestarian lingkungan, struktur ruang wilayah seperti untuk
pengembangan ekonomi, pengembangan dan perlindungan sumber daya alam,
pengembangan pemulihan penduduk, pemulihan bencana, perlindungan lokal, jalan
strategi (Arteri Primer, Sekunder, Kolektor Primer, dan Arteri Sekunder).
Perkembangan perkotaan di Medan memiliki peran yang sangat penting dalam
menentukan arah dan kualitas kehidupan masyarakat. Sebagai salah satu kota terbesar
di Indonesia, Medan menjadi pusat kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya di wilayah
Sumatra Utara. Namun, pertumbuhan yang pesat dan dinamika perkembangan yang
tinggi juga menimbulkan sejumlah tantangan yang perlu diatasi secara bijaksana
melalui perencanaan perkotaan yang holistik. Dalam beberapa dekade terakhir, Medan
telah mengalami perubahan signifikan, termasuk pertumbuhan populasi, perubahan
struktur ekonomi, dan tuntutan akan kualitas lingkungan yang lebih baik. Oleh karena
itu, perencanaan perkotaan yang komprehensif dan berkelanjutan menjadi kunci untuk
menjaga dan meningkatkan kualitas hidup warga kota.
2.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kondisi Delinasi Kota Medan Berdasarkn Faktor Internal dan
eksternalnya?
2. Bagaimana Kecenderungan pergerakan Pembangunan kota Medan?
3. Bagaimana Tipologi Kota Medan?
4. Bagaimana Penetapan Tujuan Kota Medan?
5. Bagaimana Penetapkan Struktur Pusat Kegiatan Kota Medan?
6. Bagaimana Kondisi Jaringan Utilitas Di Kota Medan?
7. Bagaimana Pola Ruang Di Kota Medan?

iv
2.2 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Delinasi Kota Medan Berdasarkan Faktor Internal Dan
Eksternalnya
2. Untuk Mengetahui Kecendrungan Pergerakan Pembangunan Kota Medan
3. Untuk Mengetahui Tipologi Kota Medan
4. Untuk Mengetahui Penetapan Tujuan Kota Medan
5. Untuk Mengetahui Penetapan Struktur Pusat Kegiatan Kota Medan
6. Untuk Mengetahui Kondisi Jaringan Utilitas Dikota Medan
7. Untuk Mengetahui Polar Uang Dikota Medan

v
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.2 Profil Kota Medan
2.1.1 Geografis
Kota Medan memiliki 21 Kecamatan dimana Kecamatan Medan Labuhan
merupakan Kecamatan terluas dengan luas wilayah mencapai 36.67 km2. Kecamatan
Medan Maimun menjadi kecamatan yang terkecil di Kota Medan dengan luas wilayah
hanya 2,98 km2 . dan secara administratif mempunyai batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka
Sebelah Selatan : Kabupaten Deli Serdang
Sebelah Barat : Kabupaten Deli Serdang
Sebelah Timur : Kabupaten Deli Serdang
2.1.2 Topografi
Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah dengan topografi
yang cenderung miring ke Utara dan menjadi tempat pertemuan 2 sungai penting, yaitu
sungai Babura dan sungai Deli. Di samping itu, Kota Medan berada pada ketinggian 2,5
- 37,5 meter di atas permukaan laut.
2.1.3 Klimatologi
Kota Medan termasuk beriklim tropis dengan suhu maksimum pada tahun 2021
mencapai 34,3OC. Jumlah hari hujan di Kota Medan pada tahun 2021 adalah sebanyak
14 dengan rata-rata curah hujan per bulannya 179 mm, lebih banyak dibandingkan tahun
sebelumnya yang hanya 141 mm per bulan. Kelembaban udara di wilayah Kota Medan
rata-rata 78 - 85%. Sementara itu, rata-rata kecepatan angin di Kota Medan pada tahun
2021 adalah sebesar 2,4m/sec, dengan penguapan udara sebesar 108,2 mm.hari.
2.2 Penggunaan Lahan
2.2 Struktur Penduduk
Struktur penduduk meliputi jumlah, persebaran, dan komposisi penduduk yang ada di
kota medan seperti table berikut
N Kecamatan Luas Jumlah Kepadatan Rasio Pertumbuhan
o Wilayah Penduduk penduduk Jenis Penduduk
Klamin
1 Medan 20.68 87,123 4,212.91 97.61 0.95
Tuntungan

vi
2 Medan Johor 14.58 134,656 9,235.67 97.57 1.19
3 Medan 11.19 127,361 11,381.68 97.46 2.01
Amplas
4 Medan 9.05 147,471 16,295.14 97.61 0.22
Denai
5 Medan Area 5.52 99,821 18,083.51 97.61 0.03
6 Medan Kota 5.27 75,063 14,243.45 97.61 0.03
7 Medan 2.98 41,020 13,765.10 97.55 0.07
Maimun
8 Medan 9.01 56,970 6,322.97 97.61 1.01
Polonia
9 Medan Baru 5.84 40,888 7,001.37 97.57 0.05
10 Medan 12.81 108,702 8,485.71 97.61 1.58
Selayang
11 Medan 15.44 116,773 7,563.02 97.61 0.04
Sunggal
12 Medan 13.16 152,806 11,611.40 97.61 0.57
Helvetia
13 Medan 6.82 63,902 9,369.79 97.61 0.03
Petisah
14 Medan Barat 5.33 73,305 13,753.28 97.61 0.05
15 Medan 7.76 112,339 14,476.68 97.61 0.02
Timur
16 Medan 4.09 96,711 23,645.72 97.61 0.06
Perjuangan
17 Medan 7.99 138,348 17,315.14 97.61 0.04
Tembung
18 Medan Deli 20.84 186,255 8,937.38 97.58 1.82
19 Medan 36.67 119,509 3,259.04 97.61 0.92
Labuhan
20 Medan 23.82 169,342 7,109.24 97.38 3.52
Marelan
21 Medan 26.25 98,960 3,769.90 97.61 0.06
Belawan
Kota Medan 265.10 2.247.325 8477.27 97.57 0.85
Dengan nilai rasio jenis kelamin tertinggi sebesar 97,61, terdapat 15
kecamatan di Kota Medan memiliki rasio yang sama. Hal ini memiliki makna
bahwa disetiap 100 penduduk perempuan terdapat 98 penduduk laki-laki.
Sementara itu, kecamatan Medan Amplas merupakan daerah dengan rasio jenis
kelamin paling rendah yaitu sebesar 97,46 yang memiliki makna untuk setiap 100
penduduk perempuan terdapat 97 penduduk laki-laki.

vii
vii
i

Anda mungkin juga menyukai