Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN AKHIR

BAB

Isu Pembangunan dan Pengembangan


Kecamatan Medan Denai
Dalam pengembangan Kecamatan Medan Denai perlu ditelaah peluang dan
tantangan serta potensi dan permasalahan yang ada di Kecamatan Medan Denai
sebagai kekuatan dan kelemahan dalam pelaksanaan pembangunan. Potensi
pengembangan dan permasalahan pembangunan tersebut tidak terlepas dari
kebijakan tata ruang yang lebih makro, dalam hal ini Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kota Medan tahun 2028.
2.1 RTRW Kota Medan
Rencana struktur ruang kota merupakan susunan yang diharapkan dari unsurunsur pembentuk rona lingkungan alam, rona lingkungan sosial, dan rona
lingkungan buatan yang secara hirarkis dan struktural saling berhubungan satu
sama lain, sehingga membentuk tata ruang kota.
Rencana Struktur Wilayah Kota Medan digambarkan dalam bentuk :
1. Arahan Pengembangan dan Distribusi Penduduk yang merupakan perkiraan
jumlah penduduk hingga akhir tahun perencanaan yang selanjutnya
diuraikan dalam rencana pendistribusian untuk setiap kawasan/kecamatan
sesuai dengan daya dukungnya.
2. Rencana Sistem Pusat-Pusat Pelayanan yang merupakan pengembangan
system penyebaran pusat-pusat pelayanan kota yang disusun secara hirarkis
dan terstruktur sesuai dengan arahan dan rencana fungsi masing-masing
pusat.
3. Rencana Sistem Jaringan Transportasi merupakan pengembangan sistem
jaringan yang menggambarkan pola pergerakkan dan penyebaran prasarana
dan saranapenunjangnya.
4. Rencana Sistem Jaringan Utilitas adalah pengembangan sistem jaringan
pelayanan yang memungkinkan kota dapat terlayani secara optimal dengan
memperhatikan arahan pengembangan dan distribusi penduduk, sistem
pusat-pusat pelayanan serta arah pengembangan kota dalam jangka
panjang.
2.1.1.Arahan Pengembangan Dan Distribusi Penduduk
Penyebaran penduduk Kota Medan saat ini tidak merata, terkonsentrasi di
kawasan pusat kota seperti di Kecamatan Medan Kota, Kecamatan Medan
Perjuangan, Kecamatan Medan Maimun, Kecamatan Medan Area dan
Kecamatan

Medan

Tembung.

Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai

Sejalan

dengan

kecenderungan
II -1

LAPORAN AKHIR

perkembangan fisik kota, saat ini perkembangan permukiman mulai


mengarah ke Selatan. Perkembangan permukiman ke arah Selatan perlu
dibatasi mengingat kawasan ini merupakan daerah konservasi. Untuk itu
pada masa yang akan dating perkembangan permukiman diharapkan
akan mengarah ke Utara, seperti Kecamatan Medan Marelan dan
Kecamatan Medan Labuhan.

Beberapa pertimbangan dalam penetapan arahan distribusi penduduk


adalah:
1.

Pertumbuhan penduduk dilihat dari beberapa periode diperoleh


kecenderungan pertumbuhan yang meningkat. Pada periode 1980
sampai tahun 1990 pertumbuhan penduduk rata-rata meningkat
sebesar 1,5% per-tahun, dan pada tahun 1990 sampai dengan tahun
2000 pertumbuhan penduduk meningkat sebesar 1,8% per tahun, dan
periode 2000 sampai dengan tahun 2007 pertumbuhan penduduk
mencapai 2% per tahun.

2 Ketersediaan lahan untuk pengembangan pada setiap kecamatan.


Diperkirakan pertumbuhan penduduk masing-masing kecamatan akan
bervariasi, pada kecamatan di kawasan pusat kota, diperkirakan
penduduknya tidak akan bertambah, karena kepadatan kawasan ini
sudah cukup tinggi dan tidak tersedia lahan untuk pengembangan dan
bahkan kecenderungan kawasan perumahan beralih fungsi untuk
penggunaan komersial.
3 Keberadaan pusatpusat pertumbuhan yang ada seperti pusat sekunder
yang akan dikembangkan merupakan salah satu faktor penarik
perkembangan perumahan ke kawasan tersebut. Kawasan Kecamatan
Medan Marelan dan Medan Amplas merupakan kecamatan yang
paling tinggi tingkat perkembangan penduduknya. Di kawasan ini
banyak tumbuh kompleks perumahan baru.
4 Rencana
kegiatan

pengembangan

pusat-pusat

perekonomian

dan

pegembangan

perdagangan

baru

akan

untuk

menarik

perkembangan kawasan perumahan kekawasan tersebut, seperti


pusat primer utara..
5 Kebijaksanaan pemerintah yang telah ada, dalam menetapkan arah
pengembangan kota.
Berdasarkan pertimbangan diatas dan kondisi masing-masing kecamatan,
maka arahan pengembangan dan strategi distribusi penduduk Kota
Medan adalah sebagai berikut :
a) Pengembangan penduduk diarahkan sesuai rencana struktur ruang
dan pola ruang.

Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai

II -2

LAPORAN AKHIR

b) Pengendalian pertambahan penduduk di kawasan pusat kota, berupa


pembatasan pembangunan perumahan baru pada kawasan tertentu
atau meningkatkan pajak untuk lahan dan bangunan.
c) Mengarahkan perkembangan penduduk ke luar kawasan pusat kota,
yaitu pada kawasan-kawasan yang relatif masih sangat rendah tingkat
kepadatan dan penggunaan lahannya masih banyak berupa lahan
kosong, diawali dengan menyiapkan prasarana/sarana dasar (jalan,
jaringan utilitas serta fasilitas sosial dan fasilitas umum).
Untuk Kecamatan Medan Denai Merupakan kecamatan yang relatif dekat
dengan pusat kota dan sudah berkembang dimana terdapat banyak
kompleks perumahan. Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2028
berjumlah 189.233 jiwa dengan kepadatan sekitar 209 Jiwa/Ha.

Tabel 2.1.
Arahan Distribusi Penduduk Kota Medan Tahun 2028

Kecamatan

o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1

Medan
Medan
Medan
Medan
Medan
Medan
Medan
Medan
Medan
Medan

0
1
1
1
2
1

Luas (Ha)

Tuntungan
Johor
Amplas
Denai
Area
Kota
Maimun
Polonia
Baru
Selayang

Jumlah Penduduk (Jiwa)


2007
2018
2028

2.068
1.458
1.119
905
552
527
298
901
584
1.281

68.817
114.143
113.099
137.443
107.300
82.783
56.821
52.472
43.419
84.148

75.075
140.450
177.147
162.505
102.946
79.719
76.035
65.998
43.489
97.225

81.256
169.592
266.374
189.233
99.141
77.032
99.087
81.298
43.553
110.868

Medan Sunggal

1.544

108.688

118.272

127.717

Medan Helvetia

1.316

142.777

174.140

208.592

Medan Petisah

682

66.890

62.152

58.131

3
1

Medan Barat

533

77.680

65.135

55.497

4
1

Medan Timur

776

111.839

110.121

108.581

5
1

Medan Perjuangan

409

103.809

116.084

128.498

6
1

Medan Tembung

799

139.256

149.319

159.097

7
1

Medan Deli

2.084

147.403

185.392

228.361

8
1

Medan Labuhan

3.667

105.015

141.848

186.433

9
Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai

II -3

LAPORAN AKHIR
2

Medan Marelan

2.382

124.369

231.696

407.907

0
2

Medan Belawan

2.625

94.979

100.939

106.680

26.510

2.083.15

2.475.68

2.992.92

1
Jumlah

Tabel 2.2.
Arahan Kepadatan Penduduk Kota Medan Tahun 2028

Kecamatan

o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1

Medan
Medan
Medan
Medan
Medan
Medan
Medan
Medan
Medan
Medan

0
1
1
1
2
1

Luas (Ha)

Tuntungan
Johor
Amplas
Denai
Area
Kota
Maimun
Polonia
Baru
Selayang

Kepadatan Penduduk (jiwa/Ha)


2007
2018
2028

2.068
1.458
1.119
905
552
527
298
901
584
1.281

33
78
101
152
194
157
191
58
74
66

36
96
158
180
186
151
255
73
74
76

39
116
238
209
180
146
333
90
75
87

Medan Sunggal

1.544

70

77

83

Medan Helvetia

1.316

108

132

159

Medan Petisah

682

98

91

85

3
1

Medan Barat

533

146

122

104

4
1

Medan Timur

776

144

142

140

5
1

Medan Perjuangan

409

254

284

314

6
1

Medan Tembung

799

174

187

199

7
1

Medan Deli

2.084

71

89

110

8
1

Medan Labuhan

3.667

29

39

51

9
2

Medan Marelan

2.382

52

97

171

0
2

Medan Belawan

2.625

36

38

41

26.510

79

93

113

1
Jumlah

2.1.2.Rencana Sistem Pusat Pusat Pelayanan


Terdapat 3 (tiga) teori utama tentang gambaran pola perkembangan kota
yang

selama

kecenderungan

ini

dijadikan

pola

bahan

perkembangan

analisis
suatu

dalam
kota

mengidentifikasi
maupun

dalam

menentukan pola pengembangan kota dimasa mendatang, yaitu :


Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai

II -4

LAPORAN AKHIR

a) Teori Lingkaran Konsentrik (concentric zone theory) yang


dikembangkan oleh Ernest Burgess (1923). Teori ini mengidentifikasi 5
zona penggunaan lahan, yaitu :

Kawasan pusat kegiatan usaha/niaga (central business districtCBD) yang

merupakan pusat kegiatan

Zona transisi yang mencampurkan penggunaan komersial dan


industri

Zona perumahan penduduk berpendapatan rendah

Zona perumahan penduduk berpendapatan sedang

Zona perumahan penduduk commuter

b) Teori Sektor (sector theory) yang dikembangkan oleh Homer Hoyt


(1939) menyatakan bahwa kota-kota tumbuh tidak dalam zona-zona
konsentrik

saja,

tetapi

dalam

sector-sektor

dengan

jenis-jenis

perkembangan yang serupa.


c) Teori Banyak Pusat (multiple nuclei theory) dikembangkan oleh
Chauncy Harris dan Edward Ullman (1945), yang mengemukakan
bahwa pola-pola penggunaan tanah dipandang sebagai serangkaian
pusat, yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda. Setiap
pusat berkembang dari interdependensi ruang dari fungi-fungsi
tertentu.

Gbr. 2.1. Teori-Teori Pola


Perkembangan/Penggunaan Tanah Perkotaan

Berdasarkan teori-teori di atas, terlihat bahwa pola perkembangan/penggunaan


lahan perkotaan Kota Medan lebih mendekati Teori Lingkaran Konsentrik
(concentric zone theory) karena sejak periode tahun 1970-an terjadi perkembangan
yang hanya memusat di pusat kota saja, kemudian berkembang secara merata ke
luar pusat kota.

Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai

II -5

LAPORAN AKHIR

Aplikasi dari teori/konsep tersebut dituangkan dalam bentuk identifikasi


cluster-cluster (kelompok perkembangan yang saling terkait). Clustercluster yang diidentifikasikan dan
diprioritaskan pengembangannya adalah :
a) Cluster Pusat Kota dengan fungsi utama sebagai : pusat perdagangan
dan jasa;
b) Cluster Kawasan Utara dengan fungsi utamanya sebagai: kawasan
industri, Pelabuhan, pariwisata dan perikanan.
Dalam konteks rencana struktur ruang Kota Medan perlu disusun rencana
system pusat-pusat pelayanan yang terdiri Pusat Primer dan Pusat
Sekunder. Pusat Sekunder harus terintegrasi dengan Pusat Primer.
Pengembangan struktur ruang Kota Medan dilakukan dengan beberapa
pertimbangan antara lain:
3.

Mengembangkan kawasan Utara Medan menjadi Kawasan


Strategis Kota (KSK) dengan memperhatikan potensi dan peranan
kawasan utara yang memiliki pelayanan regional dan internasional,
antara lain:

Dengan memperhatikan peran penting Pelabuhan Belawan dalam


pergerakan arus barang dari dan ke wilayah Sumatera Utara yang
melayani sekitar 84,5 % arus masuk dan 77 % arus keluar
Sumatera Utara.

Pelabuhan Belawan merupakan outlet-inlet point utama yang


memegang peranan penting dalam sistem perhubungan laut
antara Sumatera Utara dengan wilayah lainnya;

Dalam

rangka

regional,

mengembangkan

nasional,

dan

perdagangan

internasional

dalam

ditempuh

skala
dengan

meningkatkan kemampuan Pelabuhan Belawan menjadi pelabuhan


Hub Internasional;
4.

Berdasarkan arahan kebijakan Kawasan Perkotaan Mebidangro,


kawasan utara diarahkan sebagai pengembangan:

Pelabuhan

penumpang

internasional,

kawasan

(TOD),
industri,

pelabuhan

laut

pergudangan

peti

dan

kemas

ekspedisi,

Export Processing Zone (EPZ) dan pusat permukiman.

Pusat perdagangan (TOD), pusat pelayanan kawasan industri,


kawasan industri

high technology

(KEK), pusat permukiman

industri, perlindungan kawasan dan bangunan bersejarah, water


front city, dan theme park.
5. Untuk mewujudkan fungsi dan peranan kawasan Utara sebagai
kawasan yang memiliki pelayanan regional dan internasional, maka
perlu adanya suatu pusat pelayanan di utara yang juga memiliki skala

Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai

II -6

LAPORAN AKHIR

pelayanan regional (primer), yang disebut dengan istilah Pusat


Primer Utara;
4.

Sedangkan pusat kota tetap dipertahankan pungsinya sebagai


pusat pelayanan perdagangan dan jasa skala regional.

5. Kawasan ex Polonia seluas 590 ha merupakan kawasan bernilai jual


tinggi

karena

lokasinya

yang

berada

dipusat

kota.

Mengingat

tingginya harga lahan dan lokasinya yang strategis, daerah ini sesuai
untuk dikembangkan sebagai pusat kegiatan kommersial atau untuk
perumahan kelas menengah atau menengah atas dengan kepadatan
tinggi. Disamping bernilai jual tinggi, kawasan ini juga merupakan
paru-paru kota Medan mengingat makin padatnya pembangunan di
dalam Kota Medan sendiri dan kurangnya fasilitas taman dan rekreasi
dalam kota.
Pada lokasi ini akan dibangun dan dikembangkan sebagai pusat
keuangan bertaraf nasional dan regional. Untuk mencapai hal ini
pusat keuangan ini dirancang dengan kombinasi pengembangan
sarana perkantoran, perbelanjaan, konvensi, rekreasi dan hiburan
sehingga menjadi pusat baru yang hidup dan menarik (CBD). Pada
kawasan

ini

dapat

juga

dikembangkan

kawasan

perkantoran

Pemerintahan Provinsi dan Pemerintah Kota untuk mengurangi arus


pergerakkan

menuju

ke

Kawasan

Pusat

Kota

dan

sekaligus

mempermudah akses penduduk untuk memperoleh pelayanan di satu


kawasan.
6. Pada wilayah pusat kota dan CBD Polonia yang juga memiliki
pelayanan regional juga akan dilayani oleh satu pusat pelayanan
regional yang wilayah pelayanannya lebih besar dari Pusat Primer
Utara, yang disebut dengan Pusat Primer Pusat Kota;
7.

Dengan demikian maka di Kota Medan akan memilikin dua


pusat primer, 1 (satu) pusat primer di utara dan 1 (satu) pusat primer
di Pusat Kota (CBD Polonia)

8.

Untuk menghubungkan wilayah Utara (Pusat Primer Utara) dan


wilayah Pusat Kota (Pusat Primer Pusat Kota) akan dikembangkan
transportasi Multimoda.

A. Rencana Pembagian Bagian Wilayah Kota (BWK)


Wilayah Kota Medan dibagi menjadi 9 (sembilan) Bagian Wilayah Kota
(BWK). Antara lain sebagai berikut :
1

BWK Belawan terdiri dari Kecamatan Medan Belawan.

BWK Medan Labuhan terdiri dari Kecamatan Medan Labuhan.

BWK Medan Marelan, terdiri dari Kecamatan Medan Marelan.

BWK Medan Perjuangan terdiri; Kecamatan Medan Perjuangan, dan


Kecamatan Medan Tembung.

Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai

II -7

LAPORAN AKHIR

5. BWK Medan Area terdiri dari Kecamatan Medan Area, Kecamatan


Medan Kota (kecuali Kelurahan Pusat Pasar, Pasar Baru dan
Kelurahan Mesjid. Ketiga kelurahan tersebut masuk kedalam BWK
Pusat Kota), Kecamatan Medan Denai, dan Kecamatan Medan
Amplas.
6. BWK Pusat Kota terdiri dari; Kecamatan Medan Polonia; Kecamatan
Medan Maimun; Kelurahan Darat dan Petisah Hulu (Kecamatan
Medan Baru); Kelurahan Petisah Tengah dan Sekip (Kecamatan
Medan Petisah); Kelurahan Kesawan dan Silalas (Kecamatan Medan
Barat); Kelurahan Persiapan Perintis dan Gang Buntu (Kecamatan
Medan Timur); Kelurahan Pusat Pasar, Pasar Baru dan Kelurahan
Mesjid (Kecamatan Medan Kota)
7. BWK Medan Helvetia, terdiri dari; Kecamatan Medan Helvetia,
Kecamatan Medan Petisah (kecuali Kelurahan Petisah Tengah dan
Sekip. Kedua kelurahan tersebut masuk dalam BWK Pusat Kota);
Kecamatan Medan Sunggal.
8. BWK Medan Selayang terdiri dari; Kecamatan Medan Tuntungan,
Kecamatan Medan Baru (kecuali Kelurahan Darat dan Petisah Hulu.
Kedua

kelurahan

tersebut

masuk

dalam

BWK

Pusat

Kota);

Kecamatan Medan Selayang, dan Kecamatan Medan Johor.


9. BWK Medan Timur terdiri dari; Kecamatan Medan Deli, Kecamatan
Medan Timur (kecuali Kelurahan Persiapan Perintis dan Gang
Buntu. Kedua kelurahan tersebut masuk dalam BWK Pusat Kota);
Kecamatan Medan Barat (kecuali Kelurahan Kesawan dan Silalas.
Kedua kelurahan tersebut masuk dalam BWK Pusat Kota)
B. Rencana Sistem Pusat Pusat Pelayanan
Sistem pusat pelayanan Kota Medan direncanakan terdiri atas 2 (dua)
pusat primer, yaitu satu Pusat Primer di Utara dan 1 (satu) Pusat
Primer di Pusat Kota dan didukung oleh 8 (delapan) Pusat Sekunder
sebagai Pusat-pusat BWK. Adanya dua pusat ini dimaksudkan untuk
lebih

mendorong

perkembangan

kota

ke

arah

utara

agar

perkembangan kota antara bagian selatan dan utara dapat lebih


merata. Pengembangan Pusat Primer Utara juga merupakan upaya
untuk mengurangi ketergantungan yang sangat tinggi terhadap Inti
Pusat Kota Medan.
Pengembangan pusat - pusat sekunder pada setiap Bagian Wilayah
Kota (BWK) berfungsi sebagai penyangga dua pusat primer dan
meratakan pelayanan pada skala bagian wilayah kota. Penyebaran
pusat sekunder juga dimaksudkan untuk mendukung keserasian
perkembangan kegiatan pembangunan antar bagian wilayah kota.

Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai

II -8

LAPORAN AKHIR

Dengan demikian maka setiap BWK atau Pusat BWK berpungsi


sebagai Pusat Sekunder.
Arahan lokasi dari masing-masing pusat sekunder dan pusat primer
ditetapkan sebagai berikut:
1

Memiliki kegiatan ekonomi yang ditandai dengan adanya kegiatan


jasa dan perdagangan;

9840'

9835'

Memiliki aksesibilitas yang cukup tinggi, seperti berada pada jalur

Legenda :

jalan arteri dan kolektor, jalan lingkar, jalan tol, dan stasiun kereta

Keterangan :

K o ta

api;

Me da n

K a b . D e li S e r d a n g

%
nilai-nilai
x

Eksisting
[3 Stasiun
Kawasan

yang

Pusat Pelayanan

kota/permukiman

Pusat Primer

memiliki
lama,

bekas

historis,

wilayah

seperti:

Pet a Ind eks

kesultanan

Deli,

Pusat Sekunder

Belanda dan lain sebagainya;

%
#

Penggunaan lahan eksisting yangx mendukung fungsi kegiatan;


P US AT P RIM E R
BE L AW AN

Batas Administrasi
Batas Kota
Batas Kecamatan
Batas Kelurahan
Rel KA
Sungai

Rencana Jalan Elak


Sebelah Utara Medan

02 45'

0245'

perkebunan tembakau Belanda, permukiman pribumi di jaman

Rencana Hirarki Jalan


Jalan Arteri Primer
Jalan Arteri Sekunder
Jalan Kolektor Sekunder

Potensi pengembangan kawasan dan memiliki ketersediaan lahan


pengembangan;

x
Komitmen Pemda, berupa kebijakan
yang ada terhadap kawasan.

Pembagian BWK

Belawan
Pusat Kota
Medan Marelan
Medan Labuhan
Medan Timur
Medan Perjuangan
Medan Helvetia
Medan Selayang
Medan Area

Kota Medan
x

Gambar 2.2
Rencana Pusat Pusat Pelayanan Kota Medan

02 40'

024 0'

BW K
BW K
BW K
BW K
BW K
BW K
BW K
BW K
BW K

Kab. Deli Serdang

Rencana Jalan Tol


(Medan - Binjai)

Rencana Jalan Elak


Sebelah Timur (By Pass)

Ke B injai

02 35'

0235'

Ke
Bata ng Ku is

%
#

PU S AT PR IM E R
C B D P OL ON IA

Ke
Lu b u k P ak a m /
Te b ing T in g g i

Sk a la 1:1 0 0 0 0 0
E

0.7

0.7

1. 4

K ilo m et e rs

BA DA N P ER EN C AN A A N D A N PE MB AN GU N A N D A ER A H
PEM ER IN TA H KOT A M ED A N

Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai


Sum be r : H asil R en can a

Ke S ibola ngit
BR AST AG I

9840'

9835'

KOTA

MEDAN

02 30'

0 230'

GA MB A R : 5.3
STR U KTU R A LTER N A TIF III
N

II -9

LAPORAN AKHIR

Berdasarkan arahan diatas maka lokasi-lokasi Pusat Primer dan Pusat


Sekunder di Kota Medan dapat diarahkan sebagai berikut:
1

Pusat Primer Utara, terletak di antara Kecamatan Medan Labuhan


dan Medan Marelan, tepatnya disekitar Mesjid Raya Labuhan,
Kelurahan Pekan Labuhan.

Pusat Primer di Pusat Kota, meliputi 7 (tujuh Kecamatan) di Pusat


Kota Medan antara lain:

Kecamatan Medan Polonia;

Kecamatan Medan Maimun;

Kecamatan Medan Baru (Kelurahan Darat dan Petisah Hulu);

Kecamatan Medan Petisah (Kelurahan Petisah Tengah dan


Sekip);

Kecamatan Medan Barat (Kelurahan Kesawan dan Silalas);

Kecamatan Medan Timur (Kelurahan Persiapan Perintis dan


Gang Buntu);

Kecamatan Medan Kota (Kelurahan Pusat Pasar, Pasar Baru dan


Kelurahan Mesjid).

Pusat Sekunder Belawan terletak di Kecamatan Medan Belawan,


tepatnya di Kelurahan Belawan Lama.

Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai


-10

II

LAPORAN AKHIR

Pusat Sekunder Medan Labuhan, terletak di Kecamatan Medan


Labuhan, tepatnya di persimpangan jalan Marelan Raya dan Jalan
Yos Sudarso, diantara Kelurahan Pekan Labuhan dengan Kelurahan
Martubung;

Pusat Sekunder Medan Marelan, terletak di Kecamatan Medan


Marelan, tepatnya dipersimpangan Jalan Marelan Raya dan Jalan
Rahmad Budin (Kelurahan Terjun);

Pusat Sekunder Medan Perjuangan, terletak di Kecamatan Medan


Tembung tepatnya disekitar aksara;

Pusat Sekunder Medan Area, terletak di Kecamatan Medan Amplas


tepatnya di sekitar persimpangan terminal Amplas, Kelurahan
Timbang Deli;

Pusat Sekunder Medan Helvetia, terletak di antara Kecamatan


Medan Helvetia dan Kecamatan Medan Petisah tepatnya di
Gaperta;

Pusat Sekunder Medan Selayang, terletak di Kecamatan Medan


Selayang tepatnya di sekitar simpang Pemda;

10 Pusat Sekunder Medan Timur, terletak Kecamatan Medan Timur


tepatnya disekitar Pulo Brayan;

Tabel 2.3
Rencana Struktur Pusat Pelayanan Kota Medan Tahun 2028
NO.
1

PUSAT
PELAYANAN
Pusat Primer Utara

FUNGSI
Pusat kegiatan jasa dan perdagangan
regional
Pusat pelayanan transportasi (TOD)
Pusat kegiatan sosial dan budaya

Kota Medan
Provinsi
Sumatera
Utara

Pusat Primer Pusat

Pusat kegiatan industri


Ppusat kegiatan perdagangan/bisnis

Regional

Kota

Pusat kegiatan jasa dan kegiatan

Provinsi

pemerintah provinsi dan kota


Pusat pelayanan ekonomi
3

SKALA

Pusat Sekunder

Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai


-11

Pusat pelayanan transportasi

Kota Medan
Sumatera
Utara
International
Kota Medan
II

LAPORAN AKHIR
NO.

PUSAT

FUNGSI

PELAYANAN
Medan Belawan

SKALA
Provinsi

(laut)

Pusat kegiatan bongkar-muat

Sumatera

dan impor-ekspor

Pusat Sekunder

Pusat kegiatan industri

Pusat kegiatan perikanan


Pusat kegiatan jasa dan

Medan Labuhan

Utara

perdagangan

Pusat Sekunder

Pusat pelayanan transportasi

Pusat pelayanan kesehatan


Pusat kegiatan perdagangan dan

kebutuhan pokok (pasar induk)

Pusat Sekunder

Pusat kegiatan rekreasi dan

Medan Perjuangan
7

Kabupat
en Deli

Serdang
Bagian Wilayah

Pusat kegiatan

Kota

perdagangan/bisnis

Pusat pelayanan olahraga


Pusat pelayanan ekonomi

Pusat pelayanan transportasi


Pusat pelayanan ekonomi

Kota

Pusat Sekunder
Medan Helvetia

Pusat pelayanan transportasi

Kota

Pusat Sekunder
Medan Area

Bagian
Wilayah Kota

wisata
6

Bagian
Wilayah Kota

Medan Marelan

Internat
ional

Bagian Wilayah
Bagian Wilayah

wilayah bagian barat


9

Pusat Sekunder
Medan Selayang

10

Pusat kegiatan social budaya


Pusat kegiatan

Kota

perdagangan/bisnis

Pusat Sekunder
Medan Timur

Pendidikan
Pusat kegiatan

Bagian Wilayah
Kota

perdagangan/bisnis

Bagian Wilayah

Pusat pelayanan transportasi


(TOD)

Pusat kegiatan social-budaya

Sumber : RTRW Kota Medan Tahun 2028.

2.1.3.Rencana Sistem Jaringan Transportasi


Pengembangan

sistem

jaringan

transportasi

diarahkan

untuk

meningkatkan aksesibilitas penduduk, pelaku pembangunan dan pelaku


ekonomi terhadap pusat-pusat kegiatan produksi atau pusat-pusat
pelayanan dan pemasaran, baik yang berada di dalam maupun di luar
wilayah Kota Medan yang dilakukan dengan cara meningkatkan dan
mengembangkan prasarana dan sarana transportasi darat, laut, dan
udara. Sistem jaringan transportasi Kota Medan yang direncanakan
mencakup

Sistem

Jaringan

Transportasi

Darat,

Sistem

Jaringan

Transportasi Udara dan Sistem Jaringan Transportasi Laut. Ketiga sistem


jaringan tersebut akan sangat menentukan struktur dan pola ruang Kota
Medan

sampai

menentukan

dengan

dalam

tahun

2028,

pembentukan

karena

struktur

faktor

kota

yang

adalah

paling
jaringan

transportasi, khususnya jaringan transportasi berupa jaringan jalan raya


Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai
-12

II

LAPORAN AKHIR

dan jaringan jalan kereta api. Sedangkan sistem jaringan transportasi


udara dan laut lebih terkait kepada sistem perpindahan antar moda
transportasi.
Tujuan pengembangan sistem jaringan transportasi Kota Medan, adalah
untuk :

Meningkatkan aksessibilitas dan mobilitas orang, barang dan jasa dari


dan ke Pusat Primar, Pusat Sekunder dan pusat-pusat lingkungan;

Memperkuat interaksi antar pusat-pusat perkembangan/pelayanan di


wilayah Kota Medan dan ke wilayah-wilayah sekitarnya (Mebidangro)
agar dapat tercipta sinergi perkembangan wilayah,

Meningkatkan

pertumbuhan

ekonomi

wilayah

dan

mewujudkan

pemerataan pembangunan.
A. Angkutan Jalan Raya
Rencana angkutan jalan raya, terdiri dari rencana jaringan jalan,
terminal, trayek angkutan umum, jalur pejalan kaki dan jalur/ruang
untuk evakuasi. Secara ringkar dapat diuraikan sebagai berikut :

Rencana dan Fungsi Jaringan Jalan


Pengembangan sistem jaringan jalan di wilayah Kota Medan
didasari oleh kebijaksanaan RTRW Nasional, RTR Pulau Sumatera,
RTRW

Provinsi

Sumatera

Utara,

RTR

Kawasan

Perkotaan

Mebidangro, sistem jaringan jalan eksisting, pola pemanfaatan


ruang dan sebaran pusat-pusat pelayanan kegiatan kota. Jaringan
jalan yang direncanakan pengembangannya adalah :
1) Jalan Arteri Primer
Fungsi Jalan Arteri Primer terhadap transportasi Kota Medan
adalah jalan-jalan yang menghubungkan kota tersebut dengan
kota-kota besar lainnya (ibukota provinsi), atau ruas-ruas jalan
yang menghubungkan antara satu kawasan andalan dengan
kawasan andalan lainnya dalam satu provinsi, atau ruas-ruas
jalan yang menghubungkan antara Pusat Primer dan Pusat
Primar lainnya dalam wilayah Kota Medan. Ruas jalan yang akan
ditetapkan sebagai jalan arteri Primer antara lain:

Jalan lingkar luar, yaitu meliputi ruas : Jalan Tritura, Jalan A.H
Nasution, Jalan Ngumban Surbakti, Jalan Gagak Hitam
(Simpang Setia Budi Pondok Kelapa), Jalan Asrama, Jalan
Kapten

Sumarsono,

Jalan

Cemara,

Jalan

Jamin

Ginting

(Simpang Pos-ke arah Berasyagi), dan Jalan Yos Sudarso (Fly


Over hingga Belawan). Lebar jalan yang direncanakan
minimal 33 meter dengan Garis Sempadan Bangunan (GSB)
sekitar 18 meter.

Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai


-13

II

LAPORAN AKHIR

Jalan lingkar luar paling luar, yaitu meliputi ruas : Jalan


Rahmad Buddin, Jalan Kelambir Lima, Jalan Pinang Baris,
Jalan Terusan Pinang Baris (Pinang Baris Simpang Melati)
dan Jalan Plamboyan Raya. Lebar jalan yang direncanakan
minimal 26 meter dengan Garis Sempadan Bangunan (GSB)
sekitar 14 meter.

Jalan penghubung yaitu meliputi ruas :


-

Jalan Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa (Belmera). Lebar


jalan yang direncanakan minimal 100 meter dengan Garis
Sempadan Bangunan (GSB) sekitar 52 meter.

Rencana Jalan Tol Medan Binjai. Lebar jalan yang


direncanakan minimal 50 meter dengan Garis Sempadan
Bangunan (GSB) sekitar 26 meter.

Rencana Jalan Lingkar Luar Paling Luar bagian selatan


(jalan

perbatasan

Kota

Medan)

yaitu

meliputi

ruas:

Simpang Kuala Bekala, Jalan Bunga Rampai 3, Jalan Bunga


Rampai, Jalan Stasiun, Jalan Bajak II, Jalan Sumber Utama
2, Jalan Supir, dan Jalan Bendungan. Lebar jalan yang
direncanakan minimal 26 meter dengan Garis Sempadan
Bangunan (GSB) sekitar 14 meter.
2) Jalan Arteri Sekunder
Fungsi Jalan Arteri Sekunder terhadap transportasi Kota Medan
adalah jalan-jalan yang dapat berfungsi sebagai jalur pengalih
arus lalu lintas angkutan utama yang menuju ke dan dari Kota
Medan untuk mengurangi beban jalan Arteri Primer dan
kepadatan lalu-lintas di dalam kota. Selain itu berfungsi juga
melayani pergerakan dari Pusat Primer ke Pusat Sekunder. Jalan
ini terkoneksi ke sistem pelayanan jalan arteri primer dan jalan
kolektor sekunder sebagai bagian dari kerangka jalan utama
wilayah kota. Ruas jalan yang akan ditetapkan sebagai jalan
Arteri Sekunder, yaitu: Jalan Marelan Raya dan Jalan Sicanang.
Lebar jalan yang direncanakan minimal 26 meter dengan Garis
Sempadan Bangunan (GSB) sekitar 14 meter.
3) Jalan Kolektor Primer
Fungsi Jalan Kolektor Primer terhadap transportasi Kota Medan
adalah ruas-ruas jalan yang melayani pergerakan dari Pusat
Primer ke Pusat Sekunder maupun. Jalan ini terkoneksi ke
sistem pelayanan jalan kolektor primer dan arteri sekunder.
Ruas jalan yang akan ditetapkan sebagai jalan Arteri Sekunder
antara lain: Jalan Brigjen Katamso dan Jalan Letda Sujono. Lebar
jalan yang direncanakan minimal 26 meter dengan Garis
Sempadan Bangunan (GSB) sekitar 14 meter.
Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai
-14

II

LAPORAN AKHIR

4) Jalan Kolektor Sekunder


Fungsi Jalan Kolektor Sekunder terhadap transportasi Kota Medan
adalah ruas-ruas jalan yang melayani pergerakan dari pusat
sekunder dengan pusat sekunder lainnya. Ruas jalan yang akan
ditetapkan sebagai jalan Kolektor Sekunder antara lain: Jalan
Pancing dan Jalan Sunggal. Lebar jalan yang direncanakan
minimal 33 meter dengan Garis Sempadan Bangunan (GSB)
sekitar 18 meter;
Jalan Tengku Amir Hamzah, Jalan Bambu, Jalan Pelita II, Jalan
Bangau, Jalan Suka Ria, Jalan A.R Hakim, Jalan Halat, Jalan
Juanda, Jalan Mongonsidi, Jalan Jamin Ginting (Simpang Dr.
Mansyur Simpang Pos), Jalan Rawe, Jalan Kasuari, Jalan Kawat 4,
dan Jalan Alfaka 7. Lebar jalan yang direncanakan minimal 26
meter dengan Garis Sempadan Bangunan (GSB) sekitar 14 meter.
Jalan Dr Mansyur, Jalan Setia Budi (Simpang Dr. MansyurSimpang Batang Hari), dan Jalan Kapten Muslim. Lebar jalan yang
direncanakan

minimal

20

meter

dengan

Garis

Sempadan

Bangunan (GSB) sekitar 12 meter;


Tabel 2.4
Rencana dan Fungsi Jaringan Jalan Kota Medan

Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai


-15

II

LAPORAN AKHIR

KOTA MEDAN
Kel. Belawan-1

Pt.Ar ibh a wa na Uta ma

Kel. Bagan Deli


G g. 3
G g. 4

Kel. Belawan-2

G g. 6
Gg .7

Kec Medan Belawan

Kel. Belawan Bahari

Kel. Belawan Bahagia


l.
J
T
n
a
a
h

Kel. Belawan Sicanang

Kel. Nelayan Indah

Kel. Pekan Labuhan Deli

Kel.labuhan Deli

Gambar 2.3
Jl .Sim p an g Se ru ai

KABUPATEN

DELI SERDANG
Rencana Jaringan Jalan
Kota Medan
Kel. Sei Mati

Kec. Medan Labuhan

Kel. Paya Pasir

G g. 3A

Kel.martubung

Kel.rengas Pulau

J l. Mar ela n I

Jl .Mo el Anw ar

KABUPATEN
DELI SERDANG

Kec. Medan Marelan

Kel. Terjun

Kel. Besar

J l. Mah ar an i4

Jl .Ma re lan 9

Jl .Pa sa rI R2l

Kel. Tanah Enam Ratus


Kel. Titi Papan

Kel. Tangkahan

G g. Mu sya lah

KABUPATEN
DELI SERDANG

J
.P
l
e
k
r
e
u
b
a
n
n

J
.P
l
e
k
r
e
u
b
a
n
n

G g.B ak ti

J l. Pe ru n g u

G g. Ke luar ga

Kel. Kota Bangun

J l. Ku n ing a n

G g. Se hati

J l. Meb el

Kel. Mabar

Pe rke b un an

Kec. Medan Deli

J l. Mab ar

Pe rke b un an

J l. Tim a h
J l. Tim a h

G g. Su kare la

J AL ANPERKEBU


Gg .R uk n

l.
J
T
lo
e

Kel. Mabar Hili r

Kel. Tanjung Muli a

Kel. Tanjung Mulia Hilir

G
.K
g
en
ag
a



Kel. Pulau Brayan Bengkel Lama

Jl .Ge sik Agu n g

J l. De li In da h
J l. D. In d ah 8

Kel. Pulau Brayan Bengkel Baru

J l. Ge s ik Ag u ng

Jl .D. In da h3
Jl .D. In da h4

Kel. Pulau Brayan Darat 2


Kelurahan Pulau Brayan Kota

Kec. Medan Timur


Kel. Pulau Brayan Darat 1

Kel. Indra Kasih


Jl .Pe nd id ika n

g.
G
K
ua
l
e
g
r

l.
J
S
e
a
i
t
J
d
a
i

Kelurahan Karang Berombak


Kel. Glugur Darat 1
Kelurahan Glugur Kota

Kel. Sidorejo Hili r


Kel. Tegalrejo

J l. Pe n am p un ga n

Kel. Helvetia Timur

J l. Pe n am p un ga n

G
.M
g
ul
o
y

Jl .Tre mpu lin g

G
.S
g
el
m
a
t
a

G g.M es jid

g.
G
M
yo
l
u

Jl .Da hli a6
Jl .Da hli a7

J l. Am b ai

Jl .S E S E R
Jl .Per sa tu an

Jl .Ce mp a ka

J l. Mela ti 4
J l. Mela ti 3
J l. Mela ti 2
Jl .Me lat i1

J l. Pe rs at ua n

Kel. Glugur Darat 2

J
.N
l
u
s
a
n
I
a
d
h
a
R
a
y

J l. Pe rs at ua n

Kel. Helvetia Tengah

Jl .Sul uh

J l. Se s er

Kel. Sidorejo

JL .S u luh

J l. Be la t

G g. Dam ai

Kel. Sei Agul

L or on g 3

g.
G
S
ng
a
i
un
g

J l. Ka n til

Kel. Persiapan Perintis


Kel. Sidodadi

Kel. Sekip

Kel. Sei Putih Timur 2

Kel. Bandar Selamat

Kel. Sei Kerah Hilir - 2

Kel. Sei Putih Tengah


Kel. Sei Putih Barat

Kel. Pandau Hulu 1


g.
G
B
ne
i
h
a
k

Kel. Sei Sikambing C. I I

Kec. Medan Petisah

Kelurahan Simp.Tanjung

Jl .Puk a tBan tin g 4

Kel. Kesawan
Kel. Gang Buntu

G g.M es jid

Kel. Pahlawan
Kel. Pandau Hilir

Kel. Pusat Pasar

Kel. Bantan
Jl .Cit ra Sari

J l. Mus tik a

Kel. Petisah Tengah

Kel. Sikambing D

Kel. Tembung

Kec. Medan Tembung

Kel. Bantan Timur

Kel. Sei Kerah Hulu

G
.I
g
an
t
n

Gg .S ad r

Kelurahan Lalang

Kel. Sei Kerah Hilir - 1

Kel. Sidorame Barat-1

J l. Ba k tiL uh u r

g.
G
M
i a
t
u
r

g.
G
i z
R
i
k

Kec. Medan Perjuangan


Kel. Gaharu

Kel. Sei Putih Timur 1


Kel. Dwi Kora

Kel. Sidorame Barat-2

Kel. Silalas

Jl .Per ku tu t

Jl .Se tia L uh ur
J l. Pe rh u bu ng an

Kelurahan Cinta Damai

Kel. Sidorame Timur


Gg .M elin jo

g.
G
A
r
u
k

g.
G
R
kn
u

G
.S
g
ek
t
a

Kec. Medan Barat

Kel. Durian

g.
G
Ja
m
t
u
r

Kel. Helvetia

g.
G
T
ad
l
e
n
a

Kel. Tanjung Gusta

Jl .Puk a tBan tin g 3

Kel. Pandau Hulu 2

Kel. Tegal Sari Mandala 1


Kel. Sei Rengas 2
Kel. Suka Ramai 2 Kel. Tegal Sari Mandala 2
Ga ng 2 (a s ia Ray a)

Kelurahan Sei Sekambing

Kec. Medan Kota

Kel. Pasar Baru


Kel. Sei Rengas Permata
Kel. Sei Rengas 1
Kel. Tegal Sari 1

Kel. Peti sah Hulu

Kel. Babura

Kel. Alur
Kel. Mesjid

Kel. Hamdan

Kel. Tegal Sari 1

Kel. Kota Matsum 1

Kel. Kota Matsum 3

J l. Ra wa

Kel. Tegal Sari Mandala 3

Kec. Medan Area

Jl .Pu ri

Jl .J E R M A L 3

G g. Se kola h

Kel. Tegal Sari 3


Kel. Suka Ramai 1

G
.J
g
ba
a
t

J l. Se i Pu tih B

G
G
.
g
E
E
R
JA

G
g
3
.

Kelurahan Babura
J l. In tis ar i

Kel. Denai
G
P
.
g
E
A
K
N
A
T
N

J l. se iKa pu as

G g. Su kuH ati

Kelurahan Tanjung Rejo


J
.K
l
u
n
t
i
y

Kelurahan Sunggal

Kel. Jati

Kel. Darat

Kel. Kota Matsum2

Kel. Angrung
J l. Ju an da . I

l.
J
S
u
e
p
o
n

Jl .WR Mo ng on s id

J l. Ta man Pa hla wan I


Lo r 10

J l. Ta man Pa hla wan 2

Jl .J ua nd a .3

J l. Ta man Pa hla wan 3

Kel. Sukaraja
Kel. Pasar Merah Barat

Kec. Medan Baru Kec. Medan Maimun


Kel. Sei Mati

Jl .J AT I 2

Kec. Medan Denai

Jl .Me ra nt i

G
g
S
.
ku
u
y
r
G
.S
g
en
sa
o
t

Gg .M ah oni

J l. Pe la ja r

Kec. Medan Polonia


Kel. Suka Damai

G
l u
.
g
hr

Kel. Binjai

Kel. Medan Tenggara

Kel. Sudirejo 1
Kel. Kampung Baru

Jl .Ab du lHa kim


Jl .Ab du lHa kim

Kelurahan Tangjung Sari

G g. PE N DI D IK AN

Gg .K ary a2

Jl .Pe lop o r

Kel. Padang Bulan

Kel. Pasar Merah Timur

Gg .K ary aI

Kel. Teladan BarKel.at Teladan Tim ur

Kel. Polonia

Kelurahan Selayang I

G
.M
g
i n
g
a

Jn . Mon go ns id i3
J n. Mo ng on s id 2
Jn . Mon go ns id iI

Kel. Asam Kumbang

Kel. Tegal Sari 2

J n. Mo ng on s id 4

Kelurahan Merdeka

Jl .Aba d i

Jl .Ra wa Ca ng ku k 3

Kel. Kota Matsum4

Jl .Pin tu Air

Kel. Sitirejo 1

J l. Dr .So fy an
Gg .A pros

Jl .Be rdi ka ri

Kel. Sudirejo 2

J l. Ha rm o ni ka
J l. Ke miri 2
Jl .Pip aI

G g. Pal em
Gg .B unt

Jl .Bak ti Lu b is

Kelurahan Selayang 2
Kel. Titi Rante
Gg .S eha ti

Kel. Sitirejo 2

J l. Bu n ga Wij ay a Ku su ma

J l. Se mba d a6

J l. Se mba d a

G
m
.
g
j i
s
e
d

Jl .Bu ngJl a.BuMawng ara 20Maw ar 19

Jl .Bu ng a Maw ar 19

Desa Marindal2

G
H
.
g
A
M
R
O
N
S
I

Jl .Ke lua rg a

Kel. Beringin

G g. Su bur 2

Jl .Ke lua rg a

J
A
L
A
N
K
A
R
Y
A
T
A
M
A

Gg .S ub ur2

Kabupaten Deli Serdang

Kel. Harjosari I

Kelurahan Simpakata

Kec. Medan Amplas

J
.S
L
T
M

G
.T
g
ar
an
g
i
a
t

g.
G
B
ng
u
aS
ed
pM
a
l a
a
m
A
8

l.
J
B
u
g
n
a
e
S
d
p
a
M
a
m
a
l
5

G
.S
g
ed
pM
a
m
l
a
A
7

G
.S
g
ed
pM
a
m
l
a
B
6

J l. M E L A T I1

Jl .Ce mp a ka Bar u

g.
G
B
ng
u
aS
ed
pM
a
l a
a
m
B
8

J l. Ka ry a Bud iDa lam

J
.S
l
e
d
p
a
M
a
m
a
l
8
b

l.
J
S
e
a
d
p
ro
T
m
p
t
e

J
.S
l
e
d
p
a
M
a
m
a
l
A
8

J
.P
l
a
b
k
i
r
K
p
a
r
u

a
J
a
l
n
a
R
h
rj
a
a

Kel. Tanjung Selamat

Kel. Amplas

Kel. Sarirejo

Jl .Se mb a da V

J l. Ka ry a Sem b ad a

Kel. Sitirejo 3

J l. Pe rb a ta sa n Ba ra t J l. Pe rb a tas an

J l. Se mba d a7

Jl .Se mb a da 9 Jl .Ka rya Se mb a da

Jl .Bu ng a Maw ar 21

g.
G
H
as
r
o

Gg .S uka

Kec Medan Selayang

J l. Ka ry a Ja sa

Gg .Da mai
Sed ap Ma lam 9
Jl .Ka rya Ta ni

Jl .Ka rya Ta ni

Jl .Ka rya Ta ni

Kel. TimbangKel.DelTimi bang Deli

Kel. Pangkalan Mansyur


Jl .Ka rya Amal

Kel. Harjosari 2

Kel. Titi Kuning Kel. Sukamaju

Kel. Bangun Mulia

Kec. Medan Johor

Kel. Simpang Selayang

J l. Jo h or In da h Ra ya

Kel. Kwala Bekala


Jl .J oh o rI nd ah Ray a

Kec. Medan Tuntungan


Kel. Namo Gajah
Kel. Kemenangan Tani

Kel. Gedung Johor

Kel. Kedai Durian

Kel. Mangga

Kel. Lau Cih

Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan MedanKABUPATENDenai


DELI SERDANG
-16
Kel. Sidomulyo

II

Kel. Simalingkar.B

Kel. Baru Ladang Bambu

PROPIN SI SUMATERA UTARA

PEMERINTAH KOTA MEDAN

PETA DASAR KOTA MEDAN

K e La ng sa

BADAN PERENCANAAN DAN


PEMBANGUNAN DAERAH

26'

SKALA 1 : 20.000

NA NG ROE A CE H
DAR USS A LAM

30'

DATA DASAR
U
a
t
ra
P
e
ta

0 200 400 600 800 1000

P ROP . RI AU

2000

FOTO UDARAPEMOTRETANTAHUN 2005


DIPER IKSA :
DISETUJUI :

Arah Utara

HA K C IP T A
Deklinas i Magnit
P ROP . SU MA TE RA B AR AT

: 0 04' B

Perubahan ti aptahun bert ambah: 0 01' B


Convergensi Meridien

: 0 26' T

Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah


Kota Medan 2007

LAPORAN AKHIR

Gambar 2.4
Rencana Fungsi Jalan Kota Medan

Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai


-17

II

LAPORAN AKHIR

Terminal
Rencana

pengembangan

sistem

terminal

ialah

dengan

membangun terminal terpadu di CBD Polonia yang terintegrasi


dengan stasiun Kereta Api dan terminal-terminal kelas A yang telah
ada seperti Terminal Amplas, Terminal Belawan, Terminal Pinang
Baris dan Terminal W. Iskandar. Untuk mendukung pengembangan
kawasan Utara, maka pada Pusat Primer Utara juga akan dibangun
sebuah terminal yang terintegrasi dengan Stasin Kereta Api, yaitu
terminal Labuhan. Tujuannya adalah untuk mendukung pergerakan
orang dan barang dari Medan dan wilayah sekitarnya. Untuk
terminal penumpang akan dikembangkan terminal barang dan peti
kemas yang diarahkan di Belawan dan Kecamatan Labuhan. Selain
itu juga akan direncanakan adanya Terminal Sayur yang diarahkan
pengembangannya pada Bagian Selatan Kota, yaitu di Kecamatan
Medan Tuntungan (Kelurahan Ladang Bambu).

Trayek Angkutan Umum


Pengembangan

angkutan

umum

yang

direncanakan

untuk

mendukung pengembangan transportasi multimoda, sehingga


angkutan umum berfungsi sebagai feeder terhadap moda yang
lainnya. Sistem angkutan umum yang dikembangkan sedapat
mungkin memiliki frekuensi pelayanan yang tinggi, sehingga yang
dikembangkan adalah halte.

Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai


-18

II

LAPORAN AKHIR

Penataan rute angkutan umum dalam rangka meningkatkan


distribusi pelayanan serta efisiensi penggunaan jalan adalah
sebagai berikut:
1

Memisahkan antara moda angkutan dalam kota dan luar kota.


Moda angkutan luar kota (AKAP dan AKDP) tidak diijinkan
memasuki pusat kota. Bagi Bus AKAP dan AKDP yang melintasi
Kota Medan hanya diijinkan melintasi pada jalan Lingkar Luar,
yaitu jalan Tritura, Jalan AH Nasution dan Jalan Ngumban
Surbakti.

Pengembangan Sistem Angkutan Umum Massal (SAUM) yang


dapat mengangkut penumpang dalam jumlah besar, yang
beroperasi

secara

cepat,

nyaman,

aman,

terjadwal

dan

berfrekuensi tinggi pada koridor-koridor utama (jalur primer)


berbasis rel atau jalan raya. Dalam hal ini angkot diarahkan
sebagai angkutan pengumpan (feeder) untuk moda angkutan
dengan hirarki yang lebih tinggi diteruskan kepada jalur jalur
primer (trunk route) yang dilayani oleh Kereta Api.
3

Pengembangan terminal untuk melayani pergerakan regional


dengan membangun terminal terpadu di CBD Polonia.

Pengembangan terminal angkutan barang terpadu di Belawan


yang

dilengkapi

dengan

pergudangan,

perkantoran,

pool

kendaraan dan terpadu dengan angkutan lanjutannya yaitu


kereta api.
5

Penataan pelayanan angkutan paratransit yang berkualitas dan


terpadu dengan pelayanan angkutan umum lain. Angkutan
paratransit
mempunyai

ini

merupakan

lintasan

dan

angkutan
waktu

umum

pelayanan

yang
yang

tidak
tetap.

Termasuk dalam angkutan paratransit adalah taksi, becak dan


ojek.
Sebagai kota jasa, maka kriteria minimum kelengkapan dan
pelayanan minimum bagi seluruh angkutan umum kota Medan
harus mengikuti ketentuan yang berlaku.

Jaringan Pejalan Kaki


Di Kota Medan saat ini belum ada jalur khusus untuk pejalan kaki
yang aman dan nyaman. Seluruh moda transportasi, mulai dari
sepeda, becak, angkot dan truk masih bercampur dalam satu jalur,
sehingga riskan keamanan dan kenyamanan. Belum adanya
pemisahan jalur sirkulasi menunjukkan kurang pekanya kondisi
eksisting dalam memprioritaskan manusia dalam ruang kota,
sementara

konsep

kota

ekologis

menekankan

pentingnya

menempatkan manusia sebagai pihak yang harus dinyamankan


setiap

kegiatannya.

Berdasarkan

Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai


-19

pemikiran

tersebut

maka
II

LAPORAN AKHIR

pengembangan sarana pejalan kaki lebih diprioritaskan pada jalanjalan utama kota yang masih belum banyak terisi bangunan,
sehingga berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai jalur khusus
pejalan kaki, seperti jalan lingkar luar dan jalan arteri yang dibuat
pemisah antara jalur cepat, jalur lambat dan jalur khusus pejalan
kaki. Jalur khusus pejalan kaki tersebut sekaligus dapat berfungsi
sebagai jalur hijau jalan.
B. Angkutan Kereta Api
Fungsi Jalan/Rel Kereta Api terhadap sistem jaringan transportasi Kota
Medan diarahkan sebagai salah satu alternatif angkutan moda
transportasi darat , baik untuk mengangkut orang maupun barang
inter dan intra regional, yaitu dengan mendorong percepatan realisasi
dari pengoperasian jaringan jalan/rel kereta api dengan terkoneksi
dalam sistem jaringan kereta api Sumatera (Sumatera Railway) yang
mulai digagas beberapa waktu lalu dalam pertemuan Gubernur seSumatera di Jambi. Jaringan jalan/rel kereta api dari Kota Medan yang
dapat dikembangkan dimasa mendatang adalah ;

Jalur Medan Medan Tanjung Pura Hingga Banda Aceh;

Jalur Medan Tebingtingg- Rantauprapat- hingga Pekanbaru;

Jalur Medan Kuala Namo;

Selain pengembangan jaringan kereta api baru, juga direncanakan


penambahan Stasiun kereta api yang baru. Penambahan stasiun
kereta api baru sedapat mungkin dilakukan dengan menghidupkan
kembali stasiun-stasiun kereta api yang sudah ada. Beberapa Stasiun
Kereta Api yang dapat dikembangkan lagi antara lain :

Stasiun Kereta Api Polu Brayan;

Stasiun Kereta Api Labuhan, dan;

Stasiun Kereta Api di Kecamatan Helvetia.

2.1.4.Rencana Sistem Jaringan Utilitas


A. Rencana Sistem Jaringan Energi dan Kelistrikan
Rencana pengembangan sistem jaringan energi dan kelistrikan di Kota
Medan sampai dengan tahun 2028 dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Bangunan Pembangkit
Bangunan pembangkit yang ada di Kota Medan saat ini hanya satu
unit, yaitu Bangunan Pembangkit Listrik di Sicanang. Mengingat
kebutuhan listrik pada masa yang akan datang terus meningkat,
Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai
-20

II

LAPORAN AKHIR

maka perlu dilakukan dengan peningkatan kapasitas beberapa


pembangkit di Sistem Sumbagut.
b. Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET)
Gardu induk tegangan ekstra tinggi (275 KV) yang terdapat di
wilayah Sumatera Utara baru terdapat 2 (dua) unit, yaitu; GITET
Kuala Tanjung dan GITET Tebingtinggi. Sedangkan GITET yang
terdapat di Kota Medan belum ada. Untuk masa yang akan datang,
pihak PT. PLN telah berencana untuk menambah Gardu Induk
Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) di Kota Medan. Lokasinya biasanya
disatukan dengan Gardu Induk yang sudah ada, seperti Gardu
Induk di Paya Pasir.
c. Gardu Induk
Gardu induk memiliki tegangan 150 KV. Jumlah gardu induk yang
ada saat ini di Kota Medan terdapat sekitar 10 unit. Untuk melayani
kebutuhan listrik pada masa yang akan datang maka peningkatan
terhadap kavasitas masing-masing gardu induk terus ditingkatkan;
d. Kebutuhan Energi Listrik
Kebutuhan energi listrik sampai tahun 2028 untuk keperluan
domestik (rumah tangga) di Kota Medan diproyeksikan sebesar
610.557,31 Kwh, yang akan melayani 598.586 KK yang terdiri dari
3 kategori, yaitu: rumah kecil, sedang dan besar.
B. Telekomunikasi
Jaringan telekomunikasi di Kota Medan semakin pesat berkembang,
terutama jasa
telekomunikasi dan telepon selular. Untuk beberapa daerah masih
membutuhkan

jasa

telekomunikasi

jaringan

Telkom,

karena

permasalahan sinyal yang lemah di pemukiman sekitar kebun sawit


dan hutan.
Berdasarkan jumlah penduduk terkini dan standar teknis bahwa 1 unit
rumah dihuni oleh 5 jiwa, maka diperkirakan pada Tahun 2028
dibutuhkan jumlah sambungan telepon rumah (dari Telkom) sebesar
134.682 SST untuk melayani 598.586 unit rumah yang dibagi kedalam
beberapa tipe perumahan, mulai tipe rumah berukuran kecil, sedang,
hingga tipe rumah berukuran besar di seluruh Kota Medan.

Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai


-21

II

LAPORAN AKHIR

Tabel 2.5
Rencana Kebutuhan Listrik Kota Medan Tahun 2028

Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai

II -19

LAPORAN AKHIR

Tabel 2.6
Rencana Kebutuhan Telepon Kota Medan Tahun 2028

Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai

II -20

LAPORAN AKHIR

Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai

II -21

LAPORAN AKHIR

C. Gas
Kebutuhan akan Gas di Kota Medan saat ini telah dilayani oleh
Perusahaan Nasional Gas (PN Gas). Namun pelayanan gas di Kota
Medan saat ini masih sangat terbatas. Keterbatasan gas tersebut
disebabkan

oleh

sedikitnya

pasokan

gas

dari

Pertamina

serta

keterbatasan sumber bahan baku. Dengan demikian maka PN Gas


saat ini masih belum mempunyai rencana untuk menambah Pabrik
Gas maupun Jaringan Gasnya di Kota Medan. Namun mengingat akan
kebijakan pemerintah yang akan mengalihkan bahan bakar minyak
dari minyak tanah ke gas, maka pada masa mendatang pihak PN Gas
sudah merasa perlu untuk menambah jumlah Pabrik Gas yang ada
serta memperluas jaringan gasnya untuk melayani seluruh penduduk
di Kota Medan.
D. Penyediaan Air Bersih
Berdasarkan jumlah penduduk terkini, maka dapat diproyeksikan
kebutuhan air bersih untuk masing-masing kecamatandi Kota Medan,
kebutuhan penambahan unit Sambungan Rumah (SR) dan kebutuhan
Kran Umum (KU). Dari Tabel 2.7dapat dilihat bahwa proyeksi
kebutuhan total air bersih rata-rata untuk Kota Medan pada Tahun
2028 dengan rencana tingkat pelayanan 90% dibutuhkan air bersih
sebesar 6.235,27 liter/detik.
Bila dilihat dari meningkatnya jumlah kebutuhan akan air bersih pada
tahun 2028, maka perlu adanya langkah-langkah dalam memenuhi
kebutuhan akan air bersih. Langkah langkah ini bertujuan agar
dalam memenuhi kebutuhan akan air bersih pada tahun 2028 dapat
terpenuhi dengan secara maksimal.
a. Daerah Pelayanan
Daerah pelayanan PDAM Tirtanadi sudah mencakup seluruh Kota
Medan dan sekitarnya. Ada daerah yang sebagian besar penduduk
sudah mendapat pelayanan air minum dan ada daerah yang
sebagian kecil penduduknya yang mendapat pelayanan air minum.
Pada saat ini daerah pelayanan di Kota Medan dan sekitarnya
dilayani melalui 14 cabang PDAM Tirtanadi yaitu sebagai berikut :
Cabang Utama, Cabang Deli Tua, Cabang Tuasan, Cabang Amplas,
Cabang Sunggal, Cabang Medan Labuhan, Cabang Yamin, Cabang
Denai, Cabang Cemara, Cabang Padang Bulan, Cabang Sei Agul,
Cabang Diski, Cabang Belawan dan Cabang Sibolangit. Cabang
tersebut akan terus bertambah sesuai dengan pertambahan
jaringan dan pelanggan.
b. Jaringan Pipa Transmisi dan Distribusi
Sistem pengaliran pada jaringan transmisi/distribusi di daerah
pelayanan

Kota

Medan

Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai


-21

dan

sekitarnya

dilakukan

dengan
II

LAPORAN AKHIR

pemompaan, baik langsung dari IPA maupun dari reservoir


distribusi.

Sistem

pemompaan

ini

dilakukan

karena

daerah

pelayanan Kota Medan dan sekitarnya merupakan daerah yang


datar dan lokasi IPA berada pada elevasi yang relative sama
dengan daerah pelayanan tersebut, kecuali pengaliran air mata
air/IPA Sibolangit (dengan elevasi + 400 m) dilakukan secara
gravitasi langsung ke pelanggan.

Tabel 2.7
Rencana Kebutuhan Air Bersih Kota Medan Tahun 2028

E. Sistem Pembuangan Air Hujan


Agar terjamin bekerjanya sistem drainase secara baik, maka harus
selalu diusahakan untuk memanfaatkan keadaan topografi wilayah
setempat. Selain hal tersebut di atas, perlu juga diperhatikan
keseimbangan alam dengan penyediaan ruang terbuka hijau yang
luasnya cukup menjamin terjadinya peresapan air yang baik, sehingga
debit air hujan yang ada di saluran lebih kecil sehingga dimensi
saluran yang dibutuhkan tidak besar. Jaringan drainase yang akan
Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai
-22

II

LAPORAN AKHIR

direncanakan di wilayah ini akan mengikuti pola jaringan jalan dan


pola aliran air yang ada dengan memperhatikan kemiringan lahan
kawasan. Hirarki sistem drainase yang direkomendasikan di Kota
Medan antara lain terdiri dari:
3.

Saluran primer:

Sungai Badera.

Sungai Belawan.

Sungai Deli.

Sungai Babura.

Sungai Percut.

4.

Saluran drainase sekunder:

Anak-anak sungai yang ada di Kota Medan


a

Sei Selayang.

Sei Putih.

Sei Siput.

Sei Berkala.

Parit Emas.

Parit Martondi.

Sungai Buncong.

Sungai Pelangkah.

i.

Sei Percut Denai.

Saluran sekunder eksisting (buatan) yang ada di pinggir jalan


utama.
5.

Saluran drainase tersier:


Saluran drainase perumahan.
Saluran drainase permukiman.

Pengembangan sistem yang diusulkan adalah :


1. Melakukan normalisasi saluran drainase dan aliran sungai yang
berfungsi sebagai saluran pembuangan air limbah dan air hujan
pada setiap Sistem Sungai (DAS) yaitu:

Sistem Sungai Badera Sungai Belawan.

Sistem Sungai Deli Babura.

Sistem Sungai Kera.

Sistem Sungai Percut dan Sei Tuan.

2. Pengembangan fisik untuk saluran drainase pada umumnya terdiri


dari

pembesaran

pembersihan

saluran

sampah

dan

drainase
pengerukan

dan

gorong-gorong,

sedimen.

Pembuatan

waduk/kolam penampungan (detention pond) di daerah hulu (up


stream) dan di daerah middle stream (tengah) daerah aliran
Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai
-23

II

LAPORAN AKHIR

sungai selain juga bisa dimanfaatkan sebagai penampung air


hujan, juga dapat digunakan sebagai air baku IPA terdekat.
3. Sosialisasi pembuatan sumur resapan skala rumah dan lingkungan
(RT atau RW).
4. Pembangunan sistem polder untuk mengatasi meluapnya sungai
pada saat pasang surut air laut, terutama di daerah Medan Utara
antara lain di Kampung Mabar, Kawasan Industri Medan (KIM) dan
Labuhan Deli.
5.

Pengendalian pada kawasan konservasi dan lindung


agar

dapat

tetap

berfungsi

sebagai

kawasan

yang

telah

direkomendasikan dalam rencana tata ruang.


6. Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan budidaya, yaitu
pengendalian ruang pada kawasan-kawasan yang sesuai dengan
rekomendasi tata ruangnya.
7. Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta
menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan.

8. Pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu,


berdaya guna dan berhasil guna serta berkelanjutan.
9. Penggunaan lahan yang proporsional sesuai dengan peruntukkan
guna menjamin terselenggaranya setiap kegiatan pembangunan.
F. Sistem Prasarana Air Limbah
Dalam hal pemenuhan kebutuhan penanganan air limbah secara
keseluruhan yang
ada

di

Kota

medan

sangat

dibutuhkan

kesiapan

dana

untuk

penanganannya. Karena melihat kondisi perkembangan Kota Medan


yang semakin pesat, hal ini harus diiringi dalam hal penanganan dan
penyediaan prasarana air limbah yang cukup serius, terutama bagi
perumahan

dan

industri.

Dimana

kedua

kawasan

ini

sangat

berpotensial dalam menghasilkan pencemaran air tanah dan badanbadan air sekitarnya antara lain industri makanan, kimia, logam,
industri kayu dan industri CPO.
Tabel 2.8
Perkiraan Jumlah Volume Air Limbah Kota Medan Tahun 2028

Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai


-24

II

LAPORAN AKHIR

G. Persampahan
Untuk mengantisipasi permasalahan persampahan di Kota Medan saat
ini dan yang
akan datang, maka dihitunglah perkiraan timbulan sampah per hari.
Berdasarkan jumlah penduduk Tahun 2007 maka diproyeksikan pada
Tahun 2028 total jumlah penduduk Kota Medan adalah 2.992.928 jiwa.
Berdasarkan

standar

estimasi

timbulan

sampah

dari

Dinas

Kebersihan, maka diperkirakan pada Tahun 2028 total timbulan


sampah

Kota

Medan

adalah

8188,65

m3/hari.

Untuk

sarana

pengangkut sampah yang dibutuhkan yaitu becak sampah dibutuhkan


sebanyak 1.820 unit, Arm roll truk (6 m3) sebanyak 227 unit, arm roll
truk (10 m3) sebanyak 136 unit, Tipper truk sebanyak 682 unit dan
compactor truk sebanyak 256 unit.
2.2 POTENSI PENGEMBANGAN KECAMATAN MEDAN DENAI
Potensi pengembangan Kecamatan Medan Denai meliputi:
1. Fisik alam
a. Kondisi topografi yang landai di kawasan pusat kota sangat
mendukung dalam pengembangan kawasan perkotaan.
2. Kependudukan
Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai
-25

II

LAPORAN AKHIR

a. Potensi

SDM

yang

besar

mendukung

bagi

pengembangan

Kecamatan Medan Denai berbasis partisipasi masyarakat.


3. Infrastruktur
a. Jaringan Jalan membentuk Pola Grid sehingga mempermudah
pemerataan sarana dan prasarana
b. Terdapat Jalan Tol Balmera yang mempermudah aksesibilitas
regional dengan wilayah di sekitarnya dan memberikan akses bagi
kegiatan perdagangan dan jasa di dalam kawasan perencanaan.
c. Debit air tanah besar sehingga Kecamatan Medan Denai tidak akan
kekurangan persediaan air bersih.
d. Jaringan telepon, listrik, dan persampahan telah menjangkau di
seluruh wilayah Kecamatan Medan Denai.
4. Ekonomi
a.

Perkembangan industri yang cukup pesat yang ditandai

dengan berdirinya beberapa industri skala besar, menengah dan


kecil. Diantaranya adalah dengan adanya Industri Pengolahan Kopi.
5. Pemanfaatan ruang
a. masih banyak tersedia lahan kosong
b. Struktur kota multiple nuklei

2.3 PERMASALAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN MEDAN DENAI

Disamping terdapat beberapa potensi untuk pengembangan


Kecamatan Medan Denai, terdapat pula permasalahan yang dapat
menghambat pengembangan Kecamatan Medan Denai.
Permasalahan-permasalahan tersebut adalah :
2.3.1 Isu Masalah dari Jarinng Aspirasi
Perencanaan yang bersifat Bottom up merupakan perencanaan
yang didasarkan pada aspirasi stakeholder termasuk masyarakat
di

dalamnya,

sehingga

perencanaan

tersebut

mampu

mengekomodir segala kepentingan masyarakat dari berbagai


golongan. Untuk Perencanaaan RDTR Kecamatan Medan Denai ini,
telah dilakukan penjaringan aspirasi Stakeholder, adapun isu dan
masalah dari jaring aspirasi tersebut antara lain:
Tabel 2. 9
Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai
-26

II

LAPORAN AKHIR
Penjaringan Aspirasi Stakeholder Terkait Pengembangan
Kecamatan Medan Denai
NO.
1.

Kelurahan
Tegal Sari

Kepling
-

Aspirasi
Kemacetan di Simpang Mandala By

Mandala III

Pass dan Jl. Denai bukan dikarenakan tidak


adanya lampu lalu lintas, namun dikarenakan
kurangnya kesadaran masyarakat akan ramburambu lalu lintas. Harapan ke depan ada baiknya
diusulkan polisi menjaga lalu lintas di lokasi
tersebut.

Kemacetan

itu

salah

satu

penyebabnya yaitu adanya Pedagang Kaki Lima


yang berada di pinggiran jalan. Pihak Kelurahan
sudah

pernah

mengambil

tindakan,

namun

hanya sebatas surat. Harapannya adanya dinas


ketertiban atau cara lain untuk menanggulangi
hal tersebut.

Pembelah

jalan

(median)

didepan

gason di Jl Denai yang putus telah banyak


memakan korban (terjadi kecelakaan di lokasi
tersebut). Masalah itu telah dimuat dikoran
namun

belum

ada

tanggapan.

Harapannya

pembatas jalan (median) yang putus tersebut


dilanjutkan kembali atau adanya rambu-rambu
lalu lintas.
Kepling XI

Menyarankan adanya traffic light

di

Jl. Denai-Perjuangan (Persimpangan Sekolah YP.


Hikamatul,

dikarenakan

padatnya

di

lokasi

tersebut pada pagi dan sore hari.

Setiap hujan di daerah Lingkungan


X,XI,XII,XIII sering terjadi banjir. Oleh sebab itu
perlu adanya pengaturan drainase yang benar.

Parit di Jl. Denai perlu diperdalam.


Eksisting parit tersebut sekarang itu dicor bagian
atasnya

Kepling VII

Daerah drainase yang pas yaitu yang

mengalir ke sungai denai


Parit sulang saling Tegal Sari Mandala
III (Jl. Bromo-simp.Mandala, kira-kira 80 m). Pada
daerah Bromo parit sedikit bersih, namun ke
arah Denai makin rendah.

2.

Menteng

Kepling IV

Mohon dibangun 1 drainase. Karena


drainase yang ada sekarang itu (di daerah PTKI
segitiga taman Jl. Seksama) dianggap kurang
dapat mengatasi masalah banjir yang menjadi
permasalahan

utama

(jika

hujan

800

kk

terendam air di lingkungan V dan VI). Drainase


yang diharapkan di buat itu dari jalan protokol
menuju pinggir sungai, karena terdapat jalan
yang tembus sungai (Jl. Simalungun). Atau cara
lain mengatasi banjir di lingkungan itu yaitu
Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai
-27

II

LAPORAN AKHIR
NO.

Kelurahan

Kepling
-

Aspirasi
dengan memperdalam parit yang sekarang ada.
Perlu adanya pengorekan parit sulang
saling

3.

Binjai

Kepling I

di

Jl.

Raya

Menteng-Bromo

XI,XII,XIII,XV)
Pencegahan

(lingk

banjir

dengan

pengorekan parit sulang saling sampai ke sungai


denai. Hal tersebut dikarenakan saat ini parit
Lingkungan

XVI

sulang saling (1000m) ini melimpah di lingk.I.


Ada drainase yang tidak berfungsi (Jl.
Pelajar Ujung, Lewat Komp. Unimed). Sebagai
tambahan perlu adanya rencana parit di komp.

4.

Tegal Sari

Lingkungan IX

Mandala II

Unimed tersebut.
Daerah
terutama

di

ini
titik

sering

terjadi

sekolah

yang

banjir,
ada

di

lingkungan ini. Jika hujan dan banjir di daerah ini


(Jl. Tangguk Bongkar IX dan Jl. Tangguk Bongkar
X), 2 minggu baru bisa kering dan pohon-pohon
sulit

untuk

tumbuh.

Untuk

itu

drainase

di

kawasan ini perlu diperhatikan

Masalah

peraturan

mengenai

memelihara kaki empat. Hal ini merisaukan


karena membuat kawasan ini terkesan kumuh

Diharapkan

IMB

benar-benar

bisa

ditegakkan, dikarenakan ada pabrik yang saat


ditanya tidak memiliki IMB namun tetap terus
5.

Masukan

Tambahan

bisa dibangun
Rencana Jalan lingkar luar timur yang
tembus

Jl.

Letda

Sujono

apa

masih

akan

dilanjutkan atau tidak. Kalau memang tidak jadi


sekarang jadi untuk apa. Dari narasumber Bp.
Fadli pembangunannya akan dipindahkan ke
Gg.Padang. namun dari pendamping konsultan
mengatakan jika jalan lingkar luar timur itu
sudah pernah dibuat, hal tersebut dilihat dari
adanya trase. Namun, kabar dari narasumber
tersebut tidak benar, yang benar hanya lebarnya
saja yang diubah, yang harusnya 48 m menjadi
16 m.
Masukan

Untuk masalah titik drainase yang

Tambahan

menjadi

Pendamping

drainase yang diberikan oleh kepling, konsultan


perlu

permasalahan

melakukan

dan

peninjauan

masukan
terhadap

titik2
titik2

tersebut, terutama untuk parit sulang saling.

Perlu adanya info lebih kebenaran


mengenai masalah jalan lingkar luar timur

Mengenai pembebasan lahan di ex


pabrik Batu Bata (PD. AIA (aneka industri)), yang
dulunya dikelola pemprovsu, dapat digunakan
untuk RTH.

Sumber: Hasil Penjaringan Aspirasi Masyarakat, 2008

Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai


-28

II

LAPORAN AKHIR

2.3.2

Isu Masalah dari Hasil Analisis

1. Fisik Alam:

Kelurahan Binjai dan Kelurahan Tegal Sari Mandala III rawan

banjir akibat meluapnya air dari parit sulang saling


Kondisi topografi yang landai juga berpotensi menimbulkan
genangan jika tidak diimbangi dengan pengembangan
sistem drainase yang baik

2. Kependudukan

Kepadatan penduduk per kelurahan tinggi.

3. Infrastruktur:

Buruknya kondisi dan dimensi saluran drainase di kelurahan


Medan Tenggara, Tegal Sari Mandala II, Tegal Sari Mandala II,
Menteng dan Binjai sehingga seringkali terjadi luapan dan

mengakibatkan banjir.
Sebagian jalan dalam kondisi buruk, sehingga menghambat

aksesibilitas dan perkembangan kecamatan Medan Denai.


Beberapa median jalan rusak, mengakibatkan terjadinya
kecelakaan.

4. Pemanfaatan Ruang

Terbatasnya ruang terbuka hijau hal ini terbukti dengan


jumlah

taman

yang

ada

belum

memenuhi

standar

kebutuhan penduduk di Kecamatan Medan Denai.


Percampuran Industri dengan Permukiman.
Beberapa RTH kurang terawat dan tidak berfungsi.

5. Ekonomi

Kondisi

pengembangan

sektor

industri

masih

memiliki

kelemahan, diantaranya adalah belum sepenuhnya berbasis

pada potensi unggulan lokal


Belum memanfaatkan IPTEK dalam usaha/industri kecil dan
menengah

Gambar 2.5. Percampuran Kegiatan

Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai


-29

II

LAPORAN AKHIR

Gambar 2.6. Kondisi Prasarana Jalan Yang Kurang Baik

Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai


-30

II

LAPORAN AKHIR

Tabel 2.10.
Analisis Potensi dan Masalah Kecamatan Medan Denai
N
O
1

SEKTOR
Fisik Dasar

POTENSI

Wilayahnya bertopografi

MASALAH

datar

Rawan terjadi banjir akibat


buruknya saluran drainase
Daerah rawan longsor
terutam pada tepi Sungai Denai

ARAHAN
1) Perbaikan kondisi sungai, melalui upaya

pemberdayaan masyarakat dalam rangka


pengelolaan lingkungan hidup di kawasan
bantaran, yang tidak sebatas pada penanaman
tanaman tetapi sekaligus dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat secara langsung.
2) Perlunya perbaikan kondisi sungai melalui

perbaikan tebing, sosialisasi kepada masyarakat


untuk tidak membuang sampah pada tebing
sungai, pembangunan bendung sebagai upaya
untuk memenuhi pasokan air baku untuk
pemenuhan kebutuhan masyarakat.
3) Perlunya upaya mempertahankan kualitas udara

agar tetap baik dengan membatasi aktivitas


yang bersifat polutan
2

Kependudukan

Potensi SDM yang besar

Kepadatan penduduk per


kelurahan tinggi

1) Pengarahan perkembangan penduduk ke arah

Kelurahan Binjai yang masih jarang penduduk


2) Pemberdayaan masyarakat di bidang industri,

perdagangan dan jasa untuk peningkatan


ekonomi masyarakat
3

Ekonomi

Perkembangan industri
yang cukup pesat yang
ditandai dengan berdirinya
beberapa industri skala besar,
menengah dan kecil, misanya
adanya Industri Pengolahan
Kopi.

Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai

Kondisi pengembangan sektor


industri masih memiliki kelemahan,
diantaranya adalah belum
sepenuhnya berbasis pada potensi
unggulan lokal

1) Peningkatan produktivitas sektor ekonomi


potensial, melalui pembenahan infrastruktur
yang mampu mendukung fungsi-fungsi
perekonomian di Kecamatan Medan Denai
2) Peningkatan sistem transportasi umum, untuk
menunjang aktivitas penduduk di Kecamatan
II -31

LAPORAN AKHIR

N
O

SEKTOR

POTENSI

MASALAH

Belum memanfaatkan IPTEK


dalam usaha/industri kecil dan
menengah

ARAHAN
Medan Denai
3) Pengembangan industri yang berbasis IPTEK,
terutama untuk mendorong industri kecil dan
menengah sehingga dapat terjadi peningkatan
produksi dan pendapatan
4) Pengembangan industri berbasis masyarakat,

PSD-PU
- jalan

Jaringan Jalan Berbentuk


Membentuk Pola Grid

Terdapat Jalan Tol


Balmera

- air bersih
- jaringan listrik
- jaringan
telepon

Pemanfaatan
ruang

2) Peningkatan kualitas jalan

Beberapa median jalan rusak,


mengakibatkan terjadinya
kecelakaan.
Terdapat perlintasan dengan
rel kereta api

3) Pembenahan sistem sanitasi lingkungan


permukiman
5) Pembangunan dan perbaikan kualitas sistem
drainase
7) Peningkatan prasarana kelistrikan dan
telekomunikasi

Tersedianya lahan
kosong

Struktur kota multiple


nuklei

Buruknya kualitas jaringan


yang ada mengakibatkan beberapa
daerah menjadi rawan banjir
Kurangnya ruang terbuka
hijau

Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai

4) Pembangunan sistem air bersih

6) Pembangunan sistem persampahan

Telah menjangkau
seluruh kecamatan
Telah menjangkau
seluruh kecamatan

1) Pembuatan perlintasan kereta api

rusak

Debit air tanah besar

- jaringan
drainase
7

Terdapat beberapa jalan yang

Besarnya lahan terbangun


hampir 80%
Adanya permukiman kumuh
Percampuran Industri Dengan
Permukiman

8) Peningkatan kualitas layanan fasilitas kesehatan,


fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau

1) Pengaturan kawasan dengan fungsi lindung


yang cukup: sungai, potensi air, ruang terbuka
hijau.

2)

Pengaturan guna lahan dan zoning codes.

3) Pengaturan perumahan rakyat.


4) Pengaturan sistem transportasi umum.
5) Pengarahan lokasi kegiatan ekonomi dan
II -32

LAPORAN AKHIR

N
O

SEKTOR

POTENSI

MASALAH

ARAHAN
pengaturan guna lahan.
6) Pengaturan jaringan jalan dan infrastruktur
lainnya.
7) Perencanaan fasilitas sosial dan fasilitas umum.
8) Perencanaan jaringan utilitas.

9)

Pengaturan bangunan melalui building codes.

Sumber: Hasil analisis, 2008

Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Denai

II -33

Anda mungkin juga menyukai