Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obligasi adalah instrumen keuangan yang disebut sekurit
pemerintah Inggris yang disebut gilts yang tidak memiliki jangka waktu jatuh
tempo. Obligasi secara ringkasnya adalah utang tetapi dalam bentukas . "Penerbit"
obligasi adalah sipeminjam atau debitur, sedangkan "pemegang" obligasi adalah
pemberi pinjaman atau kreditur dan "kupon" obligasi adalah bunga pinjaman yang
harus dibayar oleh debitur kepada kreditur. Dengan penerbitan obligasi ini maka
dimungkinkan bagi penerbit obligasi guna memperoleh
pembiayaan investasi jangka panjangnya dengan sumber dana dari
luar perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu obligasi?

2. Bagaimana Hasil Analisis Pasar Sekunder pada Obligasi Astra International?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui apa itu obligasi

2. Untuk mengetahui bagaimana Hasil Analisis Pasar Sekunder pada Obligasi


Astra International

1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Obligasi
Menurut Drs. Bambang Riyanto (1977 hal 128), definisi obligasi adalah
sebagai berikut : “Obligasi adalah suatu pengakuan hutang yang dikeluarkan
oleh pemerintah atau perusahaan atau lembaga-lembaga lain sebagai pihak yang
berhutang yang mempunyai nilai nominal tertentu dan kesanggupan untuk
membayar bunga secara periodik atas dasar persentase tertentu yang tetap”.
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara
pemberi pinjaman dengan penerima pinjaman. Surat obligasi adalah selembar
kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut memberikan pinjaman
kepada perusahaan yang menerbitkan obligasi. Dalam setiap obligasi tertera nilai
nominal obligasi serta tingkat bunga obligasi. Perusahaan menerbitkan obligasi
biasanya disebabkan oleh kebutuhan dana dalam jumlah besar yang tidak bisa
dipenuhi dari akumulasi laba ditahan maupun dari utang bank. Karena obligasi ini
memiliki masa jatuh tempo yang lebih dari satu tahun (biasanya antara 5 sampai
dengan 20 tahun), maka apabila perusahaan menerbitkan obligasi akan
menimbulkan utang obligasi. Utang ini dikelompokkan ke dalam utang jangka
panjang.Investor meemiliki pilihan dalam berinvestasi dalam obligasi.

2.2 Jenis-Jenis Obligasi


Sebelum transaksi jual beli obligasi terjadi, ada suatu kontrak perjanjian
obligasi (bond indenture) antara pembeli dan penjual obligasi. Dan macam
obligasi ditentukan oleh kontrak perjanjian tersebut, macam obligasi antara lain :
a. Berdasarkan penerbit obligasi (issuer)
Berdasarkan penerbit obligasi dapat dibagi atas tiga jenis yaitu :
1) Obligasi pemerintah
Yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah.
2) Obligasi perusahaan milik negara (state owned company)
Contoh penerbit obligasinya adalah BTN, Bapindo, PLN, jasa marga,
Pegadaian, Pelabuhan Indonesia, dan lain-lain.
3) Obligasi perusahaan swasta
Contoh penerbit obligasinya adalah Astra Internasional, Bank
Internasional Indonesia, Citra Marga Nusaphala Persada, Bank Modern,
Multiland, Dharmala Sakti Sejahtera, Ciputra development, Tjiwi Kimia, dan lain-
lain.
b. Berdasarkan sistem pembayaran bunga
Berdasarkan sistem pembayaran bunga maka obligasi dapat dibagi atas
dua jenis yaitu :
1) Obligasi Kupon (Coupon Bond)

2
Obligasi kupon (Coupon Bond) yaitu obligasi yang bunganya dibayarkan
secara periodik, ada yang setiap triwulan, semesteran, atau tahunan. Pada surat
obligasi terdapat bagian yang dapat dirobek untuk mengambil bunga obligasi
tersebut. Bagian inilah yang disebut kupon obligasi. Jadi kupon obligasi adalah
bagian yang istimewa dari suatu obligasi yang mendefinisikan jumlah bunga
tahunan. Setiap 1 kupon melambangkan 1 kali bunga yang dapat diambil.
2) Obligasi Tanpa Kupon (Zero Coupon Bond)
Lain halnya dengan Coupon bond, Zero Coupon Bond tidak mempunyai
kupon, sehingga investor tidak akan menerima bunga secara periodik, dimana
bunga langsung dibayarkan sekaligus pada saat pembelian sehingga akan
mengurangi harga obligasi.[2]Misalnya investor membeli obligasi zero
coupon dengan nilai nominal Rp 1.000.000 tetapi investor hanya membayar
dengan harga Rp 700.000. Pada saat jatuh tempo, uang pokok akan dibayarkan
penuh sebesar Rp 1.000.000.
c. Berdasarkan tingkat bunganya
Berdasarkan tingkat bunga ada 3 jenis obligasi, yaitu :
1) Obligasi dengan bunga tetap (Fixed rate bond)
Bunga pada obligasi ini ditetapkan pada awal penjualan obligasi dan tidak
berubah sampai dengan jatuh tempo.
2) Obligasi dengan bunga mengambang (Floating rate bond)
Bunga pada obligasi ini ditetapkan pada waktu pertama kali untuk kupon
pertama, sedangkan pada waktu jatuh tempo kupon pertama akan ditentukan
tingkat bunga untuk kupon berikutnya, demikian seterusnya. Biasanya obligasi
dengan bunga mengambang ini ditentukan relatif terhadap suatu patokan suku
bunga misalnya 1% di atas JIBOR (Jakarta Inter Bank Offering Rate), 1,5% di
atas LIBOR (London Inter Bank Offering Rate).
3) Obligasi dengan bunga campuran (Mixed rate bond)
Obligasi jenis ini merupakan gabungan dari obligasi bunga tetap dan
bunga mengambang. Bunga tetap ditetapkan untuk periode tertentu biasanya pada
periode awal, dan periode selanjutnya bunganya mengambang.
d. Berdasarkan jaminannya
Berdasarkan jaminannya ada 5 jenis obligasi yaitu :
1) Collateral
Perusahaan penerbit membuat suatu janji, apabila pada saat jatuh tempo
obligasi perusahaan penerbit tidak dapat membayar nilai nominal obligasi maka
perusahaan penerbit menyediakan sejumlah aset milik perusahaan sebagai
jaminan. Hal tersebut akan memperkuat tingkat kepercayaan pemodal, yang
menjamin bahwa pemodal tidak akan mengalami kerugian.
2) Debenture
Dalam tipe obligasi ini, perusahaan penerbit obligasi tidak menjamin
dengan aktiva tertentu, tetapi dijamin oleh tingkat likuiditas perusahaan. Pemodal

3
berharap bahwa perusahaan dapat mencapai laba untuk membayar bunga dan nilai
nominal obligasi.
3) Subordinate debenture
Dalam perjanjian kontrak obligasi, pemegang obligasi diklasifikasikan
berdasarkan siapa yang akan dibayar terlebih dahulu. Jika perusahaan bangkrut,
siapa yang paling mendapat prioritas untuk dibayar terlebih dahulu.
Tipe subordinate debenture dibayar setelah debenture. Oleh karena
itu, subordinate debenture merupakan obligasi yang mempunyai risiko tinggi.
4) Obligasi pendapatan (Income bonds)
Obligasi tipe ini, tidak dijamin dengan aset tertentu. Di samping itu,
perusahaan penerbit tidak mempunyai kewajiban membayar bunga secara
periodik kepada pemegang obligasi. Dalam obligasi, perusahaan akan membayar
bunga apabila laba yang dicapai cukup untuk membayar bunga. Perusahaan
penerbit tidak mempunyai utang bunga apabila periode yang berlalu tidak mampu
membayar bunga.
5) Obligasi Hipotek (Mortgage)
Obligasi tipe ini dijamin dengan aset tertentu dan aset yang dijadikan
agunan disebutkan secara jelas. Aset tersebut merupakan aset yang tidak bergerak
misalnya, tanah dan gedung. Apabila perusahaan melalaikan janjinya, agunan
tersebut dapat dijual untuk menutupi kewajiban perusahaan tersebut. Dalam
obligasi tipe ini, aset perusahaan yang baru secara langsung menjadi agunan.
e. Dari segi tempat penerbitannya
Memandang obligasi dari segi tempat penerbitan atau tempat
perdagangannya dapat dibagi atas 3 jenis :
1) Obligasi domestik (Domestic Bond)
Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan atau lembaga dalam negeri dan
dipasarkan di dalam negeri. Misalnya obligasi PLN yang dipasarkan di dalam
negeri (Indonesia).
2) Obligasi asing (Foreign Bond)
Adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan atau lembaga asing pada
suatu negara tertentu di mana obligasi tersebut dipasarkan. Contoh : Yankee
Bond diterbitkan dan dipasarkan di Amerika Serikat, Samura Bond diterbitkan dan
dipasarkan di Jepang, Dragon Bond diterbitkan dan dipasarkan di Hongkong dan
sebagainya.
3) Obligasi Global (Global Bond)
Obligasi yang diterbitkan untuk dapat diperdagangkan dimanapun tanpa
adanya keterbatasan tempat penerbitan atau tempat perdagangan tertentu.
f. Dari segi pemeringkat
Jika dilihat dari segi rating maka obligasi dapat dibagi menjadi 3 Jenis,
yaitu :
1) Grade Bond

4
Yaitu obligasi yang telah diperingkat dan termasuk dalam peringkat yang
layak untuk investasi (investment grade). Yang termasuk investment grade adalah
peringkat AAA, AA, dan A menurut Standards & Poor’s atau peringkat Aaaa, Aa
dan A menurut Moody’s.
2) Non-grade Bond
Adalah obligasi yang telah diperingkat tetapi tidak termasuk peringkat
yang layak untuk investasi (non-investment grade). Umumnya peringkat obligasi
ini adalah BBB, BB dan B menurut Standards & Poor’s atau Bbb, Bb dan B
menurut Moody’s.
g. Berdasarkan call feature
Adalah obligasi yang diterbitkan dengan fasilitas/hak untuk membeli
kembali. Hak untuk membeli kembali obligasi yang telah dijual sebelum obligasi
tersebut jatuh tempo disebut call feature. Dari segi call feature, obligasi dapat
dibagi atas tiga jenis, yaitu :
1) Freely Callable Bond
Dalam kontrak perjanjian obligasi, pada saat tertentu perusahaan penerbit
dapat memanggil (menarik) obligasi kembali. Perusahaan penerbit mempunyai
kesempatan untuk memanggil obligasi apabila tingkat bunga turun dan
menerbitkan obligasi baru dengan tingkat bunga yang lebih rendah. Konsep ini
disebut dengan refunding. Perusahaan penerbit dapat memanggil obligasi yang
beredar apabila hal tersebut dianggap menguntungkan bagi perusahaan.
2) Non Callable Bond
Non Callable Bond adalah obligasi yang tidak dapat dibeli kembali oleh
penerbitnya sebelum obligasi tersebut jatuh tempo. Kecuali penerbit membeli
melalui mekanisme pasar.
3) Deferred Callable Bond
Deferred Callable Bond merupakan kombinasi antara freely callable
bond dengan non callable bond. Biasanya ditentukan suatu batas waktu tertentu
dimana obligasi tersebut tidak dapat dibeli kembali (non callable), misalnya pada
tahun pertama, kemudian sesudahnya penerbit dapat membeli kembali (freely
callable).
h. Berdasarkan segi konversi
Dari segi konversi, obligasi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1) Obligasi Konversi/Tukar (Convertible Bond/Exchangeable Bond)
Obligasi konversi/tukar adalah obligasi yang dapat ditukar dengan saham,
baik saham penerbit obligasi sendiri (convertible bond) maupun saham perseroan
lain yang dimiliki oleh penerbit obligasi (exchangeable bond). Saham-saham yang
akan digunakan sebagai konversi obligasi akan dijadikan jaminan pada wali
amanat dan disimpan di bank kustodian.
2) Obligasi Non Conversi (Non Convertible Bond)

5
Obligasi non konversi merupakan obligasi yang tidak dapat dikonversikan
menjadi saham tetapi hanya mencairkan pokok obligasi tersebut pada waktu jatuh
tempo sebagaimana pada obligasi lainnya.
i. Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil:
1) Konvensional Bonds: obligasi yang diperhitungan dengan menggunakan
sistem kupon bunga.
2) Syariah Bonds: obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan
perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi
syariah, yaitu:
a) Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang
menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan yang
diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui
pendapatan emiten.
b) Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan
akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa
diketahui/diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan.
j. Jenis obligasi di Indonesia
Secara umum jenis obligasi dapat dilihat dari penerbitnya, yaitu, Obligasi
perusahaan dan Obligasi pemerintah. Obligasi pemerintah sendiri terdiri dalam
beberapa jenis, yaitu:
1. Obligasi Rekap, diterbitkan guna suatu tujuan khusus yaitu dalam rangka
Program Rekapitalisasi Perbankan;
2. Surat Utang Negara (SUN), diterbitkan untuk membiayai defisit APBN;
3. Obligasi Ritel Indonesia (ORI), sama dengan SUN, diterbitkan untuk
membiayai defisit APBN namun dengan nilai nominal yang kecil agar dapat dibeli
secara ritel;
4. Surat Berharga Syariah Negara atau dapat juga disebut "obligasi syariah" atau
"obligasi sukuk", sama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit APBN
namun berdasarkan prinsip syariah.[3]

2.3. Karakter Utama Obligasi


Beberapa obligasi dijamin oleh aset spessifik yang harus diserahkan
kepada pemegang obligasi jika emiten gagal bayar,sementara obligasi lain tidak
memiliki jaminan seperti itu.untuk memahami obligasi penting memahami
persyaratan sebagai berikut :
1. Nilai pari (par value)
Nilai pari biasanya mencerminkan jumlah uang yang dipinjam oleh
prusahaan dan dijanjikan dilunasi kembaali pada saat jatuh tempo.
2. Tingkat bunga kupon (coupont interest rate)
Didapat dari ketika pembayaran kupon tahunan biasanya disebutkan
,kemudian dibagi nilai pari nya.
3. Tanggal jatuh tempo

6
Obligasi memiliki tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan ,dimana nilai
pari harus dilunasi.
4. Ketentuan penebusan
Ketentuan penebusan biasanya menyatakan bahwa emitenn harus
membayar jumlah yang lebih besar dari nilai pari kepada pemegang obligasi ,jika
obligasi ingin ditebus .
5. Dana pelunasan
Memfasilitasi pelunasan emisi obligasi secara teratur,
6. Fitur lain
 Obligasi yang dapat dikonversi dapat ditukar dengan lembar saham.
 Obligasi yang diterbitkan dengan waran : fungsinya mirip dengan obligasi
yang dapat dikonversi .
 Obligassi yang dapat dijual kembali :memungkinkan investor menjual
keobligasi kembali pada perusahaan sebelum jatuh tempo pada harga
yanng telah ditentukan.
 Obligasi pendapatan :opsi ini hanya membayarkan bunga jika perusahaan
memiliki laba yang cukup untuk membayar bunga.
 Obligasi daya beli :tingkat bungaa obligasi ini didasarkan pada suatu
indeks inflasi seperti indeks harga konsumen

2.4. Penilaian Obligasi


Penilaian obligasi dipengaruhi oleh tingkat keuntungan yang diinginkan
investor atau tingkat bunga yang berlaku.
Persamaan umum dibawah ini dapat digunakan untuk menghitung nilai
obligasi :

7
Contoh soal :
Misal perusahaan anda memutuskan untuk menerbitkan obligasi berjangka
waktu 20 tahun dengan nilai par $1,000 dan pembayaran kupon per tahun.
Pengembalian obligasi lain dengan risiko yang sama saat ini 12%, jadi kita
memutuskan untuk menawarkan tingkat suku bunga kupon 12%. Berapa harga
yang “fair” untuk obligasi tersebut?

2.5 Proses Perdagangan Saham Dan Obligasi Pada Pasar Sekunder

Perusahaan Efek membeli dan/atau menjual efek berdasarkan perintah jual


dan/atau perintah beli dari investor. Setiap perusahaan mempunyai karyawan yang
disebut sebagai “Wakil Perantara Pedagang Efek”, yang mempunyai wewenang
untuk memasukkan semua perintah jual ataupun perintah beli ke dalam sistem
perdagangan yang terdapat di Bursa Efek. Bagaimana perintah (order) beli dan
perintah (order) jual dari sekian banyak investorbisa cocok (matched) Mekanisme
“matching” (cocok) adalah berdasarkan criteria Prioritas Harga dan Prioritas
Waktu.

 Prioritas Harga

Artinya, siapapun yang memasukkan order permintaan dengan


Harga Beli (Bid Price) yang paling tinggi, akan mendapat prioritas
utama untuk dapat “bertemu” dengan siapapun yang memasukkan
order penawaran dengan Harga Jual (Offer Price atau Ask Price) yang
paling rendah.

 Prioritas Waktu

Artinya, siapapun yang memasukkan order beli atau jual lebih


dahulu, akan mendapat prioritas pertama untuk dicocokkan (matched)
oleh sistem.

8
1.Indeks Harga Saham

Indeks Harga Saham adalah indikator harga dari seluruh saham yang
tercatat di Bursa Efek. Indeks ini biasanya merefleksikan kondisi Pasar Modal dan
kondisi perekonomian sebuah negara secara umum.

2. Jenis – Jenis Pasar di Pasar Sekunder

a. Pasar Reguler

· Karakteristik:

 Sistem tawar menawar terus menerus (continuous auction)

 Sistem perdagangan dengan LOT:

Satu lot = 500 lembar untuk perusahaan non bank.

Satu lot = 5000 lembar untuk perusahaan bank

 Tawar menawar dilakukan dengan skema Multi fraksi

 Transaksi yang terjadi berdasarkan prioritas harga dan waktu

Penyelesaian transaksi: T + 4

Harga yang terbentuk sebagai dasar perhitungan IHSG.

b. Pasar Non Reguler

Sistem: Negosiasi. Macam-macam perdagangan:

 Block Sale: perdagangan minimal 400 lot (200.000 saham)

 Odd Lot: Perdagangan dengan volume kurang dari 1 lot.

 Crossing: Perdagangan tutup sendiri, yaitu transaksi jual/beli saham


dilakukan oleh satu pialang dengan jumlah dan harga yang sama.

c. Pasar Tunai

Sistem: negosiasi berdasarkan pembayaran tunai. Ditujukan untuk pialang yang


gagal memenuhi kewajiban menyelesaikan transaksi di pasar regular /non reguler.

d. Pasar segera

Merupakan pasar perdagangan efek yang dilakukan oleh anggota bursa


dan KPEI yang ingin menjual atau membeli efek yang penyelesaiannya dilakukan
pada hari bursa berikutnya setelah terjadinya transaksi bursa (T + 1).

9
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum PT. Astra Internasional

1. PT. Astra Internasional

PT. Astra Internsional didirikan oleh William Soerjadjaja pada tahun 1950.
Perusahaan Astra bergerak di lingkup kegiatan seperti perdagangan umum,
perindustrian, jasa pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan dan
jasa konsultasi. Kegiatan utama entitas anak meliputi perakitan dan penyaluran
mobil, sepeda motor dengan suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat berat,
pertambangan dan jasa terkait, perkembangan perkebunan, jasa keuangan,
infrastruktur dan teknologi informasi. Perusahaan ini mulai beroperasi sejak 1957-
sekarang. Pada tahun 2017 PT. Astra mempekerjakan lebih dari 218.000 karyawan
di 212 perusahaan, anak perusahaan dan entitas asosiasi. Jumlah ini bertambah
hingga 221.719 karyawan per juni 2018.

2. Obligasi
Pengertian ORI (Obligasi Negara Ritel) adalah salah satu instrumen
pembiayaan negara yang ditawarkan kepada individu atau perorangan WNI
melalui mitra distribusi di pasar perdana. Jadi Anda yang bekerja sebagai
Pegawai Negeri Sipil (PNS), pegawai swasta, ibu rumah tangga, sampai generasi
milenial bisa menggenggam ORI.
Penawaran ORI sudah memasuki seri ke-15. Pemerintah menjual ORI015
secara ritel atau ketengan sebagai sumber pembiayaan di Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) 2018. Tentu saja hasil dari penjualan yang
ditargetkan sekitar Rp10 triliun akan dialokasikan untuk membiayai dana
pengembangan di bidang pendidikan.
Selain membantu negara, kehadiran ORI015 dapat memperluas basis investor
ritel domestik. Dengan begitu, ketika modal asing cabut, pasar obligasi
pemerintah tetap aman lantaran ditopang investor lokal yang kuat.

a) Hasil Pemeringkatan Obligasi


AAA (idn)(Triple A) sesuai no. ref: 82/DIR/RAT/VI/2015 tanggal
8 juni 2015 di Fitch. Hal ini menunjukan peringkat tertinggi yang
diberikan badan pemeringkat dalam skala pemeringkatan
pemeringkatan Negara.

b) Masa Penawaran Obligasi


26-27 Juni 2015 pada pukul 15.00 WIB

c) Jumlah minimum pemesanan obligasi

10
Pemesanan pembelian obligasi harus dilakukan dalam jumlah
sekurang-kurangnya Rp. 5.000.000/ kelipatannya.

d) Satuan pemindahan buku

Satuan pemindahan buku obligasi sebesar Rp. 1

e) Tanggal Penjatahan

30 Juni 2015

f) Tanggal Jatuh Tempo

12 juli 2018

g) Holding Period

3 periode pembayaran kupon dan dapat dipindah bukukan mulai 31


Oktober 2015

h) Kupon
16% per tahun

i) Pembayaran Kupon

Tanggal 5 setiap bulan

j) Pembayaran Kupon Pertama Kali

5 september 2015

3.2 Penilaian Obligasi PT. Astra Internasional


PT. Astra Internasional memberikan kupon kepada pemegangnya sebesar
23% per tahun sedangkan harga obligasi tersebut adalah 98% untuk nilai nominal
Rp. 1.575.000.000.000, maka:

Current Yield = 23% / 98%

= 23,47%

Obligasi PT. Astra Internasional di beli pada 5 September 2015 dengan harga
94,25% memiliki tingkat kupon sebesar 16% per tahun dibayar setiap 3 bulan
sekali dan jatuh tempo obligasi seri A pada 12 juli 2018, Berapakah Besar YTM
Approximationnya?

C = 16%

n = 3 tahun 10 bulan 7 hari = 3.853 hari

11
R = 94.25%

P = 100%

YTM Approximation = 16 + 100 – 94,25

3.853

= 100 + 94,25

= 18,01%

12
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Obligasi adalah instrumen keuangan yang disebut sekurit


pemerintah Inggris yang disebut gilts yang tidak memiliki jangka waktu jatuh
tempo. Obligasi secara ringkasnya adalah utang tetapi dalam bentuk kas .
"Penerbit" obligasi adalah sipeminjam atau debitur, sedangkan "pemegang"
obligasi adalah pemberi pinjaman atau kreditur dan "kupon" obligasi adalah
bunga pinjaman yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur. Dengan
penerbitan obligasi ini maka dimungkinkan bagi penerbit obligasi guna
memperoleh pembiayaan investasi jangka panjangnya dengan sumber dana dari
luar perusahaan.
Obligasi PT. Astra Internasional mendapatkan kupon 23,47% yang
diterima setiap tahun terhadap harga obligasi sebesar 98% dan akan mendapatkan
tingkat pengembaliannya atau pendapatan yang akan diperoleh investor sebesar
18,01% setiap 3 tahun. hal ini menunjukan bahwa investor akan mengalami
kerugian 5,46%.
4.2 Saran

Untuk tingkat pengembalian sebesar 18,01% setiap 3 tahun sekali di PT. Astra
Internasional lebih baik mempertahankan obligasi. Karena ketika kita menjual
maka akan mengalami kerugian sebesar 5,46% dan lebih baik di simpan dulu
untuk tahun ini tetapi saat nanti harga obligasinya sudah stabil/ naik maka
obligasinya boleh di jual.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sigit Triandaru, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, (Jakarta,Salemba,2006)


Padjii Anoraga,S.E.,MM., Pengantar Pasar Modal,(Jakarta,PT Rineka Cipta,1995)
http://doweanali.blogspot.com/2012/12/pengertian-obligasi.html.16.00/9.10.2014
( Diunduh pada 5 Mei 2019)

14

Anda mungkin juga menyukai