Anda di halaman 1dari 66

0

PENGARUH SUKU BUNGA, JUMLAH PENDAPATAN, JUMLAH


TANGGUNGAN KELUARGA DAN JANGKA WAKTU TERHADAP
BESARNYA JUMLAH PINJAMAN PADA PEGADAIAN CABANG
ABDUL RAHMAN SALEH KOTA SEMARANG

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh:
Nama : Aries Toto Lestaya
NIM : 7111411071

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN


PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kasmir (2003) mengatakan bahwa menurut jenisnya lembaga keuangan di

Indonesia terdiri dari dua jenis yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga

keuangan non bank. Kedua lembaga ini selain memiliki fungsi sebagai lembaga

intermediasi juga memiliki fungsi untuk menyalurkan dana kepada masyarakat

dalam bentuk kredit. Lembaga keuangan bank maupun non bank selalu berusaha

untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dalam bidang kredit.

Lembaga keuangan bank maupun non bank bisa berupa Bank, BPR

maupun Pegadaian yang pada praktiknya memiliki persamaan dan perbedaan.

Dimana perbedaan karakteristik tersebut merupakan kelebihan yang dimiliki oleh

masing-masing lembaga keuangan dalam mengembangkan program unggulannya.

Dilihat dari dimensi jangka waktu pinjaman, pegadaian lebih fleksibel dan cepat

dibandingkan dengan bank dan BPR. Dilihat dari dimensi barang jaminan,

pegadaian lebih fleksibel dan luwes dibandingkan dengan barang jaminan di bank

dan BPR. Dilihat dari dimensi waktu pencairan, pegadaian lebih cepat

dibandingkan dengan pencairan di Bank maupun BPR. Sehingga pegadaian

menjadi salah satu sasaran masyarakat ketika membutuhkan dana dalam waktu

mendesak.

Perusahaan umum pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di

Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan

1
2

lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke

masyarakat atas dasar hukum gadai seperti yang dimaksud dalam Kitab Undang-

undang Hukum Perdata Pasal 1150.

Hal ini disebabkan karena bank sebagai lembaga keuangan belum dapat

dijadikan alternatif pertama untuk memenuhi kebutuhan dana. Bank ternyata

belum dapat bekerja semaksimal mungkin dalam menghimpun dan menyalurkan

dana kepada masyarakat. Dalam kenyataannya hanya sebagaian masyarakat saja

yang dapat menikmati jasa perbankan ini. Selain harus memiliki agunan atau

barang jaminan, pemberian pinjaman di bank juga mensyaratkan prosedur

pinjaman yang relatif lama dan sulit untuk dipenuhi bagi masyarakat yang

memiliki ekonomi menengah ke bawah.

Kondisi tersebut menyebabkan banyak masyarakat yang membutuhkan

dana cepat mengalihkan kebutuhan dananya ke pegadaian. Di pegadaian

masyarakat dapat memperoleh dana yang dibutuhkan dengan waktu yang singkat

dan tingkat suku bunga yang dikenakan juga masih terjangkau. Mereka yang

memiliki barang-barang berharga yang mengalami kesulitan keuangan dapat

segera terpenuhi dengan cara menjual barang berharga tersebut, sehingga dengan

cepat mendapatkan uang yang diingikannya. Namun resikonya barang yang telah

dijual tersebut akan hilang untuk selamanya dan kemungkinan kembali sangat

sulit sekali. Terkadang jika membutuhkan uang dalam keadaan mendesak,

masyarakat menyetujui harga yang ditawarkan pembeli yang lebih rendah dari

harga pasaran, sehingga hal ini akan merugikan masyarakat.


3

Pada perusahaan umum pegadaian dikenal KCA (Kredit Gadai Cepat dan

Aman), adalah kredit dari perum pegadaian dengan sistem gadai yang diberikan

kepada semua golongan nasabah, baik untuk kebutuhan konsumtif maupun untuk

kebutuhan produktif.

Berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat dan kegiatan

perekonomian yang secara otomatis terdapat didalamnya akan membuat semakin

diperlukannya sumber-sumber dana untuk membiayai kegiatan ekonomi atau

kegiatan usaha. Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan dunia usaha

memiliki kaitan yang cukup erat dengan perkreditan. Ditinjau dari sudut lembaga

penyedia dana yang memberikan fasilitas kredit, kredit memiliki kedudukan

istimewa terutama di negara-negara berkembang. Pada negara-negara berkembang

umumnya memerlukan dana yang cukup besar untuk menggambarkan dan

mendorong pertumbuhan ekonomi dan dunia usaha sehingga dalam kondisi yang

demikian sektor perkreditan memegang peran penting untuk menunjang

keberhasilan pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang tersebut.

Kegiatan perekonomian Indonesia dewasa ini semakin meningkat. Dengan

kebutuhan masyarakat yang tidak terbatas, tanpa didukung pendapatan yang

seimbang, kemudian masyarakat berbondong-bondong mencari kredit pada bank

yang pada mulanya adalah satu-satunya lembaga yang khusus bergerak di bidang

bisnis keuangan. Tapi kenyataannya, masyarakat khususnya golongan ekonomi

lemah, merasa prosedur kredit yang diberikan oleh bank terlalu berbelit-belit.

Perum pegadaian sebagai lembaga perkreditan yang memiliki tujuan

khusus yaitu penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai yang ditujukan
4

untuk mencegah praktek ijon, pegadaian gelap, serta pinjaman tidak wajar

lainnya. Perum pegadaian meningkatkan peranannya dalam penyaluran pinjaman

bagi masyarakat. Nasabah perum pegadaian didominasi oleh masyarakat golongan

ekonomi lemah yang kurang mendapat pelayanan dari lembaga keuangan atau

perbankan, sehingga masyarakat menengah ke bawah memerlukan pinjaman

secara mudah dan cepat.

Perum pegadaian merupakan salah satu alternatif bagi masyarakat untuk

mendapatkan kredit, baik skala kecil maupun skala besar, dengan pelayanan yang

mudah, cepat dan aman. Dalam kenyataannya menunjukkan bahwa sistem

pelayanan yang mudah, cepat dan aman memang sangat dibutuhkan oleh

masyarakat, khususnya masyarakat ekonomi lemah. Kemudahan dan

kesederhanaan dalam prosedur memperoleh kredit merupakan modal dasar dalam

mendekati pangsa pasar pegadaian. Hal ini terbukti dengan meningkatnya kredit

yang disalurkan oleh perum pegadaian.

Nasabah memiliki keputusan yang berbeda dalam pengambilan jumlah

pinjaman. Besarnya jumlah pinjaman oleh nasabah ini dipengaruhi oleh berbagai

faktor baik internal maupun eksternal, seperti: jumlah pendapatan, jumlah

tanggungan keluarga, suku bunga, dan jangka waktu pinjaman. Salah satu dimensi

yang dipertimbangkan nasabah dalam mempertimbangkan besarnya pengambilan

jumlah pinjaman adalah tingkat suku bunga. Semakin rendah tingkat suku bunga

maka nasabah akan semakin tertarik sebaliknya tingkat suku bunga meningkat

maka nasabah akan menunda pengambilan pinjaman. Firdaus, dkk (2003: 115)

mengartikan suku bunga sebagai bentuk jasa pinjaman nasabah pada pemberi
5

pinjaman. Tinggi rendahnya suku bunga pinjaman tergantung dengan besarnya

pinjaman nasabah. Soeprihanto (2005: 85) memandang bahwa kecenderungan

nasabah lebih tertarik dengan nilai suku bunga yang tetap atau bahkan menurun

daripada suku bunga yang tidak tetap atau bahkan naik. Kejelasan jumlah

penentuan suku bunga di awal pinjaman akan lebih memberikan kenyamanan

pada nasabah dalam pengambilan pinjaman. Hal ini didukung oleh penelitian

Banjarnahor (2006), memperoleh hasil bahwa faktor tingkat suku bunga

berpengaruh positif terhadap permintaan kredit. Begitu juga dengan penelitian

yang dilakukan oleh Situngkir dan Aryaningsih (2008) bahwa faktor tingkat suku

bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah nasabah.

Besarnya jumlah pinjaman nasabah juga dapat dipengaruhi oleh jangka

waktu pengembalian. Umumnya nasabah lebih senang jika jangka waktu

pengembalian lebih lama dengan suku bunga yang rendah. Hal ini akan

memberikan kesempatan nasabah dalam memanfaatkan besarnya dana pinjaman

sebagai modal yang berkembang. Semakin lama jangka waktu yang diberikan,

nasabah akan semakin tertarik untuk meningkatkan besarnya jumlah pinjaman,

demikian sebaliknya. Menurut Hasibuan (2006: 50) jangka waktu pengembalian

adalah suatu jarak kesempatan yang dimiliki nasabah dalam memanfaatkan dana

pinjaman hingga pelunasan. Lumpiyoadi (2001: 75) memandang bahwa jangka

waktu pinjaman yang lama lebih diharapkan oleh nasabah karena memiliki

kesempatan pengembalian modal lebih luas. Menurut Suyatno (2003: 101) jangka

waktu yang dimaksud adalah rentang waktu yang dibutuhkan oleh debitur untuk

dapat mengembalikan seluruh kredit yang diambil.


6

Hal ini senada dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Anindika

(2009) yang menyatakan bahwa jangka waktu pengembalian kredit berpengaruh

positif dan signifikan terhadap besarnya jumlah pengambilan kredit (pinjaman).

Penelitian yang dilakukan oleh Farida (2009), bahwa jangka waktu pengembalian

mempunyai pengaruh terhadap keputusan jumlah pengambilan kredit (pinjaman).

Penelitian ini dilakukan di perum pegadaian Cabang Abdul Rahman Saleh

Kota Semarang dengan pertimbangan antara lain perkembangan Pegadaian

Cabang Abdul Rahman Saleh Kota Semarang cukup signifikan dibandingkan

pegadaian cabang lain di wilayah Semarang. Ditinjau dari besarnya jumlah

nasabah bahwa Pegadaian Cabang Abdul Rahman Saleh mengalami peningkatan

sehingga memberikan indikasi layak untuk diteliti.

Tabel 1.1
Jumlah Nasabah (Aktif) pada Pegadaian Cabang Abdul Rahman Saleh
Bulan Januari-Agustus tahun 2016

No Bulan Jumlah Nasabah


1 Januari 750
2 Pebruari 772
3 Maret 797
4 April 824
5 Mei 859
6 Juni 872
7 Juli 890
8 Agustus 929
Dok. data pegadaian 2016, diolah.
7

Sebagaimana hasil observasi awal bahwa usaha pegadaian di cabang

Abdul Rahman Saleh kota Semarang, telah terjadi peningkatan besarnya jumlah

pinjaman pada kurun waktu tahun 2013 hingga 2015. Meskipun pada periode

sebelumnya juga mengalami naik turun pada jumlah nasabahnya. Hal ini

menunjukkan bahwa pegadaian cabang Abdul Rahman Saleh mengalami

peningkatan besarnya jumlah pinjaman dalam kurun waktu 3 tahun. Sebagaimana

terlihat pada tabel berikut.

Tabel 1.2
Perkembangan besarnya jumlah pinjaman pada pegadaian
cabang Abdul Rahman Saleh Semarang tahun 2013-2015
No Tahun Besarnya Jumlah Pinjaman
(Omset)
1 2013 53.900.240.000
2 2014 56.250.100.000
3 2015 57.550.250.000
4 2016
Januari 4.800.300.000
Pebruari 4.851.760.000
Maret 4.600.000.000
April 4.790.010.000
Mei 5.050.250.000
Juni 5.417.020.000
Sumber: dok data pegadaian 2013-2016, diolah.

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa perkembangan besarnya

jumlah pinjaman nasabah perum pegadaian di Pegadaian cabang Abdul Rahman

Saleh Kota Semarang mengalami peningkatan yang signifikan (pada periode

tertentu). Hal ini tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor yang melatarbelakangi

peningkatan tersebut.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Pengaruh Suku Bunga, Jumlah Pendapatan, Jumlah


8

Tanggungan Keluarga dan Jangka Waktu terhadap Besarnya Jumlah Pinjaman

pada Pegadaian Cabang Abdul Rahman Saleh Kota Semarang.”

1.2 Rumusan Masalah

Pegadaian Cabang Abdul Rahman Saleh Kota Semarang merupakan salah

satu lembaga keuangan non bank yang menyediakan jasa pinjaman pada

masyarakat. Pegadaian Cabang Abdul Rahman Saleh Kota Semarang mengalami

perkembangan pada kurun waktu 3 tahun terakhir jika dibandingkan dengan

lembaga keuangan lain di kota Semarang. Berkembangnya Pegadaian Cabang

Abdul Rahman Saleh Kota Semarang karena didukung oleh berbagai faktor baik

internal maupun eksternal. Faktor-faktor yang memberikan kontribusi pada

peningkatan besaran jumlah pinjaman nasabah di pegadaian cabang Abdul

Rahman Saleh Kota Semarang terlihat karena suku bunga, jumlah pendapatan,

jumlah tanggungan keluarga, dan jangka waktu yang disediakan sehingga

memberikan keyakinan dan pertimbangan nasabah mengenai besaran jumlah

pinjaman yang diajukan.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh suku bunga terhadap besarnya jumlah pinjaman pada

Pegadaian Cabang Abdul Rahman Saleh Kota Semarang?

2. Adakah pengaruh jumlah pendapatan terhadap besarnya jumlah

pinjaman pada Pegadaian Cabang Abdul Rahman Saleh Kota

Semarang?
9

3. Adakah pengaruh jumlah tanggungan keluarga terhadap besarnya

jumlah pinjaman pada Pegadaian Cabang Abdul Rahman Saleh Kota

Semarang?

4. Adakah pengaruh jangka waktu terhadap besarnya jumlah pinjaman

pada Pegadaian Cabang Abdul Rahman Saleh Kota Semarang?

5. Adakah pengaruh suku bunga, jumlah pendapatan, jumlah tanggungan

keluarga, dan jangka waktu terhadap besarnya jumlah pinjaman pada

Pegadaian Cabang Abdul Rahman Saleh Kota Semarang?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian yang ingin

dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh suku bunga terhadap besarnya jumlah

pinjaman pada Pegadaian Cabang Abdul Rahman Saleh Kota Semarang.

2. Untuk mengetahui pengaruh jumlah pendapatan terhadap besarnya

jumlah pinjaman pada Pegadaian Cabang Abdul Rahman Saleh Kota

Semarang.

3. Untuk mengetahui pengaruh jumlah tanggungan keluarga terhadap

besarnya jumlah pinjaman pada Pegadaian Cabang Abdul Rahman Saleh

Kota Semarang.

4. Untuk mengetahui pengaruh jangka waktu terhadap besarnya jumlah

pinjaman pada Pegadaian Cabang Abdul Rahman Saleh Kota Semarang.


10

5. Untuk mengetahui pengaruh suku bunga, jumlah pendapatan, jumlah

tanggungan keluarga, dan jangka waktu terhadap besarnya jumlah

pinjaman pada Pegadaian Cabang Abdul Rahman Saleh Kota Semarang.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini antara

lain adalah:

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

bagi perusahaan dalam upaya peningkatan jumlah omset pinjaman.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Perusahaan

1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya jumlah pinjaman di

Pegadaian Cabang Abdul Rahman Saleh Kota Semarang, sehingga

pegadaian dapat mengambil langkah-langkah yang tepat dalam

rangka usaha meningkatkan jumlah omset.

2) Perusahaan dapat menentukan kebijakan dalam meningkatkan

omset berdasarkan hasil penelitian ini sesuai dengan masalah yang

dihadapi, sehingga permasalahan aktual di perusahaan dapat

teratasi dengan baik.

b. Bagi peneliti

Sebagai bahan rujukan peneliti dalam memperbaiki penelitian

selanjutnya yang relevan.


11

1.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan suku bunga terhadap besarnya

jumlah pinjaman pada Pegadaian Cabang Abdul Rahman Saleh Kota

Semarang.

2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan jumlah pendapatan terhadap

besarnya jumlah pinjaman pada Pegadaian Cabang Abdul Rahman Saleh

Kota Semarang.

3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan jumlah tanggungan keluarga

terhadap besarnya jumlah pinjaman pada Pegadaian Cabang Abdul

Rahman Saleh Kota Semarang.

4. Terdapat pengaruh positif dan signifikan jangka waktu terhadap besarnya

jumlah pinjaman pada Pegadaian Cabang Abdul Rahman Saleh Kota

Semarang.

5. Terdapat pengaruh positif dan signifikan suku bunga, jumlah pendapatan,

jumlah tanggungan keluarga, dan jangka waktu terhadap besarnya jumlah

pinjaman pada Pegadaian Cabang Abdul Rahman Saleh Kota Semarang.


12

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Tingkat Suku Bunga

Tingkat suku bunga adalah harga dari penggunaan dana investasi

(loanable funds). Tingkat suku bunga merupakan salah satu indikator dalam

menentukan apakah seseorang akan melakukan investasi atau menabung

(Boediono, 1994 :76).

Apabila dalam suatu perekonomian ada anggota masyarakat yang

menerima pendapatan melebihi apa yang mereka perlukan untuk kebutuhan

konsumsinya, maka kelebihan pendapatan akan dialokasikan atau digunakan

untuk menabung. Penawaran akan loanable funds dibentuk atau diperoleh dari

jumlah seluruh tabungan masyarakat pada periode tertentu. Di lain pihak dalam

periode yang sama anggota masyarakat yang membutuhkan dana untuk operasi

atau perluasan usahanya.

Pengertian lain tentang suku bunga adalah sebagai harga dari penggunaan

uang untuk jangka waktu tertentu. Pengertian tingkat bunga sebagai ”harga”

dinyatakan sebagai harga yang harus dibayar apabila terjadi ”pertukaran”

antara satu rupiah sekarang dan satu rupiah nanti.

Menurut Marshall Principle : ”bunga selaku harga yang harus dibayar

untuk penggunaan modal di semua pasar, cenderung ke arah keseimbangan,

sehingga modal seluruhnya di pasar itu menurut tingkat bunga sama dengan
13

persediaannya yang tampil pada tingkat itu”. Tingkat bunga ditetapkan pada

titik dimana tabungan yang mewakili penawaran modal baru adalah sama

dengan permintaannya.

Pengertian dasar dari teori tingkat suku bunga (secara makro) yaitu harga

dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Bunga merupakan imbalan

atas ketidaknyamanan karena melepas uang, dengan demikian bunga adalah

harga kredit. Tingkat suku bunga berkaitan dengan peranan waktu didalam

kegiatan-kegiatan ekonomi. Tingkat suku bunga muncul dari kegemaran untuk

mempunyai uang sekarang.

Teori klasik menyatakan bahwa bunga adalah harga dari loanable funds

(dana investasi) dengan demikian bunga adalah harga yang terjadi di pasar dan

investasi. Menurut teori Keynes tingkat bunga merupakan suatu fenomena

moneter. Artinya tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan

akan uang (ditentukan di pasar uang).

Suku bunga adalah harga dana yang dapat dipinjamkan besarnya

ditentukan oleh preferensi dan sumber pinjaman berbagai pelaku ekonomi di

pasar. Suku bunga tidak hanya dipengaruhi perubahan preferensi para pelaku

ekonomi dalam hal pinjaman dan pemberian pinjaman tetapi dipengaruhi

perubahan daya beli uang, suku bunga pasar atau suku bunga yang berlaku

berubah dari waktu ke waktu. Tidak jarang bank-bank menetapkan suku bunga

terselubung, yaitu suku bunga simpanan yang diberikan lebih tinggi dari yang

diinformasikan secara resmi melalui media massa dengan harapan tingkat suku

bunga yang dinaikkan akan menyebabkan jumlah uang yang beredar akan
14

berkurang karena orang lebih senang menabung daripada memutarkan uangnya

pada sektor-sektor produktif atau menyimpannya dalam bentuk kas di rumah.

Sebaliknya, jika tingkat suku bunga terlalu rendah, jumlah uang yang

beredar di masyarakat akan bertambah karena orang akan lebih senang

memutarkan uangnya pada sektor-sektor yang dinilai produktif. Suku bunga

yang tinggi akan mendorong investor untuk menanamkan dananya di bank

daripada menginvestasikannya pada sektor produksi atau industri yang

memiliki tingkat risiko lebih besar. Sehingga dengan demikian, tingkat inflasi

dapat dikendalikan melalui kebijakan tingkat suku bunga.

2.1.2 Tingkat Pendapatan

Pendapatan secara umum merupakan penghasilan yang diterima baik

berupa gaji atau upah, pendapatan dari usaha, maupun pendapatan dari yang

lainnya. Dalam pengertian pendapatan pribadi, pendapatan diartikan sebagai

semua jenis pendapatan, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa

memberikan sesuatu kegiatan apapun, yang diterima oleh penduduk suatu

negara (Sadono Sukirno, 1995 : 49).

Tingkat pendapatan digunakan sebagai penilaian penting dalam

penerimaan jumlah kredit yang diminta, karena dari pendapatan tersebut akan

terlihat kemampuan seseorang dalam mengembalikan kredit tersebut nantinya,

hal tersebut akan menjadi pertimbangan pihak kreditur untuk penentuan besar

kecilnya kredit yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan debitur agar

proses pengembalian kredit dapat berjalan dengan lancar.


15

Dalam teori permintaan Keynes terutama untuk tujuan transaksi

menyatakan bahwa permintaan tergantung dari pendapatan. Makin tinggi

pendapatan, maka makin besar keinginan akan uang kas. Hal ini dapat dilihat

dari perilaku masyarakat yang tingkat pendapatannya tinggi, biasanya akan

melakukan transaksi yang lebih banyak dibandingkan masyarakat yang

pendapatannya lebih rendah. Artinya bila pendapatan meningkat, maka

pengeluaran semakin banyak pula sehingga permintaan untuk transaksi

meningkat (Nopirin, 2009).

2.1.3 Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga dapat diartikan sebagai individu satu

atau lebih yang masih menjadi tanggungan hidup bagi pekerja yang

bersangkutan, banyaknya jumlah tanggungan keluarga dengan sendirinya

akan menambah tingkat konsumsi keluarga, dengan semakin meningkatnya

konsumsi keluarga, mereka akan lebih sering mengambil kredit untuk

mencukupi kebutuhan keluarga.

Keadaan dimana jumlah anggota atau tanggungan keluarga cukup

besar sedangkan pendapatan keluarga tidak memadai, maka anggota

keluarga terpaksa harus mencari dan melakukan pekerjaan tambahan untuk

memenuhi kebutuhan mereka (Aris Ananta dan Sri Harijati Hatmadji, 1985 :

188).

Dalam rumah tangga biasanya dikepalai oleh seorang kepala rumah

tangga, yaitu orang yang dianggap paling bertanggung jawab atas kebutuhan
16

sehari-hari dalam suatu rumah tangga, atau orang yang dituakan sebagai

kepala rumah tangga. Selain kepala rumah tangga terdapat pula anggota

rumah tangga yang mempunyai hubungan kekerabatan dengan kepala

rumah tangga seperti isteri, anak, menantu, cucu, orang tua, mertua, famili

dan lain-lain.

Banyaknya jumlah anggota dalam suatu keluarga atau rumah tangga

mengindikasikan banyaknya jiwa yang harus ditanggung. Semakin besar

jumlah anggota keluarga maka semakin berat pula beban yang akan

ditanggung termasuk untuk memenuhi kebutuhan masing-masing anggota

keluarga, terutama untuk rumah tangga dengan pendapatan rendah.

Kebutuhan anggota keluarga tergantung dari struktur umur masing-masing

anggota keluarga.

Semakin banyak jumlah tanggungan keluarga dengan sendirinya

akan menambah tingkat konsumsi keluarga, dengan semakin meningkatnya

konsumsi keluarga, mereka berpotensi lebih sering mengambil kredit untuk

mencukupi kebutuhan keluarga.

2.1.4 Jangka Waktu Pengembalian

Jangka waktu yang dimaksud adalah rentang waktu yang

dibutuhkan oleh debitur untuk dapat mengembalikan seluruh kredit yang

diambil. Kemampuan seseorang untuk mengembalikan kredit yang

diambilnya, dapat dilihat dari lamanya jangka waktu pengembalian dan


17

disesuaikan dengan tingkat pendapatannya sendiri (Thomas Suyatno, 2003 :

101).

Semakin lama jangka waktu pengembalian kredit, maka semakin

kecil angsuran yang harus dibayar, hal ini akan menyebabkan beban utang

yang ditanggung oleh debitur akan berkurang bila dibandingkan dengan

pinjaman yang berjangka waktu pendek. Semakin lama jangka waktu kredit

akan menyebabkan nilai kredit yang diambil semakin besar.

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

Penulis/Tahun/Judul Variabel Hasil Penelitian

Eska Nugrahini (2007). Variabel independent: Tingkat pendapatan,


Faktor-Faktor Yang tingkat pendapatan, jangka waktu
Mempengaruhi Permintaan jangka waktu pengembalian kredit,
Kredit Kreasi oleh UKM di pengembalian kredit, tingkat pendidikan, dan
PT. Pegadaian” tingkat pendidikan, dan biaya kredit
biaya kredit. berpengaruh secara
Variabel Dependent: bersama sama terhadap
permintaan kredit. variable dependen,
Alat analisis: yaitu permintaan kredit.
analisis Regresi Linear
Berganda.
Yustina Ratna Nuraini Variabel independent: Suku bunga SBI, dan
(2008). Suku bunga SBI, dan standar taksiran logam
Analisis faktor-faktor yang standar taksiran logam emas berpengaruh
mempengaruhi permintaan emas. secara signifikan
kredit PT pegadaian di terhadap permintaan
Indonesia Variabel Dependent: kredit.
permintaan kredit.
Alat analisis:
Analisis deskriptif,
analisis Regresi Linear
Sederhana, Regresi
Linear Berganda.
18

2.2.1 Persamaan Penelitian Terdahulu

1. Persamaan kedua penelitian ini adalah sama-sama bersifat kausalitas.

2. Persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah

sama-sama menggunakan analisis deskriptif, analisis Regresi Linear

Sederhana, Regresi Linear Berganda, uji korelasi dan koefisien

determinasi.

3. Obyek pada penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sama-

sama di pegadaian.

2.2.2 Perbedaan Penelitian Terdahulu

Obyek pada penelitian ini lebih khusus (kecil) dibandingkan dengan

penelitian terdahulu dengan obyek di pegadaian yang lebih luas.

2.3 Kerangka Pemikiran

Besarnya jumlah pinjaman (kredit) oleh nasabah pada pegadaian

cabang Abdul Rahman Saleh dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal

maupun eksternal. Sehingga besar kecilnya jumlah pinjaman (kredit) di

pegadaian cabang Abdul Rahman Saleh diasumsikan dipengaruhi oleh suku

bunga, tingkat pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, dan jangka waktu

pengembalian baik secara simultan maupun parsial.


19

Kerangka pemikiran ini dapat dilihat sebagaimana gambar berikut.

Tingkat Suku Bunga

Tingkat Pendapatan
Jumlah pinjaman
(kredit)
Tanggungan keluarga

Jangka Waktu
Pengembalian

Kerangka Berpikir Penelitian

2.3.1 Pengaruh Tingkat Suku Bunga ( 𝐗 𝟏 ) terhadap jumlah pinjaman pada

Pegadaian Cabang Abdul Rahman Saleh Kota Semarang

Tingkat suku bunga merupakan salah satu indikator dalam

menentukan apakah seseorang akan melakukan investasi atau menabung.

Suku bunga tidak hanya dipengaruhi perubahan preferensi para pelaku

ekonomi dalam hal pinjaman dan pemberian pinjaman tetapi dipengaruhi

perubahan daya beli uang, suku bunga pasar atau suku bunga yang berlaku

berubah dari waktu ke waktu. Tidak jarang bank-bank menetapkan suku

bunga terselubung, yaitu suku bunga simpanan yang diberikan lebih tinggi

dari yang diinformasikan secara resmi melalui media massa dengan

harapan tingkat suku bunga yang dinaikkan akan menyebabkan jumlah

uang yang beredar akan berkurang karena orang lebih senang menabung

daripada memutarkan uangnya pada sektor-sektor produktif atau

menyimpannya dalam bentuk kas di rumah.


20

Sebaliknya, jika tingkat suku bunga terlalu rendah, jumlah uang

yang beredar di masyarakat akan bertambah karena orang akan lebih

senang memutarkan uangnya pada sektor-sektor yang dinilai produktif.

Suku bunga yang tinggi akan mendorong investor untuk menanamkan

dananya di bank daripada menginvestasikannya pada sektor produksi atau

industri yang memiliki tingkat risiko lebih besar. Sehingga dengan

demikian, tingkat inflasi dapat dikendalikan melalui kebijakan tingkat

suku bunga.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat suku bunga

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pinjaman yang mendukung

penelitian Yustina Ratna Nuraini (2008) dengan judul Analisis faktor-

faktor yang mempengaruhi permintaan kredit PT pegadaian di Indonesia,

hasil penelitian menunjukkan bahwa Suku bunga SBI berpengaruh secara

signifikan terhadap permintaan kredit.

Berdasarkan uraian di atas peneliti merumuskan hipotesis pertama

sebagai berikut :

H1 = Pengaruh Tingkat Suku Bunga ( X1 ) terhadap jumlah pinjaman pada

Pegadaian Cabang Abdul Rahman Saleh Kota Semarang

2.3.2 Pengaruh Tingkat Pendapatan ( 𝐗 𝟐 ) terhadap jumlah pinjaman pada

Pegadaian Cabang Abdul Rahman Saleh Kota Semarang

Tingkat pendapatan digunakan sebagai penilaian penting dalam

penerimaan jumlah kredit yang diminta, karena dari pendapatan tersebut akan

terlihat kemampuan seseorang dalam mengembalikan kredit tersebut nantinya,


21

hal tersebut akan menjadi pertimbangan pihak kreditur untuk penentuan besar

kecilnya kredit yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan debitur agar

proses pengembalian kredit dapat berjalan dengan lancar.

Penelitian ini senada dengan penelitian Eska Nugrahini (2007) dengan

judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Kreasi oleh UKM

di PT. Pegadaian yang menunjukkan bahwa tingkat pendapatan berpengaruh

positif terhadap Permintaan Kredit.

Berdasarkan uraian di atas peneliti merumuskan hipotesis kedua sebagai

berikut:

H2 = Pengaruh Tingkat pendapatan ( X2 ) terhadap jumlah pinjaman pada

Pegadaian Cabang Abdul Rahman Saleh Kota Semarang.

2.3.3 Pengaruh Tanggungan Keluarga ( 𝐗 𝟑 ) terhadap Jumlah Pinjaman

pada Pegadaian Cabang Abdul Rahman Saleh Kota Semarang

Banyaknya jumlah anggota dalam suatu keluarga atau rumah tangga

mengindikasikan banyaknya jiwa yang harus ditanggung. Semakin besar

jumlah anggota keluarga maka semakin berat pula beban yang akan

ditanggung termasuk untuk memenuhi kebutuhan masing-masing anggota

keluarga, terutama untuk rumah tangga dengan pendapatan rendah.

Kebutuhan anggota keluarga tergantung dari struktur umur masing-masing

anggota keluarga.

Semakin banyak jumlah tanggungan keluarga dengan sendirinya

akan menambah tingkat konsumsi keluarga, semakin meningkatnya


22

konsumsi keluarga, mereka berpotensi lebih sering mengambil kredit dan

besarnya jumlah pinjaman untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

Berdasarkan uraian di atas peneliti merumuskan hipotesis ketiga sebagai

berikut:

H3 = Pengaruh tanggungan keluarga ( X3 ) terhadap jumlah pinjaman pada

Pegadaian Cabang Abdul Rahman Saleh Kota Semarang.

2.3.4 Pengaruh Jangka Waktu Pengembalian ( 𝐗 𝟒 ) terhadap Jumlah

Pinjaman pada Pegadaian Cabang Abdul Rahman Saleh Kota

Semarang

Jangka waktu pengembalian dalam rentang waktu yang dibutuhkan

oleh debitur untuk dapat mengembalikan seluruh kredit yang diambil.

Kemampuan seseorang untuk mengembalikan kredit yang diambilnya, dapat

dilihat dari lamanya jangka waktu pengembalian dan disesuaikan dengan

tingkat pendapatannya sendiri.

Semakin lama jangka waktu pengembalian kredit, maka semakin

kecil angsuran yang harus dibayar, hal ini akan menyebabkan beban utang

yang ditanggung oleh debitur akan berkurang bila dibandingkan dengan

pinjaman yang berjangka waktu pendek. Semakin lama jangka waktu kredit

akan menyebabkan nilai kredit yang diambil semakin besar.

Berdasarkan uraian di atas peneliti merumuskan hipotesis keempat

sebagai berikut:

H4 = Pengaruh jangka waktu pengembalian ( X4 ) terhadap jumlah

pinjaman pada Pegadaian Cabang Abdul Rahman Saleh Kota Semarang.


23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif. Dalam Penelitian kuantitatif, banyak menggunakan angka, mulai

dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan

dari hasilnya.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2011: 117) populasi merupakan wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

nasabah pegadaian cabang Abdul Rahman Saleh Semarang, dengan kriteria

sebagai berikut:

1. Nasabah pegadaian cabang Abdul Rahman Saleh yang aktif secara berturut-

turut pada bulan Agustus s/d Desember 2016.

2. Nasabah pegadaian cabang Abdul Rahman Saleh yang meminjam di atas

2.500.000.

Berdasarkan kriteria tersebut maka diperoleh populasi sebanyak 130

nasabah sebagai responden.

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti

(Arikunto, 2006: 131). Jika populasi diatas 100 maka diambil 10%-25%, dan

23
24

jika populasi dibawah 100 maka diambil semua untuk diteliti. Metode

sampling yang digunakan adalah purposive sample. Penentuan jumlah sampel

bisa dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

(Djarwanto, 2005):

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒2

Dimana: n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = Tingkat kesalahan penarikan sampel 5%.

Dalam penelitian ini dapat dihitung sebagai berikut :

N = 130

e = 90%

maka:

𝑁
𝑛= 1+𝑁𝑒2

130
𝑛= = 98,11
1+130(0,05%)2

Dari perhitungan rumus slovin di atas maka sampel yang diambil

dalam penelitian ini adalah sebanyak 98 responden.

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.3.1 Variabel Penelitian


Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
25

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2011: 38). Variabel dalam penelitian ini meliputi:

a. Variabel terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah besarnya jumlah

pinjaman (Y) pada pegadaian cabang Abdul Rahman Saleh Semarang

tahun 2015.

b. Variabel bebas

Menurut Sugiyono (2011: 39) variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah suku bunga (X1),

tingkat pendapatan (X2), tanggungan keluarga (X3) dan jangka waktu

pengembalian (X4).

3.3.2 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel dimaksudkan untuk menjelaskan

variabel-variabel yang timbul dalam suatu penelitian ke dalam indikator yang

telah terperinci, sehingga akan mudah dalam pengamatan maupun

pengukuranya. Berikut adalah definisi operasional berkaitan dengan variabel

penelitian:

Tabel 3.1. Definisi variabel penelitian


No Variabel Definisi variabel Satuan
1. Tingkat suku bunga Harga dari Persen (%)
penggunaan dana
investasi (loanable
funds) tingkat suku
bunga di pegadaian
Abdul Rahman Saleh.
26

2. Tingkat pendapatan Semua jenis Rupiah (Juta)


(X2), pendapatan, termasuk
pendapatan yang
diperoleh nasabah di
pegadaian Abdul
Rahman Saleh.
3. Tanggungan Jumlah individu satu Orang
keluarga (X3). atau lebih yang masih
menjadi tanggungan
nasabah pegadaian
Abdul Rahman Saleh.
4. Jangka waktu Rentang waktu yang Tahun/bulan
pengembalian (X4) dibutuhkan oleh
debitur untuk dapat
mengembalikan
seluruh kredit yang
diambil oleh nasabah
pegadaian Abdul
Rahman Saleh.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa

kuesioner. Menurut Sugiyono (2011: 199) kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Kuesioner dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui respon dari

nasabah terhadap pertanyaan yang diajukan dan untuk mengungkap data

primer mengenai variabel bebas dan variabel terikat pada penelitian ini.

Bentuk angket yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah check

list dengan skala likert, dimana responden hanya membutuhkan tanda check
27

(√) pada kolom jawaban yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi atau

dialami oleh responden. Angket digunakan dalam penelitian ini adalah untuk

mendapatkan informasi tentang suku bunga, tingkat pendapatan, tanggungan

keluarga dan jangka waktu pengembalian terhadap besarnya jumlah pinjaman

pada Pegadaian Cabang Abdul Rahman Saleh Kota Semarang.

Kriteria skor jawabannya adalah dengan menggunakan skala Likert

dengan pembagian skor sebagai berikut:

1) Jika jawaban sangat puas maka diberi nilai 5

2) Jika jawaban puas maka diberi nilai 4

3) Jika jawaban netral maka diberi nilai 3

4) Jika jawaban tidak puas maka diberi nilai 2

5) Jika jawaban sangat tidak puas maka diberi nilai 1

3.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji instrumen penelitian dilakukan sebelum angket diberikan kepada

responden. Tujuan daripada uji instrumen adalah untuk menghindari

pertanyaan-petanyaan yang kurang jelas, menghilangkan kata-kata yang sulit

dipahami, mempertimbangkan penambah atau pengurangan item.

Instrumen ditentukan oleh tingkat kesahihan dan keterandalan. Uji coba

instrumen dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen

sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya instrumen tersebut digunakan

dalam pengambilan data penelitian.


28

1. Validitas

Sugiyono (2011: 173) menyatakan bahwa, “instrumen yang valid

berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu

valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa

yang seharusnya diukur”. Tinggi rendahnya validitas instrumen

menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari

gambaran tentang variabel yang dimaksud.

Uji validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS for windows release 19. Uji validitas dilakukan melalui korelasi

bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk.

Butir dinyatakan valid apabila rhitung> rtabel dengan taraf signifikansi 5%, dan

apabila rhitung< rtabel maka butir dinyatakan tidak valid.

2. Reliabilitas

Sugiyono (2011:173) menyatakan bahwa “instrument yang reliabel

adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek

yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

“Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk” (Ghozali, 2011: 47). Suatu

kuesioner dikatakan reliabel atau valid jika jawaban seseorang terhadap

pertanyaan/pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Ghozali (2011:48) menarik simpulan sebagai berikut.

Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan program SPSS

20 dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel


29

dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha> 0,70. Nilai

Alpha yang < 0,70 mengindikasikan ada beberapa responden yang

menjawab tidak konsisten dan harus melihat satu persatu jawaban responden

yang tidak konsisten harus dibuang dari analisis dan Alpha akan meningkat.

3.6 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data menunjukkan cara-cara yang dapat ditempuh

untuk memperoleh data yag dibutuhkan. Untuk memperoleh data, peneliti

menggunakan metode sebagai berikut:

a. Teknik dokumentasi

“Teknik dokumentasi adalah cara peneliti memperoleh

informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada

pada responden atau tempat penelitian, dimana responden bertempat

tinggal atau melakukan kegiatan sehari-harinya” (Sukardi, 2004: 81).

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengambil

data yang berupa daftar nama nasabah dan besaran pinjaman (kredit)

yang diajukan.

b. Teknik kusesioner

Menurut Widoyoko (2012: 33) menyatakan bahwa, “angket atau

kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk diberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna”.

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti


30

tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa

diharapkan dari responden.

Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini meliputi variabel

suku bunga, tingkat pendapatan, tanggungan keluarga dan jangka waktu

pengembalian terhadap besarnya jumlah pinjaman. Dari angket tersebut

diharapkan peneliti mendapatkan data tentang respon dari nasabah

tentang pertanyaan atau pernyataan yang diajukan dalam hubungannya

dengan variabel yang diteliti tersebut.

3.7 Teknik Analisis Data

a. Analisis Data Deskriptif Persentase

Analisis deskriptif persentase digunakan untuk mendeskripsikan

persentase masing-masing variabel suku bunga, tingkat pendapatan,

tanggungan keluarga dan jangka waktu pengembalian terhadap besarnya

jumlah pinjaman. Dalam analisis deskriptif persentase ini perhitungan

yang digunakan untuk mengetahui tingkat persentase skor jawaban dari

masing-masing nasabah yang diambil sampel dengan rumus sebagai

berikut :
n
DP (%) = x100%
N

Keterangan :

DP (%) = Deskriptif Persentase

n = nilai yang diperoleh

N = jumlah seluruh nilai


31

Analisis deskriptif merupakan analisis yang berguna untuk

menggambarkan besar kecilnya tingkat variabel (variabel dependen dan

variabel independen) dalam suatu penelitian. Pengakajian variabel

tersebut dengan statistik deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan

data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi

(Sugiyono, 2011: 207).

b. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengkaji apakah

dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal. seperti diketahui bahwa uji t dan uji F

mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal

(Ghozali, 2011: 160).

2) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilihat dari grafik plot antara nilai

prediksi variable terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID).

Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan

melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara

ZPRED dan SRESID dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi

dan sumbu X adalah residual.

Menurut Ghozali (2011: 139) menarik simpulan sebagai berikut:


32

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam


sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji Heterokedastisitas
digunakan untuk memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas
pada suatu model dapat dilihat melalui grafik Scatter plot, yaitu:
(1) jika ada pola tertentu yang membentuk pola teratur,
menyempit kemudian melebar bergelombang maka terjadi
heteroskedastisitas, dan (2) jika tidak ada pola yang jelas, titik-
titiknya menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y
maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3) Uji Multikolinearitas

Purwanto dan Dyah (2007: 198) Uji multikolinearitas adalah uji

yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya satu atau lebih variabel

bebas mempunyai hubungan dengan variabel bebas lainnya. Seperti

halnya pada analisis multivariate lainnya salah satu asumsi yang

seharusnya dipenuhi adalah multikolinearitas. Asumsi

multikolinearitas ini mengharuskan tidak adanya korelasi yang

sempurna atau besar diantara variabel-variabel bebasnya. Menurut

Ghozali, 2011: 32) Uji Multikolinearitas dapat dilakukan dengan 2

cara yaitu dengan melihat VIF (Varience Inflation Factors) dan nilai

toleransi. Jika VIF > 10 dan nilai toleransi < 0,10 maka tidak terjadi

gejala multikolinearitas.

c. Analisis Regresi Linear Berganda

Dalam penelitian ini terdapat empat (4) variabel bebas yaitu

suku bunga, tingkat pendapatan, tanggungan keluarga dan jangka waktu

pengembalian terhadap besarnya jumlah pinjaman. Hubungan kedua


33

variabel tersebut merupakan garis lurus atau linier sehingga dalam

penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda.

Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini digunakan

untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh suku bunga, tingkat

pendapatan, tanggungan keluarga dan jangka waktu pengembalian

terhadap besarnya jumlah pinjaman pada pegadaian Cabang Abdul

Rahman Saleh Kota Semarang.

Model persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

suku bunga, tingkat pendapatan, tanggungan keluarga dan

jangka waktu pengembalian terhadap besarnya jumlah pinjaman.

Y = α +𝛽1 𝑋1 + 𝛽2 𝑋2 + 𝛽3 𝑋3 + 𝛽4 𝑋4 + 𝑒

Keterangan

Y = Variabel jumlah nasabah dalam mengambil pinjaman

α = Konstanta

β1 = Koefisien Regresi suku bunga

β2 = Koefisien Regresi tingkat pendapatan

β3 = Koefisien Regresi tanggungan keluarga

β4 = Koefisien Regresi jangka waktu pengembalian

X1 = Variabel suku bunga

X2 = Variabel tingkat pendapatan

X3 = Variabel tanggungan keluarga

X4 = Variabel jangka waktu pengembalian


34

e = Variabel Gangguan

d. Uji F

Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua

variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel

dependen. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Purwanto dan Dyah (2007:

194) bahwa, nilai statistik F menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam persamaan atau model regresi secara

bersamaan berpengaruh terhadap variabel independen.

Penggunaan hipotesis (uji F) dalam penelitian ini menggunakan

bantuan program SPSS release 19. Cara yang digunakan untuk uji F

yaitu dengan melihat probabilitas signifikansi dari nilai F pada tingkat

signifikansi sebesar 5%. Dasar keputusan untuk menerima atau menolak

hipotesis apabila:

a. Probabilitas > taraf signifikan (5%), maka Ho diterima dan Ha

ditolak.

b. Probabilitas < taraf signifikan (5%), maka Ho ditolak dan Ha

diterima.

e. Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan

menganggap variabel independen lainnya konstan. Sebagaimana yang

dinyatakan oleh Purwanto dan Dyah (2007: 193) bahwa, “nilai statistik t
35

menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara

individual terhadap variabel dependennya. Uji terhadap nilai statistik t

juga disebut uji parsial yang berupa koefisien regresi”.

Penggunaan hipotesis (uji t) menggunakan bantuan program

SPSS for windows release 19, yaitu dengan melihat probabilitas

signifikansi dari nilai t pada tingkat signifikansi sebesar 5%. Adapun

kaidah pengambilan keputusan dalam uji t dilakukan dengan SPSS

sebagai berikut:

a. Probabilitas > taraf signifikan (5%), maka Ho diterima dan Ha

ditolak.

b. Probabilitas < taraf signifikan (5%), maka Ho ditolak dan Ha

diterima.
36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pegadaian Cabang Abdul Rahman Saleh

Semarang, terletak di Jalan Abdul Rahman Saleh 15 Semarang Barat, Kota

Semarang. Pegadaian Cabang Abdul Rahman Saleh Semarang merupakan

salah satu Pegadaian di Kota Semarang yang memiliki program di bidang

pinjaman.

Visi dan Misi Pegadaian Cabang Abdul Rahman Saleh Semarang

sebagai berikut.

a. Visi :

Pada tahun 2013 pegadaian menjadi "champion" dalam pembiayaan

mikro dan kecil berbasis gadai bagi masyarakat menengah ke bawah.

b. Misi:

1) Membantu program pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat

khususnya golongan menengah ke bawah dengan memberikan solusi

keuangan yang terbaik melalui penyaluran pinjaman skala mikro,

kecil dan menengah atas dasar hukum gadai dan fidusia.

2) Memberikan manfaat kepada pemangku kepentingan dan

melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik secara konsisten.

3) Melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya.

36
37

c. Motto:

“Mengatasi Masalah Tanpa Masalah”

4.1.2 Identitas Data Responden

Dalam penelitian ini, data kuesioner diberikan kepada responden

sebagai nasabah Pegadaian Abdul Rahman Saleh Semarang khususnya

nasabah yang masih aktif pada bulan Agustus dan Oktober 2016 yang

berjumlah 98 nasabah sebagai sampel. Sejumlah 98 nasabah Pegadaian Abdul

Rahman Saleh Semarang tersebut menjadi responden dalam penelitian

sehingga dihasilkan data yang lebih akurat.

Dari seluruh responden diperoleh identitas data berupa

pengelompokan jenis kelamin dan tingkat pendidikan, sebagaimana terlihat

pada tabel berikut.

Tabel 4.1

Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase

1 Laki-laki 74 75,51%

2 Perempuan 24 24,49%

Total 98 100%

Sumber: Data diolah, 2016

Berdasarkan tabel 4.1 tersebut diketahui bahwa nasabah pada Pegadaian

Abdul Rahman Saleh Semarang sebagai responden penelitian ini berjumlah

adalah 98 nasabah. Pengelompokan berdasarkan jenis kelamin terdiri 74

responden laki-laki atau sebesar 75,51% dan 24 responden perempuan atau


38

sebesar 24,49%. Sehingga responden dalam penelitian ini mayoritas adalah laki-

laki dengan perbandingan 3:1.

Identitas responden ditinjau berdasarkan pengelompokan tingkat

pendidikan, sebagaimana terlihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2
Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase

1 SD 9 9.18%

2 SMP 17 17,34%

3 SMA 52 53,06%

4 Sarjana (S1) 20 20,40%

Total 98 100%

Sumber: Data diolah, 2016

Berdasarkan tabel 4.2 tersebut diketahui bahwa nasabah pada Pegadaian

Abdul Rahman Saleh Semarang sebagai responden penelitian ini berjumlah

adalah 98 nasabah. Pengelompokan berdasarkan tingkat pendidikan terdiri tingkat

SD berjumlah 9 responden atau sebesar 9.18%, tingkat SMP berjumlah 17

responden atau sebesar 17,34%, tingkat SMA berjumlah 52 responden atau

sebesar 53,06%, dan tingkat sarjana berjumlah 20 responden atau sebesar 20,4%.

Sehingga responden dalam penelitian ini mayoritas adalah dari tingkat SMA

sebesar 53.06%.

4.2. Deskripsi Data Variabel Penelitian

Berdasarkan penyebaran angket penelitian pada 98 responden

nasabah di pegadaian cabang Abdul Rahman Saleh Semarang diperoleh


39

gambaran berkaitan dengan 5 variabel penelitian, yaitu: suku bunga (X1),

jumlah pendapatan (X2), jumlah tanggungan keluarga (X3), jangka waktu

pengembalian (X4) dan jumlah pinjaman (plafond) (Y).

4.2.1 Variabel Suku Bunga (X1)

Langkah selanjutnya adalah menganalisis setiap variabel dalam

penelitian ini baik variabel dependen maupun independen. Dalam penelitian

ini, variabel suku bunga (X1) diukur melalui 5 pernyataan untuk mewakili

indikator-indikator dalam variabel tersebut. Dari sejumlah 98 responden

memberikan jawaban yang bervariasi sesuai dengan kemampuannya. Hasil

tanggapan dari 98 responden pada variabel suku bunga dapat dilihat

sebagaimana tabel berikut:

Tabel 4.6. Rata-Rata Variabel Suku Bunga

Statistics

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5


N Valid 98 98 98 98 98
Missing 2 2 2 2 2
Mean 3.53 3.41 3.53 3.46 3.47
Median 4.00 3.00 4.00 3.50 3.50
Mode 4 3 3a 3 3a
Std. Deviation .944 1.250 .888 1.114 1.017
Minimum 1 1 2 1 1
Maximum 5 5 5 5 5
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Sumber: Data diolah SPSS, 2016

Berdasarkan tabel 4.6 rata-rata jawaban pada variabel suku bunga

oleh 98 responden diketahui bahwa rata-rata (mean) terendah terdapat pada

butir angket X1.2 dengan rata-rata sebesar 3.41. Sedangkan rata-rata (mean)
40

tertinggi terdapat pada butir angket X1.1 dan X1.3 dengan rata-rata sebesar

3.53.

4.2.2 Variabel jumlah pendapatan (X2)

Dalam penelitian ini, variabel jumlah pendapatan (X2) diukur

melalui 5 pernyataan untuk mewakili indikator-indikator dalam variabel

tersebut. Dari sejumlah 98 responden memberikan jawaban yang bervariasi

sesuai dengan kemampuannya. Hasil tanggapan dari 98 responden pada

variabel jumlah pendapatan dapat dilihat sebagaimana tabel berikut:

Tabel 4.7. Rata-Rata Variabel Jumlah Pendapatan

Statistics
Jumlah
x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 x2.5 Pendapatan
N Valid 98 98 98 98 98 98
Missing 2 2 2 2 2 2
Mean 3.56 3.64 3.60 3.56 3.56 17.79
Median 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 16.50
Mode 3 5 4 4 3 24
Std. Deviation 1.006 1.286 .928 1.149 1.066 4.489
Minimum 1 1 1 1 1 10
Maximum 5 5 5 5 5 24
Sumber: Data diolah SPSS, 2016

Berdasarkan tabel 4.7 rata-rata jawaban pada variabel jumlah

pendapatan oleh 98 responden diketahui bahwa rata-rata (mean) terendah

terdapat pada butir angket X2.1, X2.4, X2.5 dengan rata-rata sebesar 3.56.

Sedangkan rata-rata (mean) tertinggi terdapat pada butir angket X2.2 dengan

rata-rata sebesar 3.64.


41

4.2.3 Variabel Jumlah Tanggungan Keluarga (X3)

Dalam penelitian ini, variabel Jumlah Tanggungan Keluarga (X3)

diukur melalui 5 pernyataan untuk mewakili indikator-indikator dalam

variabel tersebut. Dari sejumlah 98 responden memberikan jawaban yang

bervariasi sesuai dengan kemampuannya. Hasil tanggapan dari 98 responden

pada variabel jumlah tanggungan keluarga dapat dilihat sebagaimana tabel

berikut:

Tabel 4.8. Rata-Rata Variabel Jumlah Tanggungan Keluarga

Statistics
Jumlah
Tanggungan
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 Keluarga
N Valid 98 98 98 98 98 98
Missing 2 2 2 2 2 2
Mean 3.65 3.30 3.43 3.58 3.30 17.06
Median 4.00 3.00 4.00 4.00 3.00 16.00
Mode 4 5 4 4 4 13
Std. Deviation 1.066 1.445 .995 1.201 1.195 4.615
Minimum 1 1 1 1 1 10
Maximum 5 5 5 5 5 25

Sumber: Data diolah SPSS, 2016

Berdasarkan tabel 4.8 rata-rata jawaban pada variabel jumlah

tanggungan keluarga oleh 98 responden diketahui bahwa rata-rata (mean)

terendah terdapat pada butir angket X3.3 dan X3.5 dengan rata-rata sebesar

3.30. Sedangkan rata-rata (mean) tertinggi terdapat pada butir angket X3.1

dengan rata-rata sebesar 3.65.


42

4.2.4 Variabel Jangka Waktu Pengembalian (X4)

Dalam penelitian ini, variabel jangka waktu pengembalian (X4)

diukur melalui 3 pernyataan untuk mewakili indikator-indikator dalam

variabel tersebut. Dari sejumlah 98 responden memberikan jawaban yang

bervariasi sesuai dengan kemampuannya. Hasil tanggapan dari 98 responden

pada variabel jangka waktu pengembalian dapat dilihat sebagaimana tabel

berikut:

Tabel 4.9. Rata-Rata Variabel Jangka Waktu Pengembalian

Statistics
Jangka Waktu
X4.1 X4.2 X4.3 Pengembalian
N Valid 98 98 98 98
Missing 2 2 2 2
Mean 3.45 3.50 3.54 10.35
Median 3.00 4.00 4.00 10.00
Mode 3 4 4 9
Std. Deviation 1.132 .911 1.047 2.011
Minimum 1 1 1 5
Maximum 5 5 5 15

Sumber: Data diolah SPSS, 2016

Berdasarkan tabel 4.9 rata-rata jawaban pada variabel jangka waktu

pengembalian oleh 98 responden diketahui bahwa rata-rata (mean) terendah

terdapat pada butir angket X4.1 dengan rata-rata sebesar 3.45. Sedangkan

rata-rata (mean) tertinggi terdapat pada butir angket X4.3 dengan rata-rata

sebesar 3.54.
43

4.2.5 Variabel Jumlah Pinjaman (Plafond) (Y)

Dalam penelitian ini, variabel jumlah pinjaman (plafond) (Y) diukur

melalui 3 pernyataan untuk mewakili indikator-indikator dalam variabel

tersebut. Dari sejumlah 98 responden memberikan jawaban yang bervariasi

sesuai dengan kemampuannya. Hasil tanggapan dari 98 responden pada

variabel jumlah pinjaman (plafond) dapat dilihat sebagaimana tabel berikut:

Tabel 4.10. Rata-Rata Variabel Jumlah Pinjaman (Plafond)

Statistics
Jumlah
Pinjaman
Y.01 Y.02 Y.03 (Plafond)

N Valid 98 98 98 98

Missing 2 2 2 2

Mean 3.55 3.54 3.55 10.42

Median 4.00 4.00 4.00 10.00

Mode 3 4 3 9

Std. Deviation 1.168 .887 1.159 2.288

Minimum 1 1 1 5

Maximum 5 5 5 15
Sumber: Data diolah SPSS, 2016

Berdasarkan tabel 4.10 rata-rata jawaban pada variabel jumlah

pinjaman (plafond) (Y) pegawai oleh 98 responden diketahui bahwa rata-rata

terendah pada indikator 3 mengenai Ketrampilan dengan rata-rata 3.58,

sedangkan rata-rata tertinggi terdapat pada indikator 1 dan 2 mengenai

loyalitas dan tanggung jawab dengan rata-rata masing-masing 3.60.


44

4.3 Analisis Data Penelitian

4.3.1 Hasil Uji Validitas Variabel

Alat (instrument) dalam penelitian harus diuji tingkat kevalidan dan

reliabel sehingga kuesioner yang digunakan lebih berkualitas. Uji validitas

berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner

penelitian yang harus dibuang dan berapa besar jumlah

pertanyaan/pernyataan yang bisa dipertahankan sehingga layak dijadikan

instrumen. Menurut Ghazali (2011), Uji validitas dapat ditunjukkan dengan

mengetahui hasil output program SPSS, untuk mengetahui item pertanyaan

itu valid apabila r hitung > r tabel. Dalam penentuan layak atau tidaknya

suatu item pertanyaan yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji

signifikansi 0,05, artinya suatu item pertanyaan dianggap valid jika

berkorelasi signifikan terhadap skor total. Atau jika melakukan penilaian

langsung terhadap koefisien korelasi, bisa digunakan batas nilai minimal

korelasi 0,30. Hasil validitas masing-masing variabel dapat dilihat

sebagaimana tabel berikut:

Tabel 4.10. Hasil Uji Validitas Variabel Tingkat Suku Bunga

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item-
Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

X1.1 14.87 11.844 .739 .876

X1.2 14.97 9.275 .790 .865

X1.3 14.87 11.637 .684 .884

X1.4 14.83 11.109 .806 .860

X1.5 15.00 9.931 .757 .869


Sumber: Lampiran output SPSS, 2016
45

Berdasarkan tabel 4.10 tersebut diketahui bahwa setelah dilakukan

uji coba instrumen pada item pertanyaan X1.1 hingga X1.5 diperoleh nilai

koefisien korelasi sebagaimana terlihat pada kolom Corrected Item-Total

Correlation sebesar 0,684 (terendah) pada pada butir X1.3 hingga 0,806

(tertinggi) pada butir X1.4. Hal ini menunjukkan bahwa nilai koefisien

korelasi butir angket variabel tingkat suku bunga lebih besar dari 0,3.

Sehingga bisa disimpulkan bahwa pertanyaan X1.1 hingga X1.5 dinyatakan

valid dan layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

Tabel 4.11. Hasil Uji Validitas Variabel Jumlah Pendapatan (X2)

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

x2.1 14.50 11.776 .764 .758

x2.2 14.50 11.362 .727 .769

x2.3 14.43 15.289 .492 .834

x2.4 14.63 11.206 .843 .732

x2.5 14.60 15.007 .369 .866


Sumber: Lampiran output SPSS, 2016.

Berdasarkan tabel 4.11 tersebut diketahui bahwa item pertanyaan

X2.1 hingga X2.5 diperoleh nilai koefisien korelasi sebagaimana terlihat pada

kolom Corrected Item-Total Correlation sebesar 0,369 (terendah) pada butir

X2.5 hingga 0,843 (tertinggi) pada butir X2.4. Hal ini menunjukkan bahwa

nilai koefisien korelasi butir angket variabel Jumlah Pendapatan lebih besar

dari 0,3. Sehingga bisa disimpulkan bahwa pertanyaan X2.1 hingga X2.5

dinyatakan valid dan layak digunakan sebagai instrumen penelitian.


46

Tabel 4.12.
Hasil Uji Validitas Variabel Jumlah Tanggungan Keluarga (X3)

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

X3.1 14.47 11.568 .860 .761

X3.2 14.70 11.941 .648 .825

X3.3 14.60 15.628 .410 .873

X3.4 14.60 11.352 .761 .789

X3.5 14.57 14.254 .668 .821


Sumber: Lampiran output SPSS, 2016.

Berdasarkan tabel 4.12 tersebut diketahui bahwa item pertanyaan

X3.1 hingga X3.5 diperoleh nilai koefisien korelasi sebagaimana terlihat pada

kolom Corrected Item-Total Correlation sebesar 0,410 (terendah) pada X1.1

hingga 0,860 (tertinggi) pada X1.1. Hal ini menunjukkan bahwa nilai

koefisien korelasi butir angket variabel jumlah tanggungan keluarga lebih

besar dari 0,3. Sehingga bisa disimpulkan bahwa pertanyaan X3.1 hingga X5

dinyatakan valid dan layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

Tabel 4.13
Hasil Uji Validitas Variabel jangka waktu pengembalian (X3)

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

X4.1 7.40 4.869 .308 .916

X4.2 7.40 2.386 .817 .366

X4.3 7.33 2.230 .743 .474


Sumber: Lampiran output SPSS, 2016.
47

Berdasarkan tabel 4.13 tersebut diketahui bahwa item pertanyaan

X4.1 hingga X4.3 diperoleh nilai koefisien korelasi sebagaimana terlihat pada

kolom Corrected Item-Total Correlation sebesar 0,308 (terendah) pada X4.1

hingga 0,817 (tertinggi) pada X4.2. Hal ini menunjukkan bahwa nilai

koefisien korelasi butir angket variabel jangka waktu pengembalian lebih

besar dari 0,3. Sehingga bisa disimpulkan bahwa pertanyaan X4.1 hingga

X4.3 dinyatakan valid dan layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

Tabel 4.14.
Hasil Uji Validitas Variabel Jumlah Pinjaman (Plafond) (Y)

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

Y.01 7.33 3.885 .871 .770

Y.02 7.33 3.816 .817 .820

Y.03 7.27 4.754 .687 .927


Sumber: Lampiran output SPSS, 2016.

Berdasarkan tabel 4.14 tersebut diketahui bahwa item pertanyaan

Y.01 hingga Y.03 diperoleh nilai koefisien korelasi sebagaimana terlihat pada

kolom Corrected Item-Total Correlation sebesar 0,687 (terendah) hingga

0,871 (tertinggi). Hal ini menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi butir

angket variabel jumlah pinjaman (plafond) lebih besar dari 0,3. Sehingga bisa

disimpulkan bahwa pertanyaan Y.01 hingga Y.03 dinyatakan valid dan layak

digunakan sebagai instrumen penelitian.


48

4.3.2 Hasil Uji Reliabilitas Variabel

Instrumen penelitian setelah dilakukan uji validitas, item pertanyaan

diuji reliabilitasnya untuk mengukur konsistensi item pertanyaan instrumen

penelitian. Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner

yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban responden terhadap pernyataan

stabil dari waktu ke waktu.

Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi 0,05, artinya

instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari r kritis

product moment, atau bisa menggunakan batasan tertentu seperti minimal

nilai cronbach alpha 0,6. Menurut Sekaran (1992), reliabilitas < 0,6 adalah

kurang baik, sedangkan o,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik

digunakan untuk instrumen penelitian.

Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas variabel X1, X2, X3, X4 dan

Y dalam penelitian.

Tabel 4.15. Hasil Uji Reliabilitas Variabel

Variabel Ket
Cronbach's Alpha N of Items

Tingkat Suku Bunga (X1) 0.894 5 Reliabel


Jumlah Pendapatan (X2) 0.832 5 Reliabel
Jumlah Tanggungan Keluarga (X3) 0.849 5 Reliabel
jangka waktu pengembalian (X4) 0.756 3 Reliabel
Jumlah Pinjaman (Plafon) (Y) 0.892 3 Reliabel
Sumber: Lampiran output SPSS, 2016
49

Berdasarkan tabel 4.14 tersebut, diketahui bahwa keempat hasil uji

reliabilitas tersebut yaitu variabel Tingkat Suku Bunga (X1) diketahui uji

reliabilitasnya sebesar 0.894 dengan jumlah 5 item angket, hasil uji

reliabilitas variabel Jumlah Pendapatan n (X2) sebesar 0.832 dengan jumlah 5

item, hasil uji reliabilitas variabel Jumlah Tanggungan Keluarga (X3) sebesar

0.849 dengan jumlah 5 item, hasil uji reliabilitas variabel jumlah tanggungan

keluarga (X4) sebesar 0.756 dengan jumlah 3 item, dan hasil uji reliabilitas

variabel jumlah pinjaman (plafon) (Y) sebesar 0.892 dengan jumlah 3 item.

Sehingga bisa dikatakan bahwa kelima variabel tersebut lebih besar dari 0,6

maka termasuk reliabel.

4.4 Uji Asumsi Klasik

4.4.1 Uji Normalitas

Pada penelitian ini dilakukan uji normalitas pada variabel bebas dan

variabel terikat. Uji normalitas dilakukan guna menguji kedua variabel,

apakah keduanya dalam model regresi terdistribusikan secara normal ataukah

tidak. Uji normalitas bisa diketahui dengan menggunakan hasil uji

kolmogorof-smirnov. Sebagaimana tabel berikut.


50

Tabel 4.14. Uji Kolmogorov-Smirnov


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Standardized
Residual
N 98
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .97916438
Most Extreme Differences Absolute .091
Positive .091
Negative -.061
Kolmogorov-Smirnov Z .899
Asymp. Sig. (2-tailed) .394
a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan pengujian One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

diperoleh nilai p-value sebesar 0,394 (>0,05), maka bisa disimpulkan bahwa

nilai residual mengikuti distribusi normalnya, sehingga memenuhi

persyaratan asumsi klasik.

4.4.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linier

antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus

terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas.

Menurut Ghozali (2011), pada umumnya jika VIF > 10, maka variabel

tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas

lainnya. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat sebagaimana tabel berikut.


51

Tabel 4.15. Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -1.583 .770 -2.057 .043
Tingkat Suku
.120 .031 .191 3.827 .000 .791 1.264
Bunga
Jumlah
.021 .023 .042 .934 .353 .978 1.022
Pendapatan
Jumlah
Tanggungan .138 .027 .279 5.043 .000 .648 1.543
Keluarga
Jangka Waktu
.693 .067 .609 10.347 .000 .572 1.748
Pengembalian
a. Dependent Variable: Jumlah Pinjaman (Plafond)

Sumber: Lampiran output SPSS, diolah 2016.

Dari tabel 4.15 di atas dapat diketahui bahwa nilai VIF keempat

variabel bebas yaitu tingkat suku bunga, jumlah pendapatan, jumlah

tanggungan keluarga dan jangka waktu pengembalian tersebut lebih kecil dari

10. Jadi, dapat disimpulkan bahwa antar variabel bebas tidak terjadi persoalan

multikolinieritas, sehingga memenuhi persyaratan asumsi klasik.

4.4.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidak

adanya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya

ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model

regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak

adanya gejala Heteroskedastisitas. Untuk mengetahui uji heteroskedastisitas

ini dengan melihat grafik plot. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik

menyebar di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi


52

Heteroskedastisitas (Ghozali, 2011). Hasil uji Heteroskedastisitas dapat

dilihat sebagaimana grafik berikut.

Gambar 4.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Lampiran Output SPSS, diolah 2016

Berdasarkan gambar 4.2 tersebut dapat diketahui bahwa titik-titik

menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta

tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 (nol), sehingga dapat

disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, yang artinya

hoskedastisitas.
53

4.5 Analisis Regresi Linier Berganda

Model regresi pada penelitian tentang pengaruh tingkat suku bunga,

jumlah pendapatan, jumlah tanggungan keluarga dan jangka waktu

pengembalian terhadap jumlah pinjaman ini dinilai baik jika memenuhi

persyaratan asumsi klasik, antara lain semua data model harus bebas dari

gejala multikolinearitas dan heteroskedastisitas serta berdistribusikan normal.

Analisis regresi digunakan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh

secara parsial variabel bebas terhadap variabel terikat. Estimasi regresi

berganda diperoleh hasil sebagaimana tabel berikut.

Tabel 4.16. Hasil Estimasi Regresi

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -1.583 .770 -2.057 .043
Tingkat Suku
.120 .031 .191 3.827 .000 .791 1.264
Bunga
Jumlah
.021 .023 .042 .934 .353 .978 1.022
Pendapatan
Jumlah
Tanggungan .138 .027 .279 5.043 .000 .648 1.543
Keluarga
Jangka Waktu
.693 .067 .609 10.347 .000 .572 1.748
Pengembalian
a. Dependent Variable: Jumlah Pinjaman (Plafond)
Sumber: Lampiran output SPSS, 2016

Berdasarkan tabel 4.16 tersebut dapat diketahui bahwa persamaan regresi

yang terbentuk adalah:

Y = 0.120 tingkat suku bunga + 0.021 jumlah pendapatan + 0.138 jumlah

tanggungan keluarga + 0.693 jangka waktu pengembalian.


54

4.6 Pengujian Hipotesis

4.6.1 Uji Signifikansi Pengaruh Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen

secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel dependen. Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku

untuk populasi (digeneralisasi). Kriteria uji F ini adalah jika nilai signifikansi

value F test < 0,05 maka secara bersama-sama variabel bebas berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikat. Hasil output uji F dapat diketahui seperti

tabel berikut:

Tabel 4.17. Hasil Uji Simultan (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 414.325 4 103.581 103.003 .000a

Residual 93.522 93 1.006

Total 507.847 97

a. Predictors: (Constant), Jangka Waktu Pengembalian, Jumlah Pendapatan, Tingkat Suku


Bunga, Jumlah Tanggungan Keluarga

b. Dependent Variable: Jumlah Pinjaman (Plafond)

Berdasarkan tabel ANOVAb diketahui bahwa nilai p-value F sebesar

0,000 yang artinya lebih kecil dari 0,05 (P<0.05). Maka dapat disimpulkan

bahwa secara keseluruhan variabel independen mempunyai hubungan yang

linier dengan variabel dependen.


55

4.6.2 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t)

Pada penelitian ini Uji hipotesis 1, hipotesis 2, hipotesis 3 dan

hipotesis 4 diuji kebenarannya dengan menggunakan uji parsial (uji t).

Pengujian dilakukan dengan menggunakan taraf signifikansi (P-value), jika

P-value < 0,05 maka hipotesis diterima, dan jika P-value > 0,05 maka

hipotesis ditolak.

Tabel 4.18. Hasil Uji t secara Parsial

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -1.583 .770 -2.057 .043
Tingkat Suku
.120 .031 .191 3.827 .000 .791 1.264
Bunga
Jumlah
.021 .023 .042 .934 .353 .978 1.022
Pendapatan
Jumlah
Tanggungan .138 .027 .279 5.043 .000 .648 1.543
Keluarga
Jangka Waktu
.693 .067 .609 10.347 .000 .572 1.748
Pengembalian
a. Dependent Variable: Jumlah Pinjaman (Plafond)

Sumber: Lampiran output SPSS, diolah 2016.

Berdasarkan tabel 4.18 tentang coeffisient variabel tersebut diketahui

bahwa p-value pada variabel tingkat suku bunga (X1) sebesar 0.000. Artinya,

p-value tingkat suku bunga lebih kecil dari 0,05 (P<0,05) sehingga hipotesis

yang diajukan diterima, yaitu variabel tingkat suku bunga berpengaruh positif

terhadap jumlah pinjaman.

P-value pada variabel Jumlah Pendapatan (X2) sebesar 0.353,

artinya p-value Jumlah Pendapatan lebih besar dari 0,05 (P>0,05) sehingga
56

hipotesis yang diajukan ditolak, yaitu variabel Jumlah Pendapatan tidak

berpengaruh terhadap jumlah pinjaman.

P-value pada variabel jumlah tanggungan keluarga (X3) sebesar

0.000. Artinya, p-value jumlah tanggungan keluarga lebih kecil dari 0,05

(P<0,05) sehingga hipotesis yang diajukan diterima, yaitu variabel Jumlah

Tanggungan Keluarga berpengaruh positif terhadap jumlah pinjaman.

P-value pada variabel jangka waktu pengembalian (X4) sebesar

0.000. artinya, p-value jangka waktu pengembalian lebih kecil dari 0,05

(p<0,05) sehingga hipotesis yang diajukan diterima, yaitu variabel jangka

waktu pengembalian berpengaruh positif terhadap jumlah pinjaman.

4.6.3 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Sugiyono,

2011: 88). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati

satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi-variasi dependen.

Hasil analisis determinasi dalam regresi linier berganda digunakan

untuk mengetahui sumbangan efektif pengaruh variabel independen secara

serentak terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini diketahui nilai R2

sebagaimana tabel output berikut.


57

Tabel 4.19. Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 .903a .816 .808 1.003 1.774

a. Predictors: (Constant), Jangka Waktu Pengembalian, Jumlah Pendapatan, Tingkat


Suku Bunga, Jumlah Tanggungan Keluarga

b. Dependent Variable: Jumlah Pinjaman (Plafond)

Berdasarkan output SPSS di atas diperoleh angka R sebesar 0,903.

Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang cukup kuat antara

variabel tingkat suku bunga, jumlah pendapatan, jumlah tanggungan keluarga

dan jangka waktu pengembalian terhadap jumlah pinjaman karena angka R

(0,903) lebih mendekati angka 1. Dari tabel tersebut juga diperoleh data

bahwa angka R square (R2) sebesar 0,816 atau 81%. Hal ini menunjukkan

bahwa persentase sumbangan efektif pengaruh variabel independent (X1, X2,

X3, dan X4) terhadap variabel Y adalah sebesar 81%. Sedangkan sisanya

19% dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian

ini.

4.7 Pembahasan

Berdasarkan hasil uji penelitian diketahui ada tidaknya pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen baik secara simultan maupun

parsial.

Ditinjau dari hasil uji variabel tingkat suku bunga terhadap jumlah

pinjaman menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tingkat suku bunga terhadap


58

jumlah pinjaman pada pegadaian cabang Abdul Rahman Saleh Semarang,

artinya semakin kecil tingkat suku bunga berarti memberikan pengaruh

terhadap meningkatnya jumlah pinjaman nasabah pada pegadaian cabang

Abdul Rahman Saleh Semarang. Demikian sebaliknya semakin besar tingkat

suku bunga berarti memberikan pengaruh terhadap menurunnya jumlah

pinjaman nasabah pada pegadaian cabang Abdul Rahman Saleh Semarang.

Adanya pengaruh tingkat suku bunga terhadap jumlah pinjaman

pada pegadaian cabang Abdul Rahman Saleh Semarang ini karena

pertanyaan-pertanyaan yang mewakili indikator dari variabel tingkat suku

bunga diasumsikan sesuai oleh responden dalam penelitian ini. Hal ini senada

dengan penelitian Yustina Ratna Nuraini (2008) yang menyimpulkan bahwa

suku bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan kredit.

Ditinjau dari hasil uji variabel jumlah pendapatan terhadap jumlah

pinjaman pada pegadaian cabang Abdul Rahman Saleh Semarang

menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh jumlah pendapatan terhadap

jumlah pinjaman pada pegadaian cabang Abdul Rahman Saleh Semarang.

Artinya semakin tinggi jumlah pendapatan tidak berarti memberikan

pengaruh pada meningkatnya jumlah pinjaman nasabah. Demikian

sebaliknya, artinya semakin kecil jumlah pendapatan tidak berarti

memberikan pengaruh pada menurunnya (kecilnya) jumlah pinjaman nasabah

pada pegadaian cabang Abdul Rahman Saleh Semarang. Tidak adanya

pengaruh jumlah pendapatan terhadap jumlah pinjaman nasabah pada

pegadaian cabang Abdul Rahman Saleh Semarang ini bisa disebabkan oleh
59

berbagai faktor seperti pertanyaan-pertanyaan yang mewakili indikator dari

variabel jumlah pendapatan diasumsikan kurang sesuai oleh responden dalam

penelitian ini, bisa juga karena para nasabah yang berpendapatan kecil namun

memiliki komunikasi dan kedekatan yang baik dengan pihak pegadaian, dan

atau karena adanya rekomendasi dari pihak lain yang menjamin nasabah pada

proses pinjaman. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian

Eska Nugrahini (2007), yang menyimpulkan bahwa jumlah pendapatan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan kredit.

Ditinjau dari hasil uji variabel jumlah tanggungan keluarga terhadap

jumlah pinjaman menunjukkan bahwa terdapat pengaruh jumlah tanggungan

keluarga terhadap jumlah pinjaman pada pegadaian cabang Abdul Rahman

Saleh Semarang, artinya semakin kecil jumlah tanggungan keluarga berarti

memberikan pengaruh terhadap meningkatnya jumlah pinjaman nasabah pada

pegadaian cabang Abdul Rahman Saleh Semarang. Demikian sebaliknya

semakin besar jumlah tanggungan keluarga berarti memberikan pengaruh

terhadap menurunnya jumlah pinjaman nasabah pada pegadaian cabang

Abdul Rahman Saleh Semarang.

Adanya pengaruh jumlah tanggungan keluarga terhadap jumlah

pinjaman pada pegadaian cabang Abdul Rahman Saleh Semarang ini karena

pertanyaan-pertanyaan yang mewakili indikator dari variabel jumlah

tanggungan keluarga diasumsikan sesuai oleh responden dalam penelitian ini.

Hal ini senada dengan penelitian Yustina Ratna Nuraini (2008) yang
60

menyimpulkan bahwa jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif dan

signifikan terhadap permintaan kredit.

Ditinjau dari hasil uji variabel jangka waktu pengembalian terhadap

jumlah pinjaman menunjukkan bahwa terdapat pengaruh jangka waktu

pengembalian terhadap jumlah pinjaman pada pegadaian cabang Abdul

Rahman Saleh Semarang, artinya semakin lama jangka waktu pengembalian

berarti memberikan pengaruh terhadap meningkatnya jumlah pinjaman

nasabah pada pegadaian cabang Abdul Rahman Saleh Semarang. Demikian

sebaliknya semakin kecil jangka waktu pengembalian berarti memberikan

pengaruh terhadap menurunnya jumlah pinjaman nasabah pada pegadaian

cabang Abdul Rahman Saleh Semarang.

Adanya pengaruh jangka waktu pengembalian terhadap jumlah

pinjaman pada pegadaian cabang Abdul Rahman Saleh Semarang ini karena

pertanyaan-pertanyaan yang mewakili indikator dari variabel tingkat jangka

waktu pengembalian diasumsikan sesuai oleh responden dalam penelitian ini.

Hal ini senada dengan penelitian Eska Nugrahini (2007) yang menyimpulkan

bahwa jangka waktu pengembalian kredit berpengaruh positif dan signifikan

terhadap permintaan kredit.

Berdasarkan data hasil uji regresi diperoleh angka R square (R2)

sebesar 0,816 atau 81%. Sehingga bisa dikatakan bahwa persentase

sumbangan efektif pengaruh tingkat suku bunga, jumlah pendapatan, jumlah

tanggungan keluarga dan jangka waktu pengembalian terhadap jumlah

pinjaman pada pegadaian cabang Abdul Rahman Saleh Semarang adalah


61

sebesar 81%, sedangkan sisanya sebesar 19% dipengaruhi variabel lain yang

tidak dimasukkan dalam penelitian ini.


62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis di atas maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut.

1. Terdapat pengaruh tingkat suku bunga terhadap jumlah pinjaman pada

pegadaian cabang Abdul Rahman Saleh Semarang, artinya semakin kecil

tingkat suku bunga berarti memberikan pengaruh terhadap meningkatnya

jumlah pinjaman nasabah pada pegadaian cabang Abdul Rahman Saleh

Semarang, sehingga hipotesis diterima.

2. Tidak terdapat pengaruh jumlah pendapatan terhadap jumlah pinjaman

pada pegadaian cabang Abdul Rahman Saleh Semarang, artinya semakin

tinggi jumlah pendapatan tidak berarti memberikan pengaruh pada

meningkatnya jumlah pinjaman nasabah, sehingga hipotesis ditolak.

3. Terdapat pengaruh jumlah tanggungan keluarga terhadap jumlah pinjaman

pada pegadaian cabang Abdul Rahman Saleh Semarang, artinya semakin

kecil jumlah tanggungan keluarga berarti memberikan pengaruh terhadap

meningkatnya jumlah pinjaman nasabah pada pegadaian cabang Abdul

Rahman Saleh Semarang, sehingga hipotesis diterima.

4. Terdapat pengaruh jangka waktu pengembalian terhadap jumlah pinjaman

pada pegadaian cabang Abdul Rahman Saleh Semarang, artinya semakin

lama jangka waktu pengembalian berarti memberikan pengaruh terhadap


63

meningkatnya jumlah pinjaman nasabah pada pegadaian cabang Abdul

Rahman Saleh Semarang, sehingga hipotesis diterima.

B. Saran

Berdasarkan analisis di atas maka beberapa saran yang peneliti ajukan

sebagai berikut.

1. Pihak pegadaian hendaknya merendahkan tingkat suku bunga sehingga

meningkatkan jumlah nasabah dan target pinjaman.

2. Pihak pegadaian hendaknya mempermudah syarat pinjaman sehingga

meningkatkan jumlah nasabah dan target pinjaman.

3. Pihak pegadaian hendaknya memberikan keluasan jangka waktu

pengembalian sehingga meningkatkan jumlah nasabah dan target

pinjaman.
64

DAFTAR PUSTAKA

Anindika, Raditya, 2009.Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Besarnya


Pengambilan Kredit Oleh Masyarakat Pada Perum Pegadain, studi kasus
di perum pegadaian cabang klaten, FE UNS. www.google.com.

Ananta, Aris dan Sri Harijati Hatmadji. 1985. Mutu Modal Manusia : Suatu
Analisis Pendahuluan. Jakarta : LDE Universitas Indonesia.

Banjarnahor, Happy N. Y. B, 2006.Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Keputusan Permintaan Kredit pada PT Bank SUMUT Cabang Taruntung.
FE Universitas Sumatera Utara. www.google.com.

Boediono. 1994. Ekonomi Moneter. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 2.
BPFE : Yogyakarta.

Djarwanto. 2005. Statistik Induktif. Yogyakarta: BPFEUGM.

Nugrahini, Eska. 2007. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit


Kreasi oleh UKM di PT. Pegadaian. Jurnal Ekonomi. Vol 25.No.2. Jan-
Jun. 2007.

Farida, Jasfar. 2009. Manajemen Jasa pendekatan Terpadu. Bogor: Ghalia


Indonesia.

Ghozali, Imam, 2011. "Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS".


Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hasibuan, Malayu S.P. 2006. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, edisi
Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat.

Nopirin, 2009, Ekonomi Moneter, Buku II, Edisi ke-1, Cetakan Ketujuh,
Yogyakarta: BPFE.

Agus Purwanto, dan Dyah Ratih Sulistyastuti. 2007. Metode Penelitian


Kuantitatif: Untuk Administrasi Publik dan Masalah-masalah Sosial.
Jogjakarta: Gava Media.

Sadono, Sukirno, 1995, Pengantar Teori Ekonomi Mikro, Edisi kedua, Jakarta,
Penerbit : PT. Karya Grafindo Persada.
65

Situngkir, Elsarida, 2008.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Dalam


Memutuskan Pengambilan Kredit Pada PT Bank Internasional Indonesia
(BII) Medan, FE Universitas Sumatera Utara. www.google.com.

Soeprihanto, John; Sumarni, Murti dan. 2005. Pengantar Bisnis. Yogyakarta:


Liberty.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, R&D. Bandung:


Alfabeta.

Ratna, Yustina Nuraini (2008). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Permintaan Kredit PT. Pegadaian di Indonesia. Surakarta: Naskah
Publikasi.

Anda mungkin juga menyukai